Pembangunan Open Theatre di Kampus Arsitektur diadakan sebagai bentuk penambahan ruang komunal
yang ditujukan kepada mahasiswa arsitektur untuk beraktivitas. Dengan adanya open theatre, mahasiswa
memiliki wadah untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang mendukung perkuliahannya baik itu kegiatan
secara personal maupun acara bersama. Namun selama penggunaan open theatre, terlihat sepi dari kegiatan
mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji POE (Post Occupancy Evaluation) desain open theatre sebagai
tempat kegiatan mahasiswa . Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif studi kasus
dengan teknik pengumpulan data berupa kegiata observasi dan dokumentasi. Analisa didapat dari hasil observasi
dari mahasiswa terkait kegiatan, fasilitas, dan sebagainya yang sesuai dengan kajian POE tentang kajian
bangunan pasca huni. Hasil dari penelitian ini menunjukkan desain open theatre dinilai secara umum sudah sesuai
fungsinya namun terhalang oleh beberapa fasilitas yang sudah rusak sehingga memengaruhi daya minat
mahasiswa untuk mendatanginya.
Sesuai dengan judul yang digunakan, Open theatre adalah tempat dimana
penelitian ini bersifat kajian atau studi untuk menampilkan pertunjukan di ruang
eksplorasi. Metodologi penyajian yang terbuka dengan deretan kursi-kursi ke
digunakan dalam penelitian ini adalah samping dan ke belakang yang berada di
deskripsi kualitatif. Metodologi kualitatif Kampus Teknik Arsitektur Universitas
sebagai prosedur penelitian yang Diponegoro.
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata Aktivitas adalah usaha-usaha yang
tertulis atau lisan dari orang-orang dan dikemukakan untuk melaksanakan semua
perilaku yang dapat diamati (Moleong, rencana dan kebijaksanaan yang telah
2007:4). dirumuskan dan ditetapkan untuk melengkapi
segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan,
Metode analisis deskriptif yang siapa yang akan melaksanakan, ditempat
digunakan yaitu analisis POE. POE (Post mana pelaksanaannya, kapan waktu dimulai
Occupancy Evaluation merupakan suatu dan berakhir, dan bagaimana cara yang harus
bagian dari rentetan kegiatan didalam proses dilaksanakan (Tjokroamudjojo, 1995 : 2010).
pembangunan dimana kajian atas suatu
bangunan yang telah dipergunakan (dihuni) 6. Analisis
dilakukan secara seksama atau sistematika
untuk menilai apakah kinerja bangunan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik
tersebut sejalan dengan kriteria (DAFT) Universitas Diponegoro berdiri pada
perancangannya (Danisworo, 1989). Hari Pahlawan 10 November 1962 yang saat
ini telah terakreditasi dengan peringkat A oleh
Rabinowitz (dalam Sudibyo,1989) Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
memilih POE dalam 3 aspek yaitu: fungsional, (BAN-PT). Teknik Arsitektur Undip
teknis, dan perilaku. Masing-masing menerapkan metode pembelajaran yang
mempunyai lingkup dan spesifikasi dalam bersifat e-learning dan konvensional, Problem
kegiatannya, meskipun secara proses Based Learning (PBL) serta Student Centered
garisbesarnya sama. Learning (SCL). Hal ini ditunjang dengan
kelengkapan sarana dan fasilitas belajar
berupa ruang indoor dan outdoor. Ruang
indoor berupa ruang kelas dan studio.
Sedangkan ruang outdoor berupa open
theatre.
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |2
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO
A. Mengerjakan tugas
C. Kegiatan/acara
Struktur
1. Talud
Analisis Standar
Gambar 6.4 Area pohon beringin
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |3
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO
2. Tangga
Analisis Standar
Sudut tangga
yang efisien
mempunyai
kemiringan
Gambar 6. 9
maksimal ± 40º.
Perhitungan Ukuran anak
dimensi tangga tangga di sisi
yaitu 1 Aantrade kiri area
(mendatar) + 2 tempat
Gambar 6.7 Optrade (tegak) = duduk
Ukuran 57 sampai dengan
tangga di sisi 60 cm yang
kanan dan merupakan langkah
kiri orang dewasa
dengan tinggi
panggung
badan normal.
Dari gedung C, Adapun standar
terdapat 2 ukuran tangga Gambar 6. 10
tangga menuju bangunan umum Ukuran kedua
optet. Ukuran yaitu: tangga dari
kedua tangga Panjang tangga:
arah Gedung
mamiliki tinggi Dilalui 1 orang
anak tangga 16 lebar ± 80 cm C
cm, lebar anak Dilalui 2 orang Tangga menuju
tangga 30 cm, lebar ± 120 cm tempat duduk
dan panjang Dilalui 3 orang yang terletak di
tangga 120 cm lebar ± 160 cm dua sisi kanan
yang dapat dilalui Lebar anak tangga dan kiri
oleh 2 orang = a = 30 cm, serta merupakan
dengan sudut tidak boleh kurang tangga yang
kemiringan 45°. dari 22,5 cm. hanya bisa
Kedua tangga Tinggi anak tangga dilewati satu
yang menuju = o = Maksimal 19 orang dengan
optet sudah cm serta yang baik tinggi 20 cm,
memenuhi 15 cm lebar 60, dan
standar. panjang 50 cm.
Hal ini belum
sesuai dengan
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |4
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO
Gambar 6. 11
Posisi anak Sudut pandangan Sumber : Time Saver
tangga mahasiswa Standard For Building
menuju menuju Types.
panggung sudah Sudut pandangan
panggung
sesuai dengan penonton ke
Tangga menuju standar yaitu 11°. panggung maksimal
optet memiliki 30°.
ketinggian 20cm
dengan lebar
trap tangga 30cm
dan lebar tangga
100cm.
3. Tempat duduk, Gambar 6. 16 Gambar 6.17
Perbedaan Standar perbedaan
Analisis Standar elevasi setiap elevasi
tempat duduk
Perbedaan Sumber : Time Saver
elevasi pada Standard For Building
setiap baris Types.
tempat duduk Beda elevasi pada
Gambar 6. 12 Gambar 6. 13 memiliki tiap baris kursi
Ketinggian Standar ukuran ketinggian 40cm penonton minimal
pandangan ketinggian yang sudah 5”= 12cm.
mahasiswa di pandangan memenuhi
tempat duduk standar
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |5
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO
Gambar 6. 20 Gambar 6. 21
Batas pandangan Standar sudut
dari panggung pandangan
menuju
penonton
Sumber : Time Saver
Tabel 1 Standar SI pencahayaan
Batas pandangan Standard For Building
Pada area panggung memiliki tingkat
dari panggung Types. Sudut
pencahayaan lebih besar yaitu 88.500lux pada
menuju pandangan maksimal siang hari. Berdasrkan SI area panggung
penonton paling pada auditorium
termasuk dalam kategori ruang terbuka yang
tepi yaitu 45° yaitu 100°.
terkena sinar matahari langsung.
sehingga
dikategorikan 2. Pencahayaan buatan
masih dapat
dijangkau oleh Pada malam
pandangan hari optet tidak
dengan nyaman. dilengkapi dengan
lampu hanya
mendapat pancaran
Ventilasi sinar lampu dari
gedung di sekitarnya. Gambar 6. 23
1. Vegetasi, Pencahayaan optet
Terdapat pohon beringin yang Sanitasi
terletak pada area optet paling atas Sumber: Dokumen pribadi
dengan kondisi tumbuh besar dan rindang 1. Drainase
sebagai peneduh dan juga penghasil O2
Persyaratan saluran terbuka :
sehingga penghawaan udara disekitar
pohon beringin menjadi sejuk. Sedangkan Saluran berbentuk ½ lingkaran,
dibagian panggung terdapat penghawan diameter minimum 20cm;
yang lebih panas. Kemiringan saluran minimum 2%
Gambar 6. 22 Kedalaman saluran minimum 40cm;
Vegetasi berupa Bahan bangunan : tanah liat, beton,
pohon beringin batu bata, batu kali;
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |6
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO
Finishing interior
Gambar 6. 24 Kondisi tangga sisi kiri Optet merupakan ruang terbuka yang
dan kanan tempat duduk optet hanya terdapat lantai dan beratapkan
vegetasi yang membantu dalam meredam
Sumber: Dokumen pribadi suara.
2. Tempat Duduk 1. Vegetasi yang berada di sekitar optet dapat
Pada pijakan kaki sebagian diplester membantu meredam suara. Optet pada
dengan pola yang teratur. Namun terdapat Kampus Teknik Arsitektur Universitas
pijakan kaki yang masih berupa tanah Diponegoro didesain secara terbuka sehingga
sehingga keamanan mahasiswa di optet tidak membutuhkan finishing interior yang
menjadi terganggu karena kondisi tanah yang banyak.
becek jika terjadi hujan.
3. Perkerasan Dinding pembatas
Perkerasan optet terbuat dari paving
block yang sudah dipenuhi lumut dan licin 1. Talud, menjadi pembatas antara perbedaan
seperti di area panggung, pijakan di tempat ketinggian yang berbeda. Talud sudah
duduk, dan area pohon beringin. memenuhi standar yang sudah ditetapkan.
Terdapat 23 titik stop kontak yang 1. Vegetasi, pptet didesain secara terbuka
terletak di bawah tempat duduk dan namun masih dinaungi pepohonan yang
dilengkapi penutup sebagai antisipasi dari sebagian menutupi optet.
bahaya keamanan. Kondisi tiga stopkontak
diantaranya sudah tidak layak pakai. Selain itu Aspek Fungsional
beberapa penutup pada stop kontak rusak
Pengelompokan fungsi
dan terbengkalai sehingga mahasiswa ragu
untuk menggunakan stop kontak tersebut 1. Stop kontak berfungsi untuk mendukung
karena dianggap berbahaya. kegiatan mahasiswa, namun banyak yang
tidak mengetahui kejelasan mengenai masih
Electrikal
berfungsi atau tidaknya pada saat ini.
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |7
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO
Sirkulasi 2. Aktivitas
Sumber:
IMAJI Vol.7 No . 1 J u Dokumen
n i 2 0 1 2pribadi
|8
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 |9
KAJIAN POE TERHADAP DESAIN OPEN THEATRE SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA DI
KAMPUS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO
pancaran sinar lampu dari studio Preiser, W., Rabinowitz, H., & White, E. 1987.
gedung C. Post Occupancy Evaluation. New York:
5. Terdapat daerah teritorial pada area Van Nostrand Reinholde. ISBN 0-442-00345-5
pohon beringin yang digunakan
sebagai parkir sepeda motor pada Sudibyo, S. 1989. Aspek Fungsi dan Teknis
sore hari yang mengganggu Post Occupancy Evaluation dan Beberapa
aksesibilitas. Metode Penelitian. Seminar Pengembangan
Metodologi Post Occupancy
7. Kesimpulan Evaluation. Jakarta: Usakti.
8. Daftar pustaka
I M A J I V o l . 7 N o . 1 J u n i 2 0 1 2 | 10