Anda di halaman 1dari 13

PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr.Arnis
JAYALOKA Asmaradewi
198706072014011
2001
1. Pengertian Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukkan cairan
atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam
jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk pemberian cairan intravena
kepada pasien yang membutuhkan bantuan tambahan cairan
atau obat karena penyakitnya
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Jayaloka Nomor 800/
/PKM/JLK/2019 tentang Penggunaan dan Pemberian Obat Dan
Atau Cairan Intravena.
4. Referensi Potter dan Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Vol 2.
EGC. Jakarta. 2017
5. Persiapan Alat
1. IV Catheter (Abocath) sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan
2. Infus set / blood set
3. Cairan infus sesuai kebutuhan
4. Standar infus
5. Tali pembendung (Torniquet)
6. Kapas a1koho170% dalam tempatnya
7. Betadine dalam tempatnya
8. Kassa steril
9. Sarung tangan steril
10. Plester
11. Bengkok (nierbekken)
12. Gunting verband
13. Pengalas
14. Spalk bila perlu (untuk anak-anak)
15. Petugas membawa alat-alat yang diperlukan ke dekat
pasien.

6. Prosedur 1. Petugas melakukan identifikasi pasien.


2. Petugas mempersiapkan psikologis pasien.
3. Petugas menj elaskan tentang tujuan tindakan,
tindakan yang akan dilakukan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh pasien atau keluarganya.
4. Petugas memberikan forrnulir persetujuan tindakan
untuk ditandatangai oleh pasien atau keluarga
pasien.
5. Petugas mengatur cahaya agar penerangan baik.
6. Petugas memasang infus set ke cairan dengan cara :
a. Petugas membuka infus set dan menggeser bagian
klem hingga 10 cm dari bagian ruang tetesan dan
tutup/klem dengan cara digeser ke bawah.
b. Petugas menghubungkan infus set dengan botol
cairan infus kemudian menggantungkan.
c. Petugas mengisi cairan pada infus set dengan
menekan bagian ruang tetesan hingga ruang
tetesan terisi sebagian, kemudian membuka klem
dan mengalirkan cairan hingga slang terisi dan
udaranya keluar.
7. Petugas rnemilih Vena yang akan dilakukan
penusukan.
8. Petugas meletakkan pengalas
9. Petugas menyiapkan plester
10. Petugas melakukan pembendungan dengan
tourniquet di atas Vena yang akan ditusuk.
11. Petugas cuci tangan.
12. Petugas memakai sarung tangan steril.
13. Petugas melakukan desinfeksi daerah yang akan
ditusuk dengan kapas alcohol.
14. Petugas menusukan IV kateter (abocath) ke dalam
Vena secara perlahan dengan lubang jarum
menghadap ke atas.
15. Petugas membuka tourniquet, membuka klem selang
infus untuk melihat kelancaran tetesan.
16. Bila lancar, petugas mengamankan IV cateter dengan
cara di plester.
17. Petugas meletakan kassa steril yang sudah dioles
dengan betadine, lalu menempelkan pada Vena yang
ditusuk kemudian merekatkan dengan plester.
18. Petugas memasang plester berikutnya untuk
mengamankan slang infus.
19. Petugas memasang spalk bila perlu
20. Petugas mengatur tetesan infus sesuai kebutuhan.
21. Petugas merapikan pasien dan membereskan alat-
alat.
22. Petugas melepas sarung tangan.
23. Petugas mencuci tangan.

7. Dokumen Rekam Medik


Terkait
8. Unit Terkait UGD , Rawat Inap, Persalinan

PEMASANGAN EKG
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr. Arnis
JAYALOKA Asmaradewi
198706072014011
2001
1. Pengertian Suatu proses perekaman perubahan listrik jantung dengan
menggunakan alat elektrokardiogram atau EKG
2. Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengetahui adanya irama kelainan jantung
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
adanya kelainan miokardium
3. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
pengaruh atau efek obat jantung terutama digitalis
4. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
adanya gangguan elektrolit
5. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
adanya perikarditis
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Jayaloka Nomor 800/
/PKM/JLK/2019 tentang pelayanan klinis
4. Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014
5. Persiapan Alat a. Mesin EKG
b. Jelly elektrode
c. Kertas EKG
d. Tissue
e. Plat elektrode balon pengisis elektrode dada
f. Kabel untuk sumber lisrtik
6. Prosedur 1. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan tindakan
pemasangan EKG
2. Melepaskan alat logam yang melekat di tubuh pasien
termasuk gigi palsu
3. Menganjurkan pasien untuk tidur terlentang dan tidak
bergerak selama prosedur tindakan EKG
4. Menjelaskan kepada pasien untuk tidak memegang pagar
tempat tidur
5. Mencuci tangan
6. Menutup sampiran
7. Membuka pakaian atas pasien
8. Membersihkan area ekstremitas dan dada yang akan
dipasangi elektroda dengan menggunakan tissue
9. Memberikan jelly pada area pemasangan dan elektroda
10.Memasang elektroda ekstremitas atas pada pergelangan
tangan searah dengan telapak tangan dan ekstremitas bawah
pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam dengan
posisi pemasangan sebagai berikut :
a. RA di lengan kanan
b. LA di lengan kiri
c. LL di tungkai kiri
d. RL di tungkai kanan
11.Memasang elektrode dada dengan posisi pemasangan sebagai
berikut:
a. V1 : Pada intercosta ke 4 kanan
b. V2 : Pada intercosta ke 4 kiri
c. V3 : Pada intercosta 4,5 antara V2 dan V4
d. V4 : Pada intercosta 5 linea midclavicula kiri
e. V5 : Horizontal terhadap V4, di linea aksilaris interior
f. V6 : Horizontal terhadap V5, pada linea midaksila
12.Menyalakan power on pada mesin EKG
13.Melakukan rekaman 12 lead
14.Setelah selesai, matikan power mesin EKG dan lepaskan
kabel/elektroda dari tubuh pasien kemudian bersihkan sisa
jelly yang menempel dengan tissue
15.Membereskan lat
16.Mencuci tangan
7. Dokumen Rekam medik
Terkait
8. Unit Terkait UGD, BP, Rawat Inap

INJEKSI INTRAVENA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr.Arnis Asmaradewi

JAYALOKA 19870607201401120
01
1. Pengertian Injeksi intravena adalah suatp proses memasukan obat ke dalam
tubuh pasien melalui pembuluh darah vena
2. Tujuan 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi dengan
injeksi parenteral
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukan obat dalam jumlah yang lebih besar
4. Sebagai acuan dalam melakukan tindakan injeksi intravena
di UPT Puskesmas Jayaloka
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Jayaloka Nomor 800/
/PKM/JLK/2019 tentang pelayanan klinis
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2015
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
5. Persiapan Alat a. Alat tulis
b. Rekam medik/status pasien
c. Buku injeksi
d. Lembar informed consent
e. Jam tangan
f. Handscone
g. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
h. Aquadest
i. Bak instrumen
j. Torniquet
k. Kapas alkohol
l. Desinfektan
m. Perlak/pengalas
n. Obat sesuai terapi
o. Plester luka
p. Bengkok
6. Prosedur 1. Baca instruksidokter dan minta formulir persetujuan
tindakan medis (untuk perawat) di ruang tindakan dan
pelayanan 24 jam
2. Jelaskan pada pasien dan keluarganya tentang tindakan
yang akan dilakukan
3. Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta
untuk menandatanganinya
4. Petugas mencuci tangan dan memasang handscone
5. Siapkan alat dan bahan didekat pasien
6. Jelaskan tentang jenis obat yang akan diberikan, kegunaan
dan cara pemberian serta kemungkinan efek samping obat
7. Berikan kesempatan pasien / keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
8. Cocokkan nama obat, dosis, dan cara pemberian sesuai
advis dokter dan etiket obat. Bila obat dalam bentuk serbuk,
Petugas melarutkan obat dengan water for injection (aqua
bides)
9. Petugas Mengatur posisi pasien
10.Petugas menentukan lokasi yang akan di lakukan injeksi
11.Pasang perlak dan alasnya
12.Bebaskan lengan pasien dari baju atau kemeja yang akan di
injeksi
13.Letakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
14.Pilih area penususkan yang bebas dari tanda kekakuan
peradangan atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorpsi
obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
15.Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah
dalam ke arah keluar) biarkan kering
16.Buka tutup jarum
17.Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit
lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan
penusukan
18.Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akan
ditusuk
perlahan pasti
19.Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum
kedalam
vena
20.Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan
barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger
21.Observasi adanya darah dalam spuit
22.Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat
perlahan – lahan
23.Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat
dimasukkkan , sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
24.Tutup area penusukkan dengan menggunakan kassa steril
yang diberi betadin / plester luka
25.Petugas mengamati reaksi pasien baik verbal maupun non
verbal selama dan setelah injeksi.
26.Petugas mengembalikan posisi pasien
27.Petugas membuang sampah medis pada tempatnya.
28.Petugas merapikan alat dan bahan.
29.Petugas menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan telah
selesai
30.Petugas berpamitan pada pasien / keluarga
31.Buka sarung tangan lalu cuci tangan
32.Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan

 Hal yang perlu di perhatikan :


1. Observasi pasien antara 5 sampai 15 menit terhadap
reaksi obat
2. Selalu menanyakan apakah pasien mempunyai alergi obat
tertente atau tidak
3. Selalu memperhatikan prinsip pemberian obat yang benar
7. Dokumen Rekam medik
Terkait
8. Unit Terkait UGD, BP, Rawat Inap, KIA

INJEKSI INTRAMUSKULER
SOP No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr. Arnis
JAYALOKA Asmaradewi
198706072014011
2001
1. Pengertian Adalah untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
dibanding obat yang diberikan melalui SC, absorbs juga lebih
cepat karena lebih banyaknya suplai darah diotot tubuh tapi
cara ini dapat mencegah atau mengurangi iritasi obat.
Beberapa lokasi yang lazim digunakan untuk injeksi IM:
1. Deltoid
2. Dorsogluteal
3. Ventrogluteal
4. Vastus lateralis
5. Rektus femoralis
2. Tujuan 1. Tujuan injeksi IM adalah untuk memasukan obat dalam
jumlah yang lebih besar disbanding obat yang dinerikan
melalui SC, absorbs juga lebih banyak suplai darah di otot
tubuh tapi cara ini dapat mencegah / mengurangi iritasi obat.
2. Sebagai acuan dalam melakukan tindakan injeksi intravena di
UPT Puskesmas Jayaloka
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Jayaloka Nomor 800/
/PKM/JLK/2019 tentang pelayanan klinis
4. Referensi Permenkes No. 75 Tahun 2014
5. Persiapan Alat 1. Alat tulis
2. Rekam medik/status pasien
3. Buku injeksi
4. Lembar informed consent
5. Jam tangan
6. Handscone
7. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
8. Aquadest
9. Bak instrumen
10.Torniquet
11.Kapas alkohol
12.Desinfektan
13.Perlak/pengalas
14.Obat sesuai terapi
15.Plester luka
16.Bengkok
17.Prosedur 1. ,
18.Dokumen Rekam medik
Terkait
19.Unit Terkait UGD, BP, Rawat Inap, KIA

PELAYANAN PASIEN DI IGD


SOP No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr. Arnis
JAYALOKA Asmaradewi
198706072014011
2001
1. Pengertian 1. Pelayanan di instalasi gawat darurat merupakan upaya dalam
mengidentifikasi penyakit atau kelainan pasien di IGD untuk
memberikan penanganan yang cepat dan tepat serta sesuai
dengan sumber daya Puskesmas
2. Tujuan 2. Sebagai acuan bagi petugas IGD dalam melakukan kegiatan
pelayanan pasien IGD Puskesmas Jayaloka
3. Memastikan bahwa pasien mendapat penanganan yang sesuai
dengan penyakit dan kebutuhan pasien serta sumber daya
puskesmas
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Jayaloka Nomor 800/
/PKM/JLK/2020 tentang pelayanan klinis
4. Referensi Permenkes No. 75 Tahun 2014
5. Prosedur 1. Petugas IGD menerima pasien yang datang
2. Petugas (Dokter/Perawat) menerima pasien dengan
menggunakan APD level 2
3. Petugas triase melakukan skrining Covid-19 kepada pasien
4. Jika hasil skrining:
- Menunjukan gejala dan tanda ke arah covid-19 (demam,
batuk, lemas, sesak, hasil rapid antigen positif) pasien
diarahkan keruang isolasi covid-19
- Tidak menunjukan gejala dan tanda ke arah covid-19,
keadaan umum baik, tidak memiliki komorbid, namun
hasil rapid antigen positif setelah diperiksa oleh dokter
IGD pasien diarahkan untuk isolasi mandiri dirumah,
sambil memberikan edukasi kepada pasien untuk
menerapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan
memakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak,
menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan
interaksi)
- Tidak menunjukan gejala dan tanda ke arah covid-19,
keadaan umum baik, swab antigen negatif, pasien
dianamesis dan dilakukan observasi di IGD
- Petugas triase mengukur tanda-tanda vital pasien
- Waktu tanggap pelayanan di IGD dilakukan dalam waktu
< 5 menit
- Dokter jaga IGD melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik kepada pasien
- Dokter jaga membuat pengantar pemeriksaan penunjang
(laboratorium) serta melakukan pemeriksaan penunjang
lainnya seperti EKG sesuai indikasi
- Petugas laboratorium mengambil sampel dan
pemeriksaan
- Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan ke
dokter/perawat jaga IGD
- Dokter jaga membuat terapi dan rencana tindakan medis
- Apabila pasien datang diluar jam kerja maka petugas
mengonsultasikan keadaan pasien dengan dokter
puskesmas via telepon
- Petugas mengerjakan instruksi dokter dan melengkapi
status pasien
5. Dokumen Rekam medik
Terkait
6. Unit Terkait UGD,

Anda mungkin juga menyukai