Anda di halaman 1dari 6

Lampiran 1

FORM INDIKATOR MONEV INOVASI

Judul Inovasi
Tanggal mulai dilaksanakan :

No INDIKATOR URAIAN KETERANGAN


1. Permasalahan : Jelas
- Latar belakang masalah. Jelas Tidak Jelas
- Data permasalahan harus. jelas Sesuai
Sesuai Tidak Sesuai
(kuantitatif /angka)
2. Tujuan Inovasi : Jelas
Tidak Ada /
a. Sesuai dengan Masalah yang ada. Ada / Jelas
Tidak Jelas
b.
3. Penjelasan bagaimana Inovasi ini Jelas
Jelas Tidak Jelas
dapat menyelesaikan permasalahan.
4. Unik dan Kreatif : Jelas
(Mengapa Inovasi tersebut dianggap
unik / kreatif)
Jelas Kurang Jelas
a.
b.
5. Transabilitas : apa sudah di replikasi Belum
atau bagaimana kemungkinan Sudah Belum
replikasi
6. Sumber daya yang mendukung Ada
Inovasi :
- Keuangan Ada Tidak Ada
- SDM Ada Tidak Ada Ada
- Sumber Daya Teknis Ada Tidak Ada Ada
7. Regulasi yang mendukung Inovasi : Ada
- PERDA Ada Tidak Ada
- PERBUB Ada Tidak Ada Ada
- SK BUPATI/SKPD Ada Tidak Ada Ada
8. Evaluasi yang sudah dilaksanakan : Dilaksanakan
- Pelaksanaan Evaluasi.
Tidak
(SKM Dilaksanakan
Dilaksanakan
/ Notulen Rapat / Kajian)
- Hasil evaluasi Ada Tidak Ada Ada
9. DAMPAK / KONDISI Sebelum dan Ada
Tidak Ada /
sesudah Inovasi (Kuantitatif / Ada / Jelas
Tidak Jelas
Terukur)
10. Pelaksanaan Inovasi selama Ada
pandemic Covid-19
Ada Tidak Ada
(Penyesuaian Inovasi terkait prokes
Covid)

(Ka SKPD)

(Nama)
Pangkat Golongan
NIP............
Lampiran 2
PROPOSAL INOVASI

Judul Inovasi : Chatting (Cara Hebat Atasi Stunting)


Tanggal mulai dilaksanakan : April 2021

Aspek Yang Dinilai dan Bobot Pertanyaan


Latar Belakang dan Tujuan (5%) Berdasarkan hasil laporan pencapaian kegiatan
program Gizi Puskesmas Songgon, angka balita
Stunting tahun 2019 puskesmas Songgon menduduki
prosentase ke 1 se kabupaten Banyuwangi sebesar
19,9% dan 5 desa masuk 10 besar dengan
prosentase >25% balita stunting di masing-masing
desa. Capaian balita BGM 0,63%, balita underweight
4,13%, balita kurus 2,88%, IMD 70,1%, bumil KEK
19,6%, ASI Eksklusif 96,5%.

Melihat fakta diatas, Inovasi CHATTING (Cara Hebat


Atasi Stunting) dipandang perlu Puskesmas
Songgon mengadakan inovasi sebagai salah satu
upaya untuk mencegah jumlah Penambahan balita
Stunting dan Balita Kurus di wilayah kerja Puskesmas
Songgon
Tujuan utama nya adalah Mencegah Penambahan
jumlah balita Stunting dan balita kurus di wilayah kerja
Puskesmas Songgon

Kesesuaian Kategori (5%) Inovasi ini sesuai dengan Kategori Kesehatan,


dimana ide utama inovasi CHATTING (Cara Hebat
Atasi Stunting) ini memerlukan peran serta
pemberdayaan masyarakat untuk menekan angka
stunting di wilayah puskesmas songgon dengan cara
penemuan kasus sedini mungkin, pendampingan
pada balita kurus, stunting dan ibu hamil oleh kader,
KPM dan dilaporkan segera melalui WA group
“Chatting”
Kontribusi terhadap Capaian Sejak dilaksanakan pada bulan April 2021telah
Nasional Sustainable menunjukkan progress penurunan angka Stunting di
Development Goals Puskesmas songgon yang pada tahun 2020 sebanyak
(SDGs)/Tujuan Pembangunan 432 (15,8%) pada tahun 2021 menjadi 355 (12,3%)
Berkelanjutan (TPB) (5%) hal ini selaras dengan agenda 2030 untuk
pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam
SDGs no 2 tanpa kelaparan dan no 3 tentang
kehidupan sehat dan sejahtera .
Deskripsi Inovasi (5%) Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang
pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
terutama dalam 1000 HPK (hari pertama Kehidupan),
penyakit infeksi berulang, dan stimulasi Psikosial yang
tidak adekuat gejalanya terdiri dari Pendek/ sangat
Pendek, kecerdasan lebih renda, resiko menderita
Aspek Yang Dinilai dan Bobot Pertanyaan
penyakit Tidak Menular pada usia Dewasa lebih
tinggin seperti Deabetes mellitus, Hipertensi, Jantung,
Stroke dll. Berdasarkan Dinas Kesehatan tahun 2019
sampai dengan tahun 2020 Puskesmas songgon
termasuk 10 besar penyumbang balita STUNTING di
kabupaten Banyuwangi.
Melihat fakta diatas inovasi CHATTING (Cara Hebat
Atasi Stunting) untuk mencegah jumlah penambahan
balita kurus dan stunting di wilayah kerja Puskesmas
Songgon dengan Cara sosialisasi terkait STUNTING
pada lintas sector, lintas program kemudian dilakukan
penemuan balita kurus, stunting, ibu hamil KEK
maupun RISTI, dan bayi baru lahir dilakukan
pendampingan dan pemberian PMT pada ibu balita
dan ibu hamil dan dilaporkan dalam group WA
“CHATTING” dan yang tercepat dan terbanyak
melakukan penemuan dan pendampingan kader, TP
PKK dan bidan wilayah akan diberikan hadiah/
cenderamata sebagai bentuk apresiasi Puskesmas
Songgon dengan respon cepat dan segera dari kader
tersebut.

Inovatif (Kebaruan, Nilai Inovasi ini memiliki tujuan utama sebagai upaya
Tambah, atau Keunikan (15%) mencegah penambahan jumlah balita kurus dan
stunting dengan menggunakan medsos (media social)
yang bermanfaat, bernilai positif dengan
meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat
untuk memudahkan koordinasi antara kader, bidan
desa, puskesmas, TP PKK dan stake holder terkait
dan dapat dipantau perkembangannya dimanapun
berada.
Hari ini di temukan langsung di kunjungi, diberikan
pendampingan oleh kader dan dapat dipantau oleh
bidan, TP PKK dan puskesmas melalui sosmeed dan
dapat segera bisa di Tindak lanjuti dari laporan kader
terkait penyebab balita kurus, stunting, bumil KEK
sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat
pada sasaran tersebut.

Transferabilitas (Sifat dapat Inovasi ini sangat mudah dipindahkan, ditranfer dan
diterapkan pada konteks/tempat diadaptasi karena “CHATTING” dapat dilakukan
lain) (15%) dimanapun asal memiliki HP android dan komunitas
yang peduli terhadap kesehatan, kader/ pemerhati
kesehatan lalu dibuatkan group, di temukan, di
damping dan dilaporkan segera dengan bukti
dokumentasi lalu bisa di tindak lanjuti dengan
intervensi sesuai dengan hasil penemuan kasus.
Sumber daya (5%) a. Keuangan:
Aspek Yang Dinilai dan Bobot Pertanyaan
1. Dalam setahun, Dinas Kesehatan
Banyuwangi menyediakan anggaran insentif
untuk Program P2P DBD kegitan PJB, PSN,
serta PE bagi petugas serta kader Jumantik
sebesar Rp. 20.800.000 untuk 14 desa
Wilayah kerja Puskesmas Kabat
2. Untuk mengawali Inovasi Penanaman
Tanaman Sereh berasal dari swadaya mandiri
petugas kesehatan .dalam bentuk membawa
bibit tanaman sereh untuk di bagikan kepada
warga dan ditanam di desa percontohan yg di
tunjuk.
b. Sumber Daya Manusia:
2 kader Jumantik dan 1 petugas tenaga
kesehatan wilayah di 14 desa wilayah kerja
puskesmas Kabat.
c. Material:
Mendapatkan bantuan bibit tanaman sereh dari
Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Kabat

Strategi Keberlanjutan (15%) Inovasi ini lahir dari sebuah lokakarya dan mendapat
dukungan penuh oleh lintas sektor desa dalam bentuk
bantuan bibit tanaman sereh dari Balai Penyuluhan
Pertanian Kec. Kabat serta peran serta kecamatan
yang menginstruksikan 14 desa wilayah kerjanya
untuk membudidayakan tanaman sereh di desa
masing-masing. Inovasi ini low cost hight impact.
Inovasi ini linier dengan tujuan SDGs Goals 3:
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia pada
tahun 2030.
a) Goals 3.3 mengakhiri epidemi AIDS, Tuberkulosis,
Malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan
memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta
penyakit menular lainnya
b) Goals 3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga
sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak
menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan .
setelah berjalannya inovasi ini pencapaian angka
Kasus DBD mengalami Penurunan di tahun 2021
terdapat 30 kasus DBD dibandingkan dari tahun 2020
yg mencapai 87 kasus DBD, dan program ini
merupakan tugas pokok dan fungsi puskesmas.

Evaluasi (20%) a) Evaluasi internal dilakukan setiap akhir bulan di


Puskesmas. Tertuang dalam kegiatan Monev
bulanan untuk Angka Kasus DBD setiap bulannya.
Aspek Yang Dinilai dan Bobot Pertanyaan
b) BULAN Kasus DBD di Kasus DBD di
Tahun 2020 tahun 2021 (saat
(sebelum dilaksanakan
dilaksanakan Inovasi)
Inovasi)
Januari 2 2
Februari 7 1
Maret 15 1
April 28 5
Mei 14 5
Juni 8 5
Juli 4 1
Agustus 2 0
September 1 0
Oktober 0 0
November 5 7
Desember 1 3
TOTAL 87 kasus 30 kasus
indikator kinerja (ukuran keberhasilan) dan alat
evaluasi yang digunakan
1) Target ABJ > 95 % di tahun 2021 mencapai
93.6%
2) Target IR< 49 per 100.000 penduduk
Jumlah Penduduk Kecamatan Kabat: 60.770
Jiwa
IR= X 100.000

IR= 30 Kasus
Ditahun 2021 Kasus DBD di wilayah
kecamatan Kabat sebanyak 30 Kasus (tidak
Melampaui target maksimal kasus yang ada)
3) Alat evaluasi, Desk Capaian dan laporan
bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.

c) Inovasi ini dapat menjawab Penanganan dan


Penanggulangan Kasus DBD di Era Pandemi
Covid-19 karena PSN dilakukan secara Individu
di rumah masing – masing sesuai dengan
Protkes yang di Anjurkan oleh Pemerintah
Selama Pandemi.serta dapat menghemat
pengeluaran untuk membeli produk Anti nyamuk
dan mengurangi pemakaian bahan Kimiawi.

Keterlibatan pemangku Linsek mengambil peran penting dan strategis.


kepentingan (5%) Kepedulian yang diluar ekpektasi yaitu dengan
Aspek Yang Dinilai dan Bobot Pertanyaan
membantu pelaksanaan PSN mandiri untuk semua
warganya serta penanaman tanaman sereh. Serta
turut bersama memonitoring serta mengevaluasi
kegiatan tersebut agar terus berjalan.

Faktor Penentu (5%) Kunci sukses dari inovasi ini adalah komitmen dan
keberanian untuk melakukan reformasi birokrasi.
“GEMERICIK PLUS TAPUK (Gerakan Memberantas
Secara Mandiri koloni Jentik PLUS Tanaman
Pengusir Nyamuk)” ini merupakan bentuk inovasi
bidang pelayanan publik yang mampu menyelesaikan
masalah lonjakan Angka Kasus DBD
Sehingga pelayanan mewujudkan kesehatan yang
berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai