DI SUSUN OLEH :
NIM : 2019121007
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Makalah yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN (COVID-
19)”. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Resziana Lucki
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 49
3.2 Saran.................................................................................................................................... 49
3.3 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 50
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
3. Untuk mengetahui dan memahami cara penanggulangan dan pencegahan Covid-19 yang
benar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 LAMA VIRUS CORONA DI BENDA MATI
2.4 PENYEBAB
Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona
menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:
Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata
gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping
itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona
jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus
yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar.
4
2.5 TANDA DAN GEJALA
• Demam
• Batuk, pilek
• Letih, lesu
• Sakit tenggorokan
• Gangguan sesak nafas
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang
serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,
dan bahkan kematian.
5
2.7 Pengobatan Infeksi Coronavirus
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan
pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan
gejala infeksi virus corona. Contohnya:
• Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak
di bawah empat tahun.
• Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
• Perbanyak istirahat.
• Perbanyak asupan cairan tubuh.
• Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau
infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan
kondisi pasien.
Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang
telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena
beberapa alasan, dokter akan melakukan:
• Isolasi
• Serial foto toraks sesuai indikasi.
• Terapi simptomatik.
• Terapi cairan.
• Ventilator mekanik (bila gagal napas)
• Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
6
2.8 Pencegahan Infeksi Coronavirus
Adapun salah satu protokolnya yaitu jika merasa tidak sehat dengan kriteria demam lebih
dari 38o C, batuk, flu, nyeri tenggorokan maka beristirahatlah yang cukup di rumah dan
minumlah air yang cukup. Gunakan masker, apabila tidak memiliki masker, hendaknya
mengikuti etika ketika batuk dan bersin yang benar dengan cara menutup hidung dan mulut
dengan tisu, lengan atas bagian dalam. Bila merasa tidak nyaman dan masih berkelanjutan dan
disertai sesak nafas maka segerakan diri untuk memeriksakan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Dan usahakan untuk tidak menaiki kendaraan massal.
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun,
setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus
ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan:
• Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
• Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
• Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
• Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
• Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
• Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu
dan cuci tangan hingga bersih.
• Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
• Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.
• Etika batuk dan bersin, hindari meludah di tempat umum
• Olah daging mentah dengan hati-hati
• Hindari memakan daging hewan yang sakit/ mati karena sakit
• Bila ada gejala, segera berobat dan gunakan masker bila sedang sakit
• Serta selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Melindungi
7
2.9 Pengobatan COVID-19
Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit COVID-19. Jika Anda di
diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan,
Anda bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, yaitu:
• Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga jarak
dengan orang dalam satu rumah.
• Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
• Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.
• Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
• Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.
• Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.
• Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh
dalam 2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas,
tetap lakukan konsultasi dengan dokter.
Jika Anda didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk Anda
untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat
dilakukan dokter antara lain:
Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit
COVID-19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi COVID-
19 adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir.
8
Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi COVID-
19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas remdesivir masih
terus berlanjut.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh
dalam 2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas,
tetap lakukan konsultasi dengan dokter.
Jika Anda didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk Anda
untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat
dilakukan dokter antara lain:
Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi serius berupa:
9
2.11 Pencegahan COVID-19
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona penyebab
COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
• Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain, dan
jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
• Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
• Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
• Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
• Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
• Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
• Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
• Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable)
yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien
dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus
Corona ke orang lain, yaitu:
• Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan orang lain
untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
• Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.
• Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
• Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
10
• Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak
rumah sakit untuk menjemput.
• Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
• Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
• Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
• Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat umum, seperti
rumah sakit atau sedang bersama orang lain.
• Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang
tisu ke tempat sampah.
11
✓ Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38°C) atau
riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti:
batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat DAN tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
✓ Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID- 19.
✓ Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
✓ Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga
14 hari setelah kasus timbul gejala.
12
2.13 RAPID TEST
Penanganan COVID-19 di Indonesia menggunakan Rapid Test Antibodi dan/atau Rapid
Test Antigen.
Pemeriksaan Rapid Test Antibodi dan/atau Rapid Test Antigen hanya merupakan
screening awal.
Rapid Test Antibodi : Spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah darah.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada komunitas (masyarakat).
Rapid Test Antigen : Spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah Swab
orofaring/ Swab nasofaring. Pemeriksaan ini dilakukan di fasyankes yang memiliki
fasilitas biosafety cabinet.
13
2.14 DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Tanda dan Gejala : Merasa bingung ; Merasa khawatir ; Tampak gelisah ; Tampak tegang ; Sulit
tidur.
Ansietas → Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan Tindakan untuk
menghadapi ancaman.
ANSIETAS berhubungan dengan (b.d) PENYEBAB dibuktikan dengan (d.d) TANDA DAN
GEJALA.
14
Tanda dan Gejala : Tidak mampu mandi, berpakaian, makan, toileting, berhias diri .
Penyebab : Kelemahan
15
Tanda dan Gejala : Batuk tidak efektif; Tidak Mampu Batuk; Sputum Berlebih; Mengi;
Whezing; Ronkhi.
16
Tanda dan Gejala :PCO2↑ ; PO2↓ ; PH Abnormal ; Pola Nafas Abnormal
Gangguan Pertukaran Gas → Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida pada membrane alveolar-kapiler.
17
Tanda dan Gejala :PCO2↑ ; PO2↓ ; SaO2 ↓ ; Volume tidal menurun ; Penggunaan otot bantu nafas
meningkat.
Gangguan Ventilasi Spontan → Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak
mampu bernafas secara adekuat.
18
Tanda dan Gejala : Frekuensi nadi < 50x/menit atau >150x/menit ; Sistolik < 60 mmHg atau > 200
mmHg ; Frekuensi nafas < 6 x/menit atau > 30 x/menit ; SaO2 <85% ; Suhu < 34,5°C.
19
Faktor Resiko : Hipoksia ; Sepsis ; Sindrom respon inflamasi sistemik.
Resiko Syok →Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang
dapat mengakibatkan disfungsi seluluer yang mengancam jiwa.
20
1. ANSIETAS : Tingkat Ansietas
• Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.
21
2. DEFISIT PERAWAATAN DIRI : Perawatan Diri
• Definisi : kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
22
3. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF : Bersihan Jalan Nafas
• Definisi : kemampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten
23
4. GANGGUAN PERTUKARAN GAS : Pertukaran Gas
• Definisi : oksigenasi dan/ atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler
dalam batas normal
2. Dispnea menurun
24
5. GANGGUAN PERTUKARAN GAS : Keseimbangan Asam Basa
• Definisi : Ekuilibrium antara ion hydrogen di ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh
25
6. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : Ventilasi Spontan
• Definisi : keadekuatan cadangan energi untuk mendukung individu mampu bernafas secara
spontan
• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis
➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 Jam maka ventilasi spontan
meningkat dengan kriteria hasil:
1. Dispnea menurun
26
7. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : Respon Ventilasi Mekanik
• Definisi : Efektivitas pertukaran alveolar dan perfusi jaringan yang didukung oleh
ventilasi secara mekanik
27
8. GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN : Status Sirkulasi
• Definisi : Pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat
yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh
28
9. RESIKO SYOK : Tingkat Syok
• Definisi : Ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan
disfungsi seluler yang mengancam jiwa.
29
2.15 INTERVENSI
• Observasi
o Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
• Teraupetik
o Pahami situasi yang membuat ansietas
• Edukasi
o Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
30
2. DEFISIT PERAWATAN DIRI : DUKUNGAN PERAWATAN DIRI
• Definisi : memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri
• Observasi
o Monitor tingkat kemandirian
o Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
• Teraupetik
o Sediakan lingkungan yang teraupetik (misalkan suasasa hangat, rileks, dan
privasi)
o Siapkan keperluan pribadi (misalkan parfum, sikat gigi, sabun mandi)
• Edukasi
o Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
31
3. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: LATIHAN BATUK EFEKTIF
• Definisi : melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif
untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari secret atau benda asing di
jalan nafas.
• Observasi
o Identifikasi kemampuan batuk
o Monitor adanya retensi sputum
o Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
o Teraupetik
o Atur posisi semifowler atau fowler
o Buang secret pada tempat sputum
• Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
o Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8
detik → ulangi sebanyak 3 kali
o Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang ke 3
Kolaborasi
o Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran → Jika perlu
32
4. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: MANAJEMEN JALAN NAFAS
• Definisi : mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas.
• Observasi
o Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
o Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronkhi)
o Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
• Teraupetik
o Posisikan semifowler atau fowler
o Berikan minum hangat
o Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
• Edukasi
o Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari → Jika tidak ada kontraindikasi
• Kolaborasi
o Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran atau
bronkodilator → Jika perlu
33
5. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: MANAJEMEN ISOLASI
• Definisi : mengindentifikasi dan mengelola pasien yang beresiko menularkan
penyakit, menciderai, atau merugikan orang lain.
• Observasi
o Identifikasi klien yang membutuhkan isolasi
• Teraupetik
o Tempatkan satu pasien satu kamar
o Sediakan seluruh kebutuhan harian dan pemeriksaan sederhana di kamar klien
o Dekontaminasi alat-alat kesehatan sesegera mungkin setelah digunakan
o Lakukan kebersihan tangan pada 5 momen
o Pasang alat proteksi diri sesuai SPO
o Lepaskan alat proteksi diri segera setelah kontak dengan klien
o Minimalkan kontak dengan klien → sesuai kebutuhan
o Batasi/ tidak boleh ada pengunjung
o Pastikan kamar klien selalu dalam kondisi bertekanan negative
34
6. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: PEMANTAUAN RESPIRASI
• Definisi : Mengumpulkan dan menganalisa data untuk memastikan kepatenan jalan
nafas dari kefektifan pertukaran gas
• Observasi
o Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
o Monitor pola nafas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot, ataksik)
o Monitor saturasi oksigen
o Monitor nilai AGD
• Teraupetik
o Dokumentasikan hasil pemantauan
• Edukasi
o Informasikan hasil pemantauan → Jika perlu
35
7. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: TERAPI OKSIGEN
• Definisi : memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi
kekurangan oksigen jaringan
• Obervasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
o Monitor efektifitas terapi oksigen (seperti oksimetri, Analisa Gas Darah)
o Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
• Teraupetik
o Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea → Jika perlu
o Gunakan oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas klien
• Kolaborasi
o Kolaborasi penentuan dosis oksigen
36
8. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: TERAPI OKSIGEN
• Definisi : memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi
kekurangan oksigen jaringan
• Obervasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
o Monitor efektifitas terapi oksigen (seperti oksimetri, Analisa Gas Darah)
o Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
• Teraupetik
o Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea → Jika perlu
o Gunakan oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas klien
• Kolaborasi
o Kolaborasi penentuan dosis oksigen
37
9. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: MANAJEMEN ASAM BASA
• Definisi : Mengidentifikasi, mengelola, dan mencegah komplikasi akibat
ketidakseimbangan asam basa
• Observasi
o Identifikasi penyebab ketidakseimbangan asam basa
o Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
o Monitor irama dan frekuensi jantung
o Monitor perubahan pH, PCO2, dan HCO3
• Teraupetik
o Ambil specimen darah arteri untuk pemeriksaan AGD
o Berikan oksigen sesuai indikasi
• Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik → Jika perlu
38
10. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : DUKUNGAN VENTILASI
• Definisi : memfasilitasi dalam mempertahankan pernafasan spontan untuk
memaksimalkan pertukaran gas di paru-paru.
• Observasi
o Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
o Monitor status respirasi dan oksigenasi (misalnya frekuensi dan kedalaman nafas,
penggunaan otot bantu nafas, bunyi nafas tambahan, saturasi oksigen)
• Teraupetik
o Pertahankan kepatenan jalan nafas
o Berikan posisi semifowler atau fowler
o Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (misalnya nasal kanul, masker wajah,
masker rebreathing atau non rebreathing).
o Gunaksn bag-valve mask → jika perlu
• Kolaborasi
o Kolaborasikan pemberian brokhodilator → jika perlu
39
11. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : MANAJEMEN VENTILASI MEKANIK
• Definisi : mengidentifikasi dan mengelola pemberian sokongan nafas buatan melalui
alat yang diinsersi kedalam trakea.
• Observasi
o Periksa indikasi ventilator mekanik (misalnya kelelahan otot nafas, disfungsi
neurologis, asidosis respiratorik)
o Monitor efek negative ventilator (misalnya deviasi trakea, barotrauma,
volutrauma, penurunan curah jantung, distensi gaster, emfisema subkutan)
o Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea, dan laring
• Teraupetik
o Atur posisi kepala 45-60° untuk mencegah aspirasi
o Reposisi klien setiap 2 jam → jika perlu
o Lakukan penghisapan lender sesuai kebutuhan
• Kolaborasi
o Kolaborasi pemilihan mode ventilator (misalnya control volume, control tekanan
atau gabungan)
o Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedative, analgesic, sesuai kebutuhan
o Kolaborasikan penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi
alveolus
40
12. GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN : CODE MANAGEMENT
▪ Definisi : mengkoordinasikan penanganan gawat darurat untuk penyelamatan jiwa
klien.
▪ Observasi
o Monitor pemberian PPGD/ BTCLS/ ATCLS/ BCLS/ ACLS sesuai protocol yang
tersedia
• Teraupetik
o Panggil bantuan jika klien tidak sadar
o Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda sirkulasi spontan (misalnya nadi karotis
teraba, kesadaran pulih)
• Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian defibrilasi atau kardioversi, jika perlu
41
13. RESIKO SYOK : PENCEGAHAN SYOK
• Definisi : mengidentifikasi dan menurunkan resiko terjadinya ketidakmampuan
tubuh menyediakan oksigen dan nutrisi untuk mencukupi kebutuhan jaringa
• Observasi
o Monitor status kardiopolmunal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas,
tekanan darah, MAP)
• Teraupetik
o Berikan oksigen untuk mempertahankan sturasi oksigen >94%
• Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian intravena, jika perlu
42
43
44
ALUR PEMERIKSAAN RAPID TEST ANTIBODI
45
ALUR PEMERIKSAAN RAPID TEST ANTIGEN
46
ALUR PENENTUAN ALAT BANTU NAFAS MEKANIK
47
ALGORITME BHD PADA KLIEN TERDUGA COVID 19
48
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Covid 19 merupakan salah satu jenis penyakit yang bisa menular yang mana pertamanya
penyakit ini berasal dari binatang akan tetapi dia menjangkit ada manusia bahkan bisa
menyebar dari satu manusia ke manusia yang lain dan penyakit covid 19 ini menyerang pada
sistem pernafasan. Virus corona sendiri memiliki diameter yaitu 125 nanometer atau 0,125
mikrometer yang mana ukuran ini di temukan oleh seorang yang bernama Anthony R. fehr
dan Stanley Perlman
3.2 Saran
WHO Indonesia melalui akun Instagram resminya mengatakan, sangat wajar jika Anda
merasa takut dan cemas saat ini. Untuk mengurangi keresahan yang Anda rasakan, ikuti
beberapa saran dari WHO Indonesia berikut ini:
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. 2019 Novel
Coronavirus (2019-nCoV), Wuhan, China.
2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. Frequently Asked
Questions About SARS.
3. IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2020. Outbereak Pneumonia
Virus Wuhan.
4. Medscape. Diakses pada 2020. What is the role of coronavirus in the etiology of viral
pneumonia?
5. US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada
2020. Coronavirus Infections
6. Web MD. Diakses pada 2020. Coronavirus.
7. WHO. Diakses pada 2020. Coronavirus
8. Isfandiari, M.A. (2020). Corona Virus (Covid-19) Hasil Kajian. Dosen FKM Unair
Suryani, Y. (n.d.).
9. IMPLEMENTASI GAYA HIDUP KEROHANIAN MAHASISWA IAKN TORAJA DALAM
MENYIKAPI
10. PENCEGAHAN COVID 19. Telaumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan
Terkait Pencegahan Covid19 di Indonesia. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan
Agama, 12(01), 59–70.
11. WHO (2019) https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus
2019/question-and-answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses
50