MUSIK”
Teori musik yang paling dasar umumnya mempelajari unsur-unsur musik yang
paling esensial, seperti: melodi, harmoni, dan ritmik. Unsur-unsur dasar ini dapat
ditemui pada sebuah komposisi, lagu, tempo, not, akor, tanda birama, interval, tangga
nada, dan masih banyak lagi. Selain itu, elemen pembentuk musik lainnya seperti: pitch,
tone, warna suara (timbre), dinamika, tekstur juga ikut dipelajari.
Mempelajari teori musik seperti menyelami lautan yang dalam dan terdapat
berbagai elemen yang sangat kompleks. Selain sekadar mempelajari notasi, teori musik
sebenarnya sebuah kajian yang sangat luas melibatkan sebagai disiplin ilmu (musik),
praktik, dan konseptualisasinya. Tetapi, ada beberapa elemen penting yang wajib
diketahui oleh setiap pembelajar, meliputi tiga hal, yakni: melodi, harmoni, dan ritmik.
Dengan mempelajari (minimal) ketiga konsep ini dapat membantu pembelajar
memahami materi ke level selanjutnya.
Melodi
Melodi adalah sekumpulan nada yang tersusun ke dalam sebuah frase musik.
Ketika nada-nada dirangkai dan membentuk sebuah melodi, maka pola-pola bunyi
tertentu akan terbentuk sehingga mudah untuk dikenali. Melodi dapat diproduksi
dengan menggunakan alat musik atau vokal manusia. Ketika dua nada atau lebih
disusun maka akan membentuk sebuah deretan nada yang khas. Sebuah komposisi atau
lagu umumnya terdiri dari beberapa bentuk melodi yang diulang-ulang.
Melodi terdiri dari dua elemen utama, yakni pitch (nada) dan ritmik. nada atau
picth merupakan tinggi rendahnya suara. Itu dihasilkan dari getaran sebuah instrumen
musik dengan frekuensi tertentu. Dengan kata lain, tinggi rendahnya suara sangat
ditentukan oleh frekuensinya. Nada hanya memproduksi sebuah suara tunggal.
Misalnya nada C saja atau A saja. Setelah nada demi nada disusun barulah akan
membentuk sebuah melodi.
Ritmik atau durasi adalah lamanya sebuah nada akan berbunyi. Ini berkaitan dengan
nilai ketukan, mulai dari nada atau not bernilai empat ketuk (the whole notes), not
setengah (half notes), not seperempat (quarter notes), dan lain-lain.
Harmoni
Harmoni adalah serangkaian nada atau suara yang dimainkan secara bersamaan
untuk menghasilkan suara tertentu. Tujuan penggabungan nada-nada tersebut adalah
membentuk suara baru yang memiliki karakteristik yang khas. Misalnya, ketika nada C,
E, dan G dipadukan maka membentuk karakter suara khas yang disebut C Mayor. C
Mayor merupakan akor dan salah satu contoh kecil dari harmoni yang sederhana. Akor
juga sering disebut sebagai harmoni, karena tersusun dari beberapa nada yang
membentuk karakter suara yang khas. Akor kemudian dikembangan menjadi progresi
akor, isinya berupa susunan berbagai akor. Akor dan progresi akor bisa dikatakan juga
sebagai pengiring (accompaniment) yang mendukung sebuah melodi. Setelah melodi
dipadukan dengan harmoni (progresi akor) maka membentuk sebuah komposisi musik
atau lagu. Paduan suara adalah salah satu contoh penerapan harmoni dalam musik.
Suara sopran, tenor, alto, dan bas dipadukan dengan tujuan membentuk sebuah struktur
harmoni atau akor tertentu. Harmoni tidak selalu enak untuk didengar, ada harmoni
disonan dan konsonan. harmoni disonan berisi nada-nada yang saling bertegangan dan
tidak stabil. Suaranya cenderung tidak enak didengar atau asing untuk diterima oleh
telinga normal. Sedangkan konsonan terdengar enak dan lebih stabil. Ketika
mendengarkan akor C Mayor atau A minor maka telinga akan langsung menerima.
Dalam sebuah komposisi musik, penggunaan harmoni disonan dan konsonan diperlukan
untuk menghasilkan karya musik yang monumental.
Ritmik
Rirmik atau ritme (rhythm) atau irama adalah elemen yang sangat penting
dalam musik selain nada (not). Ritmik juga memiliki lebih dari satu makna dalam musik,
pertama ritmik bermakna sebagai pola pergerakan not yang terdiri dari not berbunyi
dan tanda istirahat. Makna yang kedua dipahami sebagai pola penekanan nada atau
suara dalam satu komposisi atau lagu tertentu. Ritmik juga disusun atas beberapa
elemen dasar, diantaranya: beat, meter, sukat (time signature), tempo, aksen, dan
sinkopasi.
1. Anatomi notasi balok
Notasi balok adalah sebuah sistem penulisan tangga nada adan teori dasar musik dalam
bentuk gambar dan simbol.
2. Garis Paranada
Birama adalah bagian pendek-pendek dari suatu lagu yang mempunyai irama.
Tanda birama berbentuk angka pecahan ( 2/4, ¾, 4/4, 6/8), pembilang menunjukkan
banyaknya ketukan dalam satu birama, sedangkan penyebut menunjukkan not yang
nilainya satu ketukan.
Sedangkan garis birama adalah garis yang dituliskan secara tegak lurus dengan
paranada yang berfungsi untuk membatasi antar ruas birama yang satu dengan ruas
birama yang lainnya.
Tanda Ulang
Tanda penutup
Dalam penutup atau akhir dari sebuah lagu terdapat dua macam simbol atau
tanda, yaitu tanda coda dan tanda outro. coda adalah penutup lagu yang diakhiri dengan
suara vokal, sedangkan outro adalah:
1. Kunci G (Kunci Treble). Kunci G adalah tanda yang menunjukkan Nada G dari
Paranada. Kunci G biasa digunakan untuk menulis nada-nada yang tinggi. Kunci
G biasa disebut dengan kunci Biola.
2. Kunci C (Kunci Alto). Orang terkadang suka dengan kunci C karena nadanya
sedang. Namun bagi yang memiliki kapasitas lebih dalam suara yang tinggi,
Maka jarang seorang penyanyi menggunakan tanda kunci ini. Persoalannya
adalah seorang penyanyi harus mampu dengan suara bas (rendahnya) dan tidak
kedodoran, Juga harus bisa memaniskan lagu pada nada-nada sedang.
3. 0Kunci F (Kunci Bass) adalah menunjukkan nada f pada garis keempat
dari paranada. Kunci F biasanya untuk menuliskan nada-nada yang rendah.
Oleh karena itu Kunci F sering disebut kunci Bass.
5. Tanda Sukat