Anda di halaman 1dari 3

pembelajaran atau materi yang diambil dari kegitan fosjabar pada tanggal 17 September 2022

bertentangan dengan kpu atau komisi pemilihan umum. disana diajarkan cara menyusun kepanitiaan
dan tata cara untuk ikut serta memilih

hal yang ditegaskan dalam hasil pemilihan, 70% dari laki laki dan 30% hasil dari perempuan

Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2 Keputusan
Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk
melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :

merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;

menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta Pemilihan Umum;

membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan
Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya
disebut TPS;

menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan;

menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan
DPRD II;

mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum;

memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf

tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang
Pemilihan Umum.

Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, bahwa
selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun
setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.

KPU dibentuk untuk meminimalisir campur tangan penguasa dalam pelaksanaan Pemilu. Hal ini
mengingat penyelenggara Pemilu sebelumnya, yakni Lembaga Pemilihan Umum (LPU), merupakan
bagian dari Kementerian Dalam Negeri (sebelumnya bernama Departemen Dalam Negeri) yang nota
bene adalah bagian dari mesin penguasa.

: dalam komisi pemilihan umum juga terdapat, yang bertugas sebagai:

(1) Pengawas TPS berjumlah 1 (satu) orang di setiap TPS.


(2) Pengawas TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk berdasarkan usulan PPL kepada
Panwaslu Kecamatan.

(3) Pengawas TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibentuk untuk membantu PPL dalam
melaksanakan tugas pengawasan.

Pasal 3

(1) Tugas dan wewenang Pengawas TPS adalah:

a. mengawasi persiapan pemungutan dan penghitungan


suara;

b. mengawasi pelaksanaan pemungutan suara;

c. mengawasi persiapan penghitungan suara;

d. mengawasi pelaksanaan penghitungan suara;

e. menyampaikan keberatan kepada KPPS dalam hal


ditemukan dugaan pelanggaran, kesalahan, dan/atau
penyimpangan administrasi pemungutan dan
penghitungan suara; dan

f. menerima salinan berita acara dan sertifikat


pemungutan dan penghitungan suara dari KPPS.

(2) Kewajiban Pengawas TPS adalah:

a. menyampaikan laporan hasil pengawasan


pemungutan dan

penghitungan suara kepada Panwaslu Kecamatan


melalui PPL;

b. menyampaikan laporan dugaan pelanggaran pidana


pemilu yang

terjadi di TPS kepada Panwaslu Kecamatan melalui PPL;

c. menyampaikan dokumen hasil pemungutan


dan penghitungan suara

kepada Panwaslu Kecamatan melalui PPL; dan

d. melaksanakan kewajiban lain yang


diperintahkan oleh ketentuan
peraturan perundang-
undangan.

Bagian Kedua

Bukti" Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai