Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MEDIA GRAFIS

ELEMEN-ELEMEN GRAFIS

“GRAPHICS ELEMENTS”

Disusun oleh :

Annisa Dwi Nur Rahmawati (1704408)

Eko Rachmat Fazriana (1703717)

Enrico Ronna Pratama Rotty (1707958)

Ilma Nafi’atul Jannah (1704668)

Leoni Tri Gratia Putri (1705068)

Nur Mutmainnah (1705248)

Program Studi Teknologi Pendidikan

Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Kota Bandung

2018
PEMBAHASAN
GARIS (LINE)
A. Definisi Garis

Definisi garis menurut Leksikon Grafika adalah benda dua dimensi tipis memanjang.
Sedangkan Lillian Gareth (Desain Visual,1986) mendefinisikan garis sebagai sekumpulan
titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya
disebut dengan garis. Menurut KBBI, Garis diartikan sebagai deretan titik-titik yang saling
berhubungan. itik-titik tersebut berderet ke kedua arah yang berlawanan sampai jauh tak
terhingga. Model atau representasi suatu garis misalnya seperti seutas benang atau tali lurus
yang dapat diperpanjang kedua arah yang berlawanan sampai jauh tak terhingga. Garis hanya
mempunyai ukuran panjang. Berbeda dengan titik yang diberi nama menggunakan satu buah
huruf kapital, sedangkan garis diberi nama dengan menggunakan huruf kecil seperti g, h, k,
dan seterusnya, atau dua buah huruf kapital seperti AB, AC, BC, dan seterusnya. Pada
gambar di bawah ini diperlihatkan dua buah garis, yaitu garis h dan garis AB.

Garis tercipta dari adanya perbedaan warna, cahaya atau perbedaan jarak. Tetapi
dalam desain grafis, garis didefinisikan sebagai sekumpulan titik yang dideretkan
memanjang. Garis di software grafis komputer sering disebut Outline (Coreldraw) ,
Contour  atau Stroke (Adobe Photoshop). Setiap jenis garis memiliki karakter dan suasana
yang berbeda.

Dalam desain terdapat banyak sekali elemen elemen penting yang membangun suatu
bentuk atau konstruksi desain. Garis atau line menjadi salah satu elemen penting dalam
desain.

Sebuah garis merupakan sebuah unsur desain grafis yang menghubungkan antara satu
titik poin dengan titik poin yang lainnya sehingga bisa berbentuk suatu gambar garis
lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar yang digunakan untuk
membangun bentuk atau konstruksi desain.

B. Fungsi Garis

Fungsi garis yaitu untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan
bidang. Garis ini sering disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi.
Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), nilai irama
(rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis grafis. Untuk memberikan
kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis ini sering disebut garis arsir atau garis
tekstur. Garis tekstur lebih bisa dihayati dengan jalan meraba.

Penggunaan garis dalam desain komunikasi visual berbeda dengan fungsi garis pada
gambar teknik atau gambar kerja. Desain komunikasi visual tidak terikat pada aturan atau
ketentuan dalam pemakaian garis. Garis adalah elemen visual yang dapat dipakai dimana saja
dengan tujuan untuk memperjelas dan mempermudah pembaca. Bisa juga dijadikan fantasi
visual agar pembaca terkesan dengan desain Anda.  

C. Makna Garis

Setiap garis menimbulkan kesan psikologis dan persepsi tersendiri. Misalnya garis
yang membentuk ‘S’, sering dirasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai.
Bandingkan dengan garis yang membentuk ‘Z’, terkesan tegas dan kaku. Perasaan ini
terjadi karena ingatan kita menyamakan dengan bentuk lengkung seperti bentuk tubuh
atau ombak di laut.

D. Jenis – Jenis Garis

Garis secara orientasi, terdiri dari:

 Garis Lurus Horizontal , memberi kesan sugesti ketenangan atau hal yang tak
bergerak.

 Garis Lurus Vertikal , memberi kesan stabilitas, kekuatan atau kemegahan.

 Garis Lurus Miring Diagonal, memberi kesan tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau
dinamika

 Garis melengkung (Kurva) memberi kesan keanggunan, halus.


 

Garis mempunyai gaya atau style

Garis mempunyai ujung

Kombinasi garis-garis dasar tersebut akan menghasilkan garis-garis lain sebagai berikut:

Kombinasi garis Horisontal dan Vertikal

Memberi kesan formal, kokoh, tegas.


Kombinasi garis Diagonal

Memberi kesan konflik, perang, larangan, contoh: rambu lalu lintas ‘dilarang
parkir’, ‘dilarang stop’ dan tanda tidak sama dengan di pelajaran matematika.

Kombinasi garis Kurva

 Spiral, memberi kesan kelahiran atau generasi penerus, hipnotis.

 Setengah lingkaran, memberi kesan kekokohan. Gelombang, memberi kesan


mengalir, lembut, gemulai. Contoh: logo yin-yang

Kombinasi Pada Sudut


Pengulangan

Pengulangan akan menimbulkan irama. Sehingga kesannya riang, tenang,


malas, stabil. Zig-zag memberi kesan bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat.

Pencerminan

Pancaran
Memberi kesan adanya jarak, kejauhan, fokus, meledak, spontanitas, memusat,
keluasan, tanpa batas, dan lain-lain. Contoh karya menggunakan garis adalah sebagai
berikut.

BIDANG (SHAPE)

A. Definisi Shape/Bidang

Bidang atau shape adalah segala bentuk apapun yang memiliki dimensi tinggi dan
lebar. Bidang dapat berupa bentuk-bentuk geometris (lingkaran, segitiga, segiempat, elips,
setengah lingkaran, dan sebagainya) dan bentuk-bentuk yang tidak beraturan. Bidang
geometris memiliki kesan formal, sebaliknya, bidang non-geometris memiliki kesan tidak
formal dan dinamis.

B. Macam-Macam Bidang

1. Bidang alamiah, yaitu bidang yang tidak sengaja dibuat.


Contoh : bidang lapangan, sawah, taman, langit, laut, dan sebagainya.

2. Bidang buatan dibagi menjadi dua, yaitu:

• Bidang yang sengaja dibuat

Contoh : bidang lukisan, bidang segitiga, bidang lingkaran, dan sebagainya;

• Bidang yang tidak sengaja dibuat timbul karena pembubuhan warna, cahaya,
atau barik.

C. Karakteristik Bidang

1. Bidang horizontal dan vertikal memberi kesan tenang, statis, stabil, dan teratur.

2. Bidang bundar memberikan kesan santai kadang stabil, kadang gerak.

3. Bidang segitiga memberikan kesan statis maupun dinamis.

4. Bidang gelombang memberikan kesan irama kehidupan dan gerak.

D. Fungsi Bidang

- Untuk menekankan nilai ekspresi dan nilai gerak (movement), nilai irama (rhythm),
dan nilai arah (direction).

- Untuk memberikan batas dan bentuk serta ruang.

- Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi) yang ditimbulkan oleh batasan


panjang, lebar, dan tinggi.

UKURAN (SIZE)
A. Definisi Ukuran

Ukuran adalah unsur lain dalam desain grafis yang mendefinisikan besar kecilnya
suatu objek. Unsur ini digunakan untuk memperlihatkan objek manakah yang kita mau
tonjolkan karena dengan menggunakan unsur ini seorang desainer grafis akan dapat
menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada objek desain sehingga orang akan tahu
skala prioritas objek yang akan dilihat terlebih dahulu dibandingkan yang lainnya, misalnya
saja untuk ukuran suatu judul akan lebih besar dari skala objek yang lainnya.
Ukuran adalah unsur yang sangat penting dalam desain grafis. Ukuran dalam hal ini
adalah panjang dan pendek, tinggi dan rendah, serta besar dan kecilnya sebuah objek. Objek
yang mau diperlihatkan lebih dulu (ditonjolkan) akan memiliki ukuran lebih besar dari objek
lainnya yang tidak ditonjolkan. Sangat dianjurkan untuk melakukan pencocokan ukuran pada
masing-masing objek atau teks yang ada pada setiap desain supaya tidak terlihat aneh tetapi
terlihat lebih sedap dan mantap untuk dilihat. Contohnya deskripsi gambar tidak lebih besar
dari gambar itu sendiri.

B. Fungsi Ukuran

Berikut adalah beberapa fungsi ukuran.

1. Mengarahkan Fokus Pembaca

Penempatan konten yang memiliki ukuran lebih besar di antara konten lainnya yang
berukuran lebih kecil mampu mengarahkan fokus pembaca sesuai dengan kebutuhan. Jika
ingin menekankan pada teks yang berisi pesan singkat tertentu, seperti promosi, iklan,
pemberitahuan, maka gunakanlah ukuran yang cukup besar untuk menarik perhatian
pembaca. Bila pembuat desain grafis dapat menarik perhatian pembaca dengan baik, bisa
dijamin tujuan pesan juga dapat tersampaikan dengan baik.

2. Memberikan Susunan Hirarki saat Membaca

Selain dapat mengarahkan fokus pembaca, ukuran juga dapat membantu pembaca
untuk menyimak konten sesuai dengan hirarkinya. Pembaca akan cenderung melihat atau
membaca konten yang memiliki ukuran paling besar terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke
ukuran yang lebih kecil, dan seterusnya. Bila susunan hirarki dapat terbaca dengan jelas,
maka pesan yang kalian ingin sampaikan pun dapat diterima dengan berurutan dan mampu
memberikan pemahaman yang baik. Namun sebaliknya, bila seluruh konten memiliki ukuran
yang sama, dapat dibayangkan pembaca akan merasa kebingungan dan bahkan salah
mengartikan isi pesan

3. Menampilkan Proporsi yang Baik

Selain memiliki peranan yang sangat fungsional, ternyata unsur ukuran dapat
memberikan fungsi estetika yang indah pula. Teks atau tipografi yang ditata sedemikian rupa
dengan menggunakan berbagai ukuran, dari kecil hingga besar, mampu memberikan kesan
sederhana dan modern. Hal ini juga berlaku pada elemen grafis lainnya, seperti fotografi,
bangun geometris, dan sebagainya.
TEKSTUR (TEXTURE)
A. Definisi Tekstur

Pada desain grafis, tekstur merupakan tampilan dari sebuah gambar (desain) yang
pada visualisasi permukaannya memiliki suatu bentuk, corak dan pola yang bisa dilihat dan
dicermati oleh mata bahwa permukaan gambar tersebut terlihat halus, kasar, lembut.
Contohnya terlihat seperti permukaan kulit kayu, kain, dinding, canvas.

Dalam desain grafis tekstur adalah nilai halus dan kasarnya sebuah benda, atau juga
bisa disebut nilai raba. Penggunaanya dapat dimayakan untuk memberikan visual yang
berkesan dan berkarakter. Dalam sebuah desain komunikasi visual tekstur sering digunakan
untuk mengatur keseimbangan dan kontras. Pada prakteknya tekstur sering dikategorikan
sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit, kayu, dan
sebagainya. Penggunaan tekstur dalam desain grafis juga biasanya sering diaplikasikan pada
latar desain atau sering kita sebut background desain.

Tekstur merupakan nilai raba atau lebih mudahnya adalah halus dan kasarnya sebuah
permukaan benda. Dalam desain grafis, penggunaan tekstur dapat dimayakan untuk
memberikan visual yang lebih berkarakter. Tekstur sering digunakan untuk mengatur
keseimbangan dan kontras dalam sebuah desain komunikasi visual.

Dalam visi mesin banyak dan algoritma pengolahan gambar, asumsi penyederhanaan
yang dibuat tentang keseragaman intensitas di daerah gambar lokal. Namun, gambar objek
nyata sering tidak menunjukkan daerah intensitas seragam. Sebagai contoh, citra permukaan
kayu tidak seragam tetapi mengandung variasi intensitas yang membentuk pola-pola tertentu
yang disebut tekstur visual. Pola dapat menjadi hasil dari sifat permukaan fisik seperti
kekasaran atau helai berorientasi yang sering memiliki kualitas taktil, atau mereka bisa
menjadi akibat dari perbedaan reflektansi seperti warna pada permukaan.

Gambar tekstur, didefinisikan sebagai fungsi dari variasi spasial dalam intensitas
piksel (nilai abu-abu), adalah berguna dalam berbagai aplikasi dan telah menjadi subjek studi
intensif oleh banyak peneliti. Salah satu aplikasi langsung dari tekstur citra adalah pengakuan
daerah gambar dengan menggunakan sifat tekstur. Sebagai contoh, berdasarkan pada sifat
tekstur, kita dapat mengidentifikasi berbagai bahan seperti kanvas kapas, tikar jerami, rafia,
herringbone menenun, dan kulit betis ditekan. Tekstur adalah isyarat visual yang paling
penting dalam mengidentifikasi jenis daerah homogen. Ini disebut klasifikasi tekstur. 

Tujuan klasifikasi tekstur kemudian adalah untuk menghasilkan peta klasifikasi


gambar input di mana masing-masing daerah bertekstur seragam diidentifikasi dengan kelas
tekstur milik.

Kita juga bisa menemukan batas-batas tekstur bahkan jika kita tidak bisa
mengklasifikasikan permukaan bertekstur. Ini adalah jenis kedua masalah yang tekstur
penelitian analisis usaha untuk memecahkan – segmentasi tekstur. 

Tujuan dari segmentasi tekstur adalah untuk mendapatkan peta batas yang
memisahkan daerah berbeda bertekstur dalam foto.

Tekstur sintesis sering digunakan untuk aplikasi kompresi gambar. Hal ini juga


penting dalam grafis komputer dimana tujuannya adalah untuk membuat permukaan objek
yang serealistis mungkin cari.

Bentuk dari masalah tekstur adalah salah satu contoh dari kelas umum dari masalah
penglihatan yang dikenal sebagai bentuk dari “X”. Tujuannya adalah untuk mengekstrak
tiga-dimensi bentuk permukaan dari variasi dalam sifat tekstur dalam gambar. Fitur tekstur
(tekstur elemen) yang terdistorsi karena proses pencitraan dan proyeksi perspektif yang
memberikan informasi tentang orientasi permukaan dan bentuk

B. Contoh Tekstur
Penggunaan background dengan tekstur halus pada sebuah desain karya Soad2k.

(sumber : inspirefirst.com)

Penggunaan background tekstur kasar pada desain web.

(sumber: smashingmagazine.com)
Beragam contoh tekstur halus dan kasar.
(sumber: smashingmagazine.com)

RUANG (SPACE)
A. Definisi Ruang

Ruang atau space/white space (ruang kosong) secara harfiah dapat berarti ‘jarak
antara’, daerah, atau ‘sekitar sesuatu’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ruang memiliki
arti sebagai rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang. Definisi lain menyebutkan
bahwa ruang merupakan suatu jarak antara suatu bentuk dengan bentuk yang lainnya.

Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek
desain dapat dijadikan unsur estetika dan dinamika desain. Ruang adalah suatu area kosong
yang menambah kenyamanan dan membuat efek “Istirahat” atau efek penekanan kepada
suatu objek visual dalam sebuah desain.

Ruang dalam desain grafis merupakan sebuah estetika desain, yakni dapat membentuk
adanya kesan dua dimensi atau tiga dimensi. Dalam grafis komunikasi pengaturan ruang
sangat diperlukan, baik antara huruf (tipografi), ilustrasi (gambar), atau elemen yang lain.
B. Fungsi Ruang

Ruang memiliki beberapa fungsi di antaranya :

a) Ruang menjadi pengembangan bidang agar terbentuk bidang baru.


b) Ruang digunakan agar rancangan tampak memiliki nilai seni dan keindahan.
c) Ruang digunakan sebagai pemisah.
d) Ruang dapat membentuk sebuah lorong, memberi kesan jarak jauh atau dekat, dalam
atau dangkal, tinggi atau rendah, terbuka atau tertutup.
e) Agar diketahui perbedaan kata, kalimat, atau paragraf.
f) Ruang sebagai fokus mata ke sebuah objek.

C. Jenis Ruang

Terdapat beberapa jenis ruang, yakni :

a. Ruang positif
Ruang positif ialah yang mengelilingi bentuk negatif. Ruang positif adalah ruang yang
terisi objek atau elemen dalam desain.

b. Ruang negatif
Ruang negatif ialah yang mengelilingi bentuk positif. Ruang negatif adalah ruang
kosong atau terbuka antara elemen dalam desain atau bentuk.
WARNA (COLOR)
A. Definisi Warna
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa
menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual
secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar
(Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan
warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan
dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik.

B. Warna Primer

Warna primer adalah Warna merah, kuning, biru yang merupakan warna pokok


atau warna dasar. mengapa disebut sebagai warna pokok ? karena warna primer merupakan
dasar dari terbentuknya semua warna. kita bisa membentuk banyak jenis warna dari
perpaduan warna-warna primer. perpaduan 2 warna primer bisa menghasilkan warna
sekunder.

Seorang pelukis senior, bisa membuat lukisan yang memiliki banyak warna di dalamnya
hanya dengan menggabungkan tinta cat warna primer. 

Perlu diketahi bahwa, warna primer merupakan warna induk yang berdiri sendiri tanpa hasil
pencampuran warna lain. Itulah perbedaanya dengan warna sekunder dan tersier.
C. Warna Sekunder

Warna Sekunder adalah warna kedua yang merupakan warna hasil perpaduan dari 2
warna primer. contohnya jika memadukan warna kuning dan warna biru maka akan
menghasilkan warna hijau.warna sekunder terdiri dari warna Hijau, Ungu dan Orange.

Lebih jelasnya, lihatlah contoh gambar di bawah tentang bagaimana warna sekunder
bisa terbentuk.

Dari perpaduan warna primer diatas kita sudah mendapatkan warna sekunder. namun apakah
hanya 3 warna itu saja yang bisa kita hasilkan ? tidak, semua tergantung takaran
pencapuran warnanya. contohnya mencapurkan warna Biru satu sendok dan warna
Merah satu sendok pasti akan menghasilkan warna Ungu. namun jika takarannya diubah
menjadi, satu gelas warna biru dan merah hanya satu sendok, pasti akan menghasilkan warna
ungu dengan kecerahan berbeda. Coba lihat contoh di bawah ini:
Gambar di atas menjelaskan, jika kita mencampurkan warna kuning dan merah namun
dengan memperbanyak warna kuningnya, maka akan menghasilkan warna orange kekuning-
kuningan. begitu pula dengan warna lainnya, seperti ungu kemerah-merahan, hijau kekuning-
kuningan dan sebagainya.

DAFTAR REFERENSI

Kemdikbud RI. 2016. Bahan Ajar Kursus dan Pelatihan Desain Grafis : Pengantar Desain
Grafis. Jakarta : Kemdikbud RI.

Wong, Wucius. 1995. Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung : Penerbit ITB.

Google, Inc. 2017. Ruang dalam Design Grafis. Laman Web :


https://www.google.co.id/search

Pusat Bahasa Kemdikbud. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online Versi 2.0..
Laman Web : https://kbbi.web.id

Desainubi. 2014. Elemen-Elemen Desain Grafis. Laman Web :


http://desainubi.blogspot.nl/2014/04/elemen-elemen-desain-grafis.html

DGM 2740. Visual Design Theory & the Web Elements of Design.
Laman Web : http://desource.uvu.edu/dgm/2740/IN/steinja/lessons/03/l03_04.html?m=1
Jagodesain. 2017. Elemen-elemen Desain Grafis Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya.
Laman Web : http://www.jagodesain.com/2017/06/elemen-dalam-desain-grafis.html

http://blog.pekku.com/apakah-ukuran-penting-dalam-mendesain/

https://tribox.co.id/7-unsur-desain-grafis/

https://fachmycasofa.wordpress.com/2014/11/07/17-unsur-unsur-desain-grafis/

https://ilmuseni.com/seni-rupa/seni-grafis/unsur-desain-grafis

Anda mungkin juga menyukai