Anda di halaman 1dari 4

Pengujian Aktivitas Antidiabetes

VI. Pembahasan

Diabetes merupakan gangguan kronis yang khususnya menyangkut


metabolisme glukosa dalam tubuh. Glukosa yang diserap di jaringan otot
ditimbun sebagai glikogen atau dirombak menjadi asam laktat sedangkan jaringan
lemak juga menggunakan glukosa sebagai sumber energi dan substrat sintesis
trigliserida. Penyebab diabetes adalah kekurangan hormon insulin yang berfungsi
memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi. Akibatnya, glukosa menjadi
bertumpuk dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya diekskresi melalui urin
tanpa digunakan (glikosuria). Hal ini menyebabkan produksi kemih pasien sangat
meningkat, merasa sangat haus, dan berat badan menurun. Untuk memperingan
gangguan-gangguan yang ditimbulkan akibat diabetes, maka dibutuhkan obat-obat
hipoglikemik yang bekerja meningkatkan sekresi insulin (Herman F, 1993).
Pada praktikum ini salah satu obat antidiabetes yang digunakan adalah
Metformin. Metformin merupakan obat antidiabetik golongan biguaid dan
merupakan Golongan biguanid yang paling banyak digunakan. Dimana derivat
biguanid bekerja berlawanan dengan derivat sulfonilurea. Kerja derivat biguanid
tidak melalui perangsangan sekresi insulin, tidak menimbulkan perubahan ILA
(Insulin Like Activity) di plasma, dan secara morfologis sel pulau lanerhans juga
tidak mengalami perubahan, tetapi bekerja langsung terhadap organ sasaran
sehingga derivat biguanid banyak digunakan untuk pasien diabetes tipe 2.
Mekanisme kerja biguanid (metformin) yaitu menghambat absorpsi karbohidrat,
menghambat glukoneogenesis di hati, meningkatkan afinitas pada reseptor insulin,
meningkatkan jumlah reseptor insulin dan memperbaiki defek respon insulin
(Misnadiarly, 2006).

Hal pertama yang dilakukan saat percobaan adalah menimbang bobot dari
setiap mencit yang di uji untuk menghitung konversi dosis obat yang akan
diberikan pada mencit. Selanjutnya mencit dilakukan test kadar gula darah dengan
menggunakan alat glukotest dengan cara menusuk sedikit dibagian pembuluh
darah pada ekor mencit agar darah keluar dan dapat diambil sedikit untuk
diteteskan pada alat glukotest. Dan didapatkan hasil kadar gula awal mencit (t-30)
adalah 156 mg/dl. Kemudian mencit diberikan obat metformin sebanyak 0,85 mL
dengan bantuan alat sonde, lalu ditunggu selama 30 menit untuk menunggu obat
bekerja didalam tubuh mencit. Setelah itu dilakukan test gula darah mencit (t0)
dan didapatkan hasilnya 193 mg/dl. Hasil yang didapatkan lebih tinggi dari kadar
gula sebelum pemberian metformin, dikarenakan kondisi mencit yang strees
akibat kondisi sekitar lab yang kurang kondusif. Kemudian setalah mendapatkan
hasil gula darah mencit pada t0, dilakukan pemberian glukosa pada mencit
sebanyak 0,85 mL untuk memastikan obat metformin yang diberikan bekerja
dengan cara pemberian glukosa yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah
mencit, lalu ditunggu selama 30 menit. Setelah itu dilakukan test gula darah
kepada mencit (t30) dan didapatkan hasilnya 257 mg/dl. Hasil yang didapatkan
sangat lebih tinggi dari sebelumnya dan jauh dari kadar gula darah awal mencit,
dikarenakan sebelumnya penambahan glukosa yang sangat berpengaruh dengan
peningkatan kadar glukosa darah dan obat metformin pun belum dapat bekerja
dengan optimal untuk menurunkan kadar gula darah mencit, lalu ditunggu 30
menit. Kemudian lakukan kembali test gula darah kepada mencit (t60) dan
didapatkan hasilnya 140 mg/dl. Hasil yang didapatkan turun drastis jika
dibantingkan pada kadar gula sebelumnya pada t30, pada saat t60 ini obat
metformin sudah mulai dapat menurunkan kadar gula darah mencit, hasilnya
sudah jauh lebih rendah dari hasil gula darah awal mencit. Metformin sudah dapat
meningkatkan sensitifitas dari reseptor terhadap insulin dan dapat menghambat
glikoneorenesis (pembentukan glukosa baru dari dalam tubuh di hati), sehingga
sesuai hasil test kadar gula darah turun menjadi stabil, lalu ditunggu 30 menit lagi.
Kemudian dilakukan test kadar gula darah pada mencit (t90) dan didapatkan
hasilnya 114 mg/dl. Hasil yang didapatkan sudah sangat lebih baik dari t60 karena
sudah dapat dipastikan pada t90 ini metformin sudah bekerja secara optimal
karena sudah menekan peningkatan kadar gula darah yang sebelumnya sangat
tinggi.

Untuk percobaan ini onset yang didapat adalah pada t60 sampai t90
dengan durasi selama 30 menit. Ada kemungkinan bessar onset berada
dipertengahan t30 dengan t60 jadi durasi lebih dari 30 menit. Karena pada saat
dilakukan test kadar gula darah di t60 hasilnya sangat turun dengan signifikan dari
t30 yaitu 257 menjadi 140 pada t60.

Jika dilihat dari hasil pengamatan dari beberapa kelompok, ada mencit
yang diberikan obat antidiabetes metformin, akabosa, atau pun glibenklamid
selain itu juga ada mencit yang dijadikan kontrol (-) yaitu mencit yang tidak
biberikan apa pun, dan ada juga mencit yang dijadikan kontrol (+) yaitu mencit
yang tidak diberikan antidiabetes namun diberikan glukosa agar terjadinya
diabetes pada mencit. Jika dibandingkan antara 3 obat uji yang diberikan kepada
mencit, dapat saya simpulkan bahwa bahan uji yang onset nya cepat (t60-t90) dan
dapat menurunkan kadar gula darah dengan drastic dan juga memiliki durasi yang
lama (30 menit) adalah Metformin karena kerja metformin dapat meningkatkan
sensitifitas reseptor terhadap insulin. Sedangkan urutan kedua itu akabosa karena
onset yang didapatkan sama seperti metformin yaitu di t60-t90 serta durasinya
pun sama selama 30 menit, mekanisme kerja dari akabosa ini adalah dengan
menghambat enzim alfa glukosidase, enzim ini kerjanya untuk memecah glikosida
kompleks menjadi glukosa. Lalu obat uji yang memiliki onset rendah yaitu pada
t60 namun durasinya sangat singkat yaitu kurang dari 30 menit, dapat dilihat pada
data pengamatan bahwa pada t60 kadar gula darah memamng mengalami
penurunan tetapi pada t90 kadar gula darah mengalami penaikan kembali,
mekanisme kerja dari glibenklamid ini meningkatkan produksi insulin di
pankreas.

Selain dibandingkan berdasarkan hasil onset dan durasi, dapat


dibandingkan dengan mencit kontrol (-) dan kontrol (+) juga. Hasil kadar gula
darah mencit kontrol (-) pada waktu terakhir (t90) yaitu 137 mg/dl sedangkatn
kadar gula darah mencit kontrol (+) yaitu 338 mg/dl. Kadar gula darah mencit
kontrol (-) hasilnya rendah memang itu adalah kadar gula darah mencit normal
karena mencit kontrol (-) itu tidak diberikan apapun baik glukas maupun bahan
uji. Sedangakan pada mencit kontrol (+), mencit dibuat diabetes dengan diberikan
glukosa tanpa diberikan obat uji untuk menurunkan kadar gula darah mencit.

Obat uji yang paling mendekati dengan kontrol (-) adalah obat uji
metformin, jadi dapat disimpulkan obat uji metformin adalah obat uji yang paling
efektif dalam penurunan kadar gula darah dengan cepat, onset yang tepat dan
durasi yang lama. Metformin memperbaiki transport glukosa ke dalam sel otot
yang dirangsang oleh insulin dan kerjanya meningkatkan afinitas reseptor insulin,
menyebabkan glukosa terserap lebih baik pada setiap reseptor insulin sehingga
berbeda dengan golongan sulfonilurea, karena tidak meningkatkan sekresi insulin,
jadi tidak menyebabkan hipoglikemia (Misnadiarly, 2006). Selain itu metformin
tidak menaikkan berat badan bahkan kadang dapat menurunkan berat badan,
dengan memperbaiki sensitivitas insulin, dan mengurangi lemak visceral. Pada
penderita perlemakan hati (fatty liver), didapatkan perbaikan dengan penggunaan
Metformin.
DAFTAR PUSTAKA
Herman F. 1993. Penggunaan obat hipoglikemik oral pada penderita diabetes
melitus. Pharos Bulletin No.1.

Misnadiarly. 2006. Diabetes Militus : Gangren, Ulcer, Infeksi : Mengenal Gejala,


Menanggulangi Dan Mencegah Komplikasi. Jakarta : Pustaka Populer
Obor

Anda mungkin juga menyukai