Anda di halaman 1dari 10

BAHAN

E-LEARNING

Mata Kuliah

KEAMANAN & KESEHATAN


KERJA (K3) PERKANTORAN

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


UNIVERSITAS BINA SARANA
INFORMATIKA
www.bsi.ac.id
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1
Copyright © Maret 2022

BAB I

RUANG LINGKUP K3 PERKANTORAN

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat melindungi dan bebas kecelakaan kerja pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja dapat menimbulakan korban jiwa, kerugian materi
bagi pekerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program pemerintah.


Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi ditempat kerja
yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja mapun keluarga pekerja. Karena frekuensi
kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada
program ini. Pengusaha bilang, ini cost atau buang buang biaya. Pekerja berkomentar,
memperlambat pekerjaan. Dua duanya benar, jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Tapi kalau
dicermati sisilainnya, tentunya pengusaha akan berpikir dua kali berkata demikian. Kenapa?
Karena cost yang dikeluarkan untuk suatu insiden kecelakaan kerja akan jauh berkali lipat
dibandingkan yang dikeluarkan untuk pencegahannya. Bagi pekerja, jika sudah terkena cidera
atau fatality, tentu tidak akan berani berkata lagi kalau K3 itu hanya memperlambat
pekerjaan.

Undang Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu UU No. 1 tahun 1970
yang mulai diundangkan tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikan hari lahirnya K3.
Peraturan terbaru terkait Kesehatan Kerja terbit di penghujung akhir tahun 2019. Peraturan
pemerintah No. 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja. PP ini terbit dengan beberapa alasan
yang salah satunya untuk melaksanakan ketentuan pasal 164 ayat (5) Undang-undang No.36
tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam PP ini menjelaskan bahwa penyelenggaraan Kesehatan
kerja mencakup empat upaya yaitu pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, penanganan
penyakit dan pemulihan kesehatan. PP ini secara spesifik memang ditujukan kepada setiap
orang yang berada di tempat kerja. Penyelenggaraan Kesehatan ini wajib dipenuhi oleh
Pengurus atau Pengelolaan Tempat Kerja dan Pemberi Kerja di semua Tempat Kerja.

Perusahaan kecil dan sifat kerjanya tidak mengandung bahaya atau resiko tinggi,
maka anda hanya pekerjakan seorang safety officer atau ahli K3 umum. Karena, semua
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2022

tempat kerja memiliki resiko atau bahaya. Jadi, haruslah tetap waspada dengan bahaya lain
ditempat kerja, tentu ancaman penyakit yang mungkin saja terjadi bertahun tahun kemudian.
Sudah saatnya pengusaha dan pekerja serta pihak depnakertrans sendiri sadar untuk lebih
meningkatkan performa K3 di semua organisasi di Indonesia, karena angka kecelakaan kerja
masih tinggi

Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat


yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang
mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya
pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau
khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu
lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung.

Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan


lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan,
penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja
mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif
tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
1. Kapasitas kerja
a. Status kesehatan kerja
b. gizi kerja
2. Beban kerja
a. Fisik
b. mental.
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain
a. Bising
b. Panas
c. Debu
d. Parasit

Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang
optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatankerja
berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan
produktifitas kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © Maret 2022

kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera.

Kebutuhan akan keselamatan dan kesehatan kerja di masyarakat semakin meningkat


sebagai dampak dari globalisasi dan perdagangan bebas. Keberadaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) akan menjamin perkembangan investasi industri di Indonesia.
Kebutuhan K3 yang semakin meningkat tidak hanya pada masyarakat industri (sektor formal)
tetapi juga penting bagi masyarakat khususnya pelaku sektor usaha skala kecil dan
menengah (small medium enterprise).

Filosofi K3 menurut International Association of Safety Profesional:


1. Safety is an ethical responsibility
K3 adalah tanggung jawab moral/etik. Masalah K3 hendaklah menjadi tanggung jawab
moral untuk menjaga keselamatan sesama manusia.
2. Safety is culture, not a program
K3 bukan sekadar program yang dijalankan perusahaan untuk sekedar memperoleh
penghargaan dan sertifikat. K3 hendaklah menjadi cerminan dari budaya dalam
organisasi.
3. Management is responsible
Manajemen perusahaan adalah yang paling bertanggung jawab mengenai K3.
4. Employee mus be trained to work safety
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis pekerjaan memiliki karakteristik dan
persyaratan K3 yang berbeda. K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan
dan pelatihan.

5. Safety is a condition of employment


Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang
menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat keselamatan.
6. All injuiries are preventable
Prinsip dasar K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah karena kecelakaan ada
sebabnya. Jika sebab kecelakaan dapat dihilangkan, maka kemungkinan kecelakaan
dapat dihindarkan.
7. Safety program must be site specific
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2022

Program K3 harus dibuat berdasarkankebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata ditempat


kerja sesuai dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan finansial dan lain-
lain.
8. Safety is good businees
Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai pemborosan atau biaya tambahan.
Melaksanakan K3 adalah sebagai bagian dari proses produksi atau strategi perusahaan.

Gambar 1

Logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: Kementrian Kesehatan Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Arti Logo Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Bentuk Lambang Palang Dilingkari Roda Bergigi Sebelas Berwarna Hijau

Palang

Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)

Roda Gigi

Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani .

Warna Hijau: Selamat, Sehat dan Sejahtera

Sebelas Gerigi Roda

Sebelas bab dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Kesehatan Kerja

Produktifitas optimal dalam dunia pekerjaan merupakan dambaan setiap manager atau
pemilik usaha, karena dengan demikian sasaran keuntungan akan dapat dicapai. Kesehatan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2022

(Health) berarti derajat/ tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well being of the individual). Kesehatan Kerja, yaitu : suatu
ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerjayang diwujudkan melaluii pemeriksaan
kesehatan, pengobatan dan asupan makanan yang bergizi.

Empat pilar strategi yang telah ditetapkan tuntuk mendukung visi Kementrian
Kesehatan dalam rangka merujudkan “kesehatan kerja” adalah:
1. Strategi paradigma sehat yang harus dilaksanakan secara serempak dan bertanggung
jawab dari semua lapisan. Termasuk partisipasi aktif lintas sektor dan seluruh potendi
masyarakat.
2. Strategi Profesionalisme, yaitu memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau.
3. Strategi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), guna memantapkan
kemandirian masyarakat hidup sehat, diperlukan peran aktif dan pembiayaan.
4. Strategi Desentralisasi, intinya adalah pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada
pemerintah daerah untuk mengatur system pemerintahan kerumahtanggaannya sendiri.

Keselamatan Kerja

Selain kesehatan yang tak kalah pentingnya adalah Keselamatan Kerja. Keselamatan
kerja merupakan keadaan terhindar dari bahaya saat melakukan kerja. Keselamatan kerja
adalah suatu keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
adalah salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun di dunia
yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis,
bentuk dan lingkungan di mana pekerjaan itu dilaksanakan” (Buntarto, 2015:1)

Keselamatan kerja menyangkut semua proses produksi dan distribusi baik barang
maupun jasa. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan adalah
dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja maupun masyarakat pada umumnya. Keselamatan
kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Sasaran keselamatan kerja adalah segala tempat kerja,baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, maupun di udara” (Suwardi dan Daryanto, 2018: 1)
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © Maret 2022

Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang
bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan selain menjadi hambatan langsung, juga merugikan
secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi
untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Keselamatan kerja
adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat bekerja dan lingkungan,
serta cara-cara melakukan pekerjaan. Arti dan tujuan keselamatan kerja untuk menjamin
keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah dan rohaniah manusia serta hasil karya
dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada
khusunya” (Ridley, 2006). Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri
(APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi. Pendapat lain
mengatakan Keselamatan (safety) meliputi:
1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss).
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) resiko yang
tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)

Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah:


1. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
3. Teliti dalam bekerja
4. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan


kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan
selamat selama bekerja di tempat kerja.

Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.

Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh:


1. Mesin
2. Alat angkutan
3. Peralatan kerja yang lain
4. Bahan kimia
5. Lingkungan kerja
6. Penyebab yang lain
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2022

Tujuan dan Manfaat Kesehatan, Keselamatan kerja

Tujuan dan manfaat kesehatan dan keselamatan kerja dapat dijabarkan menjadi 3
1. Occoputional health
a. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
b. Menningkatkan derajat kesehatn pekerja dengan melakukan promosi kesehatan.
c. Menjaga status kesehatan dan kebugaran pekerja pada kondisi yang optimal safety.
d. Menciptakan sistem kerja yang aman mulai dari input, proses sampai ouptut.
e. Mencegah terjadinya kerugian (loss) baik moril maupun materil akibat terjadinya
accident/incident.
f. Melakukan pengendalian terhadap resiko yang ada pada tempat kerja.

2. Industrial Hygiene
a. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dari bahaya health hazard.
b. Menciptakan interaksi semua sub di perusahaan dalam interaksi yang sehat dan tidak
berdampak terhadap penurunan derajat kesehatan atau adanya ketidaknyamanan.
3. Ergonomic
a. Mencegah timbulnya cummulative trauma disorders yang diakibatkan oleh posisi
kerja yang tidak baik.
b. Mencegah kerugian akibat timbulnya cedera maupun kesalahan karena
ketidaksesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya.
c. Secara tidak langsung meningkatkan produktivitas kerja.

Menurut Buntarto (2015: 5) kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan dan kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan
budayanya. Ruang lingkupkesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagai
berikut:
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat
2. Mencegah dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
4. Memelihara moral, mencegah dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja
5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan dan merehabilitasi pekerja yang cedera
atau sakit akibat pekerjaan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © Maret 2022

Sedangkan menurut Mangkunegara (2004: 162) menyebutkan bahwa tujuan dari


keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin
3. Agar semua hasil produksi di pelihara kemanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
5. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas kondisi
kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Perkantoran

Kegiatan pembelajaran dalam laboratorium semua pihak harus menyadari bahwa


dalam setiap kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium mempunyai potensi bahaya dan
memiliki resiko yang menimbulkan dampak lingkungan sehingga sangat penitng aspek
kesehatan dan keselamatan kerja di dalam laboratorium. Kegiatan kesehatan dan keselamatan
dalam laboratorium merupakan kebijakan yang harus diambil oleh pihak manajamen
universitas. Setelah kebijakan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja sudah diambil,
maka setiap pengguna laboratorium perkantoran mempunyai tanggung jawab akan kesehatan
dan keselamatan kerja di dalam laboratorium. Maka dari itu perlu diterapkan peraturan dan
prosedur yang akan digunakan dan harus dipatuhi pada setiap kegiatan yang dilakukan
dalam laboratorium. Jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan prosedur kerja dapat
dikenakan sanksi.

Dalam laoratorium diperlukan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja yang harus
diperhatikan oelh setiap penggunannya agar tidak terjadi kecelakan kerja dalam laboratorium.
Beberapa hal yang harus diketahui dalam penerapan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu:
1. Kegiatan yang akan dilakukan dalam laboratorium
2. Peralatan dan perlengkapan dalam laboratorium
3. Fasilitas lain yang tersedia dalam laboratorium

Untuk mendukung penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dalam laboratorium


maka harus ada peraturan khusus K3. Adapun peraturan yang dapat diterapkan:
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © Maret 2022

1. Melaksanakan praktek dalam laboratorium perkantoran hanya ketika ada dosen atau
pengawas, dan tidak diijinkan mengadakan praktek tanpa pengawasan.
2. Ketika memulai praktek dalam laboratorium harus sudah membaca prosedur yang sudah
ditetapkan.
3. Mengetahui letak dan penempatan dari semua fasilitas dan peralatan dalam laboratorium
perkantoran.
4. Membersihkan meja kerja dari semua bahan yang tidak digunakan ketika praktek.
5. Hindari pergerakan dan pembicaraan yang tidak perlu di dalam laboratorium.
6. Setiap kecelakaan, meskipun itu kecil harus dilaporkan dengan segera kepada dosen atau
petugas laboratorium.
7. Kembalikan semua peralatan dan perlengkapan laboratorium pada tempatnya.
8. Membuang sampah pada tempatnya.
9. Sebelum meninggalkan laboratorium pastikan mesin dan listrik dalam kondisi mati.

Anda mungkin juga menyukai