Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan anti korupsi melalui jalur pendidikan lebih efektif, karena pendidikan

dipandang sebagai sebuah proses perubahan pada sikap dan mental yang terjadi pada seseorang.
Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi korupsi
berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi yang akan datang untuk mengembangkan
sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi. Mentalitas anti korupsi akan
terwujud jika secara sadar kita membina kemampuan generasi mendatang untuk mampu untuk
mengidentifikasi berbagai kelemahan dari sistem nilai yang mereka warisi dengan situasi situasi
yang baru. Dalam hal pendidikan, melakukan pemberantasan korupsi sampai ke akar-akarnya
berarti melakukan sebuah usaha untuk melahirkan generasi yang tidak menerima dan memaafkan
perbuatan korupsi. Sehingga adanya penyelenggaraan pendidikan antikorupsi melalui bangku
sekolah tidak bisa diabaikan lagi, melalui pendidikan anti korupsi diharapkan generasi muda
memiliki sikap menolak secara tegas setiap bentuk korupsi, selain itu mampu membentuk
kesadaran akan bahayanya korupsi bagi Negara.

Model formulasi penyelenggaraan pendidikan anti korupsi untuk menanamkan nilai-nilai


anti korupsi pada sekolah diantaranya
1. mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi ke dalam mata pelajaran,
2. pembelajaran nilai-nilai anti korupsi melalui kegiatan ekstrakurikuler,
3. penumbuhan budaya.
Korupsi itu bisa disebabkan oleh dua faktor yaitu:
1. faktor internal yang meliputi sifat tamak yang ada dalam diri manusia, moral yang tidak kuat
menahan godaan di depan mata, lemahnya rasa malu, juga di pengaruhi oleh aspek sikap yang
memiliki pola hidup konsumtif dan aspek sosial yang dipengaruhi oleh dorongan keluarga
untuk melakukan korupsi,
2. faktor eksternal disebabkan oleh aspek ekonomi yang dipengaruhi oleh pendapatan atau gaji
yang tidak mencukupi kebutuhan hidup aspek politisi yang dipengaruhi dengan instabilitas
politik, adanya kepentingan politik, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek
manajemen dalam organisasi dipengaruhi oleh tidak adanya akuntabilitas dan transparansi,
aspek hukum diakibatkan dengan buruknya wujud produk hukum dan lemahnya penegakan
hukum serta aspek sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan atau masyarakat yang kurang
mendukung perilaku anti korupsi.
Penyelenggaraan Pendidikan anti korupsi di SMK Bhakti Indonesia Medika Kota
Mojokerto dengan penumbuhan budaya melalui Penyuluhan tentang pentingnya pendidikan
anti korupsi bagi siswa. Penyuluhan ini menjadi salah satu bagian dari pelaksanaan MPLS (Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah). Adapun prosedur kegiatan yang akan digunakan dalam
Penyuluhan ini adalah melalui kegiatan :
1. Siswa-siswi diminta masuk ke dalam ruangan kelas untuk menempati tempat duduknya
masing-masing. Sehingga pada saat kegiatan siswa sudah siap menangkap materi yang
akan disampaikan.
2. Sebelum memasuki ruangan siswa-siswi di beri snack makanan ringan untuk menemani
saat kegiatan berlangsung apabila siswa merasa lapar.
3. Pada saat pembukaan kegiatan siswa-siswi diberikan pretest untuk mengukur seberapa
pengetahuan mengenai korupsi sehingga kita dapat memberikan arahan dan pengetahuan
yang lebih mengenai korupsi.
4. Setelah mengukur seberapa pengetahuan siswa-siswi mengenai korupsi, selanjutnya
pemaparan materi mengenai korupsi yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalah pahaman
arti korupsi sebenarnya.
5. Selain pemaparan materi mengenai korupsi kami sampaikan juga mengenai dampak dari
korupsi. Agar siswa-siswi dapat mengetahui dampak negatif dari korupsi dan diharapkan
karena adanya dampak korupsi tersebut, siswa-siswi dapat menghindari perilaku korupsi
tersebut.
6. Pemberian contoh perilaku korupsi dalam kehidupan sehari-hari dengan pola pikir
matematis.
7. Selanjutnya pemberian materi mengenai cara pencegahan korupsi. Agar dapat menangani
perilaku korupsi yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
8. Setelah pemaparan materi tibalah sesi tanya jawab. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya apa saja yang bersangkutan dengan materi yang telah di sampaikan. Bagi siswa
yang belum paham dipersilahkan untuk bertanya, maka pihak pemateri akan menjawab
pertanyaan yang diajukan. Diharapkan setelah adanya sesi tanya jawab siswa dapat lebih
memahami mengenai pendidikan antikorupsi.
9. Kemudian setelah pemaparan materi mengenai korupsi, dampak korupsi, contoh perilaku
korupsi dan cara pencegahan perilaku korupsi. Siswa-siswi diberikan soal postest untuk
mengukur daya tangkap setelah pemaparan materi yang telah disampaikan.
10. Selanjutnya untuk kegiatan hiburan siswa-siswi agar tidak jenuh diberikan game untuk
hiburan.
11. Agar siswa-siswi lebih gembira setelah mengikuti kegiatan kita berikan doorprize kepada
siswa yang berhasil menjawab kuis dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai