Naskah Skripsi Sudah Di Revisi 30 Agustus 2022
Naskah Skripsi Sudah Di Revisi 30 Agustus 2022
SKRIPSI
Disusun oleh:
IWAN ARIANSYAH
180512001048
JAKARTA
2022
INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK
SKRIPSI
Disusun oleh:
IWAN ARIANSYAH
180512001048
JAKARTA
2022
i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun
bebas dari tindakan plagiarisme sebagaimana di persyaratkan oleh Institut
Transportasi dan Logistik Trisakti
Saya bersedia bertanggung jawab dan menerima sanksi yang berlaku apabila di
kemudian hari di temukan terdapat unsur plagiarisme dalam skripsi saya ini.
Materai 10.000
Iwan Ariansyah
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Disetujui untuk diajukan dalam ujian skripsi Fakultas Teknik Transportasi dan
Logistik.
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui, Menyetujui,
Dekan FTTL Kaprodi S1
Rekayasa Insfratuktur dan Lingkungan
N.M Teweng, MSTr. Ir. Soemino Eko Saputro. MM. IPU. ASEAN Eng.
NUPN. 9903261301 NIDK/NIDN. 9903262232
Ditetapkan di : Jakarta
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah berhasil dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi dan diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) pada program studi
S1 Rekayasa Infrastuktur & Lingkungan
Ditetapkan di : Jakarta.
Tanggal : 16 Agustus 2022
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Melalui pernyataan ini maka Institut Transportasi dan Logistik Trisakti berhak
menyimpan, mengelola dan mempublikasikan tugas akhir saya dengan syarat
mencantumkan nama saya sebagai penulis atau salah satu penulis dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Iwan Ariansyah
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul. “ANALISIS
KINERJA OPERASIONAL KERETA API EKONOMI LOKAL BANUNG
RAYA (RELASI PADALARANG-CICALENGKA)” dengan lancar dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak akan sangat sulit dalam menyelesaikan penelitian
ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua Orang Tua dan Adik Kandung yang sangat saya cintai dan banggakan
3. Ir. Mohammad Risal Wasal, ATD, MM, IPM selaku Direktur Direktorat Lalu
Lintas Dan Angkutan Kereta Api
4. Arif Anwar, ST, M.Sc. selaku Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan
/ selaku Pembimbing Lapangan.
5. Ir. Soemino Eko Saputro MM. IPU. ASEAN Eng, selaku Kaprodi Rekayasa
Infrastruktur dan Lingkungan.
6. Ir. Sinung Tri Nugroho MT, selaku Dosen Penasehat Akademik.
7. Drs. Hendri Anom Tjahyono, MT, selaku dosen pembimbing 1.
8. Haniva Mulyani, S. Pd, M. Pd. selaku dosen pembimbing 2.
9. Yulita Widyastuti yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada
penulis
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT. dapat membalas segala
kebaikan atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang
positif bagi pribadi khususnya bagi masyarakat.
Jakarta, 10 Agustus 2022
Iwan Ariansyah
vi
ABSTRAK
Kata kunci: Kinerja Operasional, Potensi Volume penumpang, Ketepatan dan Kelambatan
Serta Kepuasan Pelanggan
vii
ABSTRACT
This study aims to analyze the operational performance of the Bandung Raya Local
Economic Train in the Padalarang – Cicalengka relation. Where in its operation
there are still obstacles faced.Therefore, in order to improve the level of service, a
performance related measurement is needed. However, the measurement related to
this performance is very broad, so this study only examines its operational
performance based on the Corporate Budget Work Plan of PT. Kereta Api
Indonesia, measurements related to performance are divided into three indicators,
namely passenger volume, timeliness and customer satisfaction.
The results of the measurement of the increase in passenger volume, the number of
passengers of the Bandung Raya Local Economic Train, the Padalarang-Cicalengka
relation, increased in 2016-2019. The results of the forecasting analysis in 2022
obtained the overall result value of forecasting the number of passengers, which
was 10,400,478 passengers. The results of the control chart analysis show that the
timeliness of the Bandung Raya Local Economy train cannot be said to be on time,
but it is still within safe control limits. The train delay factor is caused by natural
factors and externalities, services and IT, operations, facilities and infrastructure.
The results of the measurement of customer satisfaction are said to be good, with
the overall percentage of each service attribute being measured showing the average
value of the percentage of each attribute which is 92%, but on each atribute nothing
reaches a value of 100%
viii
DAFTAR ISI
ix
2.6 Pengukuran Kualitas Pelayanan Jasa ..................................................... 13
LAMPIRAN ......................................................................................................... 66
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Keaselian Penelitian .............................................................................. 5
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Kendali .................................................................................... 18
Gambar 3. 1 Tampak Depan Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya Raya . 20
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kereta api merupakan moda transportasi publik yang memiliki beberapa
keunggulan diantaranya yaitu efektif, efisien, murah teratur, terjadwal, aman
serta mampu mengangkut penumpang dalam skala besar atau massal. PT.
Kereta Api Indonesia sebagai penyedia jasa angkutan kereta api penumpang
dan barang menghadapi suatu kondisi lingkungan dan teknologi yang terus
berkembang dan di tuntut untuk mengembangkan strategi bisnisnya.
Kondisi tersebut mendorong PT. Kereta Api Indonesia untuk melakukan
perubahan strategi dalam meningkatkan kinerja pelayanan maupun
pengoperasianya, khususnya untuk angkutan penumpang. Sehingga secara
konsisten jasa angkutan kereta dapat menghasilkan jasa yang relevan dan sesuai
dengan tuntutan pengguna di masa kini.
Salah satu strategi PT. Kereta Api Indonesia adalah melakukan perubahan
dalam mengelola dan mengoperasikan kereta api lokal untuk meningkatkan
kinerjanya. Kereta api lokal yang dimaksud diantaranya adalah kereta api
Ekonomi Lokal Bandung Raya yang selama ini dikelola oleh PT. Kereta Api
Indonesia Daerah Operasi 2 Bandung. Kereta api Ekonomi Lokal Bandung
Raya adalah salah satu jenis kereta api perkotaan yang melayani perjalanan
penumpang ulang alik atau komuter di wilayah perkotaan dengan menggunakan
kereta berat (Heavy Rail Transit) yang melayani relasi Padalarang – Cicalengka
(PP)
Untuk mengetahui seberapa efektif penerapan strategi tersebut diatas,
maka manajemen PT. Kereta Api Indonesia tentu memerlukan suatu
pengukuran kinerjanya. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) pengukuran kinerjanya mengacu kepada Hasil Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) yang di jabarkan kedalam Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP) tahunan, yang meliputi: aspek finansial, aspek operasional,
sosial, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi
2
pula terhadap Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya sebagai moda
transportasi perkotaan komuter bandung Raya
Berdasarkan uraian dan data terkait dengan kereta api Ekonomi Lokal
Bandung Raya diatas, maka peneliti hendak mengetahui bagaimana kinerja dari
Kereta Ekonomi Lokal Bandung Raya saat ini.
Mengingat luas nya pengukuran kinerja berdasarkan Rencana Kerja Anggara
Perusahaan (RKAP) maka peneliti hanya meneliti mengenai aspek operasional
nya saja, dengan Indikator dan parameter kinerja yang meliputi potensi volume
penumpang, ketepatan waktu dan analisa kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu penulis bermaksud untuk melakuan penelitian dengan
judul “Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung
Raya Relasi Padalarang – Cicalengka”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kereta api memiliki banyak keunggulan
dan menjadi moda transportasi yang dapat diandalkan oleh masyarakat terutama
di lintas Padalarang - Cicalengka. Hal tersebut dapat di tunjukan berdasarkan
data jumlah penumpang yang semakin meningkat setiap tahun nya. Demikian
pula dengan peningkatan pelayanan nya yang selalu ditingkatkan.
Oleh karena itu masih perlu dilakukan penilaian atau pengukuran terkait
kinerjanya sebagai evalausi pelayanan kereta api nya. Meskipun pertumbuhan
jumlah penumpang semakin meningkat namun nampak nya belum di ikuti
dengan peningkatan kualitas pelayanan yang di harapkan pengguna jasa.
Diantaranya terdapat tingkat pelayanan yang belum memenuhi harapan para
penggunannya, yaitu ketepatan kereta datang dan berangkat, ketersedian
fasilitas yang memadai, dan ketersediaan kapasitas angkut. Maka dapat di
rumuskan masalah nya yaitu:
1. Bagaimana kinerja operasional Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya
pada relasi Padalarang – Cicalengka yang di tinjau dari potensi volume
penumpang, ketepatan waktu serta kepuasan pelanggan?
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai analisis kinerja operasional kereta api Ekonomi
Lokal Bandung Raya relasi Padalarang – Cicalengka ini merupakan penelitian
yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun ada beberapa penelitian
terdahulu serta teori yang relevan yang ada hubungannya dengan penelitian
yang akan di lakukan, sebagai berikut:
2.1.1 (Ario Ivano, 2016). Dengan judul penelitian “Evaluasi Kinerja
Operasional Angkutan Kereta Api Kamandaka Jurusan Semarang –
Purwekerto. Pada penelitian ini penulis menetapkan enam bahasan pokok
yaitu berkaitan dengan waktu tempuh, waktu henti. waktu henti, waktu
tunda, kenyamanan tempat duduk dan berdiri, load factor dan Analisa
tarif. Untuk mengetahui standar nya peneliti menggunakan standar yang
telah di tetapakn pada SK Dirjen Darat No 687 Tahun 2002 yang
membahas mengenai berapa tolak ukur serta parameter yang dapat di
jadikan dalam mengukur dan mengevaluasi kinerja operasional, Hasil
dari penelitian ini menunjukan waktu tempuh dan waktu henti terbesar
dan terkecil , untuk analisis waktu tunda hasil meunjukan bahwa waktu
tunda masih di bawah batas minimum yang di izinkan, untuk load factor
tertinggi ada di stasiun arah Purwekerto dan terkecil ada pada stasiun
Semarang Poncol – Waleri.
7
2.1.4 (Rosyani, 2011). Dengan judul penelitian “Kinerja Operasi Kereta Api
Baraya Geulis Rute Bandung Cicalengka. Prameter yang di ukur adalah
kecepatan kereta, keterlambatan waktu antara, load factor dan survey
kelengkapan sarana. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara
umum kereta api baraya geulis dapat di katakana baik hanya kecapatan
operasinya saja yang perlu di tingkatkan
8
berwujud tidak dapat di simpan tapi dapat dirasakan dari pelannggan daapt
berpartisapasi aktif dalam proses menggunakan jasa tersebut. Oleh karena nya
kondisi ceapat lambatnya kondisi pertumbuhan akan tergantung pada penilaian
pelanggan terhadap kinerja yang di tawarkan produsen.
2.4 Karakteristik Jasa
Karakteristik jasa menurut payne dalam jaspar (2012:6) karakteristik jasa
adalah sebagai berikut:
2.4.1 Tidak berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud artinya, jasa tidak dapat
dilihat, di rasakan atau di cicipi atau disentuh, seperti yang dapat di
rasakan dari suatu barang.
2.4.2 Tidak dapat di pisahkan
Jasa umumnya di hasilkan dan dikonsumsi pada saat yang
bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut artinya,
konsumen harus berada ditempat jasa yang dimintanya sehingga
konsumen melihat dan ikut “ambil bagian” dalam proses produksi
tersebut.
2.4.3 Heteregonitas
Jasa merupakan variable nonstandard dan sangat bervariasi artinya,
karena jasa itu berupa unjuk kerja, tidak ada hasil jasa yang sama
walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi
manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala pebedaan harapan dan
persepsi yang menyertai interaksi tersebut.
2.4.4 Tidak tahan lama
Jasa tidak mungkin dalam persediaan artinya, jasa tidak di simpan,
dijual Kembali kepada orang lain, atau di kembalikan kepada produsen
jasa, dimana konsumen membeli jasa tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung
Raya. Jenis kereta ini termasuk kedalam jenis kereta api perkotaan yang
menggunakan kereta api berat (heavy rail) yang melayani angkutan penumpang
dengan relasi Cicalengka – Padalarang (PP) dan beroperasi di Daerah Operasi
2 Bandung. Kapasitas dalam satu rangkaian kereta api ini terdiri dari 742 kursi
yang tersebar dalam tujuh kereta kelas ekonomi K3 AC Split. Berdasarkan
Buku Penomoran Kereta Api dan Gapeka 2021 kereta ini di beri nama Kereta
Api Ekonomi Lokal Bandung Raya.
Gambar 3. 1 Tampak Depan Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya Raya
Namun masyarakat umum masih sering menyebut kereta ini KRD bahkan
hingga saat ini karena pada awal pengoperasian nya kereta ini menggunakan
rangkaian kereta rel diesel MCW 302 yang di produksi tahun 1982 yang terdiri
dari 6-7 kereta. Kemudian lambat laun kereta api ini menggunakan rangkaian
eks-KRD MCW 301 yang telah di modifikasi dan di tarik dengan lokomotif
CC201. Dulu kereta api ini di sebut juga KRD Ekonomi untuk membedakanya
dengan KRD Patas yang pada saat itu merupakan Kereta Api kelas Bisnis. Pada
tahun 2015, kereta ini menggunakan K3 biasa bekas KA Patas AC dan Kereta
Api Penataran Ekspress yang berhenti beroperasi
Kemudian keberadaan K3 Eks-MCW 301 perlahan mulai digantikan
dengan kedatangan rangkaian K3 Eks Kereta Api Lokal Rangkas dari Daerah
Operasi 1 Jakarta pada saat KRL Commuter line di perpanjang sampai dengan
21
stasiun Rangkasbitung. Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya saat ini
masih beroperasi dan melayani penumpang dengan relasi Padalarang –
Cicalengka (PP).
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Sugiyono (2005:5-7) menjelaskan mengenai metode deskriptif
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
keadaan subjek/ objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya.
3.3 Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membuat tahapan peneliltian dengan maskud
memberikan gambaran secara umum tahapan penelitian dari awal hingga akhir.
Adapun tahapan nya yaitu:
3.3.1 Identifikasi Masalah
Tahapan ini merupakan tahapan identifikasi terhadap masalah yang
mungkin timbul yang akan di teliti. Dari hasil identifikasi masalah maka
peneliti dapat mengidentifikasi bahwa kereta api Ekonomi Lokal
Bandung Raya dengan segala keuanggulannya ini memiliki potensi untuk
terus ditingkatkan kinerjanya dengan melihat pertumbuhan penumpang
yang terus meningkat, walupun realisasi di lapangan masih terdapat
kendala yang di hadapi baik dari pelayanaan atu pengoperasianya.
Selain itu juga adanya perpindahan pengelolaan dan pengoperasian
untuk kereta api lokal dalam rangka upaya peningkatan strategi dari PT.
Kereta Api Indonesia ke anak perusahaan PT. Kereta Api Commuter
Indonesia. Oleh karena itu di butuhkan suatu penilaian atau pengukuran
terkait kinerja nya yang dapat menjadi masukan bagi kereta api dalam
menentukan kebijakan terkait operasionalnya
3.3.2 Rumusan Masalah
Tahapan ini merupakan tahapan perumusan masalah, perumusan
masalah ini merupakan kondisi berdasarkan data dan fakta maupun
kebijakan yang menjadikan alasan mengapa dilakukan penelitian ini.
22
Data yang lebih jauh mungkin memiliki bobot yang lebih besar
semakin lampau maka jumlah bobot semakin besar. Teknik moving
28
Dimana:
29
4(𝑛 − 1)
𝐶4 =
4𝑛 − 3
b. Menetapkan Batas Grafik Rentangan (Grafik-R)
Apabila grafik rata-rata untuk melihat proses, grafik rentangan
lebih digunakan untuk untuk melihat penyebaran dan rentangan dari
proses tersebut. Maka untuk untuk menetapkan batas kendali atas dan
batas kendali bawah dan batas rentangan dapat di gunakan persamaan
sebagai berikut.
Batas kendali atas (upper control limit-UCL)
̃
𝑼𝑪𝑳𝑹 = 𝑩𝟒 𝑹
Batas kendali bawah (lower control limit – LCL)
̃
𝑳𝑪𝑳𝑹 = 𝑩𝟑 𝑹
Keterangan:
𝑅̃ : retangan rata-rata sampel
𝐵4 : Faktor rata-rata
𝐵3 : faktor rata-rata
Dimana:
𝟑
𝑩𝟒 = 𝟏 − 𝑪
𝟒 √𝟐(𝒏−𝟏)
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan:
n: Ukuran sampel
N: Ukuran populasi
e: Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang dapat di toleransi 5% dan 10 %
Menurut data yang diambil dari PT. Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi 2 Bandung pada tahun 2020 bulan desember total
jumlah penumpang kereta api Ekonomi Bandung Raya relasi
Padalarang – Cicalengka sebesar 524.454 orang. Sehingga di dapat
31
𝑁
• 𝑛 = 1+𝑁𝑒 2
11919
• 𝑛 = 1+11919(0,1)2
∑𝑌𝑖
𝑌̅ =
𝑛
Keterangan
𝑋̅: Skor tingkat rata – rata tingkat kinerja.
𝑌̅: Skor rata – rata tingkat kepentingan
Xi: Skor Penilaian kinerja /jasa yang dirasakan.
Yi: Skor penilaian kepentingan/jasa yang diharapkan
n: Jumlah responden atau jumlah sampel
Seluruhnya ada k factor yang dimana k adalah jumlah
pertanyaan pada kuisioner, banyak atribut atau fakta yang dapat
mempengaruhi kepuasan pengguna jasa. Perumusan nya adalah
∑𝑋̅
𝑋̅ =
𝑘
∑𝑌̅
𝑌̅ =
𝑘
Keterangan:
k: Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan
pengguna jasa
𝑋̅: rata rata skor tingkat kinerja
𝑌̅: rata – rata skor tingkat kepentingan
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 PT. Kereta Api Indonesia
PT. Kereta Api Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara
yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api, baik angkutan
penumpang maupun angkutan barang. PT Kereta Api Indonesia memiliki
visi misi yaitu menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien,
berbasis digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan atau pengguna jasa, selain itu untuk mengembangkan solusi
transportasi massal yang terintegrasi melalui investasi dalam sumber daya
manusia, insfratuktur serta teknologi dan yang terakhir ialah untuk
memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para
pemangku kepentingan termasuk memprakarsai dan melaksanakan
pembanguna insfratuktur penting terkait transportasi.
a. Kelas Eksekutif
Kereta api Argo Wilis Kereta Api Eksekutif argo tujuan Stasiun
Bandung - Stasiun Surabaya Gubeng
b. Kelas Eksekutif atau Ekonomi AC
Kereta api Argo Parahyangan, kereta Campuran Eksekutif Argo dan
Ekonomi AC tujuan stasiun Bandung - stasiun Gambir
c. Eksekutif / Bisnis
Kereta api Lodaya, kereta campuran kelas eksekutif dan bisnis tujuan
Stasiun Bandung - Stasiun Yogyakarta - Stasiun Solobalapan
d. Eksekutif / Bisnis / Ekonomi
Kereta api Harina, kereta campuran ekonomi, bisnis dan eksekutif
tujuan Stasiun Bandung - Stasiun Semarangtawang - Stasiun
Surabaya Pasar Turi, Kereta api Malabar, kereta campuran ekonomi,
bisnis dan eksekutif tujuan Stasiun Bandung - Stasiun Malang
e. Bisnis
Kereta api Mutiara Selatan, kereta bisnis tujuan Stasiun Bandung -
Stasiun Malang
f. Lokal (Ekonomi)
Kereta api Ekonomi Lokal Bandung Raya tujuan Stasiun Padalarang
-Stasiun Cicalengka Kereta api Padalarang – Stasiun Cicalengka
Kereta api Lokal Cibatu Stasiun Cibatu - Stasiun Purwakarta
37
Hingga saat ini Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya masih
menjadi andalah terutama bagi masyarakat Kabupaten Bandung, Kota
Bandung maupun luar kota, dengan harga tiket yang terjangkau yaitu
sebesar Rp 5.000 rupiah masyarakat sudah bisa menggunakan jasa
layanan Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya untuk berbagai
kepentingan, baik itu berbisnis, sekolah, bekerja,rekreasi maupun
berdagang.
40
1 2016 9.115.724 0
Quartal 1 3799563 4
Quartal 2 4141124 3
Quartal 3 3964523 2
43
Quartal 1 2724192 4
Quartal 2 1621787 3
Quartal 3 2072156 2
Quartal 1 2049542 4
Quartal 2 1584538 3
Quartal 3 1454900 2
Tahun 2022
Quartal 1 3810354,222
Quartal 2 3265532,889
Quartal 3 3329590,667
k. Untuk membuat grafik X Bar maka blok semua kolom X Bar lalu
blok nilai CL, UCL dan LCL lalu insert pilih line dan akan muncul
grafik X bar dan untuk grafik R Bar ulangi cara yang sama
Tabel 4. 4 Perhitungan X BAR dan R BAR
X BAR CHART
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031
-2.00
-4.00
-6.00
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa grafik ini menjelaskan rata-
rata keterlambatan kereta api Ekonomi Lokal Bandung Raya Relasi
Padalarang sampai dengan Cicalengka selama 30 hari dari 31 sampel
Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya pada bulan mei 2022. Untuk
sebaran rata-rata keterlambatan berada dalam batas kendali atas batas
kendali bawah. Artinya tingkat keterlambatan Kereta Api Ekonomi Lokal
Bandung Raya Relasi Padalarang sampai dengan Cicalengka masih dalam
rentang normal. Setelah diketahui grafik X Bar maka setelah itu membuat
grafik R Bar yaitu sebagai berikut.
47
R BAR CHART
40.00
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031
• Ganti Bantalan
• Taspat Prasarana
• Ganti B
Sarana • Tambah Lepas 169 Menit
Sarana
• Tenaga Lemah
• Lokootif
No Penyebab Menit
1 Pemasangan Taspat Imbas Satker 1767
2 Roda Selip Akibat Hujan 1162
3 Geometeri 915
4 Ganti Bantalan 572
5 Tunggu Persilangan 502
a) Jenis Kelamin
Presentase pengguna jasa berjenis kelamin laki-laki sebesar
54,5% dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 45,5%.
Sebagaimana dapat di tunjukan pada gambar berikut.
b) Domisili
Domisili penumpang yaitu berasal dari Kota Bandung,
Kabupaten Bandung, dan Luar Kota Bandung. Jumlah responden
domisili Kabupaten Bandung memiliki prosentase sebesar 48,6%
dan Kota Bandung sebesar 15,6% serta Luar Kota sebesar 35,8%.
Dari data tersebut, maka sebagai Keretea Api Ekonomi Lokal,
pengguna jasa di dominasi oleh penumpang dari Kabupaten
Bandung, seperti dapat ditunjukan pada gambar berikut ini.
c) Frekuensi
Frekuensi pengguna jasa di kelompokan berdasarkan
pengguna kereta setiap hari, pengguna dua sampai dengan tiga
hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali dan sebulan sekali.
51
d) Pekerjaan
Jenis pekerjaan di kelompokan berdasarkan beberapa jenis.
Untuk prosentase pekerjaan tertinggi yaitu siswa dan mahasiswa
dengan prosentase 74,5%. Berdasarkan hasil tersebut memang
untuk penumpang Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya
berdasarlan hasil pengamatan langsung dilapangan di dominasi
oleh siswa dan mahasiswa terutama pada saat jam sibuk pagi dan
sore. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
52
e) Usia
Untuk kelompok usia sendiri cukup bervariasi. Namun
untuk prosentase pengguna jasa tertinggi nya yaitu usia 20-30
tahun dengan prosentase 64,5%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
f) Tujuan
Tujuan pengguna jasa menggunakan Kereta ApI Ekonomi
Lokal Bandung Raya Relasi Padalarang – Cicalengka sangat
bervariasi. Namun untuk prosentase tujuan pengguna jasa dalam
menggunakan Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya Relasi
Padalarang – Cicalengka tertinggi ialah untuk berekreasi dengan
prosentase 48,2%. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat pada gambar
berikut ini:
53
Tingkat
Jumlah Penilaian Jumlah Penilaian Skor rata-rata
No Kualitas Pelayanan Skor rata-rata X̅ kesesuaian
Kinerja ∑X kepentingan ∑Y Y̅
(Tki)(%)
A Tangiable
1 Kereta bersih luar dan dalam 465 508 4,23 4,62 91,54
2 Pendingin (AC) memadai dan nyaman 441 495 4,01 4,50 89,09
3 Toilet bersih 457 499 4,16 4,54 91,58
4 Jendela bersih dan tidak buram 491 497 4,46 4,52 98,79
5 Tempat duduk nyaman dan bersih 404 493 3,67 4,48 81,95
6 Petugas kereta berpenampilan menarik 408 490 3,71 4,46 83,27
B Reliabilty
7 Ketepatan kereta bernagkat ataupun datang 452 504 4,11 4,58 89,68
8 Kesiapan fasilitas dan petugas sebelum kereta berangkat 475 501 4,32 4,56 94,81
C Responsivenes
9 Cepat tanggap dalam merespon keluhan dan permasalahan pelanggan 465 493 4,23 4,48 94,32
10 Petugas membantu pengguna jasa (turun naik penumpang) 472 494 4,29 4,49 95,55
D Emphaty
11 Kesopanan dan etika petugas dalam meberikan pelayanan 483 501 4,39 4,56 96,41
Skor rata-rata
No Kualitas Pelayanan Skor rata-rata X̅ GAP TOTAL GAP
Y̅
A Tangiable
1 Kereta bersih luar dan dalam 4.23 4.62 -0.39
2 Pendingin (AC) memadai dan nyaman 4.01 4.50 -0.49
3 Toilet bersih 4.16 4.54 -0.38
-2.87
4 Jendela bersih dan tidak buram 4.46 4.52 -0.05
5 Tempat duduk nyaman dan bersih 3.67 4.48 -0.81
6 Petugas kereta berpenampilan menarik 3.71 4.46 -0.75
B Reliabilty
7 Ketepatan kereta bernagkat ataupun datang 4.11 4.58 -0.47
-0.71
8 Kesiapan fasilitas dan petugas sebelum kereta berangkat 4.32 4.56 -0.24
C Responsivenes
9 Cepat tanggap dalam merespon keluhan dan permasalahan pelanggan 4.23 4.48 -0.26
-0.45
10 Petugas membantu pengguna jasa (turun naik penumpang) 4.29 4.49 -0.20
D Emphaty
11 Kesopanan dan etika petugas dalam meberikan pelayanan 4.39 4.56 -0.16
-0.47
Petugas di dalam kereta sungguh-sungguh dalam memperhatiakn penumpang 4.18 4.49 -0.31
12
E Assurance
Kemampuan petugas dalam menjaga keamanan dan kenyamana di dalam kereta 4.24 4.53 -0.29
13
-0.51
Petugas memiliki informasi, data dan pengetahuan yang baik dalam menjawab pertanyaan
14 4.28 4.50 -0.22
penumpang
Diagram Katesius
4.62 A1
B1 D1
4.57
Importance
B2
A3
E1 A4
4.52
A2D2
E2 Performance
A5 C2
C1
4.47 Importance
A6
4.42
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Performance
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kinerja operasional Kereta Api Ekonomi Lokal
Bandung Raya Relasi Padarang – Cicalengka yang di tinjau berdasarkan potensi
volume penumpang, ketepatan serta tingkat kinerja dan kepuasan penumpang
dalam menggunakan jasa angkutan Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya
yang sebagaimana diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
a. Analisis Potensi Volume Penumpang Kereta Api Ekonomi Lokal
Bandung Raya Relasi Padalarang -Cicalengka.
Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya Relasi Padalarang-
Cicalengka memiliki potensi penumpang cukup baik karena di setiap tahun
pada 2016 – 2019 selalu mengalami kenaikan yang konsisten. Meskipun
pada tahun 2020 dan 2021 adalah masa yang sulit dengan adanya beberapa
pemberlakuan pembatasan orang di stasiun. Maka secara otomatis jumlah
penumpang akan menurun. Maka dalam memperkirakan jumlah
penumpang pada tahun selanjutnya setelah pandemi peneliti menggunakan
Teknik forcasting atau ramalan
Jadi hasil peramalan terkait jumlah penumpang pada tahun 2022
berdasarkan nilai rata-rata bergerak atau moving avarage jumlah
penumpang pada Quartal 1 sebesar 3.810.354 Penumpang, Pada Quartal 2
Jumlah penumpang mencapai 3.265.532 Penumpang dan untuk Quartal 3
Jumlah penumpang sebesar 3.329.590 Penumpang. Hasil keseluruhan dari
peramalan jumlah penumpang pada tahun 2022 yaitu sebesar 10.400.478
Penumpang.
Maka dengan adanya perhitungan ramalan ini diharapkan menjadi
masukan dalam menetapkan target angkutan penumpang pada periode –
periode selanjutnya.
62
5.2 Saran
a. Kepada PT. Kereta Api Commuter Indonesia yang nanti akan mengelola
Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya terkait kinerja pelayanan diatas
kereta api perlu di pertahankan yang dinilai baik oleh pengguna jasa dan
bahkan harus di tingkatkan kembali
b. Mengingat potensi penumpang Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya
yang cukup tinggi dan perubahan lingkungan serta teknologi yang semakin
pesat, maka sudah seharusnya pihak PT Kereta Api Daerah Operasi 2
Bandung menyusun strategi pelayanan yang berkelanjutan (sustainable) dan
mengikuti perubahan lingkungan dan teknologi. Baik dalam bentuk
pelayanan di dalam kereta maupun di dalam stasiun
c. Tingkat ketapatan waktu Kereta Api Ekonomi Lokal Bandung Raya Relasi
Padalarang-Cicalengka masih belum bisa dikatakan tepat waktu oleh karena
itu untuk penelitian selanjutnya perlu di lakukan kajian lebih lanjut
mengenai strategi peningkatan ketepatan Kereta Api Ekonomi Lokal
Bandung Raya Relasi Padalarang – Cicalengka.
64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tangiable (Berwujud)
• Kereta bersih luar dan dalam
• Pendingin (AC) memadai dan nyaman
• Toilet bersih
• Jendela bersih dan tidak buram
• Tempat duduk nyaman dan bersih
• Petugas kereta berpenampilan baik dan menarik
Reability (Keadalan)
• Ketepatan kereta berangkat ataupun dating
• Kesiapan fasilitas dan petugas sebelum kereta berangkat
Responsiveness (ketanggapan)
• Cepat tanggap dalam merespon keluhan dan permasalah pelanggan
• Petugas membantu pengguna jasa dalam kegiatan turun naik penumpang
Empati (Empati)
• Kesopanan dan etika petugas dan memberikan pelayanan kepada pengguna jasa
• Petugas di dalam kereta sungguh – sungguh dalam memperhatiakan penumpang
Assurance (Jaminan)
• Kemampuan petugas dalam menjaga keamanan dan kenyamana di dalam kereta
api
• Petugas memiliki informasi, data dan pengetahuan yang baik dalam menjawab
pertanyaan penumpang.
68
Tingkat
Jumlah Penilaian Jumlah Penilaian Skor rata-rata
No Kualitas Pelayanan Skor rata-rata X̅ kesesuaian
Kinerja ∑X kepentingan ∑Y Y̅
(Tki)(%)
A Tangiable
1 Kereta bersih luar dan dalam 465 508 4.23 4.62 91.54
2 Pendingin (AC) memadai dan nyaman 441 495 4.01 4.50 89.09
3 Toilet bersih 457 499 4.16 4.54 91.58
4 Jendela bersih dan tidak buram 491 497 4.46 4.52 98.79
5 Tempat duduk nyaman dan bersih 404 493 3.67 4.48 81.95
6 Petugas kereta berpenampilan menarik 408 490 3.71 4.46 83.27
B Reliabilty
7 Ketepatan kereta bernagkat ataupun datang 452 504 4.11 4.58 89.68
8 Kesiapan fasilitas dan petugas sebelum kereta berangkat 475 501 4.32 4.56 94.81
C Responsivenes
9 Cepat tanggap dalam merespon keluhan dan permasalahan pelanggan 465 493 4.23 4.48 94.32
10 Petugas membantu pengguna jasa (turun naik penumpang) 472 494 4.29 4.49 95.55
D Emphaty
11 Kesopanan dan etika petugas dalam meberikan pelayanan 483 501 4.39 4.56 96.41
Catatan: Jika angka Tki di bawah 100 % maka perusahaan harus meningkat kan kinerjanya kembali
BD RAYA EKONOMI 376 KAC-CCL 22 L.EKO 310 22,196 491,575 761 16,295 3 3
377 CCL-PDL 42 L.EKO 310 22,196 927,771 23,309 548,011 105 59
378 PDL-CCL 42 L.EKO 310 22,196 927,771 28,711 577,499 129 62
379 CCL-PDL 42 L.EKO 310 22,196 927,771 38,669 878,656 174 95
380 PDL-CCL 42 L.EKO 310 22,196 927,771 39,418 859,339 178 93
381 CCL-PDL 42 L.EKO 310 22,196 927,771 37,577 809,431 169 87
382 PDL-CCL 42 L.EKO 310 22,196 927,771 39,562 904,043 178 97
383 CCL-PDL 42 L.EKO 310 22,196 927,771 31,410 655,640 142 71
384 PDL-CCL 42 L.EKO 310 22,196 927,771 21,568 505,246 97 54
385 CCL-KAC 22 L.EKO 310 22,196 491,575 614 11,761 3 2
386 BD-CCL 27 L.EKO 310 23,210 629,850 2,148 50,829 9 8
387 CCL-PDL 42 L.EKO 310 23,470 981,023 27,679 685,033 118 70
388 PDL-CCL 42 L.EKO 310 23,470 981,023 17,834 363,670 76 37
389 CCL-PDL 42 L.EKO 310 23,470 981,023 29,021 702,574 124 72
390 PDL-CCL 42 L.EKO 310 23,470 981,023 29,753 686,320 127 70
391 CCL-PDL 42 L.EKO 310 23,470 981,023 25,093 556,408 107 57
392 PDL-CCL 42 L.EKO 310 23,470 981,023 36,482 868,158 155 88
393 CCL-PDL 42 L.EKO 310 23,470 981,023 11,540 248,354 49 25
394 PDL-CCL 42 L.EKO 310 23,470 981,023 7,514 175,047 32 18
395 CCL-BD 27 L.EKO 310 23,470 636,905 701 13,500 3 2
396 BD-CCL 27 L.EKO 310 22,508 610,800 1,152 24,836 5 4
397 CCL-PDL 42 L.EKO 310 22,508 940,812 33,934 811,996 151 86
398 PDL-CCL 42 L.EKO 310 22,508 940,812 27,466 581,838 122 62
399 CCL-PDL 42 L.EKO 310 22,508 940,812 29,446 670,793 131 71
400 PDL-CCL 42 L.EKO 310 22,508 940,812 23,948 552,411 106 59
401 CCL-PDL 42 L.EKO 310 22,508 940,812 21,178 444,144 94 47
402 PDL-CCL 42 L.EKO 310 22,508 940,812 32,038 774,428 142 82
403 CCL-PDL 42 L.EKO 310 22,508 940,812 2,654 56,733 12 6
404 PDL-CCL 42 L.EKO 310 22,508 940,812 895 20,340 4 2
405 CCL-BD 27 L.EKO 310 22,508 610,800 56 976 0 0
407 BD-PDL 15 L.EKO 310 23,002 337,255 160 2,210 1 1
408 PDL-CCL 42 L.EKO 310 23,002 961,461 23,860 486,036 104 51
409 CCL-PDL 42 L.EKO 310 23,002 961,461 37,661 876,174 164 91
410 PDL-CCL 42 L.EKO 310 23,002 961,461 31,746 674,129 138 70
411 CCL-PDL 42 L.EKO 310 23,002 961,461 28,707 639,376 125 67
412 PDL-CCL 42 L.EKO 310 23,002 961,461 31,056 724,894 135 75
413 CCL-PDL 42 L.EKO 310 23,002 961,461 24,271 479,165 106 50
414 PDL-CCL 42 L.EKO 310 23,002 961,461 21,212 497,658 92 52
415 CCL-PDL 42 L.EKO 310 23,002 961,461 3,081 69,836 13 7
416 PDL-BD 15 L.EKO 310 23,002 337,255 31 394 0 0
NO NOKA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 443A 0 1 1 0 1 0 2 1 0 3 1 0 6 9 0 7 0 0 7 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 35
2 444 1 4 5 0 1 2 4 0 1 0 4 0 2 0 4 0 5 0 5 0 2 0 2 0 2 8 0 5 2 0
3 445A 1 0 1 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1 0 1 1
4 446A 3 0 9 0 0 7 0 2 0 5 0 0 0 5 0 0 5 0 5 5 0 4 0 0 1 0 1 0 0 0
5 449A 4 0 5 0 2 0 0 1 0 1 0 25 1 0 1 0 6 0 4 0 17 0 23 8 0 1 0 3 0 0
6 450A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 0
7 451E 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 2 0 0 4 0 2 0 2 0 2 0 5
8 452A 5 8 1 5 0 2 0 2 0 1 0 8 0 8 0 7 0 7 0 7 0 4 0 5 0 2 0 0 0 15
9 453B 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 4 0 0 0 5 0 6 0 0 5 0 0 3 0 5 0 6 3 3 0
10 454B 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2 3 0
11 455B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 7 0 0 4 0 0 0 0 0 3 0
12 456A 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 20 0 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0
13 457A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 3 0 0 6 0 0 5 0 5 0 0
14 458A 0 0 0 0 3 1 0 3 0 1 0 2 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0
15 459A 1 0 5 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 2 3 0 7 0 0 1 0 3 0 0
16 460B 0 6 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0
17 461B 0 0 0 0 0 4 0 2 0 0 9 0 0 9 0 0 9 0 9 0 7 0 5 0 0 5 0 5 2 0
18 462B 0 6 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 5 0 0
19 463A 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 4 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 5 0 0 1 0
20 464B 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0
21 465B 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0
22 466A 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 0 3 2 0 0 5 1 0
23 467B 1 0 0 0 1 0 4 5 0 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 4 0 0 0 0
24 468B 0 6 0 0 0 0 6 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 2 0 2 0 2 1
25 469B 3 0 0 0 0 0 1 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 3 0
26 470B 0 0 0 15 1 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0
27 471A 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0
28 472B 0 0 0 0 1 0 9 0 6 0 0 0 0 6 0 0 6 0 4 0 4 0 0 0 0 0 0 4 3 0
29 473A 5 0 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 2 0 0 2 0 0
30 474A 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 6 0 0 0 2 0 0 2 0 0 3 0 0 3 3 0 5 8 0
31 475A 0 0 0 16 0 0 9 0 7 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0
74