Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS

OSTEOARTRITIS
Dila Prasetya Belinda

21701101012

Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang

ABSTRAK

Osteoartritis merupakan suatu penyakit degeneratif pada persendian yang disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ras, genetik, merokok, trauma, pekerjaan (aktivitas),
kebiasaan olahraga dan obesitas. Penyakit ini mempunyai karateristik berupa terjadinya kerusakan
pada kartilago (tulang rawan sendi). Hal ini ditandai dengan pemecahan kartilago, perubahan
tulang sendi, kerusakan tendon dan ligamen, dan berbagai derajat peradangan lapisan sendi.
Insiden OA di Amerika pada usia 55-64 tahun yaitu 28% terkena OA genu dan 23% terkena OA
panggul. Pada usia 65-74 tahun, 39% menggambarkan OA lutut dan 23% OA panggul. Pada usia
>70 tahun 100% baik laki-laki maupun perempuan mempunyai gejala-gejala osteoartritis. Di
Indonesia, prevalensi OA mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan
65% pada usia >61 tahun, dimana perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Keluhan yang dirasakan
pasien osteoartritis biasanya adalah nyeri pada sendi yang terkena terutama setelah dilakukan
pembebanan pada sendi tersebut. Terapi pada osteoartritis biasanya simptomatik, yaitu berupa
pengendalian faktor resiko, fisioterapi dan farmakologis.

Kata kunci : Osteoartritis, penyakit sendi

CASE REPORT : OSTEOARTHRITIS


ABSTRACT
Osteoarthritis is a degenerative disease in the joints caused by several factors namely age,
sex, race, genetics, smoking, trauma, work (activity), exercise habits and obesity. This disease has
characteristics in the form of damage to the cartilage (joint cartilage). It is characterized by the
breakdown of cartilages, changes in joints, damage to tendons and ligaments, and various degrees
of inflammation of the joint lining. The incidence of OA in America at the age of 55-64 years is 28%
affected by OA genu and 23% affected by pelvic OA. At the age of 65-74 years, 39% described knee
OA and 23% hip OA. At the age of> 70 years, 100% of both men and women have symptoms of
osteoarthritis. In Indonesia, the prevalence of OA reaches 5% at age <40 years, 30% at age 40-60
years, and 65% at age> 61 years, where women are higher than men. The usual complaints that
perceived by osteoarthritis patients is pain in the affected joint, especially after the load on the
joint. Therapy in osteoarthritis is usually symptomatic, which include the control of risk factors,
physiotherapy and pharmacological.

Keywords : Osteoarthritis, joint disease


PENDAHULUAN 24,7%. Berdasarkan diagnosis tertinggi di Bali
19,3% sedangkan berdasarkan gejala tertinggi di
NTT 33,1%, Jawa Barat 32,1%, Bali 30%,
Osteoartritis merupakan suatu penyakit
Jakarta 21,8%. Prevalensi tertinggi pada umur
degeneratif pada persendian yang disebabkan
≥75 tahun (54,8%). Dimana wanita lebih
oleh beberapa faktor. Penyakit ini mempunyai
banyak (27,5%) dibanding pria (21,8%).OA
karateristik berupa terjadinya kerusakan pada
adalah penyebab utama kecacatan pada orang
kartilago (tulang rawan sendi). Kartilago
yang lebih tua.
merupakan suatu jaringan keras bersifat licin
yang melingkupi sekitar bagian akhir tulang Terapi OA pada umumnya
keras di dalam persendian. Jaringan ini simptomatik, misalnya dengan pengendalian
berfungsi sebagai penghalus gerakan antar faktor – faktor resiko, latihan intervensi
tulang dan sebagai peredam (shock absorber) fisioterapi dan terapi farmakologis. Pada fase
pada saat persendian melakukan aktivitas atau lanjut sering diperlukan pembedahan.
gerakan.
Karena kasus ini termasuk cukup sering
Osteoartritis adalah penyakit sendi ditemui pada pasien di RSUP Sanglah, baik
umum yang paling sering menyerang orang yang merupakan penderita rawat jalan maupun
setengah baya ke orang tua. Hal ini sering rawat inap, dan banyak kasus yang tidak
disebut sebagai "kelelahan" dari sendi, tetapi dilaporkan ada di masyarakat, maka kami
kita sekarang tahu bahwa OA adalah penyakit tertarik untuk melaporkan satu kasus
dari seluruh sendi, yang melibatkan tulang osteoartritis pada pasien laki-laki 56 tahun
rawan, lapisan sendi, ligamen, dan tulang. ini yang dirawat inap di RSUP Sanglah pada
lebih sering terjadi pada orang tua, Hal ini bulan Juni 2011.
ditandai dengan pemecahan kartilago (jaringan
yang menutupi ujung tulang di antara sendi), LAPORAN KASUS
perubahan tulang sendi, kerusakan tendon dan
Pasien MD, laki-laki 56 tahun, Nusa
ligamen, dan berbagai derajat peradangan
Penida Klungkung. Pasien memiliki keluhan
lapisan sendi.
utama nyeri pada lutut kiri. Pasien datang
Insiden OA di Amerika pada usia 18- diantar keluarganya ke IRD RSUP SANGLAH
24 tahun, 7% laki-laki dan 2% perempuan tanggal 6 Juni 2011, dengan keluhan nyeri pada
menggambarkan OA pada tangan. Pada usia lutut kiri sejak 6 bulan yang lalu namun
55-64 tahun yaitu 28% terkena OA genu dan semakin memberat sejak adanya bengkak
23% terkena OA panggul. Pada usia 65-74 dilututnya 2 hari sebelum datang ke rumah
tahun, 39% menggambarkan OA lutut dan 23% sakit. Nyeri dirasakan pasien di tempat
OA panggul. Pada usia >70 tahun 100% baik lututnya mengalami pembengkakan.
laki-laki maupun perempuan mempunyai Nyerinya seperti berdenyut dan ditusuk – tusuk.
gejala-gejala osteoarthritis. Nyeri tersebut juga tidak menghilang setelah
lutut pasien dikompres, nyeri makin memberat
Di Indonesia, prevalensi OA mencapai saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan
5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 kakinya namun sedikit berkurang dengan
tahun, dan 65% pada usia >61 tahun. Menurut istirahat.
Riskedas tahun 2013, prevalensi penyakit sendi
berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan di
Indonesia 11,9% dan berdasarkan gejala
keluhan bengkak dan nyeri pada lututnya,
Bengkak di lutut pasien muncul sejak hanya saja pasien lupa nama obatnya. Pasien
2 hari sebelum datang ke RS. Bengkak mengatakan dulunya sejak muda pasien
dirasakannya pada lutut kiri. Bengkak juga terbiasa berolahraga, akan tetapi beberapa
tampak di kedua kaki pasien. Pasien tahun belakangan pasien jarang berolahraga.
mengatakan baru menyadari munculnya Pasien biasa melakukan pekerjaannya dengan
bengkak tersebut. Bengkak tersebut bersepeda ataupun berjalan kaki. Pasien
menyebabkan pasien susah menggerakkan termasuk golongan ekonomi menengah
kakinya, dan menyebabkan terhambatnya kebawah.
aktivitas sehari-hari pasien. Pasien masih bisa
berjalan namun harus secara pelan-pelan. Di Dari pemeriksaan fisik didapatkan
daerah lutut yang bengkak tersebut terasa keadaan umum pasien baik, kesadaran
hangat. Pasien mengatakan bengkaknya kompos mentis, berat badan 50 kg, tekanan
tidak mengecil setelah dikompres dengan darah 130/90 mmHg, nadi 80x per menit,
air dingin ataupun setelah pasien beristirahat. laju respirasi 22x per menit dan suhu
Pasien juga merasakan kaku pada lutut axilla 36 oC. Dari status lokalis, pada
kirinya sejak 2 hari sebelum datang ke RS. pemeriksaan ekstremitas didapatkan edema
Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari pada genu sinistra, pitting (+), kemerahan
setelah pasien bangun tidur dan menetap (+), tofus lateral ankle dextra (+), massa pada
sekitar setengah jam. Saat kaku ini muncul, suprapatella sinistra (+) ukuran 3 cm x 2 cm,
pasien tidak bisa menggerakkan kaki kirinya benjolan mobile, permukan rata, undulasi (+),
sama sekali, pasien hanya bisa diam di tempat nyeri tekan (+) pada inspeksi. Dari palpasi
tidur. Saat dicoba digerakkan oleh orang lain, didapatkan teraba hangat pada genu S (+),
kaki kiri pasien hanya bisa bergeser ke kanan nyeri tekan genu sinistra (+), nyeri tekan
ataupun kiri, tidak bisa ditekuk dan kadang pada massa pada suprapatella sinistra (+),
pasien juga merasakan gemertak ketika coba ukuran 3x4, permukaan rata, mobile. Dari
lututnya coba digerakkan. auskultasi didapatkan krepitasi (+) pada genu
sinistra.
Sebelumnya pasien juga sering
merasakan nyeri pada sendi jempol kaki. Dari pemeriksaan radiologis yang
Nyeri tersebut dirasakan pasien sudah sejak 3 dilakukan untuk menunjang diagnosis pasien
tahun yang lalu. Nyeri dikatakan pasien yaitu berupa foto genu A/P lateral tampak
hilang timbul dan dirasakan memberat gambaran osteofit pada genu sinistra, dengan
setelah mengkonsumsi kacang kesan : osteoartritis genu kiri. Sedangkan pada
– kacangan dan melinjo. Nyeri dirasakan foto femur tidak tampak adanya kelainan. Dari
hasil pemeriksaan cairan sendi didapatkan
seperti tertusuk – tusuk dan biasanya warna kuning, bekuan positif, sedangkan
hilang dengan sendirinya. Nyeri juga biasanya kristal, eritrosit, dan darah negatif. Jumlah sel
disertai dengan kemerahan pada sendi, 8-10.
bengkak dan kaku. Namun saat pasien MRS, Pasien didiagnosis dengan
nyeri pada jempol kaki dan pinggang tidak osteoartritis genu sinistra functional class II
dikeluhkan. dengan suspek abses suprapatella. Pada pasien
ini dilakukan kompres hangat pada sendi lutut
Pasien mengaku mengkonsumsi obat yang terkena dan istirahatkan sendi tersebut.
yang dibeli di apotek untuk meredakan Pasien diberikan edukasi, yaitu : informasi
tentang penyakitnya secara lengkap (apa itu gambaran osteofit serta sekurang kurangnya
OA, penyebab, faktor risiko, perjalanan satu dari usia > 50 tahun, kaku sendi pada pagi
penyakitnya, komplikasi, penanganan, hari < 30 menit dan adanya krepitasi. Nyeri
aktivitas dan latihan yang boleh dan yang pada sendi tersebut biasanya merupakan
tidak boleh), istirahatkan dan proteksi keluhan utama yang membuat pasien datang
terhadap sendi yang terkena, jangan menekuk ke dokter. Nyeri biasanya bertambah berat
lutut (jongkok, bersila, kalau BAB sebaiknya dengan gerakan dan berkurang dengan
memakai toilet duduk), sebaiknya istirahat. Pada umumnya pasien OA
mengurangi pekerjaan yang mengangkat mengatakan bahwa keluhannya sudah
barang berat, hati-hati ketika berjalan, agar berlangsung lama tetapi berkembang secara
tidak jatuh dan timbul trauma lagi, olah raga perlahan. Ini sesuai dengan keluhan klinis
ringan secara teratur, dan diet rendah purin yang didapatkan pada pasien yaitu pasien
mengingat riwayat pasien yang sebelumnya datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
memiliki penyakit asam urat. Pasien juga pada lutut kirinya sejak 6 bulan yang lalu
disarankan untuk fisioterapi dengan tim namun semakin memberat sejak adanya
rehabilitasi medis. Terapi farmakologis untuk bengkak dilututnya 2 hari SMRS. Nyeri
pasien ini adalah Alupurinol 1x100 mg dan tersebut juga tidak menghilang setelah lutut
Paracetamol 3x750 mg. Selama pasien pasien dikompres, nyeri makin memberat saat
dirawat di rumah sakit tetap dilakukan pasien melipat lututnya dan menggerakkan
pemantauan atau monitoring terhadap kakinya namun sedikit berkurang dengan
keluhannya. Saat pasien diperbolehkan istirahat. Daerah predileksi OA biasanya
pulang dari rumah sakit keluhannya dikatakan mengenai sendi – sendi penyangga tubuh
sudah berkurang. seperti di pada lutut. Selain itu dapat juga
terjadi pada sendi carpometacarpal
DISKUSI I, metatarsophalangeal I, sendi
apofiseal tulang belakang dan paha. Hal ini
Osteoartritis merupakan penyakit sesuai dengan keluhan yang dirasakn pasien di
sendi degeneratif yang berkaitan dengan lutut kirinya. Pada beberapa pasien OA juga
kerusakan kartilago sendi. OA biasanya dapat timbul kaku sendi yang dapat timbul
mengenai sendi-sendi penyangga tubuh, setelah imobilisasi seperti setelah duduk di
seperti lutut, panggul, tulang belakang, dan kursi atau mobil dalam waktu yang cukup
pergelangan kaki. Osteoartitis terjadi sebagai lama atau bahkan setelah bangun tidur.
hasil kombinasi antara degradasi rawan sendi, Biasanya kaku sendi ini berlangsung kurang
remodeling tulang dan inflamasi cairan sendi. dari 30 menit. Pasien ini juga merasakan kaku
Kejadian OA cukup banyak di masyarakat, pada sendi lututnya sejak 2 hari SMRS,
terutama pada usia diatas 50 tahun. dimana kaku tersebut biasanya muncul pada
Sedangkan pada usia dibawah 45 tahun, pagi hari setelah pasien bangun tidur dan
kejadian pada laki – laki lebih banyak menetap sekitar setengah jam. Pada saat kaku
daripada wanita, namn pada semua usia sendi ini muncul, pasien tidak dapat
secara umum tidak ada perbedaan. menggerakkan kaki kirinya sama sekali dan
hanya bisa diam ditempat tidur, jika coba
Kriteria diagnosis dari OA lutut
digerakkan oleh orang lain kaki kiri pasien
berdasarkan American College of
hanya bisa bergeser ke kanan ataupun ke kiri.
Rheumatology yaitu adanya nyeri pada lutut
Pasien dengan OA mengalami hambatan gerak
dan pada foto rontgen ditemukan adanya
sendi dan adanya rasa gemertak yang kadang pada bagian yang menanggung
– kadang dapat terdengar ketika sendinya beban)
digerakkan. Pada pasien ini juga  Peningkatan densitas (sclerosis)
mengeluhkan susah untuk bergerak dan tulang subkondral
berjalan karena nyerinya dan pasien juga  Kista tulang
mengaku kadang merasakan seperti ada  Osteofit pada pinggir sendi
sesuatu yang patah atau remuk ketika lututnya  Perubahan struktur anatomi sendi.
digerakkan. Selain itu pasien juga
Pada hasil radiografi pasien ditemukan
mengeluhkan adanya bengkak pada lutut
adanya osteofit pada emminentia
kirinya yang juga dapat ditemukan pada
intercondilaris medialis os tibia kiri. Periksaan
pasien OA.
penunjang laboratorium OA biasanya tidak
Pada pemeriksaan fisik, pada pasien OA banyak berguna. Darah tepi ( Hb, leukosit, laju
ditemukan adanya gerak sendi baik secara endap darah) dalam batas – batas normal
aktif maupun pasif. Selain itu biasanya kecuali OA generalisata yang harus dibedakan
terdengar adanya krepitasi yang semakin dengan artritis peradangan. Pemeriksaan
jelas dengan bertambah beratnya penyakit. cairan sendi pasien negatif tidak ditemukan
Gejala ini disebabkan karena adanya adanya bakteri.
pergesekan kedua permukaan tulang sendi
pada saat sendi digerakkan atau secara pasif Berdasarkan patogenesisnya OA
dimanipulasi. Pada pasien ini terdengar dibedakan menjadi OA primer dan OA
adanya krepitasi pada lutut kirinya ketika sekunder. OA primer disebut juga OA
digerakkan secara pasif. Selain itu pada idiopatik adalah OA yang kausanya tidak
pasien juga terdapat hambatan gerak akti diketahui dan tidak ada hubungannya dengan
pada sendi lutut kiri yaitu pasien hanya penyakit sistemik maupun proses perubahan
mampu untuk memfleksikan lututnya sebatas lokal pada sendi. Oa sekunder adalah OA yang
40-45° saja, begitu pula jika digerakkan didasari oleh adanya kelainan endokrin,
secara pasif. Dari hasil pemeriksaan lokal inflamasi, metabolik, pertumbuhan dan
pada sendi pasien juga ditemukan adanya imobilisasi yang lama. OA primer lebih
pembengkakan dan adanya tanda – tanda sering ditemukan dari
peradangan seperti adanya nyeri sendi, pada OA sekunder. Untuk penyebab OA
kemerahan dan teraba hangat pada lutut pada pasien ini masih perlu diteliti lebih
kirinya. Semua tanda ini sesuai dengan tanda lanjut namun, pasien ini sendiri memiliki
– tanda pada pasien OA yang biasanya faktor resiko yang diperkirakan memiliki
pembengkakan yang terjadi itu disebabkan peranan penting dalam terjadinya OA pada
karena adanya efusi cairan dan adanya pasien. Faktor yang pertama adalah usia. Di
osteofit pada permukaan sendi. beberapa referensi menyatakan bahwa angka
Diagnosis OA selain berdasarkan insiden terjadinya OA meningkat seiring
gejala klinis juga didasarkan pada hasil bertambahnya usia terutama pada usia > 50
radiologi. Namun pada awal penyakit , tahun, ini berkaitan dengan adanya
radiografi sendi seringkali masih normal. degenerasi tulang rawan. Pada kasus, pasien
Adapun gambaran radiologis sendi yang berusia 52 tahun. Aktivitas sehari hari pasien
menyokong diagnosis OA adalah : dan pekerjaan pasien sebagai pedagang yang
 Penyempitan celah sendi yang sering mengangkat benda – benda berat juga
seringkali asimetris ( lebih berat menjadi predisposisi terjadinya OA yaitu
memberikan beban berlebih pada sendi primer atau idiopatik yaitu OA yang kausanya
penyangga. tidak diketahui dan tidak ada hubungan
Adanya faktor resiko , gejala klinis dengan penyakit sistemik maupun proses
dan gambaran radiografi sendi, telah perubahan lokal pada sendi. Sedangkan OA
memenuhi kriteria diagnosis OA genu yaitu sekunder adalah OA yang disertai kelainan
adanya nyeri pada lutut, ditemukan osteofit endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan.
pada pemeriksaan radiologi dan telah
Pada umumnya penderita OA
memenuhi ke3 kriteria lainnya yaitu usia > 50
tahun, kaku sendi < 30 menit dan adanya mengatakan bahwa keluhannya sudah
krepitasi. Namun adanya massa di berlangsung lama tetapi berkembang secara
suprapatella sisnistra dan adanya tanda – perlahan-lahan. Penderita OA biasanya
tanda peradangan maka kami membuat mengeluh nyeri pada sendi yang terkena yang
diagnosis banding dengan suspek suprapatela bertambah dengan gerakan atau waktu
abses. melakukan aktivitas dan berkurang dengan
istirahat. Namun, seiring dengan
Tujuan pengobatan pada pasien OA
perkembangan penyakit, nyeri OA bisa
adalah untuk mengurangi gejala dan
menjadi persistent. Selain itu juga terdapat
mencegah terjadinya kontraktur atau atrofi
kaku sendi yang dapat timbul setelah
otot. Modalitas penanganan yang kami
immobilitas atau bahkan setelah bangun tidur.
berikan pertama adalah dengan memberikan
Krepitasi juga kadang-kadang terdengar pada
terapi non farmakologis berupa edukasi
sendi yang sakit, bentuk sendi berubah
mengenai penyakitnya secara lengkap, yang
(pembesaran sendi) dan gangguan fungsi
selanjutnya adalah memberikan terapi
sendi. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi
farmakologis untuk mengurangi nyerinya
bisa menyukarkan aktivitas pasien.
yaitu dengan memberikan analgetik. Pada
kasus ini kami pilihkan obat yang memiliki Diagnosis OA sudah dapat ditegakkan
efek nefrotoksik minimal yaitu paracetamol berdasarkan kriteria klasifikasi The American
mengingat usia pasien yang sudah berumur College of Rheumatology yaitu adanya nyeri
dan pasien jarang memeriksakan lutut dan gambaran radiografik osteofit dan
kesehatannya sehingga ditakutkan ada salah satu dari : umur > 50 tahun, kaku
penyakit sistemik lain yang belum diketahui. sendi < 30 menit, serta krepitasi.
Kami juga merencanakan pasien untuk Diagnosis yang tepat akan membantu
melakukan fisioterapi. dalam merencanakan penatalaksanaan yang
tepat, planning, monitoring, dan
KESIMPULAN memperkirakan prognosis pasien.

Osteoartritis merupakan penyakit


sendi degeneratif yang berkaitan dengan DAFTAR PUSTAKA
kerusakan kartilago sendi. Vertebra panggul,
lutut dan pergelangan kaki paling sering 1. S Joewono, I Haryy, K Handono, B
terkena osteoartritis.1 Osteoartitis terjadi Rawan, P Riardi. Chapter 279 :
sebagai hasil kombinasi antara degradasi Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu
rawan sendi, remodeling tulang dan Penyakit Dalam Edisi IV FKUI 2006.
inflamasi cairan sendi. OA diklasifikasikan 1195-1202
menjadi OA primer dan OA sekunder. OA 2. B Mandelbaum, W David. Etiology
and Pathophysiology of
Osteoarthritis. ORTHO Supersite
Februari 1 2005.
3. DB Kenneth. Harrison Principle of
Internal Medicine 16th edition.
Chapter 312 : Osteoartritis. Mc
Graw Hills 2005. 2036-2045
4. Kapoor, M. et al. Role of Pro-
inflammatory Cytokinesin
Pathophysiology of Osteoarthritis.
Nat. Rev. Rheumatol. 7, 33–42
(2011)
5. Subcommittee on Osteoarthritis
Guidelines. Recommendations
for the Medical Management of
Osteoarthrits of the Hip and
Knee. American College of
Rheumatology January
29,2000.
6. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Penyakit Dalam. Bagian Ilmu
Penyakit Dalam FK UNUD/ Rumah
Sakit Umum Pusat Denpasar. 2002.

Anda mungkin juga menyukai