Anda di halaman 1dari 54

“TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1”

“ASUHAN KEPERAWATAN COVID-19”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Resziana Lucki Nur Dwi Pratiwi

NIM : 2019121007

PRODI : Ilmu Keperawatan (A25)

DOSEN PENGAMPU : Widiyono, S.Kep, Ns, M.Kep

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Makalah yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN (COVID-
19)”. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, sabtu 19 Desember 2020

Resziana Lucki

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Virus Corona……………………………….....…………………………... 3


2.2 Cara Penularan Covid-19……...………………………..…………………………….. 3
2.3 Lama Virus Corona Di Benda Mati……………………......…………...…………….. 4
2.4 Penyebab Covid-19………...……………………………......………………………... 4
2.5 Tanda Dan Gejala……………...………………………………..……………………. 5
2.6 Komplikasi Infeksi Covid-19………………………...………..……………………... 5
2.7 Pengobatan Infeksi Covid-19………………..…………………...…………………... 6
2.8 Pencegahan Infeksi Covid-19…………………….…………....…….……………….. 7
2.9 Pengobatan Covid-19………...……………………..………………………………... 8
2.10 Komplikasi Covid-19……………………………………………………………….... 9
2.11 Pencegahan Covid-19………….…………………………………………………….. 10
2.12 Kasus Terkonfirmasi………….……………………………………………………... 11
2.13 Rangkaian Test Covid-19…………………………………………………….……… 13
2.14 Diagnose Keperawatan……………………………………………….……………… 14
2.15 Intervensi……………………………………………………….……………………. 30
2.16 Kegiatan karantina sesuai kondisi dan status pasien.................................................... 43
2.17 Klasifikasi Gejala Covid-19……………………….……………………………….... 44
2.18 Alur Pemeriksaan Rapid Test Antibodi…………………………………………….... 45
2.19 Alur Pemeriksaan Rapid Test Antigen…………………….………………………… 46
2.20 Alur Penentuan Alat Bantu Nafas Mekanik……………………………………….… 47
2.21 Algoritme Bhd Pada Klien Terduga Covid 19……………………………………….. 48
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 49
3.2 Saran.................................................................................................................................... 49
3.3 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 50

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun yang terjadi di
Indonesia saat ini adalah maraknya penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona
yang mampu mengakibatkan kematian. Virus ini terdeteksi muncul pertama kali di Wuhan
China pada bulan Desember 2019. Virus corona merupakan virus yang menyerang saluran
pernafasan dan menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan.
Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai negara.
Awal mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona hanya 2 orang, namun
penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang yang terkena atau terjangkit
virus ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk mempersiapkan rumah sakit daerah
sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang terjangkit Covid-19.
Akibat dari maraknya virus corona ini mengakibatkan berbagai hal yang baru hampir
dikerjakan dari rumah, baik sekolah, kuliah, bekerja ataupun aktivitas yang lainnya. Bahkan
tempat beribadah pun sebagian telah ditutup demi mengurangi penyebaran virus corona ini.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah, seperti physical distancing (jaga jarak), lock
down, bahkan di beberapa daerah pun telah diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala
besar). Namun masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan tersebut hingga
akhirnya penyebaran virus ini berjalan sangat cepat.
Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai virus corona serta cara
menanggulanginya agar angka penyebaran tidak semakin meningkat. Mengingat banyak
sekali masyarakat yang masih meremehkan adanya virus corona ini serta belum tersedianya
vaksin yang dapat membantu kesembuhan pasien karena masih dalam pencarian dan
penelitian oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai permasalahan
penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ini.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Covid-19 ?

2. Bagaimana proses penularan Covid-19 ?

3. Bagaimana cara menanggulangi dan mencegah Covid-19 yang benar ?

4. Bagaimana bentuk partisipasi dalam memerangi Covid-19 ?

5. Apa Penyebab Covid-19?

6. Bagaimana cara menganggulangi komplikasi pada Covid-19?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari Covid-19

2. Untuk mengetahui proses penularan Covid-19

3. Untuk mengetahui dan memahami cara penanggulangan dan pencegahan Covid-19 yang
benar

4. Untuk mengetahui bentuk partisipasi dalam memerangi Covid-19

5. Apa Penyebab Covid-19?

6. Bagaimana cara menganggulangi komplikasi pada Covid-19?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN CORONA VIRUS

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan


penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-
CoV-2) atau yang sering disebut virus Corona. Virus ini
memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan patogen
zoonotik yang dapat menetap pada manusia dan binatang
dengan presentasi klinis yang sangat beragam, mulai dari
asimtomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan sampai
kematian.

Virus RNA berukuran 120-160nm.

Menyebabkan penyakit saluran pernapasan → Flu → Kegawatan pernafasan → Kematian.

Pertama kali muncul diWuhan pada 12 Desember 2019.

2.2 Penularan COVID-19

Dari Manusia ke Manusia →

Melalui Droplet yang keluar saat

bersin atau batuk → Penularan lebih agresif

3
2.3 LAMA VIRUS CORONA DI BENDA MATI

Alumunium : Sampai 8 Jam

Handscoon : Samai 8 Jam

Besi : 4 sampai 8 Jam

Kayu : Sampai 4 Hari

Kaca : Sampai 4 Hari

Kertas : Sampai 4Hari

Plastik : Sampai 5Hari

2.4 PENYEBAB
Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona
menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:

• Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).


• Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
• Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air
liur pengidap virus corona.
• Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata
gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping
itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona
jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus
yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar.

4
2.5 TANDA DAN GEJALA

• Demam
• Batuk, pilek
• Letih, lesu
• Sakit tenggorokan
• Gangguan sesak nafas

2.6 Komplikasi Infeksi Coronavirus

Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi


pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat.
Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan
kematian.

Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang
serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,
dan bahkan kematian.

5
2.7 Pengobatan Infeksi Coronavirus

Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan
pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan
gejala infeksi virus corona. Contohnya:

• Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak
di bawah empat tahun.
• Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
• Perbanyak istirahat.
• Perbanyak asupan cairan tubuh.
• Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau
infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan
kondisi pasien.

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang
telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena
beberapa alasan, dokter akan melakukan:

• Isolasi
• Serial foto toraks sesuai indikasi.
• Terapi simptomatik.
• Terapi cairan.
• Ventilator mekanik (bila gagal napas)
• Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

6
2.8 Pencegahan Infeksi Coronavirus

Adapun salah satu protokolnya yaitu jika merasa tidak sehat dengan kriteria demam lebih
dari 38o C, batuk, flu, nyeri tenggorokan maka beristirahatlah yang cukup di rumah dan
minumlah air yang cukup. Gunakan masker, apabila tidak memiliki masker, hendaknya
mengikuti etika ketika batuk dan bersin yang benar dengan cara menutup hidung dan mulut
dengan tisu, lengan atas bagian dalam. Bila merasa tidak nyaman dan masih berkelanjutan dan
disertai sesak nafas maka segerakan diri untuk memeriksakan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Dan usahakan untuk tidak menaiki kendaraan massal.

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun,
setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus
ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan:

• Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
• Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
• Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
• Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
• Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
• Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu
dan cuci tangan hingga bersih.
• Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
• Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.
• Etika batuk dan bersin, hindari meludah di tempat umum
• Olah daging mentah dengan hati-hati
• Hindari memakan daging hewan yang sakit/ mati karena sakit
• Bila ada gejala, segera berobat dan gunakan masker bila sedang sakit
• Serta selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Melindungi

7
2.9 Pengobatan COVID-19

Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit COVID-19. Jika Anda di
diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan,
Anda bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, yaitu:

• Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga jarak
dengan orang dalam satu rumah.
• Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
• Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.
• Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
• Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.
• Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.
• Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh
dalam 2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas,
tetap lakukan konsultasi dengan dokter.

Jika Anda didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk Anda
untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat
dilakukan dokter antara lain:

• Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala


• Memasang ventilator atau alat bantu napas
• Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi
• Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah

Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit
COVID-19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi COVID-
19 adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir.

8
Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi COVID-
19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas remdesivir masih
terus berlanjut.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh
dalam 2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas,
tetap lakukan konsultasi dengan dokter.

Jika Anda didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk Anda
untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat
dilakukan dokter antara lain:

• Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala


• Memasang ventilator atau alat bantu napas
• Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi
• Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah

2.10 Komplikasi COVID-19

Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi serius berupa:

• Gagal napas akut


• Pneumonia
• Gagal jantung akut
• Gagal hati akut
• Infeksi sekunder pada organ lain
• Gagal ginjal
• Gangguan pembekuan darah
• Rhabdomyolysis
• ARDS (acute respiratory distress syndrome)
• Syok septik
• Kematian

9
2.11 Pencegahan COVID-19

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona penyebab
COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

• Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain, dan
jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
• Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
• Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
• Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
• Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
• Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
• Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
• Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable)
yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien
dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus
Corona ke orang lain, yaitu:

• Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan orang lain
untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
• Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.
• Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
• Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

10
• Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak
rumah sakit untuk menjemput.
• Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
• Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
• Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
• Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat umum, seperti
rumah sakit atau sedang bersama orang lain.
• Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang
tisu ke tempat sampah.

2.12 KASUS TERKONFIRMASI


Klien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui pemeriksaan
PCR (Polymerase chainreaction)
➢ PASIEN DALAM PENGAWASAN
✓ Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38°C) atau
riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti:
batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat DAN tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
✓ Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID- 19.
✓ Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

➢ PASIEN DALAM PENGAWASAN (PDP)

11
✓ Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38°C) atau
riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti:
batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat DAN tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
✓ Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID- 19.
✓ Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

➢ ORANG DALAM PEMANTAUAN (ODP)


✓ Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan
sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki Riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah
yang melaporkan transmisi lokal*.

✓ Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit


tenggorokan/batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

➢ ORANG TANPA GEJALA (OTG)


✓ Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi
COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat dengan kasus
konfirmasi COVID-19.

✓ Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga
14 hari setelah kasus timbul gejala.

12
2.13 RAPID TEST
Penanganan COVID-19 di Indonesia menggunakan Rapid Test Antibodi dan/atau Rapid
Test Antigen.
Pemeriksaan Rapid Test Antibodi dan/atau Rapid Test Antigen hanya merupakan
screening awal.
Rapid Test Antibodi : Spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah darah.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada komunitas (masyarakat).
Rapid Test Antigen : Spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah Swab
orofaring/ Swab nasofaring. Pemeriksaan ini dilakukan di fasyankes yang memiliki
fasilitas biosafety cabinet.

13
2.14 DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Tanda dan Gejala : Merasa bingung ; Merasa khawatir ; Tampak gelisah ; Tampak tegang ; Sulit
tidur.

Penyebab : Ancaman kematian ; Krisis situasional

Ansietas → Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan Tindakan untuk
menghadapi ancaman.

ANSIETAS berhubungan dengan (b.d) PENYEBAB dibuktikan dengan (d.d) TANDA DAN
GEJALA.

14
Tanda dan Gejala : Tidak mampu mandi, berpakaian, makan, toileting, berhias diri .

Penyebab : Kelemahan

Defisit Perawatan Diri → Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas


perawatan diri → Bisa dispesifikkan menjadi mandi, berpakaian, makan, toileting,
berhias.

DEFISIT PERAWATAN DIRI berhubungan dengan (b.d) PENYEBAB


dibuktikan dengan (d.d) TANDA DAN GEJALA.

15
Tanda dan Gejala : Batuk tidak efektif; Tidak Mampu Batuk; Sputum Berlebih; Mengi;
Whezing; Ronkhi.

Penyebab : Proses infeksi ; Hipersekresi Jalan Nafas

Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif → Ketidakmampuan membersihkan secret atau


obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.

BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF berhubungan dengan (b.d)


PENYEBAB dibuktikan dengan (d.d) TANDA DAN GEJALA.

16
Tanda dan Gejala :PCO2↑ ; PO2↓ ; PH Abnormal ; Pola Nafas Abnormal

Penyebab : Perubahan membran alveolus-kapiler

Gangguan Pertukaran Gas → Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida pada membrane alveolar-kapiler.

GANGGUAN PERTUKARAN GAS berhubungan dengan (b.d) PENYEBAB


dibuktikan dengan (d.d) TANDA DAN GEJALA.

17
Tanda dan Gejala :PCO2↑ ; PO2↓ ; SaO2 ↓ ; Volume tidal menurun ; Penggunaan otot bantu nafas
meningkat.

Penyebab : Gangguan metabolisme ; Kelelahan otot pernafasan

Gangguan Ventilasi Spontan → Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak
mampu bernafas secara adekuat.

GANGGUAN VENTILASI SPONTAN berhubungan dengan (b.d)

PENYEBAB dibuktikan dengan (d.d) TANDA DAN GEJALA.

18
Tanda dan Gejala : Frekuensi nadi < 50x/menit atau >150x/menit ; Sistolik < 60 mmHg atau > 200
mmHg ; Frekuensi nafas < 6 x/menit atau > 30 x/menit ; SaO2 <85% ; Suhu < 34,5°C.

Penyebab : Penurunan fungsi ventrikel

Gangguan Sirkulasi Spontan → Ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat


untuk menunjang kehidupan.

GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN berhubungan dengan (b.d) PENYEBAB

dibuktikan dengan (d.d) TANDA DAN GEJALA.

19
Faktor Resiko : Hipoksia ; Sepsis ; Sindrom respon inflamasi sistemik.

Resiko Syok →Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang
dapat mengakibatkan disfungsi seluluer yang mengancam jiwa.

RESIKO SYOK dibuktikan dengan (d.d) FAKTOR RESIKO.

20
1. ANSIETAS : Tingkat Ansietas
• Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.

• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 Jam maka tingkat ansietas
menurun dengan kriteria hasil:

1. Verbalisasi kebingungan menurun

2. Verballisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun

3. Perilaku gelisah menurun

4. Perilaku tegang menurun

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 Jam maka tingkat ansietas
menurun dengan kriteria hasil:

21
2. DEFISIT PERAWAATAN DIRI : Perawatan Diri
• Definisi : kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri

• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 Jam maka perawatan diri
meningkat dengan kriteria hasil:

1. Kemampuan mandi meningkat

2. Kemampuan mengenakan pakaian meningkat

3. Kemampuan makan meningkat

4. Kemampuan ke toilet meningkat

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 Jam maka perawatan diri
meningkat dengan kriteria hasil:

22
3. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF : Bersihan Jalan Nafas
• Definisi : kemampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten

• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 Jam maka bersihan jalan nafas
meningkat dengan kriteria hasil:

1. Batuk efektif meningkat

2. Produk sputum menurun

3. Mengi; Whezing; Ronkhi menurun

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 Jam maka bersihan jalan nafas
meningkat dengan kriteria hasil:

23
4. GANGGUAN PERTUKARAN GAS : Pertukaran Gas
• Definisi : oksigenasi dan/ atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler
dalam batas normal

• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 4 Jam maka pertukaran gas
meningkat dengan kriteria hasil:

1. Tingkat kesadaran (GCS E4V5M6 / Kompos Mentis)

2. Dispnea menurun

3. Pola nafas membaik {dalam batas normal (RR: 16 – 22 x/menit)}

4. Bunyi nafas tambahan menurun

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 4 Jam maka pertukaran gas
meningkat dengan kriteria hasil:

4. Bunyi nafas tambahan 2 5

24
5. GANGGUAN PERTUKARAN GAS : Keseimbangan Asam Basa
• Definisi : Ekuilibrium antara ion hydrogen di ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh

• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 12 Jam maka keseimbangan asam
basa meningkat dengan kriteria hasil:

1. Frekuensi nafas membaik (dalam batas normal)

2. Irama nafas membaik (dalam batas normal)

3. pH membaik (dalam batas normal)

4. Kadar CO2 membaik (dalam batas normal)

5. Kadar bikarbonat membaik (dalam batas normal)

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 12 Jam maka keseimbangan asam
basa meningkat dengan kriteria hasil:

25
6. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : Ventilasi Spontan
• Definisi : keadekuatan cadangan energi untuk mendukung individu mampu bernafas secara
spontan
• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis
➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 Jam maka ventilasi spontan
meningkat dengan kriteria hasil:

1. Dispnea menurun

2. Penggunaan otot bantu nafas menurun

3. Volume tidal membaik (dalam batas normal)

4. PCO2 membaik (dalam batas normal)

5. PO2 membaik (dalam batas normal)

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 Jam maka ventilasi spontan
meningkat dengan kriteria hasil:

26
7. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : Respon Ventilasi Mekanik
• Definisi : Efektivitas pertukaran alveolar dan perfusi jaringan yang didukung oleh
ventilasi secara mekanik

• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 Jam maka respon ventilasi
mekanik meningkat dengan kriteria hasil:

1. FiO2 memenuhi kebutuhan meningkat (dalam batas normal)

2. Saturasi O2 meningkat (dalam batas normal)

3. Infeksi paru menurun

4. Kesulitan bernafas dengan ventilator menurun

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 Jam maka respon ventilasi
mekanik meningkat dengan kriteria hasil:

4. Bunyi nafas tambahan 2 5

27
8. GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN : Status Sirkulasi
• Definisi : Pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat
yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh

• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 30 menit maka status sirkulasi
membaik dengan kriteria hasil:

1. Kekuatan nadi meningkat (dalam batas normal)

2. Saturasi O2 meningkat (dalam batas normal)

3. Tekanan darah sistolik membaik (dalam batas normal)

4. Tekanan diastolic membaik (dalam batas normal)

5. Tekanan nadi membaik (dalam batas normal)

6. Tekanan arteri rata-rata membaik (dalam batas normal)

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 30 menit maka status sirkulasi
membaik dengan kriteria hasil:

28
9. RESIKO SYOK : Tingkat Syok
• Definisi : Ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan
disfungsi seluler yang mengancam jiwa.

• Metode Dokumentasi Manual/ Tertulis


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 30 menit maka tingkat syok menurun
dengan kriteria hasil:

1. Tekanan arteri rata-rata membaik (dalam batas normal)

2. Tekanan darah sistolik membaik (dalam batas normal)

3. Tekanan diastolic membaik (dalam batas normal)

4. Frekuensi nadi membaik (dalam batas normal)

5. Frekuensi nafas membaik (dalam batas normal)

6. Tingkat kesadaran membaik (dalam batas normal / GCS E4V5M6 / Kompos


Mentis)

• Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


➢ Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 30 menit maka tingkat syok menurun
dengan kriteria hasil:

29
2.15 INTERVENSI

1. ANSIETAS: REDUKSI ANSIETAS


• Definisi: Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap obyek
yang tidak jelas dan spesifik, akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan Tindakan untuk menghadapi ancaman.

• Observasi
o Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)

• Teraupetik
o Pahami situasi yang membuat ansietas

o Dengarkan dengan penuh perhatian

o Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

o Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang

• Edukasi
o Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis

o Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat

o Latih Teknik relaksasi

30
2. DEFISIT PERAWATAN DIRI : DUKUNGAN PERAWATAN DIRI
• Definisi : memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri

• Observasi
o Monitor tingkat kemandirian
o Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan

• Teraupetik
o Sediakan lingkungan yang teraupetik (misalkan suasasa hangat, rileks, dan
privasi)
o Siapkan keperluan pribadi (misalkan parfum, sikat gigi, sabun mandi)

• Edukasi
o Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

31
3. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: LATIHAN BATUK EFEKTIF
• Definisi : melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif
untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari secret atau benda asing di
jalan nafas.

• Observasi
o Identifikasi kemampuan batuk
o Monitor adanya retensi sputum
o Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
o Teraupetik
o Atur posisi semifowler atau fowler
o Buang secret pada tempat sputum

• Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
o Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8
detik → ulangi sebanyak 3 kali
o Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang ke 3
Kolaborasi
o Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran → Jika perlu

32
4. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: MANAJEMEN JALAN NAFAS
• Definisi : mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas.

• Observasi
o Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
o Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronkhi)
o Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

• Teraupetik
o Posisikan semifowler atau fowler
o Berikan minum hangat
o Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

• Edukasi
o Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari → Jika tidak ada kontraindikasi

• Kolaborasi
o Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran atau
bronkodilator → Jika perlu

33
5. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: MANAJEMEN ISOLASI
• Definisi : mengindentifikasi dan mengelola pasien yang beresiko menularkan
penyakit, menciderai, atau merugikan orang lain.

• Observasi
o Identifikasi klien yang membutuhkan isolasi

• Teraupetik
o Tempatkan satu pasien satu kamar
o Sediakan seluruh kebutuhan harian dan pemeriksaan sederhana di kamar klien
o Dekontaminasi alat-alat kesehatan sesegera mungkin setelah digunakan
o Lakukan kebersihan tangan pada 5 momen
o Pasang alat proteksi diri sesuai SPO
o Lepaskan alat proteksi diri segera setelah kontak dengan klien
o Minimalkan kontak dengan klien → sesuai kebutuhan
o Batasi/ tidak boleh ada pengunjung
o Pastikan kamar klien selalu dalam kondisi bertekanan negative

34
6. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: PEMANTAUAN RESPIRASI
• Definisi : Mengumpulkan dan menganalisa data untuk memastikan kepatenan jalan
nafas dari kefektifan pertukaran gas

• Observasi
o Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
o Monitor pola nafas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot, ataksik)
o Monitor saturasi oksigen
o Monitor nilai AGD

• Teraupetik
o Dokumentasikan hasil pemantauan

• Edukasi
o Informasikan hasil pemantauan → Jika perlu

35
7. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: TERAPI OKSIGEN
• Definisi : memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi
kekurangan oksigen jaringan

• Obervasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
o Monitor efektifitas terapi oksigen (seperti oksimetri, Analisa Gas Darah)
o Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
• Teraupetik
o Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea → Jika perlu
o Gunakan oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas klien

• Kolaborasi
o Kolaborasi penentuan dosis oksigen

36
8. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: TERAPI OKSIGEN
• Definisi : memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi
kekurangan oksigen jaringan

• Obervasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
o Monitor efektifitas terapi oksigen (seperti oksimetri, Analisa Gas Darah)
o Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

• Teraupetik
o Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea → Jika perlu
o Gunakan oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas klien

• Kolaborasi
o Kolaborasi penentuan dosis oksigen

37
9. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: MANAJEMEN ASAM BASA
• Definisi : Mengidentifikasi, mengelola, dan mencegah komplikasi akibat
ketidakseimbangan asam basa

• Observasi
o Identifikasi penyebab ketidakseimbangan asam basa
o Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
o Monitor irama dan frekuensi jantung
o Monitor perubahan pH, PCO2, dan HCO3

• Teraupetik
o Ambil specimen darah arteri untuk pemeriksaan AGD
o Berikan oksigen sesuai indikasi

• Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik → Jika perlu

38
10. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : DUKUNGAN VENTILASI
• Definisi : memfasilitasi dalam mempertahankan pernafasan spontan untuk
memaksimalkan pertukaran gas di paru-paru.

• Observasi
o Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
o Monitor status respirasi dan oksigenasi (misalnya frekuensi dan kedalaman nafas,
penggunaan otot bantu nafas, bunyi nafas tambahan, saturasi oksigen)

• Teraupetik
o Pertahankan kepatenan jalan nafas
o Berikan posisi semifowler atau fowler
o Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (misalnya nasal kanul, masker wajah,
masker rebreathing atau non rebreathing).
o Gunaksn bag-valve mask → jika perlu

• Kolaborasi
o Kolaborasikan pemberian brokhodilator → jika perlu

39
11. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : MANAJEMEN VENTILASI MEKANIK
• Definisi : mengidentifikasi dan mengelola pemberian sokongan nafas buatan melalui
alat yang diinsersi kedalam trakea.

• Observasi
o Periksa indikasi ventilator mekanik (misalnya kelelahan otot nafas, disfungsi
neurologis, asidosis respiratorik)
o Monitor efek negative ventilator (misalnya deviasi trakea, barotrauma,
volutrauma, penurunan curah jantung, distensi gaster, emfisema subkutan)
o Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea, dan laring

• Teraupetik
o Atur posisi kepala 45-60° untuk mencegah aspirasi
o Reposisi klien setiap 2 jam → jika perlu
o Lakukan penghisapan lender sesuai kebutuhan

• Kolaborasi
o Kolaborasi pemilihan mode ventilator (misalnya control volume, control tekanan
atau gabungan)
o Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedative, analgesic, sesuai kebutuhan
o Kolaborasikan penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi
alveolus

40
12. GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN : CODE MANAGEMENT
▪ Definisi : mengkoordinasikan penanganan gawat darurat untuk penyelamatan jiwa
klien.

▪ Observasi

o Monitor tingkat kesadaran

o Monitor irama jantung

o Monitor pemberian PPGD/ BTCLS/ ATCLS/ BCLS/ ACLS sesuai protocol yang
tersedia

• Teraupetik
o Panggil bantuan jika klien tidak sadar

o Aktifkan code blue

o Lakukan resusitasi jantung paru, jika perlu

o Berikan bantuan nafas, jika perlu

o Pasang monitor jantung

o Pasang akses vena, jika perlu

o Siapkan intubasi, jika perlu

o Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda sirkulasi spontan (misalnya nadi karotis
teraba, kesadaran pulih)

• Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian defibrilasi atau kardioversi, jika perlu

o Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu

o Kolaborasi pemberian amiodaron, jika perlu

41
13. RESIKO SYOK : PENCEGAHAN SYOK
• Definisi : mengidentifikasi dan menurunkan resiko terjadinya ketidakmampuan
tubuh menyediakan oksigen dan nutrisi untuk mencukupi kebutuhan jaringa

• Observasi
o Monitor status kardiopolmunal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas,
tekanan darah, MAP)

o Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)

o Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)

o Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil

• Teraupetik
o Berikan oksigen untuk mempertahankan sturasi oksigen >94%

o Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu

• Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian intravena, jika perlu

42
43
44
ALUR PEMERIKSAAN RAPID TEST ANTIBODI

45
ALUR PEMERIKSAAN RAPID TEST ANTIGEN

46
ALUR PENENTUAN ALAT BANTU NAFAS MEKANIK

47
ALGORITME BHD PADA KLIEN TERDUGA COVID 19

48
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Covid 19 merupakan salah satu jenis penyakit yang bisa menular yang mana pertamanya
penyakit ini berasal dari binatang akan tetapi dia menjangkit ada manusia bahkan bisa
menyebar dari satu manusia ke manusia yang lain dan penyakit covid 19 ini menyerang pada
sistem pernafasan. Virus corona sendiri memiliki diameter yaitu 125 nanometer atau 0,125
mikrometer yang mana ukuran ini di temukan oleh seorang yang bernama Anthony R. fehr
dan Stanley Perlman

3.2 Saran

WHO Indonesia melalui akun Instagram resminya mengatakan, sangat wajar jika Anda
merasa takut dan cemas saat ini. Untuk mengurangi keresahan yang Anda rasakan, ikuti
beberapa saran dari WHO Indonesia berikut ini:

1. Bicarakan perasaan Anda dengan orang-orang terdekat. Karena membicarakan perasaan


Anda dengan orang lain, dapat mengurangi keresahan yang dirasakan.
2. Pilih dan batasi waktu yang Anda habiskan setiap hari untuk membaca atau menonton
berita terkini tentang Covid-19. Karena mendengar dan melihat liputan mengenai virus
corona terus-menerus dapat membuat Anda lebih cemas dan sedih.
3. Penting untuk menghabiskan waktu melakukan hal-hal yang Anda sukai dan membuat
diri rileks.
Selain itu, WHO Indonesia juga mengingatkan untuk melindungi diri Anda dan orang-
orang terdekat dari Covid-19 dengan cara berikut ini:

1. Rajin mencuci tangan


2. Batuk atau bersin pada siku yang terlipat, bukan tangan Anda
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
4. Hindari atau batasi berada di tempat-tempat ramai. Ikuti anjuran pemerintah
5. Hindari kontak dekat dengan orang sakit
6. Bersihkan dan disinfeksi permukaan atau benda-benda mati yang sering disentuh.

49
DAFTAR PUSTAKA

1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. 2019 Novel
Coronavirus (2019-nCoV), Wuhan, China.
2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. Frequently Asked
Questions About SARS.
3. IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2020. Outbereak Pneumonia
Virus Wuhan.
4. Medscape. Diakses pada 2020. What is the role of coronavirus in the etiology of viral
pneumonia?
5. US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada
2020. Coronavirus Infections
6. Web MD. Diakses pada 2020. Coronavirus.
7. WHO. Diakses pada 2020. Coronavirus
8. Isfandiari, M.A. (2020). Corona Virus (Covid-19) Hasil Kajian. Dosen FKM Unair
Suryani, Y. (n.d.).
9. IMPLEMENTASI GAYA HIDUP KEROHANIAN MAHASISWA IAKN TORAJA DALAM
MENYIKAPI
10. PENCEGAHAN COVID 19. Telaumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan
Terkait Pencegahan Covid19 di Indonesia. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan
Agama, 12(01), 59–70.
11. WHO (2019) https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus
2019/question-and-answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses

50

Anda mungkin juga menyukai