Paparan Bappenas
Paparan Bappenas
Disampaikan pada “Forum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat”
Karawang, 27 Februari 2020
1. Pendahuluan
2
KAJI ULANG KEBIJAKAN 1969-1984
1969/70-1973/74 1974/75-1978/79 1979/80-1983/84
Isu • Krisis ekonomi, sosial • Oil Boom • External Shock: harga
dan politik • Penerimaan minyak turun
• Hyper-inflasi pemerintah • Resesi ekonomi dunia
• Pengangguran meningkat • Kesenjangan
• Defisit anggaran • Kesenjangan
Sumber: Kajian Evaluasi Dampak Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Bappenas (2017)
TANTANGAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
Persentase (%)
69.92%
55.86% 54.25% 66.57% 66.54%
52.27% 62.74% 62.95%
50.23%
47.82% 47.66%
48.54%
khususnya kabupaten
• Peran TKDD terhadap
belanja APBD sangat besar
16.35%
• Tingkat Ketergantungan
10.92%
Belanja Operasional APBD
2013 2014 2015 2016 2017 2018 (Belanja Pegawai langsung
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Tahun dan tidak langsung serta
Kabupaten Kota Provinsi Kabupaten Kota Provinsi
belanja barang dan jasa)
PROPORSI ALOKASI DAK FISIK TERHADAP BELANJA MODAL APBD PROPORSI ALOKASI DAK FISIK TERHADAP BELANJA MODAL APBD terhadap dana TKDD selain
TAHUN 2013-2018 TAHUN 2013-2018
94.27%
87.39%
DAK Fisik
49.85%
82.85% 83.62% 81.67% 82.67%
• Hampir 50% dari total
40.89%
70.26%
67.22%
64.65%
68.69%
36.09%
40.23% belanja modal di daerah
35.83%
62.47%
Persentase (%) 33.65%
(khususnya kabupaten)
Persentase (%)
58.33% 33.23%
55.04%
55.05%
50.71% 49.01%
48.59% 25.98%
24.36% berasal dari DAK Fisik
18.54%
16.80%
13.54%
11.32%
8.56% 8.34%
5.15% 6.63%
5.03%
11.23%
REPUBLIK INDONESIA
VISI INDONESIA TAHUN 2045
2045
unggul, berbudaya, serta yang merata dan
menguasai ilmu inklusif
pengetahuan dan teknologi
REPUBLIK INDONESIA
VISI INDONESIA TAHUN 2045
Pilar Pembangunan
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMERATAAN PEMANTAPAN KETAHANAN
MANUSIA DAN EKONOMI YANG PEMBANGUNAN NASIONAL DAN TATA
PENGUASAAN IPTEK BERKELANJUTAN KELOLA
KEPEMERINTAHAN
Percepatan Taraf Pendidikan Peningkatan Investasi Percepatan
Rakyat Indonesia secara dan Daya saing ekonomi Pengentasan Demokrasi Substantif
Merata
Kemiskinan
Peningkatan Peran Percepatan Industri dan
Pariwisata Pemerataan
Kebudayaan dalam Reformasi Kelembagaan
Pembangunan Kesempatan Usaha
dan Birokrasi
Pembangunan Ekonomi dan Pendapatan
Peningkatan Sumbangan Maritim
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dalam Pemerataan Penguatan Sistem Hukum
Pembangunan Pemantapan Ketahanan Pembangunan Wilayah Nasional dan Antikorupsi
Pangan dan Peningkatan
Kesejahteraan Petani
Peningkatan Derajat Pembangunan Politik Luar Negeri Bebas
Kesehatan dan Kualitas Infrastruktur yang Merata Aktif
Hidup Rakyat Peningkatan Ketahanan dan Terintegrasi
Energi dan Air
Penguatan Pertahanan dan
Reformasi Ketenagakerjaan
Komitmen terhadap Keamanan
Lingkungan Hidup 12
5 ARAHAN UTAMA PRESIDEN
1 Pembangunan SDM
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2 Pembangunan Infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi dengan
kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru,
dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.
Memperhatikan/
6 Lingkungan Hidup dan
mempertimbangkan
kondisi: Kerentanan Bencana
14
15
REPUBLIK INDONESIA
SASARAN PEMBANGUNAN 2020-2024
Meningkatnya kesejahteraan rakyat dan kualitas manusia, menurunnya tingkat kemiskinan dan pengangguran,
berkurangnya kesenjangan pendapatan dan wilayah, serta terjaganya keberlanjutan lingkungan dan stabilitas ekonomi.
15
16
SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH 2020-2024
REPUBLIK INDONESIA
16
2. Perencanaan dan
Penganggaran
17
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Mewujudkan pembangunan daerah dalam Pemerintah Daerah dalam
rangka peningkatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat, kesempatan kerja,
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah
lapangan berusaha, meningkatkan akses dan Menggunakan Prinsip
Tujuan kualitas pelayanan publik dan daya saing
Perencanaan daerah. a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional;
Pembangunan
b. dilakukan pemerintah Daerah bersama para pemangku
Daerah kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-
Pasal 258 UU NO. 23 Tahun 2014 masing;
Pembangunan Daerah :
c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana
pembangunan Daerah; dan
Merupakan perwujudan dari pelaksanaan d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang
Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan
ke Daerah sebagai bagian integral dari
dimiliki masing-masing Daerah, sesuai dengan dinamika
pembangunan nasional perkembangan Daerah dan nasional.
Tantangan
1. Ketidakpastian (uncertainty dan disruption),
Perencanaan 2. Sumberdaya yang terbatas,
Pembangunan 3. Fragmentasi dan keefektifan koordinasi antar organisasi.
Daerah 18
19
SISTEM PERENCANAAN
REPUBLIK INDONESIA
Pemerintah
KL APBN
Pusat
Bahan (diserasikan
Pedoman Bahan dlm RAKORPUS &
Diacu
Trilateral Meeting)
Pemerintah
Daerah
Pedoman Bahan Diacu Bahan
UU SPPN (No.25/2004)
UU KeuNeg (No.17/2003)
HUBUNGAN ANTARA RPJPN, RPJMN,
RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA ANGGARAN
RPJPN VISI DAN MISI Komitmen Global:
SDG’s, Climate Change,
dan RTRW PRESIDEN Sendai Framework dll
12 3 4 12 3 4
RPJMD PROVINSI Rencana Strategis
5 Tahun RPJMN K/L
Outcome Impact dan/Outcome Outcome dan/Output
12 3 4
Rencana Kerja 12 3 4
Pembangunan Rencana Kerja Rencana Kerja
1 Tahun Pemerintah (RKP) K/L
Daerah (RKPD)
Output dan/Outcome Output dan/Outcome Output dan/Outcome
12 3 4 12 3 4 Rencana Kerja
1 Tahun APBD APBN Anggaran-
K/L
Input, Output dan/Outcome Input, Output dan/Outcome Input, Output dan/Outcome
12 3 4 12 3 4
Dokumen PELAKSANAAN Dokumen
Anggaran APBN Anggaran
Input dan Output Input dan Output Input dan Output 20
TITIK KRITIS PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
SINERGI PEMBANGUNAN PUSAT-DAERAH
1 6
PERAN
BAPPEDA
MUSRENBANG RKPD dan RENJA RAPBD dan Kinerja
PROVINSI OPD RKA-OPD pembangun
-an daerah
4 dan
nasional
2 PERAN 7
BAPPEDA
5
MUSRENBANG RKPD dan RAPBD dan
KABUPATEN/ KOTA RENJA SKPD RKA SKPD
21
Kebijakan Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran
PENDEKATAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
1. Dasar Hukum: UU 25/2004 tentang SPPN dan P No.17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Tematik: fokus
2. Lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu: politik; perencanaan yang
teknokratik; partisipatif; atas-bawah (top-down); dan bawah-atas didetailkan Sampai
(bottom-up). dengan Program
Prioritas
3. Pendekatan Penyusunan (khususnya mulai RKP 2018) dilakukan melalui
pendekatan Money Follows Program.
Holistik: pendekatan
4. Penguatan dilaksanakan dengan Pendekatan Tematik, Holistik, menyeluruh dan
Integratif, dan Spasial dengan memperhatikan pada: komprehensif
DEFINISI PENDEKATAN THIS (TEMATIK-HOLISTIK, INTEGRATIF, DAN SPASIAL)
(hulu hilir)
Spasial: Keterkaitan
SPASIAL INTEGRATIF fungsi lokasi dari
Berbagai kegiatan
Kegiat an priorit as Ket erpaduan seluruh aspek yang terintegrasi
direncanakan berdasarkan yang saling memperkuat dan selaras
dat a dan informasi yang baik sert a lokasi unt uk mengarahkan out put kegiat an
yang jelas sehingga memudahkan proses agar t erint egrasi dan dapat mencapai 22
int egrasi dan pemant auan kegiat an di sasaran priorit as nasional.
Contoh Sinergi Pembangunan Pusat-Daerah (termasuk BUMN)
Jalan Palipi –
Parmonangan (DAK)
Jalan SP.Provinsi-Desa Pembangunan Jalan Tol
Hutarihit (DAK) Medan –Kualanamu –
Tebing Tinggi (APBN/PHLN)
Pengembangan
Preservasi dan Pelebaran Bandara Silangit (BUMN)
Jalan Panguruan -
Ambarita - Tomok - Onan
Rungu (APBN/SBSN)
23
3. Peran BAPPEDA
24
Peran Bappeda dalam Proses Perencanaan
Tanggung Jawab Bappeda dalam Perencanaan berdasarkan
UU No 25 tahun 2004:
1. Pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan di Daerah Provinsi, Kabupaten, atau Kota
adalah Bappeda.
2. Menyusun RPJPD, RPJMD, dan RKPD serta menyelenggarakan Musrenbang.
3. Menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari SKPD sesuai
dengan tugas dan kewenangannya.
4. Menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD.
26
Peran Bappeda dalam Proses Perencanaan DAK
27
PERAN STRATEGIS BAPPEDA KEDEPAN
Untuk menjalankan pendekatan pembangunan berbasis Money Follow Program dan THIS,
diperlukan Sistem Integrator di Pusat dan Daerah
BAPPENAS BAPPEDA
Sebagai sistem integrator di Sebagai sistem integrator di
tingkat Pusat tingkat Daerah
28
JEJARING BAPPEDA
Pemerintah Pusat
Wilayah
BAPPEDA
Pelaku Provinsi Sektor
BAPPEDA Sektor
Pelaku
Kota/Kabupaten
Masyarakat
29
Terima Kasih