Materi - Bab 9 Analisis Prospektif
Materi - Bab 9 Analisis Prospektif
“ANALISIS PROSPEKTIF’
Dosen Pengampu :
2020
Daftar Isi
Tujuan Pembelajaran
Analisis Prospektif
Analisis prospektif hanya dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan
dengan benar untuk merefleksikan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analisis prospektif
merupakan merupakan pusat dari penilaian efek. Analisis prospektif juga berguna untuk menguji
viabilitas rencana strategis perusahaan. Untuk ini, perlu dianalisis apakah perusahaan akan mampu
menghasilkan arus kas operasi yang memadai cukup mendanai pertumbuhan yang diharapkan atau
apakah hal itu akan dibutuhkan untuk mencari utang atau pendanaa ekuitas di masa depan. Perlu
juga untuk menganalisis apakah rencana strategis saat ini akan menghasilkan manfaat yang
diperkirakan oleh manajemen perusahaan. pada akhirnya, analisis prospektif berguna bagi kreditor
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi utangnya.
Proses Proyeksi
Pembahasan dimulai dengan contoh komperhensif dari proses proyeksi dengan menggunakan
laporan keuangan Target Corporation.
Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas.
Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan pada penjualan. Dalam
Contoh ini akan menggunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa depan.
Analisis lebih terperinci akan menggabungkan informasi yang berasal dari luar seperti berikut ini:
• Tingkat aktivitas ekonomi makro diharapkan. Dkiarenakan pembelian yang dilakukan oleh
pelanggan Target dipengaruhi oleh tingkat pendapatan perseseorangan yang siap
dibelanjakan (personal diposable income), analisis yang dilakukan perlu menggabungkan
estimasi yang terkait dengan pertumbuhan secara keseluruhan dalam perekonomian dan
pertumbuhan yang diharapkan dari penjualan ritel secara khusus.
• Lanskap Kompetitif. Apakah jumlah pesaing bertambah? Apakah pesaing yang lebih lemah
menghentikan operasinya? Perubahan lanskap kompetitif akan memengaruhi proyeksi atas
unit penjualan dan kemampuan target untuk menaikkan harga. Kedua hal ini akan
berdampak pada pertumbuhan.
• Bauran toko baru dan toko lama. Toko baru umumnya memiliki kenaikan penjualan yang
lebih besar secara signifikan dibandingkan toko lama karena toko baru dapat melayani pasar
yang yang sebelumnya kurang terlayani akan menyediakan bauran produk yang terkini
dibandingkan pesaing yang ada. Toko lama, sebagai perbandingan, biasanya tumbuh pada
tingkat pertumbuhan secara keseluruhan dalam ekonomi lokal. Oleh karena itu, analisis
harus mempertimbangkan rencana ekspansi yang diumumkan oleh manajeman.
Berikut langkah-langkah dalam proyeksi laporan laporan laba rugi:
1. Penjualan
2. Laba bruto
3. Beban pokok penjualan
4. Penjualan, umum, dan administrasi
5. Penyusutan dan amortisasi
6. Bunga
7. Laba sebelum pajak
8. Beban pajak
9. Pos luar biasa dan dihentikan dan operasi dihentikkan tidak ada.
10. Laba bersih
Proyeksi Laporan Posisi Keuangan
Untuk memulai, proyeksi piutang, persediaan, aset tetap, utang usaha, dan biaya yang masih harus
dibayar menggunakan proyeksi penjualan dan beban pokok penjualan bersama dengan tingkat
perputaran akun-akun tersebut, sebagai contoh, tingkat perrputaran piutang didasarkan pada saldo
akhir piutang usaha adalah:
1. Piutang
2. Persediaan
3. Aset lancar lain tidak ada perubahan
4. Aset tetap
5. Akumulasi penyusutan
6. Aset tetap neto
7. Aset jangka panjang lain, tidak ada perubahan
8. Utang usaha
9. Bagian lancar utang jangka panjang jumlah yang dilaporkan dalam pada catatan kaki utang
jangka panjang sebagai bagian yang jatuh tempo pada tahun 2006.
10. Biaya yang masih harus dibayar
11. Utang pajak
12. Pajak penghasilan tangguhan dan liabilitas lain; tidak ada perubahan.
13. Utang jangka panjang
14. Saham biasa tidak ada perubahan
15. Agio saham (Tambahan modal disetor); tidak ada perubahan.
16. Saldo Laba.
17. Kas, jumlah yang dibutuhkan untuk mempertimbangkan total liabilitas dan ekuitas
dikuramgi langkah (1)- (7).
Jika estimasi saldo kas jauh lebih tinggi atau lebih rendah, penyesuaian lebih lanjut dapat dilakukan
untuk 1. Mengevaluasi kelebihan kas pada efek yang dapat diperdagangkan (pronyeksi laba perlu
disesuaikan untuk tambahan laba investasi no-operasi), atau 2. Mengurangi utang jangka panjang dan
atau ekuitas secara proporsional sehingga tetap menjaga tingkat leverage keuangan yang konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tingkat kas terlalu rendah, tambahan utang jangka panjang dan
atau saham biasa dapat ditingkatkan seperti yang diperlukan, dengan target akan mampu mendanai
pertumbuhannya dengan dana yang tersedia dan kas yang dihasilkan secara internal.
Proyeksi laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi dan proyeksi di laporan
posisi keuangan. Proyeksi laporan arus kas disajikan dari proyeksi arus kas neto dari operasi sebesar
kas yang sebagian mendanai dari pengeluaran modal, pengurangan utang jangka panjang, dan
dividen.
Analisis Sensitivitas
Proyeksi laporan keuangan terutama didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara
laporan laba rugi dan akun laporan posisi keuangan. Dalam contoh ini, menggunakan rasio yang
terakhir karena operasi target cukup stabil dan diasumsikan tidak ada perubahan yang signifikan
pada strategi operasi.
Namun, hal tersebut sering kali digunakan untuk memvariasikan asumsi ini untuk
menganalisis dampaknya pada kebutuhan pendanaan, imbal hasil, atas aset dan ekuitas, dan lainnya.
pengembalian aktiva dan ekuitas, dan sebagainya. Kenaikan serupa dalam kebutuhan pendanaan
juga akan diakibatkan oleh penurunan perputaran piutang atau persediaan. Analis sering kali
menyiapkan beberapa proyeksi untuk menguji skenario terbaik (terburuk) sebagai tambahan atas
skenario yang 'paling mungkin' (most likely) terjadi. Oleh karena itu, Analisis sensitivitas ini
menunjukkan asumsi mana yang memiliki dampak paling besar terhadap hasil keuangan sehinnga
membantu identifikasi area yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Sebagaimana disebutkan pada pendahuluan bab ini, anilisis prospektif merupakan pusat dari
analisis efek. Model penilaian laba residu, contohnya, menentukan nilai ekuitas pada waktu (t)
sebagai penjumlahan nilai buku kini dan nilai sekarang dari seluruh laba residu yang diharapkan di
masa depan:
di mana BV t merupakan nilai buku pada akhir periode t, RI t+n adalah laba residu di periode t + n,
dan k adalah biaya modal. Laba residu (residual income) pada waktu t ditentukan sebagai laba neto
komprehensif dikurangi pembebanan atau nilai buku awal, yaitu RI t = NI t – (k x BV t – 1).
Proses penilaian (valuasi) membutuhkan estimasi laba neto di masa depan dan nilai buku dari
ekuitas pemegang saham. Model penilaian membutuhkan estimasi enam parameter sebagai berikut:
• Pertumbuhan penjualan
• Margin laba neto (laba neto/penjualan)
• Perputaran modal kerja neto (penjualan/modal kerja neto)
• Perputaran aset tetap (penjualan/ aset tetap)
• Leverage keuangan (aset operasi/ekuitas)
• Biaya modal ekuitas
Laba neto diestimasi dengan menggunakan proyeksi penjualan dan proyeksi margin laba neto
(penjualan x margin laba neto).
Modal kerja neto dan aset tetap diestimasi dengan menggunakan proyeksi penjualan dan
estimasi tingkat perputaran modal kerja neto dan aset tetap (penjualan/tingkat perputaran). Terakhir,
ekuitas diproyeksikan dengan menggunakan rasio aset operasi terhadap ekuitas (aset operasi = modal
kerja neto + aset tetap).
Valuasi saham sangat bergantung pada proses proyeksi. Valuasi harus menguji sensitivitas
dari estimasi harga saham terhadap asumsi-asumsi yang mendasari proyeksian.
Tren Penggerak Nilai
Modal laba residu menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang saham
ditambah nilai sekarang dari laba residu(residua income-RI) yang diperkirakan, di mana RI t = NI t – (k
x BV t-1). Laba residu juga dapat dinyatakan dalam bentuk rasio sebagai,
RI = (ROE t – k) x BV t-1
di mana ROE = NI t/BV t-1. Bentuk ini menekankan fakta bahwa harga saham hanya dipengaruhi
dalam jangka panjang karena ROE ≠ k. Dalam kondisi ekuilibrium, tekanan persaingan akan
cenderung untuk mendorong tingkat imbal hasil (rate of retunr-ROE) yang menghabiskan biaya (k)
sehingga laba abnormal akan hilang. Dengan demikian, estimasi harga saham adalah proyeksi
pembalikan ROE pada nilai jangka panjangnya bagi perusahaan dan industri tertentu.
Pembalikan ROE
Grafik menunjukkan nilai median untuk tiap portofolio. Berikut kedua hasil observasi yang terlihat
nyata:
1. ROE cenderung untuk kembali ke keekuilibrium jangka panjang. Hal ini mencerminkan
kekuatan persaingan. Selain itu, tingkat pembalikan untuk perusahaan yang kurang
menguntungkan lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih menguntungkan. Pada
akhirnya, tingkat pembalikan ROE bagi perusahaan yang memiliki tingkat ROE yang paling
ekstrem adalah lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat ROE yang
lebih moderat.
2. Pembalikan yang tidak sempurnah, Yaitu tetap terdapat perbedaan sekitar 12% antara
perusahaan dengan ROE tertinggi dan perusahaan dengan ROE terendah bahkan setelah 10
tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh dua hal: perbedaan risiko yang dicermin dalam
perbedaan biaya modal (k); atau, tingkat konservatisme yang lebih besar(kecil) dalam
kebijakan akuntansi.
Grafik di atas menyatakan bahwa sebagian pembalikan selesai setelah sekitar 5 tahun. Hal ini
mendukung penggunaan horizon perkiraan selama 5 tahun syminex karenam dampak lebih kecil
terhadap harga saham setelah titik di mana ROE = k, tanpa memedulikan asumsi tingkat
pertumbuhan penjualan.
ROE dianggap sebagai penggerak nilai (value driver) karena ROE bersifat variabel yang
memengaruhi langsung terhadap harga saham. Selanjutnya komponen ROA dipisahkan kedalam
margin laba dan perputaran. Komponen- komponen ini juga merupakan penggerak nilai dan
merupakan dua pos masukan yang dipronyeksikan dalam valuasi symines. Oleh karena itu, ini
sangat berguna untuk memahami tingkat pembalikan untuk komonen-komponen ini
Tampilan di atas ini menyajikan grafik yang menekankan pembalikan margin laba neto(net profit
margin-NPM) untuk kuintil perusahaan database. Grafik ini dibuat dengan cara yang sama seperti
grafik ROE. Selain itu, tingkat pembalikan untuk perusahaan dengan laba yang paling rendah adalah
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih menguntungdan tingkat pembalikan untuk
dua kelompok ekstrem perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan perusahaan dengan laba yang
lebih ekstrem. Akhirnya, masih terdapat perbedaan antara portofolio NPM tertinggi dan terendah
pada akhir 10 tahun, yang nilainya sama kira-kira dengan spead pada ROE. Sebagian besar
pembalikan pada ROE tampaknya didorong oleh pembalikan pada NPM.
Perputaran total aktiva (total asset turnover—TAT) merupakan komponen kedua dalam ROA. Dalam
tampilan di atas ini disajikan tingkat pembalikan yang TAT yang dibuat dengan basis yang sama
dengan grafik sebelumnya. Walaupun beberapa pembalikan terlihat nyata, tingkatnya lebih kecil
dibandingkan ukuran profitabilitas. Selain itu, ada berbagai tingkat perputaran aset antara
perusahaan dengan perputaran yang tertinggi dengan yang terendah. Hal ini menunjukkan berbagai
tingkat intensitas modal.
proyeksi margin laba dan tingkat perputaran perlu mempertimbangkan pola pembalikan yang
khusus dan tingkat penggerak dari rata-rata jangka panjangnya ketika estimasi dibuat. Lebih lanjut,
juga perlu untuk memperhatian karakteristik industri karena tampilan ini menandai perbedaan pada
margin laba neto-perputaran total aset. Dan akhirnya horizon proyeksi tidak perlu terlalu panjang
karena akan mengurangi keyakinan atas perkirakan yang dilakukan dan ROE cenderung kembali
untuk menutup biaya modal selama periode waktu yang relatif singkat.
Untuk analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang berguna adalah peramalan arus kas
jangka pendek (short term cash forecasting).
Perkiraan kas jangka pendek merupakan hal yang penting bagi pengguna internal seperti manager
maupun auditor dalam mengevaluasi aktivitas operasi saat ini dan masa depan sebuah perusahaan.
Perkiraan ini juga menjadi perhatian pengguna eksternal seperti kreditor jangka pendek untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjaman jangka pendek. Analisis ini menekankan
pada perkiraan kas jangka pendek ketika kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya diragukan. Keakuratan perkiraan harus kas berbanding terbalik dengan horizon
perkiraan- semakin lama periode perkiraan, semakin kurang andal perkiraannya. Hal ini dikarenakan
jumlah dan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar yang
tidak dapat di estimasi secara andal dalam jangka panjang. Bahkan, dalam perkiraan kas jangka
pendek yang terjadi informasi yang dibutuhkan adalah bersifat substansial. Oleh karena perkiraan
arus kas sering tergantung pada informasi yang tersedia secara umum maka tujuan analisis ini adalah
perkiraan yang akurat dan sewajar mungkin. Dengan mempelajari dan menyiapkan perkiraan arus
kas analisis yang dilakukan harus memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap pola harus kas
perusahaan.
Penting untuk meninjau kembali sifat pola arus kas sebelum menguji model untuk analisis dan
proyeksi arus kas. Kas dan setara kas (selanjutnya disebut “kas”) merupakan aset yang paling likuid.
Hampir seluruh keputusan manajemen untuk berinvestasikan dalam aset atau membayar beban
membutuhkan penggunaan kas dengan segera. Hal ini menyebabkan manajemen lebih berfokus pada
kas daripada konsep dana likuid lainnya. Beberapa pengguna (seperti kreditor) sering kali
menganggap aset seperti piutang dan persediaan sebagai bagian dari aset likuid karena sifatnya yang
mudah dikonversi menjadi kas.
Kepemilikan kas (holdingcash) hanya memberikan imbal hasil yang kecil atau bahwa tanpa imbal
hasil, dan ketika harga-harga naik, kas (seperti semua aktiva moneter) terkena damapak
berkurangnya daya beli. Namun demikian, holding cash mencerminkan eksposur yang paling kecil
resikonya. Manajemen bertanggung jawab untuk membuat keputusan dalam menginvestasikan kas
kedalam aset-aset atau untuk membayar biaya-biaya secepatnya. Konversi kas ini meningkatkan
risiko karena pemulihan akhir kas dari aktivitas-aktivitas ini tidak pasti. menginvestasi kas dalam aset
atau biaya untuk mengembangkan dan memasarkan suatu produk baru sering kali menimbulkan
risiko pemulihan menjadi kas yang lebih serius. Likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka
panjang bergantung pada pemulihan dan kemampuan realisasi pengeluaran kas.
Arus kas masuk dan arus kas keluar terkait satu sama lain. Kegagalan salah satu aspek aktivitas bisnis
perusahaan akan berdampak pada keseluruhan sistem arus kas. Kegagalan penjualan berdampak
pada konversi persediaan menjadi piutang dan kas, mengakibatkan penurunan ketersediaan kas,
ketidakmampuan perusahaan untuk mengganti kas dari sumber seperti ekuitas, pinjaman, dan utang
usaha dapat menghambat aktivitas produksi dan merugikan penjualan di masa depan. Sebaliknya,
membatasi pengeluaran pada pos seperti iklan dan pemasaran dapat memperlambat konversi
persediaan menjadi piutang dan kas. Pembatasan jangka panjang atas arus kas keluar atas arus kas
masuk dapat menurunkan solvabilitas perusahaan.
Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba harus disertakan dalam analisis. Saat persediaan barang
jadi yang merupakan akumulasi banyak biaya dan beban dijual, margin laba perusahaan
menghasilkan arus masuk dana likuid melalui piutang dan kas. Makin tinggi margin laba, makin
besar pertumbuhan dana likuid. Laba terutama berasal dari selisih antara penjualan dan harga pokok
penjualan (laba kotor) dan memiliki dampak yang beragam atas arus kas. Banyak biaya, seperti biaya
yang berasal dari penggunaan aktiva tetap atau beban yang ditangguhkan, tidak memerlukan
pembayaran kas. Sama halnya dengan pos seperti penjualan tanah secara cicilan jangka panjang yang
menghasilkan piutang tak lancar yang membatasi relevansi akrual bagi arus kas, ukuran-ukuran
tersebut harus digunakan secara tepat dalam analisis untuk menilai pola arus kas.
Arus kas memiliki keterbatasan dalam satu hal penting. Saat perusahaan memperoleh kas masuk,
manajemen memiliki wewenang untuk menentukan penggunaannya. Pilihan penggunaannya
tergantung pada komitmen pembayaran seperti dividen, akumulasi persediaan, pengeluaran modal,
atau pembayaran utang. Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan dana dari berbagai sumber seperti ekuitas dan utang. Manajemen memiliki wewenang
besar atas penggunaan arus kas masuk yang tidak dikomitmenkan (disebut sebagai arus kas bebas).
Komponen arus kas bebas ini penting dan menjadi perhatian khusus dalam analisis.
Keandalan perkiraan kas tergantung pada kualitas perkiraan penjualan. Dengan sedikit pengecualian
seperti dana dari pendanaan atau dana yang digunakan dalam aktivitas investasi sebagian besar arus
kas berkaitan dan bergantung pada penjualan. Perkiraan penjualan termasuk analisis terhadap:
Komponen-komponen ini biasanya dinilai bersama dengan lini produk yang berpotensi dipengaruhi
oleh kekuatan yang terkait dengan pasarnya.
Kewajaran dan kelayakan perkiraan arus kas jangka pendek biasanya diperiksa dengan laporan
keuangan pro forma. Kita mencapai hal ini dengan menggunakan asumsi perkiraan kasih mendasari
untuk menyusun laporan keuangan pro forma untuk periode yang diperkirakan dan laporan posisi
keuangan pro forma pada akhir periode perkiraan. Rasio keuangan dan hubungan lainnya diperoleh
dari laporan keuangan pro forma dan diperiksa kelayakan nya terhadap hubungan historis.
Perbandingan ini harus mengakui penyesuaian untuk faktor-faktor yang diperkirakan akan
mempengaruhinya selama periode perkiraan kas.
Program spreadsheet elektronik disiapkan untuk membantu analisis pro forma. Kemudahan dalam
mengubah variabel untuk un sensitivitas meningkatkan kegunaan laporan pro forma. Namun
demikian kemudahan dan fleksibilitas program ini dengan kebutuhan sangat penting untuk
mengembangkan dan memverifikasi estimasi dan asumsi yang melandasi output dan program
tersebut. Kewajaran atas asumsi dan estimasi yang penting dan kegunaan alat analisis ini tergantung
dari evaluasi kritis dan penilaian dan bukan berdasarkan teknologi.
Analisis prospektif sangat efektif digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan daya saing
perusahaan daerah perkebunan. Strategi ini disusun berdasarkan keterkaitan antara skenario yang
mungkin 112 Analisis Prospektif Strategi ...(Yuli Wibowo) terjadi di masa datang, faktor kunci yang
berpengaruh terhadap pengembangan daya saing, serta faktor kunci penentu kinerja sebagai entry
points daya saing. Berdasarkan hasil analisis prospektif, skenario yang dihasilkan adalah skenario
optimis menjadi perusahaan yang profesional yang dapat diwujudkan dengan mengembangkan
kemampuan SDM, kemampuan permodalan, manajemen produksi dan operasi, manajemen
keuangan, serta perlu didorong dengan kebijakan pemerintah yang kondusif. Faktor-faktor ini dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan produktivitas karyawan, efisiensi pengelolaan pembiayaan,
meningkatkan pertumbuhan pelanggan, serta peningka-tan jumlah produksi yang bermutu baik,
Studi Kasus
ANALISIS PROSPEKTIF
A. Pendahuluan
Untuk analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang digunakan adalah
peramalan arus kas jangka pendek (short term cash forecasting). Peramalan ini bagi internal
perusahaan khususnya bagi manager dan auditor berfungsi sebagai mengvaluasi aktivitas operasi
perusahaan saat ini dan masa depan. Bagi eksternal perusahaan khususnya kreditor jangka
pendek berguna untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek.
Analisis ini menekankan pada eramalan kas jangka pendek saat kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya diragukan. Keakuratan peramalan arus
berbanding terbalik dengan harizontal peramalan. Hal ini disebabkan jumlah dan kompleksitas
faktor-faktor yang mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar tidak dapat di estimasi
secara andal dalam jangka panjang.
Dalam peramalan jangka pendekpun perlu informasi yang signifikan. Karena peramalan
arus kas bergantung kepada informasi yang tersedia dipublik agar analisis ini akurat. Dengan
peramalan arus kas ini, analisis akan menghasilkan pandangan yang lebih luas atas pola arus kas
perusahaan.
1. Kas dan setara kas (selanjutnya disebut “kas”) merupakan aset yang paling likuid.
2. Kas yang dimiliki bisanya tidak menghasilkan atau hasilnya kecil.
3. Arus kas masuk dan arus kas keluar saling terkaid. Kegagalan salah satu aspek, aktivitas
bisnis perusahaan akan berdampak pada keseluruhan sistem arus kas.
4. Keterkaitan antara arus kas, akrual dan laba harus disertakan dalam analisis.
5. Arus kas memiliki keterbatasan.
a. Saat perusahaan memperoleh kas masuk, manajemen berwenang menentukan
penggunannya. Pilihan penggunaan ini bergantung pada komitmen pembayaran.
b. Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari
berbagai sumber seperti ekuitas dan utang.
c. Manajemen memiliki wewenang yang besar atas penggunaan arus kas masuk yang tidak
dikomitmenkan. Hal ini penting menjadi perhatian khusus dalam analisis.
C. Peramalan Arus Kas dengan Analisis Pro Forma
Kewajaran dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji dengan laporan
keuangan pro forma (proforma financial statements). Dalam pengujian ini asumsi yang mendasari
peramalan kas digunakan untuk menyusun laporan laba rugi pro forma selama periode yang
diramalkan dan neraca pro forma pada akhir periode ramalan.
Laporan keuangan pro forma ini digunakan untuk menghitung rasio keuangan dan
menyimpulkan hubungan lainnya dan dibandingkan dengan data historis untuk menguji
kelayakannya. Perbandingan ini harus menyertakan penyesuaian untuk faktor-faktor yang
diperkirakan akan mempengaruhinya selama periode yang diramalkan.
Peramalan arus kas diilustarikan dengan menggunakan data IT Technologies, Inc. baru-
baru ini iya memperkenalkan prosesor elektornik baru yang diterima balik oleh pasar.
Estimasi Beban
Untuk bulan Januari-Juni 2014
Bahan Baku 30% dari Penjualan
Tenaga kerja Langsung 25% dari Penjualan
Overhead Produksi
Variabel 10% dari Penjualan
Tetap $ 8.000/bln (Termasuk penyusutan $ 1.000/bln)
Beban Penjualan 10% dari Penjualan
Beban Umum dan Adm
Variabel 8% dari Penjualan
Tetap $ 7.000/bln
IT TECHNOLOGIES, INC.
Ramalan Kas
untuk Bulan Januari - Juni 2014
Sumber Estimasi
Penjualan 1,000,000 Ramalan Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Bahan Baku 300,000 Estimasi Beban
Tenaga Kerja 250,000 Estimasi Beban
Overhead 148,000 Estimasi Beban
Total HPP 698,000
Laba Kotor 302,000
Beban Penjualan 100,000 Estimasi Beban
Beban Piutang Tak tertagih 18,750 Estimasi Penagihan Kas
Beban Umum & Adm 122,000 Estimasi Beban
Beban Operasi 240,750
Laba Bersih 61,250
Keuntungan Penjualan Peralatan 25,000
Beban Bunga 2,500 Ramalan Kas
Laba Sebelum Pajak 83,750
Pajak (Tarif 40%) 33,500
Laba Bersih 50,250
5. Neraca
IT TECHNOLOGIES, INC.
Neraca