Anda di halaman 1dari 228

Dedikasi

Dengan segala puji syukur,


kami persembahkan buku ini
kepada:

..........................................

dari:

........................................

Mengubah Paradigma, Memulihkan Kehidupan

1
PEMULIHAN SEUTUHNYA

oleh
Dr. Ir. Jarot Wijanarko, M.Pd.

Marketing KLIK DNA

Coach Keluarga I’am Possible Metro TV


Coach Olah Nafas - Pola Hidup Sehat
Coach Inspirasi Magna TV – Digital TV Metro Group
Coach Inspirasi Life Channel – MNC TV

Direktur LSP 3 Animasi


Direktur Program Indonesia Membangun EL John TV

Pendiri Keluarga Indonesia Bahagia


Pendiri Happy Holy Kids
Pendiri Ecoenzyme Nasional

Penerbit:
Keluarga Indonesia Bahagia
Jl.Melati II, Blok S No.1
Bumi Bintaro Permai, Jakarta. 12320

Buku ini pertama terbit tahun 2000 dengan judul PENDAMAIAN, kemudian
sy edit beberapa kali, terakhir edisi revisi 2021 dan terbit kembali menjadi
buku ini

2
Daftar Isi

Dedikasi 01

Cover dalam 02

Daftar Isi 03

Kata Pengantar 06

Pendahuluan 07

I. Pendamaian 11
II. Mengalahkan Kebencian 13
III. Kisah Dasyat dari Timur 18

IV. Alam Nyata yang Tidak Kelihatan 24


A. Tuhan 26
1. Apa Tuhan itu benar-benar Ada? 27
2. Siapa itu Tuhan? 28
3. Tuhan berubah Nama? 30
B. Iblis 34
1. Siapa Iblis? 34
2. Apa Pekerjaan Iblis dan Setan? 37
3. Iblis si penyesat 41
4. Melawan Iblis 42
C. Malaikat 45
1. Malaikat 45
2. Malaikat Penjaga 48
3. Pagar Malaikat 49
4. Kesaksian Pagar Malaikat 52
5. Pagar malaikat itu nyata 54
6. Pagar kasih setia 55

3
D. Kenapa Tuhan Ijinkan? 59
1. Terbakar Habis 62
2. Bisa Kena Hipnotis 75
3. Kok Bangkrut 83
4. Terkena Covid Delta 87

V. Kisah Pemulihan 89
A. Damai dengan Tuhan 94
B. Damai dengan Diri Sendiri 101
1. Kutuk kepada diri sendiri 104
2. Kekecewaan 105
3. Beratnya hidup 108
4. Merasa benar 112
5. Apatis 117
6. Kepahitan 121
7. Kata sia-sia 126
8. Kutuk kepada orang lain 127
C. Damai dengan Sesama 130

VI. Ini Waktunya Pemulihan 134

VII. Hidup yang Dipulihkan 138


A. Kisah Dahsyat Zaman Ini 138
B. Beratnya Hidup 139
1. Lahir dalam penderitaan 140
2. Makan Bekicot 142
3. Jilatin Kecap 142
4. Cicak dan Cindil 143
5. Gajah Opo Enak? 144
6. Nasi Jelantah 145
7. Ngluruk Bancakan 145
8. River View 146

C. Awal Pemulihan 147


D. Pemulihan Terus Berlangsung 148

4
E. Pemulihan Itu Sempurna 150
1. Dunia pelayanan 151
2. Dunia Usaha 152
3. Kemana Masa Tua 153
a. Ecoenzyme 153
b. Coach Olah Nafas 154
c. Menjadi Pelukis 162
d. Happy Holy Kids Land 164
e. Anak-anak diberkati 165
4. Pemulihannya Sempurna 166

F. Pemulihan Itu Hak Anda 166

VIII. Tanya Jawab 167


1. Ayub belum kenal Tuhan? 167
2. Ayub benar, kenapa Tuhan ijinkan? 166
3. Kenapa Tuhan tidak marah ke Elifu? 173
4. Arti Nama Ayub dan teman-teman? 176
5. Kenapa Tuhan marah dengan Elifas? 176
6. Kenapa Tuhan marah dengan Bildab? 199
7. Kenapa Tuhan marah dengan Sofar? 201
8. Mamon di gereja? 203
9. Gambaran besar Kitab Ayub 222

IX. Daftar Pustaka 226


X. Biografi 227

5
Kata Pengantar

Saya membaca buku-buku lain tentang Ayub, referensi


dalam Alkitab Hidup Berkelimpahan ataupun catatan-catatan
(footnote) yang ada di dalam Alkitab versi lainnya, sebagian
besar memiliki sudut pandang ulasan yang serupa. Nah,
ketika Anda membaca buku ini, mungkin ada yang ‘berbeda’
dengan pandangan atau ulasan yang ada selama ini. Biarlah
ini menjadi kekayaan pemahaman, dari sebuah ‘sudut pandang
yang lain’.

Buku ini menjadi semacam studi Kitab Ayub, karena


kerangka besarnya, hasil pembelajaran Kitab Ayub. Tentu saja
akan banyak ayat-ayat dari Kitab lain, karena Alkitab secara
keseluruhan dan kesatuan adalah Firman TUHAN. Saya
kemas dengan kesaksian dan ditulis dalam bahasa sederhana
yang mudah dimengerti dan praktis sehingga mudah
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika pribadi-pribadi mengalami pemulihan seperti Ayub,


maka keluarga dan berkat juga akan dipulihkan. Bahagia dan
berkat, hanyalah dampak, ketika seseorang menemukan
kebenaran dan hidup bersama TUHAN.

Terima kasih kepada semua pihak, yang telah


menyokong diterbitkannya buku ini dan telah memberkati
ribuan keluarga hamba Tuhan diseluruh tanah air. Kami
berdoa, semakin banyak yang mengalami pendamaian pribadi,
dan akan ada dampak juga bagi pendamaian (rekonsiliasi)
keluarga dan gereja, Tubuh Kristus dan rekonsiliasi bangsa
Indonesia, sampai transformasi (perubahan menyeluruh)
terjadi, Indonesia dipulihkan dan Tuhan dimuliakan!

6
Pendahuluan

Dalam bab ini saya ingin mengajak Anda, sejenak


menjelajahi Kitab Ayub, yang akan saya bahas dalam bab-bab
selanjutnya dalam seluruh buku ini. Penjelajahan secara garis
besar, untuk memahami sedikit latar belakang Kitab Ayub.

Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat


dan syair dalam Perjanjian Lama. "Hikmat" karena membahas
secara mendalam soal-soal universal yang penting dari umat
manusia. "Syair" karena hampir seluruh kitab ini berbentuk
syair. Akan tetapi, semua syair ini berdasarkan seorang tokoh
sejarah yang nyata (Yehezkiel 14:14,20) dan suatu peristiwa
sejarah yang nyata (Yakobus 5:11).

Walaupun buku ini saya berikan komentar sebagai


“bedah Kitab Ayub” namun beberapa hal saya masukkan di
bab TANYA JAWAB, sehingga beberapa hal yang theologis
dan membutuhkan pemikiran serius saya pisahkan dari isi
buku ini, supaya kemasannya masih “mudah di cerna”.

Tempat terjadinya peristiwa dalam kitab ini ialah "tanah


Us" (Ayub 1:1) yang kemudian menjadi wilayah Edom, terletak
di bagian tenggara Laut Mati atau di sebelah utara Arabia
(Ratapan 4:21) jadi latar belakang sejarah Ayub lebih bersifat
Arab dan bukan Ibrani.1

Beberapa fakta menunjukkan bahwa Ayub sendiri hidup


sekitar zaman Abraham (2000 SM) atau sebelumnya,
berdasarkan akta-fakta berikut ini:

1
YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

7
1. Ayub masih hidup selama 140 tahun setelah peristiwa-
peristiwa dalam kitab ini (Ayub 42:16), yang menyarankan
jangka hidup yang hampir 200 tahun (Abraham hidup 175
tahun)

2. Kekayaannya dihitung dari jumlah ternak (Ayub 1:3, Ayub


42:12)

3. Pelayanannya sebagai imam dalam keluarganya, seperti


Abraham, Ishak dan Yakub (Ayub 1:5)

4. Sistem keluarga pimpinan ayah menjadi kesatuan sosial


mendasar seperti pada zaman Abraham (Ayub 1:4-5,13)

5. Serbuan orang-orang Syeba (Ayub 1:15) dan orang


Kasdim Ayub1:7) yang cocok dengan zaman Abraham.

6. Sering kali (31 kali) penulis memakai nama yang dipakai


para patriarkh bagi Tuhan, yaitu Shaddai (Yang
Mahakuasa) dan bukan Yahweh atau Elohim.

7. Di dalam kitab Ayub, tidak ada petunjuk sama sekali


kepada sejarah Israel atau hukum Musa sehingga memberi
kesan tentang zaman pra-Musa (sebelum 1500 SM).

Ada tiga pandangan utama mengenai tanggal kitab ini


ditulis. Kitab ini mungkin disusun. 2

1. Selama zaman para leluhur (sekitar 2000 SM) tidak lama


sesudah semua peristiwa ini terjadi dan mungkin ditulis
oleh Ayub sendiri.

2
YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

8
2. Selama zaman Salomo atau tidak lama sesudah itu (sekitar
950-900 SM), karena bentuk sastra dan gaya penulisannya
mirip dengan kitab-kitab sastra hikmat masa itu; atau

3. Selama masa pembuangan (sekitar 586-538 SM), ketika


umat Tuhan sedang bergumul mencari arti teologis dari
bencana mereka.

Penulis yang tidak dikenal, jikalau bukan Ayub sendiri,


pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci
dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan
ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya
sekarang. Beberapa bagian dari kitab ini pasti telah diberikan
melalui penyataan langsung dari Tuhan (Ayub 1:6-2:10).

Kitab Ayub memiliki ciri-ciri tersendiri, jika dibandingkan


dengan kitab-kitab lain yang ada di dalam Alkitab. Yang pasti
Kitab Ayub dikanonkan menjadi bagian dari Firman Tuhan, dan
saya jadikan acuan utama dalam menyusun buku ini. Tujuh ciri
utama menandai kitab ini ialah. 3

1. Ayub, penduduk Arab utara, bukan orang Israel yang hidup


benar dan takut akan Tuhan, mungkin telah hidup sebelum
perjanjian Tuhan dengan Israel ada (Ayub 1:1).

2. Kitab ini menyajikan pembahasan terdalam yang pernah


ditulis mengenai rahasia penderitaan. Sebagai puisi
dramatik, drama dalam kitab ini berisi rasa kesedihan yang
mengharukan dan dialog intelektual dan theologis yang
menggugah perasaan.

3. Kitab ini menyingkapkan suatu dinamika penting yang


beroperasi dalam setiap ujian berat yang dialami orang

3
YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

9
saleh: sementara Iblis berusaha untuk menghancurkan
iman orang saleh, Tuhan bekerja untuk membuktikan iman
itu dan memperdalamnya. Keteguhan Ayub dalam iman
yang sejati memungkinkan maksud Tuhan menang atas
niat Iblis (Bandingkan Yakubus 5:1).

4. Kitab ini memberikan sumbangan tak ternilai kepada


seluruh penyataan alkitabiah tentang pokok-pokok penting
seperti Tuhan, umat manusia, penciptaan, Iblis, dosa,
kebenaran, penderitaan, keadilan, pertobatan dan iman.

5. Sebagian besar kitab ini mencatat penilaian teologis yang


salah tentang penderitaan Ayub oleh teman-temannya.
Mungkin cara berpikir mereka yang salah diulang begitu
sering dalam kitab ini karena mencerminkan kesalahan
yang umum terdapat antara umat Tuhan dan yang harus
diperbaiki.

6. Peranan Iblis sebagai "penuduh" orang benar ditunjukkan


dengan lebih jelas dalam Ayub daripada di kitab PL
lainnya. Dari 19 acuan kepada Iblis dalam PL, 14 kali di
antaranya ada dalam kitab ini.

7. Secara dramatis kitab Ayub mempertunjukkan prinsip


alkitabiah bahwa orang percaya diubah oleh penyataan
dan bukan informasi. (Ayub 42:5-6).

Ayub 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar


tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri
memandang Engkau 42:6 Oleh sebab itu aku mencabut
perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam
debu dan abu.

10
I. Pendamaian

Dosa, telah merusak hubungan manusia dengan


Tuhan. Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mulai ada
ketakutan sehingga Adam dan Hawa bersembunyi dari
hadapan Tuhan. Dosa merusak hubungan Adam dan Hawa
sehingga mereka saling menyalahkan. Rusaknya hubungan
antar manusia terus berlanjut sehingga Kain membunuh Habel,
adiknya, Yakub menipu Ayahnya dan kakaknya, Yusuf dijual
sebagai budak oleh saudaranya dan masih banyak kisah-kisah
lainnya, yang menunjukkan rusaknya hubungan sesama
manusia.

Hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama,


diwarnai dengan perseteruan, pemberontakan yang semakin
mencederai hubungan yang ada.

Untuk itulah Yesus datang ke dunia. Untuk melayani


pendamaian (rekonsiliasi) antara Tuhan dan manusia. Dunia
butuh pelayanan pendamaian dan kita sebagai pengikut
Kristus yang harus melanjutkan pelayanan pendamaian ini.

Pemulihan (restorasi) akan terjadi jika ada pendamaian


(rekonsiliasi), pendamaian akan menghasilkan
pemulihan.

Indonesia perlu dipulihkan, Gereja perlu dipulihkan,


keluarga perlu dipulihkan demikian juga dengan pribadi-pribadi
perlu dipulihkan dan pendamaian itulah jalannya. Pribadi yang
rusak karena dosa, akan menjadi indah, setelah dipulihkan,
seperti Kintsugi di Jepang, bejana yang retak dan disambung
dengan emas menjadi hiasan yang indah dan mulia.

11
Dimana-mana dan disegala bidang memerlukan
pendamaian. Pendamaian antar pribadi, pendamaian dalam
keluarga, pendamaian orang tua anak, pendamaian suami istri,
pendamaian antar denominasi, pendamaian antar dan inter
gereja lokal, pendamaian antar suku, ras dan golongan,
bahkan pendamaian antar hamba Tuhan dan pendeta yang
saling bertengkar atau menyerang.

Mengapa perlu pendamaian, karena di dunia ini ada


iblis, ada roh-roh jahat yang bekerja memecah belah, roh
percideraan, roh perselisihan (Galatia 5:19-21).

Galatia 5:19-21: Perbuatan daging telah nyata, yaitu:


percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 5:20 penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 5:21
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu, seperti
yang telah kubuat dahulu, bahwa barangsiapa
melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Tuhan.

Mengapa perlu damai sejahtera, karena dunia ini penuh


dengan kegelisahan, dunia kehilangan damai sejahtera.
Mengapa dunia perlu pendamaian, karena dunia kehilangan
kasih, dunia jauh dari Tuhan, Tuhan adalah kasih, Jehova
Shaloom, Tuhan damai sejahtera.

Salah satu kata kunci dalam pendamaian adalah


melepaskan pengampunan. Saya akan menggunakan kisah
Ayub, sebagai acuan di dalam menyusun buku ini.

12
II. Mengalahkan Kebencian

Dosa merusak hubungan antar manusia, mewariskan


kebencian, dendam dan permusuhan turun temurun.
Beberapa kasus menjadi begitu peliknya seperti benang kusut
dan menjadi sejarah peperangan turun temurun. Konflik Timur
Tengah menjadi salah satu contoh dalam hal ini. Namun saya
akan membatasi fokus dalam masalah pribadi, menggunakan
kisah Ayub dan kisah hidup saya sendiri sebagai contoh kasus.
Saya berharap dengan metode ini, pembelajaran menjadi
sangat mudah dimengerti. Pembelajaran melalui cerita ringan
yang memang terjadi sehari-hari.

Mazmur 120:6 Cukup lama aku tinggal bersama-sama


dengan orang-orang yang membenci perdamaian. 120:7
Aku ini suka perdamaian, tetapi apabila aku berbicara,
maka mereka menghendaki perang.

Daud pernah hidup di lingkungan yang membenci


perdamaian. Kalau saya justru berasal dari lingkungan
demikian. Tahun 1981-1982 ada kerusuhan anti Cina di kota
Solo, serupa dengan kerusuhan Mei 1997-8. Kerusuhan di
Solo waktu itu, saya kelas 3 SMA dan diam-diam saya setuju,
dengan peritiwa itu, pelakunya banyak tetangga saya.

Mereka berteriak: “Mampus lu cina!” “Pulang lu ke


negara asalmu” Lalu ramai-ramai menjebol pintu-pintu ruko,
mengeluarkan isinya dan membakarnya di jalan raya. Menari-
nari seperti orang mengadakan api unggun. Memberhentikan
mobil-mobil lewat, menyeretnya keluar penumpangnya jika
mereka sipit, ramai-ramai membalikkannya dan membakarnya,
bersorak-sorak kegirangan ketika mobil meledak, seperti anak
kecil bermain petasan.

13
Saya percaya banyak orang Jawa dan orang pribumi
suku lainnya dengan kebencian kepada orang cina (dan suku
lainnya) semacam yang saya rasakan. Saya percaya ini
adalah fakta, yang membutuhkan pendamaian. Api dalam
sekam yang jangan dibiarkan, tetapi diselesaikan ke akar-
akarnya, dan bukan ditutupi sehingga akan terbakar lagi di
suatu saat nanti.

Ada kebencian yang mengakar di banyak hati orang


lokal, orang pribumi kepada orang pendatang, ada banyak
alasan yang menjadi latar belakang kebencian itu, bisa
kecemburuan sosial, pendatang menguasai ekonomi, lebih
berhasil. Di Jawa ada kebencian yang mengakar dan meluas
kepada orang cina seperti yang saya alami.

Itu juga yang terjadi di Irian, Aceh, kerusuhan di


Sanggau Ledo yang meluas di Kalimantan Barat yang
merupakan luapan kebencian orang Dayak terhadap Madura,
dan kerusuhan di Sampit dan sekitarnya di Kalimantan Timur,
dimana ribuan orang-orang Madura dibunuh orang Dayak.

Kembali ke kisah saya pribadi, yang selama ini tidak


banyak diketahui orang, yang kali ini saya memberanikan
menulisnya dengan apa adanya, walau terkesan kasar dan
rasis, tetapi itulah masa lalu saya yang kelam, bejana yang
rusak. Kenapa dahulu saya membenci orang-orang Cina?
Sewaktu saya kecil, saya hidup ditengah-tengah penderitaan
kemiskinan yang menggigit. Hingga saya usia 6-7 tahun, kami
tinggal di rumah ‘gedhek’ (dinding bambu, atap daun kelapa
dan lantai tanah) di Karangpandan, kaki Gunung Lawu, Jawa
Tengah. Umur 7-12 tahun, orang tua pindah ke Solo, menjaga
rumah kakek (mbah Sangiran), yang juga rumah, hingga umur
13 tahun saya tidur di dipan (tempat tidur bambu yang diberi
tikar).

14
Sewaktu kecil saya sering berburu cicak di dinding,
menangkapnya, membakar di tungku dan memakannya.
Makan nasi dengan ‘jelantah’ (sisa-sisa minyak goreng). Kalau
orang tua menyuruh membeli kecap tuang (jenis termurah),
maka saya membawa cangkir atau wadah, dan sepanjang
jalan saya celupkan jari saya dan menghisapnya.

Hal itu semata-mata karena masa kecil yang kami lalui


dengan perut yang lengket kelaparan, atau terkadang buncit
cacingan, sementara kulit saya kudisan dan saya mengalami
paru-paru basah, sehingga nafasnya berbunyi (bengek).
(Orang tua pindah ke Solo dari gunung untuk mendapat udara
yang lebih kering dan panas)

Ditengah-tengah situasi semacam itu, ada beberapa


kisah dengan tetangga dan orang cina yang melukai saya.
Kalau saya pulang sekolah, jalan kaki tanpa alas kaki, saya
sering melewati toko-toko dan saya senang melihat-lihat
etalase toko mainan, hanya untuk melihat mainannya. Sering
jika ‘encik’ atau ‘engkoh’ yang punya toko melihat, mungkin
tangan saya menimbulkan bekas-bekas atau kotoran di
kacanya, maka kami diusirnya, berikut kata-nya yang
menyakitkan.

Hal itu menimbulkan luka di hati yang mengakar,


ditambah dengan lingkungan yang memang kental dengan
kecemburuan sosialnya yang menambah dan membakar
kebencian dengan orang cina menjadi begitu kuat.

Dalam lingkungan seperti itu, orang dari kelompok yang


dibenci, bertanya atau berbicara baik-baik saja, bisa dianggap
sebagai mengajak bertengkar dan menyulut peperangan,
persis yang diungkapkan Daud dalam Mazmur 120:7 di atas.

15
Adalah mujizat contoh nyata bagaimana rekonsiliasi
atau pendamaian itu terjadi. Karena kasih Yesus yang saya
alami begitu nyata dan meluap, sejak saya lahir baru tahun
1982, karena kasih Tuhan yang merubah dan mendamaikan,
kalau saya sekarang memiliki istri yang putih dan sipit, orang
Cina, yang sekarang saya bisa menulis dan mengucapkannya
orang “Tionghoa” ha ha ha. Sesuatu yang tidak dibayangkan,
tidak dipikirkan, hampir-hampir sesuatu yang mustahil, tetapi
itulah yang terjadi.

Kasih Kristuslah yang memungkinkan ini semua bisa


terjadi dan saya menikmati, mencintai dan bukan hanya istri
saya, tetapi juga pergaulan dengan keluarga besar istri saya.
Kasih Yesus yang mampu mendamaikan, memberi damai
sejahtera sebagai ganti kebencian.

Memang kasih Kristus di kayu salib adalah kasih yang


nyata, kasih yang real, kasih yang berkorban, kasih yang
mulia, dan memang Tuhan adalah kasih. Kasih yang
memungkinkan pendamaian sejati bisa terjadi. Pendamaian
yang saya alami ini membawa hidup saya dalam kebahagian
dalam arti yang sesungguhnya, dan juga berkat yang mengalir
melimpah ruah. Baik berkat jasmani terlebih berkat rohani.
Pendamaian membawa pemulihan, pemulihan membawa
berkat.

Bab-bab selanjutnya saya akan sampaikan bagaimana


pendamaian itu terjadi dan membawa pemulihan, dan supaya
lebih praktis, sederhana dan mudah dimengerti, saya akan
sampaikan konsep-konsep dengan menggunakan Kitab Ayub.

Konsep-konsep itu sebenarnya muncul selain dari


penggalian dan arti yang muncul dari ayat-ayat yang ada,
tetapi juga dilatar belakangi apa yang saya alami sendiri,

16
bagaimana Tuhan mendamaikan saya, dan bahkan menikah,
menjadi satu dengan orang Cina.

Konsep-konsep dan pewahyuan yang muncul karena


secara pribadi mengalami masa lalu yang penuh dengan
penolakan dan lembah air mata, namun dipulihkan Tuhan luar
biasa dan dipakai secara nyata untuk memulihkan orang lain.

Saya sedang dalam pelayanan di Halmahera, Maluku


Utara dan Maluku Barat, dimana bulan-bulan sebelumnya
terjadi perang agama dan ribuan orang terbunuh, ketika saya
sedang menyelesaikan buku ini. Di Halmahera, Agustus 2001,
kami mengadakan pelayanan pendamaian, pemulihan hati,
pendamaian pribadi dan ribuan orang bertobat menerima
yesus secara pribadi, ribuan hati menangis menyayat sebelum
akhirnya kasih Yesus memulihkan mereka.

Pengajaran yang dibukukan ini telah menjadi berkat di


sana, dan saya berdoa, buku ini juga menjadi berkat bagi
saudara dan di tempat-tempat lainnya. Alami kasih Yesus,
rasakan pendamaian, adakan rekonsiliasi dan nikmati
pemulihan!

Pemulihan yang menyeluruh, pemulihan adalah


perubahan ke arah perbaikan, yang sekarang kita mulai
banyak mengenal istilah TRANSFORMASI. Perubahan ke
arah perbaikan. Saya lebih banyak menggunakan istilah
PEMULIHAN dalam buku-buku dan seminar-seminar yang
saya adakan.

17
III. Kisah Dahsyat dari Timur

Ayub 1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us, bernama


Ayub, orang itu saleh dan jujur; ia takut akan TUHAN dan
menjauhi kejahatan. 1:2 Ia mendapat tujuh anak laki-
laki dan tiga anak perempuan. 1:3 Ia memiliki tujuh ribu
ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus
pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-
budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang
itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah
timur. 1:4 Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan
pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran
dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk
makan dan minum bersama-sama mereka. 1:5 Setiap
kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub
memanggil mereka, dan menguduskan mereka;
keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu
mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah
mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku
sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam
hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.

Ayub orang kaya yang soleh, namun ia mengalami


ujian kehidupan yang sangat dahsyat, karena semua yang
dimilikinya habis, namun kisah pemulihannya tidak kalah
dahsyatnya.

Ayub 42:10; Lalu Tuhan memulihkan keadaan Ayub,


setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan
Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari
segala kepunyaanya dahulu. (TB-1974)

18
Tuhanlah yang memulihkan, bukan lembaga, bukan
Yayasan, bukan pribadi, bukan partai, bukan tokoh politik,
bukan pendeta hebat, tetapi Tuhan. Kalau Tuhan memulihkan
hasilnya dasyat, bahkan lebih dari semula, dua kali lipat dari
semula. Di dalam Alkitab versi AYT-2018, ditulis prosesnya,
pertama Tuhan mengembalikan seperti semula, lalu
menambahkan sehingga menjadi dua kali lipat.

Ayub 42:10 TUHAN mengembalikan keadaan Ayub


sesudah dia berdoa bagi sahabat-sahabatnya. Lalu,
TUHAN menambahkan kepadanya dua kali lipat dari
semua milik kepunyaannya dahulu.

Job 42:10 And the LORD turned the captivity of Job,


when he prayed for his friends: also the LORD gave Job
twice as much as he had before. (KJV)

Sedangkan di dalam terjemahan versi King James,


yang dikembalikan adalah ‘kapasitas’ Ayub, sehingga dengan
kapasitas yang dipulihkan Ayub bisa kembali bangkit dengan
modal awal pertolongan dari saudara dan sahabat lama
(42:11). Selanjutnya kalau dibaca terus ke ayat 12 maka kita
melihat domba, unta, keledai, harta benda, kekayaan
(ekonomi) Ayub ditambahkan dua kali lipat.

Demikian juga dengan kesehatan dan umur Ayub.


Dalam ayat yang ke 16-17 maka Ayub memiliki anak cucu dan
dan melihat hingga keturunan yang ke empat, karena ia hidup
120 tahun lagi. Kata ‘120 tahun lagi’, mengindikasikan
mungkin peristiwa itu terjadi saat dia usia 120 tahun dan
dikembalikan dua kali lipat. Jadi setelah Ayub disembuhkan
dari penyakitnya, dia bukan hanya sehat, tetapi ‘pulih’ disini

19
lebih tepat kalau ‘dibaharui’ ‘renewal’, seperti lahir kembali dan
hidup 120 lagi. Itulah kalau Tuhan yang bekerja memulihkan.

Apa yang dialami oleh Ayub, sehingga ada kisah


pemulihan yang luar biasa ini? Yang dialami oleh Ayubpun
tidak kalah dramatisnya. Dia mengalami segala malapetaka
mulai dari perampokan, penjarahan, pembunuhan, rumah
terbakar dan roboh, anaknya semua mati dan badannya sakit
di seluruh tubuhnya, seperti ditulis dalam ayat-ayat ini:

Ayub 1:13 Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang


lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum
anggur di rumah saudara mereka yang sulung, 1:14
datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata:
"Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai
betina makan rumput di sebelahnya, 1:15 datanglah
orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta
memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku
sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal
itu kepada tuan."

1:16 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain


dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan
membakar serta memakan habis kambing domba dan
penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga
dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." 1:17
Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan
berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan,
lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta
memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku
sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal
itu kepada tuan."

20
1:18 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain
dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang
perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di
rumah saudara mereka yang sulung, 1:19 maka tiba-tiba
angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah
itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh
menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati.
Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat
memberitahukan hal itu kepada tuan."

1:20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan


mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan
menyembah 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar
dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan
kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN
yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" 1:22 Dalam
kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak
menuduh TUHAN berbuat yang kurang patut.

Dan masih satu lagi, istrinya menginginkan


kematiannya! Bagaimana perasaan anda kalau orang yang
anda cintai, pasangan hidup anda menginginkan kematian
anda? Ayub juga mengalamai masalah dalam pernikahan,
dengan istri yang tentunya jika anaknya sudah 10 orang dan
anak paling kecil sudah besar, tentu sudah hidup bersama
bertahun-tahun. Betapa lengkap sudah daftar kesengsaraan
dan penderitaan Ayub!

Ayub 2:7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu


ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak
kakinya sampai ke batu kepalanya. 2:8 Lalu Ayub
mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk
badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.

21
2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih
bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah
TUHANmu dan matilah! 2:10 Tetapi jawab Ayub
kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila!
Apakah kita mau menerima yang baik dari Tuhan, tetapi
tidak mau menerima yang buruk? "Dalam kesemuanya
itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Saya percaya kalau Anda punya masalah, maka tentu


tidak sedahsyat masalah Ayub. Bahkan Anda di daerah
kerusuhanpun, masalah Anda ‘hanyalah’ sebagian dari
masalah Ayub. Mungkin Anda habis-habisan dalam hal usaha
seperti Ayub, tetapi anak saudara masih hidup, tidak mati
seperti anak-anak Ayub. Mungkin anak Anda mati, tetapi
masih ada yang hidup, tidak mati semua seperti anak-anak
Ayub. Mungkin Anda sakit dan tidak sembuh-sembuh, tetapi
hanya paru paru atau jantung, atau hanya kepala yang sakit,
tidak seperti Ayub yang seluruh badanya sakit.

Maaf, saya tidak meremehkan masalah Anda, tetapi


dibanding dengan Ayub, saya yakin masalah Anda tidak
seberapa dibandingkan dengan apa yang dialami ole Ayub.
Ayub mengalami semua masalah, ya ekonomi, keluarga, anak
mati, kesehatan dan juga pernikahan! Dan berita hari ini adalah
Ayub Dipulihkan! Puji Tuhan!

Saya mau sampaikan, kalau Tuhan sanggup


memulihkan Ayub, maka saya percaya bahwa Dia juga
sanggup memulihkan Anda, masalah Anda terlalu kecil bagi-
Nya. Elohim, Tuhan Abraham, Ishak dan Yahub adalah Tuhan
yang memulihkan! Memulihkan secara dasyat!

22
Jehova Rapha : Tuhan Penyembuh
Jehova Mephalti : Tuhan Pembebasku/ Penyelamatku
Jehova Mosheikh : Tuhan Juru Selamatku
Jehova Magen : Tuhan Perisai Pertolongan
Elohim Ozer Li : Tuhan Allah Penolongku

Dia diberi ‘gelar’ demikian oleh umat Israel, karena


selama mereka ‘bergaul’ dengan Yehova Tuhan mereka
selama ada di Mesir, di perjalanan keluar dari Mesir dan dari
kisah-kisah para Nabi, para utusan dan hamba Tuhan, mereka
mengenal dan mengalami, itulah pekerjaan Tuhan,
Memulihkan! Kita akan lanjutkan mengenal Tuhan dari nama-
nama sebutan-Nya di bab selanjutnya.

Yohanes 10:10; Iblis datang untuk mencuri, membunuh


dan membinasakan, tetapi Ia (Yesus) datang untuk
memberi hidup dan hidup dalam segala kelimpahan!

Selanjutnya kita akan belajar kehidupan dengan


menggunakan kisah dan Kitab Ayub sebagai acuan, jadi ini
bukanlah details theologis Kitab Ayub pasal demi pasal apalagi
ayat demi ayat, tetapi sebagai tambahan studi Kitab Ayub
secara ringan diselingi kesaksian dan pengertian-pengertian
yang kontekstual.

23
IV. Alam Nyata yang Tidak Kelihatan

Ayub 1:6; Pada suatu hari datanglah anak-anak Elohim


Tuhan, menghadap Tuhan dan diantara mereka
datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah Tuhan kepada
iblis: “Dari mana engkau”. Lalu jawab Iblis kepada
Tuhan: “Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah
bumi”
7; Lalu bertanyalah Tuhan kepada Iblis: “Apakah engkau
memperhatikan hambaku Ayub? Sebab tiada
seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan
jujur, yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan”.
8; Lalu jawab Iblis kepada Tuhan; ”Apakah dengan tidak
mendapat apa-apa Ayub takut akan Tuhan.
9; Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia
dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?
10; Apa yang dikerjakannya telah Kau berkati dan apa
yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi
ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang
dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau dihadapan-Mu”.
11; Maka firman Tuhan kepada Iblis: “Nah segala yang
dipunyainya ada dalam kuasamu, hanya janganlah
engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.”
Kemudian pergilah Iblis dari hadapan Tuhan.

Kisah yang hampir sama dengan diatas diulang kembali


di Ayub 2:1-7, Iblis menghadap Tuhan dan minta ijin untuk
menjamah tubuh Ayub dan juga diijinkan Tuhan. Dari pasal 1
dan 2 kitab Ayub ini kita belajar, bahwa sesuatu yang terjadi di
alam nyata yang kelihatan ini, didahului oleh peristiwa-
peristiwa di alam yang sebenarnya juga nyata, tetapi tidak
kelihatan. Alam roh. Alam roh itu nyata, hanya tidak kelihatan.

Firman Tuhan mengajarkan bahwa ada sesuatu di balik


alam yang kelihatan ini yang nyata. Tuhan ada itu kenyataan.

24
Iblis dan roh-roh jahat ada itu kenyataan. Malaikat ada itu
kenyataan. Masalahnya ada orang yang bisa melihat dan
menerima kenyataan, ada orang yang tidak bisa menerima
kenyataan. Jangankan kenyataan yang tidak kelihatan,
kenyataan yang kelihatan saja banyak orang yang tidak bisa
menerima sebuah kenyataan yang terjadi secara pasti di
hadapannya.

Yesus mati di kayu salib itu kenyataan yang pernah


terjadi. Yesus bangkit dari kubur itu kenyataan yang pernah
terjadi dan disaksikan secara nyata oleh ratusan pengikutnya.
Yesus naik kesorga, itu kenyataan yang pernah terjadi yang
disaksikan, bukan di gosipkan, disaksikan oleh ratusan orang.
Walaupun kenyataanya, milyaran orang dibumi tidak menerima
kenyataan tentang Yesus ini. Saya mau katakan, diterima atau
tidak diterima, kenyataan tetap kenyataan, kebenaran tetap
kebenaran, Yesus tetap Tuhan dan Mesias.

Kisah Ayub menunjukkan, peristiswa di alam kelihatan


ini, didahului oleh sebuah peristiwa di alam yang tidak
kelihatan, di alam roh. Kalau alam nyata adalah bayangannya,
maka untuk memulihkan, untuk memperbaharui, untuk
menyembuhkan, untuk merubah, garaplah alam rohnya,
lakukan sesuatu, pulihkan, doakan di alam roh, maka alam
nyatanya akan ada perubahan!

Alam tidak kelihatan yang nyata tetap ada sekalipun


orang tidak menerimanya. Alam roh itu ada, Tuhan itu ada,
malaikat itu ada. Ini adalah kenyataan, alam roh itu ada.
Berbahagialah saudara yang menerimanya dan bisa belajar
sesuatu, mendapat hikmat bahkan merubah sikap hidup dari
kebenaran ini.

25
A. TUHAN

Apakah Tuhan itu ada? Atau lebih mendasar lagi,


Tuhan itu apa? Kekuatan? Energi? Materi? Atau seperti sinyal
wifi yang memancar kemana-mana? Apakah Tuhan adalah
dogma saja dan seperti sebuah kontens (Firman Tuhan) yang
merasuk ke berbagai agama?

Jika Dia ada, kenapa yang menyangkal-Nya, menghujat


Nya, tidak percaya kepada-Nya, hidup baik-baik saja? Orang
atheis hidup di negara sekuler dengan sukses dan makmur?

Jika Tuhan itu ada, dimanakah Dia berada, di Bumi


atau juga di luar angkasa menjelajahi jagad raya? Apakah Dia
juga memerlukan oxigen dan hanya ada di bumi? Jika Dia ada,
apakah keberadaannya bisa dideteksi dengan sebuah alat ukur
atau dibuktikan secara ilmiah? Jika Tuhan adalah pribadi,
bagaimanakah kepribadiannya?

Dalam dunia yang semakin sekuler, dimana manusia


semakin pandai, tekonologi membuat manusia ke luar
angkasa, berkomunikasi secara global, seolah menguasai
dunia ini, makin pandai dan mengerti segala hal, membuat
pertanyaan diatas, yang menjawab bahwa Tuhan tidak ada
mungkin bisa separo dari penduduk bumi.

Barna paper, penelitian atas para remaja secara global


di seluruh dunia melaporkan 63% tidak percaya kalau Tuhan
itu ada. 37% yang percaya Tuhan ada, 60%nya tidak percaya
jika Tuhan tersebut berperan dan berpengaruh secara
significan dalam hidup sehari-hari. Secara terbatas, saya
menuliskan beberapa hal saja, untuk mengenal Tuhan.

26
1. Apa Tuhan itu benar-benar Ada?

Pertanyaan yang sama dengan apakah iblis, setan,


malaikat dan roh manusia itu ada? Apakah ada kehidupan
setelah kematian? Atau manusia hanyalah daging dan organ
tubuh dengan otak yang memiliki kecerdasan, makhluk biologis
semata dan jika sudah tua mati dan tidak ada apa-apa lagi?

Jika semua pertanyaan ini bisa di jawab dan dibuktikan


secara ilmiah, maka pasti di muka bumi tidak ada lagi orang
atheis.

Jadi saya mengakui bahwa ini adalah area


“kepercayaan” atau “keyakinan” atau saya sebut “iman”, dan
manusia memang bisa memilih untuk percaya atau tidak.
Namun saya mengajak untuk berdiam sejenak, retreat atau
mundur dari segala kesibukan, bahkan dari gejolak pikiran,
namun mendengarkan hati nurani terdalam.

1 Timotius 1:19 Beberapa orang telah menolak hati


nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman
mereka.

Saya mencoba mengajak merenung demikian: “Apa


ruginya jika percaya Tuhan ada, ternyata tidak ada” “Apa
untungnya kita percaya Tuhan tidak ada dan ternyata benar-
benar tidak ada?” “Apa ruginya jika kita percaya Tuhan tidak
ada dan ternyata ada?”

Secara umum, orang yang percaya Tuhan ada, percaya


juga kehidupan setelah kematian dan kekekalan, serta segala
ajarannya, untuk mempersiapkan hidup dalam kekekalan.
27
Ajaran-ajaran tersebut membuat manusia tidak egois,
memiliki nilai hidup, moral dan etika serta kualitas hidup yang
lebih baik.

Namun jika tidak percaya bahwa Tuhan dan kekekalan


ada dan ternyata ada, bukankah waktu tidak bisa diputar ulang,
untuk kembali lahir di bumi dan mengawali hidup kembali?

Jika saya sudah mengambil keputusan untuk memilih


percaya, bahwa Tuhan, setan, iblis, malaikat, roh manusia dan
kekekalan ada, bagaimana caranya membangun iman yang
benar? Bacalah Firman Tuhan, karena iman muncul dari
Firman, dari kebenaran dan Firman itulah kebenaran.

Yohanes 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran,


dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu

Yohanes 17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran;


firman-Mu adalah kebenaran.

Roma 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan


pendengaran oleh firman Kristus

2. Siapa itu Tuhan?

Siapa Tuhan yang membuat Adam dan Hawa? Yang


disembah Abraham? Mereka yang hidup ribuan tahun sebelum
agama-agama ada di muka bumi?

Pertama ada garis keturunan atau silsilah dari Adam


hingga Abraham dan dari Abraham sampai bangsa Israel yang
dipimpin Nabi Musa dan sejak itu Nabi-nabi dalam bangsa ini
menulis dan akhirnya di kanonkan menjadi Alkitab.

28
Kedua secara sederhana kita belajar dari nama2 yang
diberikan oleh bangsa Israel, berdasarkan apa yang mereka
rasakan, alami dengan Jehova Tuhan.

Adonai : Tuhan Adalah Tuanku

El Roi : Tuhan Penilik


El Shaddai : Tuhan yang Maha Kuasa
El Emunah : Tuhan yang Setia
El Gibor : Tuhan Panglima Perang
El Hay : Tuhan yang Hidup
El Hakobodh : Tuhan yang Mulia
El Maron : Tuhan di Tempat Tinggi
El Nekamoth : Tuhan Telah Membalaskan
El Nose : Tuhan yang Mengampuni
El Simchath Gili : Tuhan Sukacitaku
El Rohi : Tuhan Gembalaku

Elohim : Tuhan Yang Kreatif (Pencipta)


Elohim Ozer Li : Tuhan Penolongku
Elohim Machase : Tuhan Tempat Perlindungan
Elohim Shoptim Ba Arete : Tuhan Keadilan Di Bumi
Elohim Basdoshim : Tuhan yang Kudus
Elohim Basmayim : Tuhan di Langit Atas

Emmanu El : Tuhan Beserta Kita

Jehova Jireh : Tuhan Ada Disini Menyediakan


Jehova Rapha : Tuhan Penyembuh
Jehova Nissi : Tuhan Panjiku
Jehova Mekadeshcem : Tuhan Yang Menyucikan
Jehova Shalom : Tuhan Damai Sejahtera
Jehova Shaphat : Tuhan Hakim Yang Maha Besar
Jehova Elyon : Tuhan Maha Tinggi
Jehova Sabaoth : Tuhan Semesta Alam
Jehova Gibbor : Tuhan Yang Perkasa
Jehova Tsidkenu : Tuhan Kebenaran

29
Jehova Hosenu : Tuhan Pencipta
Jehova Shammah : Tuhan Besertamu
Jehova Elohay : Jehova Tuhan mu
Jehova Maginnemu : Tuhan Perisaiku
Jehova Goelekh : Tuhan Penebusmu
Jehova Sali : Tuhan Bukit Batuku
Jehova Melech Olam : Tuhan Raja Yang Kekal
Jehova Mephalti : Tuhan Pembebasku
Jehova Ori : Tuhan Terangku
Jehova Uzli : Tuhan Kekuatanku
Jehova Mosheikh : Tuhan Juru Selamatku
Jehova Kabodhi : Tuhan Kemulianku
Jehova Magen : Tuhan Perisai Pertolongan
Jehova Makkeh : Tuhan Yang Memusnahkan
Jehova Kanna : Tuhan yang Pencemburu
Jehova Mauzzi : Tuhan Bentengku
Jehova Metsudhathi : Tuhan Kota Bentengku
Jehova Mauzzam : Tuhan Penyelamat Mereka

3. Tuhan berubah Nama?

Apakah Tuhan Perjanjian Lama sama dengan Tuhan


Perjanjian Baru? Apakah Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub
serta Musa sama dengan Tuhan orang Kristen? Tentu ada
pelajaran yang lebih lengkap yang disebut “Kristologi”, namun
saya akan tulis sebagian disini mengenai nama Tuhan, Jehova
dan Yesus, melanjutkan nama-nama Tuhan sebelumnya.

Kita mulai secara singkat, ketika Tuhan memanggil


Musa, maka Musa bertanya siapakah nama MU? Maka Tuhan
menjawab; “AKU ADALAH AKU”

30
Keluarga 3:13 Lalu Musa berkata kepada Tuhan: "Tetapi
apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata
kepada mereka: Tuhan nenek moyangmu telah mengutus
aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku:
bagaimana tentang nama-Nya? Apakah yang harus
kujawab kepada mereka?" 3:14 Firman Tuhan kepada
Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah
kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah
mengutus aku kepadamu."

Tuhan sendiri memberikan diri nama "Aku adalah Aku",


dari sinilah muncul kata Ibrani; “Yahweh” lalu “Jehova” (soal
pelafalan), sebuah frase Ibrani yang menunjuk tindakan atau
makna. Tuhan sebenarnya mengatakan kepada Musa, "Aku
ingin dikenal sebagai Tuhan yang hadir dan aktif." Tuhan yang
hadir atau menyertai sehingga disebut Emmanu El : Tuhan
Beserta Kita.

Jadi sebenarnya “Aku adalah Aku” bukanlah sebuah


“nama”. Lalu namanya sendiri? Bisa dibilang rahasia atau
sakral, lalu bangsa Isarel memberikan sebutan sesuai yang
merasa rasakan atau alami, sehingga muncul nama-nama
dibelakang “Jehova …..” seperti dalam daftar di atas, dan
menyebut seperti di atas turun temurun.

Keluaran 3:15 Selanjutnya berfirmanlah Jehova kepada


Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel:
Jehova, Tuhan nenek moyangmu, Tuhan Abraham, Allah
Ishak dan Tuhan Yakub, telah mengutus aku kepadamu:
itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah
sebutan-Ku turun-temurun”.

31
Ketika Tuhan Yesus lahir, ia disebut Emannuel (Matius
1:23) Karena Dia adalah Firman, yang adalah Tuhan sendiri
(Yohanes 1:1-3) dan menjadi manusia (Yohanes 1:14), maka
IA ingin menggunakan nama-Nya sendiri, maka saat itulah
nama “sakral” Nya diwahyukan.

Matius 1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan


mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan
mereka akan menamakan Dia Imanuel" - yang berarti:
Tuhan menyertai kita.

Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman, Firman itu


bersama-sama dengan TUHAN dan Firman itu adalah
TUHAN. 1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan
TUHAN 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa
Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang
telah dijadikan.

1:14 Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara


kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Maka sebelum Tuhan Yesus lahir menjadi manusia,


malaikat datang dan memerintahkan supaya nanti diberi nama-
Nya (Lukas 1:30-31), karena sebagai manusia, Ia harus
menggunakan Nama-Nya dan tidak bisa menggunakan nama
“Aku adalah Aku”, tetapi nama Yesus dari kata Yeshua, Yesus
Kristus, Yesus yang “diurapi” atau Ha’Masiach; maka ada yang
menyebut; Yeshua Ha'Masiach : Yesus yang di Urapi/ Kristus.

Lukas 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut,


hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Elohim. 1:31 Sesungguhnya engkau akan
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki
dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus”.

32
Jadi nama ini bukan inisiatif Yusuf atau Maria, tetapi
pesan dari sorga lewat malaikat yang mendatangi Yusuf, itulah
kenapa saat berdoa Tuhan Yesus mengakui bahwa itu nama
dari Bapa (Yohanes 19: 11b-12)

Yohanes 17:11b … Ya Bapa yang kudus, peliharalah


mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah
Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu
sama seperti Kita. 17:12 Selama Aku bersama mereka,
Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu
yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah
menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka
yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan
untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab
Suci.

Jadi kita sekarang menyebut nama Tuhan siapa? Kita


bisa mengawali sapaan “Bapa” karena kita anak-anaknya,
melanjutkan sapaan dengan sebutan, misalnya Jehova Jireh:
Tuhan Ada Disini Menyediakan dan mengakhiri doa “di dalam
Nama Tuhan Yesus Kristus”, sesuai ayat-ayat ini:

Matius 6:9 Karena itu berdoalah demikian; “Bapa kami


yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu..”

Yohanes 14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam


nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa
dipermuliakan di dalam Anak. 14:14 Jika kamu meminta
sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan
melakukannya."

33
B. Iblis

1. Siapa Iblis?

Wahyu 12:9: Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut
Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia,
dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi,
bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Dalam Wahyu12 Iblis disebut dengan kata Yunani


διάβολος (baca: diabolos) yang cenderung dalam Alkitab
diartikan sebagai pendakwa palsu, dan juga pemfitnah (Band.
Yohanes 8:44, “Iblis adalah Bapa segala dusta”). Disebut juga
dalam kata Yunani Σατανᾶς (baca: Satanas) yang diartikan
sebagai musuh atau lawan, pangeran roh-roh jahat, dan
penyesat. Kedua sebutan tersebut mengarah kepada satu
pribadi Iblis, digunakan dalam bentuk tunggal, dan bukan
jamak. Dalam Wahyu. 12:9, Iblis disebut sebagai “Si Ular Tua”,
yang mungkin sekali merujuk kepada pencobaan di terhadap
Adam dan Hawa di taman Eden (Kejadian. 3).

Iblis yang adalah seorang oknum, sangat berbeda


dengan roh-roh jahat, atau malaikat-malaikat yang melayani
dia. Roh-roh jahat disebut dalam Injil diceritakan Yesus
mengusir orang yang kerasukan ‘setan’ dengan kata Yunani
δαιμόνιον (baca: daimonion), kata tersebut dalam Alkitab
bahasa Indonesia seringkali diterjemahkan dengan kata
“Setan” atau “Setan-Setan”.4

4 http://berpikiralkitabiah.blogspot.co.id/2015/04/iblis-dan-roh-roh-jahat-menurut-

alkitab.html akses 3 Janurari 2018

34
Arti kata tersebut adalah suatu kuasa Ilahi, roh yang
lebih rendah dari Tuhan tetapi lebih tinggi/lebih kuat dari
manusia, dan juga sebagai roh-roh jahat atau pelayan-pelayan
Iblis. Ketiga definisi itu benar, karena memang roh-roh jahat
adalah malaikat-malaikat yang memiliki kuasa surgawi, tetapi
kemudian terjatuh. Roh-roh jahat tersebut juga digambarkan
sebagai roh yang lebih tinggi/lebih kuat (bhs inggris: superior)
daripada manusia karena sifatnya yang seringkali mampu
menguasai manusia (seperti gejala kerasukan setan).

Hanya manusia yang lahir baru, dimana memiliki roh


Kudus akan lebih tinggi dari roh-roh jahat.

Diusirnya Setan dari surga digambarkan dalam Yesaya


14:12-15 dan Yehezkiel 28:12-15. Ketika ia diusir, Setan
membawa serta beberapa malaikat bersamanya - sepertiga
dari mereka, menurut Wahyu 12:4. Yudas 6 juga menyebut
adanya malaikat yang berdosa. Jadi, secara Alkitabiah, iblis
adalah malaikat terjatuh, yang bersama dengan Setan, memilih
untuk memberontak terhadap Tuhan.

Beberapa dari iblis ini sudah terpenjara dalam


"belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai
penghakiman pada hari besar" (Yudas 1:6) atas dosa mereka.
Masih tetap ada yang berkeliaran kesana kemari dan disebut
sebagai "pemerintah-pemerintah ... penguasa penguasa...
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini...roh-roh jahat di
udara" pada Efesus 6:12 (baca Kolose 2:15). Para iblis tetap
mengikuti Setan sebagai pimpinan mereka dan berperang
melawan malaikat kudus guna menggagalkan rencana Tuhan
dan menghalangi umat Tuhan (Daniel 10:13).

35
Para iblis, sebagai makhluk roh, mampu mengambil alih
tubuh jasmani seseorang. Kesurupan/ kerasukan iblis terjadi
ketika tubuh jasmani seseorang dikendalikan penuh oleh iblis.
Ini tidak dapat terjadi pada anak-anak Tuhan, karena Roh
Kudus mendiami hati orang yang percaya pada Kristus (1
Yohanes 4:4), yang diterima saat seseorang menerima Injil
keselematan (Efesus 1:13). Roh Kudus ini berdiam bersama-
sama roh kita (Roma 8:16)

Tuhan Yesus, dalam pelayanan-Nya di dunia,


menjumpai banyak iblis. Tentunya tidak ada iblis yang
sebanding dengan kuasa Kristus: "Dibawalah kepada Yesus
banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata
Yesus mengusir roh-roh itu" (Matius 8:16).

Otoritas Tuhan Yesus di atas para iblis itu merupakan


salah satu bukti bahwa benarlah Ia Anak Bapa (Lukas 11:20).
Para iblis yang berhadapan dengan Yesus mengetahui
siapakah Dia, dan mereka menakuti Dia: "Apa urusan-Mu
dengan kami, hai Anak Tuhan? [para iblis berteriak] Adakah
Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
(Matius 8:29). Para iblis tahu bahwa ajal mereka penuh dengan
siksaan.

Setan dan para iblisnya sekarang berusaha


menghancurkan karya Tuhan dengan menipu siapapun yang
dapat ditipu (1 Petrus 5:8; 2 Korintus 11:14-15). Para iblis
digambarkan sebagai roh jahat (Matius 10:1), roh najis (Markus
1:27), roh pendusta (1 Raja-Raja 22:23), dan malaikat Setan
(Wahyu 12:9). Setan dan iblisnya menipu dunia (2 Korintus
4:4), melancarkan doktrin palsu (1 Timotius 4:1), menyerang
orang Kristen (2 Korintus 12:7; 1 Petrus 5:8), dan melawan
malaikat kudus (Wahyu 12:4-9).

36
Para iblis/malaikat terjatuh adalah musuh Tuhan,
namun mereka adalah musuh yang telah dikalahkan. Kristus
telah "melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-
penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam
kemenangan-Nya atas mereka" (Kolose 2:15). Selama kita
tunduk kepada Tuhan, kita bisa menentang iblis, kita tidak
perlu menakuti apapun. "Roh yang ada di dalam kamu, lebih
besar dari pada roh yang ada di dalam dunia" (1 Yohanes
4:4).5

2. Apa Pekerjaan Iblis dan setan-setan?

Kembali ke kisah Ayub, dari Ayub 1:6-11 diatas kita


tahu apa pekerjaan iblis; dia berjalan menjelajah mengelilingi
bumi, dengan pikirannya yang usil dan rancangannya yang
jahat terhadap anak-anak manusia. Di manapun anda hidup
disanalah roh-roh jahat ada. Bahkan Alkitab menyebutkan
juga, musuh kita melawan roh-roh jahat di udara (Efesus 6:12).

Efesus 6:12; Karena perjuangan kita bukanlah melawan


darah dan daging, tetapi melawan penguasa-penguasa
(principallities), melawan penghulu-penghulu dunia yang
gelap ini, melawan roh-roh jahat diudara.

Dimana ada udara, itulah tempat roh-roh jahat. Iblis


mengincar Ayub, orang saleh, iblis mengincar anak-anak
Tuhan dan berusaha menghancurkannya. Tuhan Yesus
menyebut iblis sebagai si pencuri.

5 https://www.gotquestions.org/Indonesia/setan-setan.html akses 3 Janurari 2018

37
1 Petrus 5:8; Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si
Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang
mengaum-aum dan mencari orang yang ditelannya.
9; Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu
tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia
menanggung penderitaan yang sama.

Yohanes 10:10; Pencuri datang hanya untuk mencuri dan


membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan.

Kalau anda mengalami kesusahan, malapetaka,


perampokan, kemalingan, kerusuhan sosial seperti sebagian
atau seluruh yang dialami Ayub, (Saudara kita yang di Ambon,
Halhamera, Kalimantan) maka musuh kita, yang harus kita
benci, bukanlah manusia yang dipakai sebagai medium iblis
untuk melakukan operasinya. Iblis sang aktor / musuh kita,
bukan darah dan daging, karena Iblislah yang punya ide, yang
merencanakan dan melaksanakan.

Segala peristiwa yang dialami Ayub, hanya terjadi


setelah Iblis mendapat ijin dari Tuhan, lalu mengundurkan diri
dari hadapan Tuhan. Setelah undur inilah, saya percaya iblis
mengerahkan anak buahnya, roh pembunuhan, roh
perampokan, penjarahan, roh malapetaka, melalui medium
orang Kasdim dan orang Syeba.

Dalam Ayub 2:4-7, kelihatan sekali bahwa yang punya


ide jahat itu iblis, yang merancang iblis, yang melakukan juga
iblis, sehingga Ayub menjadi sakit. Iblislah pelaku kejahatan,
segala yang jahat berasal dari iblis.

Ayub 2:4; Lalu jawab iblis kepada Tuhan: Kulit ganti


kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya
ganti nyawanya.

38
5; Tetapi ulurkanlah tangan-MU dan jamahlah tulang dan
dagingnya, ia pasti akan mengutuki Engkau dihadapan-
MU.
6; Maka Firman Tuhan kepada Iblis: “Nah, ia alam kuasa-
mu; hanya sayangkan nyawanya”
7; Kemudian iblis pergi dari hadapan Tuhan, lalu
ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak
kakinya sampai ke batu kepalanya.

Tuhan itu baik, Tuhan itu kasih, Tuhan tidak berbuat


jahat, tidak berfikir jahat dan tidak merancang jahat. Yang
datang dari Tuhan adalah segala yang baik! Bahkan kitab
Yakobus mengatakan, Tuhan itu tidak mencobai siapapun,
manusia, sikap hati manusia itu yang membawa dia dalam
pencobaan.

Yakobus 1:16,17 Saudara-saudara yang kukasihi,


janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap
anugerah yang sempurna, datangnya dari atas,
diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada
perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Iblis itu roh dan roh perlu medium untuk


memanifestasikan dirinya, untuk menyatakan diri dan
perbuatannya dan roh-roh inilah yang ada dibalik perilaku,
perbuatan jahat seorang manusia atau sekelompok atau
bahkan masa yang berbuat onar dan kerusuhan. (Seperti
kerusuhan Mei 97 di Jakarta). Yesus mengerti benar akan hal
ini dan memberi teladan bagi kita dengan doanya di kayu salib,
dalam Lukas 23:34

Lukas 23:34; Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah


mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat”.

39
Kalau dalam kerusuhan, kelompok organisasi tertentu
yang melakukan, suku tertentu yang melakukan, ‘mereka’ pun
bukan musuh kita, karena dibalik itu iblislah yang bekerja,
mereka hanya medium saja. ‘Mereka’, manusia, yang ada
darah dan dagingnya, bukanlah musuh kita.

Mereka justru orang-orang yang harus kita doakan,


untuk mereka kita berdoa dan berpuasa, supaya mereka
menerima keselamatan dan tidak berbuat yang semacam itu.
Yang ada darah dan dagingnya bukanlah musuh, tetapi obyek
yang harus dikasihi, apapun sukunya dan apapun agamanya.

Mereka melakukan itu karena mereka ‘tidak tahu’ apa


yang mereka perbuat. Dalam Firman Tuhan yang lain
digunakan istilah mereka telah ‘dibutakan’ oleh illah jaman ini,
illah jaman ini bisa mamon, uang, roh agamawi, adat, kultus
tokoh, kultus tempat bahkan bisa politik ataupun dogma serta
‘theologia’.

Kita harus berdoa supaya mereka ‘dicelikkan matanya’


oleh kebenaran Firman, supaya dibuka hatinya dengan kasih
Tuhan dan bertobat. Mereka bukan musuh, mereka obyek
yang harus dilayani.

Efesus 6:11; Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata


Elohim, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu
muslihat Iblis.
12; Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan
daging, tetapi melawan penguasa-penguasa
(principallities), melawan penghulu-penghulu dunia yang
gelap ini, melawan roh-roh jahat diudara.

Kalau kita dijahati teman, orang tua, anak, mertua,


mereka bukanlah musuh kita, sederhana saja, mereka semua
yang ada darah dan dagingnya adalah bukan musuh kita,

40
tetapi obyek yang harus dikasihi. Sering orang percaya
menaruh obyek yang harus dikasihi, harus dilayani sebagai
musuh.

Kita salah menentukan sasaran kita, kita salah


mengidentifikasi musuh kita. Orang percaya bahkan saling
bertengkar satu dengan yang lain, gereja bertengkar satu
dengan lainya, seolah-olah gereja lain musuh, hamba Tuhan
lain musuh, pengerja saingan. Ini ironis sekali.

3. Iblis si penyesat

Wahyu 12:4, Dan ekornya menyeret sepertiga dari


bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas
bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang
hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera
sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

“Sepertiga dari bintang-bintang di langit” yang diseret


Iblis tersebut seringkali dikaitkan dengan sepertiga malaikat-
malaikat surga yang mengikutinya. Tetapi, terkadang juga
dikaitkan dengan manusia yang disesatkannya. Jamieson,
Fausset, Brown Commentary (JFB), memberikan tafsiran atas
ayat ini, sebagai berikut:

“His dragging down the stars with his tail (lashed back
and forward in his fury) implies his persuading to
apostatize, like himself, and to become earthy, those
angels and also once eminent human teachers who had
formerly been heavenly.”

41
Dia menyeret bintang-bintang kebawah dengan
ekornya (mengibas ke belakang dan ke depan dalam
amarahnya) menyatakan dia sedang mengajak untuk murtad,
seperti dirinya, dan menjadi keduniawian, malaikat-malaikat
tersebut, dan juga suatu waktu pengajar-pengajar manusia
terkemuka, yang tadinya bersifat surgawi. Komentar JFB
tampaknya percaya bahwa Iblis menyeret sepertiga malaikat-
malaikat surga untuk menjadi pengikutnya, tetapi juga percaya
bahwa yang diseret dalam Wahyu. 12:4 tidak hanya malaikat,
tetapi juga para pengajar palsu.6

Jika tidak berjaga-jaga pengajar terkemuka akan


berjatuhan, karena memang menjadi incaran iblis. Itulah yang
mungkin sedang terjadi sekarang ini, pemimpin gereja yang
dulunya tulus menjadi cinta uang, yang dahulu sederhana
menjadi hedonis, yang dulu rendah hati sekarang menjadi
diktator yang dikultuskan dan itu karena diseret dengan pelan-
pelan tanpa sadar

4. Melawan Iblis

Paulus dalam Efesus 6:12 menyatakan kepada kita,


bahwa perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
melainkan suatu pemerintahan di udara. Hal itu mengacu
kepada Kerajaan Iblis. Apa yang disampaikan Paulus
bersesuaian dengan fakta dalam Wahyu. 12 dimana kita dapat
mengetahui bahwa Iblis adalah suatu pribadi yang memiliki
pikiran, perasaan, dan kehendak. Ia mengingini sesuatu, ia

6 http://berpikiralkitabiah.blogspot.co.id/2015/04/iblis-dan-roh-roh-jahat-menurut-

alkitab.html akses 3 Janurari 2018

42
memikirkan sesuatu, dan ia melakukan sesuatu. Ia juga
memiliki pengikut-pengikut, ia telah berada di dunia selama
ribuan tahun, mungkin sekali lebih dari ribuan tahun.

Sampai disini kita telah cukup mengenal lawan kita si


Iblis. Dia mengaum dan berkeliling untuk mencari orang-orang
yang dapat dimangsa olehnya (1 Petrus. 5:8). Mungkin
tampaknya ia bodoh dan tidak terlalu berbahaya jika
menganggapnya sebatas binatang yang mengaum, yang tidak
memiliki kecerdasan seperti manusia. Tetapi tidak demikian
halnya dengan Iblis, ia memiliki kecerdasan, yang mungkin
sekali jauh melampaui kecerdasan manusia. Ia memiliki
banyak malaikat yang siap melayani dia. Dia juga memiliki
kerajaan, dan dia telah mempelajari manusia selama ribuan
tahun. Dia juga telah mempelajari anda dan saya. Karena itu
kita harus berhati-hati.

Hal yang paling sering dilupakan manusia, terutama


orang Kristen kalangan karismatik adalah Iblis dan pengikutnya
telah dibuang ke bumi. Maka kita tidak bisa mengusir Iblis dan
kerajaannya keluar dari bumi! Perhatikanlah, tidak pernah
terdapat satu kasus pun dalam pelayanan Tuhan Yesus dan
murid-murid-Nya yang mengusir Iblis dari bumi sebelum
waktunya! Orang karismatik mengusir Iblis keluar dari rumah
mereka, mengusir Iblis keluar dari Gereja, mengusir Iblis keluar
dari kota mereka, alasannya menyucikan dan sebagainya.

Hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Iblis ditetapkan


Tuhan untuk berkuasa atas dunia. Masakan kita mengusir Iblis
yang dibuang Allah ke bumi? Jika diusir dari bumi, lalu mereka
mau ditempatkan dimana? Suka tidak suka, mau tidak mau,
kita harus hidup berdampingan dengan Iblis. Karena itu, para
pengikut Kristus tidak pernah diajarkan mengusir Iblis dari
dunia, tetapi diajarkan untuk berperang, berjuang, dan

43
bertahan melawan serangan si Iblis dengan perlengkapan
senjata rohani (Efesus. 6:10-17).

Yang kedua yang perlu diingat, orang-orang Kristen


sekalipun diberi kuasa menjadi anak-anak Tuhan, tetap tidak
dapat menghancurkan kuasa kerajaan Iblis di dunia. Satu-
satunya peristiwa yang ditetapkan Tuhan untuk
menghancurkan kuasa Iblis adalah pada kedatangan Tuhan
Yesus yang kedua. Sebelum itu, setiap orang Kristen, hanya
bisa berperang, bertahan, dan berjuang melawan serangan-
serangan dari si jahat. Karena itu, orang-orang Kristen yang
menekankan dunia roh dsbnya, harus berhenti beranggapan
bahwa mereka bisa menghancurkan kuasa Iblis di dunia.

Alkitab mengajarkan bahwa Iblis akan semakin


berkuasa menjelang kedatangan-Nya. Tetapi pada
kedatangan-Nya, Tuhan Yesus akan mengalahkan kuasa Iblis.
Saya tidak perlu sebutkan ayatnya, seluruh orang Kristen pasti
pernah membaca ayat-ayat seperti itu.

Jadi apa yang kita bisa lakukan? Pelajari dan ikuti


teladan Tuhan Yesus, waktu menjadi manusia diantara kita

Efesus 6:10-11 “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam


Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah
seluruh perlengkapan senjata Elohim, supaya kamu
dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.”

44
C. Malaikat

Kita memang hidup di dunia yang jahat, yang


membenci kita, karena dunia dikuasi si-jahat dan kita adalah
anak-anak Tuhan, anak-anak terang atau anak-anak kebaikan.
Tetapi jangan takut, karena Tuhan akan melindungi kita dari si-
jahat,

Yohanes 17:14; “Aku telah memberikan Firman-Mu


kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena
mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari
dunia.
15; Aku tidak meminta Engkau supaya Engkau
mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau
melindungi mereka dari pada yang jahat.

Kembali ke kisah Ayub diatas, juga jelas sekali


pengakuan iblis dihadapan Tuhan, bahwa iblis tidak bisa
melampaui ‘pagar’ yang dibuat oleh Tuhan disekitar Ayub,
orang-orang saleh, orang benar, orang percaya. Apakah
‘pagar’ atau ‘perlindungan’ yang dibuat Tuhan itu?

1. Malaikat

a. GABRIEL

Gabriel memainkan peran dalam kisah kelahiran Yesus,


dan juga sepupu Yesus, yakni Yohanes Pembaptis yang
usianya lebih tua 8 bulan dari Yesus.

45
Lukas 1 mengisahkan tentang imam Zakharia, yang
melihat malaikat di bait Tuhan. Gabriel mengumumkan bahwa
istri Zakharia, Elisabet, akan melahirkan seorang anak laki-laki
yang akan “menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak
bagi-Nya.” Zakharia yang sudah tua menjadi ragu-ragu, maka
Gabriel yang menyatakan bahwa ia “yang melayani Tuhan”
(ayat 19), menghukum Zakharia menjadi bisu sampai bayi itu
dilahirkan.

Gabriel mendatangi Maria di nazaret dan memberi tahu


bahwa ia akan melahirkan seorang anak, “Anak Tuhan Yang
Mahatinggi” (ayat 32). Maria menjawab bahwa ia adalah
seorang perawan, tetapi Gabriel berkata, “Roh Kudus akan
turun atasmu dan kuasa Tuhan Yang Mahatinggi akan
menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Tuhan” (ayat 35).

Gabriel menampakkan diri kepada Daniel dalam kitab


Daniel sebagai penafsir dari berbagai penglihatan Daniel yang
misterius. (Daniel 8:16; 9:21) 7

b. MIKHAEL

Ada beberapa Mikhael dalam Alkitab, tetapi hanya satu


yang penting yaitu Mikhael yang menjadi malaikat dengan
jabatan Sang Penghulu Malaikat atau semacam “pemimpin
malaikat atau kepala para malaikat.” Nabi Daniel menyebut dia
lebih dari sekali sebagai “pemimpin”, Mikhael adalah malaikat
pelindung surgawi bagi umat/bangsa Israel (Daniel 10:13,21;
12:1).

7 http://www.in-christ.net

46
Kitab Wahyu menggambarkan sebuah peperangan
pada akhir zaman, dengan Mikhael dan malaikat-malaikatnya
bertempur melawan Naga, Ular Tua, Setan dengan 1/3 para
malaikat surga yang mejadi pemberontak mengikuti Iblis
(Wahyu 12:4,7). Jadi Mikhael lebih terlihat perannya pada akhir
zaman ini.

c. ABADON / APOLION

Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat


jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan
dalam bahasa Yunani ialah Apolion (Wahyu 11:9) Arti
namanya ialah Kehancuran (Abadon) atau
Penghancur/Pembinasa (destroyer-Apolion) Malaikat Jurang
Maut ini memimpin para malaikat lain untuk menyiksa para
manusia yang tidak memakai meterai Tuhan di dahinya selama
5 bulan.

Rupa Abadon dan para malaikat ini dalam bentuk


belalang-belalang seperti kuda yang disiapkan untuk
peperangan, di atas kepala mereka ada sesuatu yang
menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti
muka manusia, rambut seperti rambut perempuan, gigi seperti
singa, dada seperti baju zirah, bunyi sayap mereka seperti
bunyi kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke
medan peperangan, ekornya seperti kalajengking dan ada
sengatnya, di dalam ekor mereka terdapat kuasa untuk
menyakiti manusia lima bulan lamanya. Peristiwa ini terjadi
pada akhir zaman ketika malaikat meniupkan sangkakala ke
lima. Para Malaikat ini hanya menyiksa tetapi tidak mencabut
nyawa manusia pada 7 tahun masa kesusahan di akhir zaman
nanti.

47
2. Malaikat Penjaga

Matius 18:10 menyatakan, “Ingatlah, jangan menganggap


rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku
berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang
selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.”

Dalam konteks, “yang kecil” ini bisa berarti semua yang


percaya kepadaNya (ayat 6), atau merujuk pada anak-anak
kecil (ayat 3-5). Ini adalah ayat kunci ketika mendiskusikan
malaikat penjaga.

Tidak diragukan bahwa malaikat baik membantu


melindungi (Daniel 6:20-23; 2 Raja-Raja 6:13-17),
mengungkapkan informasi (Kisah 7:52-53; Lukas 1:11-20),
membimbing (Matius 1:20-21; Kisah 8:26), menyediakan
(Kejadian 21:17-20; 1 Raja-Raja 19:5-7), dan melayani orang-
percaya secara umum (Ibrani 1:14). Masih banyak lagi contoh
semacam ini dalam Alkitab.

Pertanyaan yang muncul itu apakah setiap orang – atau


setiap orang percaya – mempunyai malaikat yang melekat
kepadanya. Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel memiliki
penghulu malaikat (Mikhael) yang ditugaskan kepada mereka
(Daniel 10:21; 12:1), namun di dalam Alkitab tidak pernah
disebutkan malaikat “ditugaskan” kepada perorangan (para
malaikat kadang diutus kepada individu-individu, namun tidak
pernah dicantumkan adanya tugas “permanen”).

48
3. Pagar malaikat

Mazmur 34:7; Malaikat Tuhan berkemah disekeliling


orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan
mereka.

Keluaran 23:20,23; Sesungguhnya Aku mengutus


seorang malaikat berjalan didepanmu.

Mazmur 91:11; Sebab malaikat-malaikat-Nya akan


diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di
segala jalanmu.

Tuhan adalah suatu pribadi, dan dia ada, iblis adalah


pribadi dan dia ada, hal yang sama dengan malaikat adalah
pribadi dan ada. Malaikat datang kepada Zakharia dan
berbicara, malaikat datang kepada Maria dan Yusuf, kepada
Daniel dan banyak sekali kisah malaikat kita jumpai di
sepanjang Alkitab. Tuhan kekal, Tuhan tidak berubah, Yesus
tidak berubah demikian juga malaikat-malaikat Tuhan masih
ada dan bekerja sampai sekarang ini dibawah perintah Tuhan.
Malaikat memagari, menjagai, melindungi orang-orang
percaya.

Kalau saudara doa malam dan minta dijagai, malaikat


yang menjagai, jangan berdoa seperti Tuhan yang disuruh-
suruh menjagai seperti pembantu atau satpam kita. Hormati
Tuhan, sembah dia dan minta supaya malaikat-Nya dikirim
memagari rumah kita, mobil kita, perusahaan kita dan asset-
asset lainnya. Atau malah bersyukur karena Tuhan sudah
memberikan malaikat-Nya berkemah disekitar kita.

49
Nabi Elisa pernah dikepung oleh tentara Aram, yang
bermaksud untuk menangkapnya, ketika ia ada di kota Dotan
bersama bujangnya. Hal itu membuat bujangnya ketakutan,
dan Elisa berdoa, supaya Tuhan membuka mata roh
bujangnya supaya bisa melihat.

2 Raja-raja 6: 17; Lalu berdoalah Elisa: “Ya Tuhan:


Bukalah kiranya matanya, supaya ia bisa melihat.” Maka
Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat.
Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta
berapi SEKELILING Elisa.

Elisa tidak berdoa: “Tuhan lindungi saya, jagai saya,


kirim malaikatmu” Tidak! Elisa sudah beriman bahwa malaikat
itu ada di selilingnya! Elisa tidak takut! Elisa beriman.
Bujangnya yang takut, dan Elisa berdoa supaya bujangnya
melihat malaikat. Walaupun secara mata jasmani saya tidak
melihat malaikat, tetapi saya percaya mereka ada dan hadir
disekitar saya, dan itu membuat saya tidak takut.

Melalui Yayasan Pulihkan Indonesia, tahun-tahun 1997-


2002, saya keliling Indonesia dan menyampaikan materi buku
ini dalam SEMINAR PENDAMAIAN dan KKR ‘MALAM
PENDAMAIAN’, ke seluruh pelosok negri.

Tidak takut ketika ditengah pergolakan perang Aceh,


saya masuk kesana dua kali di tahun 1999 dan dua kali di
tahun 2000 untuk melakukan penginjilan bahkan sekali
penginjilan KKR di tempat terbuka di pinggir jalan besar raya
Aceh. Hal yang sama saya lakukan ketika pecah kerusuhan di
Sanggau Ledo, Kalimantan barat, saya melakukan perjalanan
misi KKR Pemulihan dan pertobatan di daerah sana dan
meminta kekerasan dihentikan dengan mengusir roh-roh

50
perkelahian, pertengkaran di depan massa orang Dayak di
lapangan terbuka di Sangau ledo dan sekitarnya.

Hal yang sama ketika kerusuhan di Maluku Utara pecah


dan saya tidak bisa kesana melalui Ternate, karena masih
dikuasai pasukan ’putih’, maka dengan menumpang perahu
kopra, perahu kayu, saya melintas laut lepas, yang
memerlukan waktu 17 jam di atas laut! Dari Manado ke kota
Ibu. Padahal jika naik pesawat ke Ternate hanya 1 jam, lalu
naik speed boat ke Maluku Utara juga tambah 1 jam lagi.

Ditengah tengah situasi semacam itu, beberapa kali


saya mengalami, bagaimana Tuhan meluputkan dari petaka,
keadaan tidak baik dan kecelakaan ataupun penghadangan
secara ‘tepat’ dan disadarkan secara kuat, bahwa malaikat itu
ada dan nyata. Malaikat menjagai dan melindungi sesuai
perintah Tuhan, sesuai doa kita.

Saya tidak berdoa; “Tuhan kirim malaikatmu” Saya


bersyukur kepada Tuhan untuk malaikat-malaikat-Nya yang
menyertai saya. Saya berbicara kepada malaikat-malaikat
dalam doa saya dan memerintahkan para malaikat di dalam
Nama Yesus supaya mereka berjaga-jaga. Saya tidak
memerintah Tuhan, saya menyembah, saya mengagungkan,
saya mengapdikan hidup kepada Tuhan. Saya tidak
merengek-rengek, saya beriman kepada Tuhan akan janjinya
dan penyertaan-Nya.

Sadrak, Mesah dan Abednego juga mengalami pagar


malaikat yang luar biasa ini. Ketika Raja Babel marah dan
melemparkan mereka ke dalam dapur api, maka mereka tidak
terbakar, sebab ada malaikat yang besama mereka dan
memagari, melindungi mereka dari api.

51
Daniel 3:28; Berkatalah Nebukadnezar: “Terpujilah
TUHANnya Sdrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah
mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-
Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya … dan
tidak menyembah allah manapun kecuali TUHAN mereka.

Daniel mengalami hal yang serupa, ketika para


pembesar dan pegawai Raja Dairus iri dengan Daniel. Ketika
Daniel dimasukkan ke dalam gua singa, maka para malaikat
melindungi Daniel dengan mengatupkan mulut singa-singa
yang buas.

Daniel 6:22; “TUHAN-ku telah mengutus malaikat-Nya


untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga
mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku
tak bersalah dihadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku,
ya raja, aku tidak melakukan kejahatan”.

Pagar keamanan malaikat yang kuat dan sangat nyata.


Hal ini bukan hanya cerita dan dongeng masa lalu, dalam sub
bab berikutnya, saya saksikan bahwa hal serupa juga terjadi
dalam hidup anak-anak Tuhan yang takut akan Dia.

4. Kesaksian pagar malaikat

Seorang Ibu, Ibu Setiawati (bukan nama sebenarnya),


menelpon saya dengan terisak menangis dan berkata terbata-
bata; “Pak sebelah saya, bangunan satu kopel, satu dinding itu
Bank BCA dan dibakar massa, sebelah yang lain lagi juga
toko, dijarah dan dibakar masa” Saya hibur ibu ini sebisa saya,
karena dimana-mana memang kerusuhan massa yang luar
biasa melanda Jakarta, Mei 1997 lalu.
52
Ibu ini seorang yang setia setiap bulan menyumbang
Yayasan Pulihkan Indonesia yang saya kelola, menopang
hidup banyak hamba-hamba Tuhan desa maupun sekolah
Paud di pedalaman. Program membantu kehidupan pendeta-
pendeta di desa dengan bantuan keuangan dan juga bantuan
buku-buku rohani, gitar, pembangunan gereja ataupun
kebutuhan lainnya sesuai dengan permintaan gereja di desa
dan sesuai dengan beban yang Tuhan berikan ke donatur yang
menyalurkannya lewat kami.

Namun Ibu ini berkata setelah saya dalam telphone itu


banyak bicara menguatkan; “Pak saya menangis sekarang ini,
bukan karena kantor dan rumah saya terbakar, saya menangis
melihat kuasa dan perlindungan Tuhan, saya terharu buat
Kasih setia-Nya, yang melindungi kami sekeluarga, bahwa
Tuhan tidak meninggalkan anak-anak-Nya yang takut akan
Dia”. “Walaupun sebelah rumah terbakar habis, sungguh
mengherankan kalau tidak ada satupun bara api yang bisa
merembet ke rumah kami yang satu dinding, satu ‘kopel’!”

Saya tidak lagi menghibur ibu ini dalam percakapan


telephone itu, tetapi ganti bersaksi apa yang saya alami juga
hari itu dengan kantor kami, dan kami saling dikuatkan, bahwa
Tuhan itu baik, Tuhan itu hidup, dan malaikat-Nya itu benar-
benar ada. Ada perlindungan dalam hadirat Tuhan.

Hal yang sama saya alami dengan gudang dan kantor


yang kami miliki. Saya memiliki usaha dagang sepatu, dalam
sistem multi level marketing yang disebut ’IFA Club’
(Kemudian menjadi IFA DASYAT), sejak usaha ini berdiri th
1992 hinggga 2019 saya salah satu pemegang saham dan
komisaris perusahaan ini.

53
5. Pagar malaikat itu nyata

Hari itu, 13 Mei 1997 dimana-mana ruko, toko


dibongkar, dijarah dan dibakar termasuk daerah Ciputat hingga
Pamulang dimana toko, kantor dan gudang usaha saya
berada.

Dengan hati yang berdebar, saya naik sepeda motor,


mobil saya tinggal di rumah, sebab dimana-mana massa
berkumpul di jalan-jalan dan sangat sulit bagi mobil untuk
melintas. Betapa tidak berdebar kalau sepanjang jalan saya
melihat dengan mata sendiri bagaimana masa yang beringas,
dirasuk roh-roh jahat, melampiaskan amarah, dendam
kesumat, iri hati dan dengki dalam amuk masa. Saya ke
kantor untuk melihat keadaan gudang kami, menemui partner
saya yang tinggal sebelah kantor dan untuk ‘mengurapi’
dengan minyak pagar-pagar kantor.

Hari itu ternyata kantor dan gudang kami ‘masih’


selamat tak ada apa-apa yang terjadi. Dengan minyak ‘urapan’
saya mulai mengolesi pagar kantor dan berkata: “Dalam nama
Yesus aku tandai tempat ini dengan minyak kudus Tuhan,
sebagai tanda batas, disinilah malaikat-malaikat-Nya berjaga-
jaga, dan tidak seorangpun dengan niat jahat akan
melintasinya, dalam Nama Yesus. Amin”

Hari esoknya, hari kerusuhan kedua, masa lebih


beringas dan lebih terang-terangan merusak, merampok dan
menjarah, dengan membawa truk dan mobil, mereka
mendobrak toko-toko dan mengangkut isinya. Masa juga mulai
berkumpul didepan kantor dan gudang kami, dan berteriak-
teriak: ”Cina..! Cina …!” Mereka tahunya usaha ini milik

54
partner / kongsi saya yang warga keturunan Cina. (Saya
sendiri orang Jawa)

Sungguh heran dan ajaib kalau sepanjang hari dan


hari-hari selanjutnya, mereka hanya berteriak-teriak dan pergi
lagi. Datang lagi masa yang lain dan melakukan hal yang
sama, tanpa ada satu batupun yang dilemparkan dan tanpa
ada satupun orang yang melintas pagar untuk merusak dan
mengambil. Memang benar, perlindungan malaikat-Nya itu
ada dan nyata bagi anak-anak-Nya yang takut akan Dia dan
yang hidup benar dihadapan-Nya.

Beberapa teman saya lainnya ternyata mengalami hal


serupa. Mereka dan saya adalah orang-orang yang
memperhatikan hamba-hamba Tuhan desa. Tuhan punya
kepentingan dalam usaha kami.

6. Pagar Kasih Setia

Yusuf banyak mengalami ujian, dijahati orang,


dikhianati, namun Yusuf tetap berhasil dan menjadi berkat,
karena kasih setia Tuhan yang menyertai dia. Tuhan
menyertai Yusuf, karena Yusuf hidup benar dan sungguh-
sungguh dihadapan Tuhan. Tuhan menyertai orang yang
bersungguh-sungguh hati mengikuti Tuhan. Tuhan tidak akan
melupakan!

Kejadian 39:21; Tetapi Tuhan menyertai Yusuf dan


melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat
Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

55
Selain pagar keamanan dengan malaikat, Tuhan
memagari kita dengan pagar perlindungan kasih setia-Nya.
Daud juga berkata demikian;

Mazmur 31:21; Terpujilah Tuhan, sebab kasih Setia-Nya


ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu
kesesakan!

Mazmur 42:8; Tuhan memerintahkan kasih setia-Nya


pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan
nyanyian, suatu doa kepada Tuhan kehidupanku.

Mazmur 59:17; Tuhan-ku dengan kasih setia-Nya akan


menyongsong aku; …

Mazmur 59:10; Ya kekuatanku, bagiMu aku mau


bermazmur; sebab Tuhan adalah kota bentengku, Tuhan-
ku dengan kasih setia-Nya!

Daud berkata bahwa kasih setia Tuhan, Tuhan dengan


kasih setia-Nya adalah kota benteng, kota benteng adalah kota
perlindungan yang aman dari serangan musuh. Kota benteng,
kota yang dipagari dengan benteng pertahanan. Kota benteng
kita adalah KASIH SETIA TUHAN!

Sungguh bukan hanya konsep theologis bahwa kita


anak-anak Tuhan, tetapi kita sesungguhnya anak-anak Tuhan,
yang dilahirkan bukan oleh darah dan daging tetapi oleh Roh
melalui Yesus Kristus. Dan Kasih Setia Tuhan, itu selama
lamanya. Bahwasanya untuk selama lamanya kasih setia-Nya!
Kasih Tuhan tidak berkesudahan! Kasih Tuhan kekal!

Kasih setia Tuhan itu tidak berkesudahan, Dia


melakukan karena kasihNya! Salah satu cara membuat kasih
setia Tuhan menyertai kita, adalah kalau kita hidup dalam
kasih. Firman Tuhan dalam kitab Yohanes berkata;

56
“Barangsiapa ada dalam kasih, ia ada dalam Tuhan dan
Tuhan ada di dalam dia.”

Dengan hidup di dalam kasih, berbuat sesuatu karena


kasih, dan melakukan tindakan kasih, maka Tuhan akan
menyertai dan bahkan tinggal dalam kehidupan kita.

Kita berbuat baik bukan supaya Tuhan menjagai kita, itu


namanya penakut. Kita berbuat baik bukan supaya kita
diberkati, itu namanya cinta uang. Kita berbuat baik
karena kasih Tuhan yang bekerja di dalam kita.

Saya menjumpai banyak kasus teman-teman saya


yang selama kerusuhan dijagai Tuhan sedemikian rupa,
bahkan tahun 1997-1998 ada lonjakan omset, lonjakan berkat.
Mereka adalah sponsor / donatur setia Yayasan kami. Saya
mengerti mengapa mereka dijagai sedemikian rupa? Karena
Tuhan punya kepentingan di dalam kehidupan kami (saya dan
mereka), Kami orang-orang yang melayani dengan perbuatan
kasih secara nyata, maka pagar Kasih Setia Tuhan juga
menyertai kami luar biasa.

Jika usaha kami bangkrut, maka bukan hanya kami


yang rugi, tetapi juga ‘pekerjaan Tuhan’, tetapi juga ratusan
hamba-hamba Tuhan di pedesaan akan kena dampaknya.
Tuhan punya kepentingan dalam usaha kami. Itu bisa terjadi
jika kita hidup sesuai rencana Tuhan, hidup dalam rancangan
Tuhan, dan rancangan Tuhan atas hidup kita bukan untuk
‘memberkati kita’ tetapi memakai kita sebagai ‘saluran berkat’.
Tuhan mau memakai kita sebagai alat untuk menyatakan
KASIH SETIA TUHAN! Maka pagar KASIH SETIA TUHAN,
akan menjadi KOTA BENTENG PERLINDUNGAN!

57
“Tuhan lihatlah apa yang telah kulakukan
dihadapanMU, bagi umatMU, dinegri tercinta ini”

“Kami mengasihi para hambaMU ya Tuhan”

“Kami mengasihi umatMU”

Malaikat jangan disembah

Alkitab jelas menyatakan bahwa sekalipun malaikat


memiliki kuasa dan pengetahuan yang melampaui
manusia, mereka itu makhluk-makhluk ciptaan sama
seperti kita dan “tidak ada apa-apanya” dibandingkan
Tuhan.

Oleh karena itu, mereka tidak boleh disembah


(Keluaran 20:1-6; Kolose 2:18). Sebaliknya,
penyembahan haruslah ditujukan hanya kepada Tuhan.

58
D. Kenapa Tuhan Ijinkan?

Kalau pagar dan perlindungan-Nya begitu banyak, kuat


dan dasyat, mengapa sering terjadi dalam kehidupan orang
percaya hal-hal yang menunjukkan bahwa semua diatas
omong kosong dan ilusi belaka ?

Kembali ke kisah Ayub, Ayub hanya bisa mengalami


semua peristiwa yang terjadi setelah TUHAN MENGIJINKAN.
Tanpa seijin Tuhan tidak ada perkara yang bisa terjadi dan
menimpa orang-orang percaya. Karena orang percaya adalah
anak-Nya dan milik-Nya.

Mengapa harus seijin Tuhan? Karena seperti kata


Tuhan Yesus, kita bukan dari dunia ini, tetapi dari Roh, dari
atas, dari sorga, kita ini warga Kerajaan Sorga! (Efesus 2:19)
yang tinggal di bumi.

Efesus 2:19; Demikianlah kamu bukan lagi orang asing


dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-
orang kudus dan anggota-anggota keluarga Tuhan.

Kita menjadi warga Kerajaan Sorga karena kelahiran


kembali di dalam Yesus Kristus. Lahir kembali bukan oleh
darah atau daging tetapi oleh Roh.

Yohanes 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,


tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-
Nya. 12; Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-
Nya kuasa supaya menjadi anak-anak TUHAN yaitu
mereka yang percaya dalam nama-Nya;

59
Dengan status kita orang percaya yang semacam itu,
maka benar-benar hanya seijin Tuhan-lah segala sesuatu baru
bisa terjadi atas kita. Bahkan Tuhan Yesus berkata, seutas
rambut kita tidak akan jatuh tanpa ijin dari Bapa! Kalau rambut
saja seijin Tuhan apalagi peristiwa-peristia penting lainnya.

Jadi mengapa kita mengalami hal-hal yang tidak baik ?


Karena diijinkan Tuhan! Mengapa Tuhan ijinkan ? Dari kisah
pemulihan yang akan kita bahas berikut ini, saya percaya
saudara sendiri akhirnya akan bisa membuat kesimpulan,
mengapa Tuhan mengijinkan itu terhadap Ayub, dan juga
mengapa sering Tuhan mengijinkan hal itu dalam kehidupan
kita.

Doa saya bukan hanya saudara dapat mengambil


kesimpulan, tetapi hikmat dan perubahan hidup, bahkan sikap
hidup dimana punya keyakinan iman bahwa tidak ada peluang
bagi si iblis, tidak alasan bagi Tuhan untuk mengijinkan itu
semua terjadi. Keyakinan iman jika iblis menghadap Tuhan
dan minta ijin untuk menjamah kita, maka Dia akan
menghardiknya. Keyakinan iman yang muncul dari sebuah
sikap hidup yang benar.

Mengapa Tuhan ijinkan? Tuhan mengijinkan karena


kasih-Nya, karena didikan-Nya, untuk mendatangkan kebaikan
bagi kita!! Manusia, iblis bisa mereka-reka kejahatan, tetapi
Tuhan mampu merubahnya menjadi kebaikan.

Roma 8:28; Kita tahu sekarang bahwa Tuhan turut


bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai rencana
Tuhan.

Kejadian 50:20; Memang kamu telah mereka-rekakan


yang jahat terhadap aku, tetapi Tuhan telah mereka-

60
rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan
seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup
suatu bangsa yang besar.

Yang akan lebih saya tekankan dalam buku ini adalah


proses bagaimana pemulihan terjadi, bagaimana hal tidak baik
yang terjadi bisa berubah menjadi kebaikan, apa sikap hati
yang harus kita lakukan, belajar dari kisah pemulihan Ayub.

Mengapa Tuhan ijinkan? Tuhan mau melalui apa yang


terjadi, sifat-sifat, karakter dan jiwa Ayub diubahkan. Sering
sifat asli seseorang itu muncul dan kelihatan ketika sedang
susah, ketika ditekan, ketika sibuk, ketika capai dan lelah.
Sifat-sifat yang bahkan mungkin membuat seorang istri
terperanjat akan sifat suaminya dan sebaliknya.

Tuhan sering ijinkan sesuatu terjadi, masalah terjadi


supaya seseorang bergumul dan melalui pergumulan itu ia
mengenal diri sendiri, mengenal kelemahan, kekurangan dan
kelebihanya. Melalui pergumulan seseorang akan menemui
jati dirinya, kekurangannya dan dengan demikian bisa
memperbaikinya.

Kalau kita tidak bisa damai dengan diri sendiri,


bagaimana kita bisa damai dengan orang lain? Sering kita
mengutuk atau bermusuhan dengan orang lain, sebenarnya
muncul dari sebuah fondasi yang rapuh, fondasi yang retak,
fondasi sebuah sikap hidup yang mengeluh, kecewa dengan
diri sendiri, tidak bisa menerima diri sendiri, bahkan mengutuk
dan menyesali diri sendiri.

Pemulihan akan terjadi kalau kita; PERTAMA; DAMAI


DENGAN TUHAN, lalu KEDUA; DAMAI DENGAN DIRI
SENDIRI. Jangan berbantah-bantah terus dalam hati, keras
61
kepala, tegar tengkuk dan berbantah-bantah seperti Ayub.
Jangan serang dirimu sendiri dengan mengutuki dirimu,
mengeluh dan kecewa serta kepahitan. Terima dirimu sendiri,
mengucap syukur dengan dirimu dan terima apa adanya dirimu
sendiri, terima apa yang Anda miliki, dan fungsikan apa yang
engkau miliki saat ini.

Perlunya kita menerima dan mengucap syukur dengan


diri sendiri.

Berikut ini saya berikan beberapa kejadian yang saya


alami, bahkan saya tidak menduga akan mengalaminya,
namun terjadi juga.

1. Terbakar Habis

Libur sekolah tahun 2009, saya akan keluarga ke Bali,


seminar Keluarga di Gereja Mawar Sharon, Cabang Bali.
Sebelum saya mengajar, maka anak-anak bisa tampil ke
panggung untuk bersaksi dan di sesi tanya jawab istri saya ikut
naik panggung menjawab pertanyaan jemaat. Pelayanan
sekeluarga yang saya impikan.

Hari terakhir, sekitar jam 3 dini hari, saya di telepon


bahwa rumah saya, yang juga kantor Yayasan, Sekolah dan
gudang buku terbakar, tapi truk pemadam kebakaran yang
hanya 4 km datang terlambat dan dalam waktu 2 jam sudah
roboh, ludes terbakar. Pemadam kebakaran datang dan
berhasil mencegah supaya tidak merambat ke rumah sebelah
(rumah kosong), tetapi gedung kami lantai 2 ludes dan atapnya
ambruk.

62
1990 saya merantau ke Jakarta, hidup dari bawah,
kontrak rumah pethak dipinggir kuburan, merangkak dari
bawah, bekerja keras belasan tahun, hidup sangat sederhana
supaya bisa menabung dan mengumpulkannya selama 19
tahun kemudian terbakar tanpa di asuransi.

Saya mengajarkan perlindungan Tuhan, pagar


malaikat, dan harta ludes terbakar. Kenapa Tuhan ijinkan?

Pelajaran “Tuhan ijinkan dengan suatu alasan” ini juga


di satu sisi menambah pergumulan saat mengalami musibah.
Karena ada saja orang-orang kristen, jemaat yang tidak
menolong tetapi malah bisik-bisik “Kita nggak tahu hidup dia
yang sebenarnya … dosa apa yang masih disimpan atau diam-
diam dilakukan” Ini persis pembicaraan Elifas, Bildad dan
Sofar. Tapi saya tetap setuju bahwa Tuhan pasti punya
ALASAN atau TUJUAN.

Roma 8:28 menjelaskan mendatangkan kebaikan. Tapi


apa baiknya rumah terbakar dan tidak di asuransi? Yakobus
1:1-3 mendatangkan kesempurnaan, ini lebih mudah di
pahami, supaya kita makin tabah, makin kuat, makin dewasa
dan makin rohani. Atau kisah bagaimana Yusuf, Daniel,
Sadrakh, Mesah dan Abednego, serta Paulus maupun para
hamba-hamba Tuhan mengalami masalah dan justru itu
KESEMPATAN untuk menjadi TELADAN dan KESAKSIAN
bagaimana menghadapi realita kehidupan yang tidak pernah
lepas dari MASALAH ataupun KEADAAN.

Saya lanjutkan kisah seputar kebakaran. Paling tidak


ada 3 hal yang terus saya ingat sampai sekarang (tahun 2022)
saat saya merisi buku ini.

63
a. Dilaporkan Polisi dan Bersaksi

Pagi itu kami terbang flight pertama dari Denpasar ke


Jakarta dan menjumpai bangunan kami sudah menjadi
onggokan sampah dan abu. Malam hari kami Mezbah
Keluarga, menangis dihadapan Tuhan, namun tidak lama
kami mulai mensyukuri yang masih ada dan bukan
menangisi yang hilang. Kalau kami ada di Jakarta saat
kebakaran, memang bisa saja kami ada waktu lebih cepat
memadamkan api, mengurus Pemadam Kebakaran atau
membawa barang-barang berharga keluar rumah, namun
sebaliknya mungkin traumanya lebih hebat.

Kami mensyukuri kami semua selamat dan sehat, kami


mensyukuri tanahnya tidak terbakar dan luasnya tidak
berubah. Kami mulai menaikan doa ucapan syukur dan
menyembah Tuhan.

Esok harinya kami mengurus segala sesuatu, dan


tampil ceria, menyapa tetangga, tersenyum, bercanda
seperti sedia kala.

Tapi di luar dugaan kami, polisi datang memasang


police line, kami dilarang masuk untuk membersihkan
selama dalam masa penyelidikan, dengan ancaman jika
garis dilanggar maka tidak akan diberikan “Surat
Keterangan”. Melalui pembicaraan singkat, rupanya ada
tetangga yang menduga kami sengaja membakar, karena
mengalami musibah kok ketawa-ketawa, seperti tidak
mengalami apa-apa, padahal kehebohan kebakaran,
kebisingan Sirene Pemadam Kebakaran, orang yang
akhirnya berkumpul dianggap ‘mengganggu ketenangan’
sementara yang mengalami tidak sedih malah ketawa-
ketawa.

64
Ternyata bersuka cita dalam segala perkara, bisa ada
masalah juga, ha ha ha. Akhirnya kami jelaskan ke Polisi
bahwa bangunan kami tidak di asuransi, sehingga tidak
membutuhkan ‘Surat Keterangan” untuk asuransi. Ketika
Polisi tahu bahwa bangunan tidak di asuransi, maka
langsung berkata; “Silahkan jika police line nya mau
dicabut”. Kami dibantu staff, guru-guru Play Group,
tetangga yang baik dan anggota Family Altar kerja bakti
membersihkan lokasi.

Namun rupanya sikap kami menjadi menarik bagi


beberapa tetangga dan juga staff saya di kantor termasuk
keamanan dan ada yang bertanya; “Apa rahasia hidup
bapak, kehilangan milyaran ludes terbakar kok tetap tegar
dan bersuka cita seperti tidak terjadi apa-apa?”

Saat itulah saya bersaksi mengenai apa yang saya


miliki yang tidak terbakar, bukan harta yang lebih banyak
yang disimpan di Bank, karena kami tahun lalu baru saja
mengeluarkan tabungan untuk merenovasi bangunan yang
terbakar tersebut. Tuhan ijinkan supaya ada momentum
untuk bersaksi tentang kekekalan.

Matius 6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga;


di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan
pencuri tidak membongkar serta mencurinya

Harta yang tidak terbakar adalah harta di sorga,


amal, perbuatan baik dan terlebih adalah keselamatan
jiwa kami dan jiwa-jiwa orang-orang yang kami
selamatkan.

65
b. Melayani dalam Kesulitan

Kebakaran tersebut terjadi saat libur sekolah, karena itu


kami sekeluarga ke Bali, namun agenda tahunan ibur
sekolah kami mengumpulkan guru-guru Happy Holy Kids
dari seluruh Indonesia untuk training di jakarta dan untuk
menghemat biaya, menggunakan bangunan yang terbakar
tersebut.

Bangunan ini bekas Sport Club, jadi memang cukup


besar untuk lantai 1 dipakai sebagai Play Group dan
Taman Kanak-Kanak, lengkap dengan kolam Renangnya.

Saat terbakar adalah H-2 sebelum training di mulai. Ikut


terbakar adalah perbekalan seperti beras, kasur busa lipat
dan aneka perkakas untuk training guru selama 14 hari
tersebut.

Setelah kerja bakti membersihkan lokasi, ternyata


ruangan Aula samping masih bisa digunakan, demikian
juga beberapa kelas lantai 1, walau atap roboh dan lantai 2
ludes terbakar, rupanya lantai 1 masih terlindungi.

Singkat cerita para Guru Happy Holy Kids pusat selaku


penyelenggara Training bekerja ekstra keras.
Membersihkan lokasi, membeli peralatan baru (yang
terbakar), mengatur penginapan (di rumah kontrakan saya)
karena rencananya sebagian akan menginap di lantai 2
yang terbakar.

Namun yang kami kenang adalah kesibukan soal


penjemputan peserta, karena waktu itu (2009) Gadget
belumlah secanggih sekarang dengan aneka fiturnya,
maka aneka catatan ada yang ikut terbakar.

66
Ada peserta yang mendengar kejadian namun ada juga
yang tidak tahu, dan saat mendarat di Jakarta, karena
catatan yang terbakar maupun keadaan darurat menjadi
tidak terlayani dengan baik dan sempat ada yang marah
kenapa menjemputnya terlambat.

Kami arahkan team untuk tidak usah banyak cerita apa


yang kami alami. Tetap melayani peserta dengan senyum,
dengan ramah, dengan pengabdian, tidak memberikan
alasan kenapa menjemput terlambat tetapi minta maaf atas
keterlambatan tiba di airport dan sebagainya.

Pelayanan penjemputan, akomodasi (walau darurat)


dan konsumi terus berlangsung. Justru saat tiba di lokasi
dan melihat kondisi lantai 2 yang habis dan gedung tanpa
atap dan melihat bagaimana kami bersikap dan melayani
mereka di tengah-tengah musibah yang kami alami, marah
berubah menjadi tangisan, simpati dan hormat. Malam itu
dalam ibadah pembukaan, dipenuhi dengan tangisan dan
penyembahan kepada Tuhan.

2 Korintus 6:4 Sebaliknya, dalam segala hal kami


menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu:
dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam
penderitaan, kesesakan dan kesukaran

Tuhan ijinkan terjadi, menjadi momentum bagi banyak


pihak mengenal kepribadian kami dan membangun
relasi yang sangat kuat.

67
c. Sekolah Kehidupan

Kami mencoba untuk menghitung-hitung kerugian yang


terbakar dan mencapai sekitar 2.5 milyar. Bukan jumlah
yang sedikit bagi kami saat itu, karena kami mengawali
hidup di Jakarta dari bawah, mengumpulkan belasan tahun
dan ludes hanya dalam beberapa jam.

Bukan hal yang mudah, ketika kehilangan dalam jumlah


yang amat sangat besar. Namun kejadian ini menyadarkan
sesadar-sadarnya hal yang memang sudah diketahui
bahwa harta tidak kekal.

2 Korintus 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi


meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot,
namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke
sehari. 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan
kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang
kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal.

Malam itu, saat kami Mezbah Keluarga di rumah


kontrakan, saya berdoa kepada Tuhan: “Tuhan,
terimakasih untuk pelajaran hidup yang Tuhan ajarkan
melalui apa yang terjadi … harta tidak kekal, saya cari
belasan tahun, habis ludes hanya dalam beberapa jam.
Karena itu Tuhan, hidup saya selanjutnya akan lebih fokus
mencari yang kekal yang tidak bisa terbakar, saya akan
mengumpulkan harta di sorga yang tidak bisa terbakar….
Saya akan melayani sesama lebih sungguh-sungguh”

68
Jiwa manusia itu kekal, nyawanya kekal, jika saya
menjadi alat untuk menyelamatkan maka itulah ‘buah
Kerajaan’ yang akan ada di sorga di dalam kekekalan. Jika
saya mengubah orang lain, lewat hidup yang memberi
teladan, memberi inspirasi maka itulah ‘buah pelayanan’
dan jika saya sendiri berbuah, itulah buah-buah Roh saya,
dan itulah buah yang kekal.

Yohanes 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku,


tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah
menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan
menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya
apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikan-Nya kepadamu.

Roma 16:5 Salam juga kepada jemaat di rumah


mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang
kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah
Asia untuk Kristus.

Filipi 1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini,


itu berarti bagiku bekerja memberi buah.

Kejadian ini sudah lama… tahun 2009, namun saya


masih ingat dan sering saya saksikan dalam kotbah-kotbah
saya, bahwa malam itu saya mendapat pengertian, seperti
sebuah fantasi, imajinasi atau orang kharismatik mungkin
akan berkata mendapat ‘penglihatan’, namun saya sebut
saja bayangan atau fantasi dengan pengertian.

Saya membayangkan Tuhan memanggil para malaikat


dan berkata; “Lihat di Bumi ada orang kebakaran, ludes
terbakar dan malah berdoa mau melayani sungguh-
sungguh. Dia lulus ujian”

69
Yakobus 1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai
suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam
berbagai-bagai pencobaan 1:3 sebab kamu tahu, bahwa
ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. 1:4
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang
matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan
tak kekurangan suatu apapun.

Tuhan ijinkan terjadi bukan hukuman, bukan karena


sebuah dosa, tetapi sebagai proses atau ujian iman.
Layaknya sebuah ujian maka respons kita itulah
jawabannya.

Orang sekolah, untuk naik kelas, harus ikut ujian. Jika


menghindari ujian, bolos saat ujian, ya tidak akan pernah
naik kelas. Atau ikut ujian tetapi jawbannya salah, juga
tidak pernah naik kelas.

Demikian juga dengan hidup ini, adalah SEKOLAH


KEHIDUPAN dan kejadian demi kejadian, masalah dan
pencobaan adalah UJIAN KEHIDUPAN dan RESPONS
kita adalah jawabannya. Respons yang benar, membuat
kita naik kelas, kelas rohani, kelas karakter, kelas
kehidupan, sampai kita dipanggil Tuhan, proses tidak
pernah akan berhenti, sampai kita mendekati
kesempurnaan yaitu keserupaan dengan Kristus.

Saya terus bergumul dalam pergaulan dengan Tuhan,


mencari kehendak Tuhan melalui kejadian ini, dan saya
dibawa pada imaginasi berikutnya.

70
Yeremia 23:18 Sebab siapakah yang hadir dalam dewan
musyawarah TUHAN, sehingga ia memperhatikan dan
mendengar firman-Nya? Siapakah yang memperhatikan
firman-Nya dan mendengarnya? 22: Sekiranya mereka
hadir dalam dewan musyawarah-Ku, niscayalah mereka
akan mengabarkan firman-Ku kepada umat-Ku,
membawa mereka kembali dari tingkah langkahnya yang
jahat dan dari perbuatan-perbuatannya yang jahat.

Ayub 15:8 Apakah engkau turut mendengarkan di dalam


musyawarah TUHAN dan meraih hikmat bagi dirimu?

Dalam fantasi saya, Tuhan mengumpulkan malaikat-


Nya dan berkata: “Lihat di bumi, ada orang ada masalah
kecil, rugi sedikit, kehilangan tidak banyak…. dan mulai
menyalahkan Tuhan, meninggalkan pelayanan dan berkata
“buat apa melayani kalau mengalami hal ini?” lalu
meninggal kan pelayanan”. Malaikat menjawab; “Tuhan …
kalau begitu apa yang harus kami lakukan?” Tuhan
membalas “Atur ujian susulan untuk orang tersebut !”

Saya jadi ingat waktu sekolah SMP - SMA dulu, saya


belum bertobat, saya punya teman-teman yang suka bolos
ujian jika tidak siap, lalu datang ke rumah untuk bertanya
soal apa yang keluar saat ujian kemarin, lalu ikut ujian
susulan. Malam harinya kita berkumpul dan mereka
melaporkan soal ujian susulan berbeda dan lebih sulit.
Karena itu milikilah respons yang benar saat ujian
kehidupan terjadi.

Tuhan ijinkan terjadi, menjadi momentum bagi saya


pribadi untuk lebih sungguh-sungguh mencari
harta yang kekal di sorga.

71
d. Berjalan dalam Roh

Saya memiliki temparen dasar sanguin, dengan kelemahan


tidak suka mencatat dan tidak memiliki agenda. Maka sejak
1998 mendirikan Yayasan Pulihkan Indonesia, saya memiliki
sekretaris yang mengatur, mencatat agenda pelayanan dan
jadwal-jadwal kegiatan saya, tanpa sekretaris saya beberapa
kali tanggal yang sama menjanjikan pelayanan di tempat yang
berbeda karena lupa mencatat. Saat kebakaran maka lantai 2
yang menjadi kantor Yayasan, dimana sekretaris saya
berkantor, terbakar habis berikut agenda pelayanan saya.

Saya memasang berita di surat kabar, dengan berita unik


mengenai terbakarnya kantor dan agenda, dan mohon hubungi
kami yang ada agenda 1 tahun kedepan. Karena biasanya
orang menghubungi saya untuk suatu acara 1 tahun di muka.
Cukup efektif 30-40 % membaca berita tersebut dan agenda
mulai tersusun.

Senin malam sudah mulai berdoa; “Tuhan jika minggu ini,


baik tengah minggu atau hari Minggu tolong Roh Kudus
ingatkan Gereja, Persekutuan Doa atau Panitia telepon saya
ya Tuhan” Puji Tuhan, beberapa orang telepon, Tuhan jawab
doa kami, Roh Kudus mengingatkan mereka untuk
menghubungi kami. Namun tidak semua doa dijawab Tuhan,
sehingga hari Minggu pagi saya bingung, mencoba mengingat
agenda sulit, mungkin lebih mudah jika saya sendiri yang
mencatat agendanya, tetapi agenda dibuat oleh sekretaris.

Saya sebagai pembicara keliling, dengan jadwal kotbah


penuh satu tahun dimuka, hari minggu bisa kotbah 3-6 x dan
diluar hari minggu bisa 2-3 ceramah dan 4-5 janjian meeting.

72
Soal meeting bisnis tidak masalah karena biasanya orang
rekonfirm ulang, jadwal luar kota juga aman karena biasanya 1
minggu di muka mereka konsultasi pilih fight jam berapa.

Jadwal pelayanan di Jakarta itu yang saya binggung,


karena biasanya mereka telepon jika ibadah sudah mulai dan
saya belum sampai maka mereka baru telepon dan
menanyakan; “Bapak sampai dimana?”

Beberapa kali terjadi, hingga Sabtu malam tidak ada


telepon masuk untuk rekonfirm besuk pagi melayani dimana,
padahal saya tahu persis jadwal 1 tahun tidak ada yang
kosong satupun juga. Maka pagi jam 5 saya sudah bangun dan
siap-siap untuk berangkat, berjaga-jaga jika ada telepon untuk
ibadah jam 7 pagi yang harus saya layani.

Masalahnya Jakarta begitu luas, misalnya gereja tersebut


di Kelapa Gading dan telepon hanya saat ibadah mulai dan
saya belum tiba, maka berangkatpun butuh minimal 60 menit
kalau ngebut.

Maka pagi-pagi setelah mandi dan pakai baju lengkap,


saya saat teduh sekali lagi dan belajar mendengar “suara
Tuhan” di hati nurani yang terdalam. Saat tuntunan lewat
bisikan hati nurani, jam 06.00 pagi hari, “pergi ke Kelapa
Gading” maka saya berangkat kesana, parkir, menunggu
telepon di depan MAG (Mall Kelapa Gading). Benar jam 07.00
ada telepon masuk “Bapak sampai dimana?” Selanjutnya
dalam 10 menit tiba di lokasi.

Pernah terjadi di lain hari, setelah pelayanan ibadah dua


kali, jam 13an menuju pulang ke rumah, ada bisikan “Tunggu
di daerah Senayan”. Sayapun taat dan masuk FX Plaza dekat
Century Hotel di wilayah Senayan.

73
Sekitar Jam 14.00 ada telepon masuk dari gereja yang
memang ibadahnya di FX Plaza jam 14.00 untuk keluarga
muda.

Ini mengingatkan saya kembali di era 1982-1986 saat saya


lahir baru dan sangat mengebu-gebu dalam pelayanan, doa,
puasa, mendoakan orang sakit, melayani pelepasan untuk
mereka yang terikat dengan jimat, roh jahat dan masuk dalam
‘pelayan roh’ mengusir setan dan membakar jimat, serta sering
mendapat ‘tuntunan Roh Kudus’ di dalam pelayanan.

Hal-hal ini sempat reda atau menghilang dan kembali di


tahun-tahun 1998-2002 saat memulai Yayasan Pulihkan
Indonesia dan rajin KKR – Kebaktian Kebanguan Rohani serta
mendoakan orang-orang sakit.

Seperti pasang surut, seiring dengan sekolah theologia,


menulis buku dan masuk dalam pelayanan pengajaran
‘karunia’ atau ‘kejadian’ seperti itu kembali mereda, lalu seolah-
olah hidup kembali saat kondisi diperlukan, seperti saat
kebakaran 2009 dan agenda hilang.

Belakangan kepekaan akan tuntunan Tuhan kembali saat


mengalami kebangkrutan tahun 2019 disusul aneka kejadian
sepanjang masa covid, yang akan saya saksikan di sub-bab
selanjutnya.

Kebakaran ini menghabiskan apa yang kami kumpulkan


belasan tahun namun juga mengajarkan kehidupan yang tidak
ada habis-habisnya.

Tuhan ijinkan terjadi, menjadi momentum bagi saya


pribadi untuk lebih sungguh-sungguh bergaul dengan
Tuhan dan mendengar suara-Nya.

74
2. Bisa Kena Hipnotis?

Tahun 1998, karena reformasi dengan gejolak


kerusuhan yang terjadi membuat usaha saya waktu itu
ekspor tutup, karena buyer takut ke Indonesia dan
mengalihkan bisnisnya ke Vietnam dan China. Ekspor saya
waktu itu adalah footwear (alas kaki) dimana dengan
mudah dialihkan produksinya, bukan bisnis seperti ekspor
batu bara atau rotan dimana bahannya memang ada di
Indonesia, sehingga selesai kerusuhan bisnis bangkit
kembali. Ini masalah yang dengan cepat kami atasi karena
banyak orang mengalami, sehingga lebih cepat memahami
apa yang terjadi.

Kebakaran 2009 kerugiannya besar sekali, namun


kamipun dengan cepat sembuh dari trauma, bahkan dalam
hitungan 1-2 hari sudah bersukacita dan melayani.

Tahun 2013 secara materi tidaklah besar kerugiannya,


namun pergumulannya lebih berat dan traumanya lebih
lama sembuhnya, yaitu istri kena hipnotis dan 400 juta
melayang.

a.Hari Kelabu. Kejadiannya hari itu istri saya pergi


service mobil yang tidak jauh dari rumah (Bintaro Sektor 9)
dan pulang jalan kaki. Di tengah jalan seorang ibu dengan
logat Malaysia-Singapura menyapa “Shaloom” dan
menanyakan lokasi Panti Asuhan Imanuel, karena mau
menyumbangkan sejumlah dana ke Panti tersebut. Saat
berbicara datang wanita kedua ikut nimbrung dan akhirnya
menawarkan mau mengantar wanita tersebut dan
mengajak istri saya ikut serta.

75
Wanita kedua memangil temannya dan mobil datang,
maka berempat masuk mobil, ngobrol soal pelayanan,
seperpuluhan, pantiasuhan sambil menuju Bank BRI untuk
menukar dollar Singapura ke rupiah, karena wanitia yang
akan menyumbang tersebut membawa dollar.

BRI sudah buka, uang di check, semua asli, sekitar


50.0004 cash, jumlah yang sangat banyak, hanya tidak
cocok dengan kurs dollar. Di mobil muncul pembicaraan
bagaimana jika istri saya aja yang ambil dollarnya, khan
sudah dicheck asli, dan kami punya 2 anak di Singapura,
jadi memang membutuhkan dollar. Dealnya dengan kurs
tengah sehingga keduanya untung.

Maka berempat putar balik ke rumah, istri mengambil


buku tabungan dan mencairkan Rp.100.000.000,-,
maksimal pencairan di dalam 1 hari. Pindah cabang lain
dengan verifikasi tertentu berhasil mencairkan 100 juta ke
dua. Istri saya mau telepon saya dan wanta tersebut
berkata; “Nggak usah dulu, nanti kalau sudah selesai dari
Panti asuhan, kita berkunjung ke kantor Bapak yang mau
memberikan sumbangan perpuluhan untuk pelayanan
Bapak” Pembicaraan yang rohani dan kembali aneh, istri
saya menurut.

Istri saya mulai merasakan hal yang aneh, tetapi


menurut saja ketika di ajak pindah cabang ke 3 dan 4.
Bahkan saat turun ke cabang ke 4 juga menurut ketika
uangnya diminta titip di mobil dan istri turun mencairkan
yang ke 4 kali, ingin bicara apa yang terjadi yang ‘aneh’
pun nggak sampai terucapkan ke pegawai ataupun
kemanan Bank. Merasa aneh, tetapi tidak kuasa melawan
bingung apa yang terjadi dan menurut seperti kerbau ditarik
tali hidungnya.

76
Setelah 4 kali mencairkan dan saldo habis, masih
diminta membelikan buah, dan uang dititip di mobil, istri
menurut turun membeli buah, dan sekembalinya dari toko
buah, tentu saja mobil sudah tidak ada, bersama uang 400
juta rupiah. Istri masih seperti tidak sadar apa yang terjadi
mencoba menghubungi nomor telelpon wanita tersebut
yang sempat tukar menukar nomor telepon sehingga
perkenalan terasa natural, nomor telepon sudah tidak aktif.

Dalam keadaan setengah linglung dia berjalan kaki


pulang ke rumah, dan whatsApp saya supaya saya segera
pulang. Singkat cerita saat saya sampai di rumah, bertemu
dan baru pengaruh hipnotis itu hilang dan menangis sejadi-
jadinya, sesenggukan, ganti saya yang bingung.

Sepanjang pernikahan kami sejak 1990 saya hampir


tidak pernah melihat istri saya menangis. Ia orang yang
sangat stabil. Akhirnya dia menceritakan apa yang terjadi
yang saya tuliskan di atas.

b.Kenapa orang percaya kena hipnotis?. Secara


jumlah 400 juta rupiah cukup besar, tetapi dibandingkan
kerugian bisnis, ditipu dalam bisnis, tagihan macet,
kebaran yang terjadi 2009 maka ini junlah yang menjadi
relatif kecil. Namun pergumulannya menjadi lebih berat
karena beberapa pertanyaan pribadi maupun yang
dipertayakan atau dibicarakan oleh orang lain mengenai
apa yang kami alami.

Apakah belum lahir baru kok bisa kena hipnotis?


Mana mungkin orang percaya bisa kena? Apa saat itu
sedang murtad? Punya dosa besar? Dihukum Tuhan?
Kena Kutuk? Jika diijinkan terjadi apa dosa-dosanya?

77
Melalui pergumulan panjang, pembicaraan dengan
beberapa rekan hamba Tuhan, mereka yang memiliki latar
belakang ebatinan atau malah mantan dukun, mencoba
merangkainya bukan membela diri kenapa terjadi, tetapi
lebih untuk menjawab pertanyaan saya pribadi mengenai
hal ini, kenapa terjadi?

Saat manusia ‘dilahirkan kembali’, Efesus 1:13


mengatakan dimeteraikan oleh Roh Kudus, Roma 8
menjelaskan roh itu ‘bersama-sama’ roh kita dan 1
Yohanes 4:4 mengatakan Roh yang didalam kita ‘lebih
besar dari yang ada di dunia ini.

Namun manusia itu terdiri dari roh jiwa dan tubuh (1


Tesalonika 5:23), maka saat jiwa (pikiran, perasaan,
kehendak) ada celah, maka iblis bisa masuk sampai level
jiwa manusia. Celah pikiran kotor, perasaan terluka atau
emosi, maupun kehendak ingin kaya, ingin untung atau
cinta mamon.

Kembali ke ‘hari kelabu’ 2 faktor celah memang sedang


di alami istri saya; pertama pagi itu dia emosi dengan anak,
kedua godaan mendapatkan dollar dengan rate tengah
adalah menguntungkan.

Teman saya mantan dukun berkata; “Orang yang


bersuka cita, bersyukur senantiasa, tidak bisa dihipnotis,
ada aura kuat yang melindungi” “Orang yang rakus mau
kaya, mau untung, paling mudah ditipu, baik ditipu model
hypnotis, maupun investasi saham bodong, bisnis abal-
abal maupun bisnis MLM judi, member get member
perjudian terselubung” Kecewa, marah, kepahitan, emosi
maupuncinta uang, roh Mamon adalah celah yang dibuka
oleh orang itu sendiri.

78
c.Makin Romantis.

Saat saya pulang dan istri saya menangis seperti yang


belum pernah terjadi sebelumnya, hati dan pikiran saya
bergejolak, pertama uang 400 juta memang tidak sedikit.
Saya pernah mengatakan rugi 1-3-5 milyar pernah saya
alami, tapi itu resiko bisnis yang memang menjadi salah
satu kemungkinan, maka ketika terjadi, itu konsekuensi dari
pilihan bisnis.

Namun keuntungan yang sudah disisihkan, dibawa


pulang dan ditabung lalu orang lain yang menghilangkan,
dalam hal ini pasangan, bukan hal yang mudah.

Namun dalam hitungan detik, logika saya bekerja dan


saya berpikir bahwa istri saya bukan pelaku, melainkan
korban, sehingga saya bukan marah, tapi kasihan, iba,
tidak tega mendengar tangisannya dan saya diam tanpa
berkata apa-apa selain memeluknya sampai tangisannya
reda dan mengajaknya berdoa.

Sore, ketika semakin stabil, dia mau mencoba cerita


lebih details kronologis ia kembali menangis dantidak
mampu menyelesaikan ceritanya, kembali saya peluk dan
ajak doa, demikian juga malam harinya, esok harinya
hingga beberapa hari.

Cerita kena hypnotis inipun kami simpan rapat-rapat


sebagai aib, karena kami takut “dihakimi”, keluarga hamba
Tuhan kok kena hypnotis. Anak-anak, orang tua,
mertuapun kami tidak cerita.

Namun … akhirnya kami harus bercerita juga, dimulai


saat papa mama istri saya sakit, dan seperti biasanya
mereka kakak beradik iuran.

79
Istri saya ke Surabaya, menengok orang tua sekaligus
cerita ke mereka dan kakaknya, bahwa kali ini tidak bisa
ikut berbagi dalam jumlah yang cukup seperti biasanya,
karena baru saja mengalami ‘musibah hipnotis’ tersebut.

Saat mereka mendengar cerita itu, baik mertua maupun


ipar pertanyaannya sama “Trus Jarotnya bagaimana?”
Karena di Surabaya ada beberapa istri yang
menghilangkan 10 juta saja sama suaminya di goblok-
goblokin, di tempeleng ataupun KDRT fisik maupun mental.
Namun dari informasi itu justru istri saya semakin sadar
betapa saya sangat mencintainya.

Itulah sebabnya sejak kejadian tersebut, istri saya


semakin sayang sama saya. Kami menikah tahun 1990
dan sejak 2013 hingga sekarang seperti anggur baru
pernikahan yang kembali menghangatkan pernikahan
kami. Cinta memang di uji oleh waktu dan keadaan. Cinta
sejati, cinta yang diwarnai kasih Tuhan justru semakin lama
semakin kuat dan indah.

Betapa hebatnya Tuhan kita, jika dengan kasus yang


serupa pasangan yang justru bertengkar, KDRT, maka
pasangan di dalam Tuhan justru semakin kuat cintanya.
Tuhan mereka-rekan semua hal untuk kebaikan semata-
mata.

Tuhan ijinkan terjadi, menjadi momentum bagi


pernikahan kami, memiliki bonding atau ikatan yang
kuat, saling mencintai, mendukung dan
melanjutkan kehidupan bersama dengan lebih
bahagia.

80
d.Uang Kuliah Hilang.

Ada cerita lain sebenarnya, kenapa hilangnya uang


tersebut menjadi pukulan tersendiri bagi istri saya. Karena
beberapa bulan sebelumnya, anak kami pertama yang ada
di Singapura memiliki pilihan, melanjutkan beasiswa Asean
Scholarship di NTU (setelah 4 tahun beasiswa penuh
jenjang sebelumnya) atau memilih di NUS Singapura yang
belum tentu mendapat beasiswa.

Karena kami memiliki dana 400 juta, maka kami


memberi kebebasan kepada anak untuk memilih jurusan
kuliah berdasarkan minat, bakat, kemampuan dan bukan
soal gratis 100% program beasiswa atau tidak, dan
akhirnya anak memilih NUS. Namun begitu pilihannya NUS
dananya hilang.

Itulah kenapa minggu demi minggu, bulan demi bulan


istri saya masih sering menangis, berdoa untuk kebutuhan
biaya kuliah anak.

Menjelang kami harus membayar uang kuliah untuk 1


tahun, minimal 1 Semester, kami menghubungi anak kami,
bahwa uang kuliah yang ada, sudah tidak ada lagi, dan
meminta dia menghadap Uninersitas untuk meminta
keringanan boleh mencicilnya.

Di waktu yang di agendakan untuk pertemuan tersebut


anak saya di wawancarai dan dibuka semua datanya,
selama 4 tahun menjalani Asean Scholarship, dan singkat
cerita akhirnya juga diberikan beasiswa sepenuhnya
selama 4 tahun, bahkan diberikan uang saku 1200$/ bulan.
Puji Tuhan!

81
Kami jadi berandai-andai. Seandainya uang tidak hilang
kena hipnotis, maka saat anak akan mulai kuliah dan harus
membayar uang kuliah 1 tahun, pasti kami bayar dan tidak
terjadi meeting pengajuan keringanan mencicil yang
berakhir dengan wawancara dan pembukaan data yang
akhirnya berujung pemberian beasiswa.

Nilai beasiswa adalah free biaya kuliah 400 Juta


setahun dan uang saku 1200$ sebulan dan itu berlaku
untuk 4 tahun. Sehingga total sekitar 2.2 milyar. Jadi
dengan kehilangan 400 juta lewat hipnotis, justru terbuka
jalan untuk mendapatkan 2,2 milyar. Ha ha ha ha. Waktu
kami merenung-renungkan kisah ini, maka segala trauma
berubah menjadi sorak sorai, kain kabung berubah menjadi
tari-tarian.

Jalan-jalan Tuhan memang sering tak terselami, tak


terpikirkan, susah ditebak ujungnya kemana. Namun
menjalani kehidupan berjalan bersama Tuhan, tahun demi
tahun membuat kami semakin percaya akan keajaiban
kasih-Nya, sempurna rencana-Nya, ajaib karya-karya-Nya.

Tuhan ijinkan terjadi, untuk mengerti jalan-jalan


Tuhan, sekalipun iblis merencakan kerugian Tuhan
bisa mengubah menjadi keuntungan, hanya kadang
pengertian muncul belakangan.

b.Berani Cerita dan Menghibur yang lain?. Ketika anak


kami mendapat beasiswa dan kami mulai mengerti lika-liku
jalan-jalan Tuhan, akhirnya di beberapa pertemuan
terbatas saya memberanikan bercerita mengenai hal ini.

82
Diluar dugaan kami, hampir di setiap komunitas, selesai
ibadah ada yang menghampiri saya dan berkata saya juga
terkena dengan kisah serupa di Mall Pondok Indah, Mama
saya terkena di Serpong, teman saya mengalami di
Bandung, malah ada yang cerita pulang ke rumah
brangkas emas dibuka dan diserahkan dengan total 2
milyar.

Mereka juga menyimpan apa yang dialami dan


pergumulannya terjawab dengan keberanian kami
menceritakan kejadian ‘aib’ yang kami alami. Mereka sadar
bahwa ‘hamba Tuhan’ seperti sayapun ternyata juga bisa
mengalami yang mereka alami, dan mereka dikuatkan
untuk tetap terus mengiring Tuhan, melayani Tuhan dan
menunggu pengertian dan berkat Tuhan dibalik peristiwa
yang tak terpahami.

Tuhan ijinkan terjadi, untuk mengerti jalan-jalan


Tuhan, sekalipun iblis merencakan kerugian Tuhan
bisa mengubah menjadi keuntungan, hanya kadang
pengertian muncul belakangan.

3. Kok Bangkrut?

Saya masih ingat tahun-tahun 2014-2017 saya rajin


mengikuti seminar bisnis atau motivasi maupun komunitas
digital dan marak dengan thema-thema shifting, milenials
killed everyting, berubah atau punah.

83
Data-data yang disajikan dalam seminar-seminar
tersebut, bagaimana aneka jenis bisnis yang dihajar
platform, digitalisasi dan punah memang mengerikan,
maka kami sebagai pebisnis retails ikut masuk mendirikan
bisnis online, membuka platform dan juga menjadi suplier
platform lain.

Seperti sering saya ceritakan, tahun 1990 saya


merantau ke Jakarta, tahun 1992 membuka usaha IFA,
mulai dengan Ekspor lalu sempat dengan aneka usaha
seperti toko, grosir, pabrik dan singkat cerita yang kahirnya
sukses adalah MLM IFA Dahsyat dengan stockist sekitar
200an Kabupaten dengan 500.000 member. Kami benar-
benar diberkati luar biasa hingga 2017.

Tahun 2017 kami mulai investasi di bisnis online,


karena tidak mau punah, namun ternyata modal kami tidak
cukup besar untuk melawan atau bersaing dengan raksasa
dunia yang kapitalnya trilyunan, maka kamipun bangkrut di
tahun 2019 dan memasuki pandemi, kami benar-benar
pailit di tahun 2021, dan harus melepas asset-asset.

Pergumulan saya adalah, kenapa Tuhan ijinkan


bangkrut? Saya bekerja begitu keras, hingga sukses dan
menjalani hidup yang amat sangat sederhana, baik mobil,
pakaian, makanan sehingga bisa banyak membiayai
pekerjaan Tuhan sehingga persembahan kalau dihitung-
hitung bukan sepersepuluhan lagi, bisa-bisa 30-40%.

Kami mendirikan Panti Asuhan, membangun banyak


sekolah di pedalaman, mensubsidi biaya operasional
puluhan sekolah, membagi-bagi kaset, buku ke hamba-
hamba Tuhan desa, membiayai seminar-seminar untuk
hamba-hamba Tuhan desa dan masih banyak lagi.

84
Itu kami lakukan konsisten sejak 1998 hingga kami
bangkrut. Sudah tidak terhitung berapa milyar dana,
berpapa banyak waktu yang kami berikan untuk pelayanan
Tuhan.

Kami sempat berpikir, bahkan mengajarkan kepada


para pengusaha …. Kalau mau usahanya dilindungi,
hiduplah bagi Tuhan, perusahaan bagi Tuhan, uang bagi
Tuhan, maka Kerajaan Sorga punya kepentingan untuk
melindungi dan menjagai usaha kita, …dan saya bangkrut.

Kehilangan ratusan milyar memang kehilangan yang


amat sangat besar, namun pergumulan seolah-olah tidak
dilindungi Tuhan, tidak dijagai Tuhan, dibiarkan Tuhan
adalah pergumulan yang berbeda.

2 Korintus 1:3 Terpujilah TUHAN, Bapa Tuhan kita Yesus


Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan TUHAN
sumber segala penghiburan, 1:4 yang menghibur kami
dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup
menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-
macam penderitaan dengan penghiburan yang kami
terima sendiri dari TUHAN.

Gereja mula-mula lahir ditengah-tengah penderitaan.


Ketika orang-orang menjadi Kristen, maka mereka
menghadapi aniaya, penyingkiran, hingga dilempari batu
maupun dipenjara. Mereka menjadi Kristen tidak mencari
berkat, tetapi mencari keselamatan kekal, mencari
kebenaran dalam kehidupan.

85
Paulus sebagai hamba Tuhan, harus menghibur
mereka, menguatkan mereka, dan menginspirasi dengan
kisah nyata hidupnya, memberi teladan dengan respons
hidupnya menghadapi segala sesuatu.

Karena itu Tuhan mengijinkan Paulus mengalami lebih


banyak penderitaan, bukan sebagai hukuman atau kena
kutuk, tetapi memperlengkapi paulus dengan
PENGALAMAN, sehingga bisa menghibur, menguatkan,
menjadi teladan dan inspirasi kehidupan bagi banyak
orang. Penderitaan yang di alami adalah jenis-jenis
penderitaan yang banyak di alami jemaat waktu itu.

Jemaat sekarang berbeda, mereka tidak dilempari batu


atau dipenjara seperti jemaat mula-mula, mereka ditipu,
kena PHK, bangkrut dan kehilangan harapan, sakit
penyakit dan kesusahan. Tiba-tiba hati nurani saya
meledak-ledak dengan aneka pengertian … supaya saya
bisa melayani jemaat sekarang dengan terlebih dahulu
mengalami dan menang.

Perjalanan Sekolah Kehidupan seperti tidak ada


berhentinya lulus ujian, naik kelas, ujian lagi naik kelas lagi
hingga diwisuda di dalam peti mati 1x2 meter, maka
selesailah Sekolah Kehidupan dan masuk kedalam
kehidupan kekal.

Tuhan ijinkan terjadi, menjadi momentum bagi


kami, bahwa Tuhan baik, Tuhan penolong, Tuhan
pemelihara yang sempurna. Momentum untuk
kembali pada cinta mula-mula saat lahir baru dan
komitmen untuk menjadi hamba Tuhan.

86
4. Terkena Covid Delta

Melalui Kebakaran 2009 sudah sadar dan komitmen,


melalui kebangkrutan 2019 semakin bernazar untuk mengabdi
namun Tuhan masih mengijinkan sekali lagi melalui covid yang
masuk ke rumah kami.

Saat saya bangkrut, jujur saya tidaklah terlalu stress atau


sedih, karena memang saya “tidak cinta uang”. Memiliki uang
banyakpun, lebih digunaan untuk membiayai pelayanan,
sehingga ketika bisnis tutup, ya boleh dikatakan “santai aja”
yang penting tetap bisa hidup, dan kalau hidup melayani
Tuhan, kalau bangkrut yang pelayanan dan hidup dari
pelayanan saja.

Tapi berbeda ketika anak bungsu saya terkena covid delta


saat Jakarta Rumah sakit semua penuh, obat, antiobitk,
suplemen kosong, tabung oksigenpun tidak ada stock,
sementara anak yang belum sempat di vaksin, saat terkena
covid delta, sesak nafas lebih dua minggu, saturasi turun
hingga 90 dan demam mencapai 39-40 berhari-hari.

Saya benar-benar ketakutan kehilangan anak, apalagi saat


anak sempat pingsan dan saya jumpai sudah tergeletak tidak
bergerak di lantai 2 dimana dia diisolasi. Makin ketakutan saat
pembantu juga tergeletak sakit sehingga tidak ada yang bisa
bersih-bersih rumah ataupun memasak, semua kebutuhan istri
membeli secara online.

Keadaan makin mencekam ketika istri saya juga tertular


dan pingsan di kamar mandi. Satu persatu berjatuhan, tinggal
saya sendiri harus merawat 3 pasien di rumah, nyapu,
mengepel, menyemprot rumah dengan desinfectan alam yaitu
ecoenzyme menjaga rumah tetap steril.

87
Saat itulah berhari-hari, setiap malam saya mencari kamar
menyendiri dan menangis pelan-pelan supaya anak istri tidak
mendengar. Anak isolasi di lantai 2 dan istri di lantai 1. Anak
tidak diberi tahu kalau mamanya ketularan supaya dia tidak
sedih dan merasa bersalah telah menulari mamanya.

Istri saya tidak saya beritahu kalau anaknya pingsan di


lantai dua, supaya tidak kuatir. Dua anak di Singapurapun tidak
kami beritahu kalau mamanya juga terkena covid, supaya tidak
menyalahan adiknya yang memang saat-saat masa covid delta
tetap saja pergi ke café, berjumpa teman-temannya.

Karena Rumah Sakit penuh, dokterpun semua sibuk,


sehingga saya kesulitan untuk bisa telepon dokter, untuk
membimbing kami, ada seorang sahabat, seorang dokter, tapi
itupun karena kesibukannya hanya bisa lewat WhatsApp yang
pagi saya WA, malam baru dijawab, anak sesak nafas
tesengal-sengal malam hari, pagi hari baru di respons oleh
dokternya, karena saat saya mencoba telepon dokternya
semua sibuk.

Saat dalam bayang-bayang maut, sungguh-sungguh kami


belajar hanya berharap kepada TUHAN saja. Puji TUHAN, 3
minggu berlalu dan anak istri mulai membaik dan akhirnya
sembuh setelah 1 bulan lebih.

Tuhan ijinkan terjadi, menjadi momentum bagi saya,


bahwa Tuhan baik, Tuhan penolong, Tuhan itu
Perlindungan dan terlebih lagi untuk lebih sungguh-
sungguh hidup untuk melayani Tuhan dan sesama
sebagai ‘kesempatan kedua’ selagi hidup.

88
V. Kisah Pemulihan

Saya jelaskan sebentar garis besar kitab Ayub. Pasal 1


dan 2 adalah menceritakan kejadian yang dialami oleh Ayub.
Pasal 3-37 adalah dialog antara Ayub dengan sahabat-
sahabatnya. Pasal 38 Ayub mulai berdialog dengan Tuhan,
Tuhan dengan Ayub. Pasal 39 Ayub mulai merendahkan diri di
hadapan Tuhan. Pasal 42 Ayub mulai mencabut perkataan
(ayat 6), menyesal, bertobat (ayat 5), berdoa (ayat 10) dan
dipulihkan (ayat 10-17).

Ayub mulai berkomunikasi dengan Tuhan (pasal 38),


mulai merendahan diri dihadapan Tuhan (Ayub pasal 39),
inilah jalan awal pemulihan, rendahkan dirimu dihadapan
Tuhan dan engkau akan dipulihkan.

Tidak ada satu ayatpun tentang pemulihan, janji


pemulihan, harapan dipulihkan selama 37 pasal di Kitab Ayub
sampai pasal dimana dia berdialog dengan Tuhan, menyesal
dan mengenal Tuhan secara pribadi. Ada masalah, kesulitan
dan berdialog dengan sesama seperti Ayub dengan Elifas,
Elifu, Bildab, Sofar adalah baik-baik saja dan bisa mengurangi
tekanan secara psikologis, tetapi itu tidak menyelesaikan
masalah. (pasal 3-37)

Kalau anda mengalami masalah, dan berdialog sesama


manusia itu baik, itu bagus, itu bisa mengurangi tekanan dalam
hati dan pikiran kita. Kita sebagai manusia perlu mengatakan
apa yang ada di pikiran dan hati, perlu untuk mengutarakan,
atau kita akan mengalami problem secara pribadi. Itu perlu
tetapi tidak menyelesaikan masalah secara tuntas.

89
Penyelesaian, pemulihan terjadi ketika Ayub
berkomunikasi dengan Tuhan, ketika ia merendahkan diri di
hadapan-Nya, datang dan mencari Tuhan dengan
merendahkan diri dihadapan Tuhan. Bukan dengan menuntut,
bukan dengan memperkarakan dan bertanya-tanya mengapa
semuanya ini terjadi ?

Pemulihan (restorasi) terjadi ketika manusia mulai damai


(rekonsiliasi) dengan Tuhan! Rendahkanlah dirimu
dihadapan Tuhan!

2 Tawarikh 12:7; Ketika Tuhan melihat, bahwa mereka


merendahkan diri, datanglah Firman Tuhan …; Mereka
telah merendahkan diri, oleh sebab itu … AKU akan
meluputkan mereka …”

2 Tawarikh 33:12; Dalam keadaan yang terdesak ini, ia


berusaha melunakkan hati Tuhannya; ia sangat
merendahkan diri dihadapan Tuhan...”

Sebab barangsiapa merendahkan diri, ia akan


ditinggikan. Matius 23:12, Lukas 14:11, Lukas 18:14

Kisah yang lain, Raja Hizkia, pernah diputuskan oleh


Tuhan sendiri untuk mati. Tetapi sungguh ajaib, bahwa
dengan doa dan ratapan dan tangisan Hizkia, dengan doa
yang sungguh-sungguh, Tuhan berubah keputusan, untuk
memulihkan kesehatan Hizkia, untuk menyembuhkan dan
memperpanjang umurnya.

Bagaimana cara merendahkan diri dihadapan Tuhan?


Lihatlah ayat-ayat berikut ini, dengan berdoa dan berpuasa,
berbalik dari jalan-jalan yang jahat, dan berhenti,
mengkhususkan satu hari untuk bersekutu dengan Tuhan,
tidak mengurus urusan kita.

90
“Itu harus menjadi suatu SABAT, hari perhentian penuh
bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa.
Mulai pada malam .. matahari terbenam sampai matahari
terbenam, kamu harus merayakan sabatmu” Imamat 16:31,
Imamat 23:32

Puasa yang sangat hakiki ada di dalam Yesaya 58: 1-


14, puasa yang berkenan dihadapan Tuhan, bukan puasa
agamawi, bukan puasa terpaksa, bukan rutinitas, bukan kuk,
bukan hari tertentu. Puasa belas kasihan, mematahan kuk,
memecahkan roti, menguduskan waktu untuk Tuhan dengan
berhenti mengurusi urusan kita, puasa Sabat, puasa kudus.
Sabat yang artinya herhenti atau istirahat. Dalam ‘istirahat’
tadi, maka kita ‘mencari Tuhan’, menemukan ‘kehendak
Tuhan’, hikmat dan didikannya, mendengarkan suara hati kita
yang paling dalam, karena disana sering Tuhan berbicara.
Itulah yang dilakukan Ayub, doa, puasa sebelum ia dipulihkan.

Yesaya 58:1; Memang setiap hari mereka mencari AKU


dan suka untuk mengenal segala jalan- KU. Seperti
bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak
meninggalkan hukum Tuhan-nya mereka menanyakan
AKU tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka
mendekat menghadap Tuhan, tanyanya:
2; “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak
memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan
diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?”
3; “Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih
tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak
semua buruhmu!”
4; Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan
berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak
semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti

91
sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat
tinggi.
5; Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang
Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri,
jika engkau menundukkan diri, jika engkau
menundukkan kepala seperti gelagah dan
membentangkan kain karung dan abu lapik tidur?
Sungguh-sungguh itukah berpuasa, mengadakan hari
yang berkenan pada Tuhan?
6; BUKAN! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya
engkau membuka belenggu kelaliman, dan melepaskan
tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang
teraniaya dan mematahkan setiap kuk.
7; Supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi
orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang
miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau
melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia
pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap
saudaramu sendiri!

8; Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti


fajar dan lukamu akan PULIH dengan segera; kebenaran
menjadi barisan depanmu dan kemuliaan Tuhan barisan
belakangmu.
9; Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan
akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan
IA akan berkata: Ini AKU! Apabila engkau tidak lagi
mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi
menunjuk-nunjuk dengan jari dan memfitnah
10; Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar
apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang
yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap
dan kegelapanmu seperti rembang tengah hari.
11; Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan
memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan
membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman

92
yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak
pernah mengecewakan.
12; Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah
berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang
diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebut
“ yang memperbaiki tembok yang tembus”, ‘yang
membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni’
13; Apabila engkau tidak menginjak-injak bukum sabat
dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-KU;
apabila engkau menyebut hari Sabat, “hari kenikmatan”,
dan hari kudus Tuhan ‘hari yang mulia”; apabila engkau
menghormatinya dengan tidak menjalankan urusanmu
atau berkata-kata kosong,
14; Maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan,
dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-
bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan
memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa
leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.

Baca dan pelajari ayat-ayat puasa diatas, saya tidak


perlu menjelaskan lebih jauh, karena sudah cukup jelas, dan
lakukan sesuai Firman Tuhan, maka saya percara kisah
pemulihan juga akan menjadi kisah saudara! Kita akan
kembali ke kisah pemulihan Ayub.

93
A. Damai dengan TUHAN

Ayub 42:5 ; “Hanya dari kata orang saja aku mendengar


tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri
memandang Engkau”

Ayub selama ini saleh, seperti Kornelius dalam Kitab


Perjanjian Baru, tetapi menurut pengakuan Ayub sendiri (42:5)
ia belum mengenal Tuhan secara pribadi. Ayub belum
‘dilahirkan kembali’. Dihadapan Tuhan, segala harta benda
dan kekayaan Ayub tidak ada nilainya, dibandingan jiwa Ayub,
keselamatan Ayub. Bagi Tuhan, lebih baik Ayub kehilangan
hartanya, namun melalui peristiwa itu, Ayub menjadi mengenal
Tuhan secara pribadi.

Iblis merancang, supaya melalui masalah Ayub akan


mengutuki Tuhan, menjauh dari Tuhan, namun sebaliknya,
Ayub lulus ujian, justru menjadi dekat dengan Tuhan dan
mengenal Tuhan secara pribadi. Iblis mereka-reka kejahatan,
Tuhan mereka-reka untuk kebaikan. Bagian kita merespons
dengan benar setiap kejadian yang diijinkan Tuhan.

Kisah Ayub, membuat kita belajar, bahwa kekayaan


diperlukan, tetapi tidak kekal, sementara jiwa itu kekal.
Kekayaaan suatu hal yang bisa dicari kembali, sesuatu yang
Tuhan sanggup memulihkannya berdasarkan kuasa-Nya.
Keselamatan, Tuhan tidak bisa memaksanya, sampai kita
dengan kehendak bebas kita, mengambil keputusan untuk
mengenal Dia secara pribadi, dalam bahasa Perjanjian Baru;
dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
pribadi (Mesias).

94
Tuhan mengijinkan berbagai peristiwa, supaya itu
menggiring kita mencari Tuhan, supaya kita berdoa, mencari
wajah-Nya, dan kenal secara pribadi dengan Dia. Jika kita
memang hidup dalam keseharian yang mencari Tuhan, haus
dan lapar akan kebenaran, yang memiliki hubungan pribadi
dengan Tuhan, dalam doa, saat teduh, pendalaman Alkitab
pribadi, Tuhan tidak perlu menggiring kita semacam itu.

Ada sebuah ilustrasi, seorang pemborong yang sedang


membangun gedung bertingkat. Suatu ketika, pada masa
istirahat makan siang, dia memeriksa pekerjaan di lantai atas.
Menjelang kembali masa kerja, setelah jam istirahat berakhir,
dia memanggil anak buahnya yang masih duduk-duku di
bawah, di lantai dasar. Pemborong itu berteriak namun
pegawainya tidak mendengarkannya. Dia mulai melempari
anak buahnya dengan uang koin, dan justru anak buahnya
mulai sibuk memungutinya. Dia lemparkan lagi uang koin yang
lebih besar, sambil berteriak keras; “Haiii saya panggil kalian,
lihat ke atas!” Mereka bukannya melihat keatas justru semakin
sibuk mengumpulkan koin tersebut, bahkan
memperebutkannya.

Pemborong tadi mendapat ide, melempar anak


buahnya dengan kerikil, dan tentu saja dari lantai yang cukup
tinggi, cukup menyakitkan ketika kerikil kecil itu mengenai
tangan atau helm anak buahnya, dan mereka melihat keatas
dan menemukan diatas, atasan mereka memanggil mereka.

Sering Tuhan panggil kita untuk masuk dalam rencana


keselamatan-Nya dengan lembut, dengan kasih, tetapi kita
tidak mendengar suara-Nya. Sering Tuhan panggil seseorang
untuk masuk dalam pelayanan dengan lembut dan mereka
mengeraskan hatinya. Sering dengan segala berkat yang
Tuhan lemparkan dari atas, dari sorga, membuat kita sibuk dan

95
semakin sibuk mengumpulkan berkat dan melupakan sumber
berkat. Sampai Tuhan melemparkan (mengijinkan) segala
kerikil masalah, sakit penyakit, kecelakaan, kebangkrutkan,
suami/ istri atau anak pergi kabur dan sebagainya, yang
membuat kita melihat keatas, mencari Tuhan, berdoa dan
berpuasa, sampai mengenal Dia pribadi.

Sering Tuhan harus menggunakan tarikan seperti tali


kekang kuda. Tuhan memanggil kita dengan berbagai cara,
ada yang seperti Timotius, yang memang sudah mengenal
Tuhan sejak kecil, tanpa ada kesaksian yang radikal semacam
Saulus yang akhirnya menjadi Rasul Paulus. Cara Tuhan
memanggil bukanlah suatu metode tertentu, tetapi tujuannya
adalah supaya setiap pribadi mengenal Tuhan secara pribadi,
seperti Ayub berkata; sekarang mataku sendiri memandang
Engkau” Ayub 42:5

Mengapa kita perlu damai dengan Tuhan, memangnya


kita bertengkar dan bermusuhan dengan Tuhan? Ya kita
melawan Tuhan, kita memberontak kepada Tuhan dengan
dosa-dosa kita, semua kita telah berbuat dosa (Roma 3:23),
dengan tidak menuruti perintah-Nya. Maleakhi juga
mengatakan kita menipu Tuhan, menipu dengan tidak
membayar perpuluhan (Maleakhi 3: 1-10)

Dosa membuat hubungan kita dengan Tuhan menjadi


rusak, kita kehilangan kemuliaan Tuhan. Itulah sebabnya kita
perlu berdamai dengan Tuhan. Kita tidak akan bisa damai
dengan orang lain, kalau kita belum berdamai dengan Tuhan.
Kita tidak bisa membawa perdamaian bagi orang lain, bagi
keluarga apalagi bagi bangsa, jika kita sendiri masih menjadi
seteru Tuhan, langkah pertama; DAMAI DENGAN TUHAN!

96
Bagaimana cara berdamai dengan Tuhan?

1. Mengaku dosa karena Dia adalah Tuhan yang adil dan Dia
akan mengampuni dan menyucikan kita dari segala dosa
kita (1 Yohanes 1:9, Yesasa 1:18)

1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita , maka Ia


adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni
segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan.

Yesaya 1:18 Marilah, baiklah kita berperkara firman


TUHAN, Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah
seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu
domba.

2. Berbalik dari jalan-jalan yang jahat (II Tawarikh 7:14)

2 Tawarikh 4:14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-


Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari
wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat,
maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni
dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

3. Datang kepada Yesus, yang telah ditentukan oleh Elohim


Bapa sebagai Tuhan dan Kristus (Kisah 2:36), sebagai
Mesias dan sebagai juru selamat. Kuasa darah-Nya akan
menebus dosa kita (Roma 3:24-26). Yesus yang adalah
jalan dan kebenaran, tidak seorangpun akan sampai
kepada Bapa, kalau tidak melalui Yesus (Yohanes 14:6)

Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan


kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

97
4. Menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat secara
pribadi, karena barangsiapa menerima-Nya diberinya
kuasa menjadi anak-anak Tuhan (Yohanes 1:12)

Yohanes 1: 12 Ttapi semua orang yang menerima-Nya diberi-


Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Elohim, yaitu mereka
yang percaya dalam nama-Nya.

Kenapa Demikian? Karena Yesuslah yang telah


ditetapkan sebagai Mesias, Juru Damai, untuk mendamaikan
kita dengan Yehova, Bapa kita, seperti kita bisa lihat dari ayat-
ayat berikut ini.

Roma 3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Tuhan


menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-
Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya,
karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi
dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Roma 5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah


bermegah dalam Elohim oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

2 Korintus 5:18 Dan semuanya ini dari Tuhan, yang


dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan
pelayanan pendamaian itu kepada kami.

2 Korintus 5:19 Sebab Tuhan mendamaikan dunia


dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Kolose 1:20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala


sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun

98
yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian
oleh darah salib Kristus.

1 Johanes 2:2 Dan Ia adalah pendamaian untuk segala


dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga
untuk dosa seluruh dunia.

1 Johanes 4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah


mengasihi Tuhan, tetapi Tuhan yang telah mengasihi kita
dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian
bagi dosa-dosa kita.

Kalau kita menjadi anak Tuhan, kita bukan musuh


Tuhan lagi, tetapi kita keluarga Kerajaan Tuhan (Efesus 2:19).
Kita bukan orang orang terkutuk lagi, tetapi ahli waris kerajaan
sorga (Roma 8:14-16), yang berhak berseru kepada Tuhan;
“ya Abba ya Bapa”. Kalau status kita dipulihkan dari ‘orang
dunia’ menjadi ‘anak Tuhan’, maka pemulihan menjadi sesuatu
yang pasti, menjadi hak, menjadi bagian sebagai seorang anak
dari bapanya. Pemulihan hanyalah ‘dampak sampingan’ ketika
orang berubah ‘status’.

Efesus 2:8; Sebab karena kasih karunia kamu


diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Tuhan,
9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
10 Karena kita ini buatan Tuhan, diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Tuhan sebelumnya. Ia mau, supaya kita
hidup di dalamnya.
11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu - sebagai
orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut
orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan
dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia,

99
12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Tuhan di dalam dunia.
13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang
dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah
Kristus.
14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah
mempersatukan kedua pihak dan yang telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah
membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi
satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu
mengadakan damai sejahtera,
16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam
satu tubuh, dengan Tuhan oleh salib, dengan
melenyapkan perseteruan pada salib itu.
17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada
kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka
yang “dekat”,
18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh
beroleh jalan masuk kepada Bapa.
19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang
kudus dan anggota-anggota keluarga Tuhan.

Yesus adalah jalan damai, Raja Shalom atau Raja


Damai, dan Dialah satu satunya jalan untuk kita masuk dan
berdamai dengan Yehova, Bapa kita. Karena itu, berhenti dulu
membaca sampai disini, renungkan, apakah saudara sudah
‘menerima Dia’ sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi?
Apakah saudara hidup damai dengan Yehova? Atau dalam
perbantahan? Orang yang hidup dalam perbantahan theologia,
orang yang tidak mengakui Tuhan, tidak pernah mengalami
‘damai sejahtera’ yang sesungguhnya. Pemulihan? Awali
langkah pertama, damai dengan Tuhan!

100
Orang orang yang hanya memiliki ‘agama’ dan hidup
dalam perbantahan dengan ‘kebenaran’, terus hidup dalam
pikiran perdebatan dan terus membantah dan mendebat, tidak
pernah mengalami ‘damai sejahtera’ yang sesungguhnya. Ada
kegelisahan di dalam kepandaian agamawinya.

Karena itu saudara, bahkan kalau engkau hanya tahu


bahwa Yesus itu Tuhan, bagus, tetapi itu tidak membawa
engkau masuk surga! Iblis juga tahu kalau Yesus Tuhan,
bahkan gemetar. Yang membuat engkau selamat dan masuk
sorga adalah kalau engkau MENERIMA Yesus sebagai Tuhan
dan juru selamat (Mesias) pribadi. Engkau perlu mengenal
secara pribadi!

Kalau engkau menjadi orang ‘beragama’ kristen, karena


orang tua, atau leluhur kristen, karena diajak pacar atau teman,
engkau hanya ‘mendengar dari kata orang saja’ dari pendeta
tau orang kristen lain, maka engkau perlu MENGALAMI
sendiri; ‘namun dengan mataku sendiri aku mengenal Engkau’
seperti yang dialami oleh Ayub. Segala peristiwa ‘yang
diijinkan’ terjadi membawa Ayub pada ‘pengenalan secara
pribadi’ dengan Tuhan, Yehova, Bapa kita.

Pengenalan akan Tuhan inilah yang Anda harus alami,


dan bukan ketahui. Jadi jika Anda seumur hidup belum pernah
mengaku dengan lidah bibir Anda dan berkata dalam hati
Anda; “Yesus, aku orang berdosa, aku perlu engkau
sebagai juru selamat, penebus dosaku, dan masuklah
dalam hatiku sebagai Tuhanku”, maka lakukanlah saat ini
juga. Maka ‘Damai Sejahtera’ itu akan mengalir dan
memerintah dalam hati Anda.

101
Alami sukacita dan damai sejahtera dari tempat yang
maha tinggi, damai sejahtera yang bukan dari dunia ini! Suka
cita karena DIDAMAIKAN dengan Yehoha, Bapa!

Pemulihan hati, akan membawa pemulihan kehidupan,


karena hati, adalah sumber kehidupan. Melalui hati terpancar
melalui wajah, gimik atau gerak tubuh (kinesthetik), perilaku,
pemikiran dan perbuatan.8

Pemulihan akan menjadi semakin sempurna, ketika


damai dengan Tuhan termasuk mengerti, menangkap
kehendak Tuhan, mengapa hal itu diijinkan terjadi, bahkan
mulai bisa merasakan berkat dan hikmat dibalik segala sesuatu
yang terjadi.9

8
Jarot Wijanarko, Hati yang Indah, Andy Offset, Jogyakarta, 2015.
9
Jarot Wijanarko, Kuat seperti Rajawali, Andy Offset, Jogyakarta, 2014.

102
B. Damai dengan Diri Sendiri

Orang datang kepada saya dan bertanya; “Pak saya


sudah damai dengan Tuhan, bertobat, terima Yesus sebagai
Tuhan, dibabtis, kok saya belum dipulihkan? Saya kok masih
sakit, usaha saya kok belum dipulihkan?”

Saya jawab secara sederhana demikian; “ Lihat kisah


Ayub, Ayub dipulihkan bukan setelah pasal 42 ayat 5. Ayub
tidak segera dipulihkan secara instant setelah dia memandang
Tuhan, bertemu Tuhan secara pribadi, masih ada ayat 6
sebelum masuk dalam perikop yang berjudul ‘Ayub Dipulihkan’.
Ayat 6 ini penting, inilah ayat terakhir sebelum pemulihan, kita
tidak bisa melewati begitu saja”.

Ayub 42:6 “Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku


dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu”

Bagaimana Ayub dipulihkan? Ayub dipulihkan setelah


Ayub mencabut perkataannya. Mencabut perkataan itu
penting, karena itulah salah satu cara membersihkan hati.
Mencabut perkataan atau pengakuan. Mulut itulah pintu
gerbang hati, yang keluar dari mulut meluapnya dari hati, cara
mengeluarkan isi hati, melalui mencabut perkataan.

Mencabut perkataan itu penting, karena perkataan yang


kita ucapkan itu tidak menggema dan hilang ditelan udara
begitu saja. Yang kita ucapkan dicatat oleh malaikat dalam
kitab kehidupan kita. Iblis dan roh-roh jahat (yang ada di-
udara; Efesus 6:12) ikut mendengar dan bisa menggunakan
sebagai bukti untuk menggugat kita. Dengan mencabut
perkataan atau mengaku, Tuhan mengampuni (1 Yohanes1:9)
103
bahkan menghapus (1 Yohanes 3:5). Mencabut perkataan,
itulah cara kita menghapus secara hukum, menghapus di alam
roh apa yang kita pernah ucapkan.

Apa saja yang dicabut oleh Ayub? Tentulah yang


pernah dia ucapkan. Apa saja yang pernah dia ucapkan? mari
kita perinci satu persatu;

1. Kutuk kepada diri sendiri

Ayub mencabut perkataannya dan dipulihkan.


Perkataan apa yang dicabut oleh Ayub? tentunya apa yang dia
ucapkan, apa saja yang dia ucapkan? Diantaranya, kutuk
kepada diri sendiri.

Ayub 3:1,11; “Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan


mengutuki hari kelahirannya. Mengapa aku tidak mati
waktu aku lahir atau binasa waktu keluar dari
kandungan?”

Ada, bahkan kebanyakan orang yang setelah


mengalami peristiwa yang tidak enak, mulai mengutuk diri
sendiri. Mulai berkata lebih baik saya mati saja, ingin mati,
berkata mau bunuh diri, menyesal mengapa dilahirkan, lebih
baik saya tidak usah menikah, semua laki-laki gombal seperti
pacar saya yang memutus saya, dan sebagainya. Ada yang
karena kekecewaan, mengutuk pelayanannya sendiri,
mengutuk pekerjaannya, dan lain-lain.

104
Ini namanya memusuhi diri sendiri. Orang tidak
mungkin berdamai dengan orang lain, kalau ia tidak bisa damai
dengan diri sendiri, tetapi justru mengutuk diri sendiri.

Kalau engkau telah mengucapkan kata-kata kutuk


terhadap dirimu sendiri, engkau dalam posisi bahaya. Setan
yang memang berkeliling dan mengincar engkau, mendapat
bukti untuk menghadap Tuhan dan mengajukan proposal,
rancangan jahat terhadap engkau, sebab memang engkau
sendiri yang memintanya. Iblis mendakwa dan mengajukan
perkataanmu sebagai barang bukti dihadapan Tuhan. Tuhan
bisa mengijinkan engkau dibuat sakit oleh roh-roh jahat, sebab
engkau sendiri yang menginginkannya dengan berkata; “Lebih
baik saya mati saja” Bagaimana engkau bisa mati lebih cepat
dari usia yang Tuhan rencanakan? Diijinkan sakit!

Karena itu mencabut perkataan itu penting untuk


perkataan sia-sia, kata-kata kutuk yang pernah diucapkan.
Menjaga lidah itu penting bagi yang belum terlanjur
mengucapkannya. Cabut perkataan sekarang juga, kalau
engkau pernah mengucapkan kutuk kepada dirimu sendiri.
Ayub mencabut perkataannya dan setelah itu dipulihkan.

2. Kekecewaan

Ayub mencabut perkataannya dan dipulihkan.


Perkataan apa yang dicabut oleh Ayub? tentunya apa yang dia
ucapkan, apa saja yang dia ucapkan? Diantaranya, kata-kata
kekecewaan.

105
Ayub 6:15; “Saudara-saudaraku tidak dapat dipercaya
seperti sungai, seperti dasar dari pada sungai yang
mengalir lenyap”

Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya, itulah


judul perikop pasal 6 dan ayat 15 menjelaskan mengapa dia
kecewa juga terhadap saudara-saudaranya. Baik sahabat
maupun saudaranya sama-sama mengecewakan.

Ayub mengilustrasikan teman dan sahabatnya seperti


‘aliran sungai, yang mengalir lenyap’. Hal itu merupakan
kenyataan, bahwa dari pasal 3 sampai pasal 41 memang tidak
ada satu ayatpun yang menceritakan teman atau sahabat atau
saudara Ayub itu datang dan menolong, tidak ada. Semua
datang silih berganti, pasal demi pasal (mungnkin hari demi
hari, atau minggu bahkan bulan demi bulan), mereka tidak ada
yang berbuat nyata menolong, mereka datang hanya berbicara
saja!

Saudara bisa merasakan betapa Ayub kecewa? Kalau


misal saudara sendiri mengalami hal serupa, lalu teman datang
dan berkata; “Wah kamu sakit ya... ah.. kasihan...emm.. kamu
perlu obat? ... mau sembuh?...berdoa, ya berdoa!” “Wah
rumahmu roboh ya.... kasihan....” “ dombamu habis?... ehm...
kasihan” “ Kamu tidak diberkati ya... kasihan. Kamu mau
berkat...? Mau? Berdoa! ya...berdoa nanti kamu dapat berkat”

Mereka hanya kasihan, tetapi tidak menolong! Mereka


hanya mengeluarkan kata-kata hikmat, kata-kata rohani.
Orang lapar butuh makanan, orang sakit butuh obat, rumah
roboh butuh semen, tetapi semua datang hanya berbicara!
Mereka semua datang silih berganti dan hanya berbicara lalu
pergi lagi mengalir seperti air! Dan Ayub kecewa.

106
Ketika teman Ayub datang, Ayub mungkin saja mulai
berharap, wah ada penolong datang, namun hingga pasal 37
tidak ada seorangpun yang menolong.

Dalam pepatah Jawa ada orang berkata: “Ojo ngarep


arep endoke si blorok” atau dalam bahasa Indonesia “Jangan
berharap ayam blorok datang dan bertelor”. Maka kalau saya
umpamakan Ayub ini, saya bisa mengerti kalau Ayub kecewa,
karena “si-Blorok datang dan bukan bertelor, tetapi berak!”

Kalau saya teliti kisah Ayub, saya bisa mengerti kalau


dia kecewa, tetapi melalui tulisan ini saya mau katakan bahwa
kekecewaan itu tidak menyelesaikan masalah. Kekecewaan
tidak membawa kepada pemulihan. Ayub tidak dipulihkan dan
tidak ada satu ayatpun mengenai pemulihan atau janji
pemulihan sampai dia mencabut perkataannya, termasuk
tentunya kata-kata kekecewaan

Tidak ada seorangpun didunia ini yang belum pernah


kecewa. Kekecewaan muncul karena pengharapan,
kebutuhan yang tidak terpenuhi. Keinginan yang tidak didapat,
cita-cita yang tidak tercapai, sahabat dan saudara yang tidak
memperhatikan, tidak menolong, dan ribuan hal lain yang bisa
mengecewakan. Kecewa adalah hal yang biasa dan
manusiawi, yang harus diatasi dengan segera. Jangan biarkan
kekecewaan terus berdiam dalam hati saudara.

Kecewa, itulah panah awal yang biasa dan paling


mudah dilontarkan oleh iblis, untuk menghancurkan hidup kita.
Berawal dari kekecewaan, segala problem hati lainnya bisa
muncul seperti kepahitan, kebencian, dendam, iri hati,
mengutuk orang lain, mengutuk diri sendiri. Cabut panah si
iblis ini sejak dini, sejak masih berupa kekecewan. Jangan
sampai kekecewaan ini menjadi matang dan dibuahi dan

107
menghasilkan dosa. Kekecewaan hanya akan menambah
beban beratnya hidup. Beratnya hidup, itulah judul perikop
setelah kekecewaan. Ayub mencabut perkataannya dan
setelah itu dipulihkan.

Setelah Ayub mengucapkan kata-kata kecewa di pasal


6, maka pasal 7 adalah ‘Beratnya Hidup’. Ayub mencabut
perkataannya, termasuk kata-kata kecewa di Pasal 42:6, maka
perikop berikutnya judulnya “Keadaan Ayub dipulihkan”. Cabut
kekecewaanmu dan hiasi biografimu selanjutnya dengan kisah
pemulihan!

3. Beratnya hidup

Ayub mencabut perkataannya dan dipulihkan.


Perkataan apa yang dicabut oleh Ayub? tentunya apa yang dia
ucapkan, apa saja yang dia ucapkan? Diantaranya, kata-kata
keluhan beratnya hidup.

Ayub 7:1; “Bukankah manusia harus bergumul di bumi


dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?
2; Seperti kepada seorang budak yang merindukan
naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-
nanti upahnya.

Hidup itu berat. Itulah isi ringkas dari seluruh pasal 7,


pasal yang berisi apa yang dirasakan oleh Ayub tentang
hidupnya. Beratnya hidup ini sebenarnya hasil dari
kekecewaan di pasal sebelumnya. Hidup terasa berat jika
orang mulai kecewa.

108
Pernah saudara merasa lelah, lelah dalam hidup ini?
Merasa tidak kuat, lelah melayani, lelah bekerja, lelah
berumah tangga, bahkan mungkin sempat berpikir, alangkah
baiknya kalau saya mati sekarang dan masuk sorga yang
bahagia? Kapan saudara merasa lelah? Saya yakin bukan
setelah bekerja berat yang secara fisik melelahkan. Kalau
orang lelah secara fisik, dia akan segera segar kembali setelah
istirahat atau tidur. Orang lelah dalam hidup ini saat
mengalami kekecewaan.

Misal dalam hidup berumah tangga. Berumah tangga,


menikah adalah hal yang ditunggu-tunggu ketika masih muda,
sedang berpacaran. Alangkah bahagianya nanti kalau kita
menikah, mencintai dan dicintai, menjalin asmara dan selalu
bertemu, membangun cita dan cinta. Tetapi sering berumah
tanggapun menjadi melelahkan. Kapan orang lelah berumah
tangga? Ketika salah satu pasangan mulai merasaan kecewa.
Kecewa karena ingkar janji, kecewa karena merasa tidak
dikasihi, tidak diperhatikan. Kecewa karena dikhianati, kecewa
karena pasangan mencintai pekerjaan lebih dari dirinya,
mencintai keluarga, orang tua lebih dari dirnya, karena
pasangan mencintai pelayanan lebih dari dirinya dan berbagai
suber kekecewaan lainnya. Kekecewaan membuat hidup
pernikahannya terasa berat.

Demikian juga hidup dalam pekerjaan, berkarier di


kantor. Bekerja adalah hal yang dinantikan, diidam-idamkan,
dicita-citakan ketika kita masih sekolah atau kuliah. Ketika
bercita-cita untuk meniti karier, mulai dari bawah sekalipun, kita
akan jalani, untuk masa depan kita. Betapa bahagianya ketika
akhirnya lamaran pekerjaan kita diterima. Betapa bahagianya
ketika kita menerima amplop pertama hasil pekerjaan kita
sendiri.

109
Dengan hati berbunga-bunga, kita banyak sekali ide,
untuk apa saja uang ini akan saya gunakan. Ada yang
mentraktir teman-temannya, ada yang mengirim ke orang
tuanya ada yang mengajak pacarnya makan malam, ada yang
menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan untuk pelayanan
sebagai korban ‘ulu hasil’ (seperti yang saya lakukan).

Kapan bekerja terasa lelah? saat kita kecewa di kantor,


karena setelah enam bulan masa percobaan, dan kita
menerima amplop gaji kita, ternyata gaji kita tidak naik. Kita
kecewa ketika bukan kita yang dipromosikan tetapi orang lain
yang ada hubungan keluarga dengan atasan atau hubungan
suku dan hal lain yang tidak ada hubungannya dari segi
profesi. Kita kecewa dan saat itulah kita merasaan lelah dalam
bekerja.

Beberapa bahkan merasa badannya sakit, tidak enak


badan ketika besok pagi bangun pagi, dan ada rasa malas
untuk pergi ke kantor, yang sebelumnya adalah impiannya
untuk meniti karier. Kekecewaan membuat hidup menjadi
berat.

Hal yang sama juga terjadi dalam hidup di dunia


pelayanan. Pelayanan pertama, kasih mula-mula adalah hal
yang luar biasa. Hati kita dibakar oleh kasih Tuhan dan kita
melibatkan diri dalam pelayanan dengan semangat, dengan
roh yang menyala-nyala dengan korban, dengan suka cita.
Kita setia dalam perkara ‘kecil’ karena kita tahu Tuhan
menghargai semua jenis pelayanan. Kita melayani dengan
motivasi yang tulus karena mengasihi jiwa-jiwa. Kita melayani
sambil bersenandung lagu-lagu pujian dan ucapan syukur
kepada Tuhan.

110
Kapan pelayanan mulai melelahkan? rasanya kita tidak
kuat dan ingin mundur? kapan pelayanan menjadi semacam
Kuk? saya yakin bukan saat tantangan dari luar datang.
Bukan saat orang yang tidak seiman melempari batu atau
menghalangi. Masalah semacam itu justru sering membuat
doa kita berkobar-kobar, kita berpuasa dan semakin dekat
dengan Tuhan.

Kita mulai merasa lelah dalam pelayanan jika kita mulai


kecewa. Kita kecewa dengan gembala (atau ada yang
berkata; “ Om Gembala sih baik, tetapi tante.. itu lho pak”),
kecewa dengan ibu gembala, kecewa dengan gereja, kecewa
dengan kakak atau pembina rohani, kecewa dengan sinode
pusat, atau kalau engkau seorang gembala, kecewa dengan
diaken, dengan pengerja, dengan jemaat yang kaya namun
tidak menyumbang dan hanya berbicara dan usul yang
banyak, dll.

Ketika iblis berhasil memanahkan senjatanya yang


pertama yang bernama ‘senjata panah kekecewaan’, maka
panah itu akan menancap dan menimbulkan luka. Bahkan
cukup sakit untuk mencabut panah itu dari tubuh kita. Cukup
sakit ketika mengalami kekecewaan, bahkan cukup sulit untuk
mengampuni.

Tetapi bagaimanapun panah kekecewaan itu harus


dicabut, atau lukanya akan semakin membusuk, menjadi lebih
besar lagi, infeksi bahkan membawa kematian. Dari
kekecewaan, bisa membesar menjadi dingin rohani, berhenti
pelayanan, bahkan menyalahkan Tuhan. Dari akar
kekecewaan bisa tumbuh apatis, kepahitan, keluhan, tidak
menerima keadaan dan mulai mengutuk orang lain atau
lingkungan, pemerintah dll.

111
Kalau engkau mengalami kekecewaan, cabut
kekecewaan itu, dan rasakan ringannya dan indahnya hidup
ini. Cabut dan buang segala akar kekecewaan. Ayub mencabut
perkataannya dan setelah itu dipulihkan. Hidupnya tidak berat
lagi.

Buang segala kata kata keluhan bahwa ‘hidup itu berat’


karena perasaan kita akan mengikuti apa yang kita ucapkan,
pikiran dan bahkan tubuh kita akan mengikuti apa yang kita
ucapkan. Karena itu katakan hal hal yang baik, yang sedap
didengar, yang indah, ucapkan Firman Tuhan dan kata-kata
iman, maka kita akan dibangkitkan menjadi optimis, beriman
dan bahkan bersuka cita!

Hidupmu akan menjadi seperti apa engkau mengucapkannya!

4. Merasa benar

Ayub mencabut perkataannya dan dipulihkan.


Perkataan apa yang dicabut oleh Ayub? tentunya apa yang dia
ucapkan, apa saja yang dia ucapkan? Diantaranya, perkataan
membenarkan diri sendiri.

Ayub 9:15, 20b,21; Walaupun aku benar, aku tidak


mungkin membantah Dia. Sekalipun aku tidak bersalah,
Ia menyatakan aku bersalah. Aku tidak bersalah! Aku
tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan hidupku!

Ayub 10:7 a; Padahal Engkau tahu, bahwa aku tidak


bersalah

Ayub merasa benar

112
Roma 3:22,23; Semua orang telah berbuat dosa dan
kehilangan kemuliaan Allah. Tidak ada seorangpun yang
benar, tidak ada.

Yesaya berkata kesalehan kita, kebenaran kita itu


seperti kain kotor. Sering orang merasa dirinya benar dan
paling benar, tetapi kalau sudah bertemu Tuhan pribadi, seperti
ketika Petrus mendapat ikan atas perintah Tuhan Yesus,
Petrus berkata; “Tuan, tinggalkanlah saya ini, sebab saya
orang berdosa”. Ketika Ayub berjumpa dengan Allah pribadi,
tidak dari kata orang saja, maka Ayub mencabut perkataannya,
termasuk perkataan yang merasa dirinya benar.

Perjumpaan secara pribadi dengan pribadi Tuhan, kita


akan seperti bercermin dan bahkan ‘ditelanjangi’, untuk
maksud menguduskan dan menyempurnakan kita. Tuhanlah
kebenaran itu. Kadang saya juga merasa paling benar, paling
pintar, paling mengerti Firman, paling tajam dalam hal visi,
tetapi ketika saya mengalami perjumpaan pribadi dengan
Tuhan di dalam penyembahan ataqu saat teduh atau saat
perenungan, saya menyadari bahwa saya belum mengerti
semua kebenaran yang dimiliki Tuhan. Dalam perjumpaan
dengan Tuhan pribadi kita disucikan, dibersihkan, dibenarkan.
Kesombongan kita, kecongkakan kita, ‘sok tahu’ kita, ‘sok
benar’ kita semua akan ditelanjangi dihadapan Tuhan.
DihadapanNya, kita akan menyadari, bahwa kita ‘bukan apa
apa’.

Datang kepada Tuhan perlu kerendahan hati dan


kejujuran untuk mengaku siapa diri kita yang sebenarnya.
Tuhan pun juga sebenarnya sudah tahu siapa kita, tetapi
pengakuan itu berarti kejujuran, keterbukaan dihadapan
Tuhan.

113
Tuhan benci dosa, benci kebohongan, apalagi
membohongi Tuhan dengan mengatakan “Saya tidak
bersalah!” seperti yang pernah diucapkan Ayub, yang
kemudian dicabutnya.

Kalau kita merasa benar, dan berbagai masalah Tuhan


ijinkan terjadi, ini sering membuat justru semakin berat,
semakin kecewa. Lain dengan orang yang memang mengaku
kesalahannya, dia bisa menerima mengapa dia ditegor,
mengapa dia didisliplin, mengapa dia di skors. Tetapi orang
yang merasa benar, akan lama mengalami kepahitan, karena
merasa ini semua tidak adil.

Merasa benar sendiri tidak membawa pemulihan, ini


juga berlaku jika ada dua orang, dua pihak, dua gereja
bermasalah. Sebagai salah satu contoh misal dua orang atau
suami istri bertengkar dan ada masalah, maka saya yakin
sebenarnya pasti dua-duanya salah. Jika salah satu merasa
benar sendiri, maka tidak pernah akan ada pemulihan. Istri
Ayub menginginkan kematian Ayub, ini berarti juga antara
mereka ada masalah.

Tetapi Tuhan memulihkan Ayub, memulihkan keluarga


Ayub. Kata yang digunakan ‘pulih’ sehingga banyak hamba
Tuhan sepakat bahwa isteri di pasal 42 sama dengan isteri di
pasal 1 dan 2. Ayub dipulihkan setelah dia mencabut
perkataan, termasuk perkataan ‘merasa benar sendiri’. Misal
kalau suami istri ada masalah kalau kita menyadari ‘kesalahan’
kita, dan bukan ‘kebenaran kita’ kita akan berkata; “Maafkan
saya”. Ini yang membawa pemulihan. Menyadari
‘kesalahannya sendiri’ ini penting dalam proses rekonsiliasi,
proses pendamaian. Biasanya cukup mudah bagi orang untuk
menyadari, menemukan ‘kesalahan’ pasangannya, istrinya,
suaminya, pihak lawan lainya dengan siapa dia ada masalah.

114
Sebagai contoh saja, jika saya ada masalah dengan
istri saya, maka yang memulihkan adalah kalau saya merasa
‘salah’ untuk kesalahan saya. Kalau saya merasa salah untuk
salah saya, maka saya akan berkata kepada istri saya;
“Maafkan saya, saya salah” (titik, sampai disitu saja). Inilah
yang memulihkan kami.

Lain kalau saya merasa salah, ditambah dengan


kenyakinan dan perasaan saya pikir dia (istri saya) juga salah.
Kalau saya lebih banyak menyadari kesalahannya dan bukan
sikap merasa salah untuk salah saya, maka saya atau
kebanyakan orang akan berkata: “Maafkan saya, nanti kamu
juga saya maafkan!”. Ini tidak menyelesaikan masalah, karena
sering kalau kita berkata demikian, pasangan kita akan
berkata: “ Saya tidak perlu dimaafkan, saya tidak bersalah,
yang salah itu kamu!” Ironis bukan kalau kita bertengkar lagi,
selama kita sedang minta maaf, karena kita minta maaf sambil
menuduhnya bahwa dia juga salah.

Demikian juga, kalau minta maaf jangan berkata;


“Maafkan saya ya...., gitu aja marah” Ini juga tidak
menyelesaikan masalah, justru akan membawa pertengkaran
selanjutnya, karena tambahan “...gitu aja marah” ini tidak
menujukkan sikap menyesali, tidak menujukan ‘merasa salah’
tetapi justru ‘menghina’ dan meremehkan.

Demikian juga dengan pendahuluan; “Ia..deh... maaf”


Ini hal yang sama, minta maaf jangan pakai “..ia dehh... “
seolah olah sebenarnya kita tidak merasa salah, tetapi supaya
tidak bertengkar lebih lanjut kita minta maaf.mKarena itu cabut
rasa benarmu, kebenaranmu, dan sadari kesalahanmu sendiri,
bukan kesalahan orang lain. Minta maaf dan urusi
kesalahanmu dan bukan urusi kesalahan orang lain.

115
Kalau saya berkata kepada istri saya: “ Maafkan saya,
saya salah”. Maka biasanya istri saya juga berkata:”Maafkan
saya juga”. Hubungan pulih dimulai kalau orang menyadari
kesalahannya dan merendahkan diri untuk minta maaf.
Kadang kita terlalu sombong untuk minta maaf. Kita minta
maaf kalau dia juga minta maaf atau kita minta maaf dengan
kata-kata saya juga akan maafkan kamu, ini kesombongan, ini
sambil minta maaf menuduh dan menuntut, ini tidak efektif.

Ada yang bertanya kepada saya; “ Pak bagaimana


kalau kita sudah minta maaf nih, lalu pasangan kita tidak ganti
minta maaf, padahal semua juga tahu kalau dia salahnya lebih
banyak. Kalau kita hanya berkata maafkan saya. (titik) Cuma
berkata begitu, nanti dia khan besar kepala, nanti kita diinjak.
Bagaimana kalau kita minta maaf dan dia tidak berkata;
maafkan saya juga, tetapi dia hanya berkata; hemmm..OK
saya maafin”. (sambil manggut manggut)

Dengar saya jemaat Tuhan, dengar saya! Sesombong


-sombongnya orang sehingga dia tidak berkata; “Maafkan saya
juga”. Percaya saya, percaya saya dalam hati nuraninya, dia
berkata pelan; “...sebenarnya saya salah juga..”. Percaya saya
jemaat Tuhan! Dengan berkata: “Maafkan saya”, kita telah
merendahkan diri dan berbuat benar dan Tuhan membela dan
mengasihi orang benar.

Dengan berbuat demikian kita telah menabur kebaikan,


menabur roh, dan kita akan menuainya. Percaya saya jemaat
Tuhan, dengan berbuat demikian, kita telah memberikan
‘impact’ pengaruh yang kuat dalam hati pasangan kita kalau
kita ini baik, dan dalam hati kecilnya dia menyadari hal itu, ini
sudah cukup. Ini sudah cukup bagi sebuah langkah
rekonsiliasi, langkah pendamaian dan membawa damai!

116
Dengar saya jemaat Tuhan, kalau orang lain yang
dengannya kita ada masalah, terlalu sombong untuk mengakui
kesalahannya, sementara kita sudah mengakui kesalahan kita,
Tuhan yang akan bela kita. Orang sombong itu musuhnya
Tuhan. Tuhan dekat dan membela orang yang rendah hati.

Mazmur 25:9; Ia membimbing orang-orang yang rendah


hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya
kepada orang-orang yang rendah hati.

Mazmur 149:4; Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya,


Ia memahkotai orang-orang rendah hati dengan
keselamatan.

1 Petrus 5:5; Tuhan menentang orang yang congkak,


tetapi mengasihi orang yang rendah hati.

2 Korintus 7:6; Tetapi Tuhan, yang menghiburkan orang


yang rendah hati.

Yang keluar dari mulut, itu meluapnya dari hati, jadi


sebenarnya perkataan benar sendiri ini keluar dari sikap hati
merasa benar sendiri. Cabut perkataan saudara, kalau selama
ini hanya merasa diri yang paling benar. Ayub mencabut
perkataannya dan setelah itu dipulihkan.

5. Apatis

Ayub mencabut perkataannya dan dipulihkan.


Perkataan apa yang dicabut oleh Ayub? tentunya apa yang dia
ucapkan, apa saja yang dia ucapkan? Diantaranya kata-kata
apatis.

117
Ayub 9:21; Aku tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan
hidupku!

Apatis. Jika kekecewaan dibiarkan, tidak segera diatasi


dan dicabut, panah kekecewaan itu bisa menimbulkan luka hati
yang semakin parah, dari luka menjadi radang atau koreng,
dan akibat luka itu, dampak yang kelihatan, sikap yang muncul
adalah apatis.

Tidak memperhatikan diri sendiri, tidak memperhatikan


penampilan, tidak memperhatikan pelayanan, tidak
memperhatikan pekerjaan, semua hidupnya menjadi asal-
asalan. Mengasihi diri sendiri, memperhatikan diri sendiri itu
perlu, bukan berarti egois, tetapi karena sadar bahwa diri kita
adalah bait Tuhan yang harus dijaga dan dirawat. Sadar
bahwa kita adalah kasih karunia Tuhan.

Mengasihi diri sendiri perlu, karena dengan demikian


kita juga bisa mengasihi orang lain dengan kualitas yang lebih
baik sebagaimana kita mengasihi diri sendiri secara baik.

“Kasihilah sesamamu manusia, seperti engkau


mengasihi dirimu sendiri”

Melayani diri sendiri ini bukan sikap yang egoistis,


tetapi bentuk tanggung jawab! Kita melayani roh kita dalam
pujian, penyembahan, doa pribadi dan merenungkan Firman-
Nya. Kita melayani diri kita dengan berbahasa roh, karena
barang siapa berbahasa roh ia membangun dirinya (1 Korintus
14). Roh kita akan semakin dikuatkan untuk bisa menaklukkan
dan menguasai jiwa kita dan tubuh kita (Roma 8:14). Jika roh
kita tidak dikuatkan dengan Firman, pengajaran dan yang
sangat mengairahkan adalah dengan ‘hadirat Tuhan’, maka
bagaimana mungkin kita akan kuat melayani orang lain?

118
Kita juga melayani tubuh kita pribadi dengan makanan
yang sehat dan bergizi serta yang imbang. Kita beristirahat
yang cukup sehingga tubuh kita kuat dan bisa melayani
dengan baik. Kita juga perlu olah raga yang teratur dan dalam
porsi yang wajar, tidaklah terlalu perlu hingga membentuk
tubuh yang berotot, kecuali saudara memang binaragawan,
tetapi olahraga teratur dan sewajarnya.

Kecuali Tuhan memberi beban dan menggerakkan


untuk berpuasa, maka makanlah dengan teratur, sesuai
jadwal, makan untuk hidup, makan untuk sehat dan bukan
hidup untuk makan.

Sayang jika seorang yang diurapi Tuhan, dipakai


Tuhan, memiliki kepemimpinan, visi yang luar biasa dan
pengajaran yang istematis dan mudah dimengerti, harus cepat
mati karena penyakit.

Karena itu, perhatikan dirimu! Jangan Apatis! Tidak ada


orang apatis yang dipakai Tuhan, tidak ada orang apatis yang
dipulihkan, tidak ada orang apatis yang diberkati. Tidak ada
orang apatis yang menjadi pemimpin. Pemimpin optimis,
berpengharapan kuat. Apatis, ini sikap yang tidak benar,
apatis itu dosa. Malas adalah sikap apatis. Kemalasan hanya
akan mendatangkan kemiskinan (Amsal 6) Ayub mencabut
perkataannya, perkataan-perkataan apatis, perkataan yang
mewakili sikapnya dan setelah itu dipulihkan.

Beberapa sikap apatis dalam bidang-bidang ini


menandakan bahwa ada luka hati, dan perlu dipulihkan;

a. Apatis usaha / malas setelah kerusuhan. Apatis dengan


karier, dengan pekerjaan, pekerjaannya asal-asalan,
serabutan, tidak sungguh-sungguh.

119
b. Apatis dengan diri sendiri, tidak lagi memperhatikan diri
sendiri, tidak memperhatikan kesehatan, berat badan,
nggak mau makan atau makan berlebihan, setelah
bertengkar atau putus cinta dan kecewa.

c. Apatis terhadap kebersihan diri sendiri, jarang mandi,


penampilannya serabutan, setelah sakit hati.

d. Apatis terhadap masa depan. Apatis setelah kecewa dan


dikecewaan seseorang, baik teman hidup atau orang tua.

e. Apatis terhadap Tuhan, pelayanannya asal-asalan, tidak


sungguh-sungguh lagi, karena mulai kecewa dengan
gembala, kecewa dengan gereja, kecewa dengan sinode
atau yayasan. Kekecewaan membuahkan apatis, cuek,
tidak perhatian lagi.

Amsal 18:14; “Orang yang bersemangat dapat


menanggung penderitaannya, tetapi siapakah akan
memulihkan semangat yang patah (apatis)?”

KEMALASAN adalah buah sikap dari orang APATIS

Amsal 6: 9; Hai pemalas, berapa lama lagi engkau


berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
10; “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi,
melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” --
11; maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti
seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang
bersenjata.

Amsal 12:24 Tangan orang rajin memegang kekuasaan,


tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa. 21:25 Si
pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya
enggan bekerja. 26:14 Seperti pintu berputar pada
engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.

120
6. Kepahitan

Ayub mencabut perkataannya dan dipulihkan.


Perkataan apa yang dicabut oleh Ayub? tentunya apa yang dia
ucapkan, apa saja yang dia ucapkan? Diantaranya, kata-kata
kepahitan.

Ayub 10:1; Aku telah bosan hidup, aku hendak


melampiaskan keluhanku. Aku hendak berbicara dalam
kepahitan jiwaku.

Diawali panah kekecewaan, berkembang menjadi


apatis, dan bisa membuahkan kepahitan. Kepahitan adalah
kekecewaan yang mendalam. Kepahitan sering menjadi akar
berbagai penyakit, dan juga penyakit yang dirasakan tetapi
dokter sulit menemukan penyebabnya, karena gejalanya juga
sering berubah-ubah. Sering hal semacam ini disebut sebagai
‘psikosomatik’. Sakit hati yang mendalam, atau kepahitan
harus diselesaikan.

Kalau saudara memiliki kepahitan hati, ingin mati,


merasa tidak sanggup hidup, lelah dan capek menjalani
kehidupan, karena dikecewakan terlalu mendalam, selesaikan
hal ini. Orang yang kepahitan selalu berbicara negatif, tidak
bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan isi hatinya dan
menjelekkan, menyerang orang lain, dan selalu meresponi
segala sesuatu dengan negatif.

Mazmur 64:2; (64-3) Sembunyikanlah aku terhadap


persepakatan orang jahat, terhadap kerusuhan orang-
orang yang melakukan kejahatan,

121
3; (64-4) yang menajamkan lidahnya seperti pedang,
yang membidikkan kata yang pahit seperti panah,
4; (64-5) untuk menembak orang yang tulus hati dari
tempat yang tersembunyi; sekonyong-konyong mereka
menembak dia dengan tidak takut-takut.

Daud melukiskan orang jahat akan mengeluarkan kata-


kata yang pahit, dan itu akan menjadi seperti panah yang
menyerang orang yang tulus hati. Kepahitan akan membawa
pada dosa menyerang orang lain yang tulus. Kepahitan akan
membawa iri hati kepada orang yang benar dan diberkati,
dengan memfitnah, meremehkan orang lain, mengecilkan
perbuatan orang lain, menghina keberhasilan orang lain.

Kepahitan akhirnya akan menghancurkan orang itu


sendiri, karena orang secara umum akan menilai, bahwa orang
itu tidak benar, jahat karena kepahitan. Kekecewaan dan
kepahitan membawa sakit penyakit.

Kesaksian sakit Pinggang

Tahun-tahun 1997, saya (Jarot) sakit pinggang luar


biasa. Kalau pagi hari bangun pagi, maka saya harus
menunggu beberapa menit dan baru bisa duduk, setelah itu
harus menunggu beberapa menit lagi dan baru bisa berdiri,
dan kalau jalanpun harus merambat berpegangan tangan.
Duduk dalam posisi tertentu sakit sekali pinggang saya. Saya
takut apakah saya kena stroke? Atau asam urat?

122
Maka sayapun periksa darah. Dan hasil test darah,
mengejutkan, semua parameter ada dalam batas ideal!! Maka
sayapun menjadi was was... kalau begitu sakit apa lagi? Maka
sayapun check up ke rumah sakit Pertamina, dan setelah
pemeriksaan dengan teliti, scaning, MRI, dll hasilnya sangat
jelas, ada saraf yang terjepit oleh tulang belakang di sekitar
pinggang. Itulah yang membuat pinggang seperti tertusuk
tusuk. Saran dokter hanya satu, jika mau sembuh tidak ada
jalan lain, operasi.

Bagi saya operasi adalah PENGHAKIMAN, vonis yang


menakutkan, karena jangankan operasi, saya tidak tahan
melihat darah, waktu saya diambil untuk test darah saja, saya
pingsan. Kalau saya ke rumah sakit, saya sudah keringat
dingin melihat jarum suntik dan waktu istri saya melahirkan
saya yang berkunang kunang dan hampir pingsan. Ruangan
terasa gelap, berputar dan akhirnya saya pucat dan bidan yang
membantu istri saya melahirkan meminta saya untuk duduk
saja di sebelah, supaya mereka tidak repot mengurus saya dan
bukan istri saya.

Maka saya menghindar dari operasi, saya pergi ke


rumah sakit Cacat di Veteran, Bintaro, dan minta dilakukan
terapi dengan sinar laser saja, sambil terapi renang, serta saya
menggunakan ‘korset’ serupa yang digunakan ibu setelah
melahirkan, hanya saya memilih yang ada magnetnya, supaya
darah mengalir lancar. Saya juga mencoba minum jamu-jamu
ginjal, siapa tahu sakit pinggang karena sakit ginjal. Pokoknya
segala saran dan nasehat dari teman-teman, semua saya
coba, siapa tahu sembuh dan tidak usah operasi. Bukan
karena biaya, saya ada uang banyak, tetapi saya tidak ada
keberanian untuk operasi.

123
Minggu berganti minggu dan sakit tetap saja sakit dan
sangat menyiksa, dan untuk kembali ke rumah sakit untuk
operasi, saya benar-benar ketakutan. Saya bergumul dan
berteriak, berseru kepada Tuhan; “Tuhan saya tahu, saya sakit
karena saraf terjepit, tetapi saya bertanya lebih jauh, kenapa
terjepit Tuhan?” Dalam pergumulan itu saya menemukan dua
ayat berikut ini:

Amsal 17:22; Hati yang gembira adalah obat yang


manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan
tulang.

Mazmur 73:21; Ketika hatiku merasa pahit dan buah


pinggangku menusuk-nusuk rasanya,

Pingang saya seperti ditusuk tusuk rasanya dan Firman


Tuhan mengatakan itu bisa terjadi jika hati ada kepahitan
(Mazmur 73:21). Pinggang terasa tertusuk, hasil lap di rumah
sakit melaporkan karena ada saraf yang terjepit. Saya
mengerti, mengapa saraf terjepit? Karena tulang mengering,
menyebabkan mengkerut dan ketika mengkerut, ada saraf
yang terjepit. Mengapa tulang mengering, Firman Tuhan
kembali menghubungkan dengan suasana hati yang patah
atau apatis (Amsal 17:22) Cukup logis.

Firman Tuhan itu membuat saya menemukan ‘akar’


masalah penyakit tubuh saya, saya harus mengakui dihadapan
Tuhan, bahwa saya memang sedang ‘patah semangat’. Saya
sedang giat giatnya dan tulus tulusnya (menurut saya, saya
tulus) melayani di GBI ‘Bethany’ di Jakarta, pada waktu itu,
dalam berbagai bidang pelayanan, dan saya tidak mendapat
dukungan dari gembala, bahkan disalah mengerti, bahkan
ditegor, bahkan ada fitnah yang beredar, bahkan sempat

124
di’skors dengan tidak boleh naik mimbar. Ini membuat saya
kecewa dengan gembala bahkan saya jadi apatis.

Saya terus bergumul dengan kesakitan saya, dan saya


menyerah. Saya tahu ini rhema yang Tuhan berikan. Saya
akhirnya mengambil keputusan untuk mencabut semua
kekecewaan dan kepahitan, saya minta ampun untuk salah
saya, dan saya melepaskan pengampunan untuk hal-hal yang
menurut saya pemimpin tidak adil dan terburu buru mengambil
keputusan tanpa mengadakan konseling, pemanggilan atau
mendengar dari saya.

Saya berdoa dan saya ucapkan semuanya, lalu saya


mulai memberkati tulang dan saraf, untuk semua kembali ke
tempatnya. Saya mengambil keputusan untuk tidak operasi,
dan meneruskan terapi Sinar Laser dan berenang serta
menggunakan ‘korset’ karena saya yakin, kalau masalah hati
saya beres, maka tulang saya akan sembuh, tidak lagi kering,
kembali ‘basah’ dan ‘melar’ sehingga dengan terapi diatas,
saraf akan ‘tertarik’ kembali ke jalurnya.

Saya menemukan ayat lainnya dalam Amsal 16:26,


selain Amsal 17:22 bahwa hati yang gembira, suka cita adalah
obat bagi tulang, bahkan obat yang manjur! Puji Tuhan,
sekarang sudah th 2018, ketika saya ‘edit’ buku ini, sudah
lebih 21 tahun, pinggang saya sembuh dan tidak kambuh lagi,
sehat normal, walaupun saya melakukan perjalanan ke
pelosok pelosok terpencil dengan jalan rusak berat dan
belasan jam, namun tetap sehat dan kuat. Puji Tuhan!!

Amsal 16:24 Perkataan yang menyenangkan adalah


seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi
tulang-tulang.

125
Tidak ada damai sejahtara dan kebahagiaan dalam
kepahitan. Yang ada hanya sakit penyakit yang meremukkan
tulang dan bisa merembet menjadi sakit penyakit lainnya! Ayub
mencabut perkataannya dan setelah itu dipulihkan. Saya
mencabut kekecewaan dan disembuhkan! Cabut dan buang
segala kepahitanmu dan rasakan kesehatan dari Tuhan!!
Dengar Firman Tuhan berikut ini:

EFESUS 4:31; Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan,


pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara
kamu, demikian pula segala kejahatan.

7. Kata sia-sia

Ayub mencabut perkataannya dan dipulihkan.


Perkataan apa yang dicabut oleh Ayub? tentunya apa yang dia
ucapkan, apa saja yang dia ucapkan? Diantaranya, kata sia-
sia.

Ayub 16:1,2; Tetapi Ayub menjawab: “Hal seperti itu


telah acap kali kudengar. Penghibur sialan kamu semua!

Alkitab berkata, kata sia-sia, yang kosong, sembrono


(seperti; sialan, gile, busyet, jiantjuk) kata-kata kotor (anjing,
bangsat, bajingan!), cabul, cemar atau jorok disebutpun jangan
diantara kamu, tetapi sebaliknya ucapan syukur. Mulut kita
harus kita kuduskan, supaya ada kuasa dalam ucapan kita.

Matius 12:36; Tetapi AKU berkata kepadamu: Setiap kata


sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggung
jawabkannya pada hari penghakiman.

126
Efesus 4:29; Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, dimana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia.

Efesus 5:4; Demikian juga perkataan yang kotor, yang


kosong atau yang sembrono … karena hal-hal ini tidak
pantas … tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

Alkitab mengatakan yang keluar dari mulut ini meluap


dari hati. Tidak mungkin kita memperbaiki perkataan kita kalau
tidak membersihkan hati kita. (Baca buku saya yang berjudul
‘Pemulihan Hati’ / HATI YANG INDAH, untuk mendapat
penjelasan ini secara lebih jelas).

Ayub mencabut perkataannya, termasuk kata sia-sia


yang pernah dia ucapkan dan setelah itu dipulihkan.

8. Kutuk kepada orang lain

Ayub mencabut perkataannya dan dipulihkan.


Perkataan apa yang dicabut oleh Ayub? tentunya apa yang dia
ucapkan, apa saja yang dia ucapkan? Diantaranya, kutuk
kepada orang lain.

Ayub 16; 3,4; Belum habiskah omong kosong itu ? Apa


yang merangsang engkau untuk menyanggah ? Akupun
dapat berbicara seperti kamu, sekiranya kamu pada
tempatku; aku akan menggubah kata-kata indah
terhadap kamu, dan menggeleng-gelengkan kepala atas
kamu.

127
Kepahitan yang telah dibuahi mendatangkan dosa, jika
mulai mengutuk orang lain, mengharapkan orang lain
mengalami malapetaka yang kita alami.

Mungkin kita tidak lagi mengutuk secara frontal


semacam itu, karena kita sudah dilahirkan kembali, kita sudah
aktif pelayanan, pendoa syafaat atau pengerja. Tetapi tanpa
sadar, kita masih mengutuk dan mengemas kutukan kita dalam
‘theologia kristianika’, yang tersamar, tetapi sebenarnya keluar
dari kepahitan dan keiinginan balas dendam.

Misal kita disakiti, dikhianati, ditipu, lalu kita berkata;


”Kita jangan membalas, pembalasan itu adalah haknya Tuhan.
Jadi mari kita berdoa saja, supaya Tuhan yang balas”. Ini
sama saja, ini namanya bukan berdoa, tetapi membalas lewat
jalur doa, berdoa dengan motivasi supaya Tuhan yang
membalas. Ini kepahitan yang dikemas dalam kemasan
‘kristen’

Atau hal yang sama terjadi dan kita berkata serupa


diatas demikian; “Jangan membalas, kita kan anak Tuhan,
tidak boleh membalas. Kita berdoa saja, sebab ada tertulis
kalau kita berdoa, kita tidak membalas, itu sama dengan
menaruh bara api diatas kepalanya”. Sama saja, ini juga
kepahitan, ini juga kutuk yang dikemas dalam doa, ini bukan
berdoa, tetapi melempari bara api, menaruh bara api.

Kalau toh mau berdoa, bukan untuk supaya Tuhan


membalas, bukan supaya Tuhan menaruh bara api, tetapi
supaya Tuhan menjamah, membuatnya bertobat, sehingga dia
selamat dan dia tidak berbuat hal itu lagi. Kalau toh berdoa,
berdoanya memberkati, seperti Yesus ajarkan berkati
musuhmu.

128
Kalau kita berdoa semacam itu, karena kita mengasihi,
bisa saja kenyataannya justru Tuhan menaruh bara api
diatasnya (diatasnya dan tidak mengena orang itu), sehingga
orang itu kepanasan, ada masalah dan melalui masalah itu
mereka mencari Tuhan, mengenal Tuhan dan berubah.

Soal pembalasan dan menaruh bara api tiu adalah HAK


Tuhan, artinya biar itu Tuhan yang putuskan sendiri, bukan
bagian kita mengarahkan Tuhan supaya Tuhan menggunakan
haknya melalui doa-doa kita, ini namanya ‘memprovokasi’
Tuhan. Ini bahkan namanya memerintah Tuhan untuk berbuat
jahat. Ini kurang ajar!

Tuhan bukan preman yang akan membalas bagi kita


karena kita membayar perpuluhan. Tuhan tidak melihat apa
bentuk perbuatan kita, wah doa, bukan tetapi apa motivasi dari
kegiatan yang dari luar sepertinya rohani, dari luar terlihat
‘berdoa’ tetapi sebenarnya sebuah ‘kutukan’ ini bentuk
kepahitan yang di kemas secara agamawi.

Kalau kita berdoa supaya Tuhan membalas dan


menaruh bara api, sekali lagi saya katakan itu adalah jenis
kutukan kepada orang lain, yang engkau harus mencabutnya
juga. Cabut kutuk kepada orang lain, karena hal itu bisa balik
justru engkau sendiri yang akan menerimanya.

Ayub mencabut perkataannya dan setelah itu


dipulihkan. Bersihkan hatimu, penuhi dengan ucapan syukur,
tinggalkan panas hati, penuhi belas kasihan dan
pengampunan, dan biarkan damai sejahtera Allah melimpah
limpah dan memerintah dalam hatimu.

129
C. Damai dengan Sesama

Ayub 42:10; “Lalu Tuhan memulihkan keadaan Ayub,


setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan
Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari
segala kepunyaannya dahulu”

Setelah Ayub damai dengan Tuhan dan damai dengan


dirinya sendiri, mengalami pemulihan pribadi, inner healing,
maka Tuhan mulai menjanjikan akan memulihkan Ayub.
Tuhan mulai berkarya dan berfirman dalam kerangka
pemulihan. Tetapi kapan berkat-berkat pemulihan itu benar-
benar dicairan/ diberikan? Jawabannya setelah Ayub damai
dengan sahabat-sahabatnya. Sahabat-sahabat Ayub yang
dulu Ayub pernah kecewa (pasal 6), mengutukinya (pasal 16).
Sahabat-sahabat yang tidak menolong Ayub, yang kepada
mereka Ayub kecewa.

Tuhan adalah Tuhan yang hidup dan praktis. Tuhan


adalah Tuhan yang menghendaki bukti nyata, Tuhan yang
menghendaki buah pertobatan. Buah yang keluar kalau
seseorang damai dengan Tuhan, bertemu dengan Tuhan.
Kalau orang berkata saya merasakan hadirat Tuhan luar bisa,
saya mendapat penglihatan ini dan itu, bernubuat ini dan itu,
mendapat rhema dan mendengar suara Tuhan, visi misi dan
sebagainya dan orang sekitarnya tidak merasakan perubahan
sikap hidupnya. Itu semua omong kosong!

Bukti bahwa Ayub sudah pulih yang Tuhan minta


sangat praktis, sangat sederhana, tetapi jelas. Tuhan minta
Ayub berdoa untuk sahabat-sahabatnya yang mengecewakan

130
dia. Inipun sebenarnya bukan perintah yang mudah, karena
Ayub harus berdoa buat mereka yang pernah dia kutuki, buat
mereka yang Ayub tidak suka. Saudara akan dengan senang
hati berdoa buat seseorang yang saudara rindukan, saudara
kasihi, suku yang saudara adopsi, negara yang saudara cintai
dan ingin kunjungi, tetapi tidaklah mudah berdoa untuk orang
yang kita tidak sukai.

Memang tidak mudah, kalau justru Ayub yang harus


mendoakan sementara Ayub justru yang sakit, yang hancur,
yang miskin, sementara sahabatnya yang sehat, sahabatnya
yang kaya, sahabatnya yang dombanya banyak, sementara
Ayub habis-habisan. Ini doa yang tidak mudah.

Menyelesaikan masalah juga tidak hanya dengan doa


doa dan doa terus, hanya komunikasi dengan Tuhan terus, lalu
tidak ada kontak apa-apa dengan sesama, bukan, ini juga
bukan hal yang benar. Pemulihan juga harus dengan kontak
dan komunikasi dengan sesama, tetapi hal itu dilakukan
setelah secara pribadi pulih dan sudah damai dengan Tuhan.

Jika kita belum damai dengan Tuhan dan belum pulih


secara pribadi, maka komunikasi kita dengan sesama akan
diwarnai oleh kekecewaan, kepahitan, kutuk, dendam, iri hati,
berharap kepada manusia dan sikap-sikap lainnya. Bukan
sikap mendoakan, memberi dan memberkati.

Matius 5:23,24; Sebab itu, Jika engkau


mempersembahkan persembahanmu diatas mezbah dan
engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati
saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah
berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu.

131
Dari Firman Tuhan tersebut diatas sangat jelas sekali
bahwa pemulihan horisontal, dengan sesama juga ditekankan
oleh Firman Tuhan. Tuhan menghendaki kita hidup damai
dengan semua orang, setidak-tidaknya jika itu bergantung
kepada kita. Pemulihan hubungan dengan sesama itu penting!

Saya mengajak saudara untuk melakukan hal ini, kalau


perlu stop, jangan teruskan membaca buku ini ke bab
selanjutnya, tetapi mulai data, mulai ingat, siapa Elifas, Elihu,
Bildab dan Sofar dalam hidup anda. Siapa yang
mengecewakan engkau, siapa yang engkau benci, yang
pernah engkau kutuki? Tutup mata anda, ingat dia dan
doakan, berkati.

Mungkin suami anda, istri anda mengecewakan anda?


Doakan! Orang tua anda, anak anda mengecewakan anda?
Doakan! Mertua anda, menantu anda mengecewakan anda?
Doakan! Gembala anda, pengerja anda, jemaat anda, teman
anda, kongsi dagang anda, teman kantor anda? Doakakan!
Sahabat anda yang merebut pacar anda mengecewakan
anda? Doakan! Doakan!

Saya mengajak saudara untuk mengingat siapa orang-


orang Kasdim dan orang-orang Syeba dalam hidup anda yang
merampok kambing dombamu, yang menipu engkau, yang
membuat anda rugi, yang merampas hak anda, membunuh
anak anda, merobohkan rumah anda, membakar toko anda,
merampas harta benda anda, yang menyakiti anda? Tutup
mata anda dan doakan mereka, berkati mereka, lepaskan
pengampunan untuk mereka. Doakan!

Kalau itu terlalu sulit bagi anda, terlalu berat dan


engkau tidak sanggup. Berdoa, minta kekuatan Roh Kudus,
minta Kasih Yesus mengalir dalam hidup anda, yang akan

132
memampukan anda untuk melepaskan pengampunan, untuk
mendoakan mereka dan hidup dalam damai sejahtera.

Ingat, bahwa musuh kita bukan darah dan daging,


mereka melakukan karena dirasuk, dihinggapi atau
dipengaruhi oleh roh-roh dunia, roh agamawi, roh-roh jahat.
Doakan, lepaskan pengampunan, biarkan damai sejahtera dan
kasih mengalir dalam hati anda ketika engkau mulai
melepaskan pengampunan.

(Salah satu kata kunci dalam pendamaian adalah


melepaskan pengampunan. Melepaskan Pengampunan ini
saya telah bahas lebih details dalam buku yang berjudul
Pemulihan Hati dan juga dalam buku – buku saya lainnya)

Dalam seminar para pdt di daerah daerah, sering saya


pakai materi ini, dengan perenungan, ‘domba’ Ayub pindah
kandang, seumpama gereja yang jemaatnya (dombanya)
pindah gereja (kandang), dan saya tantang para pendeta untuk
berdoa seperti Ayub, setiap pendeta berdoa untuk sahabatnya,
untuk pendeta lain, gereja lain, yang tidak pernah menolong,
yang mengecewakan, yang ‘mencuri domba’, saya ajak setiap
peserta para hamba Tuhan untuk berdoa memberkati gereja
lainnya. Pelayanan saya melalui SUARA PEMULIHAN,
adalah mengadakan UPACARA PENDAMAIAN kesetiap kota
diseluruh Indonesia ini.

Kasih memampukan mengampuni, pengampunan


membawa pendamaian, pendamaian membawa
pemulihan, pemulihan mendatangkan berkat.

133
VI. Ini Waktunya Pemulihan

Jeremia 30:3; “Sebab sesungguhnya, waktunya akan


datang, demikianlah Firman Tuhan, bahwa AKU akan
memulihkan keadaan umat-KU ….

Setelah Ayub damai dengan Tuhan, damai dengan diri


sendiri yang membuahkan damai dengan sesama,
pendamaian (rekonsiliasi) yang holistik, yang menyeluruh,
inilah yang membawa Ayub masuk dalam pemulihan yang
mencengangkan.

Terlalu banyak cara bagi Tuhan untuk mendatangkan


pemulihan. Dalam kisah Ayub, Tuhan mendatangkan awal
pemulihan berkat bagi Ayub lewat kenalan lama (kadang
teman dekat malah mengecewakan), yang datang kepada
Ayub dengan memberikan uang dan emas dan kemudian
Tuhan memberkati dan melipatgandakan sehingga mencapai
dua kali lipat kekayaan Ayub sebelum malapetaka itu. (Ayub
42:11-17).

Pemulihan ini hanya terjadi setelah Ayub mengadakan


rekonsiliasi diatas, tidak ada kisah semacam ini di pasal-pasal
sebelumnya ketika Ayub berbantah dengan Tuhan, berbantah
dengan teman-temannya, bahkan berbantah dengan diri
sendiri.

Ayub 42: 11-17; Kemudian datanglah kepadanya semua


saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua
kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama
dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut
berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala

134
malapetaka yang telah ditimpakan (diijinkan) Tuhan
kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia
uang satu kesita dan sebuah cincin emas.

Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang


selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang
terdahulu …. Sesudah itu Ayub masih hidup seratus
empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya
dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.
Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.

Sering teman-teman dekat justru menghakimi, ‘hanya


omong thok’, mencela, mencibir ketika kita jatuh. Tuhan bisa
menolong kita melalui orang-orang yang diluar perhitungan
kita, teman jauh atau teman lama, asal kita sudah damai
dengan Tuhan. Ini juga cara Tuhan menolong sehinga kita
tidak mengandalkan manusia, tetapi mengandalkan dan
berharap Tuhan.

Kalau kita lihat keseluruhan kisah Ayub, jelas sekali,


bahwa iblis yang merancangkan kejahatan, berbuat jahat, atas
seijin Tuhan. Iblis melakukan hal itu untuk menghancurkan,
tetapi Allah mengijinkan itu untuk mendatangkan kebaikan,
untuk membuat Ayub ‘mengenal’ Tuhan secara pribadi dan
dirubah karakternya, dan untuk memberkati Ayub kembali
secara luar biasa.

Ini saatnya pemulihan, karena itu bawa dirimu masuk


dalam pendamaian dan rasakan pemulihan yang Tuhan
sedang kerjakan diseluruh muka bumi, bagi anak-anaknya.

Kisah 3:21; “Yesus harus tinggal di sorga sampai waktu


pemulihan segala sesuatu”

135
Kalau kita percaya ini akhir zaman, dimana Tuhan akan
datang kembali, maka kita harus percaya inilah waktunya
pemulihan! Karena sebelum Yesus datang harus ada
pemulihan segala sesuatu. Segala sesuatu; pemulihan pribadi,
pemulihan hati, pemulihan keluarga, pemulihan ekonomi,
pemulihan kesehatan, pemulihan orang tua-anak (hati orang
tua kepada anak dan anak kepada orang tuanya), pemulihan
gereja, pemulihan pondok Daud, pemulihan Pujian
penyembahan, pemulihan Sistem Gereja, Gereja Cell, Segala
sesuatu harus dipulihkan, dan inilah saatnya!

Percaya ini waktunya pemulihan, libatkan dalam gerakan


pemulihan dan berikan dirimu untuk dipulihkan, cari
Tuhan dengan MERENDAHKAN DIRI !

2 Tawarikh 4:14; “dan umatKU, yang atasnya namu-KU


disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-
KU, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maku
AKU akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa
mereka, serta MEMULIHKAN negri mereka”

Ayub 8:6; “Kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia


akan bangkit demi engkau dan IA akan MEMULIHKAN
rumah yang adalah hakmu”

Zefanya 3:20; Pada waktu itu AKU akan membawa kamu


pulang, yakni pada waktu AKU mengumpulkan kamu,
sebab AKU mau membuat kamu menjadi kenamaan dan
kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan
MEMULIHKAN keadaanmu di depan mata mereka,
Firman Tuhan.

Amos 9:14; “AKU akan MEMULIHKAN kembali umat-KU


… mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas
dan mendiaminya, mereka akan menanami kebun-kebun
anggur dan minum anggurnya, mereka akan membuat
kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya.

136
Inilah waktunya pemulihan itu, jangan biarkan hidupmu
berlarut-larut dalam sakit penyakit, dalam belenggu iblis,
belenggu kemiskinan, belenggu kekecewaan, kepahitan.
Bebaskan dirimu dengan menjadi ‘anak Tuhan’ Yesus datang
untuk menebus dosa, memulihkan umat-Nya dan memberkati!
Bebaskan ikatan-ikatan iblis dalam hati anda, dengan
‘melepaskan pengampunan!

Inilah waktunya, sekaranglah waktunya! Hari ini Anda


membaca buku ini, hari ini pulalah proses pemulihan bisa
terjadi dan akan terjadi kalau anda meresponi dengan baik
pengajaran pemulihan ini dan Tuhanlah yang akan bekerja
meneguhkan pengajaran yang berasal dari Firmannya!

Ambil waktu untuk saat teduh dan berdoa, ambil waktu


untuk memasukkan pengajaran ini bukan hanya ke otakmu tapi
ke hatimu dan biarkan Roh Kudus berbicara dengan lembut
dan merubah hidupmu. Saya sebagai hamba Tuhan percaya,
bahwa engkau akan mengalami pemulihan yang luar biasa!

Di Bengkulu saya melihat orang tuli mendengar, buta


melihat, di Kutai orang Lumpuh berjalan dan di berbagai kota
lainnya orang dipulihkan setelah saya mengajar pelajaran ini,
walaupun saya tidak mendoakan dan tumpang tangan atas
mereka. Kekuatan kuasa Firman yang menjamah mereka.
Maka sekali lagi tutup dulu buku ini dan berdoalah!

137
VII. Hidup yang Dipulihkan

A. Kisah Dasyat Zaman Ini

Kisah pemulihan Ayub, bukan hanya dongeng, tetapi


Firman Tuhan, bedanya dongeng dengan Firman Tuhan,
adalah Firman Tuhan mengandung prinsip, ajaran bahkan
kehidupan. Ada kuasa di dalam Firman, sehingga kalau kita
mendengarnya, membaca (Kitab Ayub atau buku ini) atau
saudara melihat KKR Pendamaian melalui VCD kami, atau
hadir di kegiatan pelayanan kami dan menerima pengajaran
pendamaian ini, maka pemulihan juga menjadi hak saudara!

Saya mengkotbahkan pengajaran ini di beberapa kota


sejak 1998, dan saya melihat beberapa kisah kesaksian yang
nyata, baik pemulihan kesehatan seperti tuli sebelah
mendengar, rabun melihat, lumpuh berjalan dan terutama yang
sangat banyak, dimana mana orang orang mencucurkan air
mata, dan mengalami pemulihan hati dan pemulihan dari
beratnya kehidupan, menjadi kehidupan yang penuh suka cita!

Kerinduan dan doa saya, kisah ini juga menjadi kisah


saudara yang haus dan lapar dan dahaga akan realitas Tuhan
dan yang rindu merasakan kenyataan kuasa Tuhan, sebagai
bagian dari kenyataan hidup dan bukan hanya teori di otak.

Jika saudara memiliki kisah pemulihan, saudara bisa


menjadi berkat bagi banyak orang dizaman ini, dengan
mengirimkan kesaksian saudara ke saya melalui email;

138
jarotwj@yahoo.com. Saya rencana menerbitkan kumpulan
kisah kesaksian di waktu-waktu mendatang.

Kisah ini juga menjadi kisah hidup saya (Jarot


Wijanarko), saya saya sendiri merasa seperti mimpi, seperti
kisah dari negeri dongeng, tetapi ini sebuah kisah nyata
kesaksian hidup saya!

B. Beratnya Hidup

Hidup itu berat. Ayub 7:1 Bukankah manusia harus bergumul


di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?
7:2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan
naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-
nantikan upahnya, 7:3 demikianlah dibagikan kepadaku
bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-
malam penuh kesusahan

Kalau Ayub, dulunya ia kaya, mengalami segala


malapetaka, lalu jatuh miskin, dan berkata hidup itu berat
(Ayub 7:1-3) Kalau kisah saya lain lagi, saya memang lahir
miskin. Saya lahir 12 September 1963 di sebuah desa
terpencil di desa JENAK, NGARGOYOSO, dekat
Karangpandan, wilayah sekitar Gunung Lawu, Jawa Tengah.
Orang mungkin lebih mengenal Candi Ceto, Candi Sukuh dan
Tawangmangu sebagai obyek wisata. Di lingkungan yang
dingin dan lembab, kami mendiami rumah ‘gedhek’. Rumah
dari dinding bambu yang dianjam, lantai tanah (‘njogan’) dan
tempat tidur dengan ‘dipan’ (anyaman bambu) yang diberi alas
‘tikar’ (anyaman daun).

139
1. Lahir dalam penderitaan

Saya bersyukur, sebelum Ibu saya dipanggil Tuhan,


saya sempat berbincang-bincang mengenai masa-masa
kelahiran saya, menambahkan beberapa data kehidupan saya
waktu kecil.

Saya, lahir jam 10, di emperan (teras) rumah gedhek,


ibu mengalami pendaharan luar biasa, sedangkan bidan
Sukarti dan Bulik Suharsi (Tante/ adiknya ibu) datang jam
16.00. Maka saya sebenarnya lahir dengan pertolongan
seadanya orang-orang di rumah. Ibu saya berbakat; “Kamu
akan jadi anak yang kuat, sebab lahirpun kamu sudah susah,
kamu akan terbiasa mengatasi kesusahan. Ibu bersyukur, ibu
dan kamu selamat”

Waktu kecil saya banyak dititipkan Bude Dino merawat


masa-masa kecil, ketika ibu pergi mengajar Taman Kanak
Kanak. Ibu saya melanjutkan ceritanya, waktu saya usia 2
bulan ada ‘pagebluk’ atau pandemi atau wabah sakit misterius,
pagi sakit sore, orang mati dimana-mana.

Dengan lingkungan yang semacam itu, saya menjadi


penyakitan, menderita paru-paru basah selain sakit kulit,
karena darah kotor, sehingga koreng disekujur tubuh. (Setelah
besar juga jerawat memenuhi muka). Korengan karena ada
alergi kulit, alergi pinisilin, jika memakan ikan asin, masakan
dengan bumbu ‘meicin’, ebi/udang, kepiting sedikit saja, maka
kulit keluar luka, koreng dan menjadi berlendir.

Ketika saya usia 4 atau 5 tahun, maka keluarga pindah


ke pinggiran kota SOLO, untuk mencari udara yang lebih
kering dan panas, karena itu lebih baik untuk sakit saya dan

140
juga adik dan kakak yang terkena paru paru basah. Di Solo,
kami mendiami rumah dari saudara jauh ayah.

Kedua orang tua saya bekerja sebagai guru Sekolah


Dasar Negri, dan hidup lurus seperti ‘Oemar Bakrie’. Untuk
mencukupi kehidupan, ibu dan saudara sepupu ataupun famili
lain yang menumpang dirumah kami, bangun jam empat pagi,
mengoreng ubi dan membuat beberapa jenis makanan kecil
lainnya, dan saya yang bertugas mengantar ke warung-warung
sekolah di pagi hari, dan sore hari mengambil kembali sisa
makanan dan uang hasil penjualannya.

Kami hidup amat sangat sederhana, baik dalam hal


makanan maupun pakaian. Saya sangat senang jika di hari
Lebaran atau Tahun baru, mendapat pembagian pakaian
bekas dari gereja atau lembaga pelayanan sosial lainnya, atau
dari keluarga yang datang dari Jakarta.

Saya sering menikmati cerita semasa kecil yang


disampaikan orang tua saya, jika saya pulang ke Solo, ketika
saya mengadakan pelayanan ke Jawa Tengah, yang saya
lakukan sejak th 1998 hingga sekarang ini, setiap tahun saya
bisa 3 atau 4 kali pulang kampung, dan dalam pembicaraan
tanpa sadar mengumpulkan cerita cerita masa kecil, semuanya
menunjukkan betapa beratnya hidup kami pada masa itu,
tetapi sangat menguatkan, betapa karya pemulihan Tuhan itu
luar biasa dalam hidup saya.

Beberapa cerita ini, mungkin jorok atau menjijikkan


Anda, tetapi inilah kenyataan kisah masa kecil saya.

141
2. Makan bekicot

Masa-masa usia SD yang saya kenang adalah kesibukan


sepulang sekolah, selain membantu orang tua bekerja, maka
kami mencari bekicot, jentrung, di olah dengan cara tertentu
dan dimakan. Namun ketika saya diberkati, sukses, keliling
Eropa dan ke Prancis, ternyata makanan eksotis nan mahal.
Ha ha ha.

3. Jilatin kecap

Semasa saya kecil, ibu mendidik kami, dengan


membagi tugas tugas pekerjaan dirumah, kepada anak-anak.
Tugas rutin seperti menyapu halaman, menyapu dalam rumah,
merapikan sepatu, membersihkan jendela, menyiapkan lampu-
lampu penerang (waktu itu dengan lampu minyak yang kami
sebut ‘teplok’) dibagi secara rata dan diberi nilai. Tugas tugas
tidak rutin, pekerjaan insindental, seperti beli sesuatu ke
warung, disuruh ibu dll, diberikan nilai tambahan kepada siapa
dengan senang hati mau melakukan tugas tersebut. Tiap
semester siapa diantara anak-anak pemenang pengumpul nilai
terbayak diberikan hadiah.

Kakak saya pendiam dan agak pemalu, saya yang lebih


banyak bicara, bergaul lebih luas dan suka pergi, maka tugas-
tugas keluar rumah, beli barang atau bumbu, misal kecap saya
lebih sering mengambil tugas tersebut.

142
Setiap kali saya diberi tugas membeli bumbu dan juga
kecap (saat itu beli yang murah, yaitu ditakar, dan membeli
dengan membawa wadah sendiri) saya senang sekali, dengan
cepat saya berlari ke warung dan pulang ke rumah sepelan
mungkin jalannya, karena sepanjang jalan pulang, saya
celupkan jari saya ke kecap dan saya jilatin jari saya. Itu saya
lakukan, karena semata mata memang kami anak-anak yang
kurang makan, kelaparan karena kemiskinan kami.

4. Cicak dan cindil

Karena kemiskinan keluarga kami, (dan juga ekonomi


bangsa secara keseluruhan waktu itu) maka berbagai
makanan darurat kami pernah ikut memakannya. Makan inti
batang pisang, bahkan sisa sisa kulit dari bekas potongan
‘wayang orang’ atau sisa kulit potongan pabrik sepatu, kami
makan sebagai ‘cecek’, sedangkan menu utama bukannya
nasi, tetapi ‘tiwul’, makanan utama dari tepung singkong. Ini
adalah umum di masyarakat ekonomi bawah waktu itu.

Bahkan sebagai anak-anak, kami sering berburu ‘cicak’


di dinding, dengan menembaknya dengan karet gelang, dan
jika menangkapnya, kami membakarnya dengan menusuknya
di sapu lidi, dan memakannya. Demikian juga jika kami
mendapatkan sarang tikus, dan menjumpai anak anak tikus
yang disebut ‘cindil’, maka itupun dibakar dan kami makan.
Selain memang lapar, maka itulah obat sakit kulit (karena kami
sakit kulit, alergi dan darah kotor) yang murah dan disarankan
di masyarakat

143
5. Gajah opo enak?

Kemiskinan dan kelaparan saat masa kanak kanak


yang saya alami memang sangat menggigit, dan cermin dari
jutaan anak bangsa lainnya yang mengalami hal yang serupa
waktu itu, bahkan sebenarnya juga hari-hari ini, masih banyak
yang mengalami seperti yang kami alami saat itu. Doa saya,
kisah hidup saya ini menginspirasi jutaan anak miskin lainya
untuk meraih kehidupan melalui ‘pemulihan’ yang terjadi
karena mengalami ‘pendamaian’.

Waktu saya kecil, demikian tutur ibu saya, kadang


orang tua mengajak saya pergi, sekedar jalan-jalan atau
melihat hiburan rakyat. Yang mengherankan ibu saya, adalah,
apapun ajakanya, maka jawaban saya; “apakah itu enak?”
Kalau ibu saya berkata; “Nak... yok kita liat gajah” Saya akan
menjawab; “Apa gajah itu enak..?” “Nak.. yo lihat akrobat”
“Apa akrobat itu enak...?” dan seterusnya apapun beritanya
pertanyaan saya adalah; “Apakah itu enak?”

Suadara terpikir kenapa saya bertanya demikian? Itulah


pertanyaan anak kecil yang perutnya lapar, dan yang
obsesinya bisa makan, apa saja namanya yang penting enak
dimakan. Kebutuhan utama kami bukan hiburan, bukan
atraksi, bukan mainan, tapi makanan. Kami anak anak yang
lapar.

Mazmur 33: 18 Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju


kepada mereka yang takut akan Dia , kepada mereka
yang berharap akan kasih setia-Nya, 33:19 untuk
melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan
memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

144
6. Nasi jlantah

Hal lain yang kami kenang, jika kami mendapat nasi,


maka itu sebuah suka cita, karena menu utama kami biasanya
bukan nasi tetapi ‘tiwul’ atau nasi jagung. Maka apapun
lauknya pasti kami santap dengan lahap, kadang kami makan
dengan lauk sambal bawang merah yang diulek dengan garam
saja, atau nasi kami campur begitu saja dengan ‘jlantah’ yaitu
sisa minyak goreng yang telah beberapa kali dipakai untuk
mengoreng berbagai lauk pauk, sehingga ada endapan atau
‘remukan’.

(Sekarang kami tahu, bahwa di dalam bekas minyak,


ada banyak racun, karena mengandung banyak ‘radikal bebas’
dari hasil minyak yang terurai karena pemanasan. Apa boleh
buat, sudah terlanjur kami makan selama belasan tahun di
usia kecil kami).

7. Ngluruk Bancakan.

Hal yang menyenangkan pada masa kanak- kanak di


kampung adalah jika ada ‘bancakan’ itulah istilah syukuran
untuk di Jawa. Jika ada anak lahir, ulang tahun ataupun ganti
nama (di kampung di Jawa ada kebiasaan jika anak sakit
sakitan, maka supaya beruntung nasibnya, namanya di ganti)
maka diadakan ‘bancakan’, dengan nasi tumpeng, dan lauk
pauknya. Setiap anak yang hadir akan mendapat satu ‘pincuk’
(tempat nasi dari daun). Kami kakak beradik, sangat rajin,
bahkan jika harus ‘ngluruk’ (pergi ke kampung sebrang),
karena disitulah kami bisa makan dengan menu lengkap dan
gratis lagi. Itu sangat berarti bagi kami orang miskin.

145
8. ‘River View’

Saya masih bisa meneruskan dengan puluhan cerita


lainnya di masa kanak-kanak, namun saya singkat, saja,
secara ekonomi, sebenarnya, kami masih ‘pas pasan’ hingga
saya kuliah di IPB Bogor. Saya bisa kuliah, karena mendapat
panggilan bebas test, karena saya meraih pretasi sebagai
‘Bintang Pelajar’ no 1 kota Solo tahun 1981-1982.

Dengan latar belakang ekonomi yang saya miliki, orang


tua saya mampu ‘hanya’ memberikan Rp.40.000,- sebulan dan
itu untuk semuanya, termasuk kost, jajan, fotocopy, makan,
transportasi dan semua keperluan lainya.

Ketika tiba di Bogor, saya pertama menumpang di


kakak kelas yang juga berasal dari Solo dan setelah itu mulai
mencari kost yang rata-rata waktu itu sudah mencapai
Rp.70.000,-/ bulan, lalu bagaimana dengan transport dan
lainnya? Akhirnya saya menemukan rumah liar di pinggiran
sungai Ciliwung yang cukup murah, hanya sekitar Rp.8.000,-
/bulan, dan makan di luar cari atau masak sendiri.

Untuk menghemat, biasanya saya makan ke warung


hanya memesan nasi, sayur dan rendang kuahnya saja, atau
opor kuahnya saja, sehingga praktis hanya membayar nasi dan
sayur. Selama kuliah saya hidup demikian dan hidup juga.
Kemana mana jalan kaki dan sambil berjalan menghafal ayat
(tugas dari ‘pemuridan’)yang saya tulis di sepotong kertas dan
saya masukkan saku atau menghafal pelajaran kuliah. Saya
melukis dan memberikan ‘less’ kepada anak SMP atau SMA
untuk mendapat tambahan pemasukan.

146
Tahun-tahun 1990 ketika saya memulai hidup di
Jakarta, banyak yang tanya saya; “Rot kamu dulu di Bogor
tinggal dimana?” “Di River View!” “Ah mana ada River View di
Bogor? Kalau “Bogor Lake Side’ saya tahu, Bogor Baru atau
Vila Duta ada, tapi kalau Bogor River View kok nggak pernah
dengar... yang sebelah mana sih?” “Yang di River Side!”
“Maksud saya pinggiran sungai, dengan pemandangan sungai,
nama juga rumah pinggir sungai, maksudku rumah liar!”

C. Awal Pemulihan

Semua kisah diatas hanya untuk menegaskan, bahwa


saya mengawali hidup ini dari bawah, dari dunia orang miskin
dan menjalaninya bertahun tahun. Kisah kisah yang bagi kami
hal yang biasa, namun bagi banyak orang kota dan generasi
sekarang mungkin hal yang ‘luar biasa’. Yang pasti , kisah
pemulihan kami dan kasih serta kuasa Tuhanlah yang luar
biasa.

Kami sekeluarga, bukan orang kristen, kami ber-KTP


Islam, namun sebenarnya, seperti kebanyakan orang Jawa
Tengah, kami adalah orang ‘kebatinan’ atau ‘kejawen’ (Lain
dengan kebanyakan orang Jawa Barat atau Jawa timur, yang
memang adalah Islam, mereka ke Mesjid dan melakukan
sholat).

Ditengah-tengah kemiskinan kami, kami bersyukur


bahwa ada Gereja Kristen Jawa (GKJ) yang memiliki
pelayanan Diakonia dengan menolong orang-orang miskin,

147
dan keluarga kami saat itu adalah salah satu ‘keluarga binaan’
yang mendapat santunan. Awalnya Ibu saya berkenalan
dengan salah satu aktivis gereja yang dengan setia dan tulus
menolong jika keluarga kami memerlukan pertolongan. Aktivis
tersebut menolong sebagai ‘pribadi’ dan bukan dari lembaga
gereja, dan dia menjadi ‘sahabat’ bagi ibu saya.

Perkenalan dan persahabatan dari tahun ke tahun


itulah yang membuka hati kami terhadap ‘kasih’ yang
disalurkan oleh seorang pribadi jemaat GKJ tersebut, sehingga
sekitar tahun 1970 (ketika saya klas 1 SD) keluarga kami
menjadi orang ‘kristen’. Kasih telah membuka mata hati kami,
sehingga ketika Firman Tuhan disampaikan, kami tidak
‘menolak’ tidak berbantah bantah, kami sekeluarga mengalami
pemulihan secara rohani, dari masyarakat yang ‘terbuang’
‘hina’ dan ‘miskin’ menjadi umat pilihan Tuhan. Kami tetap
miskin, namun kami punya pengharapan, kami tetap miskin
namun memiliki nilai hidup dan arti hidup, serta kebahagiaan
karena merasakan kasih Yesus, kasih persahabatan dari
orang-orang kristen. Saya mulai mengenal nama Yesus.

D. Pemulihan Terus Berlangsung

Setelah kami sekeluarga menjadi kristen, saya pribadi


sebenarnya belum menjadi kristen, saya ikut saja orang tua
yang menjadi kristen. Sebagai anak ya saya ikut saja, apalagi
di gereja senang, ada sekolah minggu, ada hadiah hadiah dan
banyak menyanyi serta permainan yang menarik.

148
Ketika saya lulus SMA, saya menghadiri KKR (yang
saya jarang ikut, jangankan KKR sewaktu SMA saya jarang ke
gereja, waktu kecil saya ikut Sekolah Minggu, tetapi ketika
SMA saya sempat kecewa dengan gereja dan jarang
beribadah) Tuhan menjamah saya, saya bergumul tentang
tujuan dan arti hidup saya, serta pergumulan mencari ‘jati diri’.
Saat itu saya bukan hanya beragama Kristen, tetapi saya
mengalami secara pribadi ‘menerima’ Yesus sebagai Tuhan,
Mesias dan penebus dosa saya secara pribadi. Saya
mengundang Yesus menjadi Tuhan dan Juru Selamat dalam
hati dan hidup saya. Saya ‘dilahirkan kembali’!

Setelah kuliah di IPB Bogor, saya ikut di Persekutuan di


kampus, saya seperti orang yang ‘kelaparan’ akan kebenaran
Firman Tuhan, sehingga saya lebih banyak ikut Pendalaman
Alkitab dan kebaktian di gereja daripada ke perpustakaan
kampus.

Saya tetap selesai kuliah tepat waktu, namun saya


mengisi waktu saya dengan pelayanan kampus, pelayanan
pemuda gereja serta pemuridan dan penginjilan serta
mengajar sekolah minggu. Bulan ke bulan saya banyak
mengalami pembaharuan bahkan mujizat kesembuhan ilahi,
sehingga saya terbebas dari alergi sakit kulit dan darah kotor.

Pengalaman pribadi dalam ‘karunia’ dan ‘kepenuhan’


Roh Kudus, membawa saya menjadi sangat antusias bahkan
‘gila’ pelayanan dan ibadah, membawa saya dalam
pengalaman pengalaman ‘bergaul’ dengan Tuhan dan melihat
serta menyaksikan ‘mujizat’ yang dulu hanya cerita, sekarang
terjadi dalam ibadah atau kegiatan yang saya ikuti, membawa
saya benar benar seperti ‘terseret arus’ dalam kasih dan
hadirat Tuhan. Arus Pemulihan.

149
‘Arus Pemulihan’ yang saya alami terjadi dalam segala
aspek kehidupan, sehingga mulai tahun 1998 saya mulai
menulis buku, dan saat ini telah menjadi 66 buku dengan
thema thema pemulihan, seperti; Pemulihan Hati, Pemulihan
Pribadi, Pemulihan Keluarga, Keuangan Kristen, Pemulihan
Gereja dll. Semua buku bersumber dari apa yang saya alami
secara pribadi, namun dikemas dalam pengajaran, dan saya
jadikan bahan Seminar Pemulihan, yang telah diSeminarkan
sejak th 1998 di banyak kota, pulau, negara dan bangsa.

Buku-buku saya ada di Gramedia dan berbagai Toko


Rohani Kristen, ada juga di TOKOPEDIA, namun juga ada E-
book di GooglePlay.

Pemulihan tubuh/ kesembuhan ilahi, terjadi sangat


cepat, pemulihan karakter, bagaikan proses yang panjang
tiada henti bahkan kadang proses itu menyakitkan. Pemulihan
ekonomi saya merasakan bahwa Tuhan sangat hati hati, dan
tidak ceroboh, Tuhan tidak tidak mau kita mati dalam berkat
dan karena berkat.

E. Pemulihan Itu Sempurna

Kisah pemulihan selanjutnya saya saksikan secara


singkat di dalam bab ini, termasuk pemulihan setelah bangkrut
dan era pandemi baru-baru ini.

150
1. Dunia pelayanan

Ketika bertobat tahun 1982, maka saya langsung


memiliki semnagat menyela-nyala, cinta mula-mula untuk
melayani Tuhan dan bergabung dengan pelayanan mahasiswa
di Kampus IPB. Tahun 1983 saya mulai mengajar sekolah
minggu, kemudian menjadi ketua Pemuda di GBI Bethel Pasar
Baru Bogor.

Ketika ada kegerakan Praise Center, maka saya


menjadi Ketua Bogor Praise Centre, teman-teman team waktu
itu diantaranya alm.Ps Dr FuXie, Ps Wiryohadi yang saat ini
menggembalakan GBI WTC Serpong.

1990 saya menikah, pindah ke Jakarta dan bergabung


di GBI Bethany wilayah Indonesia Barat dan sempat menjadi
Ketua Departemen Anak, Pemuda, Misi Dalam Negri dan
Pendidikan.

1995 saya mendirikan Play Group dan Taman Kanak-


Kanak dan sekarang telah memiliki cabang dan franchise di 66
lokasi di seluruh Indonesia.

Tahun 1998 saya mengundurkan diri dari pelayanan


gereja dan mendirikan Yayasan Pulihkan Indonesia, melayani
hamba-hamba Tuhan desa dari Aceh hingga Papua, membagi
buku-buku secara gratis. Belakangan Yayasan kami fokus
pada pendidikan Paud di Mentawai.

Tahun 2000 hingga sekarang, saya mulai fokus pada


thema-thema keluarga, seminar keluarga dan menulis buku-
buku keluarga hingga akhirnya 2016 mendirikan Keluarga
Indonesia Bahagia sampai sekarang.

151
2. Dunia Usaha

Setelah lulus dari IPB 1986 saya sempat menganggur 1


tahun dan menjadi sales freelance di Pfizer, lalu 1987 bekerja
di Pt. Sugizindo yang memproduksi susu S-26, Promil,
Enfapro, sesuai jurusan saya Teknologi Industri Pangan.

1990 saya pindah ke Astra Export dan menjadi wakil


Marketing Manager dan hanya 3 tahun, lalu keluar mendirikan
Pt IFA yang awalnya kami ekspor sepatu, lalu mulai membuka
toko, grosir, pabrik dan singkat cerita berkembang menjadi
MLM IFA Dahsyat dengan 500 ribu member dan 200 stokist di
seluruh Indonesia. Kami diberkati Tuhan melalui IFA cukup
lama hingga tahun 2019.

Melalui bisnis IFA ini, kami bisa memiliki Gedung


Sekolah, rumah dan beberapa properti, serta anak-anak
semua bisa menikmati kuliah di luar negri.

2006 saya mendirikan Pt Happy Holy Kids, berbeda


dengan sekolah Happy Holy Kids. Usaha ini meliputi
penerbitan buku anak-anak, produk anak-anak (sepatu, baju,
boneka, tas, mainan, pasta gigi, susu anak, dll), production
house film animasi anak hingga event organizser acara anak.
Saat ini (2022) perusahaan ini bertahan di tengah pandemi,
namun hanya sebagai penerbit buku dan Studio Happy Holy
Kids.

Namun seperti yang sudah saya saksikan di dalam bab


“Mengapa Tuhan Ijinkan” usaha kami bangkrut di tahun 2019
dan pailit (secara legal/ hukum) tahun 2021.

152
3. Kemana Masa Tua

Mazmur 71: 9 Janganlah membuang aku pada masa tuaku,


janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis. 17
Ya TUHAN, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan
sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang
ajaib; 71:18 juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, a
ya TUHAN, janganlah meninggalkan aku, supaya aku
memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-
Mu kepada semua orang yang akan datang.

a. Ecoenzyme

Setelah saya bangkrut, saya tidak mau menganggur


dan diam saja, walaupun tidak ada uangnya, tetap harus
beraktifitas yang berguna. Tahun 2020 saya masuk
komunitas ecoenzyme dan sangat giat di dalamnya,
mendirikan puluhan komunitas/ wa Group di berbagai kota
dalam jaringan Ecoenzyme Nasional, kemudian melahirkan
Ecoenzyme Pertanian, Ecoenzyme Perikanan dan
Ecoenzyme Peternakan.

Saya juga meniliti Ecoenzyme di Lab Mikrobilogi IPB


sehingga mendapatkan dokumen legal bahwa ecoenzyme
layak sebagai desinfectan dengan percentage killed 100%
dalam pengenceran 1;1000 dalam kontak 10 menit yang
menjadi acuan PMI menggunakan ecoenzyme secara
nasional. Sampai hari ini, saya masih aktif sebagai
penggiat atau relawan ecoenzyme.

Saya punya prinsip, hidup harus memberi dampak,


menjadi berkat, soal kebutuhan hidup, Tuhan pasti
menyediakan pada waktu-Nya.

153
b. Menjadi Coach Olah Nafas

Ketika saya bangkrut 2019 Saya mencoba Asuransi gagal,


lalu mulai belajar olah nafas dari berbagai ilmu lainnya
melengkapi ilmu-ilmu yang memang sudah sy hidupi selama
belasan tahun secara pribadi, khususnya mengenai pola
makan, deep sleep, pola hati dan pola pikir, sejak 2009.

Saya belajar olah nafas ke pihak lain, berbayar


Rp.100.000/ bulan dan saya ambil paket 3 bulan, itupun hanya
mendapat 2 modul selama 3 bulan tersebut. Awalnya saya
belajar olah nafas ini, sebenarnya karena mau sembuh dari
diabet, dan bisa lepas obat, sehat tanpa obat.

Saya cerita kembali ke tahun 2009, dimana saya gula


darah 400an, HbA1c 11.5, lewat pembelajaran Pola Hidup
Sehat dari dokter Tan Shot Yen, dokter Elisabeth Subrata, dan
lain-lain maka singkat cerita saya bisa sembuh dari diabets dan
sehat tanpa obat.

Tahun 2017 saya kembali kambuh, gula 300an, ada gigi


yang copot dan kembali seperti tahun 2009, mata sering kabur
dan siang hari rasa mengantuk yang luar biasa, benar-benar
tidak tahan, harus tidur walau hanya 30 menit. Malam hari
sering kencing, sehingga tidak bisa tidur pulas, maka sejak
2017 saya mulai mengkonsumsi obat diabetes.

Tahun 2021 saya mengenal olah nafas, dan kembali


semangat untuk lepas obat seperti tahun 2009. Maka saya
kembali komitmen Pola Hidup Sehat seperti olah raga, jam
tidur, makan minum sehat, olah hati dan pikiran serta dengan
tambahan olah nafas. Singkat cerita saya bisa pelan-pelan
menggendalikan gula dan mengurangi dosis obat diabets.

154
Akhirnya saya lebih yakin soal olah nafas dan saya pun
melanjutkan pembelajaran dengan sangat antusias, bahkan
bisa disebut tergila-gila dengan olah nafas dan setiap hari
googling olas nafas, belajar dan praktek olah nafas sambil
mengamai tubuh sendiri seperti saturasi, pH darah dan denyut
jantung serta gula darah.

Tidak puas dengan pelajaran Metode Wim Hoff, saya


melanjutkan ikut kelas ke kelompok Prof dr John Kabbat Zinn
dan mendapat 8 modul. Melanjutkan lagi pembelajaran Lucas
Rockwood dan dr Patricia Garbang dan singkat cerita, saya
berhasil lepas obat diabets.

OLAH NAFAS NEW AGE MOVEMENT?

Saya pribadi melihat olah nafas, hanya secara teknik


bernafas dan ilmunya dan mengesampingkan atau terpisah
latar belakang theologis pengajarnya. Sebagai contoh kalau
saya belajar matematika, maka saya akan melihat ilmu
matematikanya apapun agama gurunya. Apalagi saya belajar
olah nafas dari para dokter maupun Wim Hoff yang berbeda
bahasan dengan aliran-aliran lain.

Namun saya memahami, jika ada keberatan-keberatan dari


beberapa kelompok, karena memang banyak sekali aliran Olah
Nafas di dunia ini, mulai dari perguruan pencak silat,
perdukunan untuk kesaktian, atau berbasis agama maupun
kepercayaan, bahkan yang tidak punya agama atau agama
baru yang disebut agamanya New Era, disebut New Age
Movement.

155
Saya sebagai seorang bergama, bahkan sangat aktif dalam
kegiatan agama, saya doktor theologia, dosen STT bahkan
ada yang menyebut saya "pendeta" walau sebenarnya saya
tidak "ditahbiskan" sebagai pendeta, tetapi memang saya
sering melayani dalam bentuk ceramah atau kotbah, di Kristen
sendiri banyak aliran dan saya termasuk kharismatik yang
sering mengusir setan-setan dan membakar jimat-jimat dan
mendoakan orang sakit atau memimpin KKR.

Latar belang ini saya ceritakan, secara terbuka, kepada


anggota yang belajar Olah nafas yang mutli agama, dan
bergama, bahwa saya juga sangat koncern dengan hal-hal ini,
dan saya tulis juga di buku ini, supaya teman-teman kristen
juga mengetahui hal ini.

Karena itu sebelum saya mengajarkan olah nafas, sayapun


belajar olah nafas dan singkat cerita menemukan guru atau
sumber yang menurut saya aliran ilmiah (terlepas dari
keyakinan yg di anut guru tersebut) seperti yang juga di akui
oleh mereka yang belajar dari saya. Dari mana saya belajar
olah nafas?

Pertama: Olah Nafas dari Wim Hoff - yang banyak di


analisa tekniknya oleh berbagai ilmuwan, Universitas,
researcher yang menghubungkan antara olah Nafas WIM Hof
dan metabolisme tubuh, PH tubuh, Sistem imun, autonomic
nervous systems dan lain-lain dan beradasarkan para analis
atau kentator metode Wim hoff inilah saya mengajarkan
kembali metode Wim Hoff.

Kedua dari Professor dr Jon Kabat - Zin dari Medical


Centre, Fakultas Kedokteran, MIT – Massachusetts Institute of
Technology, USA. Ketiga dari Lucas Rockwood murid dokter
Patricia Garbang.

156
Bagi teman-teman yang senang dengan teori, latar
belakang, journal, artikel ilmiah, maka dengan info awal di atas,
silahkan melanjutkan search di google untuk menambah
wawasan. Sikahkan googling; Wim Hoff, Patricia Garbang,
Lukas Rockwood atau John Kabbat Zinn maka akan menemui
penjelasan-penjelasan logis dan ilmiah.

Semua sumber olah nafas di atas kemudian saya kemas


dalam narasi agamis yang umum untuk semua agama, saat
mengajar olah nafas dan pola hidup sehat. Maka Olah Nafas
yang saya ajarkan akan membuat teman-teman makin dekat
dengan Tuhan sang pemberi Nafas, Nafas Kehidupan.

APA KATA LAKITAB SOAL NAFAS?

Saya masih ada sedikit ragu-ragu melihat respons teman-


teman kharismatik terhadap olah nafas, maka saya
melanjutkan pembelajaran saya, justru ke Alkitab.

Kejadian 2:7 ketika itulah Elohim TUHAN membentuk


manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas
hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup.

Waktu Tuhan menciptakan manusia, maka Tuhan


memberikan “nafas hidup”, artinya “nafas” itu dari dan milik
Tuhan. Saat bayi lahir maka akan memulia dengan “tarik
nafas” dan mengakhirinya dengan “menghembuskan nafas
yang terakhir” dan roh-nya kembali ke TUHAN (mereka yang
dilahirkan kembali)

157
Ayub 33:4 Roh TUHAN telah membuat aku, dan nafas Yang
Mahakuasa membuat aku hidup.

Buku ini, memang banyak sekali membahas kitab Ayub,


atau kerangka berpikirnya adalah kitab Ayub, maka saya
kembali kepada kitab Ayub.

Waktu Ayub sakit, datanglah 4 orang sahabat Ayub dan


Tuhan marah dengan 3 teman Ayub yaitu Bildab, Sofar dan
Elifas tetapi Tuhan tidak marah terhadap Elihu. Ini saya bahas
lebih lanjut di dalam bab Tanya Jawab.

Elihu, yang kepadanya Tuhan tidak marah, mengucapkan


Ayub pasal 33 dan salah satu kalimatnya “nafas Yang
Mahakuasa membuat aku hidup” Nafas Tuhan itu menghidupkan.

Yehezkiel 37:5 Beginilah firman Elohim Tuhan, kepada


tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu,
supaya kamu hidup kembali.
37:6 Aku akan memberi urat-urat padamu dan
menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi
kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup,
supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui
bahwa Akulah TUHAN.
37:9 Maka firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah kepada
nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan
katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman
Elohim Tuhan: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat
penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang
yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali."
37:10 Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya
kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka,
sehingga mereka hidup kembali.

158
Ayat-ayat di dalam Yezkiel ini sebenarnya sebuah
kiasan untuk bangsa Israel, namun secara literal yang saya
mengerti bahwa Nafas hidup atau “Nafas Kehidupan” dari
Tuhan itu “menghidupkan kembali”, inilah sebabnya kenapa di
dalam aba-aba olah nafas yang saya ajarkan sering sekali
saya mengucapkan:

NAFAS DARI TUHAN SEMBUHKAN-KU


NAFAS DARI TUHAN PULIHKANKU

OLAH NAFAS BERBAYAR

Waktu saya belajar olah nafas yang berbayar Rp.100.000,-


saya liat pesertanya cukup banyak, ada 400an setiap
bulannya, dan saya mulai berpikir, saya lebih dikenal, saya
punya kisah sukses sembuh dari diabets, saya punya ilmu lain
selain olah nafas, sarjana teknologi pangan dan ilmu-ilmu
kesehatan saat tahun 2009 banyak belajar dari beberapa
dokter dan sudah dipraktekkan. Belakangan saya juga belajar
Genomic Diets dan menambah wawasan saya soal diets
kesehatan yang aman.

Saya sebut Genomic Diets adalah diets yang aman, karena


sesuai keunikan tubuh masing-masing. Karena saat saya
masuk ke komunitas sehat, mulai menjumpai orang yang mau
sembuh dari diabets lalu hanya makan daging dan lemak
malah sulit BAB, kolesterol melambung tinggi, asam urat dan
mulai kencing berbusa tanda sakit ginjal, bahkan ada yang
terkena autoimun atau kanker seprti kisah Bpk Waworuntu.

Saya semakin yakin ketika beberapa teman mendorong


saya untuk membuka kelas berbayar. Ada yang berkata; “Pak
Jarot ilmunya lebih banyak, kalau Rp.100.000 perbulan orang

159
maulah bayar, orang lain saja bisa mendapat peserta 400
orang, bapak kayaknya 1000 orang per bulan bisa deh. Apalagi
ilmunya tidak habis dalam 3 bulan. Kelas lain yang Rp.100.000
perbulan khan selama sebulan, setiap minggu ya praktek hal
yang sama terus menerus. Bapak ilmunya banyak sekali, tiap
minggu mengajarkan hal yang berbeda selama 3 bulan”

Dorongan teman-teman ini membuat saya semakin


semangat menyiapkan modul pembelajaran. Kemasan aneka
ilmu ini akhirnya menjadi 12 modul dasar dan ada lagi
beberapa modul lanjutan. Saya mulai siap-siap meluncurkan
program berbayar untuk kehidupan saya, toh bisnis Kesehatan
adalah bisnis masa depan yang menjanjikan.

Namun ... Tuhan mengingatkan saya, saat anak saya saat


tergeletak di lantai, pingsan setelah beberapa Hari sesak nafas
akibat covid delta... Saya pernah berjanji mengabdi pada
kehidupan, membawa kesembuhan, perubahan hidup bagi
banyak orang, tanpa memperdulikan latar belakang agama,
suku, sosial, pendidikan dan lain-lain.

Dalam pergumulan itu, saya sempat berdoa , ..."tapi Tuhan


... Saya sudah bangkrut… ini bisa menjadi penghasilan saya di
masa tua saya …”

Saya mau buat program belajar Pola Hidup Sehat ini


berbayar, cukup murah saja, sebagai sumber Kehidupan, toh
saya harus komitmen menyediakan waktu zoom, waktu
menulis dan menjawab. QA... Waktu yang sangat terbatas...

Dalam pergumulan doa, Tuhan menjawab ... "Hidupmu


AKU yang pelihara... Tapi hidupmu, hiduplah berguna bagi
sesama " “Kamu memelihara sesama… AKU memelihara
kamu”

160
Tidak ada pilihan, selain taat, terhadap Yang memiliki nafas
Kehidupan, Karena saat nafas di cabut dan berhenti ... Apalagi
yang bisa Kita berbuat ....

Inilah kenapa pembelajaran Pola hidup Sehat, ini akhirnya


Saya berikan gratis sampai selesai program dan berlanjut
menjadi komunitas. Ini adalah komitmen untuk melayani dan
berguna bagi sesama pada masa tua atau pensiun. Hidup
mulia karena berguna.

Nah ... Lalu bagaimana dengan penghidupan saya? Ajaib


Tuhan memelihara saya dengan aneka sumber penghasilan yg
berkelimpahan.

Selain melukis saat ini saya mendapat pekerjaan baru


sebagai Marketing Klik Dna (pengujian atau Test DNA),
Direktur Keuangan LSP Animasi, Direktur Program Indonesia
Membangun di El-John TV, dan Direktur Happy Holy Kids.
Begitu banyak pekerjaan dan saluran berkat yang Tuhan
sediakan bagi saya.

Maka saya pun semakin mantap menjalankan pelajaran


Pola Hidup Sehat ini sebagai kegiatan sosial atau nirlaba,
ditengah-tengah kesibukan lainnya.

Sampai sekarang beberapa teman masih ada yang


menyarankan, Pak jarot buka kelas berbayar saja, dengan
bonus konsultasi. Atau menyarankan modul lanjutan seperti
sembuh dari impotensi, seks yang sehat dan kehidupan seks
suami istri di buat berbayar saja.

Saya jawab singkat … saya sudah komitmen untuk


membagikan semua ilmu saya gratis. Inilah yang akan menjadi
pelayanan atau pengabdian saya di masa tua saya.

161
c. Menjadi Pelukis

Secara manusia, bangkrut memang tidak mudah, sekalipun


sering kita kuat dalam hal iman dan pengharapan, namun
kadang-kadang masih muncul kegelisahan, bagaimana cara
Tuhan akan memelihara saya?

Saya ada kemampuan menulis buku dan sudah 66 buku


ditulis dan dicetak, masih ada belasan buku di Laptop saya
menunggu giliran cetak, namun shifting, digitalisasi dan
pandemi termasuk memukul industri buku cetak termasuk toko-
toko buku tutup ataupun alih fungsi menjual gadget.

Saya pernah mencoba menjadi agen asuransi dan tidak


berjalan. Memulai bisnis baru? Ada rasa gamang atau
ngambang tidak memiliki keyakinan penuh seperti dulu, karena
keadaan yang sudah jauh berbeda.

Saya ingat waktu SMA punya hoby melukis, namun sudah


puluhan tahun tidak melukis. Lalu di Era Pandemi, orang
menunda kebutuhan sekunder apalagi tersier seperti lukisan.
Tapi ada dorongan, kenapa tidak dicoba saja, jika tidak laku
pasang sendiri atau dibagi-bagi untuk hadiah atau souvenir.

Pertengahan tahun 2020 seiring pendemi semakin kuat,


eknomi makin terjepit, saldo makin menipis, maka saya mulai
melukis. Saya upload di instagram dan facebook, saya terkejut,
respons terutama Instagram luar biasa, setiap bulan laku 4-6
lukisan. 95 % lukisan laku, awalnya dari mereka yang melihat
postingan di Instagram, sisanya karena kenal, datang kerumah
atau facebook maupun dari mulut ke mulut.

162
Sayang, hanya 6 bulan menikmati laris manis menjual
lukisan, instagram saya di hack orang. Ini ibarat orang punya
toko, tokonya di bakar. Lewat berbagai bantuan teman-teman
IT dan komunitas tetap gagal memulihkan akun tersebut.

Saya sempat berpikir …. Yahh baru mau mulai bisa


mendapat penghasilan sudah terkena masalah dan ujian
kehidupan lagi.

Saya ingat sekali, malam itu, ketika Instagram gagal


dipulihkan, saya ajak istri berdoa dan kami membuat
pengakuan iman; “Tuhan … Tuhanlah yang memelihara saya,
buka instagram, kalau Tuhan mau memberkati maka bisa lewat
jalur apa saja, kami mengandalkan hidup kami dalam
pemeliharaan Tuhan”

Tuhan tidak pernah mengecewakan, Tuhan tidak pernah


meninggalkan, minggu demi minggu order lukisan tetap ada
dengan berbagai cerita. Ada kolektor dan galery di Bali yang
membeli setiap bulan 2 lukisan selama 6 atau 8 bulan, ketika
mereka berhenti Tuhan kirim kolektor dari USA juga membeli
belasan lukisan dan terus menerus Tuhan mengirim pembeli
baru, sehingga sejak pertengahan 2020 hingga sekarang, lebih
kurang 2 tahun, bisa menjual sekitar 200 lukisan.

Tuhanpun meningkatkan bakat, kemampuan dan teknik


melukis dengan aneka gaya dan cara serta kecepatan yang
bagi saya sendiri sering berpikir “kok bisa jadi begini?”

Saya sadar inilah bukti pemeliharaan Tuhan, sampai hari


ini, Juli 2022 saya menyelesaikan buku ini, order lukisan masih
terus mengalir, berkat Tuhan tidak pernah berhenti, Tuhan
mengenapi janji-Nya akan memelihara saya. Pemulihan-Nya
sempurna, roh, jiwa dan tubuh.

163
d. Happy Holy Kids Land

Impian saya waktu bisnis IFA dan lain-lainya sedang


berjalan dengan baik, saya pernah berpikir untuk mencapai
asset 1 triliun sebelum pensiuan dan akan membangun
Happy Holy Kids Land, taman edukasi anak usia dini,
sebagai persembahan untuk anak-anak Indonesia.
Nampun apa daya impian kandas, usaha bangkrut,
tabungan habis malah harus jual asset.

Keajaiban terjadi, mujizat masih ada dan penggenapan


janji-janji Tuhan begitu nyata.

Ada investor yang mau investasi menanamkan


modalnya (yang amat sangat besar) mewujudkan impian
saya, dengan membangun HAPPY HOLY KIDS LAND,
sekarang pembangunan sudah berjalan 40% di dekat
Telaga Kahuripan, parung Bogor dengan luas 9 hektar, 600
meter dari Pintu Toll Telaga Kahuripan. Toll baru dari
Airport, Serpong, Bintaro, Pamulang yang akan terus
menuju Cinere, Depok dan terus ke Jagorawi. Saat ini Toll
sudah dibuka hingga ke Pamulang.

Saya bangkrut, tetapi Tuhan tidak pernah bangkrut,


impian atau visi dari Tuhan, visi mulia demi anak-anak
Indonesia, sekaligus bisnis edutainment yang feasible,
Tuhan membuka jalan.

Melalui perjanjian fee yang akan saya dapatkan, karena


saya pemegang hal paten Happy Holy Kids dengan segala
karakter yang ada, akan menjadi sumber kehidupan saya
selanjutnya, bahkan turun temurun. Puji Tuhan.

164
e. Anak-anak diberkati

Bercerita segala masalah, malapetaka seolah tidak ada


habisnya, namun sebaliknya menceritakan pertolongan
Tuhan, berkat Tuhan, Mujizat, pemeliharaan dan kebaikan
Tuhan juga tidak pernah akan ada habis-habisnya.

Mazmur 100: 5 Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya


untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-
temurun.

Istri saya berkata “Untung ya … saat kita bangkrut, 2


anak sudah bekerja dan anak ke 3 hanya tinggal 1
semester, sehingga walaupun harus menjual ini dan itu
anak-anak tidak ada yang harus berhenti kuliah, Tuhan
mengijinkan semua tepat pada waktunya”

Lebih untung lagi, ketika memasuki pandemi, dimana-


mana perusahaan tutup (termasuk usaha kami), PHK
karena pengurangan pegawai demi efisiensi dan bertahan
hidup, anak-anak ketiga-tiganya justru mendapat pekerjaan
baru, promosi jabatan dan penghasilan yang luar biasa.

Mazmur 112:2 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi


tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan,
atau anak cucunya meminta-minta roti

Tetapi jika saya ditanya, apa yang membuat bapak


bahagia? Saya katakan, anak-anak yang cinta Tuhan dan
hidup takut akan Tuhan.

3 Yohanes 1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih


besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup
dalam kebenaran

165
4. Pemulihannya Sempurna

Filipi 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa


kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di
mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara
orang mati.

Saya baru memasuki usia 60 tahun, belumlah terlalu tua,


namun kisah hidup saya seperti dongeng, penuh gejolak dan
lika-liku. Ini belum semuanya, ada banyak cerita yang saya
tulis di buku-buku saya lainnya, baik itu yang berjudul Kuat
Laksa Rajawali, Hidup maksimal, Success through Excellent
Spirit maupun kisah-kisah keluarga di berbagai judul buku-
buku keluarga.

Namun merenungkan jalan-jalan hidup di masa lalu,


penyertaan Tuhan, maka saya berani menatap masa depan
penuh dengan keyaninan, bahwa Tuhan akan selalu menyertai
saya, apapun yang akan terjadi di dalam hidup ini.

F. Pemulihan Itu Hak Anda

Kisah Ayub, kisah saya, juga bisa menjadi kisah


saudara, karena yang istimewa bukan Ayub atau saya, tetapi
Tuhan yang mampu membuat kisah ini, Dia hidup dan Dia
rindu memulihkan, menebus dan mengubah hidup saudara
juga!

166
VIII. Tanya Jawab

1. TUHAN sendiri khan berkata kepada Iblis, bahwa Ayub


itu orang soleh, yang takut akan TUHAN. Kenapa
Bapak mengatakan bahwa dia “belum kenal” dengan
TUHAN?

Bukan saya mengajarkan, tetapi Firman TUHAN yang


menceritakan, dan itu pengakuan Ayub sendiri bahwa dia
tadinya hanya mengetahui TUHAN dari kata orang saja (42:5).
Ayub adalah orang Us, dari wilayah Arab, Ayub bukan orang
Israel/ Ibrani, jadi semacam Kornelius dalam Perjanjian Baru.
Ayub, adalah orang ber-‘agama’ yang juga banyak kita jumpai,
cukup baik, soleh dan takut akan TUHAN.

Memang semua agama mengajarkan kebaikan. Tidak


ada agama di muka bumi ini yang mengajarkan membunuh,
kecuali agama setan atau sekte sesat. Ayub adalah orang
beragama yang sungguh-sungguh. Banyak orang beragama
yang hidup baik. Tetapi Ayub belum lahir baru, belum kenal
TUHAN secara pribadi.

Agama mengajarkan kebaikan. Kita tidak saja


beragama tetapi harus ‘dilahirkan kembali’, harus bertobat dan
‘hidup baru’ di dalam Kristus. Kekristenan yang benar adalah
hidup baru di dalam Kristus. Kekristenan bukan sekedar
agama, tetapi kehidupan yang baru. Kehidupan yang
diubahkan baik luar dan dalamnya, seperti perubahan seekor
ulat menjadi kupu-kupu, menjadi baru sama sekali, tabiatnya,
kebiasaanya, hasratnya.

167
Kita bukan hanya tahu TUHAN tetapi harus mengenal
TUHAN. Kita harus menerima TUHAN di dalam hati dan
kehidupan kita. Dengan demikian kita bukan hanya ‘orang
soleh’ tetapi juga orang benar, bahkan menjadi ‘anak TUHAN’.
TUHAN ingin kita bukan hanya soleh, tetapi menjadi ‘anak-
Nya’. Lihat kembali bab ‘Damai Dengan TUHAN’ dalam buku
ini.

Ada perbedaan antara takut TUHAN, tahu TUHAN dan


mengenal TUHAN. Tahu bahwa Yesus itu Tuhan, tidak
membawa seseorang masuk sorga. Iblis juga tahu kalau
TUHAN itu ada bahkan gemetar. Iblis juga tahu kalau Yesus
itu TUHAN, tetapi Iblis tidak menerima Yesus sebagai TUHAN-
nya, Iblis tahu Yesus TUHAN tetapi tidak menyembah-Nya.
Ada orang yang ‘takut’ dengan TUHAN, tetapi tidak ‘kenal’ dan
tidak ‘bergaul’ dengan TUHAN.

Jangan hanya menjadi orang ‘soleh’, Yesaya berkata


kesalehan kita ini seperti kain kotor dihadapan TUHAN dan kita
tidak bisa masuk sorga bermodalkan ‘kesalehan’ kita. Kita
harus menjadi anak-Nya dengan menerima-Nya. Kita harus
mengakui dengan mulut kita bahwa Yesus itu ‘Mesias’, bahwa
Yesus itu TUHAN, dan mengundang Yesus sebagai TUHAN
dan juru selamat kita dalam hati kita dalam hidup kita. Kita
harus percaya kepada Anak TUHAN.

Tetapi semua orang yang menerima-Nya (YESUS) diberi-


Nya kuasa supaya menjadi anak-anak TUHAN, yaitu
mereka yang percaya dalam nama-Nya. Yohanes 1:12

Karena begitu besar kasih BAPA akan dunia ini,


sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes
3:16

168
TUHAN mau setiap orang tidak binasa, TUHAN
mengasihi setiap jiwa, lebih dari hartanya, lembunya,
rumahnya, dan kalau perlu TUHAN ijinkan segala sesuatu
terjadi untuk menyelamatkan jiwanya. Apa arti seseorang
memiliki isi dunia ini jika jiwanya binasa?

Karena itu janganlah hanya menjadi seorang yang


‘agamawi’ tetapi alami ‘dilahirkan kembali’, terima Yesus
sebagai juru selamat pribadi, jadilah ‘anak TUHAN’ dan
rasakan berkat-Nya, perlindungan-Nya, penjagaan-Nya.
KENAL dan BERGAUL dengan TUHAN.

2. Tuhan sendiri dalam Ayub 42:7,8,9 mengatakan bahwa;


“engkau tidak berkata-kata yang benar tentang Aku
seperti hamba-KU Ayub”. Jadi Ayub khan orang
benar! Kenapa semua itu masih bisa diijinkan terjadi ?

Bagaimana jika ada orang berkata “Yesus itu Tuhan”


tetapi tidak “menerima” Yesus sebagai Tuhan. Artinya ia
“berkata-kata benar tentang Yesus” tetapi belum menjadi anak
TUHAN. Atau ada orang yang bisa berkata-kata dengan benar
tentang jalan menuju ke sorga, namun ia tidak melangkah
kesana. Nah Ayub, setelah semua pergumulannya dan
merendahkan diri dihadapan TUHAN, ia menjadi orang yang
berkata-kata benar, soleh dan sekaligus ‘mengenal TUHAN
secara pribadi’, yang sudah saya bahas dalam isi buku dengan
bab “Damai dengan TUHAN”.

Ayub berkata-kata yang benar ‘tentang TUHAN’ tetapi


ia pernah berkata-kata yang salah tentang dirinya sendiri dan
tentang sahabatnya, yang sudah saya bahas di dalam isi buku
ini.

169
Ya memang Tuhan sendiri mengakui bahwa Ayub
adalah orang benar. Kita juga disebut orang benar, karena kita
dibenarkan, disucikan, diampuni, dikuduskan oleh darah
Yesus, karena pengakuan dosa kita maka kita dibenarkan.
Sering dicelah-celah ‘kebenaran’ seseorang percaya, ternyata
dihatinya masih terselip kekecewaan, kepahitan, dengki, kutuk,
seperti dalam diri Ayub.

Ini harus diselesaikan, itulah sebabnya perlu pemulihan


hati, pemulihan pribadi, inner healing atau penyembuhan luka-
luka batin. Kita perlu bertumbuh menjadi serupa dengan
Kristus. Jangan berhenti bertumbuh, jangan puas rohani,
tetapi hendaklah Anda haus dan lapar dan dahaga akan
kebenaran.

Tetapi TUHAN memiliki target bukan hanya


membenarkan kita, tetapi hendak menyempurnakan dan
mempermuliakan kita, sehingga kita serupa gambaran Anak-
Nya. (Roma 8:29,30) dan bahkan untuk tujuan itulah TUHAN
akan mengijinkan segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan (Roma 8:28)

Roma 8:28; Kita tahu sekarang bahwa TUHAN turut


bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai rencana TUHAN.

29; Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula,


mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi
serupa dengan gambaran anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya
itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara.

30; Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula,


mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang
dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan
mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga
dimuliakan-Nya.

170
Tuhan memang mengatakan bahwa Ayub itu ‘berkata-
kata benar tentang Aku’. Tetapi juga adalah kenyataan bahwa
dalam ayat-ayat yang saya kemukaan dalam bab-bab diatas,
bahwa Ayub memiliki kepahitan, kekecewaan, kedengkian,
kutuk kepada diri sendiri dan kepada orang lain.

Ada juga orang jaman sekarang yang kalau ‘berkata-


kata’ tentang Firman, tentang TUHAN, tentang theologia,
tentang sorga dan neraka, tentang akhir zaman, luar biasa
pandai bahkan ilmunya, perkataannya tentang TUHAN benar.
Tetapi banyak juga orang yang semacam itu hatinya, hidupnya
tidak benar.

Hikmat bagi kita: Untuk menjadi sempurna dan serupa


Kristus adalah sebuah proses yang panjang. Kekristenan tidak
selesai dengan hanya sampai ‘dibenarkan’. Tidak selesai
hanya dengan bertobat, tetapi mencapai ‘kesempurnaan’,
serupa Kristus (Filipi3:10) dan untuk itu kita harus memberikan
diri (Roma 12:1-2) untuk dibentuk.

Filipi 3:10; Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan


kuasa kebangkitan-Nya danpersekutuan dalam
penderitaan-Nya, dimana aku MENJADI SERUPA dengan
DIA.

Roma 12:1; Karena itu, saudara-saudara, demi


kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
TUHAN; itu adalah ibadahmu yang sejati.
2; Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak TUHAN:
apa yang baik, yang berkenan kepada TUHAN dan yang
sempurna.

171
3. Kenapa TUHAN tidak marah dengan Elihu?

Saat Ayub mengalami musibah, ia berdebat dengan


empat sahabatnya (Pasal 3-37) dan akhirnya TUHAN marah
kepada Elifas, Bildad dan Sofar bahwa mereka berkata-kata
yang salah tentang Tuhan (42:7), tetapi Tuhan tidak marah
terhadap Elihu. Artinya perkataan Elihu tentang Tuhan benar.

Elihu salah satu dari empat sahabat Ayub yang paling


muda (32:4,6) dan yang terakhir berbicara diantara mereka. Ia
ikut berdebat/ berbagi pendapat, namun ia netral. Ia marah
kepada Ayub karena Ayub merasa lebih benar daripada
TUHAN (32:2) dan juga marah kepada tiga sahabatnya (32:3)

Ia marah bukan karena benci, tetapi karena mengasihi,


ia menasehati bukan menghakimi (tidak menyerang pribadi
dan tidak menyindir seperti Elifas) walau ia sampaikan dalam
bentuk marah, tetapi karena desakan semangat di dalam
batinnya (32:18) oleh dorongan roh-nafas yang Maha Kuasa
(32:8) (Bandingkan dengan pertanyaan selanjutnya; “Apa
kesalahan Elifas”)

Ayub 32:21 Aku tidak akan memihak kepada


siapapun dan tidak akan menyanjung-nyanjung
siapapun, 32:22 karena aku tidak tahu menyanjung-
nyanjung; jika demikian, maka segera Pembuatku akan
mencabut nyawaku.

Elihu bisa netral, karena walaupun ia muda, ia tidak


memuja-muja Ayub yang soleh dan hebat, maupun tiga
sahabat Ayub yang pandai-pandai. Elihu tahu, bagi yang
mengidolakan (idol-menyembah) manusia akan mati (32:22).
Nasehat Elihu yang utama adalah sebagai berikut:

172
Pasal 33; Elihu hatinya jujur (3), Elihu tidak
menganggap dirinya lebih baik, ia sama dengan Ayub, ia
berbicara dengan membawakan dirinya sama sejajar dengan
yang dinasehati (6-7) Tuhan itu berbicara kepada manusia
dengan berbagai cara (14-16) dengan tujuan untuk
menyelamatkan nyawa manusia (17-24). Saat manusia
diselamatkan, ia akan segar seperti muda kembali (25) dan ia
akan berdoa dan bersorak-sorai di hadapan Tuhan (26-28)

Pasal 34: Elihu; Tuhan itu adil (11-12) dan tidak


memihak (19), Tuhan itu sumber kehidupan (14-15) dan Ia
mengawasi jalan-jalan hidup manusia tanpa ada yang bisa
bersembunyi di hadapan-Nya (21-22) serta bertindak dengan
tepat (25-30)

Pasal 35: Lihatlah ke langit/ ke atas (maksudnya ke


arah Tuhan), kalau Anda berbuat dosa dan pelanggaran Anda
banyak, apa yang Anda lakukan kepada Tuhan? (5-6) Jika
Anda benar? Apa yang diterima oleh Tuhan? (7) Elihu
mengajarkan bahwa Tuhan tidak diuntungkan apa-apa dengan
kebaikan kita, pelayanan kita, persembahan kita, yang
diuntungkan adalah anak-anak manusia/ sesama demikian
juga kalau kita berdosa – Tuhan tidak dirugikan (8). Tuhan
tidak membutuhkan kita, kitalah yang membutuhkan Tuhan!
Kemuliaan Tuha tidak bertambah oleh kesalehan kita, kitalah
yang akan dimuliakan, Tuhan sudah mulia!

Pasal 36: Tuhan itu perkasa, namun tidak memandang


hina siapapun (5) Ia memberikan keadilan kepada orang-orang
sengsara (6) Ia memperhatikan orang benar dan memberi
martabat tinggi (7) namun jika orang benar mengalami
sengsara itu karena Tuhan memberikan peringatan (8-10) dan
jika ia berbalik akan diberi kemujuran (11).

173
Akhirnya Elihu mengingatkan Ayub untuk tidak
berpaling kepada kejahatan (21) karena Tuhan itu mulia (22).
Elihu mengingatkan Ayub untuk menjunjung tinggi perbuatan
Tuhan (24). Nasehat terkhir dari Elihu adalah:

Ayub 37:22 Dari sebelah utara muncul sinar keemasan;


Allah diliputi oleh keagungan yang dahsyat. 37:23 Yang
Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar
kekuasaan dan keadilan-Nya; walaupun kaya akan
kebenaran Ia tidak menindasnya. 37:24 Itulah sebabnya
Ia ditakuti orang; setiap orang yang menganggap dirinya
mempunyai hikmat, tidak dihiraukan-Nya."

Setelah Elihu berbicara inilah, TUHAN berbicara


kepada Ayub di pasal 38-39 dan Ayub merespon serta
berdialog dengan-Nya (pasal 40-42), seperti yang
dinasehatkan Elihu.

AJAKAN

Berdebat itu perlu sebagai proses pembelajaran, kritik


itu perlu supaya tidak jatuh dalam kesombongan, kecongkakan
sebagai orang yang ‘tersentuh” dan akhirnya sesat. Bergaul
dan membaca pendapat orang lain itu memperluas wawasan
supaya tidak menyimpang. Hanya orang yang sendirian akan
menyimpang, hanya kelompok yang eksklusif yang akhirnya
menjadi bidat, sekte dan sesat.

Belajar dari munculnya sekte-sekte dan kesesatan


sepanjang sejarah Gereja, bukankah selalu muncul didalam
kelompok dimana pemimpinnya disanjung-sanjung/ dipuja-puja
dan tidak bisa dikritik? Karena itu, jika pemimpinmu demikian,
hati-hatilah Anda. Biarlah kita memuja hanya TUHAN saja.

174
Jika Anda pemimpin yang demikian, bertobatlah dan
jadilah orang yang rendah hati, yang mau ditegor, mau
dinasehati dan mau dikoreksi pengertian Anda. Anda mungkin
memiliki talenta dan kasih karunia, serta dipakai Tuhan luar
biasa, walau tidak sekolah Alkitab, maka staff divisi pengajaran
untuk melengkapi kekurangan Anda dan bukan menyiapkan
ajaran yang ‘dipaksakan’ untuk membenarkan Anda.

Ajakan bagi hamba-hamba Tuhan yang dipakai Tuhan,


walaupun Anda penuh pengalaman yang luar biasa, namun
sikap dan hati kita biasa-biasa saja, karena kita semua
hanyalah hamba.

Ajakan bagi kaum theolog yang handal, setelah otak


dipenuhi ilmu dan kebenaran, biarlah hati Anda melimpah
dengan kasih dan berdebat sebagai sahabat. Sampaikan
kebenaran tanpa menyerang pribadi, tetapi semata-mata
meluruskan ajaran yang menyimpang, pasti ajaran Anda akan
lebih diterima.

Mari, menjadi seperti Elihu, walaupun ia muda, namun


memeiliki hikmat Tuhan dan berani menegor yang salah
adalah salah, sekalipun mereka lebih tua seperti Ayub, Elifas,
Bildad dan Sofar. Menegor dengan hormat, sama dengan
nasehat Paulus kepada Timotius yang masih muda, di dalam
menghadapi pengajr-pengajar sesat (1 Timotius 4: 1-16)

1 Timotuis 4:12 Jangan seorangpun menganggap


engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu. 4:13 Sementara itu, sampai aku
datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab
Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.

175
4. Arti Nama Ayub dan teman-teman?

Elihu, dalam bahasa Ibrani El-ee-hoo, Eliyhuw, artinya:


He is my God, Ia adalah Allah. Ada dua orang yang memakai
nama Elihu di Alkitab, selain sahabat Ayub, maka Pahlawan
Daud, suku Manasye ada juga yang memakai nama Elihu.

Elifas, bahasa Ibrani dilafalkan, Eliyphaz, el-ee-faz, my


God is (fine) gold. Apakah kebetulan, namun ajaran Elifas
(Tuhan-ku adalah emas) sepertinya sama dengan theologia
kemakmuran hari-hari ini.

Bildad, artinya “confusing love”. Ayat-ayat dalam pasal-


pasal yang diucapkan Bildad, memang bisa dtafsirkan Bildad
bingung antara kasih dan keadilan TUHAN.

Zofar, Tsowphar, tso-far, artinya: kasar, sesuai


pembicaraannya kepada Ayub yang tanpa empati terhadap
orang yang sedang mengalami kesusahan.

Ayub, bahasa Ibrani; bwy Yowb = persecuted, di


aniaya, sedangkan bahasa Yunani nya; Iwb Iob = the cry of
woe or I will exclaim, teriakan celaka atau aku akan berseru.

Jujur saya tidak tahu, apakah pada zaman Ayub (yang


ditafsirkan sama dengan zaman Abraham), nama-nama ini
sudah memiliki arti demikian, atau karena justru kisah ini, maka
nama-nama ini menjadi memiliki arti atau dimaknai demikian,
sehingga “klop’ atau cocok dengan apa yang terjadi atau yang
diucapkan, karena bahasa Ibrani dan Yunani justru ada setelah
zaman Ayub. Setidaknya bahasa Ibrani dan Yunani bisa
mempertegas pendalaman pengertian kita.

176
5. Kenapa Tuhan marah dengan Elifas?

Saat Ayub mengalami musibah, ia berdebat dengan


empat sahabatnya (Pasal 3-37) dan akhirnya TUHAN
menyatakan diri bahwa IA MURKA kepada Elifas, Bildad dan
Sofar serta berfirman bahwa mereka salah (42:7)

APA KESALAHAN ELIFAS?

Ayub Pasal 4: Elifas menegur Ayub; Intinya bahwa


orang benar akan diberkati dan orang berdosa akan menderita,
orang jahat akan dihukum Tuhan, karena Tuhan itu adil. Pasal
5: Intinya Elifas berpendapat jika Tuhan menegur seseorang
dan orang itu menanggapinya dengan benar, maka Tuhan
akan membebaskannya dari segala malapetaka.

Perkataan Elifas, sangat theologis, terkesan rohani,


mungkin saat Anda membaca 2 pasal ini, akan berpikir,
salahnya apa ya? Bahkan ucapan Elifas dalam Ayub 5:13
dikutip 1 Korintus 3:19.

Elifaspun mengaku bahwa nasehatnya di dapat dari


bisikan roh (4:12-16) dan ayat 17 dan seterusnya, ia
menyampaikan pesan Tuhan, dengan kata lain ia bersaksi
bahwa ia telah bertemu dan mendengar suara Tuhan, dan itu
yang disampaikan kepada Ayub. Buka Alkitab Anda baca Ayub
4:17-5:27 (Coba cari apa salahnya?)

Pasal 15: Elifas; “Bahwa orang fasik akan binasa” (lho


bukannya benar demikian?) Pasal 22: Elifas menganjurkan,
supaya Ayub bertobat dari dosanya, merendahkan diri kepada
Tuhan, maka Tuhan akan membebaskan Ayub dari segala
kesusahan dan memberi kemakmuran.

177
(Nah sekali lagi baca Pasal 22, apa salahnya dengan
kalimat-kalimat Elifas? Bukankah itu nasehat yang bagus
sekali?) Pernah seorang Pdt. kotbah soal Ayub, dia mengalami
malapetaka dan Ayub tabah, menangkan kehendak Tuhan dan
mengucapkan ini itu sambil mengutip pasal 4,5,15,22, padahal
itu ucapan Elifas bukan ucapan Ayub. Karena ayat-ayat di
dalam pasal-pasal ucapan Elifas baik sekali.

a. Salah Pengajaran: Pasal 4-5

Ucapan Elifas, tentunya ada benarnya, buktinya ucapan


Elifas dalam Ayub 5:13 dikutip 1.Korintus 3:19. Namun Tuhan
berfirman bahwa ucapan Elifas “tentang AKU” salah kepada
Ayub, tentunya kesalahan yang berkaitan dengan paham
tentang Tuhan sebuhungan dengan kasus Ayub, dan sikap
Elifas terhadap Ayub. (Kalimat-kalimat Elifas jika diucapkan
kepada orang lain dalam kasus yang lain, bisa saja tepat)

Nah, mari kita cari kesalahan Elifas dari apa yang dia
ucapkan, yang dicatat oleh Alkitab. Pasal 4-5 Elifas
berpendapat bahwa orang benar akan makmur dan orang
berdosa akan menderita. Penderitaan menunjukkan kehidupan
yang berdosa dan kemakmuran adalah hidup yang diberkati
Tuhan.

Hal ini tentu ada benarnya, tetapi tidak selalu benar.


Apalagi bagi kita zaman sekarang yang bisa membaca Alkitab
dengan lengkap dan cepat bisa menemukan kesalahan konsep
Elifas, misalnya Daniel dan kawan-kawan mengalami kesulitan
justru karena kebenaran, Yusuf masuk penjara justru karena
kekudusan, Paulus dilempari batu justru karena memberitakan
kebenaran dan Stefanus mati dirajam batu (tidak ditolong
Tuhan) padahal ia melayani dengan tulus.

178
Orang benar akan diberkati, tentunya konsep yang
benar dan juga diajarkan Firman Tuhan di dalam Amsal,
Mazmur dan lain-lain, namun ketika berjumpa orang miskin
atau kesusahan seperti Ayub dan mengatakan; “Bertobat, pasti
kamu punya dosa” seperti yang dikatakan Elifas, tentunya
salah atau kurang bijaksana.

Apakah yang di alami Ayub adalah hukuman Tuhan


seperti keyakinan Elifas? Anda bisa belajar dari buku ini dan
menjadi lebih bijaksana di dalam bersikap, ketika berjumpa
orang-orang yang sedang di dalam kesulitan, masalah, karena
‘diijinkan TUHAN’ untuk maksud-maksud lain seperti yang kami
uraikan di dalam isi buku ini.

Karena itu, hati-hati dengan pengajaran Anda yang


kelihatannya baik, namun suatu saat nanti, saat pengadilan
Kristus, bisa-bisa Dia akan berkata “Aku tidak mengenal
kamu!” Karena itu, Paulus juga menasehati kepada Timotius
sebagai berikut:

1 Timotius 4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah


ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena
dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan
dirimu dan semua orang yang mendengar engkau

Sebagai pengajar, kita harus mengawasi ajaran kita.


Bagaimana caranya? Belajar Firman Tuhan. Jika Anda
membaca buku atau mendengar seorang pendeta mengajar,
Anda tidak harus percaya 100% dengan buku tersebut, buka
Alkitab dan check ayat-ayat yang dicantumkan, apakah keluar
dari konteks apa tidak?

Cara lain mengawasi ajaran, adalah dengan memiliki


sahabat yang berbeda sinode, berbeda dogma sehingga bisa
179
punya teman yang bisa diajak berbicara dengan nada
persahabatan. Jika ini sulit dan cenderung menjadi berdebat
dan malah putus persahabatan, maka milikilah koleksi buku-
buku pengajaran berbagai denominasi. Ini untuk saya dan
Anda yang kuat pengajarannya dan memang banyak mengajar
orang. Jika jemaat atau orang yang baru bertobat, mungkin jadi
binggung dengan kekristenan. Ini makanan keras bagi orang
yang dewasa secara psikologis, tidak mudah emosi dan juga
dewasa rohani, sehingga mampu menimbang-nimbang
kebenaran. Ingat, kesesatan selalu dimulai, ketika seseorang
merasa sebagai ‘pembaharu’ lalu membangun kelompok
sendiri dengan para pengikutnya yang meng-idola-kannya.

b. Salah Pengajaran Pasal 22

Ayub 22:21-30. Elifas menghimbau Ayub dengan


doktrin pertobatan yang tradisional: jika Ayub bersedia kembali
kepada Tuhan, merendahkan diri dan menghapus dosa dari
hidupnya, maka dengan sendirinya Tuhan akan
membebaskannya dari semua kesulitan. Nasehat yang bagus,
namun Elifas bersalah dalam 3 hal, jika kita melihat konteks
kasus Ayub dari awal secara keseluruhan dengan sudut
pandang theologia sekarang secara kristiani yang lengkap.

1. Pertobatan dan keselamatan tidak selalu menghasilkan


kemakmuran jasmaniah. Kadang-kadang orang
beriman, justru karena kesetiaannya "menderita
kekurangan, kesesakan, dan siksaan" (Ibrani 11:37);
“sekalipun mereka mempercayai janji-janji Tuhan,
namun saat ini mereka "tidak memperoleh apa yang
dijanjikan itu" (Ibrani 11:39). Elifas salah dengan
konsep theologia kemakmuran-nya.

180
2. Ketika menasihati Ayub untuk bertobat supaya
memperoleh kembali kesehatan dan kemakmurannya,
Elifas dengan tidak sengaja berpihak kepada Iblis dan
tuduhan-tuduhannya menentang Ayub dan Tuhan. Iblis
sebelumnya sudah menuduh Ayub melayani Tuhan
hanya karena apa yang dapat diperoleh daripada-Nya
(Ayub 1:9-11). Perhatikan bahwa jika Ayub bertobat
karena dosa yang diduga oleh Elifas supaya
memperoleh berkat, maka dia memang layak dituduh
melayani hanya demi keuntungan pribadi. Ayub dalam
pasal 23 membantah Elifas, karena memang Ayub
melayani bukan untuk itu. Orang menuduh, kadang
bercermin dari diri sendiri bukan? Elifas tidak tulus.

3. Walaupun Elifas dengan fasih mengungkapkan


pentingnya pertobatan, perkataan itu diucapkan dengan
motivasi yang salah. Sama sekali tidak ada simpati di
dalam hatinya terhadap penderitaan Ayub. Kegagalan
Elifas menunjukkan bahwa amanat pertobatan yang
dialamatkan kepada yang lemah dan menderita harus
disertai kata-kata penghiburan dan belas kasihan,
apalagi Ayub adalah seorang senior yang harus
dihormati.

MENGHADAPI AJARAN SESAT

Di dalam kisah Ayub ini, sahabat Ayub, yang tidak


dimarahi oleh Tuhan adalah Elihu, yang bijaksana di dalam
menasehati Ayun. Elihu sudah saya bahas dalam pertanyaan
sebelumnya.

Paulus juga menasehati Timotius dalam menghadapi


ajaran sesat yang ada saat itu:

181
2 Timotius 4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik
atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah,
tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.

1 Timotius 5:1 Janganlah engkau keras terhadap orang


yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah
orang-orang muda sebagai saudaramu,

c. Salah Pengalaman

Elifas bersaksi bahwa ia bertemu dengan roh dan


mendapat bisikan roh (4:12-16), lalu ayat 17 dan seterusnya ia
menyampaikan bisikan terserbut sebagai “pesan Tuhan”,
dengan kata lain ia bersaksi bahwa ia bertemu dan mendengar
suara Tuhan, dan itulah yang disampaikan kepada Ayub.

Namun Ayub 42:7 Tuhan menyatakan bahwa Elifas


berkata-kata salah tentang Tuhan, atau bisa ditafsirkan bahwa
perkataan Elifas bukan dari bisikan Tuhan, serta bisa juga
ditafsirkan, sesungguhnya Elifas tidak benar-benar bertemu
dengan Tuhan. Ia hanya merasa yakin bertemu Tuhan.

Kenapa ini bisa terjadi? Menurut ilmu kesehatan


mental, ada penyakit yang namanya SKIZOFRENIA, yaitu
gangguan mental yang tidak bisa membedakan antara
khayalan, mimpi dengan kenyataan. Baginya halunisasi ini
begitu nyata, sehingga dengan sangat yakin bercerita itu
sebagai ‘pengalaman’ dan bukan impian/ banyangan. Bagi
anak balita tentunya wajar, karena ia belum memiliki kosa kata
ini “imajinasi”, baginya semua begitu nyata. Nah tentunya
Elifas dan beberapa oknum pendeta sudah bukan balita lagi,
jika tidak bisa membedakan, namanya skizofrenia.

182
Perhatikan bahwa Tuhan bukan lagi marah, tetapi
murka, karena Elifas kurang ajar berani-beraninya mengarang
cerita kalau ia bertemu Tuhan dan menyampaikan pesan-
pesan mengatas namakan “pesan Tuhan”.

Ayub 42:7 Setelah TUHAN mengucapkan firman


itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas,
orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan
terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata
benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub”

i. Nasehat untuk oknum pendeta

Saya mengasihi Anda, dan saya minta Anda benar-


benar jujur dengan diri sendiri dan jujur di hapdapan Tuhan,
yakinkah yang Anda ceritakan adalah sebuah “pengalaman”
atau hanya sebuah “bayangan”, fantasi, imajinasi atau bahkan
hanya sebuah mimpi malam hari.

Masalahnya beberapa cerita-cerita semacam ini, sering


essensinya berbeda dengan ajaran Firman Tuhan. Misalnya
ada oknum pendeta bercerita dibawa melihat neraka dan
disana melihat orang berdosa disiksa iblis.

Ini jelas cerita yang salah, karena Alkitab tidak ada


ayatnya iblis menyiksa, yang ada justru nanti di neraka, pada
masa kekekalan nanti iblis akan ikut di siksa dan sekarang iblis
belum ada di neraka. Jadi neraka mana yang dilihat? Atau itu
impian dari alam bawah sadar, karena waktu kecil, mungkin
pernah dengar oknum guru sekolah minggu, oknum orang tua
atau oknum pendeta bercerita yang sama, sehingga kesalahan
telah diwariskan turun-temurun menjadi sebuah konsep yang
dinyakini benar dan menjadi impian atau bayangan?

183
Masih banyak lagi aneka kesaksian, bahwa pergi ke
sorga, atau ikut dewan musyawarah Tuhan sebelum virus
corona ada (tetapi bersaksinya setelah ada corona), kesaksian
bertemu malaikat yang merobohkan tembok Yerikho, bercerita
bertemu Tuhan Yesus (yang diceritakan seperti gambar yang
ada di tanggalan/ kalendar, padahal itu 100% sudah pasti
bukan wajah Tuhan Yesus, itu karya seniman). Jika ia
bercerita bertemu Tuhan Yesus dan bisa mengenali wajahnya,
maka wajah tersebut jangan-jangan gambar yang sudah ada di
memori otaknya – yaitu yang di kalendar, artinya, itu memang
fantasi otak bawah sadar, dan bukan “pribadi” Tuhan.

Nah cerita-cerita semacam ini, sangat subur di


kawasan Asia, dimana banyak orang dengan tingkat
pendidikan rendah, baik pendidikan nalar maupun Alkitab,
serta latar belakang mistis, maka mereka justru kagum kepada
pembawa cerita dan menganggap yang bercerita orang hebat,
spesial, sangat rohani dan dekat dengan Tuhan.

Maafkan saya, jika saya menulis ini, namun saya


mengajak Anda, sekali lagi untuk merenungkan: Apakah Anda
benar-benar mengalami atau Anda “memberanikan diri”
bercerita “bayangan” Anda? Anda mulai menikmati cerita Anda
karena jemaat terkagum-kagum, bertepuk tangan dan mereka
merasa diberkati. Bahkan mungkin ada yang menjadi bertobat
dan lahir baru dengan “dongeng” Anda, jadi apa salahnya,
hasilnya bagus kok, ada jiwa dimenangkan.

Hasil itu bagian Tuhan, pekerjaan Roh Kudus, bagian


Anda berkata-kata dengan benar. Hati-hati, ada saatnya Anda
akan menghadap pengadilan tahta Tuhan, dan setiap
perkataan Anda, harus Anda pertanggung jawabkan kepada
Tuhan. (Matius 12: 36-37)

184
ii. Nasehat untuk jemaat

Matius 7:15 Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang


datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri
atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan
buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan
buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu
menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah
yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!

Simak baik-baik yang kisah Elifas, yang mengaku-


ngaku dapat bisikan roh lalu menasehati pakai menyebut;
“Firman Tuhan ... dstnya” Akhirnya Tuhan murka dengan
Elifas. Bukankah Matius 7:23 sangat mirip dengan Ayub 42:7?
Tuhan berkata “Tidak mengenal” artinya selama ini “nubuat”
yang dikatakan dari Tuhan, ternyata “lu-buat” alias buatan atau
karangan sendiri. Pernah terjadi pada zaman Ayub dan juga
akan terjadi di akhir zaman.

185
Lah ... lalu bagaimana kami tahu, pendeta kami adalah
oknum? Tentu tidak boleh sembarangan menduduh atau
mencurigai, namun urusan sorga dan neraka Anda nggak bisa
nebeng pendeta, ini urusan pribadi Anda dengan Tuhan, dan
jangan sampai salah mengikuti orang, ternyata dia sesat, nah
repot khan? Makanya sungguh-sungguh lahir baru, menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi dan rajin-rajin
baca Alkitab.

Matius 24: 11 Banyak nabi palsu akan muncul dan


menyesatkan banyak orang.
24: Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan
muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
25: Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih
dahulu kepadamu.

Menarik, bahwa Tuhan Yesus (Matius 24) sudah


mengingatkan bahwa ciri-cici “mesias palsu” yang pertama
“mengadakan mujizat”, sedangkan hal itu justru membuat
banyak orang lugu “terkagum-kagum”, justru itulah kenapa
harus hati-hati. Hati-hati karena mujizat bisa terjadi karena
sugesti, iman yang mengalami mujizat (bukan yang
mendokan). Penyesat dan jahat, jika Tuhan menyembuhkan
dan oknum mulai mengakui bahwa ia “memiliki” karunia
kesembuhan (padahal kuasa Tuhan-lah yang menyembuhkan),
maka ia sudah mengambil bagian Tuhan untuk dirinya.
Kesesatan, jika orang mulai mengambil bagian Tuhan (milik
Tuhan, kemuliaan Tuhan) untuk dirinya. Ketika dirinya diakui
sebagai orang sakti, orang hebat, maka ia mendapatkan
“keuntungan” misalnya persembahan atau pengagungan.

186
Kedua yang diingatkan Tuhan Yesus (Matius 24)
adalah “nabi palsu”. Apa pekerjaan nabi” Diantaranya
menyampaikan “Nubuat” selain seharusnya mengajar,
mendoakan, bersyafaat, menegor dan membimbing orang lain
dalam jalan-jalan Tuhan. Rupanya “nubuat” adalah jalan
pintas untuk menjadi hebat dan terlihat rohani, yang banyak
dipilih para “nabi-nabi palsu”. Karena itu hati-hatilah, jika
seseorang sudah mulai “bernubuat” dengan mengatakan “ini
pesan Tuhan” dan pesan tersebut bukan ayat Firman Tuhan.

Firman Tuhan tidak anti nubuat (demikian juga dengan


saya), tetapi harus hati-hati, karena nabi palsu akan masuk
dengan ciri tersebut (Matius 24). Kita harus mengujinya (1
Tesalonika 5:19) dengan Firman Tuhan.

1Tesalonika 5:19 Janganlah padamkan Roh. 5:20 dan


janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. 5:21 Ujilah
segala sesuatu dan peganglah yang baik

Ciri-ciri nabi palsu yang paling umum lainnya,


pengajaran yang salah, adalah pengajarannya yang
berdasarkan mimpi, penglihatan, nubuatan, kesaksian bertemu
Tuhan dan berkata “Tuhan berbicara dengan saya” dan bukan
berdasarkan ayat Firman Tuhan.

Tambahkan pengetahuan dengan membaca buku-buku


rohani, dan jika ada keraguan, bertanyalah kepada 2-3 orang
dan kembalilah ke Alkitab lagi, baca sendiri dan renungkan
dengan hati dan pikiran yang terbuka. Ingat, ilalang dan
gandum tumbuh bersama-sama dan serupa, ingat, Tuhan
Yesus sendiri mengingatkan akan ada banyak serigala berbulu
domba dan penyesat-penyesat akan muncul di akhir zaman.

187
Jangan sampai Anda merasa mengikuti seorang
“hamba Tuhan” ternyata Anda sedang mengikuti seorang
skizofrenia. Nah, perhatikan lagi ayat-ayat berikut ini, untuk
menambahkan kewaspadaan Anda dari kesesatan “Elifas akhir
zaman”.

Kolose 2:18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu


digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri
dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada
penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-
besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi

Di Kolose, muncul guru-guru palsu mengatakan bahwa


mereka harus memohon kepada para malaikat dan
menyembahnya sebagai perantara agar manusia dapat
berhubungan dengan Tuhan.

Dewasa ini kepercayaan bahwa Yesus Kristus


bukanlah satu-satunya perantara di antara Bapa dan manusia
dimajukan dalam kebiasaan untuk beribadah dan berdoa
kepada orang kudus yang sudah meninggal, yang bertindak
sebagai pelindung dan perantara. Menyedihkan mendengar di
Indonesia, ada ibadah dan yang mengatakan; “Raja Daud
hadir disini” “Musa juga ada disini” “Papi ..... ada disini”
(Catatan: Papinya adalah seorang pendeta yang sudah
meninggal beberapa tahun lalu) Mereka yakin bahwa pribadi-
pribadi tersebut menjadi seperti “malaikat” yang bisa hadir
dalam ibadah mereka.

Kebiasaan ini merampas keunggulan Kristus dan


kedudukan inti-Nya dalam rencana penebusan Tuhan.
Penyembahan dan doa kepada siapa saja selain Bapa, Anak,
dan Roh Kudus tidaklah alkitabiah dan harus ditolak.

188
Kolose 2:18 diatas juga mengingatkan, jika ada oknum
pengajar yang “berkanjang pada penglihatan” sebagai dasar
ajaran, maka jemaat harus super hati-hati. Anda mungkin
berkata; “Tetapi Firman yang di ajarkan bagus lho” Coba baca
Ayub perkataan Elifas, Anda juga akan berkata ini bagus juga.

iii. Kenapa bisa terjadi?

Sangat tipis dan sulit membedakan antara “suara hati


nurani” atau “antar bagian otak yang sedang berbicara” atau itu
“suara Tuhan”, karena itu Alkitab mengajarkan “ujilah”.

Sebelum saya menyampaikan analisa saya, saya akan


sedikit menceritakan latar belakang saya dalam mengikuti
Tuhan Yesus, menjadi orang Kristen. Saya dulu beragama lain,
tahun 1982 saya lahir baru dalam KKR almarhum Yeremia
Rim, lalu mengikuti program pemuridan, mulai dari Perkantas,
Pemuridan PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen), lalu tahun
1984 sudah terjun dalam pelayanan kelompok kharismatik
yang terlibat dalam pelayanan membakar jimat dan aneka
barang tumpas, pelepasan, inner healing (luka-luka batin),
terlibat dalam kelompok-kelompok “ekstrim kanan” yang
“mengalir dalam karunia-karunia Roh Kudus” yang membuat
saya dari agama sebrang yang seolah-olah allah itu ‘jauh’
sekarang begitu hidup, nyata dan dekat. Mujizat, kesembuhan,
bahasa roh yang diterjemahkan dan marifat (mengetahui
sesuatu – dan terbukti benar / semacam kasus Ananias
Safiran) tiba-tiba menjadi bagian dalam pelayanan saya di awal
kegerakan kharismatik radikal di mulai di Indonesia tahun-
tahun 1985-1988 hingga 1990 an. Tuduhan bidat atau
sesatpun pernah menjadi label bagi kelompok kami.

189
Dari tahun 1982-1990 saya sudah mencoba menjadi
jemaat sebuah gereja selama 1-2 tahun, lalu pindah lagi,
sehingga sempat mengalami menjadi jemaat beberapa gereja.
Sejak 1990 saya tergabung dengan sebuah gereja, masih
termasuk kelompok pantekosta kharismatik, namun banyak
melayani gereja-gereja lain, sehingga pemahaman saya
perlahan-lahan ditambah, diluruskan seiring dengan
berjalannya waktu melayani Tuhan yang panjang sejak 1982
hingga sekarang ini.

Masih ada beberapa pertanyaan yang masih


mengganjal, yang belum terjawab secara bulat atau 100%,
maka akhirnya karena takut saya benar-benar sesat, saya
mulai sekolah theologia secara formal sampai level doktor
theologia, walau saya bukan seorang pdp, pdm apalagi pdt.
Saya hanyalah kaum awam yang rindu melayani Tuhan
dengan benar dan jangan sampai salah dihadapan Tuhan.

Nah dengan penjelasan singkat mengenai latar


belakang saya tersebut, saya mau berbagai pengalaman dan
pengamatan, kenapa sebuah “nubuatan” bisa salah? Saya
akan sampaikan dengan nama-nama initial samaran, jadi saya
akan menyebut saja Pdt A, B, C dan seterusnya dan ini bukan
sebuah initial atau singkatan bahwa A mewakili nama
Abdullah, tetapi hanya sebagai sebuah contoh saja, walau
kisahnya benar-benar pernah terjadi di dalam pengamatan
saya, selama masa pelayanan saya.

a) Awal pelayanan yang benar dan mendapat banyak simpati


dan pengikut. Kharisma, artinya memiliki wibawa, maka
awalnya selalu baik, talenta, tulus dan murni, makanya
didukung banyak orang. Awalnya sungguh-sungguh,
makanya disertai Tuhan.

190
Di tengah jalan, karena wibawa dan kharismanya yang
kuat, membuat seseorang yang didoakan imannya bangkit
dan mengalami kesembuhan, walaupun si-Pdt nya sudah
tidak disertai Tuhan. Mungkin masih ingat Pdt.A yang
terkenal dengan KKR-nya dari Amerika yang mengaku
bahwa homo sudah sekian tahun dan dunia kekristenan
kaget karena dalam pelayanan-pelayanan terakhirnya
mujizat masih terjadi.

Ya, itu bisa terjadi karena sugesti akibat kharisma


seseorang atau iman yang bersangkutan karena
mendengar Firman dan tidak bisa sebagai bukti bahwa si-
pemberita Firman hidupnya benar. Bagaimana jika yang
bersangkutan tidak tersangkut masalah amoral atau
seksual, namun dosa-dosa ‘terselubung’ lainnya seperti
cinta uang atau mencuri kemuliaan Tuhan dan
lingkungannya, jemaatnya justru mendukung keadaan
tersebut, karena mendapatkan ‘figur diberkati’ atau ‘figur
sukses’ maka penyimpangan dan kesesatan akan
berlangsung tanpa disadari dan mujizat masih terus terjadi
walau sebenarnya yang terjadi adalah sugesti.

Kasus Pdt.B di Indonesia yang terlibat pedhofila juga


dikenal sebagai seorang pendeta yang berkharisma dan
sayapun terkaget-kaget karena beberapa kali bertemu saat
saya berkotbah di gerejanya. Sebenarnya masih
beruntung, jika kasusnya terbongkar saat masih hidup di
dunia, sehingga bisa sadar dan bertobat, diampuni dan
dipulihkan, karena dosa sebejat apapun, jika minta ampun
akan diampuni Tuhan. Yang celaka 12 kalau tidak bertobat
dan dosa terus ditutup-tutupi sampai Tuhan yang
membongkar dalam tahta pengadilan Kristus nanti.

191
b) Kasus pendeta lain, katakan Pdt.B yang awal
pelayanannya serupa dengan Pdt.A. Ia bersih dalam hal
dosa-dosa seksual, keluarganya rukun, jadi soal ta-wanita,
ia aman/ bebas, penyimpangan lebih banyal soal ‘tahta’
atau pemujaan, haus akan penghormatan dan tidak
terjamah untuk ditegor, dikritik bahkan berbeda pendapat
sekalipun tidak ada tempat.

Awalnya Pdt.B ini sungguh sederhana, murni dan tulus,


singkat cerita, ketika gerejanya berkembang dan jemaatnya
ribuan dalam waktu relatif singkat dibandingkan
pertumbuhan gereja lain, maka jumlah saldonya pun
menjadi milyaran rupiah. Aneka ide mulai muncul, apakah
membangun gedung gereja, rumah sakit, sekolah,
penginjilan ke desa-desa atau luar negri dan berbagai ide
lainnya. Saat Pak Pendeta idenya tidak didukung ia mulai
marah-marah, menganggap yang tidak mendukung
sebagai ‘kambing’ ‘tidak menangkap visi’ ‘pemberontak’
dan berbagai label lainnya.

Akhirnya Pak Pendeta punya ide, supaya tak terbantahkan,


mulailah ia menggunakan kata-kata: “Tuhan menyuruh
saya melakukan ini dan itu” Ajaib, tidak ada yang berani
melawan, karena siapa mau melawan jika itu perintah
Tuhan. Namun mereka yang idialis dan meragukan bahwa
itu “suara Tuhan” satu persatu mengundurkan diri, maka
yang tersisa semuanya menjadi ‘yess man’. Kondisi yang
tercipta membuat selanjutnya kalimat “Tuhan berbicara”
“Tuhan menyuruh saya” menjadi hal yang biasa, hal yang
bisa diterima, justru terbalik, yang tidak bisa menerima
yang menjadi aneh dan dianggap tidak rohani. Kondisi ini
memungkinkan kesesatan bisa terjadi tanpa disadari.

192
Apakah Pak Pendeta jahat? Tentu tidak, jika jahat orang
akan segera sadar bahwa ia mengikuti orang sesat, tetapi
seperti Tuhan Yesus katakan, suatu saat nanti akan
terkejut, kenapa terkejut karena tidak sadar, bahkan
membela diri: “Aku bernubuat demi namamu, aku
menyembuhkan demi nama Mu” artinya hingga saat
dihakimipun dia belum sadar kalau dia sesat, nah apalagi
pengikutnya, bagaimana bisa sadar? Hati-hatilah!

Nah kita lanjutkan dulu Pdt.B, jika ada 3 godaan di dunia ini
3-ta, wanita, tahta dan harta, maka dari ta-kedua, pelan-
pelan bergerak ke-ta yang ketiga, yaitu harta, ketika
kekuasaan absolut sudah ditangannya. Harta ini bisa hidup
dalam kemewahan/ hedonisme atau bisa juga terlihat
hidupnya sederhana namun sebenarnya perampok atau
penyamun di gereja. Khusus mengenai penyamun di
gereja, nanti saya jelaskan saja di pertanyaan No.8.
Harapan saya buku ini menyadarkan kita semua.

iv. Bijaksana

Kenapa kita harus hati-hati? Karena di dalam daftar


karunia-karunia Roh Kudus di 1 Korintus 12, tidak ada yang
namanya “penglihatan” sebagai karunia Roh Kudus. Namun
penglihatan ini bisa benar terjadi, seperti kasus Kornelius dan
Petrus (Kisah Rasul 10). Penglihatan sebagai kasus
supranatural dan sangat khusus sebagai cara Tuhan berbicara
kepada manusia, namun harus di uji bahwa itu benar. Benar
karena sesuai Firman atau benar-benar terjadi sesuai
penglihatan tadi, atau benar sebagai tuntunan yang juga harus
sesuai Firman.

193
Namun jika seseorang berfantasi, bermimpi, berkhayal
dan mengatakan itu penglihatan dari Tuhan, apalagi terbukti
salah, nubuatan atau kejadian tidak sesuai, ajarannya tidak
sesuai atau malah menyalahi Firman Tuhan, mengartikan ayat
sesuai kemauannya sendiri dengan alasan “Tuhan berbicara
dengan saya”, maka ia harus minta maaf dan bertobat, jika
tidak, ia akan berhadapan dengan murka Tuhan.

Saya percaya, tentunya ada kejadian “penglihatan”


yang benar-benar terjadi, dimana Tuhan secara pribadi
menemui seseorang di muka bumi ini, karena Tuhan bukanlah
konsep yang bisa kita penjara dengan kotak theologia “Tuhan
nggak boleh muncul, nggak boleh berbicara lagi” (Karena
sudah ada Alkitab). Lha kita emangnya siapa ngatur-ngatur
Tuhan yang adalah pribadi yang hidup dan maha kuasa.
Namun rambu-rambunya haruslah sangat jelas yaitu Firman
Tuhan, alat ukur mengujinya juga hanya satu yaitu Firman
Tuhan yang sudah di kanonkan, yaitu Alkitab. Alkitab yang
sudah dikanonkan, artinya tidak akan ada Firman Tuhan atau
kitab tambahan lagi.

Maka sebuah penglihatan, bertemu dengan Tuhan tidak


boleh ada sebuah “ayat baru” atau “pengertian baru” sebagai
dasar pengajaran yang ditambahkan. Jika ini dilakukan, maka
inilah ciri utama sebuah bidat, sekte atau kesesatan.

Mimpi, penglihatan, bimbingan Roh Kudus mestinya


untuk menuntun langkah-langkah menjalankan Firman Tuhan.
Seperti Kornelius mendapat penglihatan (Kisah Rasul 10:3)
yang terbukti cocok dengan Petrus yang mendapat mimpi dan
ternyata supaya Petrus melayani bangsa lain (Kisah Rasul
10:9-22) yang juga sudah diperintahkan Tuhan Yesus di dalam

194
Amanat Agung. Paulus juga mendapat penglihatan untuk
melayani ke Makedonia (Kisah Rasul 19:10).

Tuntunan hal teknis, misalnya menyusun jadwal


pelayanan, dalam 52 minggu saya harus melayani gereja
mana dan kota apa? Jujur, tidak semuanya 52 minggu saya
doakan satu-satu, tetapi tahun ini keluar negri atau luar kota
yang mana saja. Terkadang Tuhan memberikan mimpi. Saya
masih ragu-ragu, lalu saya tulis kota tersebut di agenda
dengan doa yang saya catat; “Jika dalam 1 bulan ini ada yang
telepon atau wa dari kota tersebut, berarti benar”. Hal ini sering
saya alami, benar-benar bulan itu saya dihubungi gereja dari
kota atau negara yang saya doakan untuk saya kunjungi tahun
depan, yang awalnya saya mendapat mimpi tetapi masih ragu-
ragu dan diteguhkan serta menjadi yakin oleh ‘kejadian’.

Hal yang sama ketika ayah dan ibu saya akan


meninggal, Tuhan memberi mimpi dan salah satu adik saya (5
bersaudara) juga mendapat hal serupa, padahal waktu itu saya
akan ke luar kota, akhirnya diam-diam kami sudah membeli
peti mati, makanan kering dan lain-lain, sehingga saat saya di
luar kota dan adik saya memberi tahu, saya sudah tidak kaget
bahkan sudah menitipkan uang untuk mengurus segala
sesuatu.

Jadi menurut saya Tuhan itu pribadi yang hidup yang


masih berbicara kepada kita dengan berbagai cara,
diantaranya mimpi atau penglihatan, yang harus di uji dan
dibedakan, karena setan atau manusia secara psikologis juga
bisa bermimpi atau berkhayal tanpa ada kaitannya dengan
Tuhan atau setan.

195
Namun mimpi, wahyu atau penglihatan untuk berupa
ajaran, atau dijadikan dasar untuk mengajar, sudah tidak
boleh ditambahkan (Wahyu 22:18-19)

Wahyu 22:18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang


mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini:
Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-
perkataan ini, maka Tuhan akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam
kitab ini.
22: 19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari
perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Tuhan
akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan
dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.

Jadi tidak bijaksana, jika mengajar, kotbah dan sebagai


dasar mengajar adalah saya bermimpi atau si-A mendapat
mimpi lalu mimpinya dibahas panjang dan lebar seolah-olah
membahas ayat Firman Tuhan, menjadi dasar atau prinsip
hidup. Jika ini dilakukan, sudah termasuk melanggar
peringatan Wahyu 22:18-19 di atas.

d. TIDAK MEMILIKI EMPATI – Pasal 15

Kita kembali ke pertanyaan, apa kesalahan Elifas,


sehingga Tuhan murka kepadanya? Kita lanjutkan menyimak
perkataan-perkataan Elifas. Ayub pasal 15 Elifas melanjutkan
perdebatan mereka, mengembangkan apa yang telah Elifas
katakan sebelumnya, hanya dengan lebih gigih lagi.

Ayub pasal 15, Elifas menuduh Ayub tidak


menghormati Tuhan (4) licik (5) Ia menggunakan sindiran yang

196
sangat keras kepada Ayub dengan mengatakan orang suci/
soleh (maksudnya Ayub) tetapi fasik karena keji, bejat, curang
(15-16), fasik, lalim (20) merasa benar dan melawan Tuhan
(25) pada masa damai: akan didatangi pedang (22) (seperti
Ayub di rampok) mengalami kesesakan (24,30) (seperti Ayub
anak-anaknya meninggal semua dan istripun meninggalkan),
rumahnya tidak bisa didiami (28) (seperti Ayub rumahnya
kebakaran), hartanya habis (29) (seperti Ayub semua
ternaknya di jarah) dan akan mati sebelum waktunya (32)

TIDAK MEMILIKI EMPATI

Ayub sedang berduka, sakit, mengalami musibah dan


Elifas menuduh itu semua terjadi karena Ayub dikenal soleh,
sebenarnya ia fasik. Saya juga menjelaskan Ayub-pun tidak
sempurna, tidak terlepas dari kesalahan: Sebelum musibah,
dicatat 10 anaknya pesta pora, maka ia pasti bukanlah seorang
ayah yang baik, meskipun ia seorang yang soleh. Setelah
musibah, Ayub sempat kecewa, kepahitan, marah dan
mengutuk teman-temannya. Ayub akhirnya mencabut
perkataannya atau sikapnya setelah musibah tersebut dan
dipulihkan. (Namun Ayub tdk pernah mengutuk Tuhan spt yg
diinginkan si-iblis).

Saya bisa memahami sikap Ayub, karena memang


teman-temannya khususnya Elifas, benar-benar tidak memiliki
empati, tidak menolong Ayub, tetapi justru menghakimi dengan
mengunakan kata-kata yang sok rohani, “Firman-Nya” dan
seterusnya (padahal Tuhan tidak berfirman kepadanya). Jadi
intinya Elifas tidak berbicara sebagai sahabat yang memiliki
empati, tetapi justru menyerang pribadi Ayub.

197
AJAKAN

Belajar dari kesalahan Elifas, jika ada teman, sahabat,


orang lain mengalami musibah, masalah, sakit dan lain-lain
janganlah buru-buru berkata; “kurang doa” “nggak beri-iman
sih” “Makanya bayar perpuluhan” “Makanya rajin kebaktian”.
Tidak ada yang salah soal doa, iman, persepuluhan dan
kebaktian, namun bisakah nasehat itu disampaikan di waktu
yang tepat? Kita bisa belajar dari Yesaya.

Tuhan telah memberikan kepada-ku lidah seorang murid,


supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat
baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia
mempertajam pendengaranku utk mendengar seperti
seorang murid (Yesaya 50:4)

Yesaya mengajarkan, tugas nabi tidak melulu menegor


dosa, tetapi juga menguatkan yang letih lesu, memberikan
kata-kata motivasi yang memberi semangat. Sering dengan
mengucapkan hal ini, pasien merasa diberi dukungan, dan
justru membuka hati dan berkata; “apalagi” atau “saya punya
dosa kali ya?” Nah, artinya dia siap untuk ditunjukkan
kesalahannya dan tidak akan marah, tetapi bertobat. Nasehat
dan teguran harus diberikan di waktu yang tepat.

Seorang hamba Tuhan adalah seorang konselor, yang


harus membangun relasi, menjadi pendengar yang baik baik
dan penuh empati, mengerti pokok permasalahannya secara
utuh (dan ini bisa jika mau sabar mendengar) dan baru
menasehati dengan bijak (Makanya Elihu yang bijak, ia
berbicara terkahir di pasal 33-37). Jika harus menegurpun,
seperti Elihu yang menegor kesalahan, tanpa menyerang
pribadi.

198
6. Kenapa Tuhan marah dengan Bildad?

Bildad, berbicara dalam 3 pasal, saat memberi nasehat


kepada Ayub dengan garis besar sebagai berikut:
ü 8: Bildad membela hukuman Tuhan. Tuhan itu adil.
ü 18: Bildad, bahwa orang fasik pasti akan binasa. Orang
fasik akan menerima hukuman Tuhan.
ü 25: Bildad, tidak seorangpun benar di hadapan Tuhan.

Yang diucapkan Bildad sebenarnya ada benarnya atau


malah hampir semuanya benar. Coba bandingkan saja kalimat-
kalimat dalam Ayub pasal 8,18,25 akan serupa dengan Amsal,
Pengkotbah dan Mazmur. Lalu apa salahnya?

Masalahnya itu diucapkan kepada Ayub, yang sedang


mengalami musibah, yang apa penyebabnya tidak seperti yang
dikatakan/ dituduhkan Bildad. Kita tahu dari pasal 1-2 hal itu
pencobaan dari iblis, diijinkan Tuhan sebagai ujian (dan
akhirnya Ayub lulus ujian, ia tidak mengutuki Tuhan). Dengan
kata lain Bildad MENGHAKIMI Ayub, lalu ganti TUHAN
menghakimi Bildad (42:7)

Memang Bildad benar bahwa Tuhan adil (pasal 8) dan


Tuhan akan menghukum orang fasik (pasal 18) baik saat hidup
di dunia dan yang pasti dalam kekekalan, namun Bildad
mengucapkan itu kepada Ayub yang sedang mengalami
masalah berat sehingga bagi Ayub itu TUDUHAN atau
PENGHAKIMAN. Bildad melanjutkan pasal 25 dengan
keyakinannya bahwa Ayub mengalami itu semuanya karena
pasti punya dosa. Memang benar ada orang mengalami
masalah karena punya dosa, tetapi tidak selalu demikian,
seperti Paulus, Yusuf justru karena kebenaran.

199
MENUDUH: Orang kehilangan barang lalu bilang temannya
“Kamu yang mengambil?” Temannya marah, karena bukan dia
yang mengambil, ia ganti marah “Enak aja menuduh”. Itulah
kenapa Ayub marah kepada teman-temannya

INTIMIDASI: Orang sakit, lalu oknum berkata “Nggak bayar


persermbahan ya?” Mengajarkan jemaat persembahan
tentunya sangat bagus, supaya jemaat tidak cinta uang, tetapi
mengucapkan hal tersebut kepada orang sakit, itulah sikap
Bildad atau roh Bildad.

MENGHAKIMI: Orang sakit atau ada masalah, lalu oknum


berkata; “Kamu pasti punya dosa”

MENEGOR: Raja Daud selingkuh, tidak ada yang tahu, tetapi


hamba Tuhan, Nabi Natan ia tahu dan ia MENEGOR Daud.
Daud bertobat. Contoh lain: Raja Saul berbuat salah, Samuel
MENEGOR dan Saul tidak bertobat. Orang Yahudi jualan di
Bait Suci, Yesus MARAH dan membalikkan meja-meja yang
dipakai dagang (ngamuk) dan tidak ada yang berani melawan
karena semua orang tahu yang IA lakukan benar. Tugas
hamba TUHAN memang harus menegor kesalahan yang jelas-
jelas salah menurut ukuran atau dasar Firman Tuhan.

BERDEBAT: Paulus dengan keras melawan dan membantah


ajaran pengajar lain (Kisah 15:1-2) dan menasehati Timotius
melawan ajaran sesat. Ajaran yang salah harus diluruskan,
berdebat, diskusi untuk mencari kebenaran, dan semestinya
dengan hati bersahabat dan pikiran terbuka. Elihu juga
MARAH kepada Ayub maupun Elifas, Bildad dan Sofar.
TUHAN tidak MARAH kepada Elihu (dibahas tersendiri),
karena Elihu MELURUSKAN pendapat sahabat-sahabatnya,
sehingga Ayubpun menyadari dan menyesal (42:3,6)

200
7. Kenapa Tuhan marah dengan Sofar?

Ajaran Sofar ada di Kitab Ayub Pasal 11, intinya supaya


Ayub merendahkan diri dihadapan Tuhan. Zofar menuduh
Ayub dengan tajam bahwa ia membenarkan diri sendiri (11:4-
6) dan Ayub keras kepala (11:13-20), dengan mengatakan
bahwa Ayub sepantasnya harus lebih menderita lagi daripada
sekarang (11:6). Ia berpendapat bahwa jika Ayub berbalik dari
dosa, penderitaannya akan segera berakhir dan keamanan,
kemakmuran serta kebahagiaannya akan kembali (11:13-19).

Perkataan Zofar mengandung kesalahan teologis;


Alkitab tidak pernah menjamin hidup yang "lebih cemerlang
daripada siang hari" (11:17) bagi orang percaya yang setia.
Sebaliknya, "untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga kita harus
mengalami banyak sengsara" (Kisah Rasul 14:22).

Selain pasal 11, Sofar juga berbicara di Pasal 20, yang


intinya: sesudah kemujuran sebentar, orang fasik akan binasa:
Sofar kembali menegaskan ajarannya, yang sepertinya Sofar
dan Elifas ini satu paham, “theologia kemakmuran” yang
menyimpang, bahwa ukuran kerohaniaan adalah berkat.

Theologia berkat atau ajaran berkat tentunya tidak


salah, dan Alkitab baik Amsal, Mazmur dan kisah-kisah di
Alkitab memang mengajarkan bahwa orang yang takut akan
Tuhan, sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan, berbalik
dari menyembah berhala lalu kembali kepada Tuhan, mereka
diberkati. Namun jika orang miskin dan menderita maka pasti
punya dosa, seperti Elifas dan Sofar menghakimi Ayub, inilah
yang salah.

201
HIKMAT

Orang yang rohani bisa diberkati, tetapi tidak bisa


dibalik, jika tidak diberkati (materi, kesehatan, masalah) maka
pasti tidak rohani.

Dari kisah Ayub ini kita belajar bertekun dalam mencari


kebenaran seperti Ayub dan menjaga ajaran seperti Elihu.
Saring pendapat sahabat, sekalipun mereka menggunakan
ayat. Ingat ilblis-pun mengutip Mazmur 91 saat mencobai
Yesus. Saat mencobai Hawa ia juga memakai ayat. Anak buah
Daud menasehati Daud membunuh Saul, juga pakai ayat.
Supaya Anda tahu, saran nasehat pakai ayat itu tepat atau
tidak, maka Anda sendiri harus berakar dan bertumbuh di
dalam Firman Tuhan, dengan rajin membaca Alkitab, sehingga
bisa tahu yang mana kehendak Tuhan.

Roma 12:1-2 Karena itu, saudara-saudara, demi


kemurahan TUHAN aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada TUHAN: itu adalah ibadahmu yang
sejati. 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak TUHAN: apa yang baik, yang berkenan kepada
TUHAN dan yang sempurna.

Hawa kalah, karena tidak ingat ayat Firman, Daud


menang, ia menjawab dengan Firman, demikian juga Yesus
menjawab “Ada tertulis”. Bagaimana Anda bisa menjawab;
“Ada tertulis”? Kalau Anda membaca Firman dan Roh Kudus
akan “mengingatkan Firman”.

202
KEKEKALAN

Kita lihat sejenak nasehat Paulus, yang berbeda


dengan Sofar, nasehat dimana waktu itu, termasuk Paulus
sendiri pasal diatasnya baru saja mengalami penderitaan.

Kisah Rasul 14:22: Di tempat itu mereka


menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati
mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan
mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam
Kerajaan Tuhan kita harus mengalami banyak
sengsara.

Jika mengikut TUHAN mengalami sengsara apa


untungnya? Untungnya masuk sorga hidup di dalam kekekalan
dengan keselamatan. Tidak semua mengalami sengsara,
banyak juga yang diberi keamanan dan hidup berkelimpahan,
tetapi itu bukan obsesi hidup kita yang utama.

Ayub menemukan kekekalan dan dipulihkan. Tujuan


UJIAN selesai, Ayub NAIK KELAS dan tuduhan iblis
dipatahkan, theologia teman-teman Ayub diperbaiki. Iblis
mereka-reka kejahatan, Tuhan mereka-reka untuk kebaikan.

8. Kesesatan banyak berhubungan dengan uang atau


mamon, bapak ada pengalaman menjumpai praktek-
praktek mamon di gereja atau orang percaya?

Bukan ada lagi, tetapi banyak, karena mamon ini


menjadi semacam berhala terkuat atau berhala induk, karena
berhala lainnya akarnya mamon juga.

203
Kembali kepada Elifas, Bildad dan Sofar yang
ditafsirkan hidup pada zaman Abraham, dimana kebenaran
Firman Tuhan belum dinyatakan secara lebih nyata dalam
hukum-hukum melalui Musa dan Nabi-nabi selanjutnya. Maka
paham yang umum berlaku diwakili oleh mereka, dan paham
itu terus hidup sampai saat ini dalam bentuk agama, filofosi
maupun theologia yang tidak sesuai kebenaran keseluruhan
Firman Tuhan, bahwa berkat menjadi ukuran kerohanian
seseorang dan tujuan hidup adalah untuk diberkati, mulia,
tentram dan bahagia yang diukur secara materi.

Tuhan sejak zaman Ayub, hingga Perjanjian Baru, tidak


berubah pengajarannya, bahwa kerohanian adalah hidup
seseorang benar dihadapan Tuhan, sikap dan perilaku
terhadap Tuhan dan sesama, serta bagaimana memandang
dunia (materi) dan menggunakannya.

a. Mamon

Matius 6: 24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada


dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia
kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.
Kamu tidak dapat mengabdi kepada Tuhan dan kepada
mamon.

Mamon bukan kata Ibrani, melainkan Aram, yang


dipakai dalam bahasa Yunani oleh Matius 6:24, dan tidak
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Baik dalam bahasa
Inggris modern, maupun dalam bahasa Indonesia, kata itu
mempunyai arti merendahkan; mencari keuntungan secara
tidak benar, keserakahan, yang menguasai seseorang ganti
pelayanan kepada Tuhan.

204
Lukas 16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah
persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang
tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong
lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.
11; Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang
tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan
kepadamu harta yang sesungguhnya?
13: Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua
tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia
kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.
Kamu tidak dapat mengabdi kepada Tuhan dan kepada
Mamon.

Kata ini muncul dalam Alkitab hanya di Matius 6:24


dan Lukas 16:9,11,13, dan ini merupakan transliterasi dari kata
Aram mamona. Artinya yang biasa ialah kekayaan atau
keuntungan. Tapi Kristus melihat di dalam kata ini keinginan
yang tamak, yang menuntut seluruh hati manusia, dan dengan
demikian mengasingkan orang itu dari Tuhan.

Matius 6:19 Janganlah kamu mengumpulkan harta di


bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan
pencuri membongkar serta mencurinya.

Matius 6:19: jika seseorang 'memiliki' sesuatu,


sebenarnya sesuatu itu memiliki dia juga. (ada juga pandangan
Mamon berasal dari bahasa Babel minima, artinya 'sama
sekali, seluruhnya'.) 'Mamon yang tidak jujur' (Lukas 16:9)
berarti keuntungan dengan jalan tidak jujur atau keuntungan yg
dicari dengan motif-motif egois (Lukas 12:15).10

10 C Brown, NIDNTT 2, hlm 836-840; J. D. M Derrett, Law in the NT, 1970. EEE/MHS/HAO

205
Ucapan Yesus di dalam Matius 6:24 diatas sangat
tegas dan jelas. DIA menuntut setiap orang menentukan sikap
dalam memilih pengabdiannya. Hanya saja, terasa tak lazim
ketika pilihan yang diperhadapakan adalah TUHAN atau
mamon. Biasanya pilihan umat yang berakhir pada kesalahan
adalah penyembahan berhala, bukan penyembahan mamon.
Dalam Perjanjian Lama (PL), berulang kali bangsa Israel
terjebak pada penyembahan berhala. Jejak kegagalan
kerohanian itu tampak jelas dalam berbagai peristiwa, seperti
penyembahan pada Baal Berit yang berarti tuhan perjanjian
(Hakim-Hakim 8: 33), atau Baal Zebub yaitu tuan dari lalat,
dewa dari Ekron (2 Raja-raja 1:2).11

Sementara dalam Perjanjian Baru (PB), orang Farisi


menuduh Yesus telah bertindak mengusir setan dengan
kekuatan dari Beelzebul, yang berarti raja atau penghulu
setan-setan (Matius 12: 24). Baal sendiri dalam bahasa Ibrani
berarti tuan atau pemilik. Penyembahan pada Baal berarti
pemberontakan kepada TUHAN. Jadi, Israel sering kali gagal
untuk taat kepada TUHAN karena jatuh pada penyembahan
Baal. Karena itu, berdasarkan tradisi kejatuhan Israel, mestinya
Yesus menegaskan pada umat untuk memilih TUHAN atau
Baal. Mengapa kini Yesus mengatakan pilihan antara TUHAN
atau mamon? Menarik bukan?

Dalam surat Paulus kepada Timotius, Paulus


memperingatkan bahwa cinta akan uang adalah akar segala
kejahatan. Uang telah mengakibatkan orang menyimpang dari
kesejatian iman (1 Timotius 6: 10). Mereka terjebak jerat uang
dan menjadi budak uang.

11 Bigman Sirait, Reformata.com, 29 September 2009.

206
1 Timotius 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta
uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang
telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.

Lalu, dalam surat yang kedua kepada Timotius, Paulus


juga mengingatkan bahwa di jaman akhir ini manusia menjadi
hamba uang (2 Timotius 3: 2). Uang bukanlah dosa, tetapi
cinta uang, apalagi menjadi hambanya uang, itulah yang dosa.

2 Timotius 3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri


dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan
menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,
mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu
berterima kasih, tidak mempedulikan agama.

Pilih Tuhan atau mamon? (Matius 6:24) Pilihan ini tidak


berarti mamon itu salah, karena mamon yang kita miliki adalah
berkat Tuhan juga. Tetapi memilih mencintai mamon, apalagi
menghambakan diri pada mamon, bukan Tuhan, itulah yang
salah. Seperti Yesus juga memperingatkan: “Di mana hartamu
berada, di situ juga hatimu berada”. Jadi, kepada siapa Anda
jatuh cinta dan menaklukkan diri.

Pertanyaan pilihan ini menunjukkan betapa dahsyatnya


akibat yang ditimbulkan mamon. Mengapa mamon, bukan
Baal? Karena, dalam konteks jaman PB, Baal dianggap simbol
kesesatan dan bernilai rendah di mata umat Israel, khususnya
di lingkungan orang Farisi. Orang Farisi yang selalu merasa
suci, ogah dengan Baal, mencibir Baal. Namun, di sisi lain
mereka sangat mencintai uang. Para imam Israel banyak
mengumpulkan uang atas nama ibadah dan persembahan
untuk rumah Tuhan, padahal dipakai diri sendiri, mirip zaman
sekarang bukan?

207
Mereka juga memakai uang untuk mempengaruhi
khalayak ramai agar sepakat menyalibkan Yesus. Mereka
menjadi kekasih uang, sekalipun mereka membenci Baal. Di
sisi lain, Baal ternyata semakin hari semakin terpinggirkan.
Baal terlau mencolok untuk sebuah kesesatan, sementara
mamon sangat halus dan mudah disembunyikan.

Seperti Yudas murid Yesus, dekat Yesus, bersama


Yesus, yang selalu tampak mencintai orang miskin dan rindu
membagikan uang, ternyata sangat mencintai uang dengan
memakai topeng kemiskinan. Atau para imam PB yang selalu
mengkhotbahkan kebenaran dan mengajak umat memberi
persembahan, namun “menjarahnya” untuk kepentingan
pribadi dan keluarganya.

Sekarang ini, berhala semodel Baal tidak lagi punya


tempat. Dia terasa sangat kuno, kurang terhormat. Sementara
Tuan Uang, semakin hebat pengaruhnya, bahkan bisa
membuat pengikutnya menjadi orang terhormat dengan cara
membeli kehormatan. Wow, hebat sekali si Tuan Mamon.
Kasak-kusuk pemilihan ketua sebuah sinode gerejapun tidak
luput dari gossip kekuatan uang. Tukar mimbar antar pendeta
terjadi di sesama ‘gereja besar’ sehingga dana masuk kantong
pribadi (persembahan kasih) juga besar dan aneka perilaku
yang dasar pertimbangannya adalah uang, si Tuan Mamon.

Sudah terlalu banyak orang yang diantar ke singgasana


kekuasaan oleh Tuan Mamon. Pengusaha yang tidak tahu
Firman, tidak bisa kotbah dengan cepat menjadi wakil gembala
karena persembahannya banyak. Mereka duduk dengan
pongah atas jaminan kekuatan uang, dan setiap orang yang
berbeda dengan mereka akan menghadapi kehancuran karena
jangkauan Tuan Uang tak mengenal belas kasihan.

208
Jadi, tidaklah heran jika Yesus membuat pilihan antara
Tuhan dan mamon. Kenyataan ini menggugat kita sebagai
orang percaya untuk membuat pilihan tepat, agar tidak tersesat
di buaian maut Tuan Uang ataupun pendeta pemuja mamon.

Di sisi lain, semakin panjang pula barisan gereja yang


cinta uang. Orang ber-uang selalu diperebutkan, sementara
yang miskin ekonomi terus terabaikan. Tanpa sadar theologia
ala zaman Ayub, yang diajarkan Elifas dan kawan-kawan,
bahwa ukuran kerohanian adalah berkat, semakin banyak
uang, berarti diberkati Tuhan, dekat dengan Tuhan dan layak
jadi pelayan.

Pemilihan untuk penatua-penatua gereja, dimenangkan


oleh pengusaha-pengusaha kaya dan akhirnya, seiring
pertumbuhan gereja induk, mereka menjadi gembala-gembala
cabang tanpa belajar Alkitab dan mengelola gereja persis
seperti perusahaan. Lengkap sudah, hatinya cinta uang
sistemnyapun sistem menagemen perusahaan. Maka
sebenarnya apakah iini sebuah gereja atau hanya komunitas
sosial dan perusahaan entertainment beraroma agama?

Jemaat modern dengan kerinduan sukses, diberkati


mencari figur yang juga sukses dan diberkati, maka pendeta-
pendeta miskin terpinggirkan, tidak diminati walaupun
pelajaran Firmannya bagus dan menguduskan kehidupan.
Jemaat lebih tertarik pendeta kaya, yang semakin kaya dengan
persembahan mereka. Pendeta semakin terasa aroma artis
yang harus menjaga penampilan daripada menggali Firman,
aroma pilitik yang harus menjaga hubungan dengan ketua
partai (eh ketua gereja) dengan upeti yang mirip franchisee fee
daripada hubungan pribadi dengan Tuhan. Ini memang sudah
zaman edan

209
b. Amoral atau berhala?

Roma 1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Tuhan,


mereka tidak memuliakan Dia, sebagai Tuhan atau
mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran
mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh
menjadi gelap,
1:22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat,
tetapi mereka telah menjadi bodoh.
1:23 Mereka menggantikan kemuliaan Tuhan yang tidak
fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang
fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki
empat atau binatang-binatang yang menjalar.
1:24 Karena itu Tuhan menyerahkan mereka kepada
keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga
mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
1:25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Tuhan
dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk
dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji
selama-lamanya, amin.
1:26 Karena itu Tuhan menyerahkan mereka kepada
hawa nafsu yang memalukan, sebab istri-istri mereka
menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak
wajar.
1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan
persetubuhan yang wajar dengan istri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap
yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-
laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima
dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk
kesesatan mereka.
1:28 Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk
mengakui Tuhan, maka Tuhan menyerahkan mereka
kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka
melakukan apa yang tidak pantas:

Jika seseorang, pendeta sekalipun, namun mulai


menggantikan Tuhan yang disembah (Roma 1:21-23), dengan
yang lain (ingat bahasan diatas, Baal sudah tidak populer
tetapi mamon) maka Tuhan bisa menyerahkan hati dan pikiran

210
mereka, pada pikiran-pikiran terkutuk, sehingga mereka
mencemarkan tubuh dengan seks yang menyimpang (Roma
1:24-28). Karena itu hatihati-lah dengan uang. Jaga hati saat
bisnis diberkati, pelayanan diberkati, uang mulai banyak,
kolekte berlimpah. Hati bisa serong sedikit demi sedikit, hingga
hati nurani mati, perilaku menyimpang, seksnya menyimpang
namun kegiatan rutin beribadah tetap berjalan karena
jabatannya seorang pendeta, majelis atau pengerja, namun
hatinya kosong, jauh dari hal-hal rohani, sebaliknya penuh
kemesuman dan pornografi.

Hati tidak terlihat, yang terlihat adalah gaya hidup. Jika


mulai menyukai barang mewah, hidup gaya mewah yang
skarang sering disebut hedon, hati-hati. Jika orang lain menilai
Anda hedon dan Anda tidak merasa hedon, hati-hati. Jangan-
jangan hati nurani Anda sudah mati. Saya tidak menghakimi,
saya hanya mengingatkan "hati-hati". Ingat akar segala
kejahatan adalah cinta uang (1 Timotius 6:10)

Jika orang-orang terkejut pdt-A selingkuh, si-B homo,


si-C lesbi, pdt-D phedo dan seterunya, saya tidak terkejut, jika
melihat gaya hidup mereka hedon. Kekayaan, uang telah
membunuh hati nurani. Hati nurani yang mati membuat
seseorang melakukan perilaku yang menyimpang.

Jaga hati tetap tulus, murni, takut dan cinta akan Tuhan
dan tidak cinta uang. Bagaimana supaya tidak cinta uang?
Jujurlah dengan pasangan Anda. Jika Anda pendeta, jujurlah
dengan team kepemimpinan gereja dalam hal keuangan dan
kelolah uang gereja oleh team dan bukan oleh Anda sendiri.
Keterbukaan akan menjagai hati Anda. Di dalam
pemerintahaan sekuler, pemimpin yang absolutlah yang
cenderung korup, demikian juga di gereja.

211
c. Yudas di gereja

Yohanes 13:29 Karena Yudas memegang kas ada yang


menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-
apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-
apa kepada orang miskin.

Yudas adalah bendahara Tuhan Yesus (Yohanes


13:29), karena itu hati-hati para bendahara, Anda memegang
uang jangan sampai cinta uang seperti Yudas, sampai
Yesuspun dijual. Baik bendahara gereja, yayasan, partai atau
bendahara perusahaan, Anda ada godaan untuk korupsi,
bahkan "menjual Yesus" dan hidup dalam dosa. Mari menjadi
bendahara yang melayani Tuhan seperti Lukas 8:3

Lukas 8:3 Yohana istri Khuza bendahara Herodes,


Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-
perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan
mereka.

Yudas 1

Suatu ketika anaknya sakit (atau kebutuhan penting


lainnya), maka diam-diam ia memakai uang kas. Namun
setelah sekian bulan ia tidak mengembalikan kok ketua (atasan
yayasan, boss-perusahaan, pendeta-gereja) tidak tahu,
akhirnya ia berkata didalam hati: "Tuhan tahu kok saya
mengabdi dan ini kebutuhan saya harus dipenuhi dari tempat
saya mengabdi" Awalnya pembenaran diri terhadap yang
sudah dilakukan, lalu menjadi kebiasaan mengambil uang lagi
dan mulai korupsi yang lebih besar lagi. Apalagi jika bendahara
ini orang lama yang setia, ikut merintis dari awal atau ada
hubungan saudara, maka ketua/ atasan tidak menduga atau
“membiarkan”/ menutup mata sebelah.

212
Yudas 2

Suatu ketika gembala dimana saya kotbah WhatsApp


saya; "Maaf pak Jarot, bapak terima PK (Persembahan Kasih)
berapa?" "Lho kok nanya?" "Cross check aja pak" lalu
terbongkarlah, jika selama ini uang PK pembicara dicatut oleh
bendahara gereja.

Pikir bendaharanya pasti aman. Karena nggak


mungkinkan, kita para pembicara tanya-tanya gembala; “PK
saya kok segini?” Rupanya bendahara melihat peluang.
Apalagi kita sebagai pembicara merasa, sudah cukup besar,
misal 7.5 juta ehh rupanya harusnya 10 juta. Lhaa dapat 7.5
saja sudah senang banget, mosok nanya-nanya.

Waktu saya terima PK ada kwitansi, saya liat tertulis 7.5


juta klop dengan jumlah yang saya terima khan?. Rupanya
bendaha buat kwitansi lagi, 10 juta dia palsukan tanda tangan
pembicara. Bahkan dengan sistem transferpun bendahara
masih bisa punya modus-nya.

Yudas 3

Ia bendahara cabang Besar. Kolekte dihitung katakan


785.850.500,-/ minggu dan membuat laporan. Semua
pengurus tanda tangan, pasang di papan cabang, semua
donatur besar melihat angka darinya ada. Ia membuat laporan
dan menyetor ke pusat dengan angka mirip (katakan
755.850.500). Pusat cabangnya banyak, ia tidak tahu bahwa
laporan di cabang dan yang dikirim ke pusat angkanya beda.
Bendaharanya baik sama gembala pusat, nyumbang ke pusat
ratusan juta, jadi pusat sangat percaya. Saat ketahuan yang
dikorupsi sudah milyaran karena sudah beberapa tahun.

213
Yudas 4

Gereja ada 3 bendahara per jam ibadah dan hari


minggu 3-5 x ibadah. Untuk ibadah malam karena jemaat
ribuan, maka kolekte dihitung hari senin. Brangkas dikunci
dengan 3 gembok yang hanya bisa dibuka 3 orang. Aman?
Tidak rupanya bendahara yang membawa kolekte pulang, saat
mengunci brangkas di depan team, dengan 3 gembok yang
serupa milik dia sendiri. Malam dia lembur memilih yang mau
diambil, termasuk check tanpa nama penerima karena
donaturnya percaya 100% dengan gereja dan digembok
dengan 3 yang seharusnya. Semuanya aman, sampai ada
donatur yang curiga dan melakukan croscheck dengan bagian
keuangan yang kebetulan temannya.

Yudas 5

Suatu ketika, saya pelayanan di sebuah gereja, dan


diajak keliling gereja menunjukan ruang demi ruang. Ada ruang
penghitung kolekte dan dipasang CCTV. Gembala cerita,
pernah kejadian penghitung justru mengambil yang ratusan
ribu, pakai lengan panjang, jadi dimasukkan ke lengan (kayak
tukang sulap, cukup cekatan). Maka skarang dipasang CCTV.

Ada lagi, amplop berisi uang banyak, hanya diambil


uangnya beberapa lembar, trus amplop yang masih ada isinya
dibuang ke tempat sampah. Lalu dia yang akan membuang
sampahnya. Hal ini berjalan sudah bertahun-tahun sampai
“kebetulan” ada yang melihat, kok kantong plastik isi
sampahnya dibawa pulang dan terbongkarlah kasusnya.

214
Yudas

Kembali ke Yudas. Setelah Yudas menerima 30 uang


perak dari imam-imam kepala (Matius 26:15) ia mencari
KESEMPATAN menyerahkan Yesus (Matius 26:16).
Kesempatan memang selalu ada, dibidang apa saja, baik
kesempatan untuk berbuat baik, maupun untuk mencuri dan
berbuat jahat lainnya. Bagi orang yang memang punya niat
mencari uang, maka yang harampun ada, termasuk dalam
pelayanan. Berikut ini saya berikan beberapa contoh kasus.

Yudas 6

Pdt A (gembala), kotbah ke kota C, invoice tiket ditagih


ke greja yang mengundang dan invoice yang sama dimasukan
kas gereja-nya. Siapa yang berani protes dan siapa yang tahu?
Saya menjadi tahu, saat bagian keuangan tidak tahan, pindah
gereja dan dalam konseling ia curhat. Curhatnya karena ia
sedih, kalau bercerita, tidak ada yang percaya, malah
menasehati; “Jangan memfitnah” “Pindah gereja tidak apa-apa
tetapi jangan karena kepahitan lalu memfitnah”.

Kenapa saya percaya dan menulis dalam buku ini?


Karena bukan hanya satu kali saya mendengar kisah serupa.
Saya pribadi pernah menjumpai di sebuah organisasi gereja,
seorang pendeta di sebuah cabang harus dimutasi karena hal
seperti ini. Hal ini terbongkar karena gereja pendeta tersebut
dan gereja yang mengundang kotbah, walau berbeda kota,
tetapi dalam satu induk organisasi. Bukan hanya antar pendeta
saja yang bersahabat dan berkomunitas, tetapi antar pendoa
syafaat, antar WL, antar pengerja dan juga antar bendahara
dan sering saling curhat, nah jadi ketahuan dan dilaporkan ke
pusat.

215
Yudas 7

Pdt B (Pembicara) , Jumat diundang gereja D, sabtu


pagi diantar ke airport. Sabtu siang gereja E menjemput di
airport di kota yang sama. Tiket PP dicharge ke Gereja D & E.
Kebetulan Pdt D & E ketemu, & geleng-geleng kepala waktu
crita ke saya. Niat-niatnya minta diantar ke airport seolah-olah
balik Jakarta supaya semua gereja di charge tiket PP.

Jika uang tiket aja dikemplang, apakah Anda yakin dia


jujur dalam keuangan lainnya yang dia kelola? Sekalipun ia
seorang pendeta, pengkotbah tetapi apakah mengabdi kepada
Tuhan? Kalau menurut Lukas 16:10-13 pasti tidak, karena
kalau mengabdi kepada mamon orang tidak bisa mengabdi
kepada Tuhan. Itulah kenapa Alkitab jauh-jauh sudah
mengingatkan dengan istilah-istilah: nabi palsu, serigala
berbulu domba, dan seorang ‘upahan’ yang bukan gembala.
Bagi kita pribadi, mari kita mencintai Tuhan melebihi apapun di
dunia ini, termasuk berkat pemberian Tuhan, baik berkat yang
melekat dengan diri kita seperti bakat, talenta maupun yang
kita hasilkan seperti uang, perusahaan dan karya-karya.

Jangan cinta dunia

1 Yohanes 2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan


apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi
dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang
itu. 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan
hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya,
tetapi orang yang melakukan kehendak Tuhan tetap
hidup selama-lamanya.

216
d. Penyamun di gereja

Jika diatas adalah kasus pribadi, maka saya sebut


kasus Yudas yang karena kesempatan melakukan “penipuan”,
namun jika dilakukan beberapa orang, atau bahkan gereja
yang melakukan inilah “sarang penyamun”.

Lukas 19:46 kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis:


Rumah-Ku adalah rumah doa, Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun.

Penyamun, dari bahasa Yunani; lhsthv dilafalkan lace-


tace, lalu menjadi kata leizomai yang artinya perampok,
penyamun atau pemberontak.

Yeremia 7:11 Sudahkah menjadi sarang penyamun di


matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini?
Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah
firman TUHAN.

Penyamun, dari akar kata bahasa Ibrani p@riyts


dilafalkan per-eets, yang berarti lalim, buas, orang yang
melakukan kekerasan, perampok dan penyamun.

Kenapa Tuhan Yesus menyebut sarang penyamun?

Saat Yesus menjadi manusia di muka bumi, ia pernah


marah, bahkan begitu marahnya Ia menusir orang berjualan, Ia
membalikkan meja penukar uang. Hal ini dilakukannya
sebanyak dua kali, yaitu pada awal pelayanan (Yohanes 2:13-
16), dan menjelang akhir pelayanan (Matius 21:12-17, Lukas
19:45) Ia meluruskan tujuan rohani yang benar dari Bait Suci.
Kenapa Ia melakukan hal itu, bahkan hingga dua kali?

217
Pada zaman itu, mempersembahkan korban ke Bait
Suci itu harus sesuai aturan Taurat yang rumit, misalnya anak
domba harus jantan, usia satu tahun, kakinya tidak boleh cacat
dan sebagainya.

Karena para musafir tidak mungkin membawa serta


hewan-hewan yang akan mereka persembahkan atau mata
uang logam yang cocok untuk membayar iuran Bait Suci, para
imam telah menyediakan beberapa kesempatan di mana
semuanya itu bila dibeli. Usaha tersebut ternyata menjadi
sumber penyuapan ataupun kerjasama ekonomi antara imam
yang memberi hak berjualan dengan para penjual dan
membawa suasana komersial ke dalam ibadah di Bait Suci.12

Yesus melihat itu sebagai ketidak-murnian pelayanan,


ketidak tulusan melayani umat yang mau memberikan korban,
justru mencari keuntungan melalui tukar menukar tersebut dan
mengusir semua pedagang itu. Harusnya Bait Suci adalah
tempat doa, ibadah dan jika pihak Bait Suci atau imam hendak
mempermudah jemaat, musafir yang akan beribadah, maka
sungguh-sungguh membantu menjalankan ibadah dan bukan
menarik keuntungan.

Dengan demikian Yesus Kristus menegaskan, bahwa Ia


juga akan marah dan menghukum semua orang yang
menggunakan gereja, Injil atau Kerajaan-Nya demi
keuntungan, kemuliaan atau kemajuan diri pribadi, karena
tindakan-tindakan seperti itu (mencari keuntungan) akan
merendahkan Kerajaan Sorga (1 Petrus 5:2)

12 Kyle M. Yates, Sr. TH.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D.; dll. Tafsiran Alkitab Wycliffe

218
Kondisi saat ini?

Misalnya saja, kasus sebuah gereja, dengan


managemen yang sebenarnya sudah cukup modern, namun
manusia yang didalamnya memang cinta uang, akhirnya
memasang adik, ipar, anak, mantu dan barisan keluarganya di
dalam pengurus gereja yang mengurus kolekte dan keuangan,
sehingga kasus bendahara 1-6 semua dilakukan oleh
“keluarga” menjadi sebuah mafia di dalam gereja. Kenapa
dibiarkan? Karena justru keluarga oknum gembalalah yang
melakukan, karena dia bukan gereja kharismatik tradisional
yang sejak awal gereja berdiri memang gembala memiliki hal
mutlak atas keuangan, dan itu diketahui dan disetujui oleh
jemaatnya, tentu menjadi kondisi yang berbeda.

Pengurus gereja yang masih anggota keluarga dengan


gembala membuka percetakan, penjualan dan penyewaan
soundsistem dan berbagai suplier atau pemasok aneka
kebutuhan gereja dan memasang harga yang perlipat. Karena
gereja memang uang kasnya banyak dan tidak tahu mau
diapakan, tidak ada beban membuat sekolah, rumah sakit,
panti asuhan, ataupun misi sosial pendidikan, maka seolah-
olah “dihambur-hamburkan” untuk aneka biaya yang harganya
jauh di atas harga pasar, dengan alasan “memberkati” orang
lain yang adalah “kroni”, apalagi jika mereka hidup dalam
kemewahan yang dipamerkan atau sekarang sering disebut
gaya hedon.

Bukan hanya hanya soal kasus Yudas di gereja poin di


atas atau kasus perorangan, tetapi jika ini dilakukan oleh
banyak orang bersama-sama, ini sudah mafia atau tepat kata
Tuhan Yesus “sarang” penyamun.

219
INTEGRITAS

Kadang saya marah, jengkel, sedih bahkan dituduh


sebagai orang yang “kepahitan” dengan gereja, jika saya
mengungkapkan hal-hal demikian (kasus-kasus diatas).
Kadang saya berbicara dengan oknum pendeta dan ia berkata:
“Apakah perbuatan tersebut salah?” Masih banyak yang bisa
membela diri dengan berbagai alasan dan jalur pemikirannya.
Maka jika bukan soal salah benar, adalah soal integritas dan
kepantasan.

Pantaskah harga yang diberikan oleh kerabat atau kroni


gembala terhadap aneka kebutuan gereja? Pantaskah hidup
mewah-mewah yang dipamerkan? Pantaskan menyimpan
uang hingga saldo milyaran (hidup tidak pamer) tetapi tidak
ada dana untuk pelayanan, penginjilan, menolong orang
susah? Pantaskah terus mengajarkan jemaat korban, memberi
dan memberi, sementara ia sendiri terus mengambil dan
menyimpan?

Hanya hati nurani saat bertemu dengan pribadi Tuhan


yang bisa menjawabnya dan hanya Tuhan saat bertemu
dengan pribadi orang tersebut akan menjawabnya. Hanya saya
kuatir dan semoga jawaban Tuhan bukan “Enyahlah kamu
hamba yang jahat”.

Karena itu, jika kita sungguh-sungguh mencintai Tuhan,


kita ingin hidup kita ini semakin sempurna dihadapan Tuhan,
dan seluruh kehidupan kita, motivasi kita itulah pelayanan kita
(Roma 12:1-2) dan bukan kegiatan berkotbah, kegiatan
menyanyi tetapi apa yang dihati kita. Tuhan melihat hati
manusia (1 Samuel 16:7)

220
Orang yang menjaga hatinya bersih, motivasinya tulus,
maka perilakunya akan benar. Perkataannya perbuatannya
selaras dengan yang diajarkan, karena ia hidup takut akan
Tuhan. Itulah yang saya sebut dengan INTEGRITAS. Orang
yang memiliki integritas perkataannya bisa dipegang, ia tidak
berbohong, tidak menipu, “Ya adalah Ya dan Tidak adalah
Tidak”. Integritas karena hidup sesuai nilai-nilai Firman, cinta
dan takut Tuhan, akan membuat seseorang hidup benar.

Ada yang berkomentar ke saya, wah pak, ini nggak


bohong atau imaginasi bapak khan? Ngeri sekali! Saya sudah
terjun didalam pelayanan sejak tahun 1982an sehingga saya
berjumpa dengan aneka kisah ngeri diatas. Tentu sedikit sekali
oknum-oknum seperti diatas, tetapi itu ada dan nyata, maka
Anda harus hati-hati, supaya Anda tidak jatuh atau Anda kena
tipu dan mengikuti orang yang ternyata berdosa.

Jika Anda adalah pelayan yang seperti diatas, hati-


hatilah jangan sampai dihajar Tuhan dan baru bertobat atau
tidak sempat dihajar/ dididik Tuhan dan baru kaget saat
penghakiman setelah kematian. Bertobatlah saat Anda
membaca buku ini, dan renungkan kekekalan seperti apa yang
akan menjadi masa depan Anda.

Saya hanya mengingatkan bahwa Tuhan Yesus begitu


marah dengan roh cinta uang, ia menantang orang “pilih Tuhan
atau mamon”. Mamon itulah saingan Tuhan di akhir zaman ini.
Bukan berhala, bukan dukun, bukan Baal, tetapi mamon.
Imam-iman di Bait Suci (skarang bisa di gereja) tidak sadar
dengan kelakuan mereka, tetapi Tuhan Yesus dengan jelas
bisa melihat ketidak-benaran yang sedang dan sudah
berlangsung lama. Saking lamanya tidak terasa sebagai
sebuah kesalahan!

221
9. Bisa berikan kekami, gambaran besar Kitab Ayub,
supaya kami lebih mudah memahami?

Selain dalam Pendahuluan yang sudah saya jelaskan,


berikut ini saya tambahkan catatan oleh YLSA (Yayasan
Lembaga SABDA).

Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau


TUHAN itu adil dan penuh kasih, mengapa diizinkan-Nya orang
yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub (Ayub 1:1,18)
menderita demikian hebat?" Ketika menggumuli soal ini,
penulis mengemukakan kebenaran-kebenaran berikut.

1. Selaku musuh TUHAN, Iblis menerima izin untuk menguji


kesejatian iman seorang benar dengan menyiksa dia; tetapi
kasih karunia TUHAN menang atas penderitaan karena
oleh iman.
2. TUHAN digerakkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang
terlalu luas sehingga tak dapat dipahami oleh pikiran
manusia (Ayub 37:5); karena kita tidak melihat dengan
kelapangan hati dan visi Yang Mahakuasa, maka kita
memerlukan TUHAN menyatakan diri-Nya kepada kita.
3. Landasan iman yang sesungguhnya tidak terletak dalam
berkat-berkat TUHAN, dalam situasi-situasi pribadi atau
jawaban-jawaban yang cerdik pandai, tetapi dalam
penyataan TUHAN sendiri.
4. TUHAN kadang-kadang mengizinkan Iblis menguji orang
benar dengan kesengsaraan agar memurnikan iman dan
kehidupan mereka, sebagaimana emas dimurnikan oleh
api (Ayub 23:10; bd. 1Petrus 1:6-7); ujian semacam itu
mengakibatkan peningkatan integritas rohani dan
kerendahan hati umat-Nya (Ayub 42:1-10).

222
5. Sekalipun cara-cara TUHAN menghadapi kita kadang-
kadang tampak suram dan kejam (sebagaimana dikira oleh
Ayub sendiri), akhirnya TUHAN tampak dalam belas
kasihan dan kemurahan yang penuh. (Ayub 42:7-17;
bd. Yak 5:11).

Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab


Ayub:

1. Prolog (pasal 1-2; Ayub 1:1--2:13) yang melukiskan


musibah Ayub dan penyebabnya;
2. Tiga rangkaian dialog di antara Ayub dan ketiga orang
temannya, ketika mereka mencari jawaban-jawaban yang
masuk akal untuk penderitaan Ayub (pasal 3-31; Ayub 3:1-
31:40);
3. Empat monolog oleh Elihu, seorang yang lebih muda
daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas
pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai
penyebab) penderitaan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--
37:24);
4. TUHAN sendiri, yang menegur ketidaktahuan dan keluhan
Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas
penyataan-Nya (pasal 38, 1-42, 6; Ayub 38:1-38; Ayub 1:1-
-42:17; Ayub 6:1-30);
5. Epilog (Ayub 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub.

Kitab Ayub seluruhnya ditulis dalam bentuk syair, kecuali tiga


bagian:
(a) prolog,
(b) Ayub 32:1-6, dan
(c) epilog.

223
Dalam pasal 1 (Ayub 1:1-22) Ayub diperkenalkan
sebagai seorang benar yang takut akan TUHAN (Ayub 1:1,8)
dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur (Ayub 1:3).
Keadaan hidupnya mendadak berubah oleh serangkaian
musibah besar yang memusnahkan harta milik, anak-anak,
dan kesehatannya (Ayub 1:13-22; Ayub 2:7-10).

Ayub bingung sama sekali, karena tidak menyadari


bahwa dirinya terlibat dalam pertentangan di antara TUHAN
dan Iblis (Ayub 1:6-12; Ayub 2:1-6). Ketiga teman Ayub - Elifas,
Bildad, dan Zofar - datang untuk menghibur Ayub, tetapi
akhirnya berdebat dengannya mengenai penyebab terjadinya
penderitaan itu.

Mereka bersikeras bahwa karena TUHAN itu adil,


penderitaan Ayub pasti merupakan hukuman atas dosa-dosa
tersembunyi dan satu-satunya jalan keluar baginya adalah
bertobat. Ayub menolak jawaban mereka, menegaskan
ketidakbersalahannya dan mengaku ketidakmampuannya
untuk memahami (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40). Elihu
mengemukakan sudut pandang yang lain, yaitu penderitaan
Ayub menyangkut maksud penebusan TUHAN untuk lebih
memurnikan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24).

Pada akhirnya semua terdiam, termasuk Ayub, ketika


TUHAN sendiri berbicara kepada Ayub mengenai hikmat dan
kuasa-Nya selaku Pencipta. Ayub mengakui ketidaktahuan dan
ketidakberartian dirinya dengan penuh penyesalan dan rendah
hati (pasal 38-41; Ayub 38:1--41:25).

Ketika Ayub bertobat dari berbantah dengan Yang


Mahakuasa (Ayub 40:1-4,8); Ayub 42:5-6) dan berdoa bagi
teman-temannya yang telah sangat melukai hatinya (Ayub

224
42:8,10), ia dibebaskan dari pencobaan berat itu dan
dipulihkan dua kali lipat (Ayub 42:10); Ayub juga dibenarkan
ketika TUHAN berkata bahwa Ayub telah "berkata benar
tentang Aku" (Ayub 42:7).

Kehidupan Ayub kemudian hari lebih diberkati daripada


sebelum penderitaan itu (Ayub 42:12-17). Sekalipun TUHAN
tidak pernah memberikan pemahaman filosofis kepada Ayub
mengenai penyebab penderitaannya, pembaca memperoleh
perspektif yang penting ini dari keseluruhan kitab ini.

225
Daftar Pustaka

Bigman Sirait, Reformata.com, 29 September 2009.

C Brown, NIDNTT 2, hlm 836-840; J. D. M Derrett, Law in the NT, 1970. EEE/MHS/HAO

Jarot Wijanarko, Hati yang Indah, Andy Offset, Jogyakarta, 2015.

Jarot Wijanarko, Kuat seperti Rajawali, Andy Offset, Jogyakarta, 2014.

Kyle M. Yates, Sr. TH.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D.; dll. Tafsiran Alkitab Wycliffe

http://berpikiralkitabiah.blogspot.co.id/2015/04/iblis-dan-roh-roh-jahat-menurut-alkitab.html
akses 3 Janurari 2018
https://www.gotquestions.org/Indonesia/setan-setan.html akses 3 Janurari 2018
http://berpikiralkitabiah.blogspot.co.id/2015/04/iblis-dan-roh-roh-jahat-menurut-alkitab.html
akses 3 Janurari 2018
http://www.in-christ.net

YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

226
Biografi Penulis
Saya bertobat tahun 1982, lalu telibat di persekutuan
Kampus IPB Bogor, yang dibina oleh lembaga OMF dan LPMI.
Tahun 1985 hingga 1990 bersama teman-teman pelayanan di
Kampus, mendirikan PUKB (Persekutuan Umat Kristen Bogor)
dengan salah satu kegiatannya ‘Bogor Praise Centre’, yang
merupakan wadah kegiatan berbagai aktivis pemuda berbagai
gereja di Kota Bogor. Sekitar 1600 orang berkumpul sebulan
sekali untuk kegiatan ini. Tahun-tahun itu saya juga aktif di
persekutuan Kampus IPB di Darmaga.

Delapan tahun pertama pelayanan saya setelah lahir


baru, berkecimpung di pelayanan bersama, pelayanan
oikumene, pelayanan antar gereja hingga tahun 1990. Ada
dasar, wawasan, visi yang Tuhan mulai taruh dalam hati saya
pada masa-masa itu tentang ‘Gereja’. Tuhan menyiapkan
saya untuk pelayanan ini, pelayanan oikumene.

Tahun 1990-1997 saya melayani hanya di satu gereja


lokal saja, yaitu di GBI Bethany Jakarta. Untuk sementara
Tuhan menanam dan membentuk saya disini dengan berbagai
kesempatan dan pengalaman berharga sebagai; Ketua
Departemen Anak (1990-1998), Pengkotbah (1993-sekarang),
Ketua Departemen Pemuda (1996-1998), Deputy Misi Dalam
Negri (1996-1998) dan Deputy Pendidikan Dasar (PG dan TK)
di YPKB, Yayasan Pendidikan Kristen Bethany (1995-1998).
Pertengahan tahun 1998 melalui pergumulan yang panjang,
saya akhirnya melepaskan semua jabatan tersebut kecuali
sebagai ‘pengkotbah’ ibadah raya dan mengikuti hati nurani
untuk kembali melayani Tubuh Kristus, melalui Yayasan
Pulihkan Indonesia (YPI).

227
Play Group dan TK “Happy Holy Kids Bethany” (di kota
besar) dan TK Pemulihan (di pedalaman), dibawah YPI terus
berkembang hingga saat ini. Sudah ada 60 lebih Happy Holy
Kids dan 23 TK Pemulihan di seluruh Indonesia.

Pelayanan terakhirnya, 2017 yang lalu adalah


menginisiasi pendirian komunitas KELUARGA INDONESIA
BAHAGIA, dengan kegiatan menulis buku, seminar, talkshow,
membuat program TV, Youtube, streaming facebook dan
jaringan pelayanan lintas denominasi, termasuk untuk
komunitas warga Indonesia di USA, Eropa, Australia dan Asia
dan komunitas ini terus aktif sampai saat ini.

Di dunia sekuler: Saya lulus sarjana IPB th 1987,


Jurusan Tekniologi Industri Pangan, bekerja tiga tahun di
Pt.Sugizindo, Industri makanan bayi sesuai bidang ilmu yang
saya pelajari, kemudian tahun 1990 pindah ke Jakarta dan
bekerja di Astra Export Company. Tahun 1992 bersama Bp.
Tanu Sutomo dan mendirikan perusahaan sendiri; PT. Ifaria
Gemilang, holding dari MLM IFA Dahsyat. Tahun 2004, saya
mendirikan Pt.Happy Holy Kids, perusahaan yang
memfokuskan pada anak anak. 2016 ini saya tergabung dalam
ASPIRASI, asosiasi penulis dan coach, serta sempat menjadi
Coach dalam Acara I’M Possible di Metro TV.

Tahun 2009 mendirikan sekolah HHK Animation


Academy dibawah Pt. Indonesia Animasi Teknologi dan sejak
2018 hingga sekarang menjadi direktur Pt. Sertifikasi Animasi
dan Kreatif Indonesia atau disingkat LSP Ainaki.

228

Anda mungkin juga menyukai