Disusun Oleh :
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas pendidik adalah menyediakan suasana belajar yang
menyenangkan. Pendidik harus mencari cara untuk membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses
pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar yang menyenangkan
pula, yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik merasa tertarik dan
senang mempelajari bahan ajar tersebut.
Terkait dengan pembelajaran, perlunya pengembangan bahan ajar, agar
ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan kurikulum,
karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan
bahan ajar harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang
dikembangkan harus sesuai dengan Kurikulum 2013 yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan baik standar isi, standar proses dan standar
kompetensi lulusan. Kemudian karakteristik sasaran disesuaikan dengan
lingkungan, kemampuan, minat, dan latar belakang siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengembagan bahan ajar bab V “jiwa lebih tenang dengan
banyak melakukan sujud” pada buku pai kelas VIII?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengembagan bahan ajar bab V “jiwa lebih tenang
dengan banyak melakukan sujud” pada buku pai kelas VIII.
BAB II
PEMBAHASAN
Kopetensi Inti
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung
jawab, peduli(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektifdengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasaingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya yang terkaitdengan fenomena dan kejadian tampak
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai,merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca,menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kopetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam sujud dengan tepat
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwidan sujud
tilawah dengan benar
3. Siswa dapat menjelaskan ketentuan sujud syukur, sujud sahwi dan sujud
tilawah dengan benar
4. Siswa dapat menunjukan dalil tentang sujud dengan tepat
5. Siswa dapat menjelaskan hikmah sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud
tilawah
6. Siswa dapat mempraktekkan tatacara sujud syukur, sujud sahwi dan
sujud tilawah dengan benar
A. MARI MERANGKUM
Mari kita renungkan, banyak orang
harus dibantu dengan tabung oksigen
untuk bernafas, dibantu dengan kaki
palsu dan tongkat untuk berjalan,
untuk berbicara meng g gunakan
bahasa isyarat, dan masih banyak lagi
contoh-contoh yang lainnya.
Pernahkah mereka berputus asa atau
menyesali dengan keadaan tersebut? Sumber: Dokumen Kemdikbud
Ternyata mereka tetap optimis dan Gambar 3.2 : Pemain sepak bola
mengungkapkan syukur dengan
selalu mensyukuri nikmat- nikmat bersujud
lain yang telah Allah berikan
kepadanya.
Pada gambar yang disediakan,
seharusnya ada kesesuaian
pembahasan dengan kalimat
penjelasan disamping gambar.
https://rsmargono.jatengprov.go.id/
readnews/36
Dialog islami ini lebih bagus lagi ketika diberikan link youtube, supaya
pembaca lebih tertarik dan lebih mudah memahami dari isi dialog islami
tersebut. Contohnya, https://youtu.be/l3bXlhEkqZ8
Kata sujud dalam bahasa arab berasal dari tiga huruf. Yaitu " “ س ج د. Dalam
KBBI memberikan pengertian sujud adalah "berlutut besertaan dengan itu orang
yang berlutut menempelkan dahinya di atas lantai.
Sujud sudah sangat lazim dilakukan di dalam śalat. Segala macam jenis
śalat pasti ada sujudnya, kecuali śalat jenazah. Di dalam śalat fardu, setiap rakaat
ada dua kali sujud. Dalam sehari semalam kita wajib śalat sebanyak 17 rakaat,
berarti kita telah melakukan sujud sebanyak 34 kali. Jika kita menambah dengan
bebagai macam amalan śalat sunnah, akan lebih banyak kita bersujud kepada
Allah Swt. Namun, yang akan kita bahas dalam uraian berikut ini adalah sujud-
sujud yang dilakukan di luar rukun śalat tersebut. Macam-macam sujud yang
dimaksud meliputi sujud syukur, sahwi, dan tilawah.
1. Sujud Syukur
a. Pengertian sujud Syukur
Syukur artinya berterima kasih kepada Allah Swt. Sujud syukur
ialah sujud yang dilakukan ketika seseorang memperoleh
kenikmatan dari Allah atau telah terhindar dari bahaya. Untuk
mengungkapkan syukur seringnya kita hanya dengan mengucapkan
kata “alhamdulillah”. Ternyata, di samping dengan menguncapkan
hamdalah, kita juga diajarkan cara lain untuk mengungkapkan rasa
syukur tersebut. Cara lain yang dimaksud adalah dengan sujud
syukur.
Ketika melakukan sujud syukur, ekspresi syukur itu tidak hanya
terucap dalam lisan saja, namun juga dalam bentuk tindakan berupa
sujud. Sungguh indah ajaran yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad saw. kepada kita.
Kata sujud merupakan bentuk serapan dari bahasa arab. Kata
tersebut sudah baku dalam KBBI, yang berarti berlutut serta
meletakkan dahi ke lantai (misalnya pada waktu salat) sambil
membaca tasbih dan pernyataan hormat dengan berlutut serta
menundukkan kepala sampai ke tanah.
Secara syar'i, yang dimaksud dengan sujud menurut jumhur ulama
adalah meletakkan 7 anggota badan ke tanah, yaitu wajah, kedua
telapak tangan, kedua lutut dan ujung kedua tapak kaki. Hal ini
sesuai dengan hadis dari Ibnu Abbas ra berkata,"Aku diperintahkan
untuk sujud di atas 7 anggota. (Yaitu) wajah (dan beliau menunjuk
hidungnya), kedua tangan, kedua lutut dan kedua tapak kaki. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dalam Bahasa Indonesia, syukur artinya rasa terima kasih kepada
Allah dan untunglah (pernyataan lega, senang, dan sebagainya).
Hakikat syukur adalah menampakkan pengaruh nikmat baik lewat
lisan, hati maupun anggota badan. Lisan menyebutkan, mengakui
dan memuji Allah, hati mengakui dan membenarkan, sedangkan
anggota badan merealisasikan dengan mengerjakan hal-hal yang
diridhai Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan sujud syukur
secara istilah adalah sujud yang dilakukan karena mendapatkan
nikmat yang besar atau terhindar dari bencana.
3. Sujud Sahwi
a. Pengertian Sujud Sahwi
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena lupa atau ragu-
ragu di dalam śalat. Sujudnya dua kali dan dilakukan setelah
membaca tahiyat akhir sebelum salam.
Melansir dari buku Serba-serbi Sujud Sahwi karya Maharati
Marfuah, Lc, kata sahwi merupakan kata serapan dari bahasa Arab
yang artinya lupa atau lalai. Sementara itu, menurut ahli fiqih, sujud
sahwi adalah sujud yang dilakukan di akhir sholat atau setelahnya
karena adanya kekurangan, baik dengan meninggalkan apa yang
diperintahkan atau mengerjakan apa yang dilarang tanpa sengaja.
2) Takbiratul ihram
3) Sujud satu kali dengan diawali bacaan takbir
4) Duduk setelah sujud dengan tuma‟ninah tanpa membaca
tasyahud
5) Salam
f. Tata Cara Sujud Tilawah
Tata cara sujud tilawah ada dua macam, yaitu:
1) Sujud tilawah yang dilakukan di luar śalat.
Adapun cara yang melakukan sujud tilawah di luar Śalat
sebagai berikut:
a) Berdiri menghadap kiblat
b) Berniat melakukan sujud tilawah
c) Takbiratul ihram
d) Sujud satu kali
Pada saat sujud membaca do‟a sebagai berikut:
ِّ ِع ًْعَُّ َٔبَص ََشُِ بِح َْٕ ِن ِّ َٔلُ َّٕح
َ َّع َج َذ َٔجْ ِٓٗ ِن َّهزِ٘ َخهَمَُّ َٔشَك
َ
Artinya: “aku bersujud kepada Tuhan yang
menjadikan diriku, Tuhan yang membukakan
pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan-
Nya.”
e) Duduk sejenak
f) Salam
2) Sujud tilawah yang dilakukan di dalam śalat.
Adapun cara melakukan sujud tilawah di dalam Śalat
sebagai berikut:
Pada saat kita sedang berdiri dalam Śalat membaca ayat
sajdah atau imam membaca ayat sajdah, kita langsung
melakukan sujud satu kali dengan membaca do‟a sujud
tilawah. Setelah selesai melakukan sujud tilawah tersebut kita
langsung berdiri lagi dan melanjutkan śalat kembali.
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 3 dan 4
c. 1, 4 dan 5
d. 4, 5 dan 6
ْ َٚ ََُا ُو َٔ ََلٚ ع ْب َحاٌَ َي ٍْ ََل
7. ُٕٓ غ ُ
Lafal tersebut merupakan bacaan dari sujud....
a. Sahwi
b. Tilawah
c. Syukur
d. sajdah
8. Jumlah sujud yang dilakukan dalam sujud syukur sebanyak ...
kali.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
9. Jumlah sujud yang dilakukan dalam sujud sahwi sebanyak ... kali.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
10. Berikut adalah ketentuan sujud syukur kecuali....
a. dilakukan di luar śalat
b. dilakukan seorang diri
c. harus menghadap kiblat
d. tidak harus bersih dari hadas dan najis
C. Tugas
1. Buatlah naskah pidato dengan tema :
a. Mensyukuri nikmat Allah Swt.
b. Menjauhi sifat takabur.
c. Kemuliaan ajaran al-Qur‟ān.
Dan berikan salah ayat-ayat yang menjelaskan kemuliaan
ajaran Al-Quran.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah menelaah lebih dalam terkait bab V di buku PAI kelas VIII ini
dapat disimpulkan bahwasanya menurut kelompok kami masih banyak konten
materi yang kurang, selain itu kekurangan didalamnya juga terkait dengan
materi pembelajaran yang bersangkutan dengan teknologi.
B. SARAN
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Karena tiada gading yang retak, semua
manuisa memiliki kekurgan. Oleh karenanya penulis sangat membutuhkan
masukan dan kritikan, agar kedepanya bisa menghasilkan penulisan makalah
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahma, Hafidz. 2012. Ushul Fiqih, cet. ke- 2. Bogor : Al Azhar Press.
Al-Juzairi, Abdurrahman. 1996. Fiqi h Empat Majhab. Daarul Ulum Press: 1996).
Hal.182
Ar-Rahbawi, Abdul Qadir. 1994. Salat Empat Mazhab. Jakarta: PT Mitra Kerjaya
Indonesia. hal.377
Baiqi, Muhammad Fuad Abdul. 2012. Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim,
Diterjemahkan Oleh AhmadSunarto. Semarang: Pustaka Nuun. hal. 3
Labib. 2005. Tuntunan Sholat Lengkap. Jakarta: Sandro Jaya Jakarta. hal. 29-30
Rahman, Asymuni, Umar, Muin, dkk. 1985. Ushul Fiqh 1. Jakarta: Proyek Pembinaan
Prasarana dan sarana Perguruan Tinggi Agama /IAIN.
Rasjid, Sulaiman. 2017. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo. hal.105
Rosidah, Hanik Atul. 2019. Hukum Melakukan Sujud Antara Mendahulukan Tangan
Dan Mendahulukan Lutut (Telaah Ta‟arud Al-Adillah Atas Hadishadis Terkait).
Al-Mazahib. Vol.7, No.1, hal. 73-94
Sadili, Ahmad Nawawi. 2010. Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan
Sunnah. Jakarta: AMZAH. hal. 212
Yusuf, Ali Anwar. 2003. Studi Agama Islam. Bandung: Pustaka Setia. hal. 50-51