Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari adalah perseroan yang

bergerak dibidang SPBU yang beralamat di Jalan Raya

Karanganyar RT 02 RW 03 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten

Tegal. Perseroan ini didirikan pada tanggal 17 Oktober 2001.

Perseroan didirikan berdasarkan Akte No 57 tanggal 17 Oktober

2001 oleh Notaris Yaumi Azhar SH. Perseroan diubah berdasarkan

Akte nomor 3 tanggal 14 Februari 2009 oleh Notaris Dra Pratiwi

SH berkedudukan di Slawi dan telah tercatat dalam Daftar

Perseroan di Departemen Hukum dan HAM dengan No AHU -

0014387.AH.01.09 tanggal 06 April 2009. PT. Dimas Gaperbi

Bitrul Mentari juga telah terdaftar dengan No TDP 112315200105

di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Tegal dengan

putusan No 232/BH. 11-23/V/2009 tanggal 8 Mei 2009.

PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari atau SPBU Karanganyar

Tegal berdiri dibawah naungan PT. Pertamina (Persero). Adapun

bahan bakar minyak yang dijual diantaranya yaitu, premium,

pertamax dan bio solar. Selain itu perusahaan juga menjual bahan

bakar gas atau LPG. Masing-masing bahan bakar dijual dalam

37
38

jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Setiap

persediaan bahan bakar minyak yang tersedia untuk dijual

disimpan dalam tangki pendam. Nilai persediaan mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap penyusunan laporan

keuangan baik dalam neraca maupun laporan perhitungan laba

rugi.

PT. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi

(National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember

1957 dengan nama PT. Permina. Perusahaan ini berganti nama

pada tahun 1961 menjadi PN. Permina. Setelah merger dengan PN.

Pertamin di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN. Pertamina.

Sebutan perusahaan menjadi Pertamina dengan bergulirnya

Undang-Undang No. 8 Tahun 1971. Sebutan ini tetap dipakai

setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT. Pertamina

(Persero) pada tanggal 17 September 2003, berdasarkan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23

November 2001 tentang minyak dan gas bumi. PT. Pertamina terus

berupaya meningkatkan kualitas bahan bakar minyak produknya

agar lebih kompetitif di pasaran terutama untuk jenis-jenis produk

yang tidak disubsidi oleh pemerintah.

4.1.2 Struktur Organisasi PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari Tegal

Struktur organisasi merupakan sebuah kerangka bentuk

hubungan pekerjaan antara orang-orang atau kelompok dalam


39

menjalankan tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing. Demi

terselenggaranya sebuah kegiatan usaha secara efektif dan efisien,

maka diperlukan sebuah struktur organisasi yang baik. Agar dapat

diketahui akan adanya pembagian tugas tanggung jawab dan

wewenang masing-masing karyawan secara jelas.

Struktur Organisasi PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari

Tegal adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama

Komisaris Komisaris Komisaris

Direktur Utama

Direktur

Manager

Staff Pengawas Operator Seccurity Cleaning

Administrasi BBM Service

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari (SPBU

Karanganyar) Tegal.

Sumber : PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari (SPBU Karanganyar) Tegal (2014).
40

4.1.3 Tugas dan Wewenang

Tugas dan wewenang merupakan suatu rincian yang

menunjukan posisi dan tanggung jawab yang harus dikerjakan oleh

masing-masing personil. Tugas dan wewenang ini perlu dibuat

supaya masing masing personil mengerti kedudukannya didalam

organisasi. Adapaun fungsi tugas dan wewenang di SPBU adalah

sebagai berikut:

1) Komisaris Utama :

Komisaris Utama merupakan pihak yang bertugas untuk

memimpin perusahaan serta mengelola kekayaan perusahaan

dan mengikuti rapat-rapat besar bersama para investor.

Komisaris Utama juga bertugas memerintah dengan cara

menetapkan kebijakan-kebijakan dan tujuan-tujuan yang luas

bagi perusahaan.

2) Komisaris

Komisaris merupakan personil yang berada dibawah

Komisaris Utama. Tugas dan wewenangnya yaitu melakukan

pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direktur Utama

atau Direktur serta memberi pengarahan untuk memajukan

perusahaan.

3) Direktur Utama

a) Memipin dan mengendalikan kegiatan SPBU


41

b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan

pengadaan dan peralatan perlengkapan.

c) Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber

pendapatan serta perbelanjaan perusahaan.

4) Direktur

Direktur bertugas memilih, menetapkan dan mengawasi

tugas dari karyawan dan kepala bagian (Manajer). Direktur

juga bertugas menyetujui anggaran perusahaan tahunan

perusahaan.

5) Manajer

Manajer adalah orang yang mampu mengintegrasikan

berbagai macam variabel seperti karakteristik, budaya,

pendidikan dan latar belakang kedalam suatu tujuan organisasi

yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.

Dimana ada pengarahan yang mencakup pembuatan

keputusan, kebijaksanaan, supervisi, rancangan organisasi dan

pekerjaan serta seleksi, pelatihan, penilaian dan

pengembangan.

Tugas Manajer pada SPBU adalah :

a) Mewakili SPBU dihadapan Pertamina.

b) Menetapkan keputusan-keputusan internal SPBU.

c) Melakukan proses pengadaan BBM.

d) Melaksanakan manajemen personalia SPBU.


42

6) Staff Administrasi

Staff administrasi adalah orang yang melakukan

pencatatan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan

administrasi yang ada pada SPBU.

Tugas dan wewenang Staff Administrasi adalah :

a) Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan

pengarsipan.

b) Melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyediaan

fasilitas dan layanan administrasi, sesuai keuntungan yang

berlaku untuk mendukung kelancaran operasional

perusahaan.

c) Membuat rencana dan mengevaluasi kinerja harian dan

bulanan untuk memastikan tercapainya kualitas target

kerja yang dipersyaratkan dan sebagai bahan informasi

kepada atasan.

7) Pengawas (Foreman)

Pengawasan adalah suatu upaya yang sitematik untuk

menetapkan kinerja standar perencanaan, membandingkan

kinerja aktual yang telah ditentukan serta menetapkan apakah

telah terjadi suatu penyimpangan dan pengambilan tindakan

perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber

daya perusahaan telah digunakan secara optimal mungkin guna

mencapai tujuan perusahaan.


43

Tugas dan wewenang pengawas adalah sebgai berikut:

a) Bertanggung jawab atas kegiatan operasi penjualan.

b) Memeriksa banyaknya BBM yang dikirim oleh Pertamina

apakah sudah sesuai dengan yang dipesan sebelumnya.

Pemeriksaan dilakukan pada saat BBM akan dimasukan

kedalam tangki pendam, pengawas juga akan

memeriksanya kembali setelah pengisian selesai. Hal ini

bertujuan untuk mencegah kecurangan yang dapat terjadi

pada saat pengiriman.

c) Bertanggung jawab atas kegiatan perawatan alat dan

fasilitas.

d) Mengkoordinasikan kegiatan shift.

e) Menyelesaikan kegiatan administrasi umum.

f) Melakukan pembuatan transaksi keuangan.

8) Operator

Operator adalah pekerja yang berhadapan langsung

dengan konsumen pada saat terjadi transaksi pembelian.

Tugas operator adalah sebagai berikut :

a) Melayani konsumen dalam pengisian BBM.

b) Menjaga kebersihan lingkungan dan alat.

c) Melakukan kegiatan perawatan harian untuk pompa,

tangki dan generator.


44

9) Satuan Pengamanan (Security )

Satuan Pengamanan adalah pihak yang melakukan

pengamanan terhadap segala bentuk kegiatan yang ada di

SPBU.

Tugas dari Satuan Pengamanan adalah :

a) Melakukan pengamanan terhadap sarana, fasilitas pekerja

dan konsumen yang ada pada area SPBU.

b) Mengatur ketertiban arus lalu lintas kendaraan konsumen

didalam area SPBU.

c) Menutup jalur masuk dan keluar bila SPBU tidak

beroperasi.

10) Cleaning Service

Cleaning Service bertugas sebagai berikut :

a) Melakukan pembersihan rutin untuk seluruh fasilitas

dalam lingkungan SPBU.

b) Menjaga kebersihan lingkungan seperti kamar toilet,

musholla dan semua fasilitas yang ada di SPBU.

4.1.4 Kondisi Perusahaan Sekarang

PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari adalah perseroan yang

bergerak dibidang SPBU yang beralamat di Jalan Raya

Karanganyar RT 02 RW 03 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten

Tegal. Perseroan ini didirikan pada tanggal 17 Oktober 2001. PT.

Dimas Gaperbi Bitrul Mentari atau SPBU Karanganyar Tegal


45

berdiri dibawah naungan PT. Pertamina (Persero). Adapun bahan

bakar minyak yang dijual diantaranya yaitu, premium, pertamax

dan bio solar. Selain itu perusahaan juga menjual bahan bakar gas

atau LPG. Masing-masing bahan bakar dijual dalam jumlah

banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Letak perusahaan sangat strategis sehingga mempermudah

masyarakat untuk dapat membeli bahan bakar minyak. Selain

menyediakan bahan bakar minyak SPBU juga menyediakan

layanan tambahan misalnya, musholla, pompa angin dan toilet.

Adapun layanan tambahan gratis yaitu, pompa angin dan air.

Perusahaan juga termasuk SPBU yang modern karena dilengkapi

pula dengan mini market dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Banyaknya fasilitas yang tersedia sehingga tidak heran apabila

SPBU juga menjadi tempat istirahat.

4.2 Analisis Data dan Pembahasan

4.2.1 Penilaian Persediaan pada PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari

(SPBU Karanganyar) Tegal

Penilaian persediaan yang dapat digunakan dalam teori

akuntansi ada beberapa macam. Salah satunya yaitu, metode rata-

rata perpetual atau rata-rata bergerak (moving average). Metode

rata-rata perpetual digunakan untuk mempermudah dalam

menentukan harga perolehan persediaan awal dan persediaan akhir.


46

Semua metode penilaian persediaan didasarkan atas harga

perolehan. Saat harga stabil, perhitungan metode yang benar akan

menghasilkan laba yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh

perusahaan, sehingga diharapkan mampu menunjang keuangan

pada perusahaan. Apabila perhitungan pada perusahaan tidak sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dapat

mengakibatkan ketidakstabilan pada keuangan perusahaan,

sehingga hasil yang diperoleh perusahaan tidak sesuai dengan

tujuan yang diinginkan. Maka dari itu perhitungan yang tepat

dalam perusahaan sangat dibutuhkan agar mampu meningkatkan

keuangan pada perusahaan.

Perhitungan penilaian persediaan barang dagang yang

disajikan dalam laporan keuangan pada PT. Dimas Gaperbi Bitrul

Mentari (SPBU Karanganyar) Tegal menggunakan metode rata-rata

perpetual. Perusahaan memilih menggunakan metode rata-rata

perpetual karena didasari oleh harga pokok yang cenderung

berubah-ubah dan untuk mempermudah penentuan persediaan akhir

dan harga pokok penjualan.

4.2.2 Metode Rata-rata Perpetual Menurut Perusahaan

Metode analisis data yang digunakan oleh PT. Dimas

Gaperbi Bitrul Mentari Tegal (SPBU Karanganyar) Tegal yaitu

menggunakan perhitungan penilaian persediaan dengan

melampirkan kartu persediaan yang ada pada perusahaan yaitu


47

metode rata-rata perpetual. Metode ini dipilih karena

mempermudah penentuan harga perolehan persediaan akhir

Perhitungan persediaan akhir, harga pokok penjualan dan

laba kotor perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.1 Perhitungan Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan Pertamax

menurut Perusahaan

Persediaan Awal Rp 74.455.125,00


Pembelian Rp 1.427.600.000,00 +
Tersedia untuk dijual Rp 1.502.045.125,00
Persediaan Akhir Rp 34.731.200,00 -
Harga Pokok Penjualan Rp 1.467.313.925,00
Sumber : Data Sekunder diolah (2014)

Tabel 4.2 Perhitungan Laba Kotor Pertamax menurut Perusahaan

Penjualan 1.510.577.310,00
Persediaan
Awal 74.455.125,00

Pembelian 1.427.600.000,00 +
Tersedia
untuk dijual 1.502.055.125,00
Persediaan
Akhir 34.731.200,00 -
Harga
Pokok
Penjualan 1.467.323.925,00 -

Laba Kotor 43.253.385,00


Sumber : Data Sekunder diolah (2014)
48

4.2.3 Metode Rata-rata Perpetual Menurut PSAK

Metode analisis data menggunakan perhitungan penilaian

persediaan dengan melampirkan kartu persediaan yang ada pada

Perusahaan. Namun, cara perhitungan yang dilakukan

menggunakan acuan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK). Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil penilaian

persediaan akhir menurut Perusahaan sudah sesuai atau belum

dengan PSAK.

Perhitungan persediaan akhir, harga pokok penjualan dan

laba kotor dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perhitungan Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan Pertamax

menurut PSAK

Persediaan Awal Rp 74.455.125,00


Pembelian Rp 1.427.600.000,00 +
Tersedia untuk dijual Rp 1.502.045.125,00
Persediaan Akhir Rp 34.027.712,63 -
Harga Pokok Penjualan Rp 1.468.027.412,37
Sumber : Data Sekunder diolah (2014)
49

Tabel 4.4 Perhitungan Laba kotor Pertamax Tahun 2013 dengan metode menurut

PSAK

Penjualan 1.510.577.310,00
Persediaan
Awal 74.455.125,00

Pembelian 1.427.600.000,00 +
Tersedia
untuk dijual 1.502.055.125,00
Persediaan
Akhir 34.027.712,63 -
Harga
Pokok
Penjualan 1.468.027.412,37 -

Laba Kotor 42.549.897,63


Sumber : Data Sekunder diolah (2014)
50

4.2.4 Pembahasan

Tabel 4.5 Penilaian Persediaan Akhir Menurut Perusahaan dan PSAK

Perusahaan PSAK Selisih

Persediaan Akhir Rp 34.731.200,00 Rp 34.027.712,63 Rp 703.487,37

HPP Rp 1.467.323.925,00 Rp 1.468.027.412,37 Rp 703.487,37

Laba Kotor Rp 43.253.385,00 Rp 42.549.897,63 Rp 703.487,37

Sumber : Data Sekunder diolah (2014)

Menurut perhitungan penilaian persediaan bahan bakar minyak

pertamax yang ada pada PT. Dimas Gaperbi Bitrul Mentari (SPBU

Karanganyar) Tegal pada tahun 2013, menghasilkan persediaan akhir

sebesar Rp 34.731.200,00 dan Harga Pokok Penjualan sebesar Rp

1.467.323.925,00 serta didapat laba kotor sebesar Rp 43.253.385,00.

Perhitungan dan analisis data dengan menggunakan metode rata-

rata perpetual sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) pada tahun 2013, menghasilkan persediaan akhir sebesar Rp

34.027.712,63 dan Harga Pokok Penjualan sebesar Rp 1.468.027.412,37

serta didapat laba kotor sebesar Rp 42.549.897,63.

Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh selisih untuk

persediaan akhir bahan bakar minyak pertamax sebesar Rp 703.487,37.

Selisih Harga Pokok Penjualan sebesar Rp 703.487,37 dan untuk selisih

pada laba kotor sebesar Rp 703.487,37.


51

Menurut perhitungan yang ada pada Perusahaan untuk penentuan

harga jualnya lebih sederhana, karena hanya menambahkan harga beli

dengan laba yang sudah ditentukan oleh Perusahaan yaitu sebesar

Rp325,00 perliternya. Sedangkan pada perhitungan yang dilakukan

menggunakan metode rata-rata perpetual sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan harga jual akan berubah pada saat terjadi

pembelian, kemudian untuk penentuan harga jualnya didapat dari jumlah

yang ada pada saldo dibagi dengan volume pada saldo. Maka dari itu

diperoleh harga jual yang berbeda dengan perhitungan menurut

Perusahaan. Perhitungan tersebut merupakan peraturan yang sudah

ditetapkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Karena harga

jualnya berbeda maka didapat selisih pada persediaan akhir, harga pokok

penjualan dan laba kotor. Hal ini menunjukan bahwa perbedaan metode

yang digunakan dalam perhitungan penilaian persediaan akhir

mempengaruhi pada harga pokok penjualan dan laba kotor yang

diperoleh.

Berdasarkan perhitungan penilaian persediaan akhir untuk bahan

bakar minyak Pertamax pada tahun 2013, dapat ditarik kesimpulan

bahwa perhitungan penilaian persediaan akhir menurut Perusahaan belum

sesuai dengan perhitungan penilaian persediaan akhir yang sudah

ditetapkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Metode pada

Perusahaan dinilai belum tepat karena tidak sesuai dengan perhitungan

yang berlaku menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai