Anda di halaman 1dari 12

CERITA MENGENANG KARTINI

SLB NEGERI 01 JAKARTA


TAHUN AJARAN 2021-2022
(disampaikan dalam rangka memperingati hari Kartini 21 April 2022)

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.


Alahmdulillah, puji syukur atas nikmat dan karunia Allah untuk kita semua, hingga hari ini Kamis, 21 April
2022 kita dipertemukan di ruangan ini dalam keadaan sehat wal afiat.

Hari ini tanggal 21 April bertepatan dengan peringatan apa? Coba lihat gambar ini!

Ya, kita mengenang hari lahir Ibu Kartini. Ibu Kartini lahir pada tanggal 21 bulan April tahun 1879, sudah
lama sekali.
Kartini adalah seorang anak perempuan yang lahir dari keluarga bangsawan di Jawa Tengah, tepatnya di
Jepara.
(Coba perhatikan gambar tersebut, kira-kira Kartini yang mana ya?)
Ya, pada gambar tersebut Kartini yang paling kecil. Kartini bersandar pada ayahnya yang bernama Raden
Mas Adipati Aryo Sosroningrat. Dan di sebelah kiri meja adalah ibunya yang bernama M.A Ngasirah.
Oleh karena Kartini dari keturunan bangsawan maka ia mendapat gelar bangsawan di depan namanya
sehingga disebutlah dengan sapaan Raden Ajeng Kartini atau biasa disingkat menjadi R A Kartini.

(Nah… ini adalah gambar Kartini setelah dewasa dan saat kecil, seperti siapa ya…?)
Kartini seorang anak yang pintar dan pemberani, ia berani menyampaikan keinginannya kepada Ayahnya
bahwa ia ingin bersekolah supaya bisa membaca, bisa menulis, bisa memasak, bisa menjahit baju, bisa
membatik dan lain-lain.
Kartini senang sekali karena ayah Kartini mengijinkan Kartini untuk bersekolah. Dengan bersekolah,
Kartini menjadi pintar dan banyak teman.
(Nah ini teman-teman Kartini. Coba sebutkan nama teman-teman kalian!)

Saat Kartini semakin besar dan dewasa, hatinya merasa sedih karena ternyata banyak anak di sekitar
rumah Kartini tidak bersekolah. Mereka tidak bisa membaca, tidak bisa berhitung, tidak bisa menulis,
tidak tahu tentang agama, tidak bisa membatik, tidak bisa memasak, tidak bisa membuat kue, dan kira-
kira tidak bisa apa lagi, coba sebutkan!

Lalu Kartini memohon ijin kepada Ayahnya untuk mengajari anak-anak tersebut agar mereka bisa
membaca, menulis, menghitung, bisa memahami agama, bisa menyanyi, membatik dan lain-lain. Kartini
senang sekali sang Ayah mengijinkannya. Lalu Kartini mengajak mereka datang ke rumahnya untuk
bersama-sama belajar. Ya, Kartini menjadi guru.
(Coba tunjukkan yang mana Kartini? Mana murid-murid Kartini?)
Lihat juga papan tulisnya, di papan tulis sudah banyak tulisan, berarti murid-murid Kartini sudah bisa
membaca dan menulis…….hebat ya!
(Kartini adalah seorang guru, lalu siapa guru kalian? Belajar apa kalian dengan bu Guru atau pak Guru?)

Kartini senang membacakan cerita kepada murid-muridnya.


Kartini juga senang mengajarkan ketrampilan, ini salah satu pelajaran ketrampilan yang diajarkannya.
Sedang apa mereka? Ya, mereka sedang belajar membatik.
(Siapa guru membatik di sekolah kita? Siapa bisa menuliskan namanya?
Ya …… bu Intan mengajar membatik seperti bu Kartini.
Siapa yang mengajar olah raga?, Siapa yang mengajar agama? Siapa yang mengajar memasak? Siapa
yang mengajar computer? Siapa yang mengajar sablon? Siapa yang mengajar kriya kayu? Siapa yang
mengajar menjahit? Siapa yang mengajar tenun? Siapa yang mengajar bina diri?, Siapa yang mengajar
PKPBI?).

Ya…. Mereka semua adalah guru-guru penerus perjuangan Kartini.

Dari cerita tentang Kartini, banyak hal yang bisa kita teladani antara lain :
1. Kartini gemar/suka membaca dan menulis. Oleh karenanya banyak sekali ilmu yang bisa didapat,
ibarat suatu kegelapan setelah banyak belajar, banyak membaca kemudian menjadi terang
benderang. Oleh karenanya Kartini memberi judul buku yang ditulisnya dengan judul “Habis
Gelap Terbitlah Terang”.
2. Kartini sangat mencintai Indonesia, beliau ingin rakyat Indonesia pintar dan maju seperti rakyat
di negara lain.
3. Kartini berjiwa sosial dan penuh kasih sayang kepada kaumnya. Kartini baik hati, disenangi oleh
teman-temannya.

4. Kartini seorang yang sederhana.


5. Kartini memiliki pribadi yang luhur, pemberani dan tetap hormat kepada orang tua.
Atas perjuangan Kartini, sekarang kaum wanita boleh bersekolah, banyak kaum wanita menjadi orang
hebat. Contohnya :
- kaum wanita menjadi guru
- kaum wanita menjadi tentara
- kaum wanita menjadi polisi
- kaum wanita menjadi dokter
- kaum wanita menjadi pilot
- kaum wanita menjadi presiden, dan coba sebutkan lagi yang lainnya!

Atas besarnya jasa Kartini bagi bangsa Indonesia, beliau dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Wanita
bagi bangsa Indonesia, dan setiap tanggal 21 April kita peringati sebagai “Hari Kartini” seperti saat ini.
Peringatan hari Kartini sering dilakukan dengan bermacam-macam perlombaan, salah satunya lomba
busana daerah seperti contoh berikut ini :
(Coba sebutkan, pada gambar di atas, pesertanya memakai busana dari mana?)

Untuk mengenangnya mari kita menyanyikan lagu “Ibu Kita Kartini” yang diciptakan oleh W.R.
Supratman..
Tahukah kalian, Kartini beragama apa?
Ya, Kartini beragama Islam, beliau belajar agama Islam kepada Kyai Sholeh Darat Al Samaranggi. Beliau
belajar membaca Al Qur’an, belajar mengartikan Al Qur’an, belajar menjadi seorang Muslimah yang
berperilaku jujur, berani atas dasar kebenaran, dan belajar menjalankan ajaran agama Islam dengan
sebaik-baiknya.
(Coba siapa guru agama Islam kalian? Balajar apa dengan pak Samsul, pak Chafid dan bu Dusmi,
sebutkan!)
Ternyata Ibu Kartini selain pejuang emansipasi wanita di Indonesia, beliau juga seorang pejuang
Muslimah. Beliau memprakarsai tafsir Al Qur’an dalam bahasa Jawa agar bisa dimengerti artinya
sehingga umat Islam tidak bingung dalam menjalankan ajaran agama Islam.

Ada lagi pejuang wanita dalam agama Islam yang perlu kalian kenal, yaitu :
1. Siti Khadijah binti Khuwailid. Beliau adalah saudagar kaya raya di Mekah. Beliau adalah istri
pertama Nabi Muhammad SAW. Siti Khadijah menyumbangkan harta kekayaannya untuk
perjuangan Islam bersama Nabi Muhammad. Beliau sering memberi makan dan pakaian kepada
kaum yang sangat membutuhkan.

2. Hafshah bin Umar bin Khatab. Beliau dikenal sebagai penjaga Al Qur’an, karena beliau memiliki
kemampuan membaca dan menulis yang baik, maka Hafshah diminta untuk mengumpulkan
lembaran-lembaran tulisan asli Al Qur’an yang ditulis dalam pelepah kurma. Kemudian Hafshah
juga diberi tugas untuk menyimpan dan memelihara Al Qur’an. Dengan tugasnya itu Hafshah
dikenal sebagai “Penjaga AL Qur’an”.

3. Aisyah binti Muzahim.


Aisyah adalah istri Fir’aun ( seorang raja yang sangat kejam). Aisyah adalah seorang yang dikenal
sangat sabar menghadapi suaminya yang kejam itu. Aisyah ditokohkan dalam agama Islam di
samping kesabarannya menghadapi Fir’aun, juga karena beliau berani menolak saat disuruh
membunuh bayi yang ditemukan dalam keranjang, bahkan Aisyah merawat dan mengangkatnya
sebagai anaknya yang diberi nama Musa. Dialah Nabi Musa yang dibesarkan oleh Aisyah binti
Muzahim.

4. Ummu Kultsum binti Uqbah.


Ummu Kultsum memiliki seorang ayah yang sangat keras dan kejam. Beliau tidak tahan melihat
penderitaan yang dirasakan oleh umat muslim yang diperlakukan dengan sangat keras dan
kejam oleh ayahnya, sehingga beliau memilih hijrah atau pindah ke Madinah dan masuk Islam
yang dibaiat oleh Nabi Muhammad SAW dan menolak untuk meninggalkan Islam oleh ayahnya.

5. Nusaibah binti Kaab.


Nusaibah binti Kaab adalah perempuan pemberani yang selalu bersama Nabi Muhammad dalam
pertempuran atau peperangan. Peperangan yang ia ikuti antara lain peperangan Baitul Aqobah
II, perang Hunayn, perang Yamamah, perang Uhud dan perjanjian Hudaibiyah. Dalam perang
Uhud Nusaibah bertugas mengawal dan melindungi Nabi Muhammad.

Demikianlah keteladan Kartini dan para wanita hebat pejuang Islam yang perlu kita teladani.
Semoga kitab bisa mengambil manfaat dan mengamalkannya dalam kehidupan.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Penulis materi cerita :


Penanggung jawab 1 Penanggung jawab 2 :

( Sri Wahyu Utami ) ( Ririn Tri Oktaviani)


Catatan :
1. Materi cerita tentang Kartini disampaikan kepada anak seperti halnya mendongeng atau
membacakan cerita sambil memperlihatkan gambar untuk menambah kesan bagi anak yang
sulit menangkap informasi secara lisan.
2. Kalimat yag ditulis miring adalah salah satu contoh bentuk improvisasi guru terhadap cerita
Kartini yang disesuaikan dengan kondisi siswa masing-masing kelompok.
3. Guru bisa menyampaikan cerita dengan improvisasinya masing-masing, dan sesuai
kemampuan anak di kelas.

Anda mungkin juga menyukai