Anda di halaman 1dari 24

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

FISIOTERAPI (ALAT)

RUMAH SAKIT YUKUM MEDICAL CENTRE


Jalan Negara No. 99 KM 67 Yukum Jaya - Kabupaten Lampung Tengah

Telp. (0725) 25333 Fax. (0725) 25989 Email : yukummedical@yahoo.co.id

1
DAFTAR ISI

1. Standar Prosedur Operasional Ultrasound..........................................................................3


2. Standar Prosedur Operasional Infra Red.............................................................................5
3. Standar Prosedur Operasional Electrical Stimulasi.............................................................7
4. Standar Prosedur Operasional TENS..................................................................................9
5. Standar Prosedur Operasional Micro Wave Diathermy (MWD).......................................11
6. Standar Prosedur Operasional Traksi Lumbal...................................................................14
7. Standar Prosedur Operasional Traksi Cervical..................................................................16
8. Standar Prosedur Operasional Paraffin Bath.....................................................................19
9. Standar Prosedur Operasional Massage.............................................................................22

2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ULTRASOUND
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS. Yukum Medical 022/C.53/VI.2019 0 1/2
Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur 9 Juni 2019
Operasional
dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Adalah terapi panas dangkal dengan menggunakan sinar infra red
gelombang panjang (non luminous) atau gelombang pendek (luminous).

Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi


dengan modalitas ultrasound.
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu.
b. Lakukan assesment untuk menemukan masalah dan tentukan
program agar arus Ultasonic tepat mencapai sasaran.
c. Berikan penjelasan langkah-langkah terapi serta tujuannya agar
pasien tenang dan memahami program.
d. Tentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif.
e. Pilih Tranduser dinamis atau statis.
f. Tentukan metode untuk mencegah luka bakar.
g. Kontak langsung dengan medium oils (minyak), water oils
emulsions, aqueus-gel atau oinment (pasta).
h. Kontak tak langsung dengan Sub-aqual (dalam air) atau Water
pillow.
i. Posisikan pasien comfortable.

3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ULTRASOUND
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS. Yukum Medical 022/C.53/VI.2019 0 2/2
Centre
j. Area dibersihkan dengan sabun atau alcohol.
k. Terapis mencuci tangan.
2. Pelaksanaan
a. Perhatikan frekuensi, jenis arus dan intensitas agar sasaran tepat.
b. Intensitas :
 1 Rendah : 0,3 w/cm2 3.2.1.1.2 Sedang : 0,3 - 1,2 w/cm2.
 2 Tinggi : 1,2 - 3 w/cm2 3.2.1.1.4 Continued : Paling tinggi 3
w/cm2 Intermittern : Paling tinggi 5 w/cm2.
 Lamanya terapi, tergantung luas area yang diterapi dan jenis
tranduser yang dipakai. Sebagai pedoman, area seluas 1cm2
waktu 1 menit.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Kasir.

4
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
INFRA RED
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 023/C.53/VI.2019 0 1/2

Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur 9 Juni 2019
Operasional
dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Adalah terapi panas dangkal dengan menggunakan sinar infra red
gelombang panjang (non luminous) atau gelombang pendek (luminous).

Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi


dengan modalitas sinar infra red.
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan
a. Siapkan alat seperti jenis lampu, besarnya watt.
b. Lakukan pemanasan pada alat selama 5 menit sebelum
melakukan tindakan.
c. Lakukan test sensasi panas - dingin terlebih dahulu pada pasien
sebelum melakukan penyinaran,untuk mencegah terjadinya luka
bakar.
2. Pelaksanaan
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu
b. Untuk penyinaran local gunakan reflektor berbentuk parabola.
Penyinaran general (misalnya punggung) gunakan lampu yang
dipasang pada reflektor semi sirkuler.

5
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
INFRA RED
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 023/C.53/VI.2019 0 2/2

Centre
c. Posisikan pasien senyaman mungkin. Posisi bisa duduk,
terlentang atau tengkurap. Agar penetrasi lebih dalam daerah
yang akan disinar sebaiknya dibersihkan dengan sabun dan
dikeringkan dengan handuk.
d. Lampu dipasang tegak lurus.

3. Dosis
a. Pada penggunaan lampu non-luminius jarak lampu antara 45 -
60 cm, waktu 10 - 30 menit.
b. Lampu luminius 35 - 45 cm, waktu 10-30 menit.
c. Pengulangan 1 kali dalam sehari, 1 seri 10 kali.

4. Mengakhiri Terapi
a. Matikan mesin, pastikan tombol dalam keadaan nol.
b. Tidak membiarkan pasien mematikan mesin atau bangun
sendiri.
c. Memperhatikan pasien dan kemungkinan efek samping.
d. Kembalikan peralatan ketempat semula.
e. Terapis mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Kasir.

6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ELECTRICAL STIMULASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 024/C.53/VI.2019 0 1/2

Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur 9 Juni 2019
Operasional
dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Adalah suatu cara penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem
syaraf melalui permukaan kulit dan mengembalikan kekuaan otot.
Tujuan Sebagai acuhan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi
dengan modalitas electrical stimulasi.
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan Pasien
a. Lakukan assessment untuk mendapatkan masalah dan tentukan
program agar penggunaannya lebih mencapai sasaran.
b. Berikan penjelasan terapi misalnya merasakan sedikit sakit tapi
tidak perih. Kalau perih dikawatirkan dapat menimbulkan luka
bakar.
c. Berikan penjelasan tentang tujuan terapi agar pasien tenang dan
memahami program.
d. Tentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif.
e. Lakukan Pemanasan alat selama 5 menit.
f. Pilih elektrode dan metode yang digunakan Elektrode (+) berupa
ped pada origo dan electrode (-) berupa button pada insersio.

7
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ELECTRICAL STIMULASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 024/C.53/VI.2019 0 2/2

Centre
2. Pelaksanaan
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu
b. Hidupkan mesin tekan tombol “ON” pada power tombol on/off.
c. Tekan symptom pilih stif / blood / pain / fatiq / paral.
d. Pasang elektrode pada area yang akan diterapi.
e. Atur Intensitas dan Balance sesuai toleransi pasien.
f. Atur waktu 15 menit untuk satu area.
g. Setelah selesai terapi lepaskan elektode.

3. Mengakhiri Terapi
a. Matikan mesin, pastikan tombol kembali ke angka 0.
b. Perhatikan reaksi pasien dan efek samping yang timbul.
c. Kembalikan peralatan ke tempat semula.
d. Terapis mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Kasir.

8
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TENS (Transcutaneous Electric Nerve Stimulation)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 025/C.53/VI.2019 0 1/2

Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur 9 Juni 2019
Operasional
dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Adalah suatu cara penggunaan energi listrik untuk merangsang sisten
syaraf melalui permukaan kulit, dalam hubungannya dengan modulasi
pengurangan rasa nyeri.
Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi
dengan modalitas TENS (Transcutaneous Electric Nerve Stimulation).
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan Pasien
a. Lakukan assessment untuk mendapatkan masalah dan tentukan
program agar penggunaannya lebih mencapai sasaran.
b. Berikan penjelasan terapi misalnya merasakan sedikit sakit tapi
tidak perih. Kalau perih dikawatirkan dapat menimbulkan luka
bakar.
c. Berikan penjelasan tentang tujuan terapi agar pasien tenang dan
memahami program.
d. Tentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif.
e. Lakukan Pemanasan alat selama 5 menit.
f. Pilih elektrode dan metode yang digunakan Elektrode (+) berupa
ped pada origo dan electrode (-) berupa button pada insersio.

9
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TENS (Transcutaneous Electric Nerve Stimulation)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 025/C.53/VI.2019 0 2/2

Centre
2. Pelaksanaan
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu
b. Hidupkan mesin tekn tombol “ON” pada power tombol on/off.
c. Tekan VAC button pilih red ligth, green ligth, light off.
d. Pasang elektrode TENS vacum pada area yang akan diterapi
upper body, lower body. Waist, spine w/b, spine soft, spine
hard.
e. Atur waktu 15 - 30 menit.
f. Atur intensitas dan balance sesuai toleransi pasien.
g. Setelah selesai terapi, lepaskan elektrode TENS vacum.

3. Mengakhiri Terapi
a. Matikan mesin, pastikan tombol kembali ke angka 0.
b. Perhatikan reaksi pasien dan efek samping yang timbul.
c. Kembalikan peralatan ke tempat semula.
d. Terapis mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Kasir.

10
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MICRO WAVE DIATHERMY (MWD)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 026/C.53/VI.2019 0 1/3

Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur 9 Juni 2019
Operasional
dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Micro Wave Diathermy (MWD) adalah alat terapi yang menggunakan
gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak balik
frekuensi tinggi dengan frekuensi 2450 MHz dengan panjang
gelombang 12,25 cm.
Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi
dengan modalitas Micro Wave Diathermy (MWD).
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan
a. Lakukan Pemanasan alat sekitar 5 menit.
b. Emitter (electrode) yang telah di pilih dipasang pada lengan
emitter dan dihubungkan ke mesin dengan kabel emitter.
Emitter bulat, medan elektromagnetik yang dipancarkan
berbentuk sirkuler dan paling padat di daerah tepi. Sedangkan
emitter segi empat medan elektromagnetik yang dipancarkan
berbentuk oval dan paling padat di daerah tengah.
c. Pemasangan electrode pada daerah vasomotor/proximal.
d. Pastikan mesin ke ground.
e. Pasien diberitahu program pengobatan agar pasien paham
program terapi dan tidak takut.

11
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MICRO WAVE DIATHERMY (MWD)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 026/C.53/VI.2019 0 2/3

Centre
f. Jelaskan berapa waktu yang diperlukan, tujuan, indikasi serta
kontra indikasinya.
g. Posisi pasien comfortable.
h. Pakaian dilepas seperlunya agar area yang diperiksa lebih jelas.
i. Tes sensasi area yang diobati serta jelaskan rasa yang timbul
untuk mencegah terjadinya luka bakar.

2. Pelaksanaa
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu
b. Hidupkan mesin tekn tombol “ON” pada power tombol on/off.
c. Pasang elektroda dan tidak boleh menempel secara langsung
pada kulit.
d. Dosis diberikan sesuai toleransi pasien :
 1 Kondisi sub acut : intensitas sub thermal : Waktu 10-15 menit,
pengulangan 1 x sehari selama 10x.
 2 Kondisi chronic : Intensitas Thermal : Waktu 10-15 menit,
pengulangan 1-2 x sehari selama 10x.
 3 Gangguan sistem peredaran darah. Intensitas, pengulangan dan
seri sama dengan kedua kondisi diatas. Waktu 15 menit.
e. Tekan tombot START pada menu, kemudian naikan intensitas
sesuai dengan toleransi pasien.
f. Kabel tidak boleh menyentuh pasien, bersilangan atau lecet.
g. Lakukan pengontrolan, rasa panas, nyeri pusing

12
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MICRO WAVE DIATHERMY (MWD)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 026/C.53/VI.2019 0 3/3

Centre
3. Mengakhiri Terapi
a. Matikan mesin pastikan tombol kembali ke angka 0 atau mesin
tetap hidup dengan dosis 0 (stand - by stand).
b. Tidak membiarkan pasien mematikan mesin, kecuali dalam
keadaan darurat.
c. Perhatikan reaksi pasien dan kemungkinan efek samping yang
timbul.
d. Kembalikan peralatan seperti kondensor ke tempat semula.
e. Terapis mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Kasir.

13
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TRAKSI LUMBAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 027/C.53/VI.2019 0 1/2

Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar 9 Juni 2019 Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur
Operasional dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Suatu metode pengobatan fisioterapi dengan menggunakan suatu teknik
penarikan untuk daerah lumbal
Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi
dengan modalitas Traksi Lumbal.
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan
a. Ukur tensi, nadi, berat badan untuk melihat kondisi pasien.
b. Atur posisi pasien, tidur terlentang di bed traksi dengan bantal di
bawah kepala dan tungkai tersangga diatas stool, posisi hip flexi
30 - 45 derajat.
c. Pasang lumbal belt dengan tepat, tidak tertekan dan tidak terlalu
longgar di atas SIAS.
2. Pelaksanaan
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu
b. Pasang traction belt satu pada pelvic, satu lagi pada thorak, tepat
tidak terlalu kencang dan tidak terlalu kendor.
c. Traksi continue bila tidak ada keluhan, dan inttermitten bila ada
keluhan atau sakit yang tak tertahankan.
d. Kontrol bila tidak enak atau sesak nafas.
e. Hidupkan mesin pada posisi ON.

14
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TRAKSI LUMBAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 027/C.53/VI.2019 0 2/2

Centre
f. Atur beban tarik mulai dari 50% berat badan.
g. Atur waktu 15 menit.
h. Tekan tombol “start” lalu pasien merasakn tarikan dari mesin
traksi tersebut.
i. Setelah selesai terapi lepaskan belt yang ada di badan pasien.

3. Mengakhiri Terapi
a. Setelah selesai penarikan, traksi dilepas.
b. Pasien disarankan istirahat selama 1 - 2 menit di bed traksi agar tidak
pusing.
c. Terapis mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Kasir.

15
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TRAKSI CERVICAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 028/C.53/VI.2019 0 1/3

Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur 9 Juni 2019
Operasional
dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Suatu metode pengobatan fisioterapi dengan menggunakan suatu teknik
penarikan collumna vertebralis untuk daerah cervical.
Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi
dengan modalitas traksi cervical.
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan
a. Lakukan test traksi pada pasien. Bila nyeri bertambah maka
pemberian traksi ditangguhkan.
b. Ukur tensi, poles, berat badan Untuk melihat kondisi pasien.
c. Tentukan beban tarikan.
d. Bagi pasien yang menggunakan gigi palsu dan kaca mata harap
dilepas untuk mencegah rasa nyeri akibat tekanan gigi palsu dan
tidak enak padadaerah pipi.
e. Atur posisi pasien, tidur terlentang di bed traksi dengan bantal di
bawah kepala :
 1 Untuk indikasi vertebrae posisi flexi Kepala 200 - 300.
 Untuk indikasi muscle posisi kepala Netral.
f. Untuk memperoleh hasil pada satu sisi saja maka posisi badan
sedikit miring dengan daerah dada disangga belt.

16
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TRAKSI CERVICAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 028/C.53/VI.2019 0 2/3

Centre
g. Pasang cervical belt dengan tepat, tidak mencekik dan tidak
terlalu longgar di bawah dagu dan bagian belakang pada occiput.
h. Agar terkesan Hygienis maka dipasangkan tissue dibawah dagu
dan atau rambut.

2. Pelaksanaan
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu
b. Agar tarikan maximal, selama traksi pasien harus tenang.
c. Tidak boleh menoleh kekiri atau kekanan.
d. Tidak boleh bicara.
e. Tidak meninggalkan pasien sebelum pasien merasa tarikan
sudah enak.
f. Tunjukakan cara penggunaan tombol penghentian traksi untuk
keadaan darurat.
g. Melakukan pengontrolan secara periodik saat berlangsungnya
traksi untuk melihat apakah pasien pusing, mual, sesak sehingga
traksi perlu dihentikan.
h. Dosis :
 Beban tarikan : 1/7 - 1/5 berat badan
 Waktu : 10 - 15 menit
 Pengulangan : Akut : 1 kali dalam sehari
 Membaik : 1 kali dalam 1 - 2 hari
 Seri : 1 seri : 10 kali

17
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TRAKSI CERVICAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 028/C.53/VI.2019 0 3/3

Centre
3. Mengakhiri Terapi
a. Setelah selesai penarikan, traksi dilepas.
b. Agar tidak pusing, pasien disarankan istirahat selama 1 - 2 menit
di bed traksi.
c. Kembalikan peralatan ketempat semula.
d. Terapis mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Kasir.

18
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PARAFFIN BATH
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 029/C.53/VI.2019 0 1/3

Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar 9 Juni 2019 Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur
Operasional dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Suatu pengobatan dengan menggunakan farafin.yang telah dicairkan.
Tujuan Sebagai acuhan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi
dengan modalitas paraffin bath.
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan
a. Siapkan parafin padat tujuh bagian atau empat karton Paraffin.
b. Parafin minyak satu bagian atau sepuluh ons baby oil.
c. Campurkan kedua bahan tersebut sehingga lebur menjadi satu
cairan dengan temperatur tidak lebih dari 1100 - 1300 F atau
(510 - 540 C) dalam satu tempat yang kemudian dipanaskan
diatas air yang mendidih (double boiler).
d. Siapkan handuk tebal, kertas Parafin dan termometer lilin
(candy thermometer) untuk membungkus parafin dan mengukur
suhu.
2. Pelaksanaan
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu
b. Periksa jari-jari tangan dan pergelangan tangan yang akan
diobati untuk mengetahui sensibilas kulit dar ruang gerak sendi,
meliputi :
 Sensibelitas kulit.

19
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PARAFFIN BATH
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 029/C.53/VI.2019 0 2/3

Centre
 ROM jari dan tangan.
 Perhatikan luka terbuka.
c. Bersihkan dan keringkan keringat.
d. Lepaskan perhiasan yang melekat aggota yang diobati, supaya
tidak konsentrasi panas.
e. Dosis :
 Waktu : 15 - 30 menit
 Pengulangan : 1 - 2 kali / hari
 Seri : 1 Seri 10 kali
f. Metode :
 Parafin Dip : Dengan cara mencelupkan anggota yang
diobati dan kemudian mengangkatnya secara bergantian.
 Parafin Immersion : Dengan cara merendam anggota yang
diobati.
 Parafin Painting : Dengan cara memulaskan parafin pada
bagian tubuh yang diobati.
 Parafin Warp : Dengan cara memulaskan parafin yang
diseling dengan melapiskan gass verban diatasnya secara
bergantian pada daerah yang diobati.
 Parafin Pouring : Dengan menuang parafin cair pada tubuh
yang diobati.
g. Untuk mendapatkan efek streching dan pemanasan, celupakan
anggota tubuh yang diobati kedalam bak parafin, setelah pasien
dipersiapkan dengan baik. Apabila anggota yang dicelupkan

20
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PARAFFIN BATH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS. Yukum Medical 029/C.53/VI.2019 0 3/3
Centre
kontraktur, diusahakan posisi peregangan kearah yang diharapkan
sebelum dicelupkan kedalam bak sampai 6 – 12 kali celupan atau
hingga ketebalan ¼ inchi. Pada akhir pengobatan segera angkat dan
bungkus dengan kertas paraffin bath, kemudian ditambah satu lapis
handuk tebal untuk mempertahankan paraffin bath. Pertahankan
pembungkusan itu selama 10 - 20 menit, selanjutnya setelah waktu
terlampaui lepaskan paraffin bath yang biasanya mengeras dengan cara
mengerakkan anggota tersebut hingga paraffin terlepas. Setelah itu
berikan massage dan latihan penambahan ruang gerak sendi.
h. Untuk paraffin bath immersion, perendaman anggota tubuh
dilakukan dengan 2 cara :
 Melanjutkan paraffin bath dip, dimana setelah lapisan - lapisan
paraffin bath yang melekat telah mengeras, segera masukkan
kembali kedalam bak paraffin bath dan biarkan terendam selama
20 - 30 menit sampai paraffin bath yang ada di kulit meleleh
kembali.
 Atau membungkus terlebih dahulu sendi yang mengalami
kontraktur dalam posisi peregangan.
3. Mengakhiri Terapi
a. Bersihkan area yang diobati.
b. Perhatikan warna kulit.
c. Kembalikan alat ketempat semula.
d. Terapis mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Kasir.

21
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MASSAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS. Yukum Medical 030/C.53/VI.2019 0 1/3
Centre
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Standar Direktur RS. Yukum Medical Centre
Prosedur 9 Juni 2019
Operasional
dr. Emi Sulistiyani
Pengertian Salah satu bentuk modalitas fisioterapi dengan menggunakan tehnik
pemijatan berupa gerusan melintang, tepukan, dorongan, ataupun
tekanan pada jaringan lunak dengan tujuan untuk memperlancar
sirkulasi darah, meningkatkan metabolisme tubuh, relaksasi dan untuk
mengurangi nyeri.
Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah-langkah pelayanan fisioterapi
dengan modalitas massage.
Kebijakan SK Direktur No : 17/c/SK/A/YMC/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Pelayanan Fisioterapi.
Prosedur 1. Persiapan
a. Lakukan assesment untuk mendapatkan masalah dan tentukan
program sehingga pelaksanaan lebih mencapai sasaran.
b. Tentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif.
c. Pasien berbaring di di bed atau duduk di kursi dengan rilek.
d. Anggota yang akan di terapi bebas dari pakaian, disangga
dengan bantal, sedangkan bagian yang tidak diterapi ditutup
dengan handuk.
e. Fisioterapis berdiri di samping bed / pasien.
f. Untuk memudahkan massage dapat di tambahkan bahan pelicin
seperti salep, minyak atau bedak.

22
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MASSAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 030/C.53/VI.2019 0 2/3

Centre
2. Pelaksanaan
a. Terapis mencuci tangan terlebih dahulu
b. Tehnik Massage :
 Effleurage : untuk memperlancar aliran darah dan limfe.
 Friction : menghancurkan perlengketan / pengerasan
jaringan lunak dan blokir nyeri diberikan pada akar – akar
syaraf atau pada titik nyeri.
 Petrissage : terdiri dari kneading, wringing dan picking up.
Berfungsi melemaskan dan mengulur otot / jaringan lunak,
melancarkan peredaran darah di bagian yang lebih dalam
dan metabolisme setempat. Membantu gerak pencernaan
usus.
 Tapotament : terdiri dari hacking, clapping, beating dan
pounding. Berguna untuk memberikan rangsangan / pacuan
pada syaraf dan otot.
 Bila dilakukan di daearah thorax bertujuan memperlancar
gerak pencernaan dan pembuangan.
 Waktu pelaksanaan sangat tergantung dari luasnya bagian
yang diterapi, tebalnya jaringan tubuh dan tujuan terapi.
 Kecepatan gerakan massage tegantung tujuannya. Gerakan
yang cepat akan memacu sedangkan massage yang lambat
sebagai efek penenang.

23
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MASSAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. Yukum Medical 030/C.53/VI.2019 0 3/3

Centre
c. Dosis :
 Waktu : 5 - 15 menit.
 Pengulangan : Sub akut dan kondisi berat 1 kali / hari
Kronik dan kondisi ringan 1 kali.
 Seri : 1 seri 10 kali.

3. Mengakhiri Terapi :
a. Bersihkan area yang diterapi.
b. Kembalikan peralatan ke tempat semula.
c. Terapis mencuci tangan.
Unit terkait 1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Kasir.

24

Anda mungkin juga menyukai