Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MEKANIKA TANAH 2

“PENURUNAN KONSOLIDASI”

DOSEN PENGAMPU:
IR. H. AKHMAD MARZUKI, MT

OLEH:
NAMA : NUR IKHLAS PERMATA ANANDA
NIM : A040421016
KELAS : 3A – TEKNIK BANGUNAN RAWA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIAN
SARJANA TERAPAN TEKNIK BANGUNAN RAWA
2022/2023
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Lokasi Pengukuran
Kegiatan pengukuran dilakukan di Kompleks Grand Purnama 2, Kecamatan Alalak, Kabupaten
Barito Kuala.

2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 8 Oktober 2022 pukul 16.00 – 17.45 WITA
3. Alat
Alat yang digunakan pada kegiatan kali ini antara lain:
1. Roll meter
2. Meteran saku
3. Tongkat
4. Alat tulis
5. Handphone
4. Tahapan Kegiatan
a. Mendalami materi yang telah disampaikan oleh dosen pengajar
b. Menentukan lokasi yang akan dilaksanakan pengukuran
c. Persiapkan alat-alat yang nantinya akan dipakai pada saat pengukuran
d. Ketika sudah berada di lokasi, gambarkan sketsa yang menyerupai dengan medan yang
akan diukur
e. Laksanakan pengukuran lalu catat data yang diperoleh pada sketsa yang telah dibuat
sebelumnya. Pengukuran kedalaman tanah asli dilakukan dengan menancapkan tongkat
pada dasar kaki sungai, lalu tarik garis sejajar dengan tanah urugan maka akan diperoleh
tingginya.
f. Ambil sampel tanah asli dan urugan, lalu foto dan tentukan klasifikasinya
5. Hasil Survey
1. Foto lapangan

5.1.1 Ukuran lebar jalan 5.1.2 Ukuran tinggi Muka Air Tanah (30 cm)

5.1.3 Ukuran tinggi tanah urugan 5.1.4 Ukuran samping jalan


2. Detail view

5.2.1 View lebar jalan 5.2.2 View pengukuran MAT

5.2.3 View pengukuran tinggi tanah urugan 5.2.4 View pengukurann tinggi tanah urugan
dengan bantuan tongkat

3. Klasifikasi Tanah
Pada kegiatan pengukuran yang telah dilakukan, berdasarkan pengamatan secara kasat mata
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tanah asli pada lokasi tersebut diklasifikasikan
sebagai tanah lempung dengan konsistensi soft (lunak) dengan warna coklat keabu-abuan.
Penulis menyimpulkan bahwa tanah tersebut soft karena tanah masih dapat dibentuk dan ketika
diremas tanah beserta air sedikit keluar dari sela-sela jari.
5.3.1 Tanah asli masih dapat dibentuk 5.3.2 Tanah asli mengeluarkan sedikit air dan tanah saat
diremas

5.3.3 Tanah urugan

6. Model dan Pembahasan


1. Model

6.1.1 Model Jalan apabila dipotong secara melintang (dalam satuan meter)
2. Perhitungan Tegangan Efektif Antar Butiran (σ’)
Beberapa variabel yang diketahui antara lain:
γ1 = 1,389 t/m3
H = 16 m
γw = 1 t/m3
σ = γ1 . H
= γ1 . H - γw . H
σ’ = (γ1 - γw) . H
= γ’ . H
Dimana:
σ = Tegangan total (t/m2)
σ’ = Tegangan efektif antar butiran (t/m2)
γ1 = Berat volume tanah (t/m3)
γw = Berat volume air (gr/cm3 , t/m3)
H = Kedalaman (m)

Maka, σ’= (γ1 - γw) . H


σ’= (1,389 – 1) . 16
σ’= 0,389 . 16
σ’= 6,224 t/m2

σ’0n = γ ’ . zn
= γ’ . (H1 + H2 + … + ½Hn)
σ’03 = γ’. z3
= γ’ . (H1 + H2 + ½H3)
Dimana:
σ’0n = Tegangan efektif antar butiran pada kedalaman n (t/m2)
σ’03 = Tegangan efektif antar butiran pada lapisan ke 3 (t/m2)
γ' = Selisih berat volume tanah dengan berat volume air (t/m3)
zn = Kedalaman yang ditinjau (m)
Pada perhitungan kali ini, interval yang diambil adalah per 1 meter.
σ’01 = γ ’ . z1
= (γ1 - γw)) . (½H1)
= (1,389 – 1) . (½ . 1)
= 0,389 . 0,5
= 0.195 t/m2
σ’02 = γ ’ . z2
= (1,389 – 1). (H1 + ½H2)
= 0,389 . (1 + ½.1)
= 0,389 . 1,5
= 0,584 t/m2
σ’03 = γ ’ . z3
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + ½H3)
= 0,389 . (1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 2,5
= 0,973 t/m2
σ’04 = γ’ . z4
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + H3 + ½H4)
= 0,389 . (1 + 1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 3,5
= 1,362 t/m2
σ’05 = γ ’ . z5
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + H3 + H4 + ½H5)
= 0,389 . (1 + 1 + 1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 4,5
= 1,362 t/m2
σ’06 = γ ’ . z6
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + H3 + H4 + H5 + ½H6)
= 0,389 . (1 + 1 + 1 + 1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 5,5
= 2,140 t/m2
σ’07 = γ ’ . z7
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + H3 + H4 + H5 + H6 + ½H7)
= 0,389 . (1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 6,5
= 2,529 t/m2
σ’08 = γ ’ . z8
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + H3 + H4 + H5 + H6 + H7 + ½H8)
= 0,389 . (1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 7,5
= 2,918 t/m2
σ’09 = γ ’ . z9
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + H3 + H4 + H5 + H6 + H7 + H8 + ½H9)
= 0,389 . (1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 8,5
= 3,307 t/m2
σ’010 = γ’ . z10
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + H3 + H4 + H5 + H6 + H7 + H8 + H9 + ½H10)
= 0,389 . (1 + 1 + 1+ 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 9,5
= 3,696 t/m2
σ’011 = γ’ . z11
= (1,389 – 1). (H1 + H2 + H3 + H4 + H5 + H6 + H7 + H8 + H9 + H9 + H10 + ½H11)
= 0,389 . (1 + 1 + 1 + 1+ 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + ½.1)
= 0,389 . 10,5
= 4,085 t/m2
σ’012 = γ’ . z12
= 0,389 . 11,5
= 4,474 t/m2
σ’013 = γ’ . z13
= 0,389 . 12,5
= 4,863 t/m2
σ’014 = γ’ . z14
= 0,389 . 13,5
= 5,252 t/m2
σ’015 = γ’ . z15
= 0,389 . 14,5
= 5,641 t/m2
σ’016 = γ’ . z16
= 0,389 . 15,5
= 6,030 t/m2
Hubungan Tegangan Efektif Antar Butiran Pada Tiap Kedalaman dengan Interval per 1 meter

z1
0,195 t/m2 z2
H1
0,584 t/m2 z3
H2 z4
0,973 t/m2
H3
1,362 t/m2
H4
1,751 t/m2
H5
2,140 t/m2
H6
2,529 t/m2
H7
2,918 t/m2
H8 z16
2
3,307 t/m
H9 zzz

3,696 t/m2 zzz


H10
zzz
4,085 t/m2
H11
4,474 t/m2
H12
4,863 t/m2
H13
5,252 t/m2
H14
5,641 t/m2
H15
6,030 t/m2
H16
3. Perhitungan Pertambahan Tegangan (∆σ)

h=
γ2

∆σ =q.I

= (γ2 . h) . I

Dimana:

∆σ = Pertambahan tegangan (t/m2)


γ2 = Berat volume urugan (t/m3)

I = Influence factor

Menentukan nilai q = γ2 . h
= 1,4 t/m3 . 2,22 m
= 3,108 t/m2
Tabel Berat Jenis Bahan Bangunan

No Berat Jenis ( Kg/m3 ) No Berat Jenis ( Kg/m3 )


1 Air 1000 31 Nikel perak 8442
2 Aluminium 2712 32 Pasir 1400
3 Asbes 1600 33 Pasir kuarsa 1201
4 Baja 7850 34 Perak 10490
7700 -
5 Batu alam 2600 35 Perunggu
8700
6 Batu hancur 1602 36 Platinum 21400
Batubata
7 1700 37 Porselin 2403
Merah
8 Besi tempa 7750 38 Potasium 1281
9 Besi tuang 7250 39 Seng 7135
7480 -
10 Beton 2200 40 Stainless Steel
8000
Beton
11 2400 41 Serbuk gergaji 210
Bertulang
12 Bismuth 9787 42 Semen 3150
13 Emas 19320 43 Tar 1153
14 Granit padat 2691 44 Tembaga 8930
Tanah lempung (
15 Granit Rusak 1650 45 kering ) 1700

Timah hitam /
16 Gypsum 2787 46 11400
timbal
17 Kaca 2579 47 Titanium 4500
18 Kapur padat 2611 48 Uranium 18900
19 Karet 1522 49 Vanadium 5494
20 Kerikil, koral 1800 50 Pasir jenuh air 1800
21 Kayu 1000 51 Batu cetak 2200
8400 -
22 kuningan 52 Batu karang 1450
8700
Tanah lempung
23 Kuarsa padat 2643 53 2200
(basah)
24 Limonit padat 3796 54
25 Magnesium 1738 55
26 Mangan 7609 56
27 Marmer padat 2563 57
28 Marmer Rusak 1570 58
29 Mercury 13593 59
30 Nikel 8800 60
• Pada kedalaman 1 meter
𝑎 2.6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 5,20
1 0,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 3,90
1 0,5

I = 0,50

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,50.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,50)
= 3,108 (1)
= 3,108 t/m2
• Pada kedalaman 2 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 1,73
2 1,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 1,30
2 1,5

I = 0,45

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,45.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,45)
= 3,108 (0,90)
= 2,797 t/m2
• Pada kedalaman 3 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 1,04
3 2,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,78
3 2,5

I = 0,387

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,387.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,387)
= 3,108 (0,774)
= 2,406 t/m2
• Pada kedalaman 4 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,74
4 3,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,56
4 3,5

I = 0,325

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,325.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,325)
= 3,108 (0,650)
= 2,020 t/m2
• Pada kedalaman 5 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,58
5 4,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,43
5 4,5

I = 0,282

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,282.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,282)
= 3,108 (0,564)
= 1,753 t/m2
• Pada kedalaman 6 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,47
6 5,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,35
6 5,5

I = 0,244

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,244.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,244)
= 3,108 (0,488)
= 1,517 t/m2
• Pada kedalaman 7 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,40
7 6,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,30
7 6,5

I = 0,22

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,220.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,220)
= 3,108 (0,440)
= 1,368 t/m2
• Pada kedalaman 8 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,35
8 7,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,26
8 7,5

I = 0,202

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,202.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,202)
= 3,108 (0,404)
= 1,256 t/m2
• Pada kedalaman 9 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,31
9 8,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,23
9 8,5

I = 0,195

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,195.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,195)
= 3,108 (0,195)
= 1,212 t/m2
• Pada kedalaman 10 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,27
10 9,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,21
10 9,5

I = 0,182

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,182.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,182)
= 3,108 (0,364)
= 1,131 t/m2
• Pada kedalaman 11 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,25
11 10,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,19
11 10,5

I = 0,172

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,172.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,172)
= 3,108 (0,344)
= 1,069 t/m2
• Pada kedalaman 12 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,23
12 11,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,17
12 11,5

I = 0,162

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,162.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,162)
= 3,108 (0,324)
= 1,007 t/m2
• Pada kedalaman 13 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,21
13 12,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,16
13 12,5

I = 0,155

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,155.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,155)
= 3,108 (0,310)
= 0.963 t/m2
• Pada kedalaman 14 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,19
14 13,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,14
14 13,5

I = 0,152

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,152.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,152)
= 3,108 (0,304)
= 0.945 t/m2
• Pada kedalaman 15 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,18
15 14,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,13
15 14,5

I = 0,151

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,151.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,151)
= 3,108 (0,302)
= 0.939 t/m2
• Pada kedalaman 16 meter
𝑎 2,6
Menentukan nilai x = 𝑧 = = 0,17
16 15,5

𝑏 1.95
Menentukan nilai y = 𝑧 = = 0,13
16 15,5

I = 0,150

Berdasarkan grafik di atas, nilai I yang diperoleh adalah 0,150.


Maka, pertambahan tegangan pada kedalaman 1 meter dapat diperoleh dengan persamaan:
∆σ = q . (2I)
= 3,108 (2 . 0,150)
= 3,108 (0,300)
= 0.932 t/m2
3,108 t/m2 1m

2,797 t/m2 2m

2,406 t/m2 3m

2,020 t/m2 4m

1,753 t/m2 5m

1,517 t/m2 6m

1,368 t/m2 7m

1,256 t/m2 8m

1,212 t/m2 9m

1,131 t/m2 10 m

1,069 t/m2 11 m

1,007 t/m2 12 m

0,963 t/m2 13 m

0,945 t/m2 14 m

0,939 t/m2 15 m

0,932 t/m2 16 m
4. Perhitungan Penurunan Konsolidasi (Sc)

Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ

Dimana:
Sc = Penurunan konsolidasi pada lapisan tanah yang ditinjau, lapisan ke i (m)
Hi = Tebal lapisan tanah ke i (m)
e0 = Angka pori awal
Cc = Indeks kompresi
σ′ 0ℎ = Tegangan efektif antar butiran kedalaman yang ditinjau (t/m2)
∆σ = Pertambahan tegangan (t/m2)

• Pada kedalaman 1 meter


Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
1 0,195 + 3,108
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 0,195
𝑆𝑐 = 0,5960 . 𝑙𝑜𝑔 (16,9794)
𝑆𝑐 = 0,5960 . 1,2299
𝑆𝑐 = 0,7730 𝑚
• Pada kedalaman 2 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
2 0,584 + 2,797
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 0,584
𝑆𝑐 = 1,1919 . 𝑙𝑜𝑔 (5,7938)
𝑆𝑐 = 1,1919 . 0,7630
𝑆𝑐 = 0,9094 𝑚
• Pada kedalaman 3 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
3 0,973 + 2,406
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 0,973
𝑆𝑐 = 1,7879 . 𝑙𝑜𝑔 (3,4736)
𝑆𝑐 = 1,7879 . 0,5408
𝑆𝑐 = 0,9669 𝑚
• Pada kedalaman 4 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
4 1,362 + 2,020
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 1,362
𝑆𝑐 = 2,3839 . 𝑙𝑜𝑔 (2,4838)
𝑆𝑐 = 2,3839 . 0,3951
𝑆𝑐 = 0,9419 𝑚
• Pada kedalaman 5 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
5 1,751 + 1,753
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 1,751
𝑆𝑐 = 2,9798 . 𝑙𝑜𝑔 (2,0014)
𝑆𝑐 = 2,9798 . 0,3013
𝑆𝑐 = 0,8979 𝑚
• Pada kedalaman 6 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
6 2,140 + 1,517
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 2,140
𝑆𝑐 = 3,5758 . 𝑙𝑜𝑔 (1,7089)
𝑆𝑐 = 3,5758 . 0,2327
𝑆𝑐 = 0,8322 𝑚
• Pada kedalaman 7 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
7 2,529 + 1,368
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 2,529
𝑆𝑐 = 4,1718 . 𝑙𝑜𝑔 (1,5408)
𝑆𝑐 = 4,1718 . 0,1878
𝑆𝑐 = 0,7833 𝑚
• Pada kedalaman 8 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
8 2,918 + 1,256
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 2,918
𝑆𝑐 = 4,7677 . 𝑙𝑜𝑔 (1,4304)
𝑆𝑐 = 4,7677 . 0,1555
𝑆𝑐 = 0,7411 𝑚
• Pada kedalaman 9 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
9 3,307 + 1,212
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 3,307
𝑆𝑐 = 5,3637 . 𝑙𝑜𝑔 (1,3666)
𝑆𝑐 = 5,3637 . 0,1356
𝑆𝑐 = 0,7275 𝑚
• Pada kedalaman 10 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
10 3,696 + 1,131
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 3,696
𝑆𝑐 = 5,9597 . 𝑙𝑜𝑔 (1,3061)
𝑆𝑐 = 5,9597 . 0,1160
𝑆𝑐 = 0,6912 𝑚
• Pada kedalaman 11 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
11 4,085 + 1,069
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 4,085
𝑆𝑐 = 6,5556 . 𝑙𝑜𝑔 (1,2618)
𝑆𝑐 = 6,5556 . 0,1010
𝑆𝑐 = 0,6620 𝑚
• Pada kedalaman 12 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
12 4,474 + 1,007
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 4,474
𝑆𝑐 = 7,1516 . 𝑙𝑜𝑔 (1,2251)
𝑆𝑐 = 7,1516 . 0,0882
𝑆𝑐 = 0,6306 𝑚
• Pada kedalaman 13 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
13 4,863 + 0,963
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 4,863
𝑆𝑐 = 7,7476 . 𝑙𝑜𝑔 (1,1981)
𝑆𝑐 = 7,7476 . 0,0785
𝑆𝑐 = 0,6083 𝑚
• Pada kedalaman 14 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
14 5,252 + 0,945
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 5,252
𝑆𝑐 = 8,3435 . 𝑙𝑜𝑔 (1,1799)
𝑆𝑐 = 8,3435 . 0,0719
𝑆𝑐 = 0,5995 𝑚
• Pada kedalaman 15 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
15 5,641 + 0,939
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 5,641
𝑆𝑐 = 8,9395 . 𝑙𝑜𝑔 (1,1664)
𝑆𝑐 = 8,9395 . 0,0668
𝑆𝑐 = 0,5976 𝑚
• Pada kedalaman 16 meter
Hi σ′ 0ℎ + ∆σ
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 𝑒0 σ′ 0ℎ
16 6,030 + 0,932
𝑆𝑐 = 2,068 𝑙𝑜𝑔 ( )
1 + 2,470 6,030
𝑆𝑐 = 9,5354 . 𝑙𝑜𝑔 (1,1546)
𝑆𝑐 = 9,5354 . 0,0624
𝑆𝑐 = 0,5955 𝑚

Anda mungkin juga menyukai