Anda di halaman 1dari 18

BAB I

JENIS-JENIS VIDEO

Jenis Jenis Video Berdasarkan Tujuan dan Formatnya


Jenis Jenis Video Berdasarkan Tujuan dan Formatnya – Apa sajakah jenis jenis video itu ?,Pada
kesempatan kali ini kami akan membahasnya dan tentu hal-hal yang juga melingkupinya. Mari
kita simak pembahasannya pada artikel di bawah ini untuk lebih dapat memahaminya.

Jenis Jenis Video Berdasarkan Tujuan dan Formatnya

Video di definisikan sebagai teknologi menangkap, merekam dan melakukan pemrosesan gambar
bergerak. Sejak dulu , video terus mengalami berbagai kemajuan untuk mendukung efektivitas
penggunaannya.

Salah satunya adalah semakin banyaknya jenis-jenis format video dan perbedaannya. Perbedaan
format ini biasanya bisa kamu lihat dalam penamaan file yang berakhiran .AVI, .3gp, .mpeg dan
lain sebagainya.

Disamping itu, video merupakan teknologi yang gunanya menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan serta menata ulang gambar bergerak. Yang mana biasanya menggunakan film
seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.

Digital video sendiri merupakan jenis sistem video recording yang bekerja menggunakan sistem
digital dibandingkan dengan analog dalam hal representasi videonya. Dan biasanya digital video
direkam dalam tape, lalu didistribusikan melalui optical disc, misalnya seperti VCD dan DVD.

Jenis Jenis Video Berdasarkan Tujuan Pembuatannya



Video Cerita
Jenis video yang satu ini merupakan video yang pada dasaranya bertujuan untuk memaparkan
sebuah alur cerita. Sebagai contohnya yaitu tayangan di TV (sinetron).

Video jenis yang sangat banyak peminatnya dan juga paling sering sering kita temui di setiap
harinya. Dan hampir semua orang pasti pernah menonton video berjenis cerita ini.

• Video Dokumentor
Jenis video yang satu ini berfungsi untuk merekam suatu kejadian yang mungkin kita anggap
penting untuk diabadikan, dan nantinya akan dijadikan data atau dokumen.
Pasti banyaklah diantara kita yang sering mengabadikan suatu kejadian yang kita anggap penting
di dalam kehidupan. Contohnya seperti momen wisudaan, jalan-jalan bersama saudara dan
lainnya.

• Video Berita
Video ini bertujuan untuk menyebarkan berita untuk orang banyak. Biasanya sih ibu-ibu yang
menonton video jenis ini. Video yang berisi tentang kejadian yang dapat disebar luaskan.

Menjadi sebuah video yang bermanfaat kalau isi video berita ini tidak HOAX dan menyajikan
berita-berita yang memang layak untuk orang banyak mengetahuinya.

• Video Presentasi
Video yang di dalamnya terdapat seuah ide atau gagasan yang ingin disampaikan kepada seseorang
atau sebuah kelompok dan organisasi.

Video ini bertujuan untuk berkomunikasi dan memberikan sebuah ide disaat rapat atau
musyawarah bersama teman dan organisasi.

• Video Pembelajaran
Video ini berisikan tentang sebuah materi pembelajaran untuk mempermudah para sisiwa dalam
kegiatan belajar mengajar. Video ini juga sangat efektif karena bisa diulang kembali. Jenis video
ini sangat membantu para pelajar untuk belajar. Karena video pembelajaran mungkin tidak akan
membosankan dan akan membuat semangat para pelajar.

Jenis Jenis Video Berdasarkan Formatnya

AVI.
AVI atau Audio Video Interlaced diperkenalkan pertama kali pada tahun 1992 oleh Microsoft.
Format video ini didukung oleh hampir semua alat pemutar. Ukuran filenya yang cenderung besar
membuat AVI kurang efisien untuk disimpan .

MKV.
MKV atau Matroska Video Container merupakan format video yang berstandar terbuka dan bebas.
MKV memiliki banyak kelebihan termasuk untuk membuat menu dan chapter pada DVD.
Meskipun dianggap sebagai format paling fleksibel saat ini, MKV belum didukung secara
universal.

MPEG 1.
Format jenis ini banyak digunakan dalam industri video. Kualitas gambar yang disimpannya setara
dengan VHS dengan audio setara CD.

MP4.
MP4 merupakan versi pembaruan dari MPEG. Format ini sering digunakan bersamaan dengan
H.263 / H.264 untuk video dan AAC untuk audio.
ASF.
Seperti namanya, Advance Streaming Format banyak digunakan untuk layanan streaming video
di jaringan internet.

MOV.
MOV banyak digunakan untuk player Quick Time. Untuk pengiriman file video melalui internet,
MOV adalah format yang paling sering dipakai.

3GP.
3GP atau 3rd Generation Partnership Project adalah format video yang paling banyak digunakan
untuk keperluan multimedia. Ukuran file-nya lebih kecil dan kualitasnya lebih rendah dari MP4.
BAB II
PERBEDAAN HD DAN FULL HD
Bedanya HD dan Full HD: Pengaruhnya Terhadap Tayangan Yang Kamu Tonton, Edit,
Dan Rekam

Mengapa materi ini penting dibahas? Karena pada umumnya, orang hanya tahu menonton dan
merekam. Tapi tidak tahu latar belakang teknisnya....berapa resolusinya, berapa kecepatan
transfer datanya, berapa gede filenya, dll. Memang pengaruhnya apa? Banyak!

Contoh saja..

Banyak penyedia konten Youtube memberi judul “..HD Quality”, dan Kamu dengan bodohnya
(maaf) merasa menontonnya dengan kualitas HD. Padahal tidak sama sekali.

Contoh lain..

Rata-rata.. orang yang merekam video menggunakan DSLR tidak pernah melakukan setting
kamera terlebih dahulu. Artinya pasrah dengan setting-an kamera yang ada. Dan umumnya,
DSLR diset ke resolusi 1920 x 1080 (tanpa ia sadari).
Akhirnya.. video sering berhenti di tengah jalan, dan.. memori habis secepat kilat.

Satu lagi.. Ketika video itu diedit, export-nya berjam-jam!

Jadi mengetahui apa itu HD, Full HD, berapa resolusinya, dan tetek bengek lainnya itu penting
agar Kamu tidak salah setting kamera, tidak salah beli monitor, tidak salah rekam, dan bisa
menikmati kualitas video yang memang benar-benar berkualitas.

Oke.. kita mulai dari pertanyaan pertama..

Mengapa ada istilah HD (saja) dan Full HD?

Sederhana.. itu ibarat helm half-face dan full-face. Helm yang satu hanya menutup kepala
sepotong, yang satu menutup kepala secara penuh. Yang satu lebih besar ukurannya dari yang
lain. Dua-duanya sengaja diciptakan supaya kamu bisa memilih, mana yang lebih cocok dan
aman untuk kamu pakai.

Maksudnya?

HD disebut Full ketika resolusinya 1920 x 1080 piksel.

Bisa dibilang.. itulah HD yang benar-benar HD.

Piksel adalah ukuran terkecil dari gambar (seperti ubin-ubin yang disusun untuk menutupi
lantai). Semakin banyak piksel, semakin tajam gambarnya.
Masalahnya.. TIDAK SEMUA alat pemutar support secara penuh dengan resolusi itu.
Contohnya hape. Cukup kencangkah hape kamu untuk memutar Full HD? Itu tergantung
kecepatan prosesor dan kerapatan layarnya (pixel density)!

Oleh karena itu, pastikan tidak salah membeli hape. Kalau memang ditujukan untuk menkmati
tontonan kualitas Full HD, prosesor dan resolusi layar harus memenuhi standar Full HD. Pelajari
spek hape, terutama bagian Display. Begitu pun dengan monitor TV, komputer atau laptop.

Jumlah piksel yang bisa ditampung layar hape diukur dalam Pixel Density atau Pixel Per Inch
(PPI). Layar besar belum tentu lebih tajam dari layar kecil saat memutar video. Itu tergantung
dari angka PPI. Semakin besar angka PPI semakin tajam. Kamu bisa menghitungnya di sini.
Selain 1920 x 1080.. ada alternatif ke dua, yaitu HD dengan resolusi 1280 x 720 piksel. Lebih
kecil dari 1920 x 1080. Tapi faktanya.. itu lebih support hampir di semua gadget dan player yang
ada saat ini.

Jadi intinya.. ada dua jenis HD, 1280 x 720 dan 1920 x 1080. Itulah HD dan Full HD.
Artinya.. kalau video yang kamu tonton tidak memiliki ukuran satu dari dua resolusi di atas.. bisa
dipastikan itu BUKAN HD!

Lalu.. 1080p dan 720p itu apa?

Kalau Kamu belum tahu.. itulah tinggi dari kedua HD tadi (jumlah piksel secara vertikal).

Sebutan inilah yang paling sering dipakai. Jadi.. kamu hanya perlu mengingat tingginya saja!

Maka kamu akan sering menemukan file-file video yang diberi label 1080p atau 720p.

Contoh..

• Minions (2015) 1080p BRRip 5.1CH 1.4GB nItRo.mkv


• The Transporter Refueled.2015.720p.BRRip.x264.mp4

Mana yang lebih bagus? Ya sudah pasti 1080p, karena lebih tinggi resolusinya.

Tapi lebih bagus, lebih tajam.. belum tentu cocok untuk kamu. Ada dampak-dampak teknis yang
kamu harus paham.

Pengaruh HD dan Full HD di internet

Coba Kamu tonton salah satu video di Youtube ini! Lalu klik icon ‘gerigi’ yang ada di pojok
kanan bawah. Perhatikan berapa resolusi yang bisa dimainkan saat ini!
Kalau tulisannya “Auto 480p”.. artinya kualitas yang paling mampu diputar saat ini (tanpa
buffer) adalah 480p, atau 800 x 480 piksel. Artinya belum bisa mencapai kualitas HD (720p atau
1080p).

Kalau kamu penasaran.. coba naikkan ke 720p atau 1080p (klik Quality tersebut untuk membuka
pilihannya). Pastinya video langsung berhenti karena “buffer”! Karena internet kamu tidak cukup
cepat untuk memutar video dengan resolusi itu.

Kamu butuh setidaknya kecepatan 3 – 5 Mbps untuk bisa menikmati streaming HD. Kalau kamu
hanya menggunakan paketan internet 3G, bisa dipastikan kamu tidak bisa menikmati streaming
Youtube kualitas HD. Kamu hanya bisa menikmati kualitas SD (480p, 360p, 240p).

SD (Standar Definition) adalah penyebutan untuk resolusi di bawah HD (High Definition).. yaitu
di bawah 720p

Pengaruh HD dan Full HD di kamera DSLR

DSLR fungsi utamanya sebenarnya untuk menghasilkan foto yang bagus dan profesional. Tapi
trend sekarang ini, DSLR justru disulap menjadi ‘camcorder’ untuk syuting videoklip, iklan, dan
film.. karena kualitas gambarnya yang memanjakan mata (layaknya melihat foto indah yang
bergerak).

Tapi masih banyak pengguna DSLR yang tidak paham soal video.

Bahwa video berbeda dengan foto.

Mereka umumnya hanya pandai melakukan setting foto: shutter, ISO, dan apperture. Bahkan
ukuran foto sendiri sering terabaikan. Tapi untuk video.. mereka pasrah. Tidak melakukan apa
pun selain menekan tombol Rec.

Oke.. foto masih bisa di-crop di Photosop. Tapi video??


Ukuran standar video lebih ketat dari foto. Video akan ditonton dalam bidang yang sama dari
awal sampai akhir.

Seperti yang sedang kita bahas.. kita hanya diberi pilihan HD: 1920 x 1080 atau 1280 x 720. Dan
pilihan itu menentukan kualitas akhir saat video itu ditayangkan.

Ini yang harus kamu pertimbangkan saat merekam menggunakan DSLR..

1. Penggunaan memori. Ukuran 1920 x 1080 akan mengkonsumsi penggunaan memori


lebih banyak dari 1280 x 720. Bedanya hampir 2x nya. Bisa-bisa kamu akan kehabisan
memori sebelum semua momen terrekam.
2. Kecepatan memori. Merekam dalam ukuran 1980 x 1080 membutuhkan memori yang lebih
cepat di banding 1280 x 720. Gunakan memori kelas 10 untuk 1920 x 1080
3. Spek komputer untuk editing. Kamu harus memperhitungkan rekaman yang akan diedit.
Kamu akan kesulitan mengedit video berresolusi 1920 x 1080 kalau komputer atau laptop
Kamu hanya Core 2 Duo dan memori 4 GB. Minimal i7 dan memori 8 GB (itu pun belum
menghitung efek yang digunakan). Akan dijelaskan di bawah.
4. Player. Di mana video itu akan tayang? Kalau hanya tayang di Youtube atau hape
gunakan 1280 x 720. Selain mengirit memori, proses upload atau kopi akan lebih cepat. Tapi
kalau memang untuk diputar di TV 32 inch, untuk iklan komersil, atau film Kamu bisa
mempertimbangkan Full HD untuk menjaga kualitas.

Pengaruh HD dan Full HD di proses editing

Urusan HD dan Full HD di proses editing lebih kompleks. Karena Kamu akan bergantung pada
kemampuan software dan hardwarenya. Dan Kamu bukan hanya harus tahu ukuran video, tapi
kamu harus tahu juga jenis codec dan frame rate. (Untuk membatasi topik, codec dan frame rate
tidak akan dibahas di sini.)

Mengedit video dengan resolusi 1920 x 1080 (Full HD) butuh spek ekstra.

Sebetulnya kalau sekedar memotong dan menyambung masih bisa menggunakan spek biasa
(mudah-mudahan). Core 2 duo misalnya.
Tapi bukankah Kamu ingin memberinya efek, menambahkan teks di atasnya, mengkoreksi
warna, dll?

Inilah yang membuat PC akan sangat-sangat lambat. Itu terjadi karena PC harus menyelesaikan
proses rendering dengan piksel yang lebih banyak. Akibatnya kalau tidak kuat.. hang atau
menutup sendiri. Kalau pun bisa sampai akhir.. proses eksport akan memakan waktu yang tidak
sedikit.

Oleh karena itu untuk spek PC biasa.. gunakan format 1280 x 720, agar proses editing lebih
ringan.

Bagaimana kalau material video terlanjur dibuat 1920 x 1080? Konversi ke 1280 x 720 terlebih
dahulu menggunakan konverter!

Kesimpulan yang harus kamu ingat

Setelah membaca seluruh artikel ini, seharusnya Kamu paham..

1. HD itu ada dua. 1920 x 1080 atau disebut 1080p dan 1280 x 720 atau disebut 720p
2. Yang disebut Full HD adalah 1080p
3. Biasakan memilih format video, terutama resolusi sebelum merekam.. karena berpengaruh
pada kapasitas memori, kecepatan rekam, dan alat editing.
4. Karena faktanya 1080p belum tentu disupport oleh kebanyakan alat digital.. sebaiknya
gunakan 720p.
BAB III
FRAME RATE
Perbedaan Frame Rate (24p/25p/30p/60p/…)

Saat kamu merekam video menggunakan DSLR, Mirrorless, atau Camcorder.. selain kamu harus
menentukan resolusi (720p, 1080p, atau 4K), kamu juga harus menentukan frame rate atau fps
(frame per second), seperti 24p, 30p, 60p, dst.

Nah, bagi pemula, memilih frame rate mungkin agak sedikit membingungkan. Misalnya muncul
pertanyaan: bagus mana 24p atau 30p? Kapan harus memilih frame rate tinggi, seperti 60p atau
120p? Mengapa ada huruf ‘p’, dan ada juga huruf ‘i’ di belakang frame rate (25p, 50i, 30p, 60i)?
Mengapa ada frame rate yang angkanya aneh: 29,97 atau 23,97?

Ada baiknya, supaya kamu tidak salah pilih frame rate, mari kita bahas sedikit lebih dalam!

Banyaknya frame per detik

Video pada dasarnya tersusun dari foto atau gambar-diam (satuan gambar yang sebetulnya tidak
bergerak) yang diganti-ganti setiap sepersekian detik. Saking cepatnya, maka otak kita sudah
tidak bisa melihatnya sebagai gambar diam, tapi sudah menjadi gambar bergerak (moving
picture atau movie).
Foto atau satuan gambar-diam tersebut disebut frame. Maka fps atau frame per second
adalah banyaknya frame yang diputar setiap detiknya.

Itulah frame rate.

Seperti gambar kuda di bawah. Ada 12 gambar kuda dengan pose berbeda. Kalau gambar-
gambar tersebut ditampilkan bergantian selama satu detik, dan diulang terus menerus, maka kuda
tersebut tampak bergerak menjadi sebuah video.

Karena ada 12 gambar setiap detiknya, maka disebut frame ratenya 12 fps (12 gambar diputar
setiap detik).

Semakin tinggi frame rate, gerakannya semakin halus

Seperti yang kamu lihat pada animasi di bawah yang membandingkan frame rate 15, 30, 60, dan
120 fps.
Mana yang paling halus gerakannya?

Pasti 120 fps. Karena semakin tinggi frame rate, semakin detil pula pose objek di setiap posisi.
Sehingga kita melihat gerakannya semakin realistis.

Tapi apakah itu berarti kamu harus memilih frame rate paling tinggi?
Tunggu dulu. Baca sampai habis!

Standar film 24p

Dahulu para ahli sudah merumuskan bahwa otak kita sudah tidak bisa melihat gambar diam
secara individual di atas 12 fps. Artinya, di atas 12 fps otak kita sudah mendefinisikan sebagai
gambar bergerak (video).

Maka, saat industri film mulai booming kala itu, dibuatlah standar 24 fps.

Mengapa 24 fps, tidak lebih tinggi lagi? Karena frame rate semakin tinggi, membutuhkan film
(seluloid) yang semakin banyak pula. Itu akan memakan biaya besar. Sedangkan 24 fps sudah
merupakan angka yang ideal untuk movie (moving pictures).

Di era digital saat ini, frame rate memang bisa lebih tinggi dari 24 fps. Permasalahannya, kita
sudah terlalu terbiasa melihat film dalam 24 fps dari dahulu. Ketika frame rate dibuat lebih tinggi
dari itu, maka otak kita sudah tidak melihatnya seperti film.

Ini pernah terjadi di film The Hobbit: Desolation of Smaug di mana filmnya dibuat dalam
frame rate tinggi, yaitu 48 fps. Dan banyak penonton justru mengkritiknya. Karena tidak enak
ditonton.
Coba kamu tonton trailernya di bawah ini, tapi pastikan kamu setting quality-nya ke 720p60
atau 1080p60 (di pojok kanan bawah layar Youtube). Rasakan perbedaannya dibanding film
pada umumnya.

Standar TV 25 fps dan 30 fps

Lain film, lain TV.

Kamu harus tahu bahwa TV mempunyai standar sendiri untuk frame rate, yaitu 25 fps atau 30
fps. Itu karena TV harus mengikuti satu di antara dua standar: PAL atau NTSC.

Mana saja yang kamu pilih tidak masalah. Tapi kalau mau mengikuti standar yang benar, untuk
di Indonesia, kamu harus menggunakan 25 fps. Karena Indonesia menganut standar PAL, di
mana frame rate nya 25 fps.

Nah, di sini kamu harus paham bahwa pada semua kamera terdapat dua setting-an ini (PAL &
NTSC). Seharusnya, sebelum setting yang lain, setting-an ini harus ditentukan terlebih dahulu.

Mengapa?

Kalau kamu ingin frame ratenya 30 atau 60, kamu harus dalam mode NTSC. Karena kamu tidak
akan menemukannya dalam mode PAL, karena PAL yang ada adalah 25 dan 50. Begitu pun
sebaliknya.

25 atau 30, PAL atau NTSC tidak masalah mana saja yang kamu pilih, selama kamu tidak
bertujuan untuk menayangkannya di TV. Sedangkan kalau tujuannya memang untuk TV,
sebaiknya kamu patuhi aturannya. Gunakan PAL untuk TV di Indonesia, yaitu dengan frame rate
25p atau 50i (untuk i dalam 50i kita jelaskan nanti di bawah).
Kegunaan frame rate lebih tinggi dari 30 fps

Di atas 30 fps, di berbagai kamera kamu akan menemukan 50, 60, dan 120 fps (bahkan ada yang
lebih tinggi lagi).

Kapan menggunakannya?

Ingat! Tadi di atas sudah diinformasikan bahwa standar film adalah 24 fps, dan standar TV
adalah 25 fps atau 30 fps.

Dengan 24, 25, atau 30 fps kamu sudah cukup untuk membuat video dengan kualitas standar.
Mata kita sudah nyaman menontonnya. Tidak perlu lebih tinggi dari itu.

Lalu untuk apa frame rate tinggi di atas standar itu?

Ketahuiah bahwa untuk saat ini frame rate tinggi hanya dibutuhkan untuk:

1. Game
2. Slow motion

Game berbeda dengan film. Di film, kita mempertahankan kenikmatan menonton film. Frame
rate terlalu tinggi, maka sudah bukan film lagi (ingat kasus The Hobbit tadi).

Sedangkan game kebalikannya. Game semakin realistis, semakin kita menikmatinya. Maka itu
game selalu diusahakan berada dalam frame rate tinggi.

Kalaupun kamu mau menggunakan frame rate tinggi (50, 60, 120) untuk syuting, maka pastikan
tujuannya hanya untuk slow motion.

Karena begini..

Di editing, kalau kamu melambatkan video 50% lebih lambat pada frame rate 30 fps, maka
frame rate menjadi 15 fps (setengahnya). Karena itu, gerakan objek akan terlihat kurang halus
(patah-patah).

Maka supaya gerakannya halus, kamu harus merekamnya dalam 60 fps. Karena ketika
dilambatkan 50%, maka frame rate nya menjadi 30 fps. Gerakannya akan tetap halus.

Kalau kamu ingin lebih lambat lagi dan tetap halus, maka kamu harus merekamnya dalam frame
rate lebih tinggi lagi.

Tentunya harus didukung oleh kamera yang mampu melakukan itu.


Arti ‘p’ dan ‘i’ dalam frame rate

Huruf ‘p’ dalam 25p, 30p, dst artinya progressive. Sedangkan kalau kamu menemukan ‘i’
seperti 50i atau 60i, artinya interlace.

Progressive dan interlace adalah dua cara video ditayangkan di monitor.

Progressive artinya setiap baris pixel akan ditampilkan berurutan (1,2,3,dst). Sedangkan interlace
artinya setiap baris akan ditampilkan bergantian antara baris ganjil dan genap.

Bagian pentingnya adalah: Kamu tidak memerlukan frame rate dalam interlace, kecuali
untuk TV analog.

Sedangkan hampir semua video sekarang tayang secara digital, yang sifatnya progressive.

Dan ingat.. 50i bukanlah 50 fps, dan 60i bukanlah 60 fps.

Dalam interlace, setiap frame ditampilkan dalam dua tahap (ganjil dan genap). Karena itu setiap
frame tampak menjadi 2x nya. Artinya, 60i adalah 30 fps, dan 50i adalah 25 fps.

Mengapa ada frame rate 29,97 fps dan 23,97 fps?

Di kamera, frame rate ini tidak ada.

Tapi kalau kamu sering download video dari internet (terutama TV series dari luar sana),
mungkin kamu akan menemukan frame rate aneh ini: 29,97 fps atau 23, 976 fps.
Mengapa bisa begitu?

Jawabannya sangat rumit. Karena melibatkan pengetahuan teknis tentang cara TV analog bekerja

Tapi pada intinya, ini hanya terjadi pada video yang pernah ditayangkan di TV berbasis NTSC.

NTSC menggunakan basis 30 fps. Tapi saat disiarkan melalui frekuensi, frame rate itu harus
dikurangi 0,1% untuk menghindari interferensi (tabrakan frekuensi) antara gambar, suara, dan
warna. Maka secara efektif, frame ratenya menjadi 29,97 fps.

Ini juga terjadi pada film yang kemudian ditayangkan di TV. Film yang 24 fps, juga harus
dikurangi 0,1%, sehingga frame ratenya menjadi 23,97 fps.

Karena kamu mendownload tayangan-tayangan itu setelah konversi (artinya setelah mereka
tayang), maka frame rate nya tetap seperti itu.

Kesimpulannya

Jadi mana frame rate yang harus dipilih? Seharusnya kamu sudah paham.

Normalnya, pilih lah di antara 3: 24, 25, atau 30 fps. Perbedaan di antara ke tiganya tidak
berbeda secara signifikan. Itu hanya masalah selera dan standar di masing-masing wilayah.
Kalau mau bergaya cinematic, gunakan 24 fps. Setidaknya itu mendekati kebiasaan film.

Kalau mau mengikuti standar broadcast di Indonesia dan Asia, gunakan 25 fps (standar PAL).
Sedangkan 30 fps, itu kebiasaan mengikuti gaya barat, di negara berbasis NTSC (Amerika dan
sekitarnya).

Kecuali kalau kamu merencanakan slow motion di editing, gunakan 50, 60, atau 120 fps.

Namun satu hal lagi yang harus diperhatikan: Konsekuensi menggunakan frame rate tinggi di
editing, menyebabkan mesin editing semakin berat. Jadi bijak-bijak lah menggunakan frame rate
tinggi. Tidak harus kamu merekam semua footage dalam frame rate tinggi (ketika dibutuhkan
saja).

Anda mungkin juga menyukai