Anda di halaman 1dari 13

A) Sendi peluru, bebas bergerak ke segala arah, contoh: tulang lengan atas dengan gelang

bahu.
 b) Sendi engsel, memungkinkan gerakan ke satu arah, contoh: tulang sikut, lutut.
 c) Sendi pelana, memungkinkan gerakan ke dua arah, contoh: antara tulang ibu jari
dengan tulang telapak tangan.
 d) Sendi putar, tulang yang satu mengitari yang lain sehingga menimbulkan gerak
rotasi, contoh: antara tulang hasta dengan tulang pengumpil. 
e) Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, tidak berporos, contoh: tulang pergelangan
mata kaki. 
f) Sendi gulung (ovoid), berporos dua, bergerak seolah-olah dapat mengitari gerak
tulang lain, contoh: tulang telapak tangan dan tulang pengumpil. 
g) Sendi luncur, persendian yang memungkinkan gerakan badan melengkung kedepan,
ke belakang dan memutar. Contoh scapula dan klavicula.

Struktur Batang Dikotil terdiri dari beberapa bagian seperti epidermis yang terletak di lapisan paling luar
dari batang, korteks, xilem, floem, dan juga kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan batang.
Tumbuhan dikotil atau berkeping dua memiliki ciri yang paling menonjol dan membedakan dengan
batang monokotil (berkeping satu adalah batang dikotil memiliki kambium dan juga empulur. (Baca
Juga : Organ-Organ Pernapasan)
ads

Struktur Batang Dikotil

Batang merupakan salah satu organ pada tumbuhan


yang memiliki fungsi sebagai penopang dan penyokong tumbuhan, saran transportasi air dan mineral dari
akar menuju seluruh tubuh, sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan serta sebagai alat
perkembangbiakan.

Batang akan terus tumbuh karena dipengaruhi juga oleh Faktor Internal Pertumbuhan dan juga Faktor
Eksternal Pertumbuhan yang menjadikannya tetap tumbuh dan juga kuat sebagai penopang. Sedangkan
tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua. Disini kita akan
membahas dengan detail tentang Struktur Batang Dikotil diantaranya:
1. Epidermis

Pada batang, epidermis ini terdiri dari selapis sel yang


tersusun secara rapat tanpa ruang sedikitpun antar selnya dan berkutikula. Sel yang menyusun jaringan
epidermis ini selalu aktif membelah untuk mengimbangi pertumbuhan batang. Fungsi secara umumnya
adalah sebagai lapisan pelindung dari ancaman infeksi patogen atau mekanik. Jaringan endodermis juga
dapat melakukan modifikasi menjadi lenti sel yang merupakan pintu keluar masuk gas baik itu oksigen
maupun karbondioksida. (Baca Juga : Penurunan Titik Beku)

Selain itu juga dapat membentuk trikomata ( rambut halus ) yang membantu mengeluarkan sekret atau
juga dapat membentuk duri ( spina ) sebagai perlindungan. Batang tumbuhan dikotil memiliki lapisan
endodermis berupa kulit kayu yang terbentuk dari jaringan gabus. Dimana pada jaringan gabus ini tidak
dapat ditembus oleh air dan gas. Sehingga jaringan gabus memiliki celah berupa lenti sel untuk
memelihara pertukaran gas.

Jaringan epidermis pada batang muda dapat membantu proses fotosintesis karena mengandung klorofil.
Namun seiring perkembangan batang, penambahan ukuran diameter batang akan membuat epidermis
perlahan-lahan rusak yang kemudian akan digantikan dengan jaringan peridem dibawahnya yang
terbentuk oleh kambium gabus (meristem sekunder). (Baca Juga : Organ-Organ Pada Tumbuhan)

2. Korteks

Merupakan jaringan parenkim yang dapat


bermodifikasi menjadi jaringan lain. Secara umum korteks ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan.

Jaringan lain yang berada di daerah korteks adalah jaringan kolenkin yang merupakan jaringan penguat
tumbuhan. Sel-sel pada jaringan korteks memiliki dinding tipis dan tersusun secara tidak beraturan
dengan ruang antar selnya yang cukup lebar. (Baca Juga : Jaringan Penyusun Daun Dikotil)
Beberapa jenis tumbuhan seperti rumput-rumputan umumnya memiliki jaringan sklerenkim yang
merupakan jaringan penguat pada korteks batang. Sedangkan pada tumbuhan jenis timus umumnya
tidak memiliki jaringan penguat.
ads

3. Stele ( Silinder Pusat )


Merupakan lapisan yang terletak di bagian dalam lapisan endodermis. Fungsi stele umumnya adalah
untuk memberi kekuatan pada batang. Stele terdiri atas Kambium, dan juga jaringan pengangkut. (Baca
Juga : Hormon Giberelin)

4. Kambium

Salah satu yang membedakan antara struktur batang


dikotil dan monokotil adalah dilihat dari kambium, karena terdapat jaringan kambium pada tumbuhan
dikotil sedangan pada tumbuhan monokotil tidak ada. Menurut beberapa ahli, kambium dibagi menjadi
dua macam, yaitu:

 Kambium Pembuluh ( Vascular Cambium )

Merupakan pembatas bagian kulit kayu yang ada pada bagian kayu di batang pohon. Pada jaringan
kambium ini jika ke dalam membentuk xylem dan keluar membentuk floem. Kambium Pembuluh
( Vascular Cambium ) ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Kambium Intravasikuler ( Kambium Vasikuler )


Yang merupakan kambium dengan berkas pegangkut yang berada di antara xylem dan floem. Fungsinya
adalah jika ke arah luar akan membentuk floem sekunder dan ke arah dalam akan membentuk xilem
sekunder.

b. Kambium Intervasikuler
Merupakan kambium yang terdapat di antara dua berkas pengangkut atau di luar berkas pengangkut.
Fungsinya adalah untuk membentuk jari-jari empulur. (Baca Juga : Gangguan Pada Sistem Pernapasan)
 Kambium Gabus ( Felogen / Phellogen )

Fungsi utama kambium ini adalah untuk menghasilkan


jaringan gabus ( ke arah luar ) atau yang biasa disebut dengan lapisan periderm yang letaknya berada di
bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua. Dimana fungsi jaringan gabus itu sendiri adalah untuk
mengendalikan masuknya air serta mencegah adanya serangan hama.

Perkembangan yang terjadi pada kambium ini adalah jika ke arah dalam akan terbentuk lapisan kulir
bergabus yang juga dikenal dengan istilah phelloderm. Adanya pembentukan sel-sel baru di dalam
kambium membuat sel-sel korteks terdesak ke arah epidermis yang membuat lapisan epidermis menjadi
sobek. Lapisan korteks yang terdesak sehingga membentuk lapisan sel meristematik atau sel yang selalu
membelah ini disebut sebagai kambium gabus ( felogen ). Pada kambium gabus itu sendiri akan
menghasilkan dua tipe sel, yaitu jika ke arah luar akan terbentuk jaringan gabus ( felem ), sedangkan ke
arah dalam akan terbentuk jaringan feloderm. (Baca Juga : Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit)

Jaringan gabus itu sendiri terdiri dari sel-sel mati yang dilapisi suberin ( zat gabus ) yang bersifat tidak
tembus air maupun udara sehingga dapat berfungsi sebagai pelindung lapisan lain yang berada di
dalamnya. Pengertian dari lapisan feloderm itu sendiri merupakan sel-sel hidup yang terdiri atas sel-sel
parenkim. Adanya jaringan gabus ini membuat udara tidak leluasa masuk ke dalam sel hidup yang ada di
bagian dalam. Namun, keberadaan lentisel yang terdapat di antara jaringan gabus tersebut mampu
membuat celah yang dapat digunakan sebagai jalan keluar dan masuknya udara ke sel-sel hidup di
bagian dalam jaringan gabus. Khusus pada batang tumbuhan dikotil terjadi pertumbuhan batang
sekunder. Dimana dari pertumbuhan inilah yang membuat ukuran diameter batang menjadi lebih besar.
(Baca Juga : Kenaikan Titik Didih)
Sponsors Link
5. Empulur

Dari aktivitas kambium inilah yang akan membentuk


pola lingkaran pada batang, sehingga dapat menjadi acuan bagi kita dalam mengukur umur dari
tumbuhan tersebut. Lingkaran yang terbentuk itulah yang biasa disebut dengan lingkaran tahun.

Lingkaran dengan warna gelap terang menunjukkan umur tumbuhan tersebut satu tahun. Aktivitas
pertumbuhan yang terjadi di dalam kambium sangat dipengaruhi oleh kadar air, dimana pada musim
hujan kadar air akan banyak sehingga pertumbuhan kambium pun akan lebih cepat yang ditunjukkan
dengan warna terang dan luas. Sedangkan pada musim panas kadar air akan lebih sedikit sehingga
pertumbuhan kambium pun akan terbatas, hal ini ditunjukkan dengan adanya warna gelap yang sempit.
Pertumbuhan sekunder pada kambium ini tidak dapat kita tembukan pada batang tipe herba. (Baca
Juga : Contoh Elektrolit Lemah)

6. Jaringan Pengangkut

Floem ( pembuluh tipis ) merupakan jaringan yang


mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan yang berada di luar kambium.
Floem ini tersusun atas sel-sel mati dan didukung oleh sel-sel pendamping yang tersusun oleh sel hidup
yang akan mencukupi kebutuhan metabolisme sel-sel floem.

Pada bagian dalam kambium terdapat jaringan xilem yang mampu mengangkut air dan mineral yang
berlawanan arah dengan floem. Xilem akan membawa air dan mineral dari akar sampai ke daun, dimana
air dan mineral ini sangat dibutuhkan untuk membantu proses pertumbuhan dan metabolisme lainnya.
Susunan xilem terdiri atas jaringan karu trakea dan trakeid yang merupakan sel-sel mati. (Baca
Juga : Molalitas)

Jadi itulah beberapa bagian dari struktur batang dikotil yang menyusun dan menopang tumbuhan. Batang
juga berfungsi sebagai tempat cadangan makanan seperti pada pohon sagu. Semoga menambah
wawasan anda.
PENCERNAAN MEKANIK
Pencernaan mekanik merupakan suatu proses penghancuran makanan yang
dibantu oleh gerakan meremas – meremas otot atau alat fisik seperti gigi. Pada
sistem pencernaan, proses penghancuran makanan secara mekanik terjadi di
dalam mulut dan lambung dengan bantuan gerakan otot dan gigi.

a. Pencernaan Mekanik di Dalam Mulut


Pencernaan mekanik di dalam mulut dibantu dengan:

1. Gigi
Gigi merupakan alat yang tersusun atas beberapa jaringan, epitel, ikat, dan saraf.
Gigi mengalami pengerasan dengan adanya senyawa kalsium dan fosfor.
Struktur gigi yang keras membantu menghancurkan makanan menjadi potongan
– potongan yang lebih kecil. Berdasarkan bentuknya gigi dibedakan menjadi:

– Geraham, merupakan gigi yang paling besar. Gigi tipe ini memiliki
permukaan yang datar, berfungsi untuk mengunyah makanan.
– Taring yaitu gigi dengan permukaan yang tajam merunjing. Gigi tipe ini
berkembang baik pada hewan pemakan daging atau karnivora. Berfungsi untuk
mengoyak makanan.
– Seri yaitu gigi dengan permukaan tipis memipih seperti pisau.berfungsi untuk
memotong makanan.

Baca Juga:  Pengertian, Contoh, & Kalimat Compound Noun

Komposisi tipe gigi pada hewan berbeda- beda, terutama pada mamalia. Jumlah
tipe tertentu dapat dijumpai lebih banyak pada mamalia tertentu, seperti pada
karnivora akan lebihbanyak taring, sementara pada herbivora akan lebih banyak
memiliki geraham. Sementara pada manusia, perkembangan gigi pada masa
pertumbuhan akan mengalami perubahan. Pada masa anak – anak, manusia
dilengkapi dengan gigi susu yang berjumlah 20 gigi dengan komposisi 8 gigi
seri; 4 gigi taring; dan 8 gigi geraham (rumus= 2-1-2). Sementara pada masa
dewasa gigi susu akan ditanggalkan dan diganti dengan gigi permanen yang
berjumlah 32 gigi dengan komposisi 8 gigi seri; 4 gigi taring; 8 gigi geraham
depan; dan 12 gigi geraham belakang (rumus= 3-2-1-2).
2. Lidah
Lidah tersusun atas jalinan sel – sel epitel dengan jaringan otot lurik. Lidah
ditopang oleh tulang pada pangkal lidah. Selain berfungsi sebagai pengecap dan
alat bantu bicara, gerakan – gerakan otot lurik membantu proses pencernaan
dalam membolak – balikan makanan serta menempatkan makanan dan
mendorong makanan ke saluran pencernaan. Keberadaan lidah membantu
mencerna makanan secara mekanik.

a. Pencernaan Mekanik di Dalam Lambung


Pencernaan mekanik di lambung terjadi dengan bantuan gerakan otot – otot
lambung yaitu otot polos yang berkontaksi dan relaksasi sehingga menimbulkan
gerakan meremas – meremas makanan. Gerakan otot lambung membantu proses
pencernaan makanan semakin maksimal dengan gerakan seperti mengaduk –
ngaduk makanan.

PENCERNAAN KIMIAWI
Pencernaan kimiawi yaitu proses pencernaan yang dibantu dengan senyawa
kimiawi yang dihasilkan oleh sel – sel dalam organ pencernaan. Senyawa
kimiawi ini meliputi enzim – enzim pencernaan serta hormon pencernaan dan
senyawa kimia lainnya yang dihasilkan oleh organ pencernaan. Proses
pencernaan kimiawi di dalam sistem pencernaan terjadi di:

1. Mulut
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, proses pencernaan di dalam mulut
terjadi proses mekanik dan kimiawi. Kelenjar ludah yang terdapat di dalam
rongga muut menghasilkan sekret berupa air, mukus, dan enzim. Ludah
membantu pencernaan secara kimiawi selain melumatkan makanan menjadi
lembek, enzim ptialin yang terdapat di dalam ludah akan memecah senyawa
amilum (karbohidrat kompleks) menjadi glukosa (karbohidrat sederhana).
Sehingga jika mengunyah nasi, secara perlahan rasa nasi akan berubah menjadi
manis (rasa glukosa dari pemecahan amilum).

Baca Juga:  Bagian – Bagian Organ Reproduksi Pria Dan Fungsinya (Lengkap)

2. Lambung
Lambung berperan sebagai kelenjar dan juga saluran pencernaan. Sebagai
kelenjar lambung menghasilkan hormon pencernaan gastrin yang merangsang
sekresi enzim – enzim pencernaan. Dinding – dinding lambung akan
mensekresikan beberapa enzim pencernaan yang akan memotong ikata senyawa
komplek dalam makanan, yaitu:

– Asam lambung (HCL = Asam Clorida)

Asam lambung atau HCL merupakan senyawa kimia asam kuat yang dihasilkan
oleh dinding lambung. pH yang dimiliki senyawa ini ialah 2 yang dapat
merusak jaringan tubuh, namun dinding lambung dilindungi oleh mukosa
(lendir) sehingga terlindungsi dari asam lambung, senyawa HCL berperan
sebagai penghancur ikatan peptida dalam protein, membunuh patogen, dan juga
mengaktifkan enzim pepsin.

– Pepsin

Pepsin merupakan enzim yang berperan dalam pencernaan protein. Pepsin akan
memotong ikatan peptida pada protein sehingga mengubahnya menjadi protein
sederhana (pepton). Enzim pepsin yang disekresikan oleh lambung dalam
keadaan inaktif yaitu pepsinogen. Sekresi HCL oleh dinding – dinding lambung
akan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi enzim pepsin.

– Renin

Renin yaitu enzim yang berperan menggumpalkan gula susu (laktosa) menjadi
kasein.

– Lipase gastric

Jenis enzim ini sangat minim dibandingkan enzim lainnya. Fungsi dari enzim ini
ialah memecah ikatan lemak dari senyawa lemak dalam makanan sehingga
menjadi sederhana.

– Usus halus: duodenum

Pencernaan kimiawi yang terjadi di dalam usus halus merupakan kelanjutan


dari pencernaan kimiawi pada organ sebelumnya. Enzim – enzim pencernaan
di dalam lambung dihasilkan oleh kelenjar – kelenjar pencernaan yaitu hati
dan pankreas yang kemudian disekresikan ke dalam usus halus dua beas jari
(duodenom). Adapun enzim – enzim dalam usus halus yang dihasilkan
pankreas yaitu:
– Amilase

Baca Juga:  Pengertian dan Contoh Ekosistem Buatan (Lengkap)

Merupakan enzim yang berfungsi memecah secara enzimatis senyawa amilum


(karbohidrat kompleks) dalam makanan menjadi disakarida.

– Disakaridase

Merupakan kelompok enzim pemecah karbohidrat disakarida menjadi


monosakarida:

Maltase memecah maltosa menjadi dua glukosa


Laktase memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktase
Sukrose memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

Monosakarida-monosakarida inilah yang akan diserap ke dalam tubuh melalui


usus penyerapan (ileum) pada pangkal usus halus.

– Tripsin

Tripsin adalah enzim pemecah pepton dan protein menjadi asam amino yang
akan diserap ke dalam tubuh.

– Lipase

Merupakan enzim pemecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol yang akan
diserap ke dalam tubuh.

Selain enzim, di dalam usus halus juga disekresikan:


 Natrium karbonat
Senyawa ini dihasikan oleh pankreas. Berfungsi sebagai penawan
keasaman makanan yang berasal dari lambung. (ingat lambung
menghasilkan asam klorida dengan pH 2, kondisi asam tidak cocok bagi
enzim – enzim pencernaan di dalam usus halus). Dengan adanya natrium
karbonat akan membantu enzim – enzim usus halus bekerja maksimal.
 Empedu
Cairan empedu berasal dari perombakan sel darah merah yang telah
matang. Cairan empedu disimpan di dalam kantung empedu berperan
dalam pencernaan lemak. Empedu berfungsi mengemulsikan lemak
sehingga memudahkan enzim lipase dalam memecah ikatan lemak dalam
senyawa lemak. Selain berfungsi sebagai saluran, usus duodenum juga
berperan sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan hormon –
hormon yang merangsang sekresi enzim pemecah makanan. Setelah
makanan dicerna sempurna melalui mekanik atau kimiawi akan dihasilkan
sari – sari makanan yang akan diserap dan diedarkan ke seluruh sel di
dalam tubuh. Sementara makanan yang tidak dicerna akan dibuang sebagai
ampas pencernaan melalui proses defekasi.

Pengertian Zat Aditif


Pengertian Zat Aditif adalah zat tambahan yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan
dengan suatu tujuan tertentu.

Menurut Wikipedia, aditif makanan adalah bahan tambahan makanan yang dengan sengaja
ditambahkan dalam jumlah kecil.

Tujuan penambahan zat aditif adalah untuk memperbaiki penampakan makanan, cita rasa,
tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.

Selain itu penggunaan aditif makanan dapat meningkatkan nilai gizi seperti mineral, protein
dan juga vitamin.

Penggunaan aditif makanan ini awalnya berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang disebut
dengan zat aditif alami. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan
zat aditif dibuat dari bahan kimia.

Baca juga : Pengertian Jagat Raya dan Teori Terbentuknya

Zat aditif berdasarkan sumbernya


Saat ini zat aditif makanan dibedakan menjadi dua jenis yakni zat aditif alami dan zat aditif
buatan atau sintetis.

Zat Aditif Alami


Zat Aditif alami merupakan zat aditif yang diperolah dari alam. Penambahan aditif alami ini
tidak akan menimbulkan efek samping dan aman digunakan dalam jumlah besar.

Contoh : kunyit, jahe, gula aren, asam, dan daun pandan.

Zat Aditif Buatan (Sintetis)


Zat Aditif Sintetis merupakan zat yang dibuat dengan proses kimia. Penambahan zat aditif
sintetis dalam jumlah besar dapat memberikan efek yang buruk pada kesehatan.

Sebaiknya penggunaan aditif sintesis harus dalam kadar yang normal dan dalam
pengawasan.

Contoh : formalin, Monosodium Glutamat (MSG), sakarin dan boraks.

Fungsi Zat Aditif


 Banyak sekali fungsi dari zat aditif yang ditambahkan dalam makanan antara lain :
 Meningkatkan kandungan gizi
 Menjaga kualitas dan tekstur pada makanan
 Membuat makanan menjadi lebih tahan lama
 Memberikan warna sehingga terlihat lebih menarik
 Memberikan cita rasa sedap pada makanan
 Memberikan aroma yang sedap pada makanan

Penggunaan Zat aditif


Penggunaan zat aditif yang ditambahkan pada makanan dan minuman adalah sebagai
berikut :

 Pewarna
 Pemanis
 Pengawet
 Penyedap
 Penggumpal
 Pemutih
 Pemantap
 Pengembang
 Pengertas

Contoh Zat Aditif


Untuk lebih memahaminya simaklah contoh-contoh aditif yang ditambahkan ke dalam
makanan :

Bahan Pewarna
 Alami : Daun Pandan, Kunit, Daun Jati, wortel, buah naga, dan lain-lain.
 Buatan : Biri Berlian, Tartrazain, Kamoizin, Erotrosin, Yellow CFC dan lain-lain.

Bahan Pemanis
 Alami : Gula Tebu, Gula Aren, Madu dan lain-lain.
 Buatan : Dulsin, sakarin, siklamat aspartam dan lain-lain.

Bahan Pengawet
 Alami : Garam
 Buatan : Formalin, boraks dan lain-lain.

Bahan Penyedap
 Alami : Kunyit, kayu manis, lengkuas, lada, serai dan rempah-rempah lainnya.
 Buatan : Monosodium Glutamat (MSG) Garam inosinat, Garam Guaniat.

Antioksidan
 Alami : Vit C, Vit E
 Buatan : Butylated Hydroxyanisole dan Butylated Hydroxytoulene dan lain-lain,.

Dampak Negatif penggunaan Zat Aditif Sintetis


Banyak sekali dampak negatif dari penggunaan zat aditif buatan diantaranya penyakit
kanker, kerusakan otak, mempercepat proses penuaan, alergi galat-gatal, bengkak,
gangguan syaraf dan lain sebagainya.

CIRI-CIRI FISIK KORBAN KETERGANTUNGAN ZAT ADIKTIF Orang yang telah


kecanduan zat adiktif dan psikotropika dapat kita lihat dari fisiknya. Ciri-ciri korban
ketergantungan zat adiktif dan psikotropika adalah sebagai berikut.
a. Mengalami gangguan pada sistem saraf (neurologis). Contoh gangguan pada sistem
saraf, antara lain kejangkejang,halusinasi, gangguan kesadaran, dan kerusakan saraf
tepi.
b. Mengalami gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Gangguan
pada jantung dan pembuluh darah, antara lain infeksi akut otot jantung dan gangguan
peredaran darah.
c. Mengalami gangguan pada kulit (dermatologis). Contoh gangguan pada kulit, antara
lain penanahan (abses), alergi, dan eksim.
d. Mengalami gangguan pada paru-paru (pulmoner). Contoh gangguan paru-paru,
antara lain penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, dan pengerasan
jaringan paru-paru.
e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati,
dan sulit tidur.
f. Mengalami gangguan kesehatan reproduksi, yaitu pada endokrin, seperti penurunan
fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi
seksual.
g. Pada remaja perempuan, mengalami perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan
menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
Secara fisik dan psikis orang yang sudah terbiasa menggunakan narkoba berbeda dari
orang normal. Ciri-ciri orang yang kecanduan narkoba adalah 
1.    Lesu, mata merah dan kelihatan mengantuk, pikiran melayang.
2.     Tidak sabaran, apa yang diinginkan harus segera dipenuhi saat itu juga.
3.    Cenderung hedonis, melakukan apa saja untuk mencapai apa yang diinginkan.
4.    Bila ada permasalahan pelik, sifat agresif dan destruktif selalu dikedepankan.
5.     Biasanya mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan lawan jenisnya, malu

Anda mungkin juga menyukai