Anda di halaman 1dari 15

AKRUAL LANDASAN AKUNTANSI

Laporan keuangan utamanya dibuat berdasarkan basis akrual. Para pendukung basis akrual
sangat meyakini bahwa akuntansi akrual lebih unggul dibandingkan akuntansi kas, baik untuk mengukur
kinerja dan kondisi keuangan. Akuntansi akrual menimbulkan respons yang sama kuat dari para
pengkritiknya. Bagi para pengkritiknya, akuntansi akrual merupakan campuran dari aturan yang
kompleks dan tidak sempurna yang mengaburkan tujuan laporan keuangan. Menyediakan informasi
tentang arus kas dan kapasitas penghasil kas. Bagi para pengkritik yang ekstrim, akuntansi akrual
merupakan pengalihan perhatian, yang memperlemah proses penyebaran informasi. Kritikus ini
mengklaim bahwa tujuan analisis keuangan adalah menghilangkan tabir akuntansi akrual dan
mendapatkan arus kas yang mendasarinya.

Sebuah ilustrasi

Perbedaan akuntansi akrual dengan akuntansi kas akan dijelaskan dengan sebuah ilustrasi.
Misalkan Anda memutuskan untuk menjual kaos sabion seharga $10 per buah, Penelitian Anda
menunjukkan bahwa Anda dapat membeli kaos polos seharga $5 per buah. Penyablonan akan
memerlukan sebuah front end dengan biaya tetap sebesar S100 untuk screen dan biaya lainnya sebesar
$0,75 per sabion. Promosi awal Anda menghasilkan pesanan untuk 100 potong kaos. Selanjutnya Anda
menginvestasikan uang sebesar S700 dalam usaha bersama tersebut, membeli kaos polos dan screen,
dan mendapatkan kaos sablon (pemasok mengharuskan Anda membayar serua biaya secara tunai).
Pada akhir minggu pertama dalam bisnis Anda, semua kaos siap untuk dijual. Pelanggan dengan pesanan
yang berjumlah 50 kaos mengambil kaos mereka pada minggu pertama tersebut. Akan tetapi, dari 50
kaos yang diambil, hanya 25 yang dibayarkan secara tunai. Untuk 25 kaos lainnya, Anda setuju untuk
menerima pembayaran pada minggu berikutnya. Untuk mengevaluasi kinerja keuangan usaha Anda ini,
Anda menyiapkan catatan akuntansi kas pada akhir minggu pertama ini.

Laporan Arus Kas Laporan Posisi Keuangan (Basis Kas)


Penerimaan Aset
Penjualan Kaos $250 Kas $275

Pengeluaran
Pembelian Kaos $500
Pembelian Screen 100 Ekuitas
Ongkos Penyablonan 75 Ekuitas Awal $700
Total Pengeluaran (675) Dikurangi Arus Kas Keluar neto (425)
Arus Kas Keluar neto $425 Total Ekuitas $275

Pada catatan akuntansi kas menunjukkan bahwa Anda mengalami kerugian wang yang
membuat Ada terkejut. Namun, saldo kas Anda menegaskan kerugian sebesar $425 ini. Artinya, Anda
memulai usaha dengan $700 dan sekarang memiliki kas sebesar $275- jelas, terjadi arus kas keluar neto
sebesar $425. Oleh karena itu, Anda mengkaji kembali keputusan Anda untuk melanjutkan bisnis in.
Anda telah memperkirakan biaya per kaos (dengan asumsi penjualan 100 kaos) : $5 untuk kaos polos, $1
untuk screen, dan $0,75 untuk sablon sehingga menghasilkan total biaya sebesar $6,75 per kaos.
Dengan harga jual sebesar $10, Anda mengharapkan laba sebesar $3,25 per kaos. Akan tetapi,
perhitungan Anda menunjukkan kerugian uang.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Setelah dianalisis lebih lanjut. Anda menemukan permasalahan pada
laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan berbasis kas sebagai berikut.

1. Anda belum mengakui pendapatan dari 25 kaos yang telah terjual secara kredit (misalnya,
piutang usaha yang Anda miliki).
2. Anda telah memperlakukan seluruh pembelian kaos sebagai beban. Bukankah seharusnya
pengalitan biaya dengan pendapatan (matching of cost with revenues) kaos tersebut akan
dihasilkan ketilka kaos tersebut terjual?
3. Demikian pula, Anda telah memperlakukan seluruh pembelian screen dan ongkos sablon kaos
sebagai beban. Bukankah seharusnya pengaitan biaya dengan pendapatan screen tersebut akan
membantu membuat penghasilan ketika pendapatan tersebut diakui?

Dengan memasukkan factor tersebut ke dalam pertimbangan menunjukkan bahwa sebenarnya anda
menghasilkan keuntungan sebesar $162,50 pada minggu pertama.

Laporan Laba Rugi Laporan Posisi Keuangan (Basis


Akrual)
Pendapatan Aset
Penjualan Kaos $500,00 Kas $275,00
Persediaan Awal 337,50
Piutang 250,00
Beban Total Aset 862,50
Biaya Kaos $250,00
Penyusutan Screen 50,00 Ekuitas
Ongkos Penyablonan 37,50 Ekuitas Awal $700,00
Total Beban (337,50) Ditambah Laba Neto 162,50
Laba Neto $162,50 Total Ekuitas $862,50

Pendapatan Anda sekarang mencerminkam seluruh penjualan kaos, walaupun pembayarannya


belum diterima. Selain itu, karena hanya setengah dari kaos yang Telah terjual, maka hanya biaya
pembuatan kaos yang terjual saja yang tercermin sebagai beban, termasuk $250 biaya kain, $37,50
biaya penyablonan, dan $50 biaya screen (walau mungkin persentase masih terlalu tinggi jika Anda
mengharapkan screen menghasilkan lebih dari 100 kaos). Dengan laba yang telah Anda akui, maka
ekuitas juga meningkat, menunjukkan bahwa Anda pada akhirnya dapat lebih mengambil keuntungan
dari apa yang Anda investasikan pada usaha tersebut.

Dalam laporan laba rugi maupun laporan posisi keuangan akrual tampak lebih masuk akal
dibandingkan dengan pencatatan menurut akuntansi kas. Namun demikian, ada ketidakpastian dengan
angka akrual tersebut. Angka tersebut kurang konkret jika dibandingkan dengan arus kas-tergantung
pada asumsi-asumsi. Misalnya, Anda menganggap bahwa siapa pun yang membeli kaos secara kredit
pada akhirnya akan membayarnya. Tika beberapa pelanggan tidak membayar, maka laba neto Anda
(dan angka pada laporan posisi keuamgan) akan berubah. Asumsi lainnya adalah bahwa kaos yang tidak
terjual pada persediaan senilai biayanya. Apa dasar dari asumsi ini? Apabila Anda tidak dapat
menjualnya, kaos tersebut mungkin tidak bernilai. Akan tetapi, jika Anda menjualnya, kaos tersebut
bernilai $10 per potong. ¡Meskipun biaya sebesar $6,75 per kaos tampak merupakan kompromi yang
masuk akal, Anda masih tidak yakin dengan keandalan angka ini. Namun secara keseluruhan, meskipun
angka akrual lebih "Tunak (soft)," yang membuataya lebin masuk akal dibandingkan arus kas.

Kerangka Akuntansi Akrual

Konsep Akrual

Fitur menarik tentang arus kas adalah kemudahannya. Arus kas mudah dipahami dan dihitung
secara langsung. Arus kas juga merupakan sesuatu yang berwujud dan pasti. Arus kas tampak seperti hal
yang nyata--bukan hasil kreasi metode akuntansi. Akan tetapi sayangnya, ketika mengukur kapasitas
penghasil kas perusahaan, penggunaan arus kas sangat terbatas. Sebagian besar transaksi bisnis
dilakukan secara kredit., Iebih lanjut, perusahaan menginvestasikan dananya untuk persediaan dan aset
jangka panjang, manfaatnya akan terjadi selama beberapa period mendatang. Pada skenario ini,
akuntansi arus kas (tidak memandang seberapa besar keandalannya) tidak dapat memberikan gambaran
yang relevan mengenai kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan.

Akuntansi akrual bertujuan untuk menginformasikan pengguna mengenai. konsekuensi aktivitas


bisnis untuk arus kas masa depan perusahaan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang wajar.
Hal ini dapat dicapai dengan pengakuan pendapatan yang diterima dan beban yang terjadi, tampa
memerhatikan apakah arus kasnya terjadi secara bersamaan atau tidak, Pemisahan pengakuan
pendapatan dan beban dari arus kas ini difasilitasi dengan penyesuaian akrual, yang menyesuaikan arus
kas mask dan arus kas keluar untuk menghasilkan pendapatan dan beban. Penyesuaian akrual dicatat
setelah membuat asumsi dan estimasi yang wajar, tanpa mengorbankan keandalan informasi akuntansi
secara material. Oleh karena itu, penilaian merupakan bagian penting dari akuntansi akrual, serta aturan
dan mekanisme kelembagaan yang ada untuk memastikan keandalannya. Bagian selanjutnya dimulai
dengan mendefinisikan hubungan yang tepat antara akrual dan arus kas. Akuntansi akrual dan kas
terutama berbeda dikarenakan perbedaan waktu dalam mengakui konsekuensi arus kas dari aktivitas
bisnis dan kejadian. Kemudian akan dijelaskan proses akrual dari pengakuan pendapatan dan beban
serta membahas dua jenis akrual, jangka pendek dan jangka panjang.

Akrual dan Arus Kas. Untuk menggambarkan hubungan antara akrual dan arus kas pada perusahaan,
penting untuk mengetahui beberapa jenis arus kas, Arus kas operasi mengacu pada kas dari aktivitas
operasi yang sedang berlangsung, Arus kas bebas ke perusahaan mencerminkan efek tambahan
investasi dan divestasi dalam aset operasi. Daya tarik arus kas bebas dengan konsep perusahaan adalah
bahwa hal ini menunjukkan kas bebas yang harus dibayarkan untuk utang dan pemegang ekuitas. Arus
kas bebas terhadap ekuitas, seperti yang dijelaskan di Bab I, menambah perubahan tingkat utang
perusahaan terhadap arus kas bebas ke perusahaan sehingga menghasilkan arus kas yang tersedia bagi
pemegang ekuitas. Ketika para ekonomi mengacu pada arus kas, mereka biasanya mengacu pada salah
satu dari definisi arus kas bebas ini, konvensi yang diadopsi dalam buku ini. Arus kas pada baris bawah
adalah arus kas neto, yang merupakan perubahan saldo akun kas (ingat bahwa kas mencakup setara kas
untuk seluruh definisi ini).

Secara tetap didefinisikan, akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang membuat laba
neto berbeda dengan arus kas neto. Penyesuaian ini mencakup penyesuaian yang aka memengaruhi
laba ketika tidak adanya dampak arus kas (misalnya, penjualan kredit) dan penyesuaian yang
memisahkan dampak arus kas dari laba (misalnya, pembelian aset). Oleh karena adamya pembukuan
ganda (double entry), akrual memengaruhi laporan posisi keuangan dengan menaikkan ataupun
menurunkan akun aset atau liabilitas dengan jumlah yang sama. Artinya, akrual yang menaikkan
(menurunkan) laba juga akan menaikkan (menurunkan) asel atau menurunkan (menaikkan) liabilitas.

Apa yang termasuk dalam akrual tergantung pada definisi arus kas. Arti akrual yang paling
umum adalah penyesuaian akuntansi yang mengonversi arus kas operasi menjadi laba neto. Hal ini
menghasilkan identitas berikut: Laba neto (net income) = Arus kas operasi (operuting cash flow) + Akrual
(accrual). Berdasarkan definisi ini, akrual terdiri dari dua jenis: akrual jangka pendek, yang berkaitan
dengan pos modal kerja, dan akrual jangka panjang, seperti penyusutan dan amortisasi. Kedua jenis
akrual ini akan dibahas kenudian di bab ini. Ingat bahwa definisi akrual ini tidak mencakup akrual yang
ditimbulkan dari proses kapitalisasi biaya yang berkaitan dengan aset tetap (property, plant, and
equipment- PP&E) sebagai aset jangka Panjang

Akuntansi Akrual Mengurangi Masalah Ketepatan Waktu dan Pengaitan. Perbedaan antara akuntansi
akrual dan akuntansi kas adalah kenepatun waktu dan pengaitan. Akuntansi akrual mengatasi masalah
ketepatan waktu dan pengaitan yang melekat dalam akuntansi kas. Masalah ketepatan waktu (timing)
mengacu pada arus kas yang tidak terjadi secara serentak dengan aktivitas bismis yang menghasilkan
arus kas. Misalnya, penjualan yang terjadi pada triwulan pertama, tetapi kas dari penjualan tersebut
diterima pada triwulan kedua. Masalah pengaitan (matching) mengacu pada arus kas masuk dan arus
kas keluar yang terjadi dari aktivitas bisnis, tetapi tidak dikaitkan antara waktu satu dengan waktu lain,
seperti penghasilan jasa (fee) yang diterima dari konsultasi yang tidak dikaitkan dengan waktu pada
upah yang dibayarkan ke konsultan yang bekerja pada proyek tersebut.

Masalah timing dan pengaitan dengan arus kas muncul dikarenakan dua alasan. Pertama, dalam
perekonomian kredit mengharuskan bahwa transaksi, lebih sering daripada tidak sama sekali, tidak
segera memasukkan pengalihan uang tunai. Transaksi kredit mengurangi kemampuan arus kas untuk
melacak aktivitas bisnis secara tepat waktu. Kedua, biaya biasanya terjadi sebelum manfaatnya dapat
direalisasi, terutama ketika biaya yang melibatkan investasi dalam pabrik dan peralatan. Oleh karena itu,
mengukur biaya ketika sedang terjadi arus kas keluar sering kali tidak mencerminkan kondisi dan kinerja
keuangan,

Ingat bahwa selama umur perusahaan, arus kas dan laba akrual akan sama., Hal ini karena
setelah scluruh aktivitas bismis berakhir, masalah waktu dan pengaitan dapar disclesalkan. Namun,
sebagaimana ekanom John Maynard Keynes pernah menyatakan, "Dalam jangka panjang kita semua
akan mati." Pernyataan ini menekankan pada pentingnya mengukir kondisi dan kinerja keuangan dalam
jangka Pendek, khususnya pada titik- titik periodik selama amur perusahaan. Semakin Pendek
intervalnya, semakin terbukti keterbatasan akuntansi arus kas

Proses Akrual -Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan Beban. Akuntansi akrual terdiri dari dua prinsip
dasar, pengakuan pendapatan dan pengalihan beban, yang menarahikan perusahaan mengenai kapan
harus mengakui pendapatan dan beban:

1. Pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui ketika diterima maupun direalisasi atau dapat
direalisasi. Pendapatan diterima ketika perusahaan menyerahkan produk atau jasanya. Hal ini
berarti bahwa perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasi ketika kas
diperoleh atas produk atau jasa yang diserahkan. Pendapatan daput direalisasi ketika
perusahaan menerima aset atas produk atau jasa yang diserahkan (biasanya piutang) yang dapat
dikonversi menjadi kas. Menentukan kapan pendapatan diakui terkadang sulit, Meskipun
pendapatan biasanya diakui pada titik penjualan (saat diserahkan), pendapatan tersebut juga
dapat diakui, tergantung pada keadaannya, ketika produk atau jasa sedang dipersiapkan, ketika
diselesaikan, atau ketika kas diterima. Pembahasan pengakuan pendapatan di Bab 6.
2. Pengaitan beban. Akuntansi akrual menyatakan bahwa beban harus dikaitkan dengan
pendapatan yang bersesuaian dengan beban tersebut., Proses pengaitan ini berbeda untuk dua
jenis utama behan. Beban yang muncul dalam produksi suatu produk atau jasa, yang disebut
dengan biaya produk, diakui ketika produk atau jasa tersebut diserahkan. Seluruh biaya produk
aka tetap pada laporan posisi keuangan sebagai persediaan hingga produk itu terjual, di mana
pada saat biaya produk tersebut dialihkan ke laporan laba rugi sebagal beban pokok penjualan.
Jens beban lainnya disebut dengan biaya periode, Beberapa biaya period berhubungan dengan
pemasaran

Akrual Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Akrual jangka pendek mengacu pada perbedaan
waktu jangka pendek antara laba dan arus kas. Akrual ini menyebabkan pos modal kerja pada laporan
posisi keuangan (aset lancar dan liabilitas jangka pendek) dan juga disebut dengan akrual modal kerja.
Akrual jangka pendek muncul terutama dari persediaan dan transaksi kredit yang menimbulkan semua
jenis piutang dan tang seperti debitur dan kreditor perdagangan, biaya dibayar di muka, dan
penerimaan uang muka. Akrual jangka panjang muncul dari kapitalisasi. Kapitalisasi aset adalah proses
menunda/menangguhkan biaya yang dikeluarkan pada period berjalan yang manfaatnya diharapkan
pada periode mendatang. Proses ini menyebabkan aset jangka panjang seperti pabrik, mesin, dan
goodwill. Biaya dari aset-aset ini dialokasikan selama period manfaatnya dan membentuk bagian besar
akrual jangka panjang- pembahasan lebih lanjut pada Bab 4. Akuntansi untuk akrual jangka panjang
lebih kompleks dan subjektif dibandingkan dengan akrual jangka pendek (dengan kemungkinan
pengecualian atas persediaan). Implikasi arus kas akrual jangka pendek lebih langsung dan mudah
ditentukan. Dengan demikian, penelitian analisis menemukan bahwa akrual jangka pendek lebih
berguna dalam penilaian perusahaan (lihat Dechow, 1994)

Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Arual

Bagian ini memberikan penilaian kritis mengenai pengaruh akuntansi akrual perhadap laporan
keuangan. Kemudian alan dibahas kelebihan dan kekurangen konseptual dan empiris dari akuntansi
akrual dibandingikan dengan akuntansi kas untuk mengukur kinerja dan memprediksi arus kas masa
depan.

Relevansi Akuntansi Akrual

Relevansi Konseptual Akuntansi Akrual. Keunggulan konseptual akuntansi akrual dibandingkan arus kas
ini muncul karena laporan laba rugi (dan laporan posisi keuar,gan) berbasis akrual lebih relevan untuk
mengukur kapasitas penghasil kas saat imi dan masa depan pada perusalaam. Akrual jangka pendek dan
jangka Panjang keduanya penting bagi relevansi laba dibandingkan dengan arus kas sebagaimana
dijelaskan berikut ini.

 Relevansi akrual jangka pendek. Akrual jangka pendek meningkatkan relevansi akuntansi
dengan membantu mencatat pendapatan Ketika diterima dan beban ketika terjadi. Akrual ini
menghasilkan angka laba yang mencerminkan profitabilitas yang lebih baik dan juga
menciptakan aset lancar dan liabilitas jangka pendek yang memberikan informasi sangat
berguna mengenai kondisi keuangan.
 Relevansi akrual jangka panjang. Untuk melihat pentingnya akrual jangka panjang, perhatikan
bahwa arus kas bebas untuk perusahaan dihitung dengan mengurangkan investasi pada aset
operasi jangka panjang dari arus kas operasi. Investasi semacam itu menimbulkan masalah
untuk arus das bebas. Pertama, investasi ini biasanya besar dam jarang terjadi. Hal ini
menyebabkan volatilitas pada arus kas bebas. Kedua, arus kas bebas memperlakukan
pertumbuhan modal dan penggantian modal secara sama. Investasi pada proyek baru sering
menjadi pertanda baik bagi perusahaan dan pasar yang biasanya bereaksi positif terhadap
pengeluaran modal semacam ¡tu. Namun, semua pengeluaran modal mengurangi arus kas
bebas. Masalah arus kas bebas ini merupakan bukti dari pola khusus arus kas operasi dan
investasi, dan jumlahnya, arus kas bebas untuk perusahaan, selama siklus hidup perusahaan
sebagaimana yang ditunjukkan pada Tampilan 2.3. Arus kas investasi yang bernilai negatif
sampai akhir jatuh temponya, dan arus kas keluar ini mendominasi arus kas masuk operasi pada
sebagian besar fase pertumbuhan. Hal ini berarti bahwa arus kas bebas cenderung negative
sampai bisnis perusahaan mencapai fase kematangan (maturity). Pada akhir fase kematangan
dan penurunan, perusahaan mendivestasikan asetnya, menghasilkan arus kas investasi yang
positif, sehingga arus kas bebas menjadi positif. Hal in berarti arus kas bebas akan negatif pada
tahap pertumbuhan, tetapi akan positif pada tahap penurunan (decline), menyirim pesan
terbalik mengenai prospek perusahaan. Arus kas operasi tidak terpengaruh oleh investasi operas
karena perusahaan mengabaikannya.

Akuntansi akrual mengatasi keterbatasan arus kas bebas dengan mengapitalisasi investasi aset jangka
panjang dan mengalokasikan biaya selama periode manfaat di masa depan, Proses kapitalisasi dan
alokasi imi meningkatkan relevansi laba melalui pengurangan volatilitasnya dan melalui pengaitan biaya
atas investasi jangka Panjang terhadap manfaatnya,. Keunggulan akrual dalam memberikan informas
yang relevan mengenai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, dan untuk memprediksi arus kas masa
depan, dijelaskan sebagai berikut.

 Kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan dan pengaitan beban akan menghasilkan angka laba
yang lebih unggul dibandingkan arus kas untuk mengevaluasi kinerja keuangan. Pengakuan
pendapatan memastikan seluruh pendapatan yang diperoleh dalam periode yang tercatat.
Pengaitan (matching) memastikan bahwa hanya beban yang diakibatkan oleh pendapatan yang
diperoleh pada periode yang dicatat.
 Kondisi keuangan, Akuntansi akrual menghasilkan laporan posisi keuangan yang secara akurat
mencerminkan tingkat sumber daya yang tersedia bagi perusahaan untuk menghasilkan arus kas
masa depan
 Prediksi arus kas masa depan, Laba akrual merupakan alat prediksi arus kas masa depan yang
unggul dibanding arus kas kini karena adanya dua alasan. Pertama, melalui pengakuan
pendapatan, ini mencerminkan konsekuensi arus kas masa depan. Misalnya, penjualan kredit
hari in memprakirakan adanya kas yang akan diterima dari pelanggan di masa depan. Kedua,
akuntansi akrual menyclaraskan arus kas masuk dan arus kas keluar dengan lebih baik selama
waktu melalui proses pengaitan. Hal ini berarti laba merupakan alat prediksi yang lebih stabil
dan dapat diandalkan dari arus kas.

Relevansi Empiris Akuntansi Akrual. Kritik atas akuntansi akrual menentang keandalan yang rendah dan
lebih menyukai arus kas yang andal. Para pendukung akrual menegaskan relevansi tambahan dari
akuntansi akrual dalam mengompensasi untuk rendahnya keandalan tersebut. Mereka juga
mengarahkan adanya mekanisme kelembagaan, seperti GAAP dan audit, yang memastikan setidaknya
keandalan minimum yang dapat diterima. Untuk melihat apakah akuntansi akrual bekerja, perhatikan
bagaimana laba akrual dan arus kas dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Implikasi Analisis Akuntansi Akrual

Akuntansi akrual telah tertanamn dalam bisnis modern. Wall Street memfokuskan ada laba akrual,
bukan arus kas. Akuntansi akrual lebih, unggul dibandingkan dengan akuntansi kas dalam mengukur
kinerja dan kondisi keuangan, serta daliam memprakirakan arus kas masa depan. Namun, akuntansi
akrual tetap memiliki keterbatasan. Konsekuensinya, haruskah angka akuntansi akrual selalu digunakan
dalam analisis dan penilaian bisnis, atau haruskah angka akuntansi akrual ditinggalkan dan
menggantikan dengan arus kas yang sulit? jika akuntansi akrual dipunakan, bagaimana cara mengatasi
keterbatasannya? Apa peran arus kas dalam akuntansi akrual? Bagian ini memberikan beberapa
jawaban atas pertanyaan ini. Pembahasan dimulai dengan mitos dan kebenaran dari akuntansi akrual
maupun akuntansi kas. Selanjutnya akan dibahas peran akrual dan arus kas dalam analisis laporan
keuangan.

Mitos dan Kebenaran tentang Akrual dan Arus Kas

Ada beberapa pernyataan yang berkaitan dengan akrual dan arus kas- baik yang positif maupun negatif.
Penting bagi analis untuk mengetahui pernyataan mana yang benar dan mana yang tidak.

Akrual dan Arus Kas-Mitos. Ada beberapa mitos dan kesalahpahaman tentang akuntansi akrual, laba,
dan arus kas:

 Mitos: Dikarenakan nilai perusahaan tergantung pada arus kas masa depan, hanya arus kas kini
yang relevan untuk penilaian. Meskipun nilai perusahaan tergantung pada arus kas masa depan,
tidak ada alasan untuk mengaitkan arus kas kini dengan arus kas masa depan. Laba kini (current
income) merupakan alat prediksi yang lebih baik dari arus kas masa depan daripada arus kas
kini. Selain itu, laba yang lebih haik menjelaskan harga saham dibandingkan arus kas.
 Mitos: Semua arus kas memiliki nilai yang relevan. Banyak jenis arus kas yang tidak
memengaruhi nilai perusahaan- misalnya, kas dari pelunasan piutang pelanggan, Selain itu, jenis
arus kas tertentu berhubungan negatif dengan nilai perusahaan - misalnya, pengeluaran modal
mengurangi arus kas bebas, letapi biasanya dapat menaikkan nilai perusahaan. Tampilan 2.7
memberikan contoh-contoh tambahan.
 Mitos: Semua penyesuaian akuntansi akrual memiliki nilai yang tidak relevan. Itu benar bahwa
penyesuaian akuntansi "'Kosmetik" seperti metode akuntansi alternatif untuk aktivitas bisnis
yang sama mendasarinya tidak menghasilkan penilaian yang berbeda,. Akan tetapi, tidak semua
penyesuaian akuntansi adalah kosmetik, Tujuan utama akuntansi akrual adalah membuat
penyesuaian atas transaksi yang memiliki implikasi arus kas masa depan, meskipun tidak ada
arus kas masuk atau arus kas keluar yang terjadi secara serentak-contohnya adalah penjualan
kredit sebagaimana ditunjukkan pada Tampilan 2.7
 Mitos: Arus kas tidak dapat dimanipulasi. Pernyataan ini tidak hanya salah, mungkin lebih
mudah untuk memanipulasi arus kas daripada memanipulasi laba. Misalnya, arus kas dapat
dinaikkan dengan menunda pengeluaran modal atau pembayaran beban, atan dengan
mempercepat penagihan kas dari pelanggan,
 Mitos: Semua laba dimanipulasi, Beberapa manajer yang mengelola laba, dia frekuensi praktik
ini mungkin semakin meningkat. Akan tetapi, tindakan penegakan aturan SEC yang menargetkan
pada kecurangan pelaporan keuangan dan penyajlian kembali laporan Keuangan yang telah
diterbitkan memengaruhi sebagian kecil perusahaan yang saham yang diperdagangkan ke
public.
 Mitos: Tidak mungkin mengelola laba yang semakin meningkat secara konsisten dalam jangku
panjang. Beberapa pengguna menyatakan bahwa sangat tidak mungkin untuk mengelola laba
yang semakin meningkat tahun demi tahun karena aturan akuntansi menentukan bahwa akrual
pada akhirnya akan berbalik; yaitu, akuntansi akrual dan akuntansi kas akan bertemu dalam
jangka panjang. Namun, kebanyakan perusahaan dapat mengelola laba secara agresif untuk
beberapa tahun pada suatu waktu. Selanjutnya, perusahaan yang sedang tumbuh dapat
mengelola labanya meningkat untuk periode yang lebih lama karena penyesuaian peningkatan
laba periode berjalan mungkin melebihi pembalikan dari penyesualan yang lebih kecil dari tahun
sebelumnya, Selain itu, beberapa perusahaan melakukan "big bath" (red; mengakui adanya
biaya pada periode mendatang dan kerugian periode berjalan) ketika mereka mengalami period
buruk untuk menyakui beban yang tertunda atau secara agresif mencatat beban masa depan.
Hal ini memungkinkan perusahaan secara lebih mudah mengelola labanya meningkat pada
period mendatanya karena pembalikan yang lebih sedikit dari akrual sebelumnya.

Akrual dan Arus Kas-Fakta. Poin logika dan bukti untuk beberapa kehenaran penting mengenai
akuntansi akrual, laba, dan arus kas:

 Fakta: Akuntansi akrual (laba) lebih relevan daripada arus kas. Baik secara konseptual maupun
praktis, laba akrual adalah lebili relevan dibandingkan arus kas dalam mengukur kondisi dan
kinerja keuangan serta dalam penilaian. Perhatikan bahwa pernyataan ini tidak menentang
relevansi yang jelas mengenai arus kas masa depan. Bahkan sebaliknya, pernyataan ini
menunjukkan bahwa arus kas kini kurang relevan dibandingkan laba kini.
 Fakta: Arus kas lebih dapat diandalkan daripada akrual. Pernyataan ini benar dan in menyatakan
bahwa arus kas dapat memainkan peran saling melengkapi yang penting dengan akrual. Namun,
pernyataan ekstrem, seperti "arus kas tidak dapat dimanipulasi," ternyata tidak benar. Ketika
menganalisis arus kas harus juga dingat bahwa arus kas lebih mudah berubah-ubah
dibandingkan laba.
 Fakta: Angka akuntansi akrual dapat menyebabkom distorsi akuntansi. Dengan adanya metode
akuntansi alternatif beserta manajemen laba akan mengurangi komparabilitas dan konsistensi
angka akuntansi akrual. Selain itu, aturan akuntansi yang sewenang-wenang dan kesalahan
estimasi dapat mengakibatkan distorsi akuntansi. Analisis keuangan atau penilaian yang
mengabaikan fakta ini, dan penyesuaian akuntansi, kemungkinan akan menimbulkan hasil yang
salah. Misalnya, metode penilaian yang hanya menggunakan rasio harga terhadap laba (price-
earnings ratios) yang dihitung dengan menggunakan laba yang dilaporkan adalah kurang efektif.
 Fakta: Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan angka akuntansi akrual. Beberapa orang
secara salah menyatakan bahwa nilai ditentukan hanya dengan berdasarkan arus kas diskonto,
Bab 1 menunjukkan bahwa kita juga dapat menentukan nilai sebagai penjumlahan dari nilai
buku kini dan laba residual masa depan yang didiskontokan.

KONSEP LABA

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai akuntansi akrual dengan keunggulannya
dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas. Hal penting dalam akuntansi akrual adalah konsep laba
dan perbedaannya dengan arus kas. Laba (income--juga disebut earnings atau profit), dalam istilah
keuangan, adalah ringkasan hasil neto dari operasi bisnis selama periode waktu tertentu, Laba
merupakan bagian dari informasi perusahaan yang paling banyak diminta oleh pasar keuangan.
Menentukan dan menjelaskan laba selama satu period adalah tujuan utama dari laporan laba rugi.
Secara konseptual, laba hertujuan untuk memberikan pengukuran pada perubahan kekayaan pemegang
saham (stukeholder) selama satu periode dan estimasi profitabilitas bisnis sat ini, yaitu sampai sejauh
mana bisnis tersebut dapat menutupi biaya operasi dan memperoleh imbal hasil untuk para pemegang
sahammya.

Pemahaman dua peran laba sangat penting untuk analisis. Khususnya peran laba yang terakhir, yaltu
indikator profitabilitas perusahaan, merupakan hal yang sangat penting bagi para analis karena laba
membantu dalam memperkirakan potensi laba masa depan dari bisnis tersebut, yang merupakan salah
satu tugas penting dalam analisis bisnis.

laba akuntansi atau laba dilaporkan berbeda dengan laba ekonomi. Hal ini dikarenakan akuntan
menggunakan kriteria yang berbeda untuk menentukan laba. Sebagai ilustrasi dalam ini, anggaplah
perusahaan memiliki $100.000 dalam bentuk tuna. Perusahaan tersebut menggumakan $100.000 untuk
membeli sebuah kondominium, yang kemudian disewakan seharga $12.000 per tahun. Pada akhir tahun
pertama, perusahaan masih memiliki kondominium tersebut, yang dihargai $125.000. Mari memulai
analisis dengan menentukan berbagai macam ukuran arus kas. Arus kas bebas untuk tahun tersebut
adalah $(88.000), sedangkan arus kas operasi adalah $12.000, Apakah dari salah satu ukuran tersebut
ada yang dapat menunjukkan berapa banyak yang diperoleh pemegang saham selama periode yang
bersangkutan? Tidak. Oleh karena itu, perlu menentukan laba. Pertama, mari menghitung laba ekonomi.
Laba ekonomi mengukur perubahan kekayaan para pemegang saham selama satu periode. Jelas bahwa
pendapatan sewa sebesar $12.000 menambah kekayaan para pemegang saham. Selain itu,
kondominum tersebut dihargai sebesar $25.000 selama tahun tersebut, yang juga menambah kekayaan
para pemegang saham. Oleh karena itu, laba ekonomi untuk tahun tersebut adalah $37.000
(pendapatan sewa $12.000 ditambah keuntungan akibat pemilikan- holding gains--sebesar $25.000).
Laba akuntansi, yany didasarkan pada akuntansi akrual, bergantung pada kebijakan penyusutan
kondominium tersebut. Artinya, jika umur manfaat kondominium tersebut adalah 50 tahun dan nilai
sisanya adalah $75.000, maka penyusulan garis urus tahumannya adalah sebesar $500 [dihitung dari
($100.000 - $75.000)/50 tahun], Hasil penghitungan tersebut menghasilkan laba akuntansi sebesar
$11.500 (pendapatan sewa sebesar $12.000 dikurangi penyusutan sebesar $500) untuk tahun tersebut.
Mustrasi tersebut menggambarkan bahwa laba ekonomi berbeda dengan laba akuntansi, dan keduanya
berbeda dari pengukuran arus kas.
Perhatikan bahwa laba ekonomi sebesar $37,000 mungkin tidak akan berkelanjutan. Artinya,
kenaikan per tahun atas nilai kondominium dari tahun ke tahum sebesar 25% tidak dapat dihitung, Hal
in menunjukkan bahwa laba ekonomi sebesar $37.000 kurang berguna untuk memprakirakan laba masa
depan. Laba akuntansi sebesar $11.500 - setidaknya dalam kasus ini- mungkin lebih mendekati ke laba
permanen tau berkelanjutan, yang dapat membantu dalam memperkirakan laba masa depan. Akan
tetapi, meskipun keuntungan akibat pemilikan sebesar $25,000 tidak dapat berkelanjutan, hal tersehut
tidak sepenuhnya tidak berguna dalam memprakirakan laba masa depam; jika kenaikan sebesar $25.000
pada nilai kondominium bersifat permanen (yaitu nilai kondominium tidak diperkirakan untuk segera
kembali menjadi $100.000), maka sangat wajar untuk mengasumsikan bahwa imbal hasil dari
kepemilikan kondominium (yaitu pendapatan sewa) mungkin akan meningkat di masa depan.

Pemahaman konsep laba alternatif dan mengaitkan konsep tersebut dengan laba akuntansi
sangat berguna dalam analisis bisnis. Tugas utama dalam analisis laporan keuangan adalah
mengevaluasi dan membuat penyesuaian yang diperlukan terhadap laba untuk meningkatkan
kemampuan dalam mencerminkan kinerja perusahaan dan memprakirakan laba masa depan. Pada
bagian ini akan dibahas konsep laba alternatif, terutama laba permanen dan laba ekonomi, Kemudian
akan dibahas laba akuntansi, menghubungkannya dengen konsep laba alternatit, dan menjelaskan
implikasi analisis.

Konsep Laba Ekonomi

Laba Ekonomi

Laba ekonomi (economic income) biasanya ditentukan dengan arus kas selama periode yang
bersangkutan ditambah perubahan nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan, biasanya
ditunjukkan oleh perubahan nilai pasar dari asset meto bisnis., Berdasarkan definisi ini, laba mencakup
komponen yang terealisasi (arus kas) dan yang belum terealisasi (keuntungan atau kerugian akibat
pemilikan). Konsep laba ini mirip dengan bagaimana mengukur imbal hasil pada efek (sekuritas) atau
portofolio efek-yaitu imbal hasil mencakup dividen dan kenaikan modal. Laba ekonomi mengukur
perubahan nilai pemegang saham. Dengan de mikian, laba ekonomi berguna ketika tujuan analisis untuk
menentukan imbal hail yang pasti bag pemegang saham untuk periode yang bersangkutan. Artinya, laba
ekonomi merupakan indikator bottom-line dari kinerja perusahaan- mengukur pengaruh keuangan dari
semua kejadian selama period tertentu secara komprehensif, Akan tetapi, karena sifatnya yang
komprehensif, laba ekonomi mencakup komponen berulang (recurring) dan komponen yang tidak
berulang (nonrecurring) sehingga kurang berguna untuk memperkirakan potensi laba masa depan.

Laba Permanen

Laba permanen (permanent income) - juga disebut laba berkelanjutan (sustainableincome) atau laba
berulang (recurring incomc)-merupakan rata-rata laba stabil -yang diharapkan dapat diperoleh selama
masa bisnis, dengan kondisi bisnis pada saat ini. Laba permanen mencerminkan fokus jangka panjang.
Oleh karena itu, laba permanen secara konseptual mirip dengan kekuatan produktif berkelanjutan
(sustainable earning power), yang merupakan konsep penting dalam penilaian ekuitas dan analisis
kredit. Benjamin Graham, mentor dari pakar investasi Warren Buffet dan merupakan bapak analisis
fundamental, menegaskan bahwa satu indikator yang paling penting dari nilai perusahaan adalah
kekuatan produktif berkelanjutan. Tidak seperti laba ekonomi, yang mengukur perubahan nilai
perusahaan, laba permanen berbanding lurus dengan nilai perusahaan. Pada umumnya, untuk
kelangsungan hidup (going concern), nilai perusahan dapat digambarkan dengan membagi laba
permanen denyan biaya modal. Oleh karena hubungan ini, menentukan laba permanen perusahaan
merupakan pencarian utama bagi banyak analis. Namun, meskipun laba permanen bermakna jangka
panjang, laba permanen dapat berubah kapan pun sesuai perubahan prospek- laba jangka panjang
perusahaan

Laba Operasi

Konsep alternatif yang lain adalah laba operasi (operating income), yang mengacu pada laba yang timbul
dari aktivitas operasi perusahaan. Buku mata kuliah keuangan sering merujuk pada pengukuran laba ini
sebagai laba operasi neto setelah pajak (net operating profit after tax-NOPAT). Fitur utama dari laba
operasi adalah bahwa laba operasi tidak memasukkan semua beban (atau pendapatan) yang timbul dari
aktivitas pendanaan perusahaan (misalnya fungsi perbendaharaan- treasury), seperti beban bunga dan
laba investasi, yang secara keseluruhan disebut laba non-operasi (non-operating income). Laba operasi
merupakan konsep penting dalam penilaian kepentingan yang timbul dari tujuan keuangan perusahaan
untuk memisahkan aktivitas operasi perusahaan dari aktivitas pendanaan (atau perbendaharaan).
Secara konseptual, laba operasi jelas berbeda dengan laba permanen, laba operasi mungkin mencakup
beberapa komponen yang tidak berulang (nonrecurring) seperti biaya restrukturisasi, sedangkan
komponen berulang (recurring) seperti beban bunga tidak dimasukkan ke dalam laba operasi.

Konsep Laba Akuntansi

Laba akuntansi (accounting income) atau laba dilaporkan (reported income) didasarkan pada konsep
akuntansi akrual. Meskipun laba akuntansi mencerminkan aspek laba ekonomi dan laba permanen,
tetapi laba ini tidak ditujukan untuk mengukur kedua konsep laba tersebut., Selain itu, laba akuntansi
mengalami masalah pengukuran sehingga mengurangi kemampuan laba akuntansi tersebut dalam
mencerminkan realitas ekonomi, Akibatnya, tugas utama dalam analisis laporan keuangan adalah
menyesuaikan laba akuntansi agar dapat lebih mencerminkan konsep ekonomi alternatif atas laba.
Bagian ini menjelaskan proses yang dilakukan akuntan dalam menentukan laba. Bagian selanjutnya akan
membahas implikasi analisis, termasuk pendekatan konseptual untuk menyesuaikan laba untuk tujuan
analisis.

Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan

Tujuan utama akuntansi akrual adalah pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba
adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan merupakan titik awal
pengukuran laba. Dua kondisi yang diperlukan untuk pengakuan adalah bahwa pendapatan harus:

 direalisasi atau dapat direalisasi. Agar pendapatan dapat diakui, perusahaan seharusnya telah
menerima uang tuna atau komitmen yang dapat diandalkan untuk menyetorkan uang tuna,
seperti piutang yang valid.
 diterima. Perusahaan harus menyelesaikan semua kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses
menghasilkan laba (produktif) harus lengkap.
Setelah pendapatan diakui, maka biaya yang berhubungan dikaitkan dengan pendapatan yang diakui
untuk menghasilkan laba. Perlu diperhatikan bahwa beban akan diakui ketika kejadian ekonomi yang
terkait terjadi, tidak perlu kapan arus kas keluar terjadi.

Laba Akuntansi versus Laba Ekonomi

Secara konseptual, akuntansi akrual mengubah arus kas menjadi pengukuran laba. Ingat bahwa laba
ekonomi berbeda dengan arus kas karena laba ekonomi tidak hanya memasukkan arus kas kini, tetapi
juga perubahan nilai sekarang dari arus kas masa depan. Denikian pula, ingat bahwa akuntansi akrual
berusaha untuk mendapatkan pengukuran laba yang memperhitungkan tidak hanya arus kas kini, tetapi
juga implikasi arus kas masa depan yang merupakan transaksi saat ini. Misalnya, akuntansi akrual
mengakui arus kas depan dari penjualan kredit dengan meneatat pendapatan ketika penjualan sudah
dilakukan dan sebelum kas diterima. Oleh karena it, dalam beberapa hal ada beberapa kesamaan antara
ukuran laba akuntansi dan laba ekonomi. Namun, laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur
laba ekonomi maupun laba permanen, Sebaliknya, laba akuntansi didasarkan pada seperangkat aturan
yang telah berkembang selama periode waktu yang lama untuk memenuhi beberapa tujuan yang sering
bertentangan. Laba akuntansi merupakan produk lingkungan pelaporan keuangan yang melibatkan
standar akuntansi, mekanisme pelaksanaan, dan insentif manajer. Laba akuntansi diatur berdasarkan
aturan akuntansi yang beberapa di antaranya menarik secara ekonomis dan beberapa tidak. Aturan
tersebut sering memerlukan estimasi, sehingga menimbulkan diferensial perlakuan terhadap transaksi
ekonomi yang sama dan kesempatan yang memungkinkan bagi para manajer untuk melakukan window
dressing angka akuntansi untuk kepentingan pribadi, Demi serua alasan tersebut, laba akuntansi dapat
berbeda dengan konsep laba ekonomi.

Beberapa alasan yang menyebabkan laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi adalah
sebagai berikut :

 Konsep laba alternatif. Konsep laba ekonomi sangat berbeda dengan konsep laba permanen,
Pembuat standar akuntansi menghadapi dilema menyangkut konsep mana yang harus
ditekankan. Meskipun masalah tersebut Sebagian dapat disclesaikan dengan melaporkan
pengukuran laba alternatif (yang akan dibahas pada Bab 6), dilema ini terkadang menghasilkan
pengukuran laba akuntansi yang tidak konsisten. Beberapa standar, misalnya, SFAS 87 tentang
dana pensiun, mengadopsi konsep laba permanen, sementara standar lain, misalnya, SFAS 115
tentang efek yang dapat diperdagangkan, mengadopsi konsep laba ekonomi.
 Biaya historis. Pengukuran laba berdasarkan biaya historis menunjukkan perbedaan antara laba
akuntansi dan laba ekonomi. Penggunaan biaya historis mempengaruhi laba dalam dua cara: (I)
biaya penjualan kini tidak tercermin pada laporan laba rugi, seperti dalam metode persediaan
FIFO, dan (2) keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi tidak diakui.
 Basis transaksi. Laba akuntansi biasanya mencerminkan dampak transaksi. Dampak ekonomi
yang tidak disertai transaksi yang wajar (arms length transaction) sering tidak dipertimbangkan.
Misalinya, kontrak pembelian tidak diakui dalam laporan keuangan sampai transaksi terjadi.
 Konservatisme. Konservatisme mengakibatkan pengakuan kejadian penurunan laba dengan
segera, meskipun tidak ada transaksi yang menunjang -misalnya penurunan nilai persediaan
(inventory write- downs), Namun, dampak dari kejadian peningkatan laba ditunda sampai
direalisasikan. Hal ini menimbulkan bias konservatif (penurunan laba) dalam laba akuntansi.
 Manajemen laba. Manajemen laba menyebabkan distorsi pada laba akuntansi yang tidak ada
hubungannya dengan realitas ekonomi. Namun, salah satu bentuk manajemen laba- perataan
laba (income smoothing) –dalam berbagai kondisi mungkin dapat meningkatkan kemampuan
laba akuntansi untuk mencerminkan laba permanen.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, standar akuntansi beralih dari biaya historis dan basis
transaksi menuju model akuntansi nilai wajar. Peralihan tersebut sangat signifikan, karena hal tersebut
menyebabkan laba bottom-line (disebut penghasilan komprehensif) mendekati konsep laba ekonomi.

Komponen Permanen, Sementara, dan Nilai yang Tidak Relevan

Ingat bahwa laba akuntansi berupaya untuk menangkap elemen dari laba permanen dan laba ekonomi,
tetapi memiliki kesalahan pengukuran. Oleh karena itu, hal ini sangat berguna untuk melihat bahwa laba
akuntansi terdiri dari tiga komponen:

1. Komponen permanen. Komponen permanen (berulang) laba akuntansi diharapkan terus


berlanjut dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Komponen permanen tersebut memiliki
karakteristik yang identik dengan konsep ekonomi laba permanen. Untuk kelangsungan hidup,
setiap dolar dari komponen permanen adalah sama dengan 1/r dolar dari nilai perusahaan,
dimana r adalah biaya modal.
2. Komponen sementara. Komponen sementara (tidak berulang) dari laba akuntansi tidak
diharapkan untuk terjadi layi- - kejadian satu kali. Komponen sementara tersebut mempunyai
pengaruh dollar-for-dollar terhadap nillai perusahaan. Konsep dari laba ekonomi mencakup
komponen permanen dan komponen sementara.
3. Komponen nilai yang tidak relevan. Komponen nilai yang tidak relevan tidak memiliki
kandungan ekonomis-komponen tersebut merupakan distorsi akuntansi. Komponen tersebut
timbul karena ketidaksempurnaan akuntansi. Komponen nilai yang tidak relevan tidak memiliki
dampak pada nilai perusahaan.

Implikasi Analisis

Menyesuaikan laba akuntansi merupakan tugas penting dalam analisis keuangan. Sebelum membuat
penyesuaian, penting untuk menentukan tujuan analisis. Khususnya, penting untuk menentukan apakah
tujuan analisis adalah penentuan laba ekonomi atau laba permanen suatu perusahaan. Penentuan ini
sangat penting karena laba ekonomi dan laba permanen berbeda sifat dan tujuannya, sehingga
penyesuaian diperlukan untuk menentukan setiap pengukuran yang dapat berbeda secara substansial.
Secara ringkas akan dibahas beberapa masalah konseptual yang terkait dengan penyesuaian laba pada
bagian ini. Mengacu pada Bab 6 untuk pembahasan yang lebih terperinci mengenai masalah pengukuran
laba.

Penyesuaian Laba Permanen

Sebelumnya telah dibahas bahwa menentukan laba permanen suatu perusahaan (kekuatan
produktif berkelanjutan) merupakan tugas utama dalam analisis. Untuk tujuan tersebut, analis perl
untuk menentukan terlebih dahulu komponen permanen (atau berulang) dari laba akuntansi periode
berjalan dengan mengidentifikasi dan tidak memasukkan komponen sementara (tidak berulang) dari
laba akuntansi dengan tepat. Misalnya, seorang analis mungkin tidak memasukkan keuntungan dari
penjualan segmen bisnis utama perusahaan ketika menentukan komponen permanen dari laba. Laba
yang disesuaikan semacam itu sering disebut laba inti (core earnings) oleh para analis yang
melaksanakannya. Menentukan laba inti periode berjalan sangat berguna untuk menginterpretasikan
rasio P/E perusahaan. Laba inti juga berguna untuk teknik penilaian dengan menggunakan kelipatan
laba. Selain itu, menentukan laba inti juga berguna ketika memperkirakan laba atau arus kas dengan
memberikan "titik pangkal" dalam melakukan perkiraan dan membantu dengan asumsi yang digunakan
dalam membuat perkiraan tersebut.

Namun, perlu diingatkan bahwa laba inti periode berjalan tidak selalu menjadi estimasi yang
baik atas laba permanen perusahaan. Untuk menggambarkan laba permanen, laba inti perusahaan
harus mencerminkan kekuatan laba jangka Panjang perusahaan tersebut. Laba inti periode berjalan
mungkin tidak mencerminkan prospek laba jangka panjang perusahaan dikarenakan dua alasan.
Pertama, meskipun laba inti tidak memasukkan komponen laba yang jelas identifikasi sebagai komponen
sementara, tidak ada jaminan bahwa komponen yang termasuk dalam laba inti bersifat permanen. Hal
ini terutama benar jika kinerja perusahaan selama periode berjalan tidak biasa karena alasan apa pun.
Contohnya, penjualan dan laba perusahaan dalam satu tahun mungkin biasanya rendah karena adanya
pergolakan buruh yang berkepanjangan pada fasilitas produksi utamanya. Kedua, seorang analis harus
mempertimbangkan perubahan jangka panjang terhadap kondisi bisnis perusahaan yang tercermin pada
komponen laba tidak berulang. Misalnya, perusahaan mungkin menurunkan nilai aset tetap karena
kondisi bisnis yang merugikan pada salah satu divisinya. Penurunan nilai aset semacam ini bersifat
sementara dan seharusnya tidak dimasukkan dalam laba inti selama periode yang bersangkutan.
Namun, penurunan nilai aset mencerminkan prospek laba masa depan yang berkurang untuk divisi
tertentu dalam perusahaan, dan informasi tersebut harus diperhitungkan oleh analis ketika menentukan
laba permanen. Meskipun terdapat peringatan sebelumnya, menentukan laba inti merupakan Langkah
pertama yang penting dalam mengestimasi laba permanen perusahaan.

Penyesuaian Laba Ekonomi

Dalam menyesuaikan laba akuntansi untuk menentukan laba ekonomi maka perlu mengadopsi
pendekatan yang memasukkan (inklusif) semua komponen laba apakah berulang (recurring) atau tidak
berulang (nonrecurring). Salah satu cara untuk melihat laba ekonomi adalah perubahan neto pada
kekayaan pemegang saham yang timbul dari sumber nonpemilik; sehingga pendekatan tersebut
mencakup semua yang menyangkut perubahan kekayaan bersih pemegang saham. Ketika akan
membuat penyesuaian untuk mendapatkan laba ekonomi, perlu disadari bahwa jumlah disesuaikan
adalah jumlah yang tidak tulus dan jujur disajikan pada laba ekonomi karena tidak dapat menentukan
perubahan nilai aset tetap, yang dicatat dengan biaya historis, Lebih sulit lagi jika untuk membenarkan
kebutuhan dalam membuat penyesuaian untuk menentukan laba ekonomi daripada menentukan laba
permanen, Namun, laba ekonomi berfungsi sebaga ukuran komprehensif terhadap perubahan kekayaan
pemegang saham sehingga dapat berguna sebagai indicator bottom-line terhadap kinerja ekonomi
untuk periode berjalan.

Penyesuaian Laba Operasi

Pada saat menentukan laba operasi, analis yang bertugas sering memulai dengan menentukan
laba inti di mana mereka tidak memasukkan komponen laba non operasi seperti beban bunga, Namun,
laba operasi mencakup semua komponen pendapatan dan beban yang terkait dengan bisnis operasi
perusahaan, tampa melihat apakah komponen tersebut recurring atau noncurring. Apakah laba operasi
harus mencakup atau tidak memasukkan pos tidak berulang (nonrecurring) menjadi masalah yang
diperdebatkan dan akan bergantung pada tujuan analisis.

Untuk tujuan konsistensi, laba operasi mengacu pada laba yany dihasilkan-yaitu dari aktivitis
bisnis operasi bukan dari fungsi perbendaharaan, tapa memerhatikan berulang atau tidak berulang.,
Oleh karena itu, dimensi laba operasi/non operasi dan berulang/tidak berulang harus dilihat untuk
mengklasifikasi laba sebagai kamponen yang berdiri sendiri atau saling terpisah dari yang lain.

Anda mungkin juga menyukai