Anda di halaman 1dari 2

Minggu XVII Setelah Trinitatis, 09 Oktober 2022

Ketataan Terhadap Perkataan Para Nabi Menyatakan Kuasa Allah (2Raja-raja 5:1-14)

I. Pendahuluan

Kesembuhan ataupun pemulihan merupakan suatu keadaan dimana terjadinya proses yang melibatkan
manusia dengan Allah. Pemulihan yang terjadi terhadap diri manusia yang merupakan kehendak Allah dengan
tujuan agar manusia menyadari bahwa Allah yang merupakan sumber penolong, keselamatan sehingga setiap
manusia tetap setia kepadaNya. Perikop kita pada saat ini (2Raj. 5:1-14) memaparkan suatu narasi yang
menceritakan seorang Panglima Raja Aram yang sangat terpandang di hadapan tuannya dan sangat dikasihi
yang bernama Naaman. Raja Aram sangat mengasihi Naaman karena melalui kehadiran Naamanlah maka Allah
memberikan kemenangan kepada orang Aram, kedudukannya sebagai seorang yang terpandang memiliki
kekurangan yakni ia seorang penyakit kusta. Perikop ini merupakan suatu kisah dalam Perjanjian Lama yang
cukup terkenal karena keterlibatan Allah dengan bangsa asing. Satu hal yang menarik dalam peristiwa ini yakni
kehadiran seorang perempuan tawanan yang berasal dari Israel yang merupakan pelayan dari istri Naaman.
Ketika perempuan Israel itu mengetahui penyakit kusta yang diderita oleh Naaman maka berpesanlah ia kepada
istri Naaman:“Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan
menyembuhkan dia dari penyakitnya” (ay.3).

II. Penjelasan

Dalam dunia Perjanjian Lama bahwa penyakit yang menyerang Naaman merupakan suatu penyakit yang
menajiskan, dalam bahasa Ibrani yaitu ‫( צ ַָרעַת‬tsara’at) berasal dari kata dasar ‫ ַרעַת‬yang diartikan sebagai suatu
penyakit yang memalukan, menajiskan dari seluruh penyakit kulit yang paling mengerikan disebut penyakit
Kusta. Bagi orang Israel penyakit ini dinyatakan menular, maka yang mengalami penyakit kusta dikucilkan dari
masyarakat. Tetapi Raja Aram dengan kasihnya mengharapkan kesembuhan terhadap penyakit Naaman
sehingga ia mengirimi surat kepada Raja Israel yang mana surat tersebut tidak disambut dengan baik oleh raja
Israel karena dianggap suatu penghinaan baginya karena peran penting Naaman dalam kemenangan Aram
terhadap Israel maka ia pun mengoyakkan pakaiannya serta berkata: “Allahkah aku ini yang dapat mematikan
dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seseorang dari penyakit
kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku” (ay.7).

Berita tersebut pun sampai kepada Elisa seorang nabi Allah, respon dari Elisa sangat berbanding terbalik
dengan respon yang diberian oleh Raja Israel yakni mempersilahkan Naaman untuk menghadap dirinya dengan
tujuan agar diketahuilah bahwa ada seorang nabi Allah di Israel. Hal ini terlihatlah bahwa raja Israel tersebut
melupakan peran seorang nabi, begitulah terkadang seorang raja/pemimpin yang hanya menganggap dirinya
yang paling kuat sehingga melupakan bahwa selain dirinya juga mampu memberikan peran yang penting. Elisa
mempersilahkan Naaman untuk menjumpai Elisa di rumahnya hal ini tidak hanya semata-mata memberitahukan
bahwa ada seorang nabi di Israel tetapi makna yang lebih mendalam yakni Elisa ingin memberitakan bahwa ada
Allah yang memiliki kuasa yang luar biasa.

Naaman dengan kuda dan keretanya menjumpai Elisa di hadapan pintu rumahnya, tentu Naaman telah
memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap peran Elisa sebagai nabi Allah. Dalam pikirannya bahwa ada sesuatu
hal luar biasa yang akan dilakukan Elisa terhadap dirinya, namun Naaman kecewa karena Elisa pun tidak
bertemu langsung dengan dirinya melainkan hanya menitipkan pesan kepada suruhannya dengan mengatakan:
“Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi
tahir” (Yesaya 55:8-9). Terdapat tujuan khusus yang ingin diperlihatkan nabi Elisa atas tidak adanya
perjumpaan langsung dengan Naaman, yakni Elisa berupaya secara sepenuhnya untuk membuktikan bahwa
kesembuhan yang akan diterima Naaman bukan karena kekuatannya sendiri melainkan karena kuasa Allah yang
menyembuhkan dari penyakitya. Maka tindakan yang bijaksana yang dilakukan Elisa juga memberikan
pengajaran terhadap kita bahwa hanya Allahlah yang harus dimuliakan bukan kekuatan yang kita miliki
sehingga semakin jelaslah bahwa Allah itu dengan kuasanya memberikan pertolongan kepada siapa saja yang
mempercayai diriNya bahkan diluar bangsa Israel. Hal ini dapat dikatakan sebagai Allah sumber keselamatan
yang universal artinya seluruh manusia bisa menerima pertolongan serta keselamatan dari Allah karena Dialah
pemilik bumi dan isinya, dunia dan penduduknya (Mazmur 24:1/ Galatia 3:28).

Setelah menerima perintah dari Elisa bukan menjadi suatu penghiburan bagi Naaman melainkan bersungut-
sungut sambil berkata dalam ay.11. Seperti ini terlihat bahwa keegoisan manusia itu yang hanya bersungut-
sungut, bahkan di titik terendahnya saja ia masih memberikan suatu penawaran untuk tempat yang lebih baik
seperti yang dituliskan dalam ay.12. Terkadang dalam realitas kehidupan manusia kerap sekali terjadi yakni
keegoisan dan rasa ingin selalu dihormati sulit untuk ditanggalkan. Karena kedudukannya yang tinggi, jabatan
yang bagus sulit sekali untuk merendahkan hati mengikuti arahan baik yang diperintahkan kepadanya seolah-
olah harus kemauannya selalu yang terjadi. Begitulah yang terjadi kepada Naaman ia menggerutu sehingga ia
lupa bahwa kedatangannya menemui Elisa untuk memohon kesembuhan karena dirinya diperlakukan layaknya
sebagai seorang yang dihormati. Maka ada kalanya kedudukan yang tinggi juga mampu menjadi batu
sandungan bagi setiap orang yang tidak merendahkan hatinya dan hanya berpegang atas kehendaknya saja.

III. Penutup

Sungut-sungut yang dilontarkan Naaman membuatnya hampir melupakan tujuan utamanya yakni memohon
kesembuhan, maka berperan penting jugalah para pegawai Naaman untuk menyadarkan dia atas kekesalannya.
Sehingga pada akhirnya Naaman pun mengikuti apa yang diperintahkan oleh Elisa yakni membenamkan dirinya
sebanyak tujuh kali di sungai Yordan maka Naaman menjadi tahir, ay.14. Terjadinya suatu perubahan dalam
diri Naaman yang pada awalnya tidak mempercayai Allah tetapi pada akhirnya ia berpaling menjadi orang yang
taat kepada perintahNya melalui nabi Elisa. Ketaatan Naaman dalam melakukan perintah Allah, menjadikannya
satu-satunya orang yang sembuh dari penyakit kusta ketika itu. Terjadinya suatu perubahan cara pandang dalam
diri Naaman serta dengan keteguhan imannya merupakan suatu bukti adanya kuasa Iman yang menyelamatkan.
Nyatalah kuasa Allah dalam kesembuhan Naaman, maka dapat dipastikan hanya orang-orang yang mau
menuruti kehendak Allah (dalam pengertian mampu merubah cara pandang) yang menerima keselamatan dalam
hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai