Mekanika Tanah
SM2-1C6
Permeabilitas
Mekanika Tanah 2
1
10/13/2014
Pendahuluan
• Tanah merupakan bahan A
permeable, artinya air dapat
secara bebas mengalir melalui
pori-pori (rongga) yang
terkoneksi di antara partikel-
partikel tanah.
• Karakteristik aliran air dalam
tanah sangat penting
digunakan dalam beberapa
aplikasi yaitu bendungan,
tanggul, urugan tanah,
B
struktur bawah tanah, galian
tanah, dll.
Aliran air dalam tanah melalui
rongga antar partikel tanah
• Aliran air dalam tanah mempunyai kecepatan yang rendah, untuk itu, dalam
Mekanika Tanah, tinggi kecepatan v2/2g diabaikan, sehingga persamaan
Bernoulli untuk aliran air dalam tanah menjadi:
uw
ht hz h p z
w
2
10/13/2014
w
Muka tanah
Keterangan:
ht : tinggi energi total, dalam satuan panjang hpA =tinggi tekanan pada
titik A (ketinggian muka
(meter) merupakan penjumlahan dari tinggi 7m
air ditinjau dari titik A)
elevasi dan tinggi tekanan
hz : tinggi elevasi, dalam satuan panjang htA hzA h pA
(meter), merupakan tinggi suatu titik yang A 3 (7 4) 14m
ditinjau dari suatu datum/titik referensi
3m
hzA =tinggi elevasi pada
hp : tinggi tekanan, dalam satuan panjang titik A (ketinggian titik
A ditinjau dari datum)
(meter) merupakan ketinggian muka air
Datum
dari suatu titik yang ditinjau
htA hzA h pA B
5 4
htB hzB h pB
1m
(2,47 2,31) 2,31
2,47 m
3
10/13/2014
uB Tinggi energi
hilang total, Δh
w
uC
E
w
B uD
zA
C w
D
zE
zB
zC
zD
v = k∙i
q = v∙A=k∙i∙A = k∙(Δh/L)∙A h
uA
Q = q∙t=k∙i∙A∙t = k∙(Δh/L)∙A∙t w
Keterangan: uB
v : kecepatan air (cm/detik) w
A
k : koefisien permeabilitas (cm/detik) Tanah
B
i : gradien hidrolik (tinggi energi zA
hilang/panjang aliran=Δh/L) zB
A : luas penampang pengaliran (cm2)
q : debit rembesan (cm3/detik) Datum/ titik referensi
Q : jumlah aliran air (cm3)pada periode waktu t
4
10/13/2014
h pA h pB
A
htA htB B
zA
zB
Datum
Karena total energi di titik A sama dengan titik B, maka tidak ada
aliran air dari titik A ke B maupun sebaliknya.
h pA
h pB
htA htB B
A zB
zA
Datum
Karena total energi di titik A lebih besar dari titik B, maka air mengalir
dari titik A ke titik B.
5
10/13/2014
Constant-Head Test
Seperti terlihat pada gambar
di samping, pengujian
permeailitas menggunakan
tanah berbentuk silinder
Tinggi energi vertikal mempunyai tinggi L
hilang, Δh dan diameter d.
Air dialirkan melalui
Spesimen
dengan luas L spesimen pada kondisi
penampang A steady, volume air V
ditampung pada durasi t
yang telah ditentukan.
Koefisien permeabilitas
dapat dihitung berdasarkan:
V L
k
Tempat
penampungan
air A h t
6
10/13/2014
Falling-Head Test
Pada pengujian falling-head
Muka air turun selama Burette test, spesimen tanah
durasi t =t1-t2 dengan luas dipersiapkan seperti pada
penampang pengujian constant-head test.
Spesimen a Mula-mula (pada saat t=t1),
Δh1 saat t=t1 tinggi hilang energi sebesar
dengan luas
penampang A Δh1 dan pada t=t2, tinggi
hilang energi turun menjadi
Δh2. Koefisien permeabilitas
Δh2 saat t=t2 L
dapat dihitung berdasarkan:
aL h
k 2.303 log 1
A t h2
Tempat
penampungan air
Latihan
Gambar di samping
menunjukkan pengujian
laboratorium untuk
menentukan koefisien
permeabilitas. Spesimen
50 cm berbentuk silinder dengan
Spesimen tanah
tinggi 15 cm dan diameter
dengan luas L 7 cm. Perbedaan tinggi
penampang A energi pada pengujian
tersebut adalah 50 cm.
Jika jumlah air yang
ditampung pada bagian
hilir sebanyak 35 mc3
Air tertampung dalam waktu 30 detik,
sebanyak 35 hitunglah nilai koefisien
cm3 dalam permeabilitas tanah!
waktu 30 detik
7
10/13/2014
Latihan
8
10/13/2014
2.303 q r
k log 1
h1 h2
2 2
r2
Latihan
Pumping Test Pengujian pumping test
Sumur
Air dipompa r2 pengamatan dilakukan pada tanah pasir
keluar r1 di atas lapisan kedap air.
Pada sumur utama, air
Muka air tanah
dipompa keluar dengan
mula-mula (sebelum
dipompa) debit 3500 cm3/menit.
Sumur pengamatan
pertama terletak pada
jarak 3.2 m dari sumur
Muka air tanah utama, sedangkan sumur
setelah dipompa h1 h2
pengamatan kedua
berjarak 6 m. Tinggi muka
air dari lapisan kedap air
pada sumur pengamatan
Impervious layer pertama dan kedua adalah
2.34 m dan 2.83 m. Hitung
nilai koefisien
permeabilitas!
9
10/13/2014
Δh
Turap
Δh
v1 kz1 H1
v1 H1
kx1
v2 kz2 H2
v2 kx2 H2
v3 kz3 H3
v3 kx3 H3
vn kzn Hn
vn kxn Hn
Δh Δh
v1 H1
kx1
v2 kx2 H2
v3 kx3 H3
vx(eq) Kx(eq) H
vn kxn Hn
10
10/13/2014
q v A v 1 H
v1 1 H1 v2 1 H 2 v3 1 H 3 vn 1 H n
Dimana v = kecepatan rerata
v1, v2, v3,…vn = kecepatan aliran pada tiap lapisan tanah
Jika kx1, kx2, kx3,…, kxn adalah koefisien permeabilitas untuk setiap lapisan pada arah
horisontal dan kx(eq) adalah koefisien permeabilitas ekivalen pada arah horisontal,
maka dari hukum Darcy didapat:
v k x ( eq ) ieq ; v1 k x1 i1 ; v2 k x 2 i2 ; v3 k x 3 v3 ; ; vn k xn in
k x ( eq )
1
k x1 H1 k x 2 H 2 k x3 H 3 k xn H n
H
Or simply written as
k xn Hn
k x ( eq ) 1
n
H
1
n
11
10/13/2014
Δh Δh
Turap Turap
v1 kz1 H1
v2 kz2 H2
v3 kz3 H3 Vz(eq) Kz(eq)
vn kzn Hn
v v1 v2 v3 vn
h
k z ( eq ) k z1 i1 k z 2 i2 k z 3 i3 k zn in
H
12
10/13/2014
h H1 i1 H 2 i2 H 3 i3 H n in
Maka koefisien permeabilitas ekivalen tanah berlapis pada arah vertikal dapat
dihitung dari rumus:
k z ( eq )
H H n
H1 H 2 H 3 H k z ( eq ) 1
n or n
Hn
k z1 k z 2 k z 3 k zn k
1 zn
Latihan
Tanah berlapis ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Jika:
H1 = 2 m k1 = 3 x 10-4 cm/s
H2 = 3.5 m k2 = 3.2 x 10-2 cm/s
H3 = 1.75 m k3 = 5 x 10-5 cm/s
k x ( eq )
Perkirakan rasio dari koefisien permeabilitas ekivalen:
k z ( eq )
k1 H1
k2 H2
k3 H3
13
10/13/2014
3.2 Flownet
• Bagaimana menentukan debit aliran pada konstruksi turap atau
bendung di lapangan? Bagaimana pula menghitung tekanan air yang
bekerja pada dinding turap?
• Flownet merupakan alat grafis yang sangat mudah digunakan untuk
menghitung sifat hidrolik seperti jumlah aliran air, tekanan air pada
permasalahan aliran air dua dimensi dengan geometri yang kompleks.
Δh
Turap
0
8
Tanah pasir
Tinggi energi
hilang total, Δh
14
10/13/2014
Tinggi energi
hilang total, Δh L/Nd
L/Nd
L
L/Nd
L/Nd
L/Nd
15
10/13/2014
Δh/Nd
Tinggi energi Δh/Nd
hilang total, Δh Garis
L/Nd
ekipotensial
Δh/Nd
L/Nd
L
L/Nd Δh/Nd
L/Nd b=L/Nd
A a=A/Nf
Δh/Nd
Tinggi energi Δh/Nd
hilang total, Δh Garis
L/Nd
ekipotensial
Δh/Nd
L/Nd
L
L/Nd Δh/Nd
L/Nd b=L/Nd
A a=A/Nf
16
10/13/2014
h
Nd 1 a
qa k i a k a k h
b Nd b
Δh/Nd
Tinggi energi Δh/Nd
hilang total, Δh Garis
L/Nd
ekipotensial
Δh/Nd
L/Nd
L
L/Nd Δh/Nd
L/Nd b=L/Nd
A a=A/Nf
Nf a
q A qa N f k h
Nd b
Δh/Nd
Tinggi energi Δh/Nd
hilang total, Δh Garis
L/Nd
ekipotensial
Δh/Nd
L/Nd
L
L/Nd Δh/Nd
L/Nd b=L/Nd
A a=A/Nf
17
10/13/2014
Δh/Nd
Tinggi energi Δh/Nd
hilang total, Δh Garis
L/Nd
ekipotensial
Δh/Nd
L/Nd
L
L/Nd Δh/Nd
L/Nd b=L/Nd
Garis
A aliran a=A/Nf
18
10/13/2014
Δh
Turap
0
8
b a
a=b
Tanah pasir
1 7
2 3 5 6
4
Lapisan rapat air
Δh
Turap
0
8
Tanah pasir
1 7
2 3 6
4 5
Lapisan rapat air
19
10/13/2014
ht ht 0 i hi
Dimana ht0 adalah tinggi energi total pada sisi hulu, i adalah penomoran garis
ekipotensial, dan Δhi adalah tinggi energi hilang untuk setiap garis ekipotensial
yang besarnya Δh/Nd.
Δh
Turap
i=0
i=8
A
Tanah pasir
i=1 i=7
i=2 i=3 i=5 i=6
i=4
Lapisan rapat air
Δh
4m Turap
2m
i=0
i=8
A
6m Tanah pasir
i=1 i=7
i=2 i=3 i=5 i=6
i=4
Lapisan rapat air
20
10/13/2014
ht ht 0 i hi • ht0=hz0+hw0=6+4=10 m
10 1 0.5 • Pada titik A, i=1
• Nf=3, Nd=8
9.5 m
• Δhi=Δh/Nd=4/8=0.5 m
Δh
6m Turap
2m
i=0
i=8
A
4m Tanah pasir
i=1 i=7
i=2 i=3 i=5 i=6
i=4
Lapisan rapat air
Δh
4m Turap
2m
i=0
i=8
A
6m Tanah pasir
hz=4,5 m
i=1 i=7
i=2 i=3 i=5 i=6
i=4
Lapisan rapat air
21
10/13/2014
Gaya friksi
Partikel tanah
22
10/13/2014
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Perhatikan aliran air pada benda uji tanah silinder tergambar di atas.
Aliran air terjadi dari bawah ke atas spesimen (dari titik B ke C) akibat adanya
perbedaan energi Δh pada kedua titik tersebut.
Di sisi kanan, tekanan air pada setiap titik di plot.
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Berdasarkan gambar di atas, tekanan air dapat digambarkan dalam dua tinjauan.
Garis A-BA merupakan distribusi tekanan air sepanjang tinggi spesimen H ditinjau dari
hulu (titik A), sedangkan garis D-BD merupakan distribusi tekanan air ditinjau dari hilir
(titik D).
23
10/13/2014
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Oleh karena tekanan air kontinyu sepanjang tinggi spesimen, maka gaya rembesan berubah
secara proporsional dengan tinggi hilang energi pada spesimen. Gaya rembesan berubah secara
linier terhadap kedalaman z, maka titik C dan BA dihubungkan dengan garis lurus solid. Maka
garis DCBA merupkaan distribusi tekanan yang sebenarnya.
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Pada bagian bawah spesimen (titik B), tekanan air total (titik BA) adalah γw(Δh+h1+H), lebih
besar daripada tekanan hidrostatik γw(h1+H) (yaitu titik BD). Tambahan tekanan air sebesar γwΔh
merupakan tekanan rembesan ke arah atas. Tekanan ini ada akibat dorongan akibat aliran air ke
arah atas.
24
10/13/2014
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Pada sembarang kedalaman z, tekanan rembesan dapat dihitung sebagai γw(Δh/H)z mengikuti
proporsionalitas segitiga CBDBA. Maka tekanan air uz pada setiap kedalaman z adalah:
u z w h1 z w h H z
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Dan tegangan total σz pada kedalaman z adalah
25
10/13/2014
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Maka tegangan efektif σ’z adalah
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Kondisi tidak aman jika tegangan efektif σ’z ≤ 0 maka:
' h h
ic
w H H
26
10/13/2014
B w H 1 z
BD BA
w H 1 H
w h H1 H
z w h
Supaya aman, maka tegangan efektif σ’z ≥ 0 maka (dengan cara memperbesar H):
' h h
ic
w H H
ic
SF
i B C
Δh
0
A C D 8
d/2
E Tanah pasir
B
1 7
2 3 6
4 5
Lapisan rapat air
27
10/13/2014
ic
SF
iBE CD
Δh
0
A C D 8
d/2
E Tanah pasir
B
1 7
2 3 5 6
4
Lapisan rapat air
E Tanah pasir
B
1 7
2 3 6
4 5
Lapisan rapat air
28
10/13/2014
hBC 2 ic
i B C 0,67 SF 1,19
d BC 3 iB C
Atau
' 8 h 2 hBC hB hC
ic 0,8 iB C BC 0,67
w 10 d BC 3 7 5 2m
ht 0 hz 0 h p 0
hB ht 0 iB hi hC ht 0 iC hi
SF
ic
1,19 09 9m
iBC 9 4 0,5 9 8 0,5
7m 5m h 4
hi 0,5 m
Nd 8
29
10/13/2014
30
10/13/2014
h1
Kedap air
Membawa butir2 di
kaki lereng Piping
h1
A =180o D
Kedap air F
Filter drain
Bendungan dengan drainasi Vertikal
B C
h1
A =90o D
Kedap air F
Filter drain
31
10/13/2014
p C d
r D
1 cos A r B
E
p
d d r
1 cos p
Rembesan bendungan
Syarat minimum agar suatu parabola dapat dilukis atau
dituliskan persamaannya adalah:
1. Diketahui letak titik api F
2. Diketahui besarnya p
32
10/13/2014
h1
X A
Lapisan kedap air F (0,0)
d
Sumbu Y lewat F maka y 2 2 px p 2
Nilai y untuk
Jika titik M mempunyai koordinat (d;h1) maka: h12 2 pd p 2 setiap x
dapat dicari
p 2 2 pd h12 0
p d d 2
h12
Contoh:
Sebuah bendung tanah tanpa konstruksi drainasi tergambar seperti di bawah ini:
0,3KN 8m
0,7 KN B C Y
K M N
h1 9m
X A
Lapisan kedap air F (0,0)
d
33
10/13/2014
Contoh:
Sebuah bendung tanah tanpa konstruksi drainasi tergambar seperti di bawah ini:
0,3KN 8m
0,7 KN B C Y
K M N
h1 9m H 11 m
X A
Lapisan kedap air F (0,0)
d
Maka:
KN 2,5 h1 KM 0,7 KN MN 0,3 KN
2,5 9 0,7 22,5 0,3 22,5
22,5 m 15,75 m 6,75 m
AF 11 2,5 8 11 3 68.5 m
d AF KM 68.5 15,75 52,75 m
Contoh:
Sebuah bendung tanah tanpa konstruksi drainasi tergambar seperti di bawah ini:
6,75 m 8m
15,75 m B C Y
K M N
h1 9m H 11 m
X A
Lapisan kedap air F (0,0)
52,75 m
Maka:
d 52,75 m
p d d 2
h12 y 2 2 px p 2
52,75 52,75 2
92
0,762 m
Dibuat plot pada sumbu x dan y y 1,52 x 0,58
34
10/13/2014
Contoh:
Sebuah bendung tanah tanpa konstruksi drainasi tergambar seperti di bawah ini:
6,75 m 8m
15,75 m B C Y
K M N
h1 9m H 11 m
X A
Lapisan kedap air F (0,0)
52,75 m
x (m) y (m) x (m) y (m)
-0,382 0 25 6,21
0 0,76 30 6,80
5 2,86 35 7,33
10 3,97 40 7,83
15 4,84 45 8,31
20 5,57 52,75 8,99
35
10/13/2014
Koreksi garis
rembesan hulu
Untuk β = 90°
36
10/13/2014
Untuk β = 90 posisi
titik M berhimpit
dengan titik N (M=N)
37
10/13/2014
a r
Faktor koreksi: c a r
R’
a
R
α ≥ 30°
F V
a r
Faktor koreksi: c a r
R’
Nilai c
a tergantung
R pada sudut α,
seperti pada
α ≥ 30° tabel di atas
F V
38
10/13/2014
Untuk = 90o
(c = 0,26 ) Untuk : = 90o
Faktor koreksi : c = ∆a /r = 0,26
∆a = 0,26 r = 0,26 p
Parabola das
ar
R'
Koreksi
R ∆a = 0,26 p
p
a = 0,74 p
F V
1/2 p
o 30 45 60 90 120 130 150 180
c 0,36 0,34 0,32 0,26 0,18 0,14 0,1 0
13/10/2014
39
10/13/2014
Koreksi
40
10/13/2014
Untuk 30o
Dianggap bahwa garis rembesan masih sama dengan parabola dasar
I
y
0,7KN
B C
0,3KN
K M N Koreksi
R’ R
h1
A D V
d F
41
10/13/2014
h2 q = k . tg . asin
.......1)
q dari Tampang M sampai R : q = k . dy/dx . y
q∫dx = k ∫y dy
a
R
h2
d d2 h12
a .......3)
cos α cos 2
α sin 2
α
42
10/13/2014
x sin
sin α 2 sin 2 α
a sin α d d h12 .......4)
cos α cos α
2
h 2 a sin α
1 cos α
m2
tgα sin α
a
R
h2
h2
d d2
2 h12 Maka debit untuk 30o :
m2 m2
R
x hd
F
Untuk α ≥ 30
Jika titik R memotong
lereng hilir di atas muka q=k.p
artinya
air hilir hd, maka Untuk α < 30
q = k . tg . asin
tidak berpengaruh, hitungan
seperti biasa
43
10/13/2014
h’ R
k q1
k q2 R
hd
x F
L
Debit q1 dihitung seperti biasa Debit rembesan :
(seolah olah di atas tanah rapat air)
q = q1 +q2
Debit q2 = k . h’ . hd / ( . L)
L /t 1 2 3 4 5 20
1,87 1,44 1,30 1,23 1,18 1,15
kx
kz
44
10/13/2014
Lebar yg dipakai
diabaikan
k'= kx.kz
Diabaikan
1 1
2
b4 b5 b6
kbesar
10 Bagian kbesar
k kecil dianggap udara
45
10/13/2014
Misal: k1 > k2, dan k1/k2 < 10 Bagian kkecil dimodifikasi, diganti
dg nilai kbesar
b1 b2 b3
Diabaikan
1 1:m
1:m 2
1 1
2
b4 b5 b6
Maka : k2 ditransformasi k1 k b2 b5
ditransformasi b' b 1 b
b2&b5 b’ k2 2
b1 b' b3
1:
' m2
m1 '
1: k1 k1 k1
Contoh soal
46
10/13/2014
8m
0,7 KN 0,3 KN
B C
K M N
h1=9 m
H=12 m
α hd=2.4 m
A F
d
Soal 1
Sebuah tanggul tanah isotropis dengan koefisien permeabilitas k=3,5 . 10-5
cm/detik, tingginya 12,0 m terletak di atas lapisan rapat air, mempunyai ukuran
sebagai berikut:
Lebar puncak 8,0 m; kemiringan lereng hulu 1:m1=1:2,5; kemiringan hilir
1:m2=1:3. Tinggi air di bagian hulu 9,0 m dan di bagian hilir 2,4 m dari dasar
tanggul.
Jika panjang tanggul 90 m:
• Gambarkan garis rembesan/aliran yang pertama pada badan bendung
• Hitung debit rembesan lewat tanggul tersebut setiap harinya.
8m
0,7 KN 0,3 KN
B C
K M N
Y+
h1=9 m
H=12 m
α hd=2.4 m
X+
A F
d
Penyelesaian
Mula-mula dicek ketinggian titik R apakah berada di bawah atau di atas hd, jika
posisi titik F berada pada ujung hilir bendungan
1. Menentukan sudut α
1 1
arctan arctan 18,43
m2 3
Oleh karena sudut α<30°, maka faktor koreksi sebagai berikut:
d d2 h2
RF a 12
cos cos sin
2
47
10/13/2014
8m
0,7 KN 0,3 KN
B C
K M N
Y+
h1=9 m
H=12 m
α hd=2.4 m
X+
A F
d
AF H m1 BC H m2 12 2,5 8 12 3 74 m
d AF KM 74 15,75 58,25 m
8m
0,7 KN 0,3 KN
B C
K M N
Y+
h1=9 m
H=12 m
α hd=2.4 m
X+
A F
d
d d2 h2 58,5 58,252 92
RF a 12 2 7,00 m
cos cos sin cos18,43
2 2
cos 18,43 sin 18,43
Oleh karena nilai y2 berada di bawah yd, maka posisi titik R berada di bawah muka
air hilir. Maka, letak titik F harus di geser pada perpotongan muka air di hilir dengan
lereng hilir!!!
48
10/13/2014
h’=h1-hd 8m
0,7 KN 0,3 KN Y+
h’= 9-2,4=6,6 m
B C
K M N
h’
h1=9 m D X+
F
H=12 m hd=2.4 m
α
A
d
h’=h1-hd 8m
h’= 9-2,4=6,6 m 0,7 KN 0,3 KN Y+
B C
K M N
h’
h1=9 m D X+
F
H=12 m hd=2.4 m
α
A
d
5. Menghitung nilai p
p d d 2
h'2 49,25 49,25 2
6,6 2 0,44 m
y 2 2 px p 2
y 2 2 0,44 x 0,44 2
y 0,88 x 0,1936
49
10/13/2014
h’=h1-hd 8m
0,7 KN 0,3 KN Y+
h’= 9-2,4=6,6 m
B C
K M N R’
h’
h1=9 m D X+
F
H=12 m hd=2.4 m
α
A
d
R a
Garis koreksi
y2
Buat koreksi kurva parabola pada bagian hulu dan hilir tanggul!!!
50
10/13/2014
h’=h1-hd 8m
0,7 KN 0,3 KN Y+
h’= 9-2,4=6,6 m
B C
K M N
h’ R
X+ q1
h1=9 m D
F
q2 α hd=2.4 m
A
d
q q1 q2
q1 k tan a sin 3,5 10 7 tan 18,4 4,38 sin 18,43 1,62 10 7 m/detik (untuk α<30°)
DF AF 49,25 58,25
k h'hd L 53,75 m
q2 2 2
L L hd 53,75 2,4 22,4
3,5 10 7 6,6 2,4 Maka α = 1,15 (lihat tabel bawah)
1,15 53,75
L / hd 1 2 3 4 5 20
8.97 10 8 m
1,87 1,44 1,30 1,23 1,18 1,15
h’=h1-hd 8m
h’= 9-2,4=6,6 m 0,7 KN 0,3 KN Y+
B C
K M N
h’ R
X+ q1
h1=9 m D
F
q2 α hd=2.4 m
A
d
Q 0,0217 90
1,95 m 3 /hari/m
51
10/13/2014
0,7 KN 0,3 KN 8m
B C
K M N
Y+
h1=9 m
H=12 m
X+ α
A d F
t=2 m
Soal 2
Sebuah tanggul tanah isotropis dengan koefisien permeabilitas k=3,5 . 10-5
cm/detik, tingginya 12,0 m terletak di atas lapisan lolos air setebal 2 m,
mempunyai ukuran sebagai berikut:
Lebar puncak 8,0 m; kemiringan lereng hulu 1:m1=1:2,5; kemiringan hilir
1:m2=1:3. Tinggi air di bagian hulu 9,0 m dan di bagian hilir 2,4 m dari dasar
tanggul.
Jika panjang tanggul 90 m:
• Gambarkan garis rembesan/aliran yang pertama pada badan bendung
• Hitung debit rembesan lewat tanggul tersebut setiap harinya.
0,7 KN 0,3 KN 8m
B C
K M N
Y+
h1=9 m
H=12 m
X+ α
A d F
t=2 m
Penyelesaian
AF H m1 BC H m2 12 2,5 8 12 3 74 m
d AF KM 74 15,75 58,25 m
52
10/13/2014
0,7 KN 0,3 KN 8m
B C
K M N
Y+
h1=9 m
H=12 m
X+ α
A d F
t=2 m
3. Menghitung nilai p
p d d 2
h12 58,25 58,25 2
9 2 0,69 m
y 2 2 px p 2
y 2 2 0,69 x 0,69 2
y 1,38 x 0,4761
0,7 KN 0,3 KN 8m
B C
K M N
Y+
R’
h1=9 m
X+ α
A d F
t=2 m
53
10/13/2014
0,7 KN 0,3 KN 8m
B C
K M N
Y+
R’
h1=9 m Garis koreksi R
y2 a
X+ α
A d F
t=2 m
1 1
arctan arctan 18,43
m2 3
Oleh karena sudut α<30°, maka faktor koreksi sebagai berikut:
d d2 h 2 58,25 58,252 92
RF a 12 2 7,00 m
cos cos sin cos
2
cos 2
18, 43 sin 18 , 43
y2 a sin 7,00 sin 18,43 2,21 m
Buat koreksi kurva parabola pada bagian hulu dan hilir tanggul!!!
0,7 KN 0,3 KN 8m
B C
K M N
Y+
h1=9 m R
q1
X+ α
A d F
t=2 m q2
q q1 q2
(untuk α<30°) q1 k tan a sin 3,5 10 tan 18,4 6,99 sin 18,43 2,58 10 m/detik
7 7
k h1 t L AF 74 m
q2
L L t 58,25 2 29,125
3,5 10 7 9 3 Maka α = 1,15 (lihat tabel bawah)
1,15 74
L /t 1 2 3 4 5 20
1,11 10 7 m
1,87 1,44 1,30 1,23 1,18 1,15
54
10/13/2014
0,7 KN 0,3 KN 8m
B C
K M N
Y+
h1=9 m R
q1
X+ α
A d F
t=2 m q2
Q 0,0319 90
2,87 m 3 /hari/m
h’=h1-hd 8m
h’= 9-2,4=6,6 m 0,7 KN 0,3 KN Y+
B C
K M N
h’
h1=9 m D X+
F
H=12 m hd=2.4 m
α
A
d
55
10/13/2014
Soal 3
15m k2 6m
k3 D 5m
A
Kedap air F
30m
kx = 6.10-6 m/dt
Faktor transformasi :
k z = 3,85.10-6 m/dt
kx
kefekt k x.k z = 4,81.10-6 m/dt
f
kz
= 1,25
56
10/13/2014
10m
Mula mula B C
5m N F diabaikan
k1 4m
15m k2 6m
k3 5m
A
Kedap air F
30m
40m 40m
Transformasi 24m
N F
15m kefekt
A
F
Kedap air
24m 24m
13/10/2014 Sumiyati Gunawan, S.T.,M.T.
Transformasi 24m
K M N F
15m kefekt
A
F
Kedap air
24m 24m
13/10/2014 Sumiyati Gunawan, S.T.,M.T.
Hasil transformasi digunakan untuk hitungan selanjutnya. Karena pada ujung hilir
terdapat filter, maka titik F diletakkan pada ujung filter.
57
10/13/2014
15m kefekt
x A
F
Kedap air
p -d d2
h12
p = 3,42m
Koreksi
R
p
V
y1=7,26m y6=0
y 6 ,8 4 x 1 1,7 y2=9,68m
x1=6m
x6=-1,71m
y3=11,61m x2=12m
y4=13,26m x3=18m
y5=15m x4=24m
x5=31,2m
58
10/13/2014
2x6m
4m
1:
2,
5
16m 2
1:
1 2
Soal 4:
Sebuah bendung tanpa drainasi seperti tergambar di bawah ini:
Gambarkan garis rembesan / aliran yg pertama dan hitunglah besarnya debit
rembesan pada badan bendung !
Jika :
k2 = 2,0 . 10-7 m/dt
k1 = 1,5 . 10-8 m/dt
p = 4,05 m
2
3
d = 29,6 m
59
10/13/2014
y 8,1x 1 6,4025
p
FR 5,68m
1 cos
R
y1=10,66m
x1=12m
y2=13,36m
x2=20m
y3=14,52m
x3=24m
yd=16m
d =29.6 m
= 73,3o
Faktor koreksi : c = ∆a /r = 0,2934
∆a = 0,2934 r
Karena
=73,3o 30o
q = k' . p
q = 1,5.10-8. 4,05 . 1
= 6,075 m3/dt/m’
60
10/13/2014
Soal no 5 sama seperti no 4, hanya nilai k1 dan k2 dibalik. Nilai k1 lebih besar dari k2.
2x6m
4m
1:
2,
5
16m 2
1:
1 2
Soal 5:
Sebuah bendung tanpa drainasi seperti tergambar di bawah ini:
Gambarkan garis rembesan / aliran yg pertama dan hitunglah besarnya debit
rembesan pada badan bendung !
Jika :
k1 = 2,0 . 10-7 m/dt
k2 = 1,5 . 10-8 m/dt
2x6m
4m
1:
2,
5
16m 2
1:
1 2
61
10/13/2014
β α F
d
Kemiringan lereng hulu dicari dengan perbandingan segitiga, hasilnya didapat 1:0,33.
Titik F diletakkan pada ujung hilir, lalu hitungan dilanjutkan seperti biasa
6m
Ingattt!!!!!
Untuk β=90° dan β>90°, titik M berhimpit dengan N
M=N
β α F
62