LP ASKEP POST SC Agung Kurnia
LP ASKEP POST SC Agung Kurnia
Oleh :
AGUNG KURNIA
NIM. 202106110
Mahasiswa
Agung Kurnia
NIM. 202106110
Mengetahui,
TINJAUAN PUSTAKA
A. Seksio Cesarea
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina. Seksio cesarea atau kelahiran sesarea adalah melahirkan janin melalui
Definisi ini tidak termasuk melahirkan janin dari rongga perut pada kasus
2. Jenis
penggunaanya meliputi :
uterus
anterior
Kerugian :
pengeluaran uterus.
Indikasi :
3) Placenta accrete
4) Stenosis serviks/vagina.
5) Plasenta previa.
6) Disproporsi sefalopelvik.
b. Indikasi janin
1) Kelainan letak.
2) Gawat janin
3) Prolapsus plasenta
c. Indikasi relatif
2) Presentasi bokong
3) Distosia
4) Fetal distress
d. Indikasi Sosial
pengalaman sebelumnya
4. Kontraindikasi
a. Janin mati
b. Syok
c. Anemia berat
bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram. Selain berasal dari faktor ibu seperti panggul sempit
dikarenakan lebih aman untuk janin. Tindakan anestesi yang diberikan dapat
Sayatan pada perut dan rahim akan menimbulkan trauma jaringan dan
histamin dan prostaglandin ini akan menyebabkan nyeri pada daerah insisi.
yang dialami oleh ibu nifas dapat menimbulkan masalah keperawatan defisit
perawatan diri.
tinggi terhadap masuknya bakteri dan virus yang akan menyebabkan infeksi
(Rasjidi, 2015).
Menurut Rasjidi (2015) takipneu sesaat pada bayi baru lahir lebih
sering terjadi pada persalinan seksio cesarea, dan kejadian trauma persalinan
pun tidak dapat disingkirkan. Risiko jangka panjang yang dapat terjadi adalah
terjadinya plasenta previa, solusio plasenta, plasenta akreta dan ruptur uteri.
Infeksi panggul dan infeksi luka operasi meningkat dan, meskipun jarang,
dengan cermat jumlah perdarahan dari vagina dan palpasi fundus uteri
yaitu larutan Ringer Laktat atau larutan Kristaloid ditambah Dektrosa 5%.
Setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap setengah
jam setelah 2 jam pertama dan tiap satu jam selama minimal 4 jam setelah
didapatkan hasil yang stabil. Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu
d. Analgesik
intramuskuler.
Kateter vesika urinaria biasanya dapat dilepas dalam waktu 12 jam setelah
kurang lebih 8 jam stelah operasi, atau jika klien tidak mengalami
komplikasi.
f. Pemeriksaan laboratorium
ke hipovoemik.
g. Menyusui
Infeksi panggul pasca operasi merupakan penyebab tersering dari demam dan
tetap terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan antibiotik
angka infeksi.
i. Mobilisasi
Mobilisasai dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri dapat
dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post operasi penderita
berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari kelima pasca operasi sectio
caesarea.
j. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
1. Pengkajian
perubahan pola istirahat, dan jam tidur pada malam hari, adanya faktor
2) Sirkulasi darah
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kurang lebih 600- 800 ml.
3) Integritas ego
perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak bermakna, rasa bersalah dan
depresi.
4) Eliminasi
dapat buang air kecil sebanyak 100 cc atau lebih dalam suatu jangka.
muntah, haus.
Tanda : antopometri
A : BB: TB:
B : Hemoglobin : Hematokrit(HCT) :
D:-
6) Neurosensori
a) Lokasi Nyeri
bagi klien.
nyerinya.
dari itu skala tingkat nyeri wajah adalah cara yang efektif untuk
c) Kualitas Nyeri
d) Pola Nyeri
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kapan nyeri berulang.
e) Faktor Presipitasi
Perawat meminta kien untuk menjelaskan apa saja yang sudah klien
g) Gejala Terkait
Gejala terkait seperti mual, muntah, pusing dan diare juga termasuk
dengan asal dan durasi nyeri. Pada saat nyeri berlangsung sistem
i) Respons Afekif
k) Sumber Koping
orang terdekat.
8) Pernafasan
9) Keamanan
Balutan abdomen tampak sedikit atau kering dan utuh. Jalur parenteral
bila digunakan, paten dan sisi bebas aritmia, bengkak dan nyeri tekan.
10) Seksualitas
lokhea yaitu lokhea rubra pada hari pertama sampai ke tiga masa post
partum, lokhea serosa pada hari kelima sampai hari ke sembilan post
partum, serta lokhea alba pada hari kesepuluh sampai enam minggu
post partum.
11) Pembelajaran
12) Higiene
b. Pemeriksaan fisik
3) Tanda-tanda vital
mmHg.
nadi akan lebih cepat. Batas normal denyu nadi 50-90 x/menit.
kebersihan mulut.
9) Leher : perlu dikaji untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar
tiroid.
10) Dada : mengetahui kesimetrisan, massa, lesi, dan suara paru, dan
keadaan jantung.
12) Abdomen : perlu dikaji untuk mengetahui luka post operasi dan DRA
tidak.
dan reflek pattela, nyeri tekan, atau panas pada betis. Adanya tanda
dilakukan tekanan ringan agar lutut tetap lurus. Bila ibu merasakan
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemindaian CT
pemindaian CT.
4) Uji laboratorium
a) Fungsi lumbal
c) Panel elektrolit
d) AGD
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidaknyamanan pasca partum
b. Resiko infeksi
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Gangguan eliminasi urin
3. Intervensi
Terapeutik
Edukasi
8. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
9. Ajarkan cara memeriksa luka
10. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
4. Implementasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Observasi :
Terapeutik
Edukasi
Diagnosa S.O.A.P
Doengoes, ME, dkk. (2014). Manual Diagnosis Keperawatan : rencana, intervensi &
dokumentasi asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Maryuani, A. (2014). Perawatan Luka Seksio Caesarea (SC) dan Luka Kebidanan
Terkini. Bogor : IN Media
Oxorn, Harry dan William R.F. (2010). Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta : C.V Andi Offset
Rasjidi, Imam. (2009). Manual Seksio Sesarea & Laparatomi Kelainan Adneksa.
Jakarta : C.V Sugeng Seto
Wagiyo, Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru
Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET