Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN MANAJEMEN NYERI RUMAH SAKIT UMUM

ISLAM ORPEHA TULUNGAGUNG

Jin. K.H.R. Abdul Fatah Batangsaren - Kauman Telp.( 0355 ) 323186.


Fax : 327691 Tulungagung E-mail rsi orpeha@yahoo.co.id
■ cip. -JLJ i ou rd* . oc 109 1 1 uiuiiyagung
E-mail rsi_orpeha@yahoo.co.id. Kode Pos 66261
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM ORPEHA TULUNGAGUNG
NO : 0021/SK/RSUIT/IV/2015 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN MANAJEMEN
NYERI DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM ORPEHA TULUNGAGUNG
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM ORPEHA TULUNGAGUNG
■terz.-'ing : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menjaga keselamatan pasien
supaya mendapatkan perencanaan asuhan penanganan nyeri yang efektif maka perlu disusun
panduan manajemen nyeri di Rumah Sakit Umum Islam ORPEHA Tulungagung (RSUIT).
1. bahwa pemberlakuan panduan manajemen nyeri sebagaimana dimaksud di atas perlu ditetapkan
dengan keputusan Direktur.
»ngat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia No 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
2. Undang - Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang - Undang Republik Indonesia No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129 / MENKES / SK/II/2008 tentang
Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 519 / MENKES / PER/III/2011 tentang
Pedoman Penyelenggaran Anastesiologi dan Intensif di Rumah Sakit
6. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung No. 009/RS/103/11/2014 Tentang
ijin Operasional Rumah Sakit
7. Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam ORPEHA Tulungagung No. 352 I KPTY I P / 2010
Tentang Peraturan Internal (Hospital By Low) Rumah Sakit Islam ORPEHA Tulungagung
8. Keputusan Yayasan RSI ORPEHA Tulungagung No. 3971 KPTY / P / 2013 Tentang
Pengangkatan Direktur
9. Keputusan Direktur No.776/SK/RSUn7VIII/2013 Tentang Pemberlakuan Formulari urn RSU
Islam ORPEHA tahun 2013
10. Peraturan Direktur No.001/PERZDIR/RSUIT/III/2014 Tentang Kebijakan Pelayanan Di Rumah
Sakit Umum Islam ORPEHA Tulungagung
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PEMBERLAKUAN PANDUAN MANAJEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM
ORPEHA TULUNGAGUNG

RUMAH SAKIT UMUM ISLAM "ORPEHA"


(ORGANISASI PERSAUDARAAN HAJI) KABUPATEN
TULUNGAGUNG
Jalan K.H.R. Abdul Fatah Batangsaren - Kauman Teip. (0355) 323186 Fax : 327691
Tulungagung E-mail rsi_orpeha@yahoo.co.id. Kode Pos 66261
Memberlakukan Panduan Manajemen Nyeri di Rumah Sakit Umum Islam ORPEHA Tulungagung,
sebagaimana terdapat pada lampiran keputusan ini Panduan manajemen nyeri di gunakan sebagai
acuan dalam melakukan penanganan nyeri bagi tenaga medis dan tenaga keperawatan di RSUIT.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bilamana dikemudian hari terdapat
kekeliruan atau manajemen rumah sakit menghendaki, akan diadakan perbaikan atau perubahan
sebagaimana mestinya.
im_r_san ini disampaikan kepada Kabid. Pelayanan Medik & Penunjang Medik, —: . Keperawatan
dan staf terkait untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya
DITETAPKAN DI : TULUNGAGUNG
PADA TANGGAL : 24 APRIL 2015
Sakit Umum Islam ORPEHA

. Sp.PD, FINASIM
~ e~busan ini disampaikan kepada Yth:
Ketua Badan Pengurus Yayasan RSI ORPEHA Tulungagung
1 Pejabat Struktural dan Koordinator Fungsional RSUI ORPEHA Tulungagung
• Arsip
DAFTAR ISI
1. BAB I DEFINIS ...................................................................................................................1
2. BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................................9
3. BAB III TATALAKSANA NYERI & FARMAKOLOGI OBAT ANALGESIK ..............10
4. BAB IV DOKUMENTASI ..................................................................................................38
5. BAB V PENUTUP................................................................................................................39
6. REFERENSI.............................................................................................................................40
1. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emnosional yang diakibatkan adanya kerusakan jaringan
yang sedang atau terjadi ,atau pengalaman sensorik dan emosional yang merasakan seolah olah
terjadi kerusakan jaringan.
2. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas memiliki hubungan
temporal dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit
3. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk priode waktu yang lama. Nyeri kronik adaalah
nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi proses penyembuhan dan sering tidak diketahui
penyebab pasti.
ASESMEN NYERI
1. Anamnesis
a. Riwayat penyakit sekarang
> Onset nyeri: akut dan kronik ,traumatik atau non-traumatik
> Karakter dan derajad keparahan nyeri tumpul , nyeri tajam, rasa terbakar, tidak nyaman ,
kesemutan , neuralgia.
> Pola penjalaran / penyebaran nyeri
> Durasi dan lokasi nyeri
> Gejala lain yang menyertai misalnya kelemahan,baal, kesemutan mual /muntah atau gangguan
keseimbangan /kontrol motorik.
> Faktor yang memperberat dan memperingan
> Kronisitas
> Hasil pemeriksaan dan penanganan nyeri sebelumnya.termasuk respon terapi.
> Gangguan /kehilangan fungsi akibat nyeri /Iuka
> Pengunaan alat bantu
> Perubahan fungsi mobilitas ,kognitif, irama tidur,dan aktivitas hidup dasar ( activity of daily
living.)
> Singkirkan kemungkinan potensi emergency pembedahan, seperti adanya fraktur yang tidak
stabil,gejala neurologis progesif cepat yang berhubungan dengan sindrom kauda ekuina.
b. Riwayat Keluarga
Evaluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik
c. Asesmen System Organ Yang Komprehensif
> Evaluasi gejala kardiovaskuler ,psikiatri ,pulmoner, gastrointestinal, neurologi, reumatologi,
genitouronaria, endopkrin, dan musculoskeletal.
> Gejala konstitusional . penurunan berat badan, nyeri malam hari, keringat malam, dan
sebagainya.
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
11. Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan

1
dengan angka antara 0-10.
• 0 = tidak nyeri
• 1 - 3 = nyeri ringan ( sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
• 4 - 6 = nyeri sedang ( nyata mengganggu aktivitas sehari-hari)

None Mild Moderate

Severe
3
Numeric ranting scale
b. Riwayat pembedahan / penyakit dahulu
c. Riwayat psiko-sosial
a. Riwayat konsumsi alkohol, rokok, dan narkotika
b. Identifikasi pengasuh / perawat utama ( primer ) pasien
c. Identifikasi kondisi tempat tinggal pasien yang berpotensi menimbulkan eksaserbasi nyeri
d. Perbatasan I restriksi partisipasi pasien dalam aktivitas social yang berpotensi menimbulkan
stress. Pertimbangkan juga aktivitas penggantinya
e. Masalah psikiatri ( misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh diri ) dapat menimbulkan pengaruh
negative terhadap motifasi dan kooperasi pasien dengan program penanganan / management nyeri
kedepannya. Pada pada pasien dengan masalah psikiatri, diperlukan dukungan psikoterapi /
psikofarmaka.
f. Tidak dapat bekeijanya pasien qkibqt nyeri dapat menimbulkan stres bagi pasien I keluarga.

2
berat membungkuk atau memutar,merupakan pekerjaan tersering yang berhubungan ::" gan nyeri
punggung.
1
>:at - obatan dan alergi
a. Daftar obat-obat yang dikonsumsi pasien untuk mrngurangi nyeri ( suatu studi menunjukkan
bahwa 14 % populasi di AS mengonsumsi suplemen / herbal, dan 36 % mengonsumsi vitamin)
‘ Cantumkan juga mengenai dosis, tujuan minum obat, durasi, efektifitas, dan efek samping.
: Direkomendasikan untuk mengurangi atau memberhrntikan obat - obatan dengan efek samping
kognitif dan fisik.
Wong Baker FACES Pain Skale
b. Indikasi : pada pasien ( dewasa dan anak > 3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan dengan angka, gunakan asesmen
c. Instruksi : pasien diminta untuk menunjuk I memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang
ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri
• 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
• 2 - 3 = sedikit nyeri
• 4 - 5 = cukup nyeri
• 6 - 7 = limayan nyeri
• 8 - 9 = sangat nyeri
• 10 amat sangat nyeri (tak tertahankan )

Tidak Sedikit
nveti nven
O 2
Sedikit lebih Lebih
nvwi nyeti
4 6
Sangat nveri
8
Xveri sangat
hebat
’1O
Wong Baker FACES Pain Scale
g. CONFORT skale
a. Indikasi : pasien bayi, anak, dan dewasa diruang rawat intensif / kamar oprasi / ruang rawat inap
yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong Baker FACES Pain Skale.
b. Instruksi : terdapat 9 kategori pada setiap kategori memiliki skor I - 5, dengan total antara 9-45.
• Kewaspadaan
• Kewenangan
• Distress pemafasan
• Menangis
Tonus otot
• Tegangan wajah
• Tekanan darah basal
• Denyut j antung basal
CONFORT scale

Kategori Skor Tanggal / waktu

Aaspadaan
1 - tidur pulas / nyenyak
2 - tidur kurang nyenyak
3 - gelisah
4 - sadar sepenuhnya dan waspada
5 - hiper alert
<r.enangan 1- Tenang
2- Agak cemas
3- Cernas
4- Panic
Distress 1- Tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk
pemafasan 2- Respirasi spontan dengan sedikit /tidak ada respon
terhadap ventilasi
3- Kadang - kadang batuk atau terdapat tahanan
terhadap ventilasi
4- Sering batuk, terdapat tahanan perlawanan terhadap
ventilator
5- Melawan secara aktif ventilator, batuk terus -
menerus / tersedak
Menangis 1- Bernafas dengan tenang, tidak menangis
2- Trisak-isak
3- Meraung menangis
4- BERTERIAK
Pergerakan
1- Tidak ada pergerakan
2- Kadang-kadang bergerak perlahan
3- Sering bergerak perlahan
4- Pergerakan aktif / gelisah
5- Pergerakan aktif termasuk badan dan kepala
Tonus otot 1- Otot relaks sepenuhnya
2- Penurunan tonus otot
3- Tonus otot normal
4- Peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan dan
kaki
5- Kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan
kaki
xategori dKor —

Tegangan 1- Otot wajah relaks sepenuhnya


wajah 2- Tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan
otot wajah yang nyata
3- Tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata
4- Tegangan hampir diseluruh otot wajah
5- Seluruh otot wajah tegang, meringis
Tegangan darah 1- Tekanan darah dibawah batas normal
basal 2- Tekanan darah berada dibatas normal secara
konsisiten
3- Peningkatan tekanan darah sesekali > 15% diatas
batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2
menit)
4- Seringnya peningkatan tekanan darah > 15% diatas
batas normal ( E33 kali dalam observasi selama 2
menit)
5- Peningkatan tekanan darah terus - menerus > 15%

Denyut jantung 1- Denyut jantu dibawah batas normal


basal 2- Denyut jantu berada dibatas normal secara konsisten
3- Peningkatan denyut jsntung sesekali > 15% diatas
batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2
menit)
4- Seringnya peningkatan tekanan darah > 15% diatas
batas normal ( D3 kali dalam observasi selama 2
menit)
5- Peningkatan denyut jantung terus - menerus > 15%

SKOR TOTAL

h. Pada pasien dengan pengaruh obat anastesi atau kondisi sedasi sedang, asesmen dan penanganan
nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri.
i. Asesmen ulang nyeri: dilakuan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasanyeri, sebagai berikut:
a. Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik ’ pada pasien
b. Dilakukan pada : pasien yang mengeluh nyeri, I jam setelah tatalaksana nyeri, setiap 4 jam ( pada
pasien yang sadar/bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien,
dam sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
c. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung ), lakukan asesmen ulang setiap
5 menit setelah pemberian nitrat atau obat intravena
d. Pada nyeri akut / kronik, lakukan aesmen ulang tiap 30 menit - 1 jam setelah perubahan
tanda vital, merupakan tanda adanya diagnosis medis atau bedah yang baru( misal komplikasi pasca-
pembedahan, nyeri neuropatik).
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
> Tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh
> Ukurlah berat badan dan tinggi badan pasien
> Periksa apakah ada lesi I Iuka dikulit seperti jaringan parut akibat operasi, hiperpigmentasi,
ulserasi, tanda bekas jarum suntik
> Perhatikan juga adanya ketidakserasian tulang ( malalignment), atropi otot, fasikulasi, diskolorasi,
dan edema
b. Status mental
> Nilai orientasi pasien
> Nilai kemampuan pengingat jangka panjang, pendek, dan segera.
> Nilai kemampuan kognitif
> Nilai kondisi emosianal pasien, termasuk gejala-gejala depresi, tidak ada harapan, atau cemas.
c. Pemeriksaan sendi
> Selalu periksa kedua sisi untuk menilai kesimetrisan
> Nilai dan catat pergerakan aktifbsemua sendi, perhatikan adanya keterbatasan gerak, diskinesis,
raut wajah meringis, atau asimetris
> Nilai dan catat pergerakan pasif dari sendi yang terlihat abnormal / dikeluhkan oleh pasien ( saat
menilai pergerakan aktif). Perhatikan adanya limitasi gerak, raut wajah meringis,atau asimetris.
> Palpasi setiap sendi untuk menilai adanya nyeri
> Pemeriksaan stabilitas sendi untuk mengidentifikasikan adanya cedera ligament.
d. Pemeriksaan motoric
nilai dan catat kekuatan motorik pasien dengan menggunakan kriteria dibawah ini.
derajat Definisi
5 Tidak terdapat keterbatasan gerak, mampu melawan tahanan kuat
4 Mampu melawan tahanan ringan
3 Mampu bergerak melawan grafitasi
2 Mampu bergarak / bergaser ke kiri dan kanan tetapi tidak mampu melawan grafitasi
1 Terdapat kontraksi otot (inspeksi / palpasi), tidak menghasilkan pergerakan
0 Tidak terdapat kontraksi otot

Anda mungkin juga menyukai