bahu.
b) Sendi engsel, memungkinkan gerakan ke satu arah, contoh: tulang sikut, lutut.
c) Sendi pelana, memungkinkan gerakan ke dua arah, contoh: antara tulang ibu jari
dengan tulang telapak tangan.
d) Sendi putar, tulang yang satu mengitari yang lain sehingga menimbulkan gerak
rotasi, contoh: antara tulang hasta dengan tulang pengumpil.
e) Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, tidak berporos, contoh: tulang pergelangan
mata kaki.
f) Sendi gulung (ovoid), berporos dua, bergerak seolah-olah dapat mengitari gerak
tulang lain, contoh: tulang telapak tangan dan tulang pengumpil.
g) Sendi luncur, persendian yang memungkinkan gerakan badan melengkung kedepan,
ke belakang dan memutar. Contoh scapula dan klavicula.
Struktur Batang Dikotil terdiri dari beberapa bagian seperti epidermis yang terletak di lapisan paling luar
dari batang, korteks, xilem, floem, dan juga kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan batang.
Tumbuhan dikotil atau berkeping dua memiliki ciri yang paling menonjol dan membedakan dengan
batang monokotil (berkeping satu adalah batang dikotil memiliki kambium dan juga empulur. (Baca
Juga : Organ-Organ Pernapasan)
ads
Batang akan terus tumbuh karena dipengaruhi juga oleh Faktor Internal Pertumbuhan dan juga Faktor
Eksternal Pertumbuhan yang menjadikannya tetap tumbuh dan juga kuat sebagai penopang. Sedangkan
tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua. Disini kita akan
membahas dengan detail tentang Struktur Batang Dikotil diantaranya:
1. Epidermis
Selain itu juga dapat membentuk trikomata ( rambut halus ) yang membantu mengeluarkan sekret atau
juga dapat membentuk duri ( spina ) sebagai perlindungan. Batang tumbuhan dikotil memiliki lapisan
endodermis berupa kulit kayu yang terbentuk dari jaringan gabus. Dimana pada jaringan gabus ini tidak
dapat ditembus oleh air dan gas. Sehingga jaringan gabus memiliki celah berupa lenti sel untuk
memelihara pertukaran gas.
Jaringan epidermis pada batang muda dapat membantu proses fotosintesis karena mengandung klorofil.
Namun seiring perkembangan batang, penambahan ukuran diameter batang akan membuat epidermis
perlahan-lahan rusak yang kemudian akan digantikan dengan jaringan peridem dibawahnya yang
terbentuk oleh kambium gabus (meristem sekunder). (Baca Juga : Organ-Organ Pada Tumbuhan)
2. Korteks
Jaringan lain yang berada di daerah korteks adalah jaringan kolenkin yang merupakan jaringan penguat
tumbuhan. Sel-sel pada jaringan korteks memiliki dinding tipis dan tersusun secara tidak beraturan
dengan ruang antar selnya yang cukup lebar. (Baca Juga : Jaringan Penyusun Daun Dikotil)
Beberapa jenis tumbuhan seperti rumput-rumputan umumnya memiliki jaringan sklerenkim yang
merupakan jaringan penguat pada korteks batang. Sedangkan pada tumbuhan jenis timus umumnya
tidak memiliki jaringan penguat.
ads
4. Kambium
Merupakan pembatas bagian kulit kayu yang ada pada bagian kayu di batang pohon. Pada jaringan
kambium ini jika ke dalam membentuk xylem dan keluar membentuk floem. Kambium Pembuluh
( Vascular Cambium ) ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
b. Kambium Intervasikuler
Merupakan kambium yang terdapat di antara dua berkas pengangkut atau di luar berkas pengangkut.
Fungsinya adalah untuk membentuk jari-jari empulur. (Baca Juga : Gangguan Pada Sistem Pernapasan)
Kambium Gabus ( Felogen / Phellogen )
Perkembangan yang terjadi pada kambium ini adalah jika ke arah dalam akan terbentuk lapisan kulir
bergabus yang juga dikenal dengan istilah phelloderm. Adanya pembentukan sel-sel baru di dalam
kambium membuat sel-sel korteks terdesak ke arah epidermis yang membuat lapisan epidermis menjadi
sobek. Lapisan korteks yang terdesak sehingga membentuk lapisan sel meristematik atau sel yang selalu
membelah ini disebut sebagai kambium gabus ( felogen ). Pada kambium gabus itu sendiri akan
menghasilkan dua tipe sel, yaitu jika ke arah luar akan terbentuk jaringan gabus ( felem ), sedangkan ke
arah dalam akan terbentuk jaringan feloderm. (Baca Juga : Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit)
Jaringan gabus itu sendiri terdiri dari sel-sel mati yang dilapisi suberin ( zat gabus ) yang bersifat tidak
tembus air maupun udara sehingga dapat berfungsi sebagai pelindung lapisan lain yang berada di
dalamnya. Pengertian dari lapisan feloderm itu sendiri merupakan sel-sel hidup yang terdiri atas sel-sel
parenkim. Adanya jaringan gabus ini membuat udara tidak leluasa masuk ke dalam sel hidup yang ada di
bagian dalam. Namun, keberadaan lentisel yang terdapat di antara jaringan gabus tersebut mampu
membuat celah yang dapat digunakan sebagai jalan keluar dan masuknya udara ke sel-sel hidup di
bagian dalam jaringan gabus. Khusus pada batang tumbuhan dikotil terjadi pertumbuhan batang
sekunder. Dimana dari pertumbuhan inilah yang membuat ukuran diameter batang menjadi lebih besar.
(Baca Juga : Kenaikan Titik Didih)
Sponsors Link
5. Empulur
Lingkaran dengan warna gelap terang menunjukkan umur tumbuhan tersebut satu tahun. Aktivitas
pertumbuhan yang terjadi di dalam kambium sangat dipengaruhi oleh kadar air, dimana pada musim
hujan kadar air akan banyak sehingga pertumbuhan kambium pun akan lebih cepat yang ditunjukkan
dengan warna terang dan luas. Sedangkan pada musim panas kadar air akan lebih sedikit sehingga
pertumbuhan kambium pun akan terbatas, hal ini ditunjukkan dengan adanya warna gelap yang sempit.
Pertumbuhan sekunder pada kambium ini tidak dapat kita tembukan pada batang tipe herba. (Baca
Juga : Contoh Elektrolit Lemah)
6. Jaringan Pengangkut
Pada bagian dalam kambium terdapat jaringan xilem yang mampu mengangkut air dan mineral yang
berlawanan arah dengan floem. Xilem akan membawa air dan mineral dari akar sampai ke daun, dimana
air dan mineral ini sangat dibutuhkan untuk membantu proses pertumbuhan dan metabolisme lainnya.
Susunan xilem terdiri atas jaringan karu trakea dan trakeid yang merupakan sel-sel mati. (Baca
Juga : Molalitas)
Jadi itulah beberapa bagian dari struktur batang dikotil yang menyusun dan menopang tumbuhan. Batang
juga berfungsi sebagai tempat cadangan makanan seperti pada pohon sagu. Semoga menambah
wawasan anda.
PENCERNAAN MEKANIK
Pencernaan mekanik merupakan suatu proses penghancuran makanan yang
dibantu oleh gerakan meremas – meremas otot atau alat fisik seperti gigi. Pada
sistem pencernaan, proses penghancuran makanan secara mekanik terjadi di
dalam mulut dan lambung dengan bantuan gerakan otot dan gigi.
1. Gigi
Gigi merupakan alat yang tersusun atas beberapa jaringan, epitel, ikat, dan saraf.
Gigi mengalami pengerasan dengan adanya senyawa kalsium dan fosfor.
Struktur gigi yang keras membantu menghancurkan makanan menjadi potongan
– potongan yang lebih kecil. Berdasarkan bentuknya gigi dibedakan menjadi:
– Geraham, merupakan gigi yang paling besar. Gigi tipe ini memiliki
permukaan yang datar, berfungsi untuk mengunyah makanan.
– Taring yaitu gigi dengan permukaan yang tajam merunjing. Gigi tipe ini
berkembang baik pada hewan pemakan daging atau karnivora. Berfungsi untuk
mengoyak makanan.
– Seri yaitu gigi dengan permukaan tipis memipih seperti pisau.berfungsi untuk
memotong makanan.
Komposisi tipe gigi pada hewan berbeda- beda, terutama pada mamalia. Jumlah
tipe tertentu dapat dijumpai lebih banyak pada mamalia tertentu, seperti pada
karnivora akan lebihbanyak taring, sementara pada herbivora akan lebih banyak
memiliki geraham. Sementara pada manusia, perkembangan gigi pada masa
pertumbuhan akan mengalami perubahan. Pada masa anak – anak, manusia
dilengkapi dengan gigi susu yang berjumlah 20 gigi dengan komposisi 8 gigi
seri; 4 gigi taring; dan 8 gigi geraham (rumus= 2-1-2). Sementara pada masa
dewasa gigi susu akan ditanggalkan dan diganti dengan gigi permanen yang
berjumlah 32 gigi dengan komposisi 8 gigi seri; 4 gigi taring; 8 gigi geraham
depan; dan 12 gigi geraham belakang (rumus= 3-2-1-2).
2. Lidah
Lidah tersusun atas jalinan sel – sel epitel dengan jaringan otot lurik. Lidah
ditopang oleh tulang pada pangkal lidah. Selain berfungsi sebagai pengecap dan
alat bantu bicara, gerakan – gerakan otot lurik membantu proses pencernaan
dalam membolak – balikan makanan serta menempatkan makanan dan
mendorong makanan ke saluran pencernaan. Keberadaan lidah membantu
mencerna makanan secara mekanik.
PENCERNAAN KIMIAWI
Pencernaan kimiawi yaitu proses pencernaan yang dibantu dengan senyawa
kimiawi yang dihasilkan oleh sel – sel dalam organ pencernaan. Senyawa
kimiawi ini meliputi enzim – enzim pencernaan serta hormon pencernaan dan
senyawa kimia lainnya yang dihasilkan oleh organ pencernaan. Proses
pencernaan kimiawi di dalam sistem pencernaan terjadi di:
1. Mulut
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, proses pencernaan di dalam mulut
terjadi proses mekanik dan kimiawi. Kelenjar ludah yang terdapat di dalam
rongga muut menghasilkan sekret berupa air, mukus, dan enzim. Ludah
membantu pencernaan secara kimiawi selain melumatkan makanan menjadi
lembek, enzim ptialin yang terdapat di dalam ludah akan memecah senyawa
amilum (karbohidrat kompleks) menjadi glukosa (karbohidrat sederhana).
Sehingga jika mengunyah nasi, secara perlahan rasa nasi akan berubah menjadi
manis (rasa glukosa dari pemecahan amilum).
2. Lambung
Lambung berperan sebagai kelenjar dan juga saluran pencernaan. Sebagai
kelenjar lambung menghasilkan hormon pencernaan gastrin yang merangsang
sekresi enzim – enzim pencernaan. Dinding – dinding lambung akan
mensekresikan beberapa enzim pencernaan yang akan memotong ikata senyawa
komplek dalam makanan, yaitu:
Asam lambung atau HCL merupakan senyawa kimia asam kuat yang dihasilkan
oleh dinding lambung. pH yang dimiliki senyawa ini ialah 2 yang dapat
merusak jaringan tubuh, namun dinding lambung dilindungi oleh mukosa
(lendir) sehingga terlindungsi dari asam lambung, senyawa HCL berperan
sebagai penghancur ikatan peptida dalam protein, membunuh patogen, dan juga
mengaktifkan enzim pepsin.
– Pepsin
Pepsin merupakan enzim yang berperan dalam pencernaan protein. Pepsin akan
memotong ikatan peptida pada protein sehingga mengubahnya menjadi protein
sederhana (pepton). Enzim pepsin yang disekresikan oleh lambung dalam
keadaan inaktif yaitu pepsinogen. Sekresi HCL oleh dinding – dinding lambung
akan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi enzim pepsin.
– Renin
Renin yaitu enzim yang berperan menggumpalkan gula susu (laktosa) menjadi
kasein.
– Lipase gastric
Jenis enzim ini sangat minim dibandingkan enzim lainnya. Fungsi dari enzim ini
ialah memecah ikatan lemak dari senyawa lemak dalam makanan sehingga
menjadi sederhana.
– Disakaridase
– Tripsin
Tripsin adalah enzim pemecah pepton dan protein menjadi asam amino yang
akan diserap ke dalam tubuh.
– Lipase
Merupakan enzim pemecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol yang akan
diserap ke dalam tubuh.
Menurut Wikipedia, aditif makanan adalah bahan tambahan makanan yang dengan sengaja
ditambahkan dalam jumlah kecil.
Tujuan penambahan zat aditif adalah untuk memperbaiki penampakan makanan, cita rasa,
tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.
Selain itu penggunaan aditif makanan dapat meningkatkan nilai gizi seperti mineral, protein
dan juga vitamin.
Penggunaan aditif makanan ini awalnya berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang disebut
dengan zat aditif alami. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan
zat aditif dibuat dari bahan kimia.
Sebaiknya penggunaan aditif sintesis harus dalam kadar yang normal dan dalam
pengawasan.
Pewarna
Pemanis
Pengawet
Penyedap
Penggumpal
Pemutih
Pemantap
Pengembang
Pengertas
Bahan Pewarna
Alami : Daun Pandan, Kunit, Daun Jati, wortel, buah naga, dan lain-lain.
Buatan : Biri Berlian, Tartrazain, Kamoizin, Erotrosin, Yellow CFC dan lain-lain.
Bahan Pemanis
Alami : Gula Tebu, Gula Aren, Madu dan lain-lain.
Buatan : Dulsin, sakarin, siklamat aspartam dan lain-lain.
Bahan Pengawet
Alami : Garam
Buatan : Formalin, boraks dan lain-lain.
Bahan Penyedap
Alami : Kunyit, kayu manis, lengkuas, lada, serai dan rempah-rempah lainnya.
Buatan : Monosodium Glutamat (MSG) Garam inosinat, Garam Guaniat.
Antioksidan
Alami : Vit C, Vit E
Buatan : Butylated Hydroxyanisole dan Butylated Hydroxytoulene dan lain-lain,.