Oleh:
NUR AINI MEILINA SUMARNO
NIM. 1801122
Oleh :
NUR AINI MEILINA SUMARNO
NIM. 1801122
“Yang Anda pikirkan menentukan yang Anda lakukan. Dan yang Anda lakukan
menentukan yang Anda hasilkan. Maka ukuran dan kualitas dari pikiran Anda,
-Mario Teguh-
“Pertempuran hidup tidak selalu menuju pada orang yang lebih kuat dan lebih
cepat, tetapi cepat atau lambat, orang yang menang orang berpikir bahwa ia bisa.”
-John C. Maxwell-
“Belajarlah selagi yang lain sedang tidur. Bekerjalah selagi yang lain sedang
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Untuk Papa, mama, dan kakak saya ucapkan banyak terima kasih karena selama ini
telah memberi dukungan, do’a, dan semangat. Semoga Allah S.W.T memberi saya
Untuk bapak dan ibu dosen terutama ibu Agus Sulistyowati, S.Kep, M.Kes, bapak
Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.,MNS, dan bapak Nurul Huda, S.Psi., S.Kep.
Ns. M.Si. Terima kasih saya ucapkan atas ilmu, bimbingan dan pelajaran hidup yang
telah diberikan kepada saya tanpa bapak dan ibu dosen semua ini tidak akan berarti.
Untuk orang spesial saya dani shiddiq terima kasih banyak telah sabar menunggu,
mendampingi dan mensupport dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Dan
hingga pendidikan yang saya jalani ini selesai. Serta untuk sahabat saya (luluk
ilmaknun, maya puji, mustofal amin, zainul akbar, dan cahyo azhi) Semoga
Untuk teman seperjuangan saya yang tidak dapat disebutkan satu per satu saya
ucapkan terima kasih, atas kebersamaan selama ini. Ada suka dan duka yang kita
lewati. Tetapi tak apa semua itu untuk pendewasaan kita masing-masing. Semoga
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.J DENGAN NYERI AKUT
PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI KELURAHAN KEBONAGUNG
PURWOREJO KOTA PASURUAN” ini dengan tepat waktu sebagai persyaratan
akademik dalam menyelesaikan Program Studi D3 Keperawatan di Politeknik
Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1 Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
2 Kedua orang tua, dan saudara tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan
keberhasilan dan kelancaran selama menyelesaikan karya tulis ilmiah.
3 Agus Sulistyowati, S. Kep., M. Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kerta
Cendekia Sidoarjo.
4 Ns. Kusama Wijaya Ridi Putra, S.Kep.,MNS selaku Dosen Pembimbing 1 yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan
memberikan nasihat selama penulisan karya tulis ilmiah ini.
5 Ns. Nurul Huda, S.Kep, S.Psi.,M.Si selaku Dosen pembimbing 2 yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan
nasihat selama penulisan karya tulis ilmiah ini.
6 Pihak keluarga pasien yang telah membantu dan memberikan izin kepada
penulis dalam melakukan penelitan.
7 Para sahabat yang telah mendukung untuk terselesaikannya karya tulis ilmiah ini
tepat waktu, teman-teman seperjuangan yang telah menemani selama saya
menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
8 Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
vii
DAFTAR ISI
Sampul Dalam ............................................................................................... i
Surat Pernyataan............................................................................................ ii
Lembar Persetujuan ........................................................................................iii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iv
Motto ............................................................................................................. v
Lembar Persembahan .................................................................................... vi
Kata Pengantar .............................................................................................. vii
Daftar Isi ................................................................................................................. ix
Daftar Tabel ................................................................................................... xi
Daftar Gambar ............................................................................................... xii
Daftar Lampiran ............................................................................................ xiii
LAMPIRAN .................................................................................................. 66
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal dalam jangka waktu
yang lama (Novantica, 2015). Menurut WHO (World Health Organization) batas
tekanan darah seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan sistolik ≥ 140 mmHg
dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (Sukarmin dkk, 2013). Keluhan yang paling
sering dialami oleh penderita hipertensi yaitu nyeri pada kepala bagian belakang serta
pada tengkuk, dan menurut maslow nyeri merupakan salah satu kebutuhan fisiologis
yang harus segera ditangani. Penanganan nyeri hipertensi dapat dilakukan melalui dua
mengurangi nyeri dari hipertensi tersebut. Akan tetapi kebanyakan penderita hipertensi
yaitu mengkonsumsi obat analgesik. Walaupun obat analgesik sangat efektif untuk
mengatasi nyeri, tetapi obat analgesik akan berdampak kecanduan obat dan juga
memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi pasien (Potter & Perry, 2012).
dengan estimasi jumlah kasus sebesar 11.952.694 orang. Jumlah penderita hipertensi
1
2
25,574 dan laki-laki 24,549 yang mayoritas penderita hipertensi mengalami nyeri
kepala bagian belakang serta pada tengkuk leher. Untuk mengatasi nyeri kepala akibat
analgesik dan 14,7% sisanya penderita hipertensi menggunakan terapi relaksasi napas
dalam dan juga kompres hangat (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2019).
jumlah penduduk yang bertambah, aktivitas fisik yang kurang dan pola hidup yang
tidak sehat. Pola hidup yang tidak sehat tersebut antara lain adalah diet yang tidak sehat
misalnya tinggi gula, lemak dan garam, selain itu adalah penggunaan tembakau dan
alkohol (Idaiani & Herlina, 2016). Kerusakan vaskuler akibat dari hipertensi pada
seluruh pembuluh perifer yang menyebabkan timbulnya masalah nyeri kepala bagian
belakang. Apabila nyeri akut yang tidak reda dapat mempengaruhi sistem pulmonar,
itu dampak yang ditimbulkan nyeri kepala serta tengkuk leher karena hipertensi
meliputi, kecemasan, stress, ketidaknyamanan, pola tidur yang terganggu, dan tidak
Tugas dari seorang perawat dalam mengatasi nyeri yang dialami oleh penderita
mengatasi nyeri, melakukan implementasi serta mengevaluasi dari tindakan yang telah
diberikan (Sari, 2019). Tindakan mandiri yang dapat dilakukan oleh perawat untuk
mengatasi nyeri kepala serta tengku leher, salah satunya dengan terapi non
farmakologi yaitu dengan teknik relaksasi dan distraksi, kompres hangat bagian leher
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini, maka penulis akan
melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan keluarga pada
keperawatan pada Tn.J dengan nyeri akut pada diagnosa medis hipertensi di kelurahan
keperawatan pada Tn.J dengan nyeri akut pada diagnosa medis hipertensi di kelurahan
1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada Tn.J dengan nyeri akut pada diagnosa medis hipertensi
1.3.2.2 Merumuskan diagnosa pada Tn.J dengan nyeri akut pada diagnosa medis hipertensi
1.3.2.3 Merencanakan asuhan keperawatan pada Tn.J dengan nyeri akut pada diagnosa
1.3.2.4 Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Tn.J dengan nyeri akut pada
1.3.2.5 Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Tn.J dengan nyeri akut pada diagnosa
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat:
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
pengobatan hipertensi.
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi.
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada
1.5.1 Metode
gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
Bagian inti terdiri dari tiga bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab
berikut ini :
1.6.2.1 Bab 1 : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
studi kasus.
1.6.2.2 Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit, konsep klien, dan
masalah.
1.6.2.3 Bab 3 : Tinjauan kasus, berisi tentang deskripsi data hasil pengkajian, diagnosa,
TINJAUAN PUSTAKA
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan
pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukkan fase
darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukkan fase darah
yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan yang dapat diperparah
7
8
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kriteria hipertensi dibagi dalam 3
kategori yaitu normal, prehipertensi, dan hipertensi. Prehipertensi, jika sistolik 120
sampai 139 mmHg dan angka diastolik 80 sampai 89 mmHg. Jika tekanan darah
penyesuaian pola hidup yang dirancang untuk menurunkan tekanan darah menjadi
normal. Hipertensi, jika tekanan darah seseorang masuk dalam kategori ini dengan
sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih atau sama dengan
tekanan darah, pada kategori ini juga mempunyai resiko untuk terkena serangan
2.1.4.4 Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena peningkatan aliran
2.1.4.5 Gejala lain yang sering ditemukan mudah marah, telinga berdengung, nyeri
2.1.5.1 Stroke, dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak. Stroke dapat terjadi pada
oksigen miokardium tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
2.1.5.3 Gagal ginjal, tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal
2.1.5.4 Ensefalopati (kerusakan otak), dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
kematian.
pemompaan jantung yang berdampak pada peningkatan tekanan darah dalam sistem
oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru,
melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon
pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin
dengan meningkatnya ADH. Sangat sedikit urin yang diekskresikan keluar tubuh
cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi
aldosteron dari korteks adrenal (anak ginjal). Aldosteron merupakan hormon steroid
yang memiliki peranan penting pada ginjal untuk mengatur volume cairan
kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada akhirnya
angka morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovakuler dan ginjal. Fokus utama
<140/90 mmHg. Pada pasien dengan hipertensi dan diabetes atau panyakit ginjal,
target tekanan darahnya adalah <130/80 mmHg. Pencapaian tekanan darah target
konsumsi asupan garam dan asupan lemak berlebih, latihan fisik serta
Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi
dari hipertensi.
pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas
captopril, enalapril),
anemia.
ginjal.
(Nisa, 2020).
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry point dalam upaya
sistem sosial karena terdiri dari individu-individu yang bergabung dan berinteraksi
secara teratur antara satu dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya saling
bersama. Dalam hal ini, keluarga mempunyai anggota yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak atau sesama individu yang tinggal di rumah tangga tersebut (Andarmoyo,
2012).
yaitu:
2.2.2.1 Keluarga tradisional atau keluarga inti, merupakan keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak, tinggal dalam satu rumah, dimana ayah sebagai pencari
nafkah dan ibu sebagai rumah tangga. Varian keluarga inti adalah :
melalui perkawinan kembali suami atau istri, tinggal dalam satu rumah
dengan anaknya, baik anak bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
perkawinan baru.
6) Keluarga dengan orang tua tunggal (Single Parent), bentuk keluarga yang
didalamnya hanya terdapat satu orang kepala rumah tangga yaitu ayah atau
ibu.
keluarga yang sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun
dinamikanya, meskipun lebih memiliki persamaan satu sama lain dalam hal
inti meliputi :
1) Communal family, keluarga dimana dalam satu rumah terdiri dari dua atau
2) Unmarried parent and child, keluarga yang terdiri dari ibu-anak, tidak ada
3) Cohibing couple, keluarga yang terdiri dari dua orang atau satu pasangan
dan informal.
ayah-ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga
keluarga adalah kelompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah, atau siklus
kehidupan yang perlu dikaji jika dinamika kelompok diinterpretasikan secara penuh
Andarmoyo (2016) :
17
Dimulai ketika anak pertama berusia 30 bulan atau 2,5 tahun dan
Tahapan ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
singkat jka anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
Tabel 2.7 Tugas perkembangan keluarga yang melepaskan anak usia dewasa
pension sampai salah satu atau ke dua pasangan meninggal dan berakhir
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan
tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu
sendiri.
2.3.1.2 Batasi jumlah garam dalam makanan hingga 4-6 gram per hari.
2.3.2.1 Stroke.
(Nuraini, 2015).
1) Aktivitas / istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan berat badan akhir-
6) Neurosensori
(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam),
tengkuk.
8) Pernafasan
merokok.
sianosis.
berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan,
konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
yang bekenaan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan
etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Kemungkinan
diagnosa yang muncul pada pasien hipertensi yaitu (PPNI, T. P. 2017. Standar
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
Subjektif :
1) Mengeluh nyeri.
Objektif :
1) Tampak meringis.
2) Gelisah
3) Bersikap protektif
Subjektif :
(tidak tersedia).
26
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia).
Objektif :
(tidak tersedia).
(tidak tersedia).
2.4.4 Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.10 Perencanaan Keperawatan pada Pasien Hipertensi
No. Diagnosa keperawatan Tujuan keperawatan Rencana Tindakan keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x Interensi utama :
berhubungan dengan kunjungan rumah diharapkan keluarga mampu merawat klien Manajemen nyeri
agen pencedera agar nyeri dapat berkurang, meliputi : Observasi
fisiologis. 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Dengan kriteria luaran : kualitas, intensitas nyeri.
1) Tingkat nyeri 2. Observasi tanda-tanda vital
(1) Keluhan nyeri menurun dari nyeri 3. Identifikasi skala nyeri
sedangmenjadi nyeri ringan 4. Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri
(2) Wajah menyeringai menjadi rileks 5. Identifikasi faktor yang memperberat
(3) Tanda-tanda vital dalam batas normal. danmemperingan nyeri.
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri.
7. Monitor efek samping penggunaananalgesik.
Terapeutik :
8. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangidan
mengontrol rasa nyeri.
9. Kontrol lingkungan yang memperberatnyeri.
Edukasi :
10. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri dan mengontrol rasa nyeri
Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
28
2 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan Intervensi utama :
berhubungan dengan rumah diharapkan keluarga mampu mengenal masalah Edukasi kesehatan
kurang terpapar kesehatan klien agar tingkat pengetahuan dapat meningkat, Observasi :
informasi. meliputi : 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Dengan kriteria luaran : 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
1) Tingkat pengetahuan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dansehat.
(1) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang Terapeutik :
hipertensi meningkat. 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
(2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat. 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
(3) Perilaku sesuai anjuran meningkat 5. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi danberi
waktu untuk mengulang kembali.
Edukasi :
6. Jelaskan tentang hipertensi dan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk mengubah
perilaku hidup bersih dan sehat.
3 Resiko penurunan curah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan Intervensi utama :
jantung berhubungan rumah diharapkan keluarga mampu mengenal masalah Perawatan jantung
dengan perubahan kesehatan klien agar penurunan curah jantung tidak terjadi, Observasi :
afterload meliputi : 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
(meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,
Dengan kriteria luaran : paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
1) Curah jantung 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
(1) Klien tidak pucat jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali,
(2) Kekuatan nadi perifer meningkat distensi vena jugularis, batuk, kulit pucat)
(3) Capillary refill time (CRT) < 2detik 3. Monitor tekanan darah
(4) Tekanan darah < 140/90 mmHg
29
Terapeutik :
4. Berikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan
kafein, natrium, kolestrol, dan makanan tinggilemak)
5. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya
hidup sehat.
6. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika
perlu
Edukasi :
7. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
8. Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
30
31
yang baik, menerima saran perawat, keluarga bersikap kooperatif dan terbuka serta
tanggapan yang baik dari keluarga kepada penulis dalam memberikan informasi
tujuan klien dan menentukan keputusan dengan cara membandingkan data yang
Elastisitas
pembuluh
darah menurun
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Retensi natrium
Edema
TINJAUAN KASUS
keperawatan pada pasien dengan Hipertensi, maka penulis menyajikan suatu kasus
yang penulis amati mulai tanggal 19 Februari 2021 sampai dengan 21 Februari 2021,
dengan data pengkajian pada tanggal 19 Februari 2021 pada pukul 07.00 WIB.
3.1 Pengkajian
2. Pendidikan : SLTA.
5. Komposisi keluarga :
33
34
Tn.J Ny.Y
An An
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Keturunan
: Ikatan pernikahan
: Menikah
: Tinggal serumah
6. Tipe Keluarga :
yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
35
7. Suku bangsa :
8. Agama :
kebutuhan.
dengan anak usia sekolah, dikarenakan anak pertama telah memasuki usia
12 tahun.
sekolah mulai merasa tekanan yang cukup berat karena semakin tinggi
penyakit menular.
37
Kamar tidur
Kamar tidur
Ruang tengah
Kamar tidur
dalam keluarga.
papan.
kurang paham betul tentang tanda dan gejala, penyebab, serta pencegahan
Keluarga Tn.J belum mengerti cara mengatasi nyeri yang dirasakan Tn.J
keluarganya.
kota.
hipertensi yang dialami oleh Tn.J dan keluarga mengatakan tidak tahu cara
1 Kepala dan rambut Bentuk kepala simetris, warna rambut sedikit beruban,
penyebaran rambut merata, tidak ada benjolan, terdapat
nyeri pada kepala.
S (skala nyeri) : 4.
2 Mata Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil isokor.
6 Mulut dan tenggorokan Bersih, tidak berbau, gigi bersih, tidak ada nyeri telan
9 Abdomen Tidak ada benjolan, tidak kembung, tidak ada nyeri tekan
Do:
Tn.J dan keluarga tampak
bingung saat ditanya mengenai
penyakit hipertensi.
45
3.3 Skoring
Masalah: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
47
48
O: O: O:
1) Klien tampak menyeringai 1) Klien tampak sedikit rileks 1) Klien tampak rileks
2) Klien tampak gelisah 2) Klien tampak tidak gelisah 2) Klien tampak tidak gelisah
3) Klien bersikap protektif melindungi 3) Klien dan keluarga tampak mengikuti cara 3) Klien dan keluarga mampu mempraktekan
bagian yang nyeri (tengkuk leher) kompres hangat dan relaksasi nafas dalam, yang kembali cara mengontrol dan mengurangi
4) Skala nyeri : 4 sedang diajarkan nyeri
5) Tanda-tanda vital : 4) Skala nyeri : 3 4) Skala nyeri : 2
TD : 155/100 mmHg 5) Tanda-tanda vital : 5) Tanda-tanda vital :
Nadi : 84x/menit TD : 140/90 mmHg TD : 130/90 mmHg
Suhu : 36,5°C Nadi : 80x/menit Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit Suhu : 37°C Suhu : 36,8°C
RR : 20x/menit RR : 20x/menit
A: Masalah belum teratasi A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi 2, 3, 6 P: Lanjutkan intervensi 2, 3, 6 P: Hentikan intervensi
2 S: S: S:
Tn.J dan keluarga mengatakan belum paham Tn.J dan keluarga mengatakan sudah sedikit paham Tn.J dan keluarga mengatakan sudah paham
betul tentang penyakit hipertensi, dan kurang tentang penyakit hipertensi, seperti penyebab, tanda tentang penyakit hipertensi, seperti penyebab,
mengetahui apa penyebab, tanda dan gejala dan gejala serta pencegahanya dan diit hipertensi. tanda dan gejala serta pencegahanya dan diit
serta pencegahanya dan diit hipertensi. hipertensi.
50
O: O: O:
1) Tn.J dan keluarga tampak bingung saat 1) Tn.J dan keluarga sudah mulai dapat menjawab 1) Tn.J dan keluarga sudah dapat menjawab
ditanyai mengenai hipertensi dan diit apabila ditanyai tentang hipertensi dan diit apabila ditanyai tentang hipertensi, seperti
hipertensi. hipertensi. tanda dan gejala, penyebab serta
pencegahannya dan diit hipertensi.
A: Masalah belum teatasi A: Masalah belum teatasi A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi 4 P: Lanjutkan intervensi 4 P: Hentikan intervensi
51
BAB 4
PEMBAHASAN
terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada
Tn.J dengan nyeri akut pada diagnosa medis hipertensi di kelurahan kebonagung
4.1 Pengkajian
dari beberapa sumber seperti wawancara, observasi, dan fasilitas rumah yang
dimiliki. Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas, penulis melakukan pengkajian
pada Tn. J dengan menggunakan format pengkajian KMB individu melalui metode
diperlukan.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 Februari 2021 klien bernama Tn.
masalah kesehatan yaitu dimana klien tampak menyeringai karena terjadi nyeri pada
kepala sampai tengkuk leher akibat hipertensi yang dialami dengan skala nyeri 4, dan
didapatkan hasil pemeriksaan fisik : tekanan darah : 155/ 100 mmHg, suhu : 36,5°C,
52
53
kesehatan yang dialami Tn.J sehingga dengan hal tersebut dapat memperparah kondisi
kesehatan Tn.J.
Pada pengkajian tidak mengalami kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjuan
kasus, dikarenakan klien mengalami tanda dan gejala penyakit hipertensi seperti nyeri pada
diagnosa keperawatan yang muncul pada klien yaitu nyeri akut berhubungan
dibuktikan dengan klien mengatakan nyeri pada kepala dan tengkuk leher,
objektif dimana data subjektif, klien mengatakan nyeri pada bagian kepala
sampai tengkuk leher, nyeri seperti ditempa benda berat, nyeri yang dirasakan
hilang timbul dengan skala nyeri 4. Data objektif, klien tampak menyeringai,
klien tampak gelisah, klien bersikap protektif melindungi bagian yang nyeri (tengkuk
leher), tekanan darah : 155/ 100 mmHg, suhu : 36,5°C, nadi : 84x/menit, dan
RR : 20x/menit.
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
Indonesia (SDKI)).
54
skoring prioritas masalah nyeri akut memiliki nilai 3,67 lebih tinggi daripada
objektif dimana data subjektif, Tn.J dan keluarga belum paham betul
3,34 lebih rendah dari nilai skoring prioritas masalah nyeri akut dengan nilai
3,67.
Diagnosa yang ada dalam tinjauan pustaka tetapi tidak muncul dalam
mendukung yaitu tekanan darah rendah, nadi cepat, sianosis, dan oliguria.
Namun pada klien Tn.J tidak ditemukan data tersbut, maka terdapat
kriteria pada pengkajian yang menuju pada diagnosa resiko penurunan curah
diberikan pada klien. Adapun intervensi yang rumuskan sesuai dengan SIKI PPNI,
dibuktikan dengan klien mengatakan nyeri pada kepala dan tengkuk leher,
wajah klien tampak meringis dan gelisah yaitu dengan dilakukan tindakan
kualitas, intensitas nyeri, 2). Observasi tanda-tanda vital, 3). Identifikasi skala
nyeri, 4). Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri, 5). Berikan
(kompres hangat dan relaksasi nafas dalam), 6). Ajarkan teknik non
dan relaksasi nafas dalam) dan beri waktu untuk mengulang kembali.
kesehatan tentang hipertensi dan beri waktu untuk mengulang kembali, 4).
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk mengubah perilaku hidup bersih dan
sehat. Semua intervensi tersebut telah penulis lakukan pada saat kunjungan rumah
Tn.J.
2018.
dimana tindakan yang perlu untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan diselesaikan (Suprajitno, 2014). Pada
4.4.1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan
klien mengatakan nyeri pada kepala dan tengkuk leher, wajah klien tampak
direncanakan yaitu : 1). Bina hungan saling percaya pada klien dan keluarga,
mengurangi dan mengontrol rasa nyeri (kompres hangat dan relaksasi nafas
mengontrol rasa nyeri (kompres hangat dan relaksasi nafas dalam) dan beri
1). Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri, 2). Memonitor efek
Menurut Potter & Perry (2012), agar tidak ketergantungan obat dan efek
pengobatannya.
(seperti tanda dan gejala, penyebab serta pencegahannya dan diit hipertensi)
bersih dan sehat, 4). Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
tujuan klien dan menentukan keputusan dengan cara membandingkan data yang
terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan (Nursalam, 2011). Pada kasus ini
evaluasi dilakukan dengan mode SOAP secara oprasional. Subjektif (S) adalah hal-
hal yang ditemukan pada keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Objektif (O) adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara
objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. Analisis (A) adalah analisis dari
hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
Perencanaan (P) adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon
4.5.1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan
klien mengatakan nyeri pada kepala dan tengkuk leher, wajah klien tampak
data subjektif : 1). Klien mengatakan nyeri kepala sampai tengkuk sudah
berkurang dengan skala nyeri 2. Data objektif : 1). Klien tampak rileks, 2).
Klien tampak tidak gelisah, 3). Klien dan keluarga keluarga mampu
nyeri menurun dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan, 2). Wajah
menyeringai menjadi rileks, 3). Wajah tidak tampak gelisah, 4). Tanda-tanda
masalah nyeri.
hipertensi
data subjektif : 1). Klien dan keluarga mengatakan sudah paham mengenai
Data objektif : 1). Klien dan keluarga sudah dapat menjawab apabila ditanyai
meningkat.
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai,
karena adanya kerjasama yang baik antara keluarga dan klien. Hasil evaluasi
pada Tn.J sudah sesuai dengan harapan, masalah teratasi dan intervensi
dapat di hentikan.
BAB 5
PENUTUP
Purworejo Kota Pasuruan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sekaligus saran
dengan Hipertensi.
5.1 Simpulan
5.1.1 Pengkajian
menyeringai karena terjadi nyeri pada kepala sampai tengkuk leher akibat
hipertensi yang dialami dengan skala nyeri 4, klien juga mengatakan tidak
oleh Tn.J
Diagnosa keperawatan yang didapat yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
dan tengkuk leher, wajah klien tampak meringis dan gelisah dan defisit
61
62
hipertensi.
pada kepala dan tengkuk leher, wajah klien tampak meringis dan gelisah dan
Februari 2021 dengan tujuan agar keluhan nyeri klien menurun serta tingkat
keperawatan yang terjadi pada Tn.J didapatkan dua masalah teratasi, salah
5.2 Saran
5.2.1. Akademis, hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai referensi dan
tim kesehatan dan klien. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan mutu
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, S. 2013, Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. (R. KR, Ed.).
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2019, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2019. Surabaya : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Kemenkes RI, 2011, Panduan Pembinaan Dan Penilaian Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat Di Rumah Tangga.
Kusuma & Setyawan, 2014, Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada Leher
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kepala Pada Pasian Hipertensi Di
Rsud Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).
Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC, edisi revisi jilid 2. Jogjakarta : Media
Action.
Potter, PA, & Perry, AG, 2012, Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC.
Smeltzer, 2013, Buku ajar : Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart.
Jakarta : EGC.
Lampiran 1
TENTANG HIPERTENSI
Waktu : 1 x 20 menit
I. Tujuan
4) Menjelaskan tentang cara menentukan asupan yang cocok pada penderita hipertensi.
a. Ceramah
IV. Sasaran
V. Media
Leaflet
Materi:
− Menjelaskan tentang pengertian hipertensi.
− Menjelaskan tentang penyebab hipertensi.
− Menjelaskan tentang tanda dan gejala
hipertensi.
− Menjelaskan tentang cara menentukan asupan
yang cocok pada penderita hipertensi.
3 2 menit Evaluasi: Bertanya dan
Meminta kepada audiens untuk mengulang menjawab pertanyaan
kembali apa yang disampaikan pembicara
4 1 menit Penutup: Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan salam
VII. Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
1. Kesiapan Panitia
B. Evaluasi Proses
C. Evaluasi Hasil
4) Menjelaskan tentang cara menentukan asupan yang cocok pada penderita hipertensi.
69
70