Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI KAMPUS

TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS


MAHASISWA DI KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

Oleh: Vizanaora, Susi Wulandari, Agung Dwiyanto

Pembangunan Open Theatre di Kampus Arsitektur diadakan sebagai bentuk penambahan ruang komunal
yang ditujukan kepada mahasiswa arsitektur untuk beraktivitas. Dengan adanya open theatre, mahasiswa
memiliki wadah untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang mendukung perkuliahannya baik itu kegiatan
secara personal maupun acara bersama. Namun selama penggunaan open theatre, terlihat sepi dari kegiatan
mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji POE (Post Occupancy Evaluation) desain open theatre sebagai
tempat kegiatan mahasiswa . Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif studi kasus
dengan teknik pengumpulan data berupa kegiata observasi dan dokumentasi. Analisa didapat dari hasil observasi
dari mahasiswa terkait kegiatan, fasilitas, dan sebagainya yang sesuai dengan kajian POE tentang kajian
bangunan pasca huni. Hasil dari penelitian ini menunjukkan desain open theatre dinilai secara umum sudah sesuai
fungsinya namun terhalang oleh beberapa fasilitas yang sudah rusak sehingga memengaruhi daya minat
mahasiswa untuk mendatanginya.

Kata kunci: Open Theatre, Mahasiswa, POE

1. Latar Belakang mengidentifikasi dan melakukan pembenahan


suatu tempat agar penggunaannya dapat
Kampus sebagai lingkungan maksimal. Untuk mengevaluasi suatu tempat
pendidikan (Learning Society) menjadi tempat dapat menggunakan POE (Post Occupancy
untuk mahasiswa tumnuh dan berkembang Evaluation).
menjadi pribadi yang aktif dan kreatif. Dalam
proses tersebut mahasiswa mempunyai Maka dari itu peneliti melakukan
segudang aktivitas di dalam kampus sehingga evaluasi dengan objek open theatre dengan
mahasiswa membutuhkan tempat yang cukup judul: “Kajian POE terhadap Desain Open
dalam memenuhi kegiatannya. theatre sebagai Tempat Aktivitas Mahasiswa
di Kampus Teknik Arsitektur Universitas
Salah satu ruang publik pada Diponegoro” tentang pengaruh desain
bangunan Departemen Arsitektur adalah terhadap aktivitas yang dilakukan oleh
Open Theatre. Open Theatre adalah ruang mahasiswa di open theatre yang terdapat di
terbuka yang menunjang aktivitas mahasiswa Kampus Teknik Arsitektur Universitas
dalam melakukan kegiatan akdemik maupun Diponegoro.
non akademik dimana dilengkapi dengan
jaringan internet, kursi audience, panggung 2. Rumusan Masalah
dan dinaungi dengan pohon beringin yang
cukup besar sehingga tidak terlalu panas. Bagaimana pengaruh desain terhadap
Tidak banyak mahasiswa yang memilih open aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa di
theatre ini untuk melakukan aktivitasnya open theatre yang terdapat di Kampus Teknik
mulai dari sekedar mengobrol, mengerjakan Arsitektur Universitas Diponegoro?
tugas sampai mengadakan acara kampus
3. Tujuan
secara outdoor. Namun sekarang ini optet
jarang digunakan oleh mahasiswa dalam Untuk mengetahui pengaruh desain terhadap
melakukan kegiatan akademik maupun non aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa di
akademik. open theatre yang terdapat di Kampus Teknik
Arsitektur Universitas Diponegoro.
Untuk menjaga keberlangsungan
suatu tempat maka diperlukan evaluasi untuk
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |1
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

4. Metodologi Penelitian 5. Kajian Pustaka

Sesuai dengan judul yang digunakan, Open theatre adalah tempat dimana
penelitian ini bersifat kajian atau studi untuk menampilkan pertunjukan di ruang
eksplorasi. Metodologi penyajian yang terbuka dengan deretan kursi-kursi ke
digunakan dalam penelitian ini adalah samping dan ke belakang yang berada di
deskripsi kualitatif. Metodologi kualitatif Kampus Teknik Arsitektur Universitas
sebagai prosedur penelitian yang Diponegoro.
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata Aktivitas adalah usaha-usaha yang
tertulis atau lisan dari orang-orang dan dikemukakan untuk melaksanakan semua
perilaku yang dapat diamati (Moleong, rencana dan kebijaksanaan yang telah
2007:4). dirumuskan dan ditetapkan untuk melengkapi
segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan,
Metode analisis deskriptif yang siapa yang akan melaksanakan, ditempat
digunakan yaitu analisis POE. POE (Post mana pelaksanaannya, kapan waktu dimulai
Occupancy Evaluation merupakan suatu dan berakhir, dan bagaimana cara yang harus
bagian dari rentetan kegiatan didalam proses dilaksanakan (Tjokroamudjojo, 1995 : 2010).
pembangunan dimana kajian atas suatu
bangunan yang telah dipergunakan (dihuni) 6. Analisis
dilakukan secara seksama atau sistematika
untuk menilai apakah kinerja bangunan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik
tersebut sejalan dengan kriteria (DAFT) Universitas Diponegoro berdiri pada
perancangannya (Danisworo, 1989). Hari Pahlawan 10 November 1962 yang saat
ini telah terakreditasi dengan peringkat A oleh
Rabinowitz (dalam Sudibyo,1989) Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
memilih POE dalam 3 aspek yaitu: fungsional, (BAN-PT). Teknik Arsitektur Undip
teknis, dan perilaku. Masing-masing menerapkan metode pembelajaran yang
mempunyai lingkup dan spesifikasi dalam bersifat e-learning dan konvensional, Problem
kegiatannya, meskipun secara proses Based Learning (PBL) serta Student Centered
garisbesarnya sama. Learning (SCL). Hal ini ditunjang dengan
kelengkapan sarana dan fasilitas belajar
berupa ruang indoor dan outdoor. Ruang
indoor berupa ruang kelas dan studio.
Sedangkan ruang outdoor berupa open
theatre.

Gambar 4.1 Aspek Analisis Post Occupancy


Evaluation (POE)

Sumber: Post Occupancy


Gambar 6.1 Siteplan Open Theatre
Evaluation,Pengertian dan Metodologi (1989)
Sumber: Dokumen pribadi

I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |2
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

a. Panggung matan Akad emik


emik
S S R J A B C
09.00- 
1 1 2 4
09.30
11.00- 
2 3 2 7
11.30
13.00- 
2 2
Gambar 6.2 Area panggung 13.30
di Open Theatre 15.00- 
1 2 3
15.30
Sumber: Dokumen pribadi Total 3 6 5 2 16
b. Area tempat duduk Keterangan tabel:

A. Mengerjakan tugas

B. Aktifitas opsional non akademik (berteduh,


menunggu, duduk, bercengkrama, dll)

C. Kegiatan/acara

Gambar 6.3 Area tempat duduk di Berdasarkan analisis POE, optet


Open Theatre tersebut memiliki karakteristik tertentu secara
teknis, fungsional maupun perilaku yang
Sumber: Dokumen pribadi digambarkan pada tabel berikut:
c. Area pohon beringin
 Aspek Teknis

Struktur

1. Talud

Analisis Standar
Gambar 6.4 Area pohon beringin

Sumber: Dokumen pribadi


Open theatre digunakan untuk
aktivitas akademik dan non akademik baik itu
secara personal maupun kelompok. Secara Gambar 6. 5 Kondisi Gambar 6. 6
personal maksudnya yaitu terdapat beberapa talud di optet DAFT Dinding penahan
mahasiswa yang datang ke open theatre dan tanah type gravitasi
kebanyakan untuk melakukan aktivitas non
akademik seperti berteduh, browsing Talud memiliki (Sumber :
internet, atau bercengkrama dengan permukaan dengan Hardiyatmo,2014)
mahasiswa lainnya. Sedangkan open theatre lebar 50cm yang
akan didatangi mahasiswa secara ramai sudah memenuhi Dinding Penahan
karena diadakannya kagiatan akademik/non standar. Sedangkan Tanah Type
akademik yang sifatnya bersama. pada standarnya Gravitasi (gravity
minimal memiliki wall) Dinding ini
Analisis data lebar 30cm. dibuat dari beton
tidak bertulang atau
Waktu Jum Aktifi Aktifitas pasangan batu,
Hari
Penga lah tas Nonakad terkadang pada

I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |3
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

dinding jenis ini


dipasang tulangan
pada permukaan
dinding untuk
mencegah retakan Gambar 6. 8
permukaan akibat Standar ukuran
perubahan
tangga
temperatur.

2. Tangga

Analisis Standar
Sudut tangga
yang efisien
mempunyai
kemiringan
Gambar 6. 9
maksimal ± 40º.
Perhitungan Ukuran anak
dimensi tangga tangga di sisi
yaitu 1 Aantrade kiri area
(mendatar) + 2 tempat
Gambar 6.7 Optrade (tegak) = duduk
Ukuran 57 sampai dengan
tangga di sisi 60 cm yang
kanan dan merupakan langkah
kiri orang dewasa
dengan tinggi
panggung
badan normal.
Dari gedung C, Adapun standar
terdapat 2 ukuran tangga Gambar 6. 10
tangga menuju bangunan umum Ukuran kedua
optet. Ukuran yaitu: tangga dari
kedua tangga Panjang tangga:
arah Gedung
mamiliki tinggi Dilalui 1 orang
anak tangga 16 lebar ± 80 cm C
cm, lebar anak Dilalui 2 orang Tangga menuju
tangga 30 cm, lebar ± 120 cm tempat duduk
dan panjang Dilalui 3 orang yang terletak di
tangga 120 cm lebar ± 160 cm dua sisi kanan
yang dapat dilalui Lebar anak tangga dan kiri
oleh 2 orang = a = 30 cm, serta merupakan
dengan sudut tidak boleh kurang tangga yang
kemiringan 45°. dari 22,5 cm. hanya bisa
Kedua tangga Tinggi anak tangga dilewati satu
yang menuju = o = Maksimal 19 orang dengan
optet sudah cm serta yang baik tinggi 20 cm,
memenuhi 15 cm lebar 60, dan
standar. panjang 50 cm.
Hal ini belum
sesuai dengan

I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |4
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

ukuran standar. Gambar 6. 14 Gambar 6. 15


Sudut pandangan Standar sudut
mahasiswa pandangan penonton
menuju menuju panggung
panggung

Gambar 6. 11
Posisi anak Sudut pandangan Sumber : Time Saver
tangga mahasiswa Standard For Building
menuju menuju Types.
panggung sudah Sudut pandangan
panggung
sesuai dengan penonton ke
Tangga menuju standar yaitu 11°. panggung maksimal
optet memiliki 30°.
ketinggian 20cm
dengan lebar
trap tangga 30cm
dan lebar tangga
100cm.
3. Tempat duduk, Gambar 6. 16 Gambar 6.17
Perbedaan Standar perbedaan
Analisis Standar elevasi setiap elevasi
tempat duduk
Perbedaan Sumber : Time Saver
elevasi pada Standard For Building
setiap baris Types.
tempat duduk Beda elevasi pada
Gambar 6. 12 Gambar 6. 13 memiliki tiap baris kursi
Ketinggian Standar ukuran ketinggian 40cm penonton minimal
pandangan ketinggian yang sudah 5”= 12cm.
mahasiswa di pandangan memenuhi
tempat duduk standar

Ketinggian Sumber : Time Saver


pandangan Standard For Building
mahasiswa tiap Types.
baris tempat Tiap baris tempat
duduk secara duduk membutuhkan
penuh sebesar 31 perbedaan
cm. Pada tempat ketinggian Gambar 6. 18 Gambar 6. 19
duduk sudah pandangan secara Ketinggian Standar ukuran tinggi
sesuai dengan penuh minimal (12 tempat duduk tempat duduk
standar. cm). (Neufert E. , optet
2002)
Tempat duduk Sumber: Permen PU
memiliki No. 30 tahun 2006
ketinggian 40cm tentang pedoman
yang sudah teknik fasilitas dan
sesuai dengan aksesibilitas pada
standar dengan bangunan gedung
jangkauan ke dan lingkungan.

I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |5
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

depan antar baris Ukuran tinggi tempat 1. Pencahayaan alami


kursi yaitu duduk pada manusia
150cm. minimal 40 cm Berdasarkan SI, optet termasuk ruang
dengan jangkauan ke terbuka yang tidak terkena cahaya matahari
depan minimal 90 langsung dengan tingkat pencahayaan 10.000-
cm. 25.000 lux. Menurut hasil observasi optet
merupakan ruang terbuka yang dinaungi oleh
vegetasi dimana memiliki tingkat
pencahayaan 600-700 lux yang dirasakan
sudah nyaman berdasarkan hasil kuisioner.

Gambar 6. 20 Gambar 6. 21
Batas pandangan Standar sudut
dari panggung pandangan
menuju
penonton
Sumber : Time Saver
Tabel 1 Standar SI pencahayaan
Batas pandangan Standard For Building
Pada area panggung memiliki tingkat
dari panggung Types. Sudut
pencahayaan lebih besar yaitu 88.500lux pada
menuju pandangan maksimal siang hari. Berdasrkan SI area panggung
penonton paling pada auditorium
termasuk dalam kategori ruang terbuka yang
tepi yaitu 45° yaitu 100°.
terkena sinar matahari langsung.
sehingga
dikategorikan 2. Pencahayaan buatan
masih dapat
dijangkau oleh Pada malam
pandangan hari optet tidak
dengan nyaman. dilengkapi dengan
lampu hanya
mendapat pancaran
Ventilasi sinar lampu dari
gedung di sekitarnya. Gambar 6. 23
1. Vegetasi, Pencahayaan optet
Terdapat pohon beringin yang Sanitasi
terletak pada area optet paling atas Sumber: Dokumen pribadi
dengan kondisi tumbuh besar dan rindang 1. Drainase
sebagai peneduh dan juga penghasil O2
Persyaratan saluran terbuka :
sehingga penghawaan udara disekitar
pohon beringin menjadi sejuk. Sedangkan  Saluran berbentuk ½ lingkaran,
dibagian panggung terdapat penghawan diameter minimum 20cm;
yang lebih panas.  Kemiringan saluran minimum 2%
Gambar 6. 22  Kedalaman saluran minimum 40cm;
Vegetasi berupa  Bahan bangunan : tanah liat, beton,
pohon beringin batu bata, batu kali;

Sumber: Pada saluran air di optet memiliki


Dokumen pribadi kedalaman saluran 50 cm, dengan lebar 20
cm. Berdasarkan standar ukuran drainase
yang ditetapkan, saluran air di optet sudah
Pencahayaan
memenuhi standar.

I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |6
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

Keamanan 1. Stop Kontak


1. Tangga
 Tangga dari gedung C, terdapat 2 Untuk menunjang aktivitas
tangga menuju optet dengan kondisi mahasiswa, optet dilengkapi dengan stop
masih baik. Namun terdapat genangan kontak dengan penutupnya. Terdapat 23 titik
air pada anak tangga setelah hujan stop kontak yang terletak di bawah tempat
sehingga menyebabkan licin. duduk dengan ketinggian 20 cm dari lantai.
 Tangga menuju tempat duduk yang Secara teknis, ketinggian yang disarankan
terletak di dua sisi kanan dan kiri adalah 40 cm diukur dari muka lantai dan
merupakan tangga yang hanya bisa dilengkapi penutup sebagai antisipasi dari
dilewati satu orang dengan tinggi 20 bahaya keamanan.
cm, lebar 60, dan panjang 50 cm. Hal ini Akustik
belum sesuai dengan ukuran standar,
selain itu kondisi tangga sudah rusak Optet merupakan ruang terbuka yang
sehingga sedikit berbahaya jika tidak terlalu mempermasalahkan kebisingan
dilewati. disekitarnya.

1. Vegetasi, yang berada di sekitar optet dapat


membantu meredam suara.

Finishing interior
Gambar 6. 24 Kondisi tangga sisi kiri Optet merupakan ruang terbuka yang
dan kanan tempat duduk optet hanya terdapat lantai dan beratapkan
vegetasi yang membantu dalam meredam
Sumber: Dokumen pribadi suara.
2. Tempat Duduk 1. Vegetasi yang berada di sekitar optet dapat
Pada pijakan kaki sebagian diplester membantu meredam suara. Optet pada
dengan pola yang teratur. Namun terdapat Kampus Teknik Arsitektur Universitas
pijakan kaki yang masih berupa tanah Diponegoro didesain secara terbuka sehingga
sehingga keamanan mahasiswa di optet tidak membutuhkan finishing interior yang
menjadi terganggu karena kondisi tanah yang banyak.
becek jika terjadi hujan.
3. Perkerasan Dinding pembatas
Perkerasan optet terbuat dari paving
block yang sudah dipenuhi lumut dan licin 1. Talud, menjadi pembatas antara perbedaan
seperti di area panggung, pijakan di tempat ketinggian yang berbeda. Talud sudah
duduk, dan area pohon beringin. memenuhi standar yang sudah ditetapkan.

4. Stop kontak Atap

Terdapat 23 titik stop kontak yang 1. Vegetasi, pptet didesain secara terbuka
terletak di bawah tempat duduk dan namun masih dinaungi pepohonan yang
dilengkapi penutup sebagai antisipasi dari sebagian menutupi optet.
bahaya keamanan. Kondisi tiga stopkontak
diantaranya sudah tidak layak pakai. Selain itu  Aspek Fungsional
beberapa penutup pada stop kontak rusak
Pengelompokan fungsi
dan terbengkalai sehingga mahasiswa ragu
untuk menggunakan stop kontak tersebut 1. Stop kontak berfungsi untuk mendukung
karena dianggap berbahaya. kegiatan mahasiswa, namun banyak yang
tidak mengetahui kejelasan mengenai masih
Electrikal
berfungsi atau tidaknya pada saat ini.

I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |7
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

2. Jaringan Internet/Wifi, Open Theatre yang mengawasi jalannya sebuah


dilengkapi dengan jaringan internet yang kegiatan/acara di optet.
berasal dari Gedung Sidharta, namun sering
terjadi akses internet yang lamban 2.Tempat Duduk, mahasiswa memanfaatkan
dikarenakan radius yang cukup jauh. untuk sirkulasi menuju tempat duduk lainnya
atau panggung karena dianggap lebih cepat
3. Tempat duduk, untuk melihat kegiatan/ daripada harus melewati tangga yang berada
acara di pangung. Selain itu mahasiswa dikedua sisi tempat duduk.
menggunakan tempat duduk untuk
bercengkrama satu sama lain.  Aspek Perilaku

4. Panggung, berfungsi sebagai area utama Proximity Teritoriality


dalam menampilkan kegiatan/ acara
1. Aksesibilitas
danpPenggunaanya sudah berjalan dengan
baik. Pada malam hari area beringin
digunakan untuk parkir sepeda motor ketika
5. Drainase, untuk mengalirkan air menuju
ada acara kampus yang terletak di optet.
tanah. Drainase optet menggunakan saluran
Maka area tersebut menjadi daerah teoriti
biasa yang diarahkan ke tanah area gedung C
dari parkiran sepeda motor dan akses menuju
6. Area beringin, berfungsi untuk tempat optet terbatas sehingga mahasiswa yang
berteduh bagi individu/ kelompok. datang ke optet akan mencari jalan lain.

Sirkulasi 2. Aktivitas

Tangga, Optet dapat diakses dengan Ketika sekelompok mahasiswa berada


mudah dari segala arah. Untuk menuju ke di area pohon beringin, biasanya mahasiswa
optet, dari arah lain yang bukan bagian dari kelompok
gedung C dilengkapi tersebut merasa
dengan 2 tangga di enggan untuk
sisi kanan dan kiri berada di sana
panggung. Dari arah karena dinggap
gedung A optet sudah menjadi area
dapat langsung di kekuasaan mereka. Gambar 6. 26 Aktivitas
akses. Gambar 6. 25 Arah akses mahasiswa
menuju optet
Sumber: Dokumen pribadi
Privasi dan Interaksi
Sumber: Dokumen pribadi
Faktor Manusia
1. Panggung dan tempat duduk
1. Tempat duduk, standar ukuran tempat
Pada area tersebut terdapat interaksi
duduk, sudut pandangan menuju panggung,
antara mahasiswa yang ada di tempat duduk
dan jangkauan pandangan penonton
dan di panggung yang berjalan sesuai
berpengaruh dengan perilaku mahasiswa.
fungsinya.
Sesuai dengan penjelasan di aspek teknis
mengenai struktur tempat duduk bahwa dari 2. Area pohon beringin
segi desain tempat duduk sudah memenuhi
standar. Kebanyakan
mahasiswa
Fleksibilititas menggunakan area
pohon beringin
1. Area Beringin, di sisi lain, area beringin juga
sebagai tempat
biasanya digunakan sebagai tempat teknisi
menyendiri karena Gambar 6. 27 Aktivitas
mahasiswa di area beringin

Sumber:
IMAJI Vol.7 No . 1 J u Dokumen
n i 2 0 1 2pribadi
|8
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

area tersebut terdapat pohon beringin besar Temuan


memberikan kesan tertutup.
Aspek Teknis
Persepsi
1. Tangga pada sisi kanan dan kiri
1. Area beringin tempat duduk sudah tidak layak pakai
dan tidak memenuhi standar.
Pada area beringin mahasiswa lebih 2. Ditemukan sebagian stop kontak yang
memilih untuk melakukan aktivitas karena sudah rusak dan tidak diketahui
dianggap privat dan memiliki penghawaan apakah stop kontak tersebut dapat
yang sejuk. Secara desain area berada paling digunakan.
atas, tepat mengarah ke panggung yang 3. Kurangnya pemeliharaan terhadap
dianggap tempat untuk para teknisi untuk paving block yang menyebabkan
mengatur jalannya kegiatan/acara. beberapa tempat ditumbuhi lumut
dan licin ketika hujan turun.
2. Tempat duduk dan panggung
4. Pada malam hari optet tidak
Merupakan area yang dianggap terbuka dilengkapi dengan lampu yang
karena kurangnya peneduh sehingga menyebabkan optet menjadi gelap.
membuat area tersebut lebih panas
dibandingkan dengan area beringin. Aspek Fungsional
1. Jaringan internet yang berada di
3. Pencahayaan Buatan pengajaran Gedung Sidharta tidak
selalu bisa diakses dari optet karena
Tidak adanya pencahayaan buatan pada radius jangkauan wifi yang terbatas.
malam hari sehingga menimbulkan kesan 2. Ditemukan sebagian stop kontak yang
seram. sudah rusak dan tidak diketahui
apakah stop kontak tersebut dapat
Citra dan makna
digunakan.
1. Optet 3. Tangga menuju tempat duduk tidak
berfungsi dengan baik karena kondisi
Perletakan optet berada di jantung yanag tidak layak pakai dan tidak
kampus DAFT yaitu posisi yang strategis dan memenuhi standar.
bisa diakses dari segala arah memberi kesan
bahwa optet menjadi pusat dari kegiatan
mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Aspek Perilaku
Diponegoro. 1. Pada sore menjelang malam hari, area
pohon beringin menjadi tempat
Secara estetika, tidak terdapat hal parkiran kendaraan mahasiswa
yang menarik dari optet dan belum sehingga menghambat akses menuju
menciptakan sesuatu yang bisa mengundang optet.
mahasiswa untuk mendatanginya. 2. Mahasiswa lebih memilih tempat
duduk sebagai aksesibilitas daripada
Kognisi dan orientasi
melewati tangga di tempat duduk
1. Tempat duduk dikarenakan tangga yang tidak layak
pakai dan tidak memenuhi standar.
Berdasarkan desain awal tempat 3. Dari segi desain sudah baik namun
duduk didesain yang berfungsi sebagaimana tidak ada sesuatu yang menjadikan
mestinya, namun karena posisi tangga yang optet itu menarik.
hanya terletak di sisi kana kiri tempat duduk 4. Presepsi mahasiswa terhadap optet
membuat mahasiswa menggunakan tempat yang terkesan seram karena tidak ada
duduk seperti anak tangga untuk sirkulasi. penerangan, hanya mendapat

I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |9
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

pancaran sinar lampu dari studio Preiser, W., Rabinowitz, H., & White, E. 1987.
gedung C. Post Occupancy Evaluation. New York:
5. Terdapat daerah teritorial pada area Van Nostrand Reinholde. ISBN 0-442-00345-5
pohon beringin yang digunakan
sebagai parkir sepeda motor pada Sudibyo, S. 1989. Aspek Fungsi dan Teknis
sore hari yang mengganggu Post Occupancy Evaluation dan Beberapa
aksesibilitas. Metode Penelitian. Seminar Pengembangan
Metodologi Post Occupancy
7. Kesimpulan Evaluation. Jakarta: Usakti.

Berdasarkan hasil evaluasi optet Universitas Gunadarma. Evaluasi Paca Huni


menggunakan analisis POE dapat ditarik (Post Occupancy Evaluation). Available:
kesimpulan bahwa desain optet berpengaruh http://elearning.gunadarma.ac.id/doc
terhadap aktifitas mahasiswa di Kampus modul/arsitektur_psikologi_dan_masyar
Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro. akat/bab8_evaluasi_pasca_huni.pdf .
Dalam melakukan kegiatan mahasiswa (diakses tanggal, 10, Mei 2018)
membutuhkan kenyamanan agar kegiatan
tersebut berjalan dengan lancar. Wikipedia (definisi lux, diakses pada 14 Mei
2018)
Namun optet kurang nyaman dalam
penggunaannya karena disebabkan oleh
permasalahan dari aspek teknis, aspek
fungsional dan aspek perilaku. Dari ketiga
aspek tersebut permasalahan yang paling
dominan yaitu aspek teknis dan aspek
perilaku. Masih terdapat banyak
permasalahan dari aspek teknis seperti
fasilitas yang tidak memenuhi standar. Dari
permasalahan aspek teknis memunculkan
perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan
harapan perancangnya seperti teritoriality,
presepsi dan citra.

8. Daftar pustaka

Danisworo, M. 1989. Post Occupancy


Evaluation,Pengertian dan Metodologi.
Jakarta: Universitas Trisakti

Paramitasari, Angela Upita., & Prawira, Putra


Medhiansyah. 2016. Evaluasi Pasca Huni
(Post Occupancy Evaluation) pada Taman
Lansia di Kota Bandung. Temu Ilmiah
IPLBI. Institut Teknologi Bandung. (Diakses
tanggal 28 April 2018)

Prameswari, D. V., Razziati, H. A., & Ridjal, A.


M. 2015. Evaluasi Purna Huni Fasilitas pada
Taman Wisata Budaya Senaputra Malang.
Jurnal Mahasiswa Teknik Arsitektur
Universitas Brawijaya.

I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 | 10

Anda mungkin juga menyukai