Anda di halaman 1dari 7

JOB SHEET

NAMA PERASAT : PENDIDIKAN KESEHATAN CARA MENCUCI TANGAN


UNIT : ASKEB PADA BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH

I. REFERENSI
1. Sukesi A, Astuti Setiyani,Esyuananik.2016, Modul PraktikumAsuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak dan Prasekolah, Jakarta Selatan;Badan PPDSMK
2. Kemenkes RI, 20202, Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun; UNICEF

II. OBYEKTIF PRILAKU MAHASISWA


Setelah mempelajari Job Sheet ini, mahasiswa :
1. Dapat menyiapkan alat untuk cuci tangan sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Dapat melakukan perasat cuci tangan dengan benar.
3. Tanpa melihat Job Sheet, mahasiswa/i dapat melakukan perasat.

III. DASAR TEORI


Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap
sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran
mikroorganisme multiresistensi dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap
timbulnya wabah. Cuci tangan dianggap sebagai salah satu langkah paling efektif untuk
mengurangi penularan mikrorganisme dan mencegah infeksi.
Mencuci tangan dilaksanakan bidan sebelum dan sesudah merawat bayi. Sesudah
bersentuhan dengan benda-benda yang tidak bersih.

PENGERTIAN MENCUCI TANGAN


Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas di bawah aliran air. Mencuci tangan
merupakan satu teknik yang paling mendasar untuk menghindari masuknya kuman ke dalam
tubuh.
Cuci tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir.

TUJUAN MENCUCI TANGAN


Tindakan ini dilakukan dengan tujuan:
1. Supaya tangan bersih.
2. Menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit
3. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme.
4. Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh.
Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci tangan
menggunakan sabun anti mikrobial, iritasi kulit jauh lebih rendah apabila menggunakan sabun
biasa.
Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum memeriksa/kontak langsung dengan pasien,
sebelum memakai sarung tangan bedah steril/DTT,setelah kedua tangan terkontaminasi
(memegang instrument yang kotor dan alat lainnya, menyentuh selaput lendir, darah atau duh
tubuh lainnya, kontak yang lama dan intensif dengan pasien), setelah melepas sarung tangan.

PRINSIP MENCUCI TANGAN


Dalam mencuci tangan terdapat beberapa prinsip, antara lain:
1. Anggap bahwa semua alat terkontaminasi: jangan terlalu sering memegang keran, tempat
sabun, wastafel, alat pengering, terutama setelah mencuci tangan: dianjurkan untuk
menggunakan tempat sampah yang dapat dibuka tutup menggunakan injakan kaki, keran
yang diputar dengan siku.
2. Jangan memakai perhiasan: cincin meningkatkan jumlah mikroorganisme yang ada di
tangan, perhiasan juga menimbulkan kesulitan dalam mencuci tangan secara seksama.
3. Gunakan air hangat yang mengalir, alirannya diatur sedemikian rupa demi kenyamanan,
air yang terlalu panas akan membuka pori-pori dan menyebabkan iritasi kulit, cegah
terjadinya percikan air, terutama kebaju, karena mikroorganisme akan berpindah dan
berkembang biak di tempat yang lembab.
4. Gunakan sabun yang tepat dan gunakan sampai muncul busa: sabun akan mengemulsikan
lemak dan minyak serta mengurangi tegangan permukaan, sehingga memudahkan
pembersihan.
5. Gunakan gerakan memutar, menggosok dan bergeser, gerakan ini mengangkat dan
menghilangkan kotoran dan mikroorganisme.
6. Gunakan handuk atau tisu sekali pakai untuk mengeringkan tangan,: handuk ini lebih
sedikit menyebarkan mikroorganisme dibandingkan pengering udara panas atau handuk

MEMBERSIHKAN TANGAN MENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH TANGAN


Mencuci tangan menggunakan cairan pembersih tangan dapat dilakukan dalam situasi
tertentu dimana sabun dan air bersih tidak tersedia. Agar hasilnya efektif, cairan pembersih
tangan yang digunakan hendaknya mengandung alkohol dengan kadar minimal 60%. Selain
menggunakan produk cairan pembersih tangan berbasis alkohol yang ada di pasaran, kita juga
bisa membuat cairan pembersih dengan mengikuti standard dan panduan dari WHO) .
Mencuci tangan pakai sabun dan air bersih akan memberi manfaat yang berbeda dari
cairan pembersih tangan berbasis alkohol. Sabun dan air bersih dapat menghilangkan semua jenis
kuman dari tangan, sedangkan cairan pembersih tangan berbasis alkohol hanya bisa mengurangi
jumlah kuman tertentu di kulit. Selain itu, cairan pembersih tangan hanya dapat digunakan bila
tangan kita tidak kotor dan berminyak. Cairan pembersih tangan berbasis alkohol juga tidak bisa
menghilangkan jenis kuman norovirus, Cryptosporidium, dan Clostridioides difficile, serta bahan
kimia berbahaya seperti pestisida dan logam berat.
CUCI TANGAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

 Selalu menjaga kebersihan tangan adalah cara sederhana namun efektif untuk mencegah
infeksi. Untuk melindungi diri dari dan pasien dari kuman yang mematikan maupun
kuman yang kebal terhadap antibiotik, penyedia layanan kesehatan harus memastikan
tangannya bersih dengan cara selalu mencuci tangan pakai sabun dan air bersih mengalir.

 Bila tangan tidak terlihat kotor, untuk sementara waktu atau jika tidak ada sarana cuci
tangan, membersihkan tangan dengan cairan berbasis alkohol dapat dilakukan. Bagi
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun penjaga pasien di tempat
karantina mandiri, dan fasilitas karantina serta isolasi masyarakat, berikut adalah waktu-
waktu penting untuk melakukan cuci tangan pakai sabun.

1. Segera sebelum dan sesudah menyentuh pasien

2. Sebelum melakukan tugas aseptik (misalnya menempatkan perangkat inap) atau


menangani peralatan medis invasive

3. Setelah kontak dengan darah, cairan tubuh, atau permukaan yang terkontaminasi

4. Sebelum pindah dari tempat kerja di tempat yang kotor ke tempat yang bersih pada
pasien yang sama

5. Setelah menyentuh pasien atau lingkungan terdekat pasien

6. Segera setelah 5 melepas sarung tangan dan alat pelindung diri (APD)
PROSEDUR

Anda mungkin juga menyukai