Anda di halaman 1dari 3

Nama : M.

Ramadhan Aqdam P
NIM : 12919040
Resume Materi Vortisitas
 Subtropical Gyres
Arus yang mengalir di subtropical gyres terkait dengan angin antisiklon menyebabkan daerah
subtropical menjadi bertekanan tinggi. Pusat dari gyres atmosfer dan samudra tidak sama.
 Pusat Atmosfer gyres cenderung bergerak kearah timur
 Pusat Samudra gyres cenderung bergerak kearah barat
Berakibat arus yang berada pada bagian barat (western boundary currents) mempunyai
karakteristik yang cepat, kuat, dalam dan sempit. Sebaliknya pada bagian timur membunyai
aliran arus yang lambat, lebar, dangkal, dan menyebar. Western Boundary Currents di
Atlantik yaitu Gulf Stream dan di Utara Pasifik Yaitu Kuroshio memiliki lebar sekitar 100
km dan kecepatan 2 m/s. Sebaliknya, Arus Canary dan Arus California memiliki lebar lebih
dari 1000 km dan pada umumnya memiliki kecepatan 0.25 m/s pada permukaannya. Di
Selatan Atlantik dan Selatan Pasifik, perbedaan antara western boundary currents (Brazil
Current and the East Australian Current dan Humboldt) tidak ditambahkan. Hal tersebut
mungkin pada Atlantik Selatan dan Pasifik Selatan terbuka ke Southern Ocean, sehingga
Gyres yang mereka miliki yang dipengaruhi oleh Antarctic Circumpolar Current, lebih lanjut
lagi, Pasifik Selatan tidak memiliki continuous barrier sepanjang batas baratnya.
 Vorticity
Vorticity adalah Momentum sudut dapat diartikan juga sebagai kecenderungan untuk
memutar atau membentuk pusaran. Air laut mempunyai gaya rotasi di segala besaran, dari
basin lebar subtropical dan subpolar gyre sampai skala paling kecil yaitu swirl dan eddie.
Gaya fluida tidak selalu tertutup untuk membuat putaran. Setiap ada pergeseran arus maka
kecepatan akan berubah sudut alirannya dan terdapat kecendrungan untuk berputar dan air
mempunyai vorticity. Current shear merupakan perbedaan kecepatan dalam arah tegak lurus
yang memiliki kecenderungan berotasi. Untuk arah putaran jika :
 Anticlockwise (+) : putaran kearah kiri
 Clockwise (-) : putaran kearah kanan
 Vortisitas Planeter dan Gaya Coriolis
Berdasarkan gaya pembangkitnya, terdapat 2 vortisitas yaitu vortisitas relative
(disebabkan oleh angin dan gaya gesekan, diberi symbol ζ) dan vortisitas planeter
(disebabkan akibat rotasi bumi, diberi symbol f ).
Vortisitas planeter dan gaya Coriolis merupakan fenomena yang sama yang
diakbiatkan oleh rotasi bumi. Jika terdapat sesuatu yang bergerak secara vertikal dari
khatulistiwa menuju lintang yang lebih tinggi maka benda tersebut akan di belokan. Pada
daerah BBU maka vortisitas akan bernilai positif (+) dan daerah BBS maka vortisitas
bernilai negative (-). Bumi memiliki kecepatan angular akibat gaya rotasi bumi dan
berbanding lurus dengan garis lintang dalam matematis kecepatan sudut dapat
dirumuskan dengan Ω sin ϕ vortisitas dari sebuah parsel air adalah sebesar 2 kali
kecepatan sudut.

Dalam pergerakannya, fluida memiliki kombinasi dari vortisitas relative dan planeter
yang keduanya bernilai konstan, atau dapat disebut Hukum Kekekalan Vortisitas
f + ζ = konstan
Misal, terdapat parsel air yang bergerak dari ekuator menuju arah utara, dalam geraknya
parsel air tersebut akan mengalami penambahan vortisitas planeter positif. Agar hukum
kekekalan vortisitas terpenuhi, parsel air tersebut harus memiliki vortisitas relative
negatif. Hal ini berlaku sebaliknya pada parsel air yang menuju arah selatan. Parsel air
tersebut akan mengalami penambahan vortisitas planeter negatif, dan harus diimbangi
dengan vortisitas relative positif.
Tinjau suatu parsel air yang bergerak di BBU. Apabila suatu parsel air berputar
semakin panjang dan sempit, maka aliran fluida tersebut akan semakin cepat (vortisitas
relative bertambah semakin positif). Hal ini dapat dinyatakan dengan konsep momentum
sudut yaitu sebagai berikut:
2
ωm r =konstan
Apabila nilai r (radius parsel air terhadap sumbu putarnya) mengecil, untuk
mempertahankan nilai momentum sudutnya maka kecepatan anguler nya harus
membesar.
Vortisitas potensial adalah vortisitas suatu kolom air yang dipengaruhi oleh ketebalan
f +ζ
kolom air tersebut, sehingga nilai vortisitas absolutnya bukan f + ζ, namun dengan D
D
adalah ketebalan kolom air. Besarnya nilai D tidak harus dari permukaan hingga ke dasar
lautan, namun dapat diartikan sebagai lapisan kolom air (contoh: dari permukaan hingga
ke batas lapisan thermoklin, dari lapisan thermoklin menuju dasar laut).
Pada kenyataannya di laut lepas, nilai f jauh lebih besar daripada ζ sehingga
f +ζ f
pernyataan dapat disimplifikasi menjadi . Nilai D cenderung konstan, sehingga
D D
nilai f akan senantiasa berubah karena merupakan fungsi dari lintang. Artinya, parsel air
senantiasa bergerak untuk mencapai kesetimbangan.
Adanya air yang bergerak ini menyebabkan aliran (arus) yang bergerak dari daerah
ekuator menuju polar atau daerah lintang tinggi dapat disebut sebagai pembelokan
topografi (topographic steering).

Anda mungkin juga menyukai