Anda di halaman 1dari 2

Lalu Mulyadi

Toko Avia. Jumlah responden 30 Dengan wawancara terstruktur ini setiap


orang. responden yang responden diberi pertanyaan yang sama, dan
mengenali foto ini adalah 29 pengumpul data mencatatnya. Dengan wawan-
orang (97%), responden yang
cara terstruktur ini pula, pengumpulan data da-
tidak mengenali foto ini 1 orang
pat menggunakan beberapa pewawancara seba-
(3%).
gai pengumpul data. Agar masing-masing pewa-
Restoran Oen. Jumlah wancara memiliki keterampilan yang sama
responden 30 orang. responden diperlukan training kepada calon pewawancara.
yang mengenali foto ini adalah Dalam melakukan wawancara, selain harus
29 orang (97%), responden mem-bawa instrumen sebagai pedoman untuk
yang tidak mengenali foto ini 1 wawancara, pengumpulan data juga dilakukan
orang (3%).
dengan menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar peta kota Malang dan material
Ringkasan hasil interpretasi foto yaitu: lain yang dapat membantu kelancaran pelak-
sanaan wawancara.
Proses mengenali tempat yang dilakukan melalui
interpretasi foto merupakan salah satu analisis Temuan hasil wawancara yang dilakukan dalam
psikologi untuk mendapatkan persepsi masya- penelitian ini adalah wawancara terstruktur,
rakat terhadap karakteristik bangunan berseja- artinya data-data hasil wawancara dengan
rah di kota Malang. Hal tersebut telah memberi- beberapa orang responden dilakukan melalui
kan inspirasi sehingga peneliti dapat menginter- rekaman, kemudian dilakukan analisis transkrip
prestasikan temuan yang diperoleh. Kesimpulan (ditulis kembali). Setelah dilakukan transkrip,
sementara dari hasil penggunaan metode ini rata-rata perhatian masyarakat lebih banyak
ialah bangunan bersejarah yang bentuk dan pada aspek fisik bangunan dan aspek sejarah
fasadenya unik, khas dan spesifik dapat mem- bangunan yaitu; aspek fisik, responden melihat
berikan ingatan yang kuat terhadap masyarakat elemen yang membentuk ruang. Elemen pem-
yang tinggal di kota Malang. Penyelesaian bentuk ruang yang dimaksud oleh responden
elemen-elemen fasade bangunan kolonial yang adalah elemen yang paling menonjol pada
memiliki nilai arsitektural merupakan faktor tampilan bangunan seperti pengolahan fasade
penentu didalam membentuk persepsi masya- dan proporsi bangunan. Dari hasil wawancara,
rakat. beberapa responden menyatakan mengetahui
dan mengingat bangunan bersejarah tersebut
3. Rumusan hasil wawancara bukan saja dari aspek fisik namun ada juga dari
aspek lain seperti nilai kesejarahan dari bangun-
Pada penelitian ini dijelaskan terlebih dahulu an tersebut, contoh bangunan balaikota Malang.
teknik pengambilan data wawancara, sebelum
dilakukan pembahasan analisis wawancara. Tek- Menurut responden bangunan tersebut memiliki
nik yang digunakan adalah wawancara ter- banyak kenangan salah satunya adalah ketika
struktur. Wawancara terstruktur adalah wawan- mereka remaja bangunan tersebut merupakan
cara yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan tempat rekreasi yang sangat indah, suasana
yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Teknik nyaman dan bentuk bangunan-bangunan kolo-
ini digunakan apabila peneliti telah mengetahui nial yang serasi di sekelilingnya, termasuk ge-
pasti informasi yang telah diperoleh. (Sugiyono, dung balaikota ini. Pada bagian depan terdapat
2009: 138-140) Oleh karena itu, dalam taman yang berbentuk bundar dengan air
melakukan wawancara, pengumpul data telah mancur dibagian tengah yang menyatukan
menyiapkan instrumen penelitian berupa perta- bangunan disekelilingnya.
nyaan-pertanyaan secara tertulis.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 | B_5


Kajian Bangunan Bersejarah di Kota Malang sebagai Pusaka Kota (Urban heritage) Pendekatan Persepsi Masyarakat

Ringkasan dari hasil wawancara yaitu: Daftar Pustaka

Jika dicermati dari hasil wawancara baik secara Anonim. (2010). Undang-undang Nomor 11 Tahun
2010 Tentang Cagar Budaya. Pemerintah Republik
tulisan maupun rekaman yang telah ditrans-
Indonesia.
kripkan, dapat diringkas bahwa banyak dari Adhisakti, Laretna T., (2008), Kepekaan, Selera dan
responden mengingat bangunan bersejarah di Kreasi dalam Kelola Kota Pusaka, Makalah
kota Malang karena: Pertama, kualitas disain disampaikan dalam Temu Pusaka 2008 “Pelestarian
Pusaka versus Pengembangan Ekonomi?” yang
yang menonjol dibandingkan dengan bangunan diselenggarakan Badan Pelestarian Pusaka
lainnya. Kedua, bentuk fasadenya yang unik, Indonesia, 23 Agustus 2008 di Bukittinggi, Sumatra
khas dan spesifik. Ketiga, suasana ruang yang Barat.
Canter, D., (1977). The Psychology Of Place. London:
terjadi dilingkungan tersebut. Keempat, nilai
The Architecture Prees.
kesejarahan dari bangunan itu. Hayati, Rafika. (2014). Pemanfaatan Bangunan
Bersejarah sebagai Wisata warisan Budaya di Kota
Kesimpulan Makasar. Denpasar: Tesis S2 Universitas Udayana
Bali.
Idid, Syed Zainol Abidin. (1996). Pemeliharaan
Berdasarkan pertanyaan yang telah dituliskan
Warisan Rupa banda, Kuala Lumpur: Badan Warisan
pada bagian pendahuluan yaitu bangunan ber- Malaysia.
sejarah manakah yang memiliki nilai keseja- Krupat, E., (1985). People In Cities. The Urban
rahan dan berkarakteristik untuk dapat dijadikan Environment and Its Effects. New York: Combridge
University Press.
sebagai pusaka kota (urban heritage) di kota Luthan, Fred. (1995). Organizational Behavior (7th
Malang?, maka jawabannya adalah bangunan edition). Singapore: Mc Graw Hill.
kantor balaikota Malang, kantor PLN, kantor pos, Mahmud, M. Dimyati. (1990). Psikologi Suatu
Pengantar. Yogyakarta: BPFE.
kantor Bank Indonesia, kantor Kas Negara,
Rapoport, Amos. (1977). Human Aspect Of Urban
tempat ibadah seperti Gereja Ijen, Gereja Form. New York: Pergamon Press.
Kayutangan, gereja depan alun-alun, masjid Robert Pickard. (2001), Policy and Law in Heritage
Jamik kota Malang, Sekolah Kolese Santo Yusuf, Conservation. London: Span Press.
Sugiyono (2009), Metode Penelitian Kualitatif
SMP Frateran, SMK Cor Jesu, Hotel Pelangi, Kuantitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Hotel Tugu, Stasiun KA Malang, Restoran Oen, Walmsley, J.D. & Lewis, G.J., (1993). People And
Toko Avia, beberapa rumah tinggal di jalan Ijen, Environment (2nd edition). London.
Wikantiyoso, R., (2005). Paradigma Perencanaan dan
dan gedung kembar yang terletak di
Perancangan Kota. Malang: UPT Cetak FT UNMER.
perempatan jalan Semeru. Sedangkan alasan
mengapa bengunan-bangunan ini harus diper-
tahankan: Pertama, kualitas desainnya bagus
yaitu penyelesaian maju mundurnya elemen
pembatas ruang atau implementasi gelap te-
rangnya bidang yang dapat diamati oleh
masyarakat dan penggunaan bahan yang tepat.
Kedua, bentuk fasade yang spesifik, unik dan
khas yaitu konseptual, kehususan, istimewa,
dan berbeda dengan bangunan lainnya. Ketiga,
suasana dilingkungan bangunan seperti posisi
bangunan terhadap jalan, dan suasana didalam
tapak. Keempat, Nilai kesejarahan dari bangun-
an yaitu sudah berumur lebih dari 50 tahun.
Kelima, peristiwa yang terjadi dan fungsi ketika
bangunan tersebut didirikan.

B_6 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014

Anda mungkin juga menyukai