Anda di halaman 1dari 69
JUSUN 8, SURIASUMANTRI RS AY SEBUAH PENGANTAR POPULER Wonton NAc cvelexeRNEeH _ ANDI HAKIM NASUTION Ai) \ DAFTAR ISI Kata Pengantar oleh: Andi Hakim Nasution ...... 1 Sekapur. Sirth 0. 3660.25.03 Tei Ng deen 13 I Ke Arah Pemikiran Filsafat ; 1, ilmu dan filsafat. 2... aaa tetetg: Sins 19 II Dasar-dasar Pengetahuan 2, penalaran oe ee oy Sane 3D Si Nogika ors 0 ey BEE ie tN ere 46 4, sumber pengetahuan.. 2... HPS 50 : S. ktiteria’ kebenaran "2006 i ees eh 55 Il] Ontologi: Hakikat Apa ae ie 6. metafisika. . . . . ‘ esos 8 aa eyie Bag vine BB, 7asumsi..... se ee en ate iacd ive Sam eee rire 72 So 1pelMang aie ect eects ese esibey TR ee 78 9. beberapa asumsi dalam ilmu. - 2... 2 82 10. batas-batas penjelajahan ilmu. .........., 91 IV_ Epistemologi: Cara Mendapatkan Pengetahuan yang Benart 11. jarum sejarah pefiuelattan Sina inter eaten Hae gE Ge 101 12. Penpetahwan ee ag he aot oe Oe 13. metode ilmiah. . . . ie Leesan es aie aera Fe eh 119 14, struktur pengetahuan ilmiah. ©... 2. ee 14t V__ Sarana Berpikir Ilmiah es 1S. saranaberpikirilmiah, .:. 6 165 Ge Mahasas cee Se oe ke oes ee ee tate a! wt 171 17 s- maternal ee 418 ai Sia ee hook ace et eee 189. 18, statistika ey ea eg siete eM ee nS 21 9 Scanned with CamScanner VI VIL VIL Ix x Daftar Pustaka. . - - Indeks -'- - Aksiologi: Nilai Kegunaan Iimu : ; “ 29 19. ilmu dan moral... . + + + + . 20.-tanggung jawab sosial ilmuwan. . - 7 + + °° 237 21, nuklir dan pilihan moral, 6. 6 eT 246 22. revolusi genetika. ©... tt + + 283 Ilmu-dan Kebudayaan 23. manusia dan kebudayaan. «+ ++ + *,* ye 2 DEL 24, ilmu dan pengembangan kebudayaan. nasional. . . « 272 25: dua pola kebudayaan. 2-7-1 * see + 281 Iimu dan Bahasa 26. tentang terminologi: ilmu, ilmu.pengetahuan atau gains?.. ws + 45 ol 27. quo vadis? 6... eee et 7 297 Fins 300% 28. politik bahasa nasional Penelitian dan Penulisan Ilmiah 29, struktur penelitian dan penulisan ilmiah . . 5 Saharan 347 30; teknik penulisan ilmiiah . ieee 31. teknik notasiilmiah. . 0. oc ee ee ee es 358 Penutup 32. hakikatdankegunaanilmu . 2... 2 6% sper 364 t 369 Scanned with CamScanner KATA PENGANTAR Kata ““pembangunan’’ sangat erat hubungannya dengan kemampuan meneliti yang dimiliki perangkat pemikir suatu bangsa. Dari pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari negara lain, kita seka- rang harus berusaha menjadi pencipta ilmu pengetahuan dan teknologi~ sehingga tidak saja kita hanya dapat menjual bahan mentah, tetapi juga bahan jadi dan buah pikiran. : Be Untuk masyarakat yang belum terbiasa dengan kehidupan ilmiah, suatu buku yang mencoba menerangkan filsafat ilmu_péngetahuan seca- ra populer, sangatlah bermanfaat. Selain dapat menarik minat pemuda untuk menjadi ilmuwan yang baik, buku seperti itu dapat mempersiap- kan masyarakat awam untuk dapat menenggang peri laku ilmuwan dengan pandangan yang terbuka, sehingga ilmuwan itu sendiri dapat me- laksanakan tugasnya sebagai ilmuwan dengan sebaik-baiknya. Tentu saja setiap ilmuwan mempunyai tafsiran sendiri mengenai filsa- fat iimu sehingga tidak setiap ilmuwan mempunyai pandangan yang tepat sama dengan, ilmuwan lain. Tetapi justru dari perbedaan pendapat- lah akan timbul peluang untuk memajukan garis depan daerah ketahuan jauh ke dalam daerah ketidaktahuan. Harapan saya buky ini akan mem- bantu kita semua memahami apa ciri-ciri imu itu dan apa yang dapat kita harapkan dari seorang ilmuwan. - Akhimya, ingin saya kemukakan. suatu pengalaman saya dj depan kelas pada akhir-akhir tahun enam puluhan. Sewaktu itu saya memtberi- kan kuliah pengantar logika matematika kepada dosen-dosen muda Institut Pertanian Bogor. Seorang peserta kuliah mengangkat tangannya dan menanyakan penilaian saya dari segi logika mengenai pernyataan berikut, "Kalau Tuhan Maha Kuasa, maka ia kuasa membuat batu yang mahabesar sehingga [a tidak kuasa mengangkat batu tersebut. Pertanyaan yang tiba-tiba itu membuat saya berkeringat dingin sebelom = temukan cara yang sebaik-baiknya untuk menjawab pertanyaannya 11 Scanned with CamScanner SEKAPUR SIRIH Buku ini dimaksudkan untuk mengisi, kekosongan dalam bidang filsafat ilmu agar masyarakat mengenal bidang’ keilmuan dengan. berbagai aspeknya. Penerbitan ini terutama ditujukan kepada masyarakat luas dengan harapan untuk mempercepat berkembangnya paradigma keilmu- an dalam kehidupan kita. Untuk itu maka penyajiannya dilakukan seca- ra populer agar mempunyai daya jangkau yang lebih luas, di samping itu penyajian yang bersifat ringan dan santai dimaksudkan untuk mengim- bau kecintaan terhadap bidang keilmuan, yang semoga, dapat mendo- rong mereka untuk mempelajari lebih:lanjut secara mendalam. Buku ini tidak berpretensi telah mencakup segenap aspek yang seyogyanya ‘ter- kandung dalam sebuah kajian mengenai filsafat ilmu. Demikian juga pembahasan yang dilakukan secara populer menyebabkan dihindarkan- nya masalah-masalah yang bersifat rumit dan kontroversial, Buku filsa- fat ilmu ini merupakan pengantar yang sangat elementer yang ditujukan kepada orang awam dan bukan kepada mereka yang berhasrat menda- Jami filsafat ilmu selaku bidang keahlian. Fokus utama dari pembahasan bukw-ini adalah tema pokok yang hidup ‘di sekitar masyarakat keilmuan, patokan-patokan dasar yang diterima oleh sebagian besar masyarakat keilmuan, tanpa melibatkan diri kepada variasi-variasi yang berkembang sekitar tema pokok tersebut. ‘ j Tujuan utama dari pengkajian dala buku ini adalah untuk mengenal alur-alur berpikir dalam kegiatan keilmuan-dan mencoba menerapkan- nya kepada masalah-masalah praktis dalam kehidupan kita. Jadi’’filsa- fat untuk filsafat” bikantah prinsip yang mendasari analisis dalam buku ini, Untuk itu maka asas-asas filsafat keilmuan dicoba diterapkan terha- dap Permasalahan yang aktual.dewasa ini seperti usaha peningkatan pe- Nalaran, permasalahan moral dalam kegiatan keilmuan, kaitan ilmu dengan kebudayaan, perkembangan bahasa nasional, penerapan asas- sas keilmuan dalam kegiatan penelitian dan pembahasan tentang penu- lisan iimiah. Pengetahuan’kefilsafatan secara pragmatis ditujukan kepa- 13 Scanned with CamScanner i i ri alternatif Pemec; mendiagnosis persoalan dan menca te i Lecah, bawa aha kedua di samping penulisan secara popy. 7 babkan lingkup yang qj, implistis, yakni disel berkecenderungan simplistis, y@! i in ling : eave menjadi semakin Juas, maka materi yang diliputinya menjag, semakin dangkal. Namun karena panorama secara keseluruhan itulay jadi i pohon melaink di pokok pembahasan, bukan pohon demi po! elainkan anf ‘elariinany ‘ n ini memang sukar dihinday. maka Reka Bide aaa n ‘Linn itikad inijan i an sebagai pembela. kan, Walaupun demikian itikad ini jangan ditafsirkan se an bagi berbagai kekurangan yang meman& banyak sekali terdapat dalam bukuini. 5 : Materi.untuk buku ini dikerjakan secara bertahap setelah penulis me. nyelésaikan kumpulan karangan tentang hakikat ilmu yang diterbitkan dalam tahun 1978.2) Pada waktu jtu dirasakan perlunya’sebuah buku tentang filsafat ilmu yang ditulis secara elementer dan sederhana. Kepu. Nasional (KIPNAS) Il] dalam tahur, tusan Kongres Ilmu.Pengetahuan _ 1981 yang menyarankan diberikan filsafat ilmu dalam ‘semua tingkat pendidikan merupakan momentum yang mempercepat penerbitan buku ini, Sebelum itu beberapa bagian dari naskah yang dipersiapkan secara berangsur-angsur dipublikasikan agar menjangkau khalayak banyak. Demikian juga beberapa bagian dari buku ini pernah muncul sebagai pe- nerbitan khusus yang bersifat edukatif dan keilmuan. Secara khusus, umpamanya, sebagian dari-buku ini dipakai sebagai materi pendidikan dalam Program Akta V (1981/1982) dan Kursus Reguler Lemhannas (Angkatan XV/1982). ea Berbagai pihak dan perorangan telah sangat membantu terciptanya buku ini yang kesemuanya tidak mungkin disebutkan satu per satu. Secara khusus penghargaan'ingin disampaikan kepada Prof. Dr. Setija- di, Prof, Dr. Yuhara Sukra, Prof. Ir. Sidharto Pramutadi, Prof. Sudjiran Resosudarmo dan Dr. T. Hardjono. Rekan-rekan ilmuwan dan cende- kiawan telah berkenan membaca naskah yang sédang dipersiapkan, baik sebagian maupun keseluruaan, dan memberikan. saran-saran penyem- purnaan-yang berliarga. Untuk itu diucapkan terima kasih yang tidak berhingga:kepada Dr. Liek Wilardjo, Dr.-Kirdi Dipoyudo, Drs: Wiladi dan kemampuan an.) Hal ini mem! 1. Semula buku ini direncanakan akan memuat dialog 4 ; mengenai filsafat ilmu, hakikat ilmu, kaitan Tate detean eae cendekiawan Disebabkan alasan tekris penerbitan'maka dialog ini akan dijadit dan sebagainya, yang berjudul, mu dalam Perspektif Moral, Sosial dan Poli kan buku tersendiri tentang Situasi Kellmuan Dewesa Ini yang Penerbitannya diren, tik: Sebuah Dialog g : canakan akan menyu- © suk 2." Hmu dalam Perspektlf (Jakarta: Gramedia; Cetakan Pe 7 " ita rtama, 1978), ‘ 14 Scanned with CamScanner Budiharga, Dr. ‘Ir. Dali S, Naga, Dr. Sudjana, Dr, Siswojo.Hardjodi- -puro, Dr. R. K, Sembiring dan Ir. Yenny Dachliani, Walaupun demikian maka segenap kekurangan dan kekhilafan yang terdapat dalam buku ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, Buku yang bersifat santai dan penuh humor ini-akan terasa kerin} bila tidak disertai karikatur yang gambarnya disiapkan oleh Sdr. Dedde Paulin. - 4 Dorongan dan antusiasme yang diberikan oleh Penerbit Sinar Harapan khususnya Sdr. Aristides Katoppo, Dr. W. B. Sidjabat dan Sdr. Gatut Saksono sangat membantu penulis untuk metiyeiesatkan buku ini. Demi- kian juga penulis merasa sangat berbesar hati dengan kesediaan Prof, Dr. Ir. Andi Hakim Nasution yang berkenan untuk memiberikan kata pengantar. Akhirulkalam, penghargaan yang sangat pribadi ingiti disam- paikan kepada Nina dan Donni Iqbal Suriasumantri.beserta monyetnya Cheetah, di rumah mereka yang nyaman dan tentram, buku ini di- gumuli dan dikerjakan. Tanpa dorongan dan pengertian mereka musta- hil pekerjaan ini berhasil diselesaikan. i Sebagai. penutup izinkanlah saya meminjam perkataan Beethoven dalam menyampaikan karya yang tidak seberapa ini: dari lubuk hati yang poling dalam semoga pun menyentuh lubuk hati tuan-tuan! Demi- Kianlah buku ini dipersembahkan dengan penuh kecintaan, terutama ke- pada generasi muda dengan harapan, semoga cakrawala keilmuan turut memperkaya jiwa mereka, dalam mengantar ke alam kedewasaan. Jakarta, 2 Mei 1982/Harpenas Jujun S. Suriasumantri Scanned with CamScanner + Nomor 309, 15 Desember 1980, ‘ i, ; Betiefupa bagian-dari materi yang terdapat dalam buku ini telah dipubji. kasikan dalam berbagai media massa Sebagaimana .tercantum dalam daftar ini; © ? ; i = ; aoa "Dua .Pola Kebudayaan: Imu-Ilmu: Alam dan Hmu-Imu_Sosia?, ‘Kompas, 28 Mei 1979, i i “Nuklir dan Pilihan Moral", Pustaka, Tahun III Nomor 3, 1979, Tanggung Jawab Sosial Ilmuwan”; Panji Masyarakat, Tahun XXit “Tentang. Terminologi: Imiu; Imu Pengetahuan atau Sains?”’, Sinar Harapan, 4 Agustus 1981. Taos - "Quo Vadis?””, Sinar harapari 29 September 1981, "Manusia dan Kebudayaan” 24 Oktober 1981, him. 43-52, ; "Politik Bahasa Nasional”, Kompas, "Revolusi Génetika’’, Merdeka, 7 November 1981, : "Sarum Sejarah Pengetahuan”, Merdeka 30 November 1981, “Ebiet, Dukun dan: Hukum Boyle: Sebuah Monolo, 7 : tent: Kegunaan imu”, Kompas, 16 Januari 1982, ( Bab x £32) oo "Hmu dan Pengembangan Kebudayaa ional? “eA; « 9Nomor 1, 1982, him, 64.67, 9M”, Economica, Volume Beberapa bagian dari buku ini ju el b ga telah dis, i minar.ilmiah serta diperbanyak untuk keto dengan.tujuan Pendidikan dan keéil; Wan, os » Mimbar Pendidikan, Tahun 1 Nomor 1, 26 Oktober 1981, karydalam seminar-se- “ éilm intern secara terbaias 16 Scanned with CamScanner Be: a KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Dasteh’ich nun, ich armer Tor! Und bin so klug als wie zuvor. (Nah, di sinilah aku, si goblok yang malang! Tak lebih bijak dari sebelumnya) Faust Scanned with CamScanner I Jimu dan Filsafat" Alkisah bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bi- jaksana, ’’Coba sebutkan kepada saya berapa jenis manusia yang terda- pat dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya!”’ Filsuf itu menarik napas panjang dan berpantun: Ada orang yang tahu di tahunya Ada orang yang tahu di tidaktahunya | Ada orang yang tidak tahu di tahunya ’ Ada orang yang tidak tahu di tidaktahunya ’Bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar?”” sambung orang a awam itu; pent hasrat dalam ketidaktahuan- nya, "Mudah saja,” jawab filsuf itu, ’’ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu.’” Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian: dimulai de- ngan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai. dengan. kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum:tahu. Berfilsafat berarti berendah hati -bahwa tidak se- muanya.akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya Kebenaran yang dicari telah kita jangkau. Imu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak Sangku sekolah ” dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Beffilsafat ten- tang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sen benarnya yang saya ketahui tentang ilmu? Apakah ciri-¢irinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu? Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? Kriteria apa yang kita pakai dalam menentu- -. kan kebenaran secara ilmiah? Mengapa kita mesti mempelajari ilmu? 19 Scanned with CamScanner Apakah kegumaan yang sebeiarnya? Demikian juga berfilsafat berarti berendah hati mengeyaluas; Ee Benay pengetahuan yang telah kita ketahui: Apakah ilmu telah mencaky nap pengetahuan yang seyogyanya saya ketahui dalam kehidupan i batas manakah ilmu mulai dan di batas manakah dia berhe mit Dj manakah saya harus berpaling di batas ketidaktahuan ini? Apabah Ke bihan dan kekurangan ilmu? (Mengetahui kekurangan bukan ber: ele rendahkanmu, namun secara sadar memanfaatkan, untuk tere Me. .dalam mencintaimiu), Juju; Apakah Filsafai? ‘i Seorang yang berfilsafat dapat: diumpamakan seorang yang berpijay di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin’ men, j hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Atau seorang, feat taut di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya, a ingin menyimak kehadirannya dengan ‘kesemestaan yang ditatapnya, Karakteristik berpikir filsafat yang pertama: adalah sifat menyeluruh, Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itw sendiri. Dia-ingin-melihat hakikat ilmu dalam konstelasi ace tahuan yang Jainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilo dengan: agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebaha- giaan kepada dirinya. : Sering kita melihat seorang ilmuwan yang picik. Ahli fisika nuklir me- mandang rendah kepada ahli ilmu sosial. Lulusan IPA merasa Jebih tinggi dari lulusan IPS. Atau lebih sedih lagi, seorang ilmuwan meman- dang rendah kepada pengetahuan lain. Mereka meremehkan moral, agama dan nilai estetika. Mereka, para ahli yang berada di bawah tem- purung disiplin keilmuannya masing-masing, sebaiknya tengadah ke bin- tang-bintang dari tercengang: Lho, kok masih ada langit lain di luar tem- purung kita. Dan kita pun lalu menyadari kebodohan kita sendiri. Yang saya tahu, simpul Sokrates, ialah bahwa saya tak tahu apa-apa! Kerendahhatian Sokrates iNPbukanlah verbalisme yang sekadar basa- basi. Seorang yang berpikir filsafati selain tengadah ke bintang-bintang, jaga membongkar tempat berpijak secara fundamental. Inilah karakte- ristik berpikir filsafati yang kedua yakni sifat swendasar. Dia tidak lagi rcaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Mengapa lim dapat disebut ear? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria terstbut dilaku- kan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Se- an ebuah ingkaran maka pertanyaan itu melingkar. Dan menyusur rii sebu m sebuah lingkaran, kita harus mutlai dari satu titik, yang awal dan pun se- 20 Scanned with CamScanner kaligus akhir. Lalu bagaimana menentukan titik awal yang benar? ‘Ah, Horatio,” desis: Hamlet, “masih banyak lagi di langit dan 4, bumi, selain yang terjaring,dalam filsafatmu,’"!) Memang demikian Cara terus ferang tidak mungkin kita menangguk pengetahuan Secara ke _Seluruhan, dan bahkan kita tidak yakin kepada titik awal yang menjag Jangkar pemikiran yang mendasar, Dalam hal ini kita-hanya derspeku. Sidan inilah yang merupakan ciri filsafat yang ketiga yakni sifat spey, lati. Kita mulai mengernyitkan..kening dan timbul kecurigaan tethaday filsafat: bukankah spekulasi ini suatu dasar yang tidak bisa diadakany Dan seorgng filsuf akan inenjawab:-memang namiun hal ini tida, bisa dihindarkan. Menyusur sebuah lingkaran kita harus mulai darj sebuah titik bagaimanapun juga spekulatifnya. Yang pénting adalah bahwa da. lam prosesnya, baik dalam. analisis maupum, pembuktiannya, kita Bisa ‘memisahkan spekulasi maria yang dapat diandalkan-dan mana Yang tj. dak. Dan-tugas utamia filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang Gapat diandaikan. Apakah yang disebut logis? Apakah yang disebu be. nar? Apakah yang disebut sahih? Apakah alam ini teratur atau kacau? - Apakah hidup ini ada tujuannya atau absurd? Adakah hukum Yang Taengatur alam dan segenap sarwa kehidupan? ' sya Sckatang kita sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dengan spekulasi. Dari serangkaian spekulasi ini kita dapat me. milih buah pikiran yang dapat diandalkan yang. mierupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan. Tanpa menetapkan kriteria tentang apa yang disébut benar maka tidak mungkin pengetahuan lain berkembang di atas dasar kebenaran. Tanpa menetapkan apa yang disebut baik atau buruk maka kita tidak mungkin berbicara tentang moral, Demikian juga tanpa wawasan apa yang disebut indah atau jelek tidak mungkin kita berbicara tentang kesenian. ss Filsafati Peneratas Pengetahuan Filsafat, meminjam Pemikiran Will Durant®), dapat difbaratkan pa- sukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infan- teri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai. pengetahuan yang di antara- nya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu:ilmulah yang-membelah gunung dan me- rambah hutan, menyempurnakan kemenangan_ ini.menjadi pengeta- 1.-, William Shakespeare, Hamlet, Babak I, adegan 5. 7 ; 2. Will Durant, The Story of Philosophy (New York: Simon & Schuster, 1933), him, 1-4. ee 22 Scanned with CamScanner - huan yang dapat diandalkan.° Setelah Tall eeespelnc aka filsafat pun pergi, Dia kembali menjelajah sada debit dat den dan mencratas. Seorang yang skeptis akan Oe tia tidak maju, Senet tahun orang berfilsafat namun selangkah puesalahpahaman ti tas Jalu kelihatannya memang demikian, cay filsafat adalah ma,e’ segera dihilangkan, sekiranya kita sadar hice ‘ring, beraifat ene yang mefupakan pionir, bukan pengetaniin ee kepada ihn Filsafat menyerahkan daerah yang sudah atts ‘baik flmu-ilmu alan pengetalman-pengetahuan tein ngembangannya bermula se. maupun iiiu-ilmu sosial, ait en Pe aul kakashi kuin tise bagai flea Le Ne il Principia Mathematica (1686) dn nya sebagal : é 3.1790) bapak ilmu ekonomi menulis buku The Wealth of Ness 776) dalam fungsinya sebagai Professor of Moral Philo sophy di Universitas Glasgow. (natural phisotophy) ih ng 1 fisika adalah filsafat alam d sal Gansial adalah filsafat moral (moral philosophy). Dalam perkem. jadi ilmu maka terdapat taraf peralihan. Dalam tarat on epana eerie perijelajahan filsafat menjadi lebih sempit, ue dak lagi menyeluruh melainkan sektoral, Di sini orang tidak lagi mempermasalahkan moral secara, keseluruhan melainkan dikaitkan dengan kegiatan.manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi, Walaupun demikian da- Jam taraf ini secara konseptual ilmu-masih mendasarkan kepada norma. norma filsafat. Umpamanya ekonomi masih merupakan penerapan etika (applied ethics) dalam kegiatan manusia memenuhi kebutuhan hidup- nya. Metode yang dipakai adalah normatif dan deduktif berdasarkan asas-asas moral yang filsafati. Pada tahap selanjutnya ilmu menyatakan dirinya ofonom dari konsep-konsep filsafat dan mendasarkan sepenuhnya kepada hakikat alam sebagaimana adanya. Pada tahap peralihan ilmu masih mendasarkan kepadg-norma yang seharusnya, sedangkan dalam tabap terakhir ini, ilmu mendasarkan kepada penemuan alamiah seba- eae adanya. Dalam Tenyusun pengetahuan tentang alam dan isinya softy prep trnis ish lane eee dukitf descent a i melainkan kombinasi antara deduktif dan in- vengan jembatan yang berupa pengajuan:hipotesis yang dikenal sebagai metode logico-hypothético-verifik if, Tian + ne « ‘ atif. ’Tiap ilmu dimulai de- 3. Will ; . . ie Pu rant, The Story of Philosophy (New York: Simon & Schuster, 1933), 24 Scanned with CamScanner ngan filsafat dan diakhiri dengan seni,” ujar Will Durant, *muncul da- jam hipotesis dan berkembang ke keberhasilan.’’3) Auguste Comte (1798-1857) membagi tiga tingkat perkembangan pengefahuan tersebut di atas ke dalam tahap religius, metafisik dan positif. Dalam tahap per- tama maka asas religilah yang dijadikan postulat ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabatan dari ajaran religi. Tahap kedua orang mulai berspekulasi tentang metafisika (keberadaan) ujud yang menjadi obyek penclaahan yang terbebas dari dogma religi dan mengem- bangkan sister pengetahuan di atas dasar postulat metafisik tersebut. Sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah, (ilmu) di mana asas-asas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses veri- fikasi yang obyektif. : Bidang Telaah Filsafat Apakah yang sebenarnya ditelaah filsafat? Selaras dengan dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir dia mempermasalahkan hal-hal yang pokok: terjawab masalah yang satu, dia pun mulai merambah pertanya- an lain, Tentu saja tiap kurun zaman mempunyai masalah yang merupa- kan mode pada waktu itu. Filsafat yang sedang pop dewasa ini mungkin mengenai UFO: apakah cuma kita satu-satunya ’*manusia’”’ yang meng- huni semesta ini?5) Bacalah buku Carl Sagan yang berjudul The Cosmic Connection®) sebagai hiburan di waktu senggang setelah membaca buku filsafat ini. Hari ini’selaras dengan usaha peningkatan kemampuan pena- * laran maka filsafat ilmu menjadi ’*ngetop’’, sedangkan dalam masa-ma- sa mendatang maka yang akan menjadi perhatian kemungkinan besar bukan lagi filsafat ilmu, melainkan filsafat moral yang berkaitan dengan ilmu. Seorang profesor yang penuh humor mendekat permasalahan yang dikaji filsafat dengan sajak di bawah ini: 4. Auguste Comte, "Scientific Metaphysics", Philosophy, Religion and Science, ed. Charles H. Manson (New York: Charles Scribner's Sons, 1963), hlrn. 430-439. -_ 5. Sekiranya diperkirakan terdapat 60 planit yang mempunyai kondisi seperti bumi apakah cuma kita yang berpenghuni? Mungkinkah surga dan neraka berada di Jagat int meskipun di galaksi lain? Ataukah benda-benda langit itu pernah berpenghuni dan saling menghancurkan setelah mencapai abad teknologi nuklir? 6. Carl Sagan, The Cosmtic Connection (New York: Dell, 1975). : 25 Scanned with CamScanner ‘What isa man? What is? What? “: Makita adalah bahwa pada tahap mula ‘sekali, filsafat mempersoal- kan siapakah manusia itu: Hallo, siapa kau? Tahap ini, dapat - dihu-* bungki dengan‘ segenap pemikiran ahli-ahli filsafat sejak zaman Yunani Kuno sampai sékarang yang Tupa-rupanya tak kunjung selesai mémpermasalahkan makhluk yang satu ini.” Kadang kurang’ disadari bahwa tiap ilmu, terutama ilmu-ilmu sosial, mempunyai asumsi tertentu tentang manusia yang menjadi fakon’utama dalam kajian Keilmuannya. Mungkin ada baiknya kita mengambil contoh yang agak* berdekatan yakni.ilmu ekonomi dan manajemen. Kedua ilmu ini memptnyai asumsi tentang manusia yang berbeda. IImu ekonomi mempunyai asumsi bahwa manusia adalah makhluk ekonomi yang bertujuan mencari kenikmatan sebesar-besarnya dan menjauhi ketidaknyamanan semungkin bisa. Dia © adalah makhluk hedonis yang serakah; atau dalam proposisi ilmiah; mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan seke- cil-kecilnya. Sedang ilmu manajemen mempunyai asumsi lain tentang mahusia sébab bidang telaah ilmu manajemen Jain: dengan lain eko- nomi. Ilmu ekonomi bertujuan menelaah hubungan manusia dengan benda/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya; dan manajemen bertujuan menelaah kerja sama antafsesama.manusia dalam mencapai suatu tujuan yang disetujui bersama. Cocoklah_asumsi bahwa manusia adalah Homo oeconomicus bagi manajemen yang tujuannya. -menelaah * kerja sama antarmanusia? Apakah motif ekonomis yang mendorong . Seseorang -untuk ikut menjadi sukarelawan memberantas kemiskinan dan kebodohan? Tentu saja tidak, bukan, dan untuk itu manajemen mempunyai beberapa asumsi tentang manusia tergantung dari perkem- bangan: dan lingkungan masing-masing seperti makhluk “ekonomi, makhluk sosial dan makhluk aktualisasi diri. Mengkaji permasalahan manajemen dengan asumsi manusia dalam kegiatan ekonomis akan me- nyebabkan kekacauan dalam analisis yang bersifat akademix. Demikian Pula mengkaji permasalahan ekonomi dengan asumsi mariusia yang lain di luar makiluk ekonomi (katakanlah makhluk sosial seperti .asumsi, dalam manajemen); akan menjadikan ilmu ekonomi‘menjadi moral : terapan, mundur, sekian ratus tahun ke abad “pertengahan, Sayang, bukan? The right (assumption of) man on the.right place; mungkin " Kalimat ini harus kita gantung di tiap pintu masing-masing disiplin ke- ilmuan. a ° 7 Scanned with CamScanner_ N Tahap yang kedua adalah pertanyaan yang berkisar tentan tang hidup dan eksistensi manusia. ane eda: ten, Apakah hidup ini sebenarny dengan nasib yang melompar dada maka penciptaan haruslah diacak!); it tike-dengan vippan balik pilihan probabilistik. Ataukah hidup ini au i ima sekali absurd, tanpa arah tanpa pentuk, bagaikan amuba yang berzigz,, ‘Atau barangkali suatu maksud, pikir Bruder, Juniper dalam sa 8? klasik The Bridge of San Luis Rey yang termasyhur, ketika dua ue _ berselang jembatan yang paling indah di seluruh Peru ambruk, dan hi Jemparkan lima orang ke jurang yang dalam. Adalah sangat sukar anti, mengetahui kehendak Tuhan, namun_sama sekali tidak berarti bahy, hal ini tidak akan pernah bisa kita ketahui, dan mengatakan bahw, Tuhan terhadap kita adalah bagaikan lalat yang dibunuh kanak-kanak pada suatu hari dt musim panas.®) Apakah Hidup itu sek: * petted (alla asumel Tuhen sett Uk a ; dan nasib adalah bagaikan s ha Dengan nasib jadi penyalib yang kejam mimpi, harapan, ‘kasih sayang; cemas, bimbang, rengkah nafsu;) di atas kayu silang ? %” osong percuma yang Ah, spekulasi macam begini ‘hanya omong -k buang waktu saja!, mungkin seorang jlmuwan berkata, sama sekali tidak ada hubungannya dengan han keilmuan saya (ikiranya iimu itu rummus-rumus, Jaboratorium; itu saja!) dan ketika laboratorium riset genetika menghasilkan penemuan yang menyangkut hari depan ma- nusia, akankah dia cuma mmengangkat bahu: Mengapa ribut-ribut? Bikin BE ix ee : Acak adalah padanan kata random. . ny Thornton Wilder, The Bridge of San Luis Rey (New York: The Pocket Library: 1955), him. 7. : ETAL ie = 9, Jujun S. Suriasumantri, "Te Deum dalam Tertz Kecil”” rinsip tersebut yang lalu menjadi betagetstianne Basile mene sudah ada dan bersifat apriori dan dapat diketahui oleh miadiste leva erpikir rasionalnya. Pengalaman tidaklah ihddhbubhlsan prinsip dan justru sebaliknya, hanya dengan mengetahui prinsip yang & dapat lewat penalaran tasional itulah maka kita dapat ‘mengerti kejadi- an-kejadian yang berlaku dalam alam sekitar kita, Secara singkat dapat dikatakan bahwa ide bagi kaum rasionalis adalah bersifat apriori dan prapengalaman yang didapatkan manusia lewat penalaran rasional. Masalah utama yang timbul dari cara berpikir ini adalah mengenai kri- teria untuk mengetahui akan kebenaran dari suatu ide yang menurut se- seorang adalah jelas dan dapat dipercaya. Ide yang satu bagi si A’mung- kin bersifat jelas dan dapat dipercaya namun halitu belum tentu bagi si B, Mungkin saja bagi si B menyusun sistem pengetahuan. yang sama se- kali lain dengan sistem pengetahuan si A karena si B mempergunakan ide ‘Jain yang bagi si B merupakan prinsip yang jelas dan dapat dipercaya. Jadi masalah utama yang dihadapi kaum rasionalis adalah evaluasi dari kebenaran premis-premis yang dipakainya’ dala penalaran deduktif.. Karena premis-premis ini semuanya bersumber pada penalaran rasional yang bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman maka evaluasi semna- cam: ini tak dapat dilakukan, Oleh sebab itu maka lewat penalaran rasio- nal akan’ didapatkan bermacam-macam pengetahuan mengenai satu obyek tertentu.tanpa adanya suatu konsensus yang dapat ‘diterima oleh semua pihak. Dalam hal ini maka pemikiran rasional ceriderung untuk bersifat solipsistik?) dan subyektif. - - Berlainan ‘dengan kaum rasionalis maka kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia jtu bukan didapatkan lewat penalaran ra- sional yang abstrak namun lewat pengalaman yang kongkret. Gejala-ge- jala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat kongkret dan dapat dinyatakan fewat tangkapan pancaindera manusia, Gejala itu kalau kita telaah lebih lanjut mempunyai beberapa arakteristik terteniu utpamanya saja terdapat pola yang teratur mengenai suatu kejadian tértentu. Suatu benda padat kalau dipanaskan akan memanjang. Langit Tmendung diikuti dengan turunnya hujan. Demikian seterusnya.di mana Pengamatan kita akan membuahkan pengetahuan mengenai berbagai ge- jala yang mengikuti pola-pola tertentu. Di samping ity kita melihat ada- nya karateristik lain yakni adanya kesamaan dan pengulangan umpama- 2, Hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang perada dalam benak orang yang berpikir tersebut. ; 51 Scanned with CamScanner “uy askan “akan me, kita pan . nya saja bermacam-macam logam ae melakukan suatu general, © i i jang. Hal ini memungkinkan latory gan mempergunakan me, fe dari berbagai kasus yang telah terjadi. huan yang berlaku secara um, " ' . isusun pengetanue) ik yang bersifatindividuay induktif maka dapat d vvia-gejala fis ‘at ap gejala-s wnan pengetahuan ¢¢, \ewat eget a te dalam Pe leu ulkan itu cendes i Masalah uta huan yal lait tersebui be vg int | hwa pengetal ta, Kumpulan tersebut bei, eonpirts tnt alah be lan fakta-fal apat hal-hal yang berg: I ET masa mungkin saja hear kaitan antara tak tentu bersifat konsiste gpa mengenal fakta, Bi sides: Dengetan r. Wonirealesh, Bas sail terwujudnya sua kolektor baran, re] : "| . be pts ial kalau dia hanya ’ saath bahwa tak te de + yang sistematis; keep +h jauh Einstein menginga “ Tda. ang serbaneka”3), Lebih ja kinkan berkembangnya konsep dasar une induktif yang memungkin see Ae moat ' bahwa dunia fisik adalah nyata karen, Kau am weaties oleh pancaindera. Hal ini membay, Terupaial aa Pertama, sekiranya kita mengetahui dua fakta a ins Ean rambut keriting dan’ inteligensi manusia, bagaj. tae a ‘merasa pasti-mengenai kaitan antara kedua fakta tersebut? Apakah rambut keriting dan inteligensi manusia mempunyai kaitan satu sama lain dalam hubungan kausalitas? Sekirany: ‘a kita mengatakan tidak bagaimana sekiranya penalaran induktif ‘membuktikan. sebaliknya? ; kausalitas, Masalah yang kedua adalah mengenai Tupakan cara dal: n oa ‘am menemukan Petigetahi alat yang metaogkapma, Bitana a nya dina : adalah apakah yang sebenat- ina ar dee pein Apakah hal ini Merupakan edenutus panca- diri kepada Pancaindera wee ana? Sekiranya kita mendasarkat yata maka seberapa ‘Gi ne ae dalam menangkap gejala fisik yail but? ‘apa gandalkan Pancaindera terse akikat pengalaman yang me- 'uan dan pancaindera sebagai eberap; 3. Harold A, Larrabee, Re/j : s . » Reliable kno, : 2 aa a wed; . ‘ Alber Einstein, "Physi, and Reali vy (Baston; Houghton Miflin, 1964 (1936); him. 348-389, SN: Sournal of 7s ine ranklin Institute, 222 52 Scanned with CamScanner Ternyata kaum empiris tidak bisa memberikan j ; kan mengenai hakikat pengalaman itu earl some wae meyakin- kurangan.pancaindera manusia ini bukan merupakan sesuatu Gin bagi kita. Pancaindera manusia sangat terbatas athastbtahnye a terlebih penting lagi pancaindera manusia bisa melakukan Kevalaiuty Contoh yang biasa kita lihat sehari-hari ialah bagaimana tongkat lurus yang sebagian terendam di dalam air-akan kelihatan,menjadi bengkok Haruslah kita mempercayal hal semacam ini sebagai dasar untuk -menyusun pengetahuan? ' pi samping rasionalisme dan empirisme masih terdapat ‘cara untuk mendapatkan pengetahuan yang lain. Yang penting untuk-kita ketahui adalah intuist dan ‘wahyu, ‘Sampai sejauh ini, pengétahuan yang didapat- kan secara rasional maupun secara empiris, kedua-duanya merupakan . induk produk dari sebuah rangkaian penalaran. Jntuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu.. Seseorang-yang: sédang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba- tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Tanpa mela- lui proses berpikir yang: berliku-liku tiba-tiba saja dia sudah sampai di situ. Jawaban ata§ permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul di benaknya bagaikan-kebenaran yang membukakan pintu. Atau bisa juga, _ -jntuisi ini bekerja dalam keadaan yang tidak sepenuhnya ‘sadar, artinya jawaban atas suatu permasalahan ditemukan tidak ada waktu orang ter- sebut secara sadar sedang menggelutnya. Suatu masalah yang sedang kita pikirkan, yang kemudian kita tunda karena menemui jalan buntu, tiba-tiba saja muncul di benak Kita. yang lengkap dengan jawabannya. Kita merasa yakin bahwa memang itulah jawaban-yang kita cari namun kita tidak bisa menjelaskan bagaimana caranya kita sampai ke sana. : Intuisi bersifat personal dan tidak- bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini tidak bisa diandalkan, Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebagai hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakannya. Kegiatan intuitif dan analitik bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran. Bagi Masiow intuisi ini me- Tupakan . pengalaman puncak (peak . experience)) sedangkan bagi Nietzsche merupakan inteligensi yang paling tinggi®), i 5. Dikutip dalam Stanley M. Honer dan Thomas C. Hunt, Invitation to Philosophy S (Belmont, Cat.: Wadsworth, 1968), him. 72. E 6. Dikutip dalam George F. Kneller, Introduction to the Philosophy of Education (New York: John Wiley, 1969), him. 10. 53 Scanned with CamScanner Wahyu merupakan pengetahuan yang ipa aati tntl 2 dan key da manusia, Pengetahuan ini disalurkan ahaa bikan'saie diutusyy: svpanieng sarnan, Agacoa retubet Pelee Haman sate ae eer ivi Sorat eateleatal seperti latar bone \s asalah-masalah yang bers UST a awiain manusia he hari kemudian di akhirat nant Pengctahuan: is didasarkan kepada kepercayaan akan:hal-hal, yang gai (Supernaturay Kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan sumber Pengetahuan, ke Percayaan kepada nabi sebagai perantara dan kepercayaan tethag . waliyu sebagai cara penyamipaian, merupakan dasar darj Penyustins Pengetahuan ini, Kepercayaan merupakan titik tolak dalam aga an Suatu pernyataan harus dipereaya dulu-untuk dapat diterima: Per, = 4n ini Bisa saja selanjutnya dikaji dengan metode lair) Sec: nya bisa dikaji umpamanya apakah Pernyataan. ; are di dalamnya bersifat kong; fakta. atau tidak,"S} aktarfakta Pengkaji Scanned with CamScanner § teria in Kebenaran Seorang anak kecil yang baru masuk sekolah, setelah tiga hari berse- lang, mogok tidak mau belajar. Orang tuanya mencoba membujuk dia de- ngan segala macam daya, dari iming-imingan gula-gula sampai ancaman sapu lidi, semuanya sia-sia. Setelah didesak-desak akhirnya dia berterus dah kehilangan hasratnya untuk belajar, sebab ter- imana dia berbohong,” pinta orang tuanya sam- nyata ibu guna “Coba ceri! bil tersenyum. oe San . Tiga hari yang lalu dia berkata bahwa 3 + 4 = 7. Dua hari yang lalu dia berkata 5 + 2 = 7, Kemarin dia berkata 6 + 1 = 7. Bukankah semua ini tidak benar?”” a t Permasalahan yang sederhana ini membawa kita kepada apa yang dise- but teori kebenaran. Apakah persyaratannya agar suatu jalan pikiran menghasilkan kesimpulan yang benar? ste Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yarig sama terhadap apa yang dianggapnya benar, termasuk anak kecil kita tadi, yang dengan pi: kiran kekanak-kanakannya mempunyai kriteria kebenaran tersendiri. Bagi kita tidak sukar untuk menerima kebenaran bahwa 3 + 4 =75+2 = 7; dan6 + 1 = 7; sebab secara deduktif dapat dibuktikan bahwa ketiga pernyataan tersebut adalah benar. Mengapa hal ini kita sebut benar? Se- bab pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan Pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang telah dianggap benar. Teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria tersebut'd but teori koherensi. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasar- kan teori koherensi suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelum- : nya yang diariggap benar, Bila kita menganggap bahwa ’semua manusia Pasti akan mati”? adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa "sj Polan adalah seorang manusia dan si Polan pasti akan mati” 55. Scanned with CamScanner ah benar. pula, sebab pernyataan sane eae vas pera es : ee adalah konsisten dengan per- Matematika ialah bentu pengetahuan yang per sya di % embuktian berdasarkan teori koheren. "Sisters dealeragiive anions a atas beberapa dasar pernyataan yang dianggap benar yakni aeons Dengan mempergunakan beberapa aksioma maka disusun suatu teorema, piatas teorema ‘maka dikembangkan kaidah-kaidah matematika yang sa cara keseluruhan merupakan suatu sistem yang konsisten. Plato (427-347 s.M.) dan Aristoteles (384-322 S.M.) mengembangkan teori. koherensi petdasarkan pola pemikiran yang dipergunakan Euclid daam menyusun jlmu ukurnya. : ee ye Paham lain adalah kebenaran yang berdasarkan kepada teori korespon- densi; di mand eksponen utamanya adalah Bertrand Russell (1872—1970), Bagi penganut teori korespondensi maka suatu pernyataan adalah. benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan “obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Maksudnya jika seseorang mengatakan bahwa **Ibu Kota:Republik Indo- - nesia adalah Jakarta” maka pernyataan itu‘adalah benar sebab pernyata- an itu dengan obyek yang bersifat faktual-yakni Jakarta yang memang menjadi. Ibu Kota Republik Indonesia. Sekiranya otang lain yang me- nyatakan bahwa ’’Ibu Kota Republik Indonesia adalah Bandung” maka. perriyataan itu adalah tidak benar sebab tidak ‘terdapat.obyek yang de- ngan pernyataan tersebut. Dalam hal ini maka secara faktual."’"Ibu Kota Republik. Indonesia adalah bukan Bandung melainkan Jakarta.” Kedua teori kebenaran:ini yakni teori koherensi dan teori korespondensi kedua-duanya dipergunakan dalam cara berpikir ilmiah. Penalaran teoretis yang berdasarkan logika deduktif jelas ‘mempergunakan teori koherensi ini, Sedangkan proses peinbuktian secara empiris dalam bentuk pengum- ©. pulan fakta-fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu. memper- gunakan teori-kebenaran yang lain yang disebut teori kebenaran prag- matis, ; : : : Teori pragmatis dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1914) dalam sebuah makalah yang terbit pada tahun: 1878 yang berjudu? Haw to Make Our Ideas Clear”, Téori ini kemudian dikembangkan oleh bebe- Tapa ahli-filsafat yang kebanyakan adalah berkébangsaan Amerika yang menyebabkan filsafat ini sering dikaitkan dengan filsafat Amerika. Ahli- ahlj filsafat ini divantaranya adalah William James (1842-1910), J ohn Dewey (1859-1952), George Herbert Mead (1863-1931) dan C.1. Lewis. Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur de- Ngan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam ke- 57 ~ Scanned with CamScanner

Anda mungkin juga menyukai