Anda di halaman 1dari 11

Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19.

Mei 2018

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KARAKTER ANAK USIA DINI


DI PAUD ANAK KITA PRESCHOOL SAMARINDA

Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir


Universitas Mulawarman
heppy.liana@gmail.com, sjamsirhasbi@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai implementasi
pembelajaran karakter yang dilakukan di Anak Kita Preschool (2) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor–
faktor pendukung dan penghambat Penanaman nilai-nilai karakter di anak kita Preschool Samarinda. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.Pengumpulan data meliputi (1) Observasi, (2) Wawancara
mendalam, (3) Catatan Lapangan, (4) Dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan model analisis interaktif
yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Implementasi Pembelajaran Nilai-nilai karakter anak usia
dini di Anak Kita Preschool dilakukan melalui kegiatan pembelajaran sehari- hari di dalam sentra dan kegiatan
penunjang tema saat outdoor activity dengan strategi pendekatan melalui keteladanan dengan memberi contoh yang
baik berupa tingkah laku, sifat dan cara berpikir, metode pembiasaan dengan cara penanaman nilai karakter yang
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan untuk melatih anak agar memiliki kebiasaan yang baik, metode
cerita, yaitu dengan menggunakan cerita yang berisi kejadian yang dialami seseorang, kelompok, atau orang lain,
dan metode nasehat dengan menggunakan nasehat. (2) Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
Implementasi pembelajaran Nilai-nilai karakter anak usia dini di Anak Kita Preschool Samarinda antara lain dari
orang tua, anak didik dan pendidiknya.
Kata Kunci : Nilai Karakter, Pembelajaran, Anak Usia Dini

ABSTRACT
This study aims to (1) To obtain in-depth information about the implementation of character learning conducted in
Our Children Preschool (2) To obtain information about the supporting and inhibiting factors Planting the
character values in our children Preschool Samarinda. The research approach used is qualitative descriptive. Data
collection includes (1) Observation, (2) In-depth interview, (3) Field Records, (4) Documentation. Data analysis
techniques used interactive analysis model developed by Miles and Huberman, namely data reduction, display data,
and withdrawal of conclusions / verification. The results showed: (1) Implementation of Learning Values of early
childhood characters in our children Preschool is done through daily learning activities in the center and activities
supporting the theme of outdoor activity with the strategy approach through exemplary by giving a good example of
behavior , the nature and the way of thinking, the method of habituation by way of character plantings that are done
regularly and continuously to train the child to have good habits, the method of story, that is by using a story that
contains the incident experienced by a person, group, or others, advice by using advice. (2) Supporting and
inhibiting factors in learning Implementation Early Childhood Character Values in Our Children Preschool
Samarinda, among others, from parents, students and educators.
Keywords: Character Values, Learning, Early Childhood

PENDAHULUAN kehidupan bermasyarakat. Pada usia ini otak


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berkembang sangat cepat hingga 80 persen.
merupakan upaya pemberian stimulasi bagi anak otak anak usia dini dapat menerima dan
usia 0 - 6 tahun agar anak dapat tumbuh dan menyerap berbagai macam informasi, tidak
berkembang secara optimal baik jasmani dan melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang
rohani, sehingga tumbuh menjadi manusia yang dimana perkembangan fisik, mental maupun
beriman, bertaqwa, berbudi pekerti, cerdas, spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu,
terampil, bertanggung jawab dan menjadi banyak yang menyebut masa tersebut sebagai
manusia pembangunan yang mampu masa-masa emas anak (golden age).
mewujudkan kehidupan yang sejahtera dalam

8
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

Disadari bahwa mewujudkan generasi anak untuk memberikan pendidikan karakter


yang bermutu yang memiliki karakter saat ini yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih
sangat dibutuhkan mengingat akhir–akhir ini keberhasilan dan kesuksesan dalam
terlihat secara nyata bahwa pendidikan telah kehidupannya di masa mendatang.
gagal membimbing, membentuk generasi yang Orang tua kadang tidak sadar, sikap orang
berkarakter. Beberapa fakta empiris tua pada anak justru akan menjatuhkan si anak.
menunjukkan rendahnya karakter di kalangan Misalnya, dengan memukul, memberikan
generasi muda dapat dilihat di berbagai media pressure yang pada akhirnya menjadikan anak
massa tentang prilaku generasi muda yang tidak bersikap negatif, rendah diri atau minder,
konstruktive seperti.perkelahian pelajar, budaya penakut dan tidak berani mengambil resiko,
menyontek, narkoba, pencurian, siswa berani yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut
melawan guru, komunikasi yang tidak sopan akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika
terhadap orang yang lebih tua. dewasa karakter semacam itu akan menjadi
Kondisi seperti ini memprihatinkan kita penghambat baginya dalam meraih dan
semua sebagai orang pendidikan untuk mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa
melakukan tindakan kuratif maupun preventif menjadi seorang public speakerkarenaia minder
melalui berbagai layanan pendidikan yang atau malu. Tidak berani mengambil peluang
berbasis pada penanaman nilai- nilai karakter tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko
bangsa, Saat ini pemerintah telah mencanangkan dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap
kebijakan pendidikan berbasis karakter dari positif maka resiko bisa diubah sebagai
semua tingkatan baik mulai dari pendidikan tantangan untuk meraih keberhasilan.
formal non formal baik dari jenjang PAUD Saat ini ada beberapa krisis moral generasi
sampai kejenjang Pendidikan Tinggi. muda yang mengancam kehancuran bangsa
Kebijakan ini mulai dicanangkan pada diantaranya maraknya kekerasan, penggunaan
tahun 2009, meskipun disadari bahwa bahasa yang buruk, merusak diri dengan
implementasi kebijakan itu belum terlihat secara narkoba, rendahnya rasa hormat kepada orang
nyata apakah pelaksanaan pendidikan karakter tua / guru, budaya tidak jujur, rendahnya
itu sudah sesuai dengan yang diharapkan dan tanggung jawab dan kepedulian sosial dan
memiliki dampak bagi prilaku anak . lainnya . Rangkaian krisis moral yang telah
Dalam Pembukaan Undang–undang Dasar marak menggambarkan penurunan karakter
1945 mengatakan bahwa salah satu tujuannya bangsa.
dibentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) adalah untuk mencerdaskan PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
kehidupan bangsa, mencerdaskan yang Istilah pendidikan karakter sesungguhnya
dimaksud meliputi kecerdasan pikir, hati, rasa mengandung dua pemahaman dasar yakni
dan raga. Terkait dengan olah hati dan rasa pendidikan dan karakter. Konsep karakter lebih
inilah diperlukan pendidikan karakter. bersifat subyektif, sebab berkaitan dengan
Sedangkan di batang tubuh Undang- undang struktur antropologis manusia dan tindakannya
Dasar 1945 pasal 31 tertulis setiap warganegara dalam memaknai kebebasan, sehingga manusia
berhak mendapat pendidikan, dan pemerintah mengukuhkan keunikannya berhadapan dengan
mengusahakan suatu sistem pendidikan nasional orang lain.
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan Pendidikan karakter merupakan tugas
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan berat dari orang tua dan guru, karena karakter
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang- seseorang dibentuk oleh pendidikan dirumah, di
undang. sekolah dan di lingkungan masyarakat.Ketiga
kita memahami mengapa membangun pilar tersebut sangat erat kaitannya, sehingga
pendidikan karakter anak sejak usia dini itu harus saling mendukung.
penting. Usia dini adalah usia emas, Oleh Undang-undang nomor 20 tahun 2003
karena itu,hendaknya memanfaatkan masa emas tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3

10
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

mengamanatkan bahwa pendidikan nasional mengenyam pendidikan anak usia dini terutama
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta dalam kemampuan akademik, kreativitas,
didik agar menjadi manusia yang beriman inisiatif, motivasi dan kemampuan sosialnya.
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, Berbeda dengan anak usia 5 tahun yang
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan langsung dimasukkan ke Sekolah Dasar, kondisi
menjadi warga negara yang demokratis serta psikologis mereka belum siap sehingga merasa
bertanggung jawab. karena itu pendidikan tidak mampu dan rendah diri. Ini sangat
karakter perlu dilakukan karena ini sesuai berbahaya karna bisa mematikan semangat dan
dengan semangat pendidikan nasional kecintaan mereka untuk belajar. Informasi
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang tersebut menunjukkan betapa penting dan
bertugas mewujudkan tujuan Pendidikan perlunya memanfaatkan masa emas anak usia
Nasional, dalam rangka mengembangkan dini untuk memberikan pendidikan karakter
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang yang baik karena masa ini sangat menentukan
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang kesuksesan anak di masa depan.
Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, Kreatif, mandiri, dan menjadi warga PENGERTIAN ANAK USIA DINI
negara yang demokratis serta bertanggung Menurut Aristoteles, anak usia dini adalah
jawab. Maka peranan guru disekolah menjadi masa anak kecil, anak umur umur 0-7 tahun atau
sangat penting dalam kaitannya pembentukan masa bermain. DariAnak usia dini adalah
Karakter anak bangsa. kelompok anak yang berada dalam proses
Tujuan pengembangan karakter pada anak pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat
usia dini adalah mendorong lahirnya anak-anak unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan
yang berkarakter baik. Dengan pendidikan perkembangan (koordinasi motorik halus dan
karakter, seorang anak akan menjadi cerdas kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta,
emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual),
terpenting dalam mempersiapkan anak sosial emosional (sikap dan perilaku serta
menyongsong masa depan, karena dengannya agama), bahasa dan komunikasi yang khusus
seseorang akan dapat berhasil dalam sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
menghadapi segala macam tantangan, termasuk perkembangan anak data yang ada menunjukkan
tantangan untuk berhasil secara akademis. bahwa jumlah lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) Non Formal di Kalimantan Timur
PENGERTIAN BELAJAR pada tahun 2014 adalah bejumlah 1514 lembaga
Belajar adalah perubahan dalam disposisi , Sedangkan untuk Kota Samarinda berjumlah
manusia atau kapabilitasyang berlangsung 272 lembaga terdiri dari 225 Kelompok
selama satu masa waktu yang tidak semata-mata Bermain, 19 Taman Penitipan Anak dan 28
disebabkan oleh proses pertumbuhan. Satuan PAUD sejenis ( Pos PAUD,
Selanjutnya, belajar menurut Brown dalam TAAM/Sekolah minggu)
Sjamsir (2018) adalah ‘acquiring or getting of Penelitian ini diarahkan kepada
knowledge of a subject or skill by study, membangun karakter anak usia dini di Anak
experience, or instruction. Yang berarti, belajar Kita Preschool Samarinda, Di laksanakan di
adalah proses memperoleh, mendapatkan Anak Kita Prschool karena memiliki kelebihan
pengetahuan atau keterampilan melalui belajar, antara lain .
pengalaman atau pengajaran.Dalam hal ini, 1)lembaga Anak Kita Preschool
belajar tidak hanya terkait dengan pertumbuhan merupakan salah satu lembaga Pendidikan Anak
tapi juga perkembangan. Usia Dini (PAUD) yang telah melaksanakan
Anak-anak yang telah melalui pembelajaran menggunakan sistem sentra dan
pembelajaran karakter pada pendidikan anak lingkaran dengan menanamkan nilai-nilai
usia dini mempunyai kemampuan yang lebih karakter sejak usia dini melalui kegiatan
tinggi dari pada anak-anak yang tidak bermain dan belajar. 2) Kegiatan pemilihan tema

11
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

pembelajaran di lembaga Anak Kita Preschool struktur antropologis manusia dan tindakannya
selalu berdasarkan kebutuhan dan minat anak dalam memaknai kebebasan, sehingga manusia
dengan memilih tema yang terdekat dengan mengukuhkan keunikannya berhadapan dengan
kehidupan nyata anak. 3)Dalam menunjang tema orang lain.
lembaga Anak Kita Preschool mengadakan Sementara pendidikan senantiasa
kegiatan kunjungan keluar sekolah seperti, berkaitan dengan dimensi sosial manusia.
berenang, ke kebun, ke pabrik, ke perpustakaan, Dimana sejak lahir seorang manusia telah
ke percetakan Koran, ke stasiun televisi, ke membutuhkan orang lain dalam menopang
stasiun radio, out bound dan family gathering kehidupannya dan memerlukan bimbingan
selalu melibatka\n peran serta orang tua / wali menuju kedewasaan yang mandiri. Oleh karena
murid dalam acara tersebut. 4) Untuk itu, pendidikan karakter merupakan seluruh
mendukung kegiatan pembelajaran agar dinamika rasional antar pribadi dengan berbagai
berkesinambungan dengan kegiatan di rumah, macam dimensi, baik dari dalam maupun dari
lembaga Anak Kita Preschool membentuk luar diri seseorang, agar pribadi itu semakin
Persatuan Orang tua Murid dan Guru (POMG) dapat menghayati kebebasannya, sehingga dia
dan melakukan Parenting Class, home visit dan dapat bertanggung jawab atas perbuatan dirinya
lain lain. 5) Lembaga Anak Kita preschool juga sebagai pribadi dalam perkembangannya.
telah bekerjasama dengan Himpunan Pendidik Secara singkat pendidikan karakter dapat
dan tenaga kependidikan (HIMPAUDI) diartikan sebagai sebuah bantuan sosial agar
Perwakilan Wilayah Provinsi kaltim dalam individu itu dapat tumbuh dalam menjalani
melaksanakan kegiatan magang dan Diklat kehidupan sebagai individu yang bebas dan
Berjenjang bagi Pendidik dan tenaga terkait dengan lingkungan sosial dan alam.
kependidikan PAUD di Kalimantan Timur. 6) Pendidikan Karakter ditempatkan sebagai
Kelompok Bermain Anak Kita Preschool landasan untuk mewujudkan masyarakat
berdiri pada 5 Mei 2012 beralamatkan Jalan berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya
Jakarta no 16 – 18 Samarinda . Pada tahun dan beradab berdasarkan falsafah pancasila. Hal
ajaran 2013/2014 memiliki peserta didik ini sekaligus menjadi upaya untuk mendukung
sejumlah 60 anak, 1 (satu) orang pengelola dan pewujudan cita–cita bangsa sebagai
9 (Sembilan) orang pendidik dan tenaga diamanatkan dalam pancasila dan pembukaan
kependidikan. Dalam Kegiatan belajar mengajar Undang–undang 1945.
memiliki 5 sentra pembelajaran yaitu . Sentra Di samping itu, berbagai persoalan yang
Main Peran, Sentra Balok, Sentra Persiapan, dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin
Sentra Seni kreativitas dan sentra Bahan Alam mendorong semangat dan upaya pemerintah
Sedangkan faktor yang akan diteliti untuk memprioritaskan pendidikan karakter
adalah .1) Anak Usia dini yang ada di Kelompok sebagai dasar pembangunan pendidikan,
Bermain meliputi keterlibatan anak saat semangat itu secara implicit ditegaskan dalam
pembelajaran nilai–nilai karakter dengan metode Rencana Pembangunan Jangka Panjang
belajar melalui bermain. 2)Kegiatan-kegiatan Nasional (RPJPN tahun 2005 – 2025) dimana
penanaman nilai karakter anak usia dini. 3) pemerintah menjadikan pembangunan karakter
Proses kegiatan penanaman nilai Karakter, yaitu sebagai salah satu program prioritas
proses yang terjadi selama kegiatan berlangsung, pembanunan nasional.
meliputi aktivitas anak, aktivitas kegiatan dan Character isnt inherited. One builds its
interaksi keduanya. 4) Alat permainan edukatif, daily by the way one thinks and act, thought,
yaitu alat permainan yang digunakan dan action by action (helen G. Douglas ) Karakter
dikembangkan untuk nilai- nilai karakter tidak diwariskan , tetapi sesuatu yang dibangun
Istilah pendidikan karakter sesungguhnya secara berkesinambungan hari demi hari melalui
mengandung dua pemahaman dasar yakni pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran,
pendidikan dan karakter. Konsep karakter lebih tindakan demi tindakan.
bersifat subyektif, sebab berkaitan dengan

12
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

Pendidikan karakter bertujuan membentuk tersebut hendaknya mencerminkan nilai-nilai


insan paripurna (insan Kamil). Apabila setiap luhur bangsa yang memiliki nilai kebenaran
insan warga menjadi insan paripurna, maka universal, baik yang bersifat indigius maupun
karakter kebangsaan akan muncul dan kuat pada dari nilai religius.
negara tersebut. Hal ini mengingat bahwa Tujuan pengembangan / pendidikan
karakter suatu bangsa merupakan perwujudan karakter pada anak usia dini adalah mendorong
akumulasi dari karakter-karakter masyarakatnya. lahirnya anak-anak yang berkarakter baik.
Pendidikan karakter seringkali Membangun karakter yang efektif dapat
diidentikkan dengan beberapa istilah universal ditemukan dalam lingkungan keluarga dan
lainnya seperti, Pendidikan Akhlak, pendidikan sekiolah yang memungkinkan semua anak
budi pekerti, pendidikan moral dan pendidikan menunjukkan potensi mereka untuk mencapai
nilai. Hal ini mengingat bahwa pendidikan tujuan yang sangat penting.
karakter yang terkandung dalam nilai-nilai luhur Pada Implementasinya pendidikan
bangsa kita tidak terlepas dari nilai-nilai karakter Usia dini melalui beberapa pendekatan
universal yang bersumber dari nilai sebagai berikut 1 . 1) Melalui contoh dan
spiritualistas, solidaritas, kedisiplinan, keteladanan, 2) Dilakukan secara berkelanjutan,
kemandirian, kemajuan dan keunggulan. 3) Menyeluruh, terintegrasi dalam seluruh aspek
Pendidikan karakter bertujuan membentuk perkembangan, 4) Menciptakan suasana kasih
insan Paripurna ( insan kamil). Apabila setiap sayang, 5) Aktif memotivasi anak, 6)
insan warga menjadi insan paripurna, maka Melibatkan pendidikan dan tenaga
karakter kebangsaan akan muncul dan kuat pada kependidikan, orang tua, dan masyarakat, 7)
negara. Hal ini mengingatkan bahwa karakter Adanya penilaian. Berangkat dari fokus
suatu bangsa merupakan perwujudan akumulasi penelitian diatas, maka rumusan masalah
dari karakter masyarakatnya. penelitian Implementasi pembelajaran nilai-
Dengan demikian tujuan pendidikan nilai karakter anak usia dini di PAUD Anak Kita
karakter bangsa dirumah dan sekolah memiliki Preschool Samarinda perlu dijabarkan dalam
tujuan besar untuk membangun karakter bangsa, pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
sehingga menghasilkan kualitas SDM bangsa berikut .
yang mampu bersaing dengan bangsa lain. 1. Bagaimana Implementasi pembelajaran nilai-
Pendidikan karakter menurut Heritage nilai karakter anak usia dini di PAUD Anak
Foundation memiliki tujuan mendasar, yaitu Kita Preschool Samarinda?
membentuk manusia secara utuh yang 2. Bagaimana faktor–faktor pendukung dan
berkarakter, baik menyangkut aspek fisik, penghambat penanaman nilai-nilai karakter
emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan pada anak usia dini di PAUD Anak Kita
intelektual siswa secara optimal yang menjadi Preschool Samarinda?
pembelajaran sepanjang masa (lifelong
learnear). METODOLOGI PENDIDIKAN
Fokus penelitian ini berkaitan dengan
TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER aktivitas guru, anak dan penyelenggara dalam
Pendidikan karakter pada esensinya implementasi pembelajaran nilai-nilai karakter
bertujuan membentuk pribadi manusia indonesia anak usia dini pada Anak Kita Preschool
yang baik, warga masyarakat yang baik dan Samarinda pada saat proses pembelajaran. Oleh
warga negara yang baik sesuai dengan nilai-nilai karena itu pendekatan yang cocok digunakan
luhur bangsa atau lebih kita kenal dengan adalah kualitatifdeskriptif. Pengumpulan data
falsafah hidup bangsa indonesia. Adapun nilai meliputi (1) Observasi, (2) Wawancara
luhur tersebut dapat dilihat dari tiga dimensi mendalam, (3) Catatan Lapangan, (4)
yakni, manusia sebagai makhluk individu, sosial Dokumentasi.Teknik analisa data yang
dan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa. Peran digunakan model analisis interaktif yang
manusia Indonesia dalam konteks ketiga dimensi
1
Ibid., p . 100

13
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu pengembangan konsep karakter anak, mengingat
reduksi data, display data, dan penarikan pada masa prasekolah anak belum atau tidak
kesimpulan/verifikasi. mampu berkelakuan disiplin dan mandiri,
Dalam penelitian ini digunakan teknik mereka mendefinisi-kan ”Pembelajaran ” dalam
pemeriksaan data melalui teknik triangulasi. bentuk tindakan tertentu. Anak akan lebih
Teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh mudah belajar dari melakukan sesuatu.
derajat kepercayaan yang tinggi. Triangulasi Kedua,melalui kegiatan pembelajaran
sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang kunjungan keluar ”Outdoor Activity” untuk
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data menunjang kegiatan bermain anak pembelajaran
untuk keperluan pengeceken atau pembanding langsung ini sangat memberikan ilmu baru yang
terhadap data dipakai proses menemukan berhubungan langsung dengan kehidupan nyata
kesimpulan dengan pengumpulan data yang anak, yaitu pendidikan atau penanaman
berbeda-beda dari sumber yang sama dari nilai karakter dengan jalan melibatkan anak
berbagai sudut pandang. Adapun triangulasi dalam tindakan nyata atau berpartisipasi dalam
yang dipakai dalam penelitian ini adalah aktivitas atau kegiatan di PAUD Anak Kita
triangulasi dengan sumber dan metode. Preschool. Misalnya dalam kegiatan kunjungan
ke kaltim post, samarinda TV, Ke kebun. Hal ini
TEMUAN DAN HASIL PEMBAHASAN dimaksudkan untuk melatih dan
Berdasarkan hal-hal yang ditemui pada mengajarkanrasa tanggung jawab kepada anak
saat penelitian berlangsung sebagaimana yang terhadap apa yang telah dilakukan, tanpa anak
telah dipaparkan maka disimpulkan bahwa merasa dibebani. Pembelajaran kunjungan
penanaman nilai karakter pada anak di PAUD keluar sekolah ini dilaksanakan dalam bentuk
Anak kita preschool dilakukan dengan dua pembelajran langsung ke tempat tempat yang
pendekatan, yaitu. berhubungan dengan kehidupan anak
Pertama,melaluiKegiatan pembelajaran Sebagaimana diungkapkan oleh Bunda Nur
dengan metode sentra dan lingkaran yang dalam pembelajaran yang digunakan, hal
digunakan pada Anak kita preschool yang terpenting dalam penanaman karakterpada anak
dilakukan di dalam sentra sejak anak datang yaitu nilai itu harus ditanamkan secara terus
hingga pulang diantaranya adalah kegiatan menerus dan berulang-ulang. Hal ini sesuai
penerimaan siswa, main dan pijakan setelah dengan prinsip pembelajaran anak. Dalam
bermain, toilet training, makan bersama yaitu penelitian penalaran karakter tidak menjadi
cara penanaman nilai karakter kepada anak didik dasar pijakan, sebaliknya penanaman nilai
melalui pembelajaran nilai nilai karakter yang karakter lebih dilakukan lewat pecerdasan
ada didalamnya 8 Aspek Sebagaimana perasaan (emosional) dan pembiasaan-
pengamatan yang dilakukan peneliti pembiasaan. Tindakan karakter yang terjadi
Pembelajaran PAUD Anak Kita Preschool pada anak dicapai melalui sentuhan perasaan
sangat menanamkan nilai-nilai karakter kepada (emosional) dan pembiasaan yang dilakukan
anak didiknya, pendidik dengan keikhlasan dan oleh pendidik.
kesabaran melakukan pembelajaran, hal ini strategi yang dikembangkan pendidik dan
memiliki arti sendiri bagi anak. Kenyataan ini pengasuh terkait dengan upaya penanaman
berarti mendukung pendidik dan penyelenggara nilai-nilai karakter pada anak tidak dilakukan
dalam menanamkan nilai karakter pada anak secara khusus. Metode yang dipilih
melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan . dimaksudkan untuk mengembangkan nilai-nilai
Pada tahap ini anak usia dini cenderung karakter anak untuk menopang perkembangan
mekakukan proses pembiasaan, disiplin bagian kecerdasan pada anak, baik itu kecerdasan
dari nilai karakter, anak melakukan dan bahasa, kecerdasan matematik/logika,
mengamati setiappembelajaran yang dilakukan, kecerdasan sains, kecerdasan spiritual,
anak belajar dengan melakukan sesuatu. Hal ini kecerdasan emosi atau kecerdasan lainnya.
merupakan langkah yang baik dalam Semua metode muaranya sebagai kegiatan

14
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

bermain, dimana anak pada usia dini pada anak. Artinya ketika anak menemukan
berkecenderungan belajar sambil bermain atau pada diri orang tua dan pendidik suatu teladan
bermain dengan konteks belajar.Sebagaimana yang baik dalam segala hal, maka dalam diri
uraian sebelumnya penanaman nilai karakter di anak masuk prinsip-prinsip kebaikan yang akan
Anak kita preschool dilakukan dengan metode membekas pada jiwa. Dalam istilah lain anak
antara lain. yang melihat pendidiknya berbuat dusta ia tidak
Pertama, keteladanan. Dijelaskan oleh akan mungkin belajar jujur. Hal ini sejalan yang
Bunda Dwi bahwa dalam penanaman nilai dikemukan Morehouse pada pendekatan
karakterpendidik harus memberi contoh dan komprehensif inkalkulasi nilai bagian Kedua
memberitahu terus-menerus pada anak, serta keteladanan nilai, di sini ada dua syarat yang
pendidik juga harus melaksanakan sesuatu yang harus di penuhi dalam pendekatan yaitu. 1)
dikatakanpada anak. Senada dengan ungkapam pendidik harus berperan sebagai model yang
Bu Nur bahwa dalam setiap tindakan, baik bagi subjek didik, 2) subjek didik harus
perawatan, pengasuhan, dan pembelajaran mau meneladani sifat-sifat yang terpuji
pendidik terlebih dahulu harus bisa menjadi dan Kedua, pembiasaan. Sebagaimana
membori contoh atau kesan yang baik pada pengamatan yang dilakukan bahwa penanaman
anak, memang paling susah menjadi pendidik nilai karakter di Anak kita preschool dilakukan
yang baik. Metode keteladanan dapat efektif dengan melatih anak melakukan kebiasaan-
manakala memenuhi 2 syarat. pendidik harus kebiasaan tindakan tertentu seperti berbagi
berperan sebagai model yang baik bagi subyek makanan, menyapa orang lain, tolong menolong,
didik serta subyek didik harus mau meneladani minta maaf bila berbuat kesalahan dan
sifat-sifat yang terpuji dari pendidik. Sejauh sebagainya. Juga yang dilakukan disaat
pengamatan yang dilakukan, pendidik-dan disekolah,Pembiasaan berperilaku pada anak
pengasuh PAUD Anak Kita Preschool sudah berdasarkan 8 (Delapan Indikator) terlihat pada
bisa menjadi teladan yang baik bagi anak. Hal setiap aktifitas anak, seperti terurai berikut ini .
ini sangat penting artinya dalam penanaman 1) Penyambutan anak . Pembiasaan yang
nilai karakter pada diri anak. Pada usia dini ditanamkan meliputi . mengucapkan salam,
anak-anak suka meniru apayang dilakukan oleh berjabat tangan, melepas dan meletakkan sepatu
orang-orang sekitarnya. Di PAUD Anak kita di rak sendiri, menyimpan tas di loker kelas juga
preschoolanak-anak menghabiskan waktunya dilakukan sendiri tanpa dibantu guru atau orang
(jam 07.30-10.15), proses sosialisasi anak tua. 2) Jurnal pagi . Saling menyapa guru dan
disekolah terjadi selama 2,5 jam, artinya apa anak, membaca doa bersama, melakukan
yang dilakukan pendidik mempengaruhi kegiatan main secara bergantian. 3) Ikrar .
kepribadian anak. Pendidik adalah figur terbaik Berdoa bersama, membaca ikrar yang berisi
dalam pandangan anak. Tingkah laku, sifat surat pendek dan asmaul husna, menyanyikan
sopan santun, dan cara berfikir yang ada pada lagu-lagu , mengikuti gerak dan lagu dengan
pendidik disadari atau tidak akan ditiru dan tertib. 4) Toilet training . berbasir dengan tertib,
diikuti anak bahkan bentuk perkataan, mengikuti petunjuk pemimpin, berdoa sebelum
perbuataan, cara berfikir akan senantiasa akan melakukan kegiatan, terbiasa antri menunggu
tertanam dalam kepribadian anak. Sebagus giliran, mencuci tangan sebelum makan, 5)
apapun materi pendidik atau penanaman akhlak Sarapan Pagi . Berdoa sebelum makan, duduk
yang diberikan tidak akan berhasil dengan tertib di meja makan, mengambil
manakalatidak didukung oleh sang pendidik makanan sesuai kebutuhan secara bergantian,
yang berperan sebagai teladan, mengingat bertanggung jawab menghabiskan makanan,
adalah sesuatu yang sangat sulit bagi anak untuk bertanggung jawab membereskan alat makan. 6)
melaksanakan nilai-nilai karakter yang tinggi Sentra .Pelaksanaan pembiasan perilaku
ketika ia melihat orang yang memberikan dilaksanakan pada sentra . sentra persiapan,
bimbingan, asuhan kepadanya tidak sentra balok, sentra seni dan kreatifitas,sentra
mengamalkan. Keteladanan dapat membekas main peran, sentra bahan alam, sentra. Pada

15
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

prinsipnya pelaksanaan pembiasaan perilaku kelamaan teraplikasi dalam perilaku anak.


yang berdasarkan moral agama, sosila Mengingat pembiasaan berarti pengulangan
emosional dan kemandirian sama dengan terhadap sesuatu yang dilaksanakan atau
kegiatan sebelumnya. Pada pelaksanaan diucapkan, oleh karena itu di Anak kita
disetiap sentra diawali dengan doa sebelum preschool ketika anak-anak dibiasakan menyapa
belajar dan ditutup dengan doa setelah orang lain maka menyapa sudah menjadi
belajar, untuk transisi main guru mengajak kebiasaan anak. Sejalan dengan pengamatan
menyanyikan lagu sesuai tema dan, yang dilakukan, anak-anak Anak kita preschool
memperagakan berwudhu, sholat dan azan. sering menyapa orang yang dijumpai waktu
Dalam berbicara dibiasakan menggunkan jalan-jalan atau lewat didepan sekolah. Metode
bahasa yang santun; memimpin berdoa; pembiasaan dimaksudkan sebagai proses
menjadi imam saat peragaan sholat; penanaman pembiasaan yang dilakukan dengan
memperlakukan teman dengan kasih sayang; jalan melakukan sesuatu perilaku tertentu secara
berangkulan; bekerjasama dalam bermain; berulang sehingga memperoleh bentuknya yang
membantu teman dan guru yang memerlukan; tetap dalam tingkah laku. Metode pembiasaan
selalu mengucapkan terima kasih bila relevan digunakan dalam penanamana nilai
memperoleh sesuatu; bersikap ramah kepada karakter pada anak sesuai dengan tahap
teman guru; atau tamu yang datang; tidak perkembangan anak. Pembiasaan dapat
memaksakan kehendak pada temannya; mau menjadikan perilaku itu melekat dan dapat
mengajak teman untuk bermain; menghargai menumbuhkan kesadaran diri, mengingat tidak
pendapat teman; meminta ijin untuk akan terjadi keotomatisan dalam perilaku.
menggunakan benda atau mainan milik orang Ketiga, metode cerita (telling story).
lain; mengambil keputusan untuk bermain Cerita merupakan jalan untuk ’memasuki dunia
dengan teman sebaya; membereskan mainan anak’ sehingga terjadi encounter dan
dengan tertib; melapor kepada guru bila keterlibatan emosi, pemahaman, dan keterlibatan
bermainnya telah selesai. 7) Kegiatan sarapan mental antara yang bercerita dan anak.
pagi bersama . Berdoa sebelum dan sesudah Keasyikan dalam menyelami substansi cerita,
makan, duduk dengan tertib di meja makan, apalagi sesuai dengan minat anak akan
mengambil makanan sendiri dengan bimbingan memberikan penghayatan yang mendalam (peak
guru dan sesuai kebutuhan, mengambil makanan experience) sebagaimana yang disebut Maslow.
secara bergantian, bertanggung jawab Cerita sebagai media untuk
menghabiskan makanan, bertanggung jawab menyampaikan pesan-pesan karakter atau nilai-
membereskan alat makan, bertanggung jawab nilai ajaran tertentu. Metode ini tepat digunakan
membersihakan meja makan bersama. 8) Sholat dalam pembelajaran atau penanaman nilai
Berjamaah .pada kegiatan ini didahului dengan karakter di Anak Kita Preschool. Metode ini
mengambil air wudhu; anak-anak harus antri dikatakan bisa dipakai untuk menggugah
berwudhu; selanjutnya mengambil pakaian kesadaran serta mengubah sikap dan perilaku
untuk ganti pakaian bersama guru piket. anak. Konon sejak awal kehidupan manusia di
Sholat berjamaah dipimpin oleh guru; setelah dunia, mendongeng dan bercerita telah menjadi
sholat dhuha selesai anak membereskan alat metode dan media untuk menyampaikan
sholat sendiri sesuatu. Mulai dari sekadar memberi pengertian
Hal ini diperlukan pada diri anak tentang benda kongkrit, menyampaikan pesan
prasekolah mengingat anak pada usia ini sampai yang paling abstrak menanamkan nilai-
memiliki daya tangkap dan potensi yang sangat nilai kehidupan. Bisa disebutkan bahwa kisah
besar untuk menerima pengajaran dan nabi, film kartun Upin Upin saat ini adalah
pembiasaan. Masa ini merupakan masa usaha untuk memberikan contoh dan teladan
keemasan yang akan menentukan terkait nilai-nilai karakter .
perkembangan selanjutnya. Pembiasaan- Cerita atau dongeng merupakan kegiatan
pembiasaan nilai karakter yang dilakukan lama yang cukup mengasyikkan bagi anak, akan tetapi

16
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

penggunaan alat peraga perlu dioptimalkan sentra (rolling class) dilaksanakan setiap hari.
sehingga cerita yang diberikan tidak Hal ini berarti setiap hari adalah hari yang baru
menjemukan. Disisi lain tema dan bentuk cerita untuk anak karena anak akan berada disentra
perlu divariasi untuk menarik ketertarikan dan yang berbeda setiap harinya ini akan banyak
menghindari rasa bosan pada anak, mengingat membantu anak dalam mengembangkan nilai-
pada tahap ini perkembangan minat dan nilai karakter sikap disiplin untuk
kepedulian anak dalam terhadap nilai masuk mengembangkan daya ingatnya dimana dia akan
dalam tahap mitos, artinya anak belajarmelalui belajar di hari senin, selasa dan seterusnya .
cara bermain dan cerita yang melibatkan Kenyataan ini apabila dilakukan secara
perasaan mereka, sehingga nilai karakterpada berulang-ulang danberkesinambungan dapat
tahap ini yang dibedakan secara hitam putih membantu dalam penanaman nilai karakter pada
seperti baik dan jelek, suka dan tidak suka dan anak yang selanjutntya mempengaruhi tingkah
sebagainya, tanpa terasa akan mengena pada diri laku.
anak. Penanaman nilai karakter perlu dilakukan
Keempat, nasehat. Dalam jiwa terdapat secara komprehensif. Metode satu dengan yang
pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata lain dapat kombinasi. Tiap-tiap metode tentu
yang terdengarapalagi pada masa anak memiliki kelebihan dan kekurangan satu dengan
prasekolah, nasehat akan terasa kedalam yang lain saling melengkapi sehingga diperlukan
jiwamembuka jalan kedalamiwa secara langsung upaya menggabungkannya. Anak memerlukan
melalui perasaan, dengan nasehat anak akan ”contoh” yang baik dalam identifikasi diri,
tersentuh emosinya. Metode nasehat dapat pembiasaan-pembiasaan bertingkah laku yang
memberikan dorongan sertapengangan untuk mulia. Cerita sebagai wahana penyampaian
berperilaku. Di Anak kita preschool nasehat karakter yang mengasyikkan dan nasehat yang
yang efektif mengena dalam jiwa anakberkaitan membuka jalan kedalam jiwa akan nilai-nilai
dengan penanaman nilai karakter adalah yang baik serta pengembangan imajinasi dan
nasehatyang disampaikan dengan cara lembut penghayatan sifat-sifat terpuji dalam jiwa.
dan bijaksana sesuai dengan bahasa anak serta Penanaman nilai karakter secara komprehensif
tidak menyuruh anak. Nasehat yang dilakukan dari segi metode akan lebih mengena pada diri
dengan kasar dan menyuruh tidak akan anak dalam pembentukkan generasi yang
membekas dalam jiwa anak bahkan anak memiliki nilai-nilai karakter
menjadi resisten dengan nasehat yang diberikan.
Sebagaimana pengamatan yang telah dilakukan, KESIMPULAN
pendidikAnak kita preschool bersifat lemah Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
lembut dalam memberikan nasehat pada berkaitan dengan penanaman nilai karakter pada
anakyang berbuat salah. Di Anak Kita Preschool anak usia dini di Pendidikan Anak Usia Dini
pendidik baru akan memberi nasehat secara Anak Kita Preschool dapat ditarik kesimpulan
tajam sebagai bentuk punisment (hukuman), sebagai berikut.
apabila anak sudah tidak bisa diberi tahu dengan 1. Implementasi pembelajaran nilai-nilai
lemah lembut. Semua itu dimaksudkan untuk karakter pada anak usia dini di Anak Kita
kebaikan anak sekaligus menghindari tindakan Preschool meliputi pendidikan karakter ;
yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Pendidik (1) Religius, (2) Jujur, (3) Disiplin, (4)
menghindari sebisa mungkin punisment dalam Mandiri, (5) Kerja keras, (6) Tanggung
penanaman nilai karakter, sekalipun menurut jawab, (7) Kreatif, (8) Peduli
Peaget pada masa ini anakmerasa bahwa lingkungan.dilakukan melalui kegiatan
punisment (hukuman) menagaskan kesalahan pembelajaran sehari- hari di dalam sentra
dari tindakan. Tindakan adalah jelek manakala dan kegiatan penunjang tema saat outdoor
membawapada punisment. activity dengan Strategi pendekatan antara
Kelima, Perpindahan sentra (rolling lain melalui keteladanan ( Metode
class). Di Anak kita preschoolperpindahan penanaman nilai karakter dengan memberi

17
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

contoh yang baik berupa tingkah laku, sifat Haniah. 2008. Penanaman Nilai-nilai Moral
dan cara berpikir ) pembiasaan ( cara pada TPA Taman Indria
penanaman nilai karakter yang dilakukan Samarinda
secara teratur dan berkesinambungan untuk Harini dan kawan kawan, Sri. 2003. Mendidik
melatih anak agar memiliki kebiasaan yang anak sejak sejak dini. Yogyakarta . Kreasi
baik, Metode cerita (menanamkan nilai Wacana.
karakter dengan menggunakan cerita yang Kementrian Pendidikan Nasional Badan
berisi kejadian yang dialami seseorang, Kurikulum dan perbukuan . 2012.
kelompok, atau orang lain), Metode nasehat Panduan pelaksanaan pendidikan
(penanaman nilai karakter pada anak karakter . Jakarta. Direktorat P2TK
dengan menggunakan nasehat)telah Kushandrini. 2006. Pertumbuhan dan
menunjukkan dampak yang positif untuk Perkembangan Anak Tinjauan Psikologis
tumbuh kembang anak di Taman Penitipan Anak ( TPA )
2. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat (Makalah, disampaikan pada TOT BCCT
penanaman nilai-nilai karakter pada Anak untuk pengelola TPAtgl 4 April 2006.
Usia Dini di PAUD anak Kita Preschool Yogyakarta .
dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu, Kusnaedi, 2013.Strategi dan implementasi
orang tua, anak didik dan pendidiknya, pendidikan karakter.Bekasi, Duta media
untuk itu cara yang harus dilakukan oleh tama.
PAUD anak Kita Preschool adalah Lickona, Thomas. 2012 . Character Matter
melakukan sosialisasi program sekolah Persoalan Karakter. Jakarta. Bumi
Khususnya dalam penanaman nilai karakter Aksara
keterlibatan orang tua sangat berpengaruh. Mansur, 2006. Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam Islam. Mengenalkan Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Pada Anak Usia Dini (online)
Chatib, Munif. 2011 .Gurunya Manusia. http.//www.nu.or.id/public_detail_buku.as
Bandung. Kaifa. p?id_buku=56, diakses tanggal 21 Mei
Crain, William.2007 penerjemah Yudi Santoso. 2013
Teori perkembangan Konsep dan Miles, 1994. Matthew B and Huberman,
aplikasi ( Edisi ketiga ) . Jogyakarta . Qualitative Data Analysis. An Expanded
Pustaka Pelajar. Soureebook . London. Sage Publication.
Depdikbud DIRJEN PT. 1990. Kondisi belajar Musfiqon, H.M. 2012. Metodelogi Penelitian
dan teori pembelajaran. Jakarta. Pendidikan. Jakarta. Prestasi Pustaka
Publisher.
Direktorat P2TK Dirjen PAUDNI Moleong,Lexy. 1997. Metodologi Penelitian
Kemendikbud. 2012. Petunjuk teknis kualitatif. Bandung .Rajawali Pers.
penyelenggaraan kelompok bermain . Rahardjo, Budi. 2013. Proceeding Seminar
Jakarta. Direktorat PADU Internasional Forum FIP – JIP se
Dirjen PLSP. 2009. Pedoman rintisan model Indonesia tema Penguatan Ilmu
penitipan anak. Jakarta. Direktorat Pendidikan untuk Menghasilkan Lulusan
PADU. Terdidik Dalam Implementasi Kurikulum
Fujiastuti dan kawan kawan, Herry. 2002. 2013.Medan . UNIMED Press
Gerak,Latihan Vitalitas dan Mutu Roopnarine,Jaipaul L. James E. Johnson. 2011.
Tumbuh Kembang Anak Dini Usia, Pendidikan Anak Usia Dini dalam
Buletin Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini berbagai pendekatan, edisi kelima .
Edisi 02 Oktober 2002. Jakarta. Direktorat Jakarta. kencana .
PADU Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Salahudin, Anas. Alkrienciechie, Irwanto,
dan Pemuda Depdiknas. 2013. Pendidikan karakter pendidikan

18
Heppy Liana, Budi Rahardjo, Hasbi Sjamsir. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (1). 8-19. Mei 2018

berbasis agama dan budaya bangsa. Sugiyono, 2005. Memahami penelitian


Bandung. Pustaka Setia. kualitatif. Bandung .Alfabeta.
Salim, N. A. (2017). Peran Tayangan Adit Sopo Suryo, Roy. 2012 . Penanaman Nilai-nilai Moral
Jarwo (Asj) Terhadap Pendidikan pada TPA Permata Hati. Samarinda.
Karakter Anak Sekolah Dasar Di Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran
Kabupaten Kutai Kartanegara. PENDAS Pendidikan Karakter. Bandung. remaja
MAHAKAM: Jurnal Pendidikan Dasar, rosdakarya.
2(1), 72-82. Taylor, Steve J dan R. Bogdan.1984.
Samani, Muchlas. Hariyanto. 2012. Konsep dan Introduction to Quality Research Methods
Model Pendidikan Karakter. Bandung . New York .Wiley.
Remaja Rosdakarya. TriHome Schoolling Bagi Anak Usia Dini
Sjamsir, Hasbi. 2018. The Influence of TPR, (online) tanggal 30 juni
GTM Methods and Linguistics 2006http.//www.republika.co.id.htm.
Intelligence toward the Learning diakses tanggal 4 juni 2006
Outcomes in English DAP Based.( A case Patton, Michael Quinn. 1987. Qualitative
study at Elementary School Samarinda). Evaluation and Research Methods. New
Journal of English Literature and Delhi .Sage Publication.
Language Review. Vol.4, Issue 4, pp:58- Pendidikan Anak Usia Dini
61. (online).http.//id.wikipedia.org/wiki/Pendi
https://ideas.repec.org/a/arp/ellrar/2018p5 dikan, diakses tanggal 27 Mei 2006
8-61.html Yin, Robert K. 2013.Case Study Research.
Suharyatun, 2013. Analisis Program Pendidikan Design and Methods terjemahan M.
Karakter Anak Usia Dini di Kelompok Djauzi Mudzakir .Jakarta. Grafindo
Bermain (KB) Ceria Samarinda Persada.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Konsep dasar
Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta.
indek .

19

Anda mungkin juga menyukai