1 x
2
1
2
f ( x) e
2
Rumus .1
Dimana
= Rata-rata
= Simpangan baku
= 3,14159
e = 2,71828
Distribusi normal f(x) didefinisikan pada interval terbuka - < x < +
Sifat-sifat Distribusi Normal
• Disusun dari variable random kontinu.
• Kurva distribusi normal mempunyai satu puncak. Ini berarti
bahwa grafik yang disusun dari distribusi normal akan
berbentuk kurva yang simetris dengan satu puncak atau
unimodal.
• Nilai mean,median,modus terletak pada satu titik.
• Kurva normal dibentuk dari jumlah pengamatan yang
sangat banyak.
• Event yang dihasilkan bersifat independent.
• Grafiknya mendekati sumbu X, tetapi tidak akan memotong
sumbu X, sumbu X merupakan garis batas (asimtot)
• Luas daerah di bawah kurva f (x) dan diatas sumbu X sama
dengan 1, yaitu P (- ∞ < x < + ∞)=1
Probabilitas (a < x < b)
Probabilitas distribusi normal f(x) pada interval a < x < b, ditentukan
dengan memakai luas daerah di bawah kurva f(x) sebagaimana
ditunjukan oleh Gambar berikut:
f(X)
Gambar 12.4
X
a µ b
Probabilitas P (a < x < b) ditunjukan oleh luas daerah yang diarsir, yang
dibatasi oleh kurva f(x), sumbu X, garis tegak X=a dan X=b
Probabilitas P (a < x < b) dihitung dengan memakai integral dari fungsi f(x)
yang dibatasi oleh X = a dan X = b, yaitu dengan rumus :
1 x
2
1
a a
Rumus P(a x b) f ( x)dx e 2
dx
b b 2
Akan tetapi, secara matematis bentuk integral dari fungsi f (x) tersebut sulit
dipecahkan secara langsung dengan teknik integral. Oleh karena itu,
penyelesaiannya dilakukan dengan memakai transformasi nilai-nilai X
menjadi nilai-nilai baku Z, yaitu
x xx
Rumus
Z Z
s
Dengan transformasi tersebut kita memperoleh normal Z yang
mempunyai nilai rata-rata = 0 dan simpangan baku = 1 atau
ditulis N(0,1). Distribusi normal Z seperti ini disebut distribusi
normal standar. Dengan demikian fungsi distriusi f (x) berubah
menjadi fungsi distribusi f (Z), yaitu dengan rumus
Rumus 12.4
1 12 Z 2
f (Z ) e , dimana Z
2
Berdasarkan fungsi distribusi Z tersebut, probabilitas nilai-nilai Z
pada interval z1 < Z < z2 ditunjukan oleh luas daerah yang diarsir
pada gambar berikut :
f(Z)
Gambar 12.5
Z
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
z1 z2
Selanjutnya probabilitas P(z1 < Z < z2) dihitung dengan
rumus berikut:
Rumus
1
z2 z2 1
z2
P( z1 Z z2 ) f ( z )dz e 2
dz
z1 z1 2
1
z z 1
z2
Rumus F ( z ) P( Z z ) f ( z )dz e 2
dz
2
Daerah diarsir pada gambar berikut ini menunjukan fungsi
distribusi kumulatif F(z) = P(z < Z).
Z
0 z
Grafik dari fungsi distribusi kumulatif F(z) ditunjukan
pada gambar berikut ini.
f(z)
Z
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Gambar 12.7
Sifat-sifat Fungsi Distribusi Kumulatif F(z)
Rumus 12.7