Anda di halaman 1dari 5

Al Farel Rahmat Wicaksana

153220063
IK-B

Resensi Buku
1. Identitas Buku

- Judul: Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar


- Penulis: Alberthiene Endah
- Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
- Tahun: 2011
- Tebal: 366 halaman
- Bahasa: Indonesia
- Sampul: latar biru, putih, merah, dan hitam
2. Orientasi
Paragraf Orientasi
1 Alberthiene Endah, seorang wanita kelahiran Bandung 16 September
memulai karir menulisnya di majalah HIDUP tahun 1993, tahun 1994
hingga 2004 menjadi redaktur majalah femina, karirnya di dunia
jurnalistik berlanjut hingga menjadi pemimpin redaksi Majalah
PRODO sejak tahun 2004hingga 2009. Jejak karirnya di dunia
jurnalistik membuat ia dapatbertemu denganberbagai tokoh besar,
dan ia melihat sebuah inpirasi dari tokoh-tokoh tersebut. Lahirlah
berbagai buku biografi tentang berbagai tokoh. Bukan hanya
berkecimpung di dunia buku biografi, ia juga menulis berbagai novel
bestseller, menulis naskah drama musikal, menulis naskah FTV, serta
menghasilkan skenario sinetron di televisi indonesia dan malaysia.
2 Buku ini merupakan cerita nyata yang dialami oleh Merry Riana
dalam berjuang di negeri orang. Buku ini mengandung berbagai nilai
moral yang dbutuhkan untuk anak muda memperoleh sebuah
kesuksesan dengan tenaga dan pikiran mereka sendiri. Kandungan
dalam buku ini sangat cocok dibaca oleh mahasiswa maupun anak
muda yang memiliki gejolak sukses sejak dini.
3. Tafsir Isi
Paragraf Tafsir Isi
3 Buku dibuka dengan situasi Merry Riana dan sang suami sedang
berkunjung ke bekas kampus mereka, yaitu Nanyang Technological
University atau NTU yang berada di Singapura. Pikiran Merry
menerawang jauh kebelakang sebelum ia menginjakkan kaki di NTU.
1998, Merry Riana gadis keturunan Tionghoa yang baru saja lulus
dari SMA dan hendak melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas
Trisakti. Nahas baginya, karena tepat setelah Merry mengurus berkas
pendaftaran universitas, kerusuhan akibat krisis moneter di Indonesia
pecah. Mau tidak mau, keluarga Merry harus memutar otak untuk
mengalihkan tujuan pendidikannya, dan jawaban yang muncul adalah
mengirim Merry ke Singapura dengan
pinjaman bank untuk biaya kuliah. Berangkatlah Merry ke Singapura
bermodalkan uang 40.000 dolar Singapura atau setara dengan 300
juta Rupiah untuk biaya kuliah dan hidup selama 4 tahun. Tahun
pertama Merry berkuliah, ia dilanda berbagai masalah, khususnya
masalah keuangan yang memaksanya harus makan mi instan rebus
setiap pagi.
4 Masa libur setelah tahun pertama pun tiba, Merry segera memutar
otak untuk mencari sedikit tambahan uang dengan cara bekerja
sambilan. Kerja sambilan yang ia pilih adalah membagikan brosur
biro jodoh dengan bayaran 3-5 dolar satu jam. Dengan pekerjaan ini
Merry dapat sedikit merangkak naik dari kesulitan ekonominya.
Perasaan sedih, letih, dan putus asa pun kerap menghinggapi Merry,
sebagai jalan keluar ia mengikuti pendalaman agama yang diadakan
di kampus. Melalui kegiatan tersebut Merry bertemu dengan
seseorang yang kedepannya menjadi sangat berarti, yaitu Alva
Tjenderasa.
5 Setelah menjajaki pekerjaan sebagai pembagi brosur biro jodoh,
Merry mencoba pekerjaan lain. Masih sebagai pembagi brosur tapi
bagi toko laundry dengan bayaran 50 dolar sehari. Pemilik toko yang
bernama Mr. Kenny merupakan seorang yang sangat baik dengan
memberikan berbagai petuah untuk merry. Mr. Kenny juga
merekomendasikan Merry untuk bekerja di toko bunga milik adiknya
di daerah bernama Raffles Place dengan bayaran beberapa ratus
dollar seminggu. Pada saat akhir pekan Merry mencoba mengisi
waktu dengan mencari pekerjaan, dan pekerjaan yang ia pilih adalah
menjadi pelayan pesta di gedung mewah. Lalu berbekal uang gajinya
yang ditabung, Merry memberanikan diri untuk berbisnis MLM,
tetapi Merry ditipu oleh pemilik bisnis tersebut sebesar 200 dolar.
Memasuki tahun 2001, Merry diwajibkan mengikuti kegiatan
magang yang ditentukan pihak kampus. Lantas
Merry memilih perusahaan Micron Semiconductor Pte Ltd.
6 Kegiatan magang pun telah usai. Pikiran Merry pun sedikit
terbelokkan dengan kenyataan bahwa pekerjaan kantoran membawa
sebuah ketetapan perekonomian dengan gaji stabil setiap bulannya.
Tetapi hati Merry berkata lain, bahwa dia harus teguh pendirian untuk
berbisnis. Sampai disebuah seminar dengan komunikator idola Merry
yaitu Anthony Robbins. Acara seminar tersebut merupakan titik balik
hati Merry untuk menetapkan bahwa ia akan melanjutkan berbisnis
dan menggapai impian merdeka finansial sebelum usia 30 tahun.
Perjalanan bisnis Merry pun dimulai setelah ia lulus dari NTU. Bisnis
pertama yaitu percetakan skripsi dan kaus, tetapi keduanya gagal,
usaha berikutnya adalah terjun ke dunia jual beli saham, di bisnis
inipun Merry mengalami kerugian sebesar 10.000 dolar. Merry dan
Alva pun memutar otak agar bisa segera mendapatkan pekerjaan, dan
tujuan mereka berhenti di menjadi sales keuangan.
7 Memulai perkerjaan menjadi sales bukan hal yang mudah, karena
dengan bekerja seharian, kemungkinan untuk mendapatkan nasabah
baru hanya 1 orang. Bukan Merry Riana jika sangat mudah untuk
menyerah dengan rintangan, akhirnya mereka memutar otak
bagaimana cara yang baik dan efisien untuk mendapatkan nasabah.
Melewati berbagai diskusi panjang, akhirnya mereka memutuskan
untuk menerapkan disiplin bekerja 14 jam sehari, dan tujuh hari
seminggu. Disiplin ini membawa angin segar untuk Merry dan Alva,
dalam 3 bulan awal kerja, mereka telah mendapat total investasi
nasabah sebesar 100 ribu dolar. Pencapaian berikutnya adalah Merry
telah melunasi utang biaya pendidikannya sebesar 40 ribu dolar.
Memasuki tahun 2004, pencapaian gemilang Merry adalah menjadi
president star club, star club merupakan bentuk penghargaan yang
diberikan oleh industri produk finansial.
8 Uang tabungan yang dikumpulkan, Merry alokasikan untuk membuat
sebuah organisasi biro jasa keuangan bernama “Merry Riana
Organization”. Setelah mendirikan sebuah organisasi, Merry dan
Alva memutuskan untuk melanjutkan hubungan kejenjang yang lebih
serius, yaitu pernikahan.
9 Diakhir buku ini Merry memberikan jurus jitu untuk sukses. Jurus
tersebut adalah memiliki sebuah pemikiran bahwa semua orang dapat
sukses. jauhkan pikiran takut gagal ketika memulai sebuah usaha.
memiliki orientasi pemikiran pada uang, tetapi bukan mencari uang
untuk berfoya-foya namun guna mencapai kehidupan yang tentram.
Menjadi berbeda dari orang lain, karena sebuah peluang besar berada
ditempat yang jarang dimasuki. Menghargai proses yang telah
dikeluarkan dan terus lihat seberapa manis hasilnya. Menerapkan
dengan keras sikap disiplin pada diri sendiri. Peka dalam melihat
sebuah peluang sukses. Poin yang terakhir adalah bersikap hidup
hemat dan rajin untuk menabung.

4. Evaluasi
Paragraf Evaluasi
10 Dengan target pembaca dari kalangan mahasiswa dan kaum remaja,
buku ini menyimpan segudang petuah-petuah yang akan membakar
semangat berkarya para kawula muda. Buku ini memiliki runtutan isi
yang dengan mudah dapat dipahami, dengan penyampaian alur runtut
dari seorang Marry yang harus memulai perjalanan baru di negara
orang sampai ia mendapatkan kesuksesan. Pembahasan yang
terkandung dalam buku ini merupakan topik yang berat, tetapi penulis
dapat meringkasnya menjadi sangat mudah dipahami oleh berbagai
kalangan masyarakat. Bahasa yang digunakan pun merupakan bahasa
baku dan minim istilah sulit dipahami.
11 Namun bukannya buku ini tidak memiliki kekurangan. Menurut saya
kekurangan buku ini adalah terlalu banyak poin pembahasan yang
diulang, seperti contoh ketika Marry pada tahun pertama harus
berjuang bertahan hidup dengan uang 10 dolar. Jika tidak diimbangi
dengan poin kejutan dicerita, pengulangan tersebut dapat
menimbulkan kejenuhan oleh pembaca.

5. Rangkuman
Paragraf Rangkuman
12 Buku “Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar” buku yang sangat
bermanfaat khususnya untuk para mahasiswa dan kaum muda bahwa
tidak ada yang tidak mungkin selagi kita berusaha semaksimal
mungkin. Buku ini juga mencakup berbagai nilai-nilai kehidupan
yang dapat dicontoh para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai