Judul Inovasi
Tanggal mulai dilaksanakan :
(Ka SKPD)
(Nama)
Pangkat Golongan
NIP............
Lampiran 2
PROPOSAL INOVASI
Inovatif (Kebaruan, Nilai Inovasi ini memiliki tujuan utama sebagai upaya
Tambah, atau Keunikan (15%) mencegah penambahan jumlah balita kurus dan
stunting dengan menggunakan medsos (media social)
yang bermanfaat, bernilai positif dengan
meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat
untuk memudahkan koordinasi antara kader, bidan
desa, puskesmas, TP PKK dan stake holder terkait
dan dapat dipantau perkembangannya dimanapun
berada.
Hari ini di temukan langsung di kunjungi, diberikan
pendampingan oleh kader dan dapat dipantau oleh
bidan, TP PKK dan puskesmas melalui sosmeed dan
dapat segera bisa di Tindak lanjuti dari laporan kader
terkait penyebab balita kurus, stunting, bumil KEK
sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat
pada sasaran tersebut.
Transferabilitas (Sifat dapat Inovasi ini sangat mudah dipindahkan, ditranfer dan
diterapkan pada konteks/tempat diadaptasi karena “CHATTING” dapat dilakukan
lain) (15%) dimanapun asal memiliki HP android dan komunitas
yang peduli terhadap kesehatan, kader/ pemerhati
kesehatan lalu dibuatkan group, di temukan, di
damping dan dilaporkan segera dengan bukti
dokumentasi lalu bisa di tindak lanjuti dengan
intervensi sesuai dengan hasil penemuan kasus.
Sumber daya (5%) a. Keuangan:
Aspek Yang Dinilai dan Bobot Pertanyaan
1. Dalam setahun, Dinas Kesehatan
Banyuwangi menyediakan anggaran insentif
untuk Program P2P DBD kegitan PJB, PSN,
serta PE bagi petugas serta kader Jumantik
sebesar Rp. 20.800.000 untuk 14 desa
Wilayah kerja Puskesmas Kabat
2. Untuk mengawali Inovasi Penanaman
Tanaman Sereh berasal dari swadaya mandiri
petugas kesehatan .dalam bentuk membawa
bibit tanaman sereh untuk di bagikan kepada
warga dan ditanam di desa percontohan yg di
tunjuk.
b. Sumber Daya Manusia:
2 kader Jumantik dan 1 petugas tenaga
kesehatan wilayah di 14 desa wilayah kerja
puskesmas Kabat.
c. Material:
Mendapatkan bantuan bibit tanaman sereh dari
Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Kabat
Strategi Keberlanjutan (15%) Inovasi ini lahir dari sebuah lokakarya dan mendapat
dukungan penuh oleh lintas sektor desa dalam bentuk
bantuan bibit tanaman sereh dari Balai Penyuluhan
Pertanian Kec. Kabat serta peran serta kecamatan
yang menginstruksikan 14 desa wilayah kerjanya
untuk membudidayakan tanaman sereh di desa
masing-masing. Inovasi ini low cost hight impact.
Inovasi ini linier dengan tujuan SDGs Goals 3:
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia pada
tahun 2030.
a) Goals 3.3 mengakhiri epidemi AIDS, Tuberkulosis,
Malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan
memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta
penyakit menular lainnya
b) Goals 3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga
sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak
menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan .
setelah berjalannya inovasi ini pencapaian angka
Kasus DBD mengalami Penurunan di tahun 2021
terdapat 30 kasus DBD dibandingkan dari tahun 2020
yg mencapai 87 kasus DBD, dan program ini
merupakan tugas pokok dan fungsi puskesmas.
IR= 30 Kasus
Ditahun 2021 Kasus DBD di wilayah
kecamatan Kabat sebanyak 30 Kasus (tidak
Melampaui target maksimal kasus yang ada)
3) Alat evaluasi, Desk Capaian dan laporan
bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
Faktor Penentu (5%) Kunci sukses dari inovasi ini adalah komitmen dan
keberanian untuk melakukan reformasi birokrasi.
“GEMERICIK PLUS TAPUK (Gerakan Memberantas
Secara Mandiri koloni Jentik PLUS Tanaman
Pengusir Nyamuk)” ini merupakan bentuk inovasi
bidang pelayanan publik yang mampu menyelesaikan
masalah lonjakan Angka Kasus DBD
Sehingga pelayanan mewujudkan kesehatan yang
berkualitas.