STANDARDISASI
NASIONAL
Alamat; Gedung I BPPT Jl. M.H. Thamrin No.8, Kebon Sirih, Jakarta 10340
Telp/Fax:(021) 3927422 /(021)3927527 Website: www.bsn.go.id
Kepada Yth.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrlkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrlkan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
di Jakarta
IMO®
Tembusan:
1. Sekretaris Utama, BSN;
2. Deputi Bidang Pengembangan Standar, BSN;
3. Deputi Bidang Akreditasi, BSN;
4. Direktur Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi
Informasi, BSN;
5. Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi, BSN; dan
6. Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, BSN
BADAN
STANDARDISASI
NASIONAL
NOMOR 608/KEP/BSN/12/2019
TENTANG
MEMUTUSKAN:
-4-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2019
KEPALA BAJ^^OlS^CiPARDISASI NASIONAL,
SETYAj/
ICS 29.240.20
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 29-04: Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2019
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 29-04: Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 6918:2019
Daftar isi
© BSN 2019 i
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 29-04: Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 6918:2019
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) 6918:2019 dengan judul Ruang bebas dan jarak bebas
minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) merupakan revisi dari SNI 6918:2002 Edisi 2017/Amd.1: 2018/Ralat1:2019,
Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Standar ini disusun untuk memenuhi kebutuhan sistem penyaluran tenaga listrik khususnya
untuk keperluan penyaluran daya listrik dari pembangkit berkapasitas besar, pembangunan
SUTET 500 kV yang dibangun untuk memperkuat sistem penyaluran, dengan menambahkan
standar ruang bebas dan jarak minimum pada SUTET menara compact sirkit ganda dan
SUTET menara compact sirkit empat vertikal yang terdapat pada standar ini.
Standar ini disusun dengan memperhatikan ruang bebas dan jarak bebas minimum pada
SUTT dan SUTET, dengan desain dan pemanfaatannya harus memperhatikan ketentuan
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan lingkungan. Ketentuan Keselamatan
Ketenagalistrikan bertujuan untuk mewujudkan kondisi: andal dan aman bagi instalasi; aman
dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya; serta ramah lingkungan.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 29-04 Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik
melalui prosedur perumusan standar dan dibahas dalam Rapat Konsensus pada tanggal 10
Oktober 2019 di Bogor. Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 28 Oktober
2019 sampai dengan 16 November 2019 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
© BSN 2019 ii
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 29-04: Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 6918:2019
Ruang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
1 Ruang Iingkup
Standar ini berlaku sebagai pedoman untuk menetapkan ruang bebas dan jarak bebas
minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET).
Standar ini berlaku untuk SUTT dengan tegangan nominal 66 kV dan 150 kV serta SUTET
dengan tegangan nominal 275 kV dan 500 kV di Indonesia, baik dengan menggunakan
menara, tiang baja dan tiang beton.
2 Acuan Normatif
Standar ini menggunakan dokumen acuan dan dokumen pembanding sebagai berikut :
IEC 61089:1991, Round wire concentric lay overhead electrical stranded conductor;
3.1
bangunan
semua jenis bangunan dengan tinggi lebih dari 4 (empat) meter
3.2
daerah dengan keadaan tertentu
daerah yang secara permanen atau sementara dipergunakan untuk sarana pelayanan umum
maupun khusus yang memerlukan ruang dengan tinggi di atas permukaan bumi lebih dari 4
(empat) meter, antara lain: daerah perumahan, daerah industri/pabrik, daerah pertokoan,
pasar, terminal bus/angkutan umum, perkantoran, gudang, lapangan umum,
tanaman/tumbuhan, hutan, perkebunan, lalu-lintas jalan/jalan raya, rel kereta biasa, konduktor
kereta listrik, Ialu-lintas air, instalasi lain seperti jembatan besi, rangka besi penahan, saluran
udara tegangan rendah (SUTR), saluran udara tegangan menengah (SUTM), SUTT, SUTET,
saluran udara telekomunikasi, antena radio, antena televisi.
3.3
jarak bebas minimum elektrik
jarak aman minimum di udara yang diijinkan antara bagian yang bertegangan (konduktor) atau
antara konduktor dengan pembumian (struktur menara atau tiang terdekat). (IEC 61936-
1:2010).
3.4
jarak bebas minimum horizontal dari konduktor
jarak terpendek secara horizontal dari sumbu vertikal menara atau tiang ke bidang vertikal
ruang bebas; bidang vertikal tersebut sejajar dengan sumbu vertikal menara atau tiang ke
konduktor, dalam standar ini disebut nilai L
3.5
jarak bebas minimum vertikal dari konduktor
jarak terpendek secara vertikal antara konduktor SUTT atau SUTET dengan permukaan bumi
atau benda di atas permukaan bumi yang tidak boleh kurang dari jarak yang telah ditetapkan
demi keselamatan manusia, makhluk hidup dan benda lainnya serta keamanan operasi SUTT
dan SUTET, dalam standar ini disebut nilai C
3.6
jarak gawang dasar
jarak horizontal antar dua menara atau tiang dengan persyaratan desain tertentu yang
menghasilkan biaya konstruksi saluran (SUTT atau SUTET) yang paling ekonomis
3.7
konfigurasi konduktor
bentuk susunan konduktor fasa, yaitu posisi tegak (vertikal) atau posisi mendatar (horizontal)
3.8
Iapangan terbuka atau daerah terbuka
lapangan atau daerah di mana:
- tidak terdapat tanaman/tumbuhan dan benda lainnya, atau
- terdapat tanaman/tumbuhan dan benda lainnya yang tingginya tidak melebihi 4 (empat)
meter.
3.9
lapangan umum
lapangan terbuka yang sewaktu-waktu digunakan untuk kegiatan dengan menggunakan
benda setinggi antara 4 (empat) meter sampai dengan 8 (delapan) meter
3.10
menara
struktur rangka dari siku atau pipa baja bergalvanis untuk menyangga konduktor SUTT atau
SUTET
3.11
menara atau tiang kombinasi
menara atau tiang yang digunakan untuk lebih dari satu tegangan yang berbeda, dengan
persyaratan tegangan yang paling tinggi berada di posisi paling atas
3.12
menara compact
menara yang didesain dengan panjang lengan lebih pendek dan luas tapak lebih kecil dari
menara dengan tegangan saluran yang sama, tetapi tetap memenuhi persyaratan jarak aman
minimum standar yang berlaku
3.13
permukaan bumi
permukaan tertinggi dari bumi itu sendiri, permukaan rel kereta api, permukaan jalan dan
permukaan air tertinggi pada saal pasang atau banjir, yang dipergunakan sebagai patokan
untuk menetapkan jarak bebas minimum
3.14
ruang bebas
ruang yang dibatasi oleh bidang vertikal dan horizontal di sekeliling dan di sepanjang
konduktor SUTT atau SUTET di mana tidak boleh ada benda di dalamnya demi keselamatan
manusia, makhluk hidup dan benda lainnya serta keamanan operasi SUTT dan SUTET
3.15
sirkit empat horizontal
sirkit yang mempunyai empat sistem tiga fasa, yang masing-masing sirkit terdiri atas tiga
konduktor atau tiga buah konduktor bundel fasa, yang keempat sistemnya disusun dalam sirkit
empat horizontal
3.16
sirkit empat vertikal
sirkit yang mempunyai empat sistem tiga fasa, yang masing-masing sirkit terdiri atas tiga
konduktor atau tiga buah konduktor bundel fasa, yang keempat sistemnya disusun dalam sirkit
ganda vertikal
3.17
sirkit ganda
sirkit yang mempunyai dua sistem fasa tiga, yang masing-masing sirkit terdiri atas tiga buah
konduktor atau tiga buah bundel konduktor fasa, konfigurasi vertikal
3.18
sirkit tunggal
sirkit yang mempunyai sistem fasa tiga dengan tiga buah konduktor atau tiga buah bundel
konduktor fasa, konfigurasi horizontal
3.19
SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)
saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (konduktor) di udara bertegangan
nominal di atas 230 kV atau mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan di atas 245
kV.
3.20
SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi)
saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (konduktor) di udara bertegangan
nominal di atas 35 kV sampai dengan 230 kV
3.21
tanaman/ tumbuhan
semua jenis tumbuhan dengan tinggi Iebih dari 4 (empat) meter
3.22
tiang
struktur tiang baja bergalvanis atau beton untuk menyangga konduktor SUTT atau SUTET
4 Parameter
Untuk setiap nilai efektif tegangan nominal yang tercantum dalam Tabel 1 dan Tabel 2 harus
memenuhi nilai jarak bebas minimum (mm) yang sesuai dengan ketahanan terhadap impuls
petir dan impuls switsing.
4.2 Tipe menara atau tiang, jarak gawang dasar dan jenis konduktor yang digunakan
Setiap tipe menara atau tiang yang digunakan harus sesuai dengan tegangan saluran, jarak
gawang dasar dan jenis konduktor yang digunakan sesuai dengan Tabel 3 berikut.
Tabel 3 – Tipe menara atau tiang, jarak gawang dasar dan jenis konduktor
Jarak
gawang
No Tipe menara atau tiang Jenis konduktor
dasar
(meter)
1 SUTT 66 kV tiang baja 160 A1/S2A atau A1/S2B atau
2 SUTT 66 kV tiang beton 60 A1/SA1A berukuran
maksimum sampai dengan
3 SUTT 66 kV menara 300 125 mm² - 26/7
4 SUTT 150 kV tiang baja 200
5 SUTT 150 kV tiang beton 80
6 SUTT 150 kV menara sirkit ganda 350
7 SUTT 150 kV menara sirkit empat 350
8 SUTET 275 kV menara sirkit ganda 400
9 SUTET 500 kV menara sirkit tunggal 450 A1/S2A atau A1/S2B atau
10 SUTET 500 kV menara sirkit ganda 450 A1/SA1A berukuran
11 SUTET 500 kV menara sirkit empat vertikal 450 maksimum sampai dengan
12 450 mm² - 54/7
SUTET 500 kV menara sirkit empat horizontal 450
13 SUTET 500 kV menara compact sirkit ganda 320
14 SUTET 500 kV menara compact sirkit empat
320
vertikal
15 SUTET 500 kv tiang baja sirkit ganda 320
16 SUTET 500 kV tiang baja sirkit empat 320
b. Nilai C yaitu jarak bebas minimum vertikal dari lendutan konduktor maksimum.
c. Nilai L yaitu jarak minimum horizontal konduktor dari sumbu vertikal menara atau tiang.
d. Nilai H yaitu jarak horizontal akibat ayunan (swing) lendutan konduktor di tengah gawang.
e. Nilai I yaitu jarak bebas minimum impuls petir atau impuls switsing.
5.1 Jarak vertikal lendutan konduktor maksimum (nilai D) dan jarak horizontal akibat
ayunan atau swing (nilai H)
Lendutan (sag) konduktor antara dua menara atau tiang ditentukan oleh jarak gawang (span)
dan jenis konduktor. Lendutan konduktor maksimum didasarkan pada suhu konduktor
maksimum (80 °C bila menggunakan jenis konduktor sesuai Tabel 3).
𝑾𝑺𝟐
𝑫= ……………………………………..………………………………………….…………(1)
𝟖𝑻
dengan:
Jarak horizontal akibat ayunan atau swing ditentukan dari lendutan konduktor maksimum dan
o
sudut ayunan konduktor 20 . Perhitungan nilai H menggunakan rumus:
𝑯 = 𝑫. 𝐬𝐢𝐧 𝜶 …………………………………………………………………………………....…(2)
dengan:
20°
D
D
Nilai lendutan maksimum ini dapat berbeda tergantung dari jarak gawang dasar dan jenis
konduktor yang digunakan. Nilai lendutan konduktor maksimum pada beberapa tipe menara
atau tiang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 – Lendutan (D) dan jarak horizontal akibat ayunan konduktor (H)
Jarak bebas minimum vertikal diukur dari lendutan maksimum konduktor terbawah ke
permukaan bumi atau benda diatas permukaan bumi. Jarak bebas minimum vertikal dari
konduktor pada SUTT dan SUTET ditentukan oleh Tabel 5.
a jarak bebas minimum vertikal dihitung dari permukaan bumi atau permukaan jalan/rel
b jarak bebas minimum vertikal dihitung sampai titik tertinggi/terdekatnya
5.3 Jarak minimum horizontal konduktor dari sumbu vertikal menara atau tiang (nilai
L)
Dalam menentukan nilai L harus memenuhi jarak aman minimum elektrik. Jarak aman
minimum elektrik berbentuk radius dari fasa konduktor ke pembumian (struktur menara atau
tiang terdekat) yang disimbolkan dengan (R) Radius jarak minimum elektrik untuk menara atau
tiang dapat dilihat pada Tabel 6.
L = Jarak minimum horizontal konduktor dari sumbu vertikal menara atau tiang (m)
L1 = Jarak horizontal dari sumbu vertikal menara atau tiang ke body terluar sejajar dengan
konduktor (m)
L2 = Jarak horizontal dari konduktor ke body menara terdekat, minimal memenuhi radius
jarak bebas minimum impuls switsing/petir (minimum L2 > R) (m)
Tabel 6 – Jarak minimum horizontal konduktor dari sumbu vertikal menara atau tiang
(nilai L)
5.4 Jarak bebas minimum impuls petir dan impuls switsing (Nilai I)
Nilai I dihitung berdasarkan jarak aman terhadap impuls petir atau impuls switsing, yaitu:
a. SUTT menggunakan jarak bebas minimum impuls petir (Tabel 1)
b. SUTET menggunakan jarak bebas impuls switsing (Tabel 2)
Tabel 8 – Jarak bebas minimum horizontal dari sumbu vertikal menara atau tiang
6 Persyaratan Khusus
Standar ini berdasarkan parameter yang terbanyak dipakai di Indonesia. Untuk kondisi tertentu
dan/atau kondisi khusus yang parameternya berbeda dengan parameter persyaratan umum
(antara lain: tegangan nominal, bentuk menara atau tiang, jenis atau ukuran konduktor, jumlah
sirkit, susunan fasa, susunan sirkit) perlu perhitungan dan persyaratan sesuai Pasal 5 pada
standar ini.
Lampiran A
(normatif)
Tipikal menara, tiang baja dan tiang beton SUTT dan SUTET
200 D
L H I
Keterangan:
: Penampang melintang ruang bebas SUTT 66 kV dan 150 kV tiang baja atau
tiang beton pada tengah gawang
L : Jarak dari sumbu vertikal tiang ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls petir
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak lendutan maksimum di tengah gawang antara dua tiang
Gambar A1 – SUTT 66 kV dan SUTT 150 kV tiang baja, SUTT 66 kV dan SUTT 150 kV
tiang beton
200
L H I
Keterangan:
200
L H I
Keterangan:
200
L H I
Keterangan:
: Penampang melintang ruang bebas SUTET 275 kV dan 500 kV sirkit ganda pada
tengah gawang
L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse)
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak lendutan maksimum di tengah gawang antara dua menara
Gambar A4 – SUTET 275 kV dan SUTET 500 kV menara sirkit ganda (insulator I)
200
D
L H I
Keterangan:
: Penampang melintang ruang bebas 500 kV sirkit ganda pada tengah gawang
L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse)
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak lendutan maksimum di tengah gawang antara dua menara
200
I
L H
Keterangan:
: Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV sirkit tunggal pada tengah
gawang
L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse)
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak lendutan maksimum di tengah gawang antara dua menara
Keterangan:
: Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV sirkit empat vertikal pada
tengah gawang
L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse)
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak lendutan maksimum di tengah gawang antara dua menara
Keterangan:
: Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV sirkit empat horizontal pada
tengah gawang
L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse)
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak lendutan maksimum di tengah gawang antara dua menara
Keterangan:
Keterangan:
: Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV tiang baja sirkit ganda pada
tengah gawang
L : Jarak horizontal dari sumbu vertikal menara ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls petir
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak lendutan maksimum di tengah gawang antara dua menara
Keterangan:
200 D
L H I
Keterangan:
: Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV tiang baja sirkit empat pada
tengah gawang
L : Jarak horizontal dari sumbu vertikal tiang baja ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse)
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak lendutan maksimum di tengah gawang antara dua tiang baja
Bibliografi
[2] Merz and McLellan Ltd., PT Encona Engineering Inc., Java 500 kV Transmission System
- Engineering Report, 1980;
[3] Merz and McLellan Ltd., Lahmeyer International GmbH, PT Connusa Energindo,
Engineering Services 275 kV Power Transmission Line Lubuk Linggau - Bukit Asam Asian
Development Bank Power XXlll, Volume I, design Report, 1995;
[4] EPRI, Transmission Line Reference Book, 200 kV and above, third edition, Revised, 2005;
[5] SPLN 67-1A : 1986, Kondisi spesifik Indonesia - Bagian satu : A. Kondisi alam;
[6] SPLN 121 : 1996, Konstruksi saluran udara tegangan tinggi 70 kV dan 150 kV dengan
tiang beton/baja;
[7] SPLN T5.004:2010, Kriteria desain tower rangka baja (Latticed steel tower) untuk Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET);
[9] SPLN T3.001-1:2015, Konduktor aluminium berinti baja lapis aluminium (A1/SA1A) untuk
saluran tegangan tinggi dan ekstra tinggi;
[10] SPLN T5.006:2019, Ruang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran
Udara Tegangan Tinggi Arus Searah (SUTTAS).