Anda di halaman 1dari 2

Nama : Estherina Cansa

NIM : 20206122031
MK : Merger & Akuisisi

Identitas Jurnal
Nama Penulis : Robert Faff, Shyaam Prasadh dan Syed Shams
Judul : Merger and acquisition research in the Asia-Pacific region: A review of the
evidence and future directions.
Jurnal : Research in International Business and Finance
Volume/Issue : 50
Tanggal : Desember 2019
Halaman : 12 halaman

Literatur mengenai merger dan akuisisi di Asia – Pasifik cenderung berkiblat pada
pasar Australia, China dan India. Sedangkan untuk pasar Asia – Pasifik lain nya masih belum
terlalu dilirik seperti Taiwan, Korea, Vietnam, Hong Kong, Thailand dan lain lain. Sementara
itu, pergeseran poros ekonomi dunia untuk pertumbuhan global tidak moderat dan tidak
merata. Namun pada pasar Asia – Pasifik terliaht ada peningkatan perkembangan ekonomi
yang lebih tinggi. Peningkatan produk domestic bruto pada tahun 2014 sebesar 5,6% adalah
sumbangan dari tiga negara yaitu China, Indonesia dan Jepang. Ada nya peningkatan PDB dan
arus investasi modal yang kuat telah mendorong gelombang merger dan akuisisi di pasar Asia
– Pasifik dengan negara yang menjadi target adalah China sebagai penyumbang PDB terbesar
di wilayah Asia – Pasifik. Aktivitas merger dan akuisisi sedang berada dalam periode
pemulihan setelah Global Financial Crisis. Gelombang global merger dan akuisisi ini
berdampak pada kawasan Asia. Pasifik dan menjadi sebuah tren sehingga kawasan Asia-
Pasifik muncul sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Negara-negara di kawasan ini biasanya berada dalam berbagai tahap perubahan struktural.
Secara garis besar, kawasan Asia-Pasifik memiliki infrastruktur keuangan yang berkembang
dengan baik dengan cadangan devisa yang besar, profil utang negara yang solid, sektor
perbankan yang kuat dan posisi perdagangan eksternal yang membaik, tetapi juga mengalami
efisiensi pasar yang relatif rendah, pasar saham dengan volatilitas yang tinggi, kurangnya
transparansi dan kerangka peraturan yang buruk. Walaupun pasar Asia Pasifik kompleks
daripada di kawasan regional lainnya karena mengalami kebijakan moneter yang tidak
sinkron dan perbedaan nilai tukar, pertumbuhan minat dari investor global terhadap pasar
Asia Pasifik bergerak eksponensial selama dua dekade terakhir. Hal yang menjadi highlight
pada artikel ini adalah tentang perolehan kinerja umum dari pengakuisisi, perolehan kinerja
pengakuisisi yang berkaitan dengan berbagai penawaran dan karakteristik perusahaan,
kinerja akuisisi, peraturan takeover, pencapaian target kinerja, perolehan kinerja pasca
akuisisi dan target kekayaan pemegang saham. Dalam pembahasannya, terdapat beberapa
hal yang cukup menarik perhatian antara lain faktor budaya dan politik yang merupakan
faktor kontekstual yang masuk akal dalam merger dan akuisisi. Namun, penelitian mengenai
merger dan akuisisi di kawasan Asia Pasifik masih perlu diperluas lagi khusus nya di negara-
negara berkembang dengan beberapa agenda penelitian masa depan seperti karakteristik
budaya, sosial ekonomi, politik, budaya manajerial dan kendala finansial untuk dikulik lebih
dalam. Dari penelitian yang telah dilakukan dalam artikel ini, ditemukan bahwa eksplorasi
keberhasilan merger dan akuisisi di daerah Asia Pasifik masih sangat terbatas pada efisiensi
merger dan akuisisi dan efek kekayaan pasca merger dan akuisisi. Maka dari itu, urgensi yang
diberikan penulis artikel adalah keseriusan untuk eksplorasi ketahanan dan keandalan pasar
Asia Pasifik.
Sangat benar adanya jika poros ekonomi saat ini berkiblat ke Asia Pasifik. Perusahaan-
perusahaan diwilayah Asia Pasifik selalu melihat peluang untuk melakukan ekspansi. Aksi
merger dan akuisisi menjadi salah satu pendorong utama aliran kredit di tahun 2013 lalu.
Kembali lagi China menjadi negara yang banyak melakukan aktivitas merger dan akuisisi baik
domestic maupun mancanegara. Di wilayah Tenggara, Thailand menjadi negara pengakuisisi
yang cukup fenomenal. Mengapa masih cenderung negara China yang selalu dieskpos dalam
aktivitas merger dan akuisisi? Hal ini semata karena nafsu China yang ingin tumbuh dan
berjuang di pasar modal yang tidak terbendung. China seperti raksasa yang sedang tertidur
dan menunggu waktu nya bangun untuk menlahap perusahaan - perusahaan besar
internasional. Dalam aktivitas merger dan akuisisi ini, yang menjadi incaran China antara lain
keahilan, merk dan intelektual property. Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan
aktivitas merger dan akuisisi di wilayah Asia Pasifik ini salah satu nya adalah lingkungan politik
dan ekonomi. Adanya aktivitas merger dan akuisisi ini tidak terlepas dari hubungan bilateral
antara dua negara, maka keberhasilan nya pun ada sedikit pengaruh dari hubungan politik
kedua negara nya, khusus nya untuk aktivitas merger dan akuisisi yang bersifat internasional.
Kemudian, mengapa banyak negara di Asia Pasifik yang sulit memunculkan diri ke permukaan
untuk menjadi topik bahasan sektor ekonomi? Karena hampir semua negara Asia Pasifik
mengalami tren merger dan akuisisi fluktuatif. Pembahasan yang mendalam mengenai
aktivitas merger dan akuisisi di Asia Pasifik masih sangat terbatas. Penelitian ini menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara pemerintah dan kekayaan pengakuisisi. Pada kenyataan
nya, setiap aktivitas merger dan akuisisi akan berhubungan dengan pemerintah dengan
kekayaan pengakuisisi. Hal yang cukup menarik perhatian dalam aktivitas merger dan akuisisi
adalah faktor budaya. Pasar Asia Pasifik merupakan pasar yang kompleks secara umum.
Dalam aktivitas merger dan akuisisi, yang akan bergabung bukan hanya sekedar entitas
perusahaan nya saja, melainkan orang orang yang terlibat di dalam nya, budaya yang dianut
serta kepercayaan-kepercayaan yang dianut. Maka dari itu untuk melakukan merger dan
akuisisi selain diperlukan modal, diperlukan juga mental personil yang akan terlibat dalam
proses nya.
Kesimpulan dari review ini yaitu masih perlu dilakukan penelitian yang lebih
mendalam tidak hanya pada efek kekayaan dan efisiensi keberhasilan merger dan akuisisi
saja. Asia Pasifik tidak hanya China, Indonesia dan Jepang saja, banyak negara yang juga aktif
dalam aktivitas merger dan akuisisi. Kedepannya, dengan ada penelitian lebih lanjut maka
perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain karakteristik budaya, sosial ekonomi dan
politik hingga budaya manajerial agar review tentang kegiatan merger dan akuisisi di Asia
Pasifik tidak hanya berpusat pada negara besar nya saja, tetapi masih banyak negara lain yang
juga melakukan aktivitas merger dan akuisisi.

Anda mungkin juga menyukai