Anda di halaman 1dari 2

DANAU TOBA

              Pada suatu pagi, Kokar mengangkat bubunya dari sebuah parit. Alangkah senang hatinya
ketika didapatnya seekor dekke (ikan) yang besar. Ikan itu ditaruhnya dalam kolam disamping rumah,
lalu ia pergi ke sawah.
              Setelah mengerjakan sawah ladangnya, kokar terkejut karena melihat seorang gadis yang
sangat cantik berdiri didekat kolam ikannya. “Jangan takut dan heran, wahai Kokar! Saya adalah
seorang putri raja jin penghuni pegunungan disekitar sini. Kau pemuda yang rajin dan baik budi, maka
saya disuruh menemuimu dan mendampingimu sebagai seorang istri,” kata putri yang jelita itu. Belum
sempat kokar berkata, putri jin itu melanjutkan kata-katanya. “Tetapi ada satu syarat yang harus kau
penuhi, Kokar. Syarat itu adalah janji yang tidak boleh dilanggar. Bila kita nanti dikaruniai anak, jika
itu nakal jangan sekali-kali memarahi dan mengatakan anak dekke! Apabila engkau melanggar, kita
akan berpisah untuk selamanya. Engkau dan anak kita akan binasa,” kata putri cantik itu. 
              Beberapa hari kemudian dilaksanakanlah pernikahan Kokar dengan putri tersebut secara
meriah sesuai adapt daerah itu. Setahun kemudian istri Kokar melahirkan seorang anak laki-laki yang
diberi nama Samosir. Anaknya baik dan lincah. Akan tetapi, semakin besar sikapnya bertambah nakal. 
              Suatu hari, Kokar pulang dari sawah. Sehabis membasuh kaki, tangan, dan muka Kokar
menuju keruang makan. Ia terkejut karena hidangan di meja telah habis, tentu dimakan oleh Samosir,
putranya sendiri. Timbullah amarah Kokar kepada anaknya. Dicarinya Samosir. Ketika hendak
tertangkap, Samosir tertawa terbahak-bahak. Kokar semakin marah, maka ia lupa janjinya kepada
istrinya dengan berkata, “Pantaslah kamu semakin nakal kepada orang tua karena kamu memang anak
dekke (ikan)!”. 
              Mendengar kata-kata ayahnya, Samosir lari mencari ibunya dan mengatakan seperti ayahnya.
Mendengar kata anaknya, ibu Samosir gemetar sambil berkata. “O……., anakku! Tiba juga saat yang
mengetikan. Ayahmu telah lupa pada janjinya. Sekarang pergilah ke puncak gunung. Karena
kenakalanmu, kita semua harus berpisah. Tempat ini akan dilanda banjir besar, anakku!”
             Sebentar kemudian keadaan berubah, gelap. Halilintar menggelegar dan kilat bersautan. Hujan
turun tiada hentinya, Banjir segera terjadi. Lembah yang subur digenangi air. Semua penduduk binasa
termasuk Kokar. Samosir yang di puncak gunung dicekam ketakutan hingga meninggal di puncak
gunung tersebut. 
             Putri jin kembali ke asalnya. Lembah subur menjadi telaga yang disebut Danau Toba. Gunung
tempat Samosir meninggal disebut Pulau Samosir yang ada di tengah Danau Toba.

Unsur intrinsik cerita “Asal Usul Danau Toba”.

1. Tema: Kokar lupa akan janjinya kepada istrinya. 


Buki : “……..Kokar semakin marah, maka ia lupa janjinya kepada istrinya dengan berkata, “Pantaslah
kamu semakin nakal kepada orang tua karena kamu memang anak dekke (ikan)!”. 

2. Penokohan dan perwatakan 


a) Tokoh utama → Kokar : Rajin dan pemarah, pelupa. 
Bukti : “……Kau adalah pemuda yang rajin dan baik budi, maka saya disuruh menemuimu dan
mendampingimu sebagai seorang istri,” (paragraph 2)
→ “……..Timbullah amarah Kokar kepada anaknya. Dicarinya Samosir. Ketika hendak tertangkap,
Samosir tertawa terbahak-bahak. Kokar semakin marah, maka ia lupa janjinya kepada istrinya”.
(Paragraf 6)
→ Ayahmu telah lupa pada janjinya. Sekarang pergilah ke puncak gunung.” (Paragraf 7)
b) Tokoh sampingan → Samosir : baik dan lincah menjadi nakal.
Bukti : “Setahun kemudian istri kokar melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir.
Anaknya baik dan lincah. Akan tetapi, semakin besar sikapnya bertambah nakal.” (Paragraf 5).
→ Ayahmu telah lupa pada janjinya. Sekarang pergilah ke puncak gunung.” (Paragraf 7)
→ Karena kenakalanmu, kita semua harus berpisah. Tempat ini akan dilanda banjir besar, anakku!”
(Paragraf 7)

3. Alur/Plot : maju 
a) Pengenalan 
Bukti : Pada suatu pagi, kokar mengangkat bubunya dari sebuah parit. Alangkah senang hatinya ketika
didapatnya seekor dekke (ikan) yang besar. Ikan itu ditaruhnya dalam kolam disamping rumah, lalu ia
pergi ke sawah. 
→ Setelah mengerjakan sawah ladangnya, kokar terkejut karena melihat seorang gadis yang sangat
cantik berdiri didekat kolam ikannya. 
→ “Jangan takut dan heran, wahai kokar! Saya adalah seorang putrid raja jin penghuni pegunungan
disekitar sini. Kau pemuda yang rajin dan baik budi, maka saya disuruh menemuimu dan
mendampingimu sebagai seorang istri,” kata putri yang jelita itu. 
→ Belum sempat kokar berkata, putri jin itu melanjutkan kata-katanya. 
“Tetapi ada satu syarat yang harus kau penuhi, kokar. Syarat itu adalah janji yang tidak boleh
dilanggar. Bila kita nanti dikaruniai anak, jika itu nakal jangan sekali-kali memarahi dan mengatakan
anak dekke! Apabila engkau melanggar, kita akan berpisah untuk selamanya. Engkau dan anak kita
akan binasa,” kata putri cantik itu. 

b) Muncul masalah 
Bukti : Suatu hari, Kokar pulang dari sawah. Sehabis membasuh kaki, tangan, dan muka Kokar menuju
keruang makan. Ia terkejut karena hidangan di meja telah habis, tentu dimakan oleh Samosir, putranya
sendiri. Timbullah amarah Kokar kepada anaknya. Dicarinya Samosir. Ketika hendak tertangkap,
Samosir tertawa terbahak-bahak. Kokar semakin marah, maka ia lupa janjinya kepada istrinya dengan
berkata, “Pantaslah kamu semakin nakal kepada orang tua karena kamu memang anak dekke (ikan)!”. 
→ Mendengar kata-kata ayahnya, Samosir lahi mencari ibunya dan mengatakan seperti ayahnya.
Mendengar kata anaknya, ibu Samosir gemetar sambil berkata. “O……., anakku! Tiba juga saat yang
mengetikan. Ayahmu telah lupa pada janjinya. Sekarang pergilah ke puncak gunung. Karena
kenakalanmu, kita semua harus berpisah. Tempat ini akan dilanda banjir besar, anakku!”
→ Sebentar kemudian keadaan berubah, gelap. Halilintar menggelegar dan kilat bersautan. Hujan turun
tiada hentinya, Banjir segera terjadi. Lembah yang subur digenangi air. Semua penduduk binasa
termasuk Kokar. Samosir yang di puncak gunung dicekam ketakutan hingga meninggal di puncak
gunung tersebut. 
c) Keadaan mulai memuncak 
Bukti : Sebentar kemudian keadaan berubah, gelap. Halilintar menggelegar dan kilat bersautan. Hujan
turun tiada hentinya, Banjir segera terjadi. Lembah yang subur digenangi air. Semua penduduk binasa
termasuk Kokar. Samosir yang di puncak gunung dicekam ketakutan hingga meninggal di puncak
gunung tersebut. 

d) Akhir 
Bukti : Putri jin kembali ke asalnya. Lembah subur menjadi telaga yang disebut Danau Toba. Gunung
tempat Samosir meninggal disebut Pulau Samosir yang ada di tengah Danau Toba. 
4. Latar 
a) Latar waktu : siang hari 
b) Latar tempat : Rumah/sawah
c) Latar suasana : Mengerikan

5. Amanat
“ Jangan sembarang janji kepada orang lain kalau kita tidak mampu menjaganya”. 

Unsur Ekstrinsik 
1. Nilai moral → Orang yang rutin dan baik pasti akan membuahkan hasil yang bagus. 
2. Nilai kebudayaan → Sebuah pernikahan dilaksanakan sesuai adat daerah itu.

Anda mungkin juga menyukai