Anda di halaman 1dari 5

Apa dan Bagaimana ISBN & ISSN

Posted by Riane Elean | 12:30 AM |


Labels: Info
Post Hits Counter: reader

ISBN adalah singkatan dari International Standard Book Number atau Sistem Nomor Buku
Standar Internasional. ISBN diperuntukkan bagi buku-buku yang dapat diterapkan pada
setiap bahan yang dikeluarkan oleh suatu penerbit atau yang dikumpulkan oleh perpustakaan.
Tujuannya adalah untuk mengkoordinasikan dan menstandardisasikan pemakaian nomor-
nomor buku secara internasional. Sehingga suatu ISBN menunjukkan satu judul atau satu
edisi dari satu penerbit tertentu.

Setiap ISBN terdiri atas sepuluh angka / bilangan, yang terbagi dalam empat kelompok,
misalnya : ISBN 0 553 13030 7

0 = pengenal kelompok
553 = prefiks / pengenal penerbit
13030 = nomor judul
7 = angka pengecek

Kelompok pengenal : kelompok angka yang membedakan kelompok-kelompok penerbit


secara nasional, geografis, bahasa atau batas-batas partinen lainnya.
Prefiks / pengenal penerbit : kelompok angka yang menyatakan penerbit suatu buku tertentu.
Pengenal judul : angka yang membedakan judul tertentu oleh penerbit tertentu dari judul-
judul lainnya, yang biasanya ditentukan oleh penerbit sendiri.
Angka pengecek : angka tunggal yang merupakan pengecek terhadap betul tidaknya suatu
ISBN.

ISBN adalah nomor pengenal khusus yang dapat dipakai secara internasional bagi pelayanan
bibliografis dengan tape magnetis dan juga dalam pertukaran data.

Sedangkan ISSN adalah singkatan dari International Standard Serial Number atau Standar
Internasional Nomor Majalah ( mis: ISSN 0126-1460 ). ISSN (International Standard of
Serial Number) merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala.
Termasuk dalam terbitan berkala adalah majalah, surat kabar, newsletter (warta), buku
tahunan, laporan tahunan, maupun prosiding.

Deretan 8 angka tersebut merupakan nomor pengenal dari majalah tersebut,. Manfaat dari
nomor ISSN ini adalah memudahkan pelaksanaan administrasi seperti pemesanan sebuah
majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN-nya. Nomor ISSN ini akan
menghilangkan keragu-raguan karena ternyata banyak majalah yang sama atau hampir sama
judul / namanya.

Jadi, setiap majalah mempunyai ISSN-nya sendiri, yang tidak akan dipakai oleh majalah lain.
Bila majalah berganti judul, maka majalah itu juga akan memperoleh nomor ISSN baru. Ini
diberikan kepada semua jenis majalah, termasuk penerbitan berseri.
ISSN diberikan oleh ISDS (International Serial Data System) yang berkedudukan di Paris,
Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. Pusat
regional untuk Asia berkedudukan di Thai National Library, Bangkok-Thailand. Untuk
Indonesia, yang ditugaskan memantau terbitan berkala yang dipublikasikan dan memberikan
ISSN adalah PDII-LIPI Jakarta.

BEBERAPA HAL TERKAIT PENGURUSAN ISBN:


* Formulir pendaftaran ISBN dapat diperoleh di Perpustakaan Nasional.
* Biaya registrasi Rp. 5.000
* Formulir yang telah diisi diserahkan kembali bersama dengan copy cover, halaman
copyright dan
beberapa contoh halaman dalam buku.
* Minimal pengurusan 5 judul buku
* Ada dua jenis nomor kode ISBN. Kode biasa harganya Rp. 25.000, sedangkan yang
memiliki
barcode Rp. 60.000

BEBERAPA HAL TERKAIT PENGURUSAN ISSN:


Terbitan bekala yang akan mendapatkan ISSN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

# Membuat surat permohonan

# Mengirim (dua) eksemplar terbitan terakhir apabila sudah diterbitkan dan (tiga) lembar
fotokopi halaman muka (sampul depan) majalah yang akan terbit lengkap dengan penulisan
volume, nomor, dan tahun terbit dalam angka Arab

# Satu lembar fotokopi daftar isi yang akan terbit

# Satu lembar fotokopi daftar dewan redaksi

# Mengisi formulir bibliografi majalah dan formulir evaluasi yang disediakan PDII,
kemudian dikirim kembali melalui email

# Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah) ke rekening
PDII-LIPI
No Account: 070-0000089198
Bank Mandiri Cabang Graha Citra Caraka
Kantor Telkom Pusat
Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta.

(Dari berbagai Sumber)


International Standard Book Number, atau ISBN (arti harfiah Bahasa Indonesia: Angka
Buku Standar Internasional), adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku yang digunakan
secara komersial. Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 1966 oleh seorang
pedagang buku dan alat-alat tulis W H Smith dan mulanya disebut Standard Book Numbering
atau SBN (digunakan hingga tahun 1974). Sistem ini diadopsi sebagai standar internasional
ISO 2108 tahun 1970. Pengidentikasi serupa, International Standard Serial Number (ISSN),
digunakan untuk publikasi periodik seperti majalah.

ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa dipergunakan secara
sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin,
Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara
yang telah ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional
ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional yang beralamat di Jalan Salemba, Jakarta.
Nomor ISBN dapat diperoleh dengan menghubungi Perpustakaan Nasional dengan cara
datang langsung atau melalui Faksimil dengan ketentuan:

1. Mengirimkan atau membawa surat permohonan yang berisi judul buku beserta
sinopsis buku yang akan diterbitkan.
2. Membayar biaya administrasi Rp 25.000/judul buku.

Proses untuk memperoleh nomor ISBN tidaklah rumit, terlebih bila datang sendiri ke
Perpustakaan Nasional hanya memerlukan waktu beberapa jam.

ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode penerbit-
kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami perubahan
mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit
nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode
penerbit-kode buku-no identifikasi.

Prefiks ISBN untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602. Contoh pola ISBN untuk buku-
buku di Indonesia:

978-979-penerbit-kode buku-no identifikasi

978-602-penerbit-kode buku-no identifikasi


979-979-penerbit-kode buku-no identifikasi

979-602-penerbit-kode buku-no identifikasi

Catatan: 2 pola akhir belum digunakan dan akan digunakan apabila prefiks 978 sudah penuh.
Hal ini berlaku untuk semua negara dimana prefiks awal 979 menggantikan penempatan
prefiks 978.

Penerbit ISSN di Indonesia

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI adalah penerbit ISSN National Center
untuk Indonesia, serta memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pemantauan atas
seluruh publikasi terbitan berkala yang diterbitkan di Indonesia. Sebagai bagian dari
tanggung-jawab tersebut, PDII menerbitkan ISSN yang merupakan tanda pengenal unik
setiap terbitan berkala yang berlaku global.

ISSN diberikan oleh [ISDS] (International Serial Data System) yang berkedudukan di Paris,
Perancis. ISSN diadopsi sebagai implementasi ISO-3297 di tahun 1975 oleh Subkomite no. 9
dari Komite Teknik no. 46 dari ISO (TC 46/SC 9)[1]. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN
baik secara regional maupun nasional. Untuk regional Asia dipusatkan di Thai National
Library, Bangkok, Thailand. PDII LIPI merupakan satu-satunya ISSN National Centre untuk
Indonesia.

Terhitung sejak 1 April 2008, seluruh proses pendaftaran sampai penerbitan ISSN di
Indonesia sudah dilakukan secara elektronik penuh melalui situs ISSN Online yang dikelola
PDII LIPI. Dengan sistem ini pengelolaan ISSN lebih mudah, murah dan transparan. Lebih
dari itu sistem ini memberi fasilitas tambahan berupa barcode generator online yang bisa
dipakai untuk membuat kodebar ISSN tanpa perlu memiliki perangkat lunak yang berharga
cukup mahal. Fasilitas ini merupakan yang pertama di dunia yang diintegrasikan dengan
pengelolaan ISSN.

Nomor ISSN dan kodebar

Sama dengan ISBN, kodebar untuk ISSN memakai EAN-13 yang terdiri dari 13 dijit. Tetapi
nomor ISSN terdii dari kombinasi 8 angka dan huruf X. Tetapi nomor unik sebagai
identifikasi ISSN hanyalah 7 angka pertama, sedangkan angka / huruf X terakhir adalah
karakter cek ISSN.

Sedangkan kodebar ISSN memakai standar EAN-13 yang terdiri dari kombinasi 13 angka
dan huruf X, ditandai dengan 3 angka pertama 977 diikuti oleh 7 angka pertama nomor ISSN,
2 angka tambahan untuk kode penerbitan dan 1 karakter cek EAN-13.

Cara memahami nomor ISSN serta kodebarnya bisa dibaca di halaman manual di ISSN
Online[2].
Prosedur Pembuatan ISBN dan ISSN

ISBN atau International Standard Book Number adalah nomor yang diberikan untuk sebuah
judul buku. ISBN diajukan oleh siapa saja yang menerbitkan sebuah buku kepada
Perpustakaan Nasional RI. Untuk publikasi jenis majalah atau jurnal penomorannya dikenal
dengan nama ISSN atau International Standard Serial Number. ISSN diajukan kepada PDII-
LIPI.
Untuk pengajuan ISBN dapat dilakukanlangkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat surat permohonan kepada Penerbit ISBN d/a Perpustakaan Nasional, dst. dengan
menyebutkan judul dan nama penerbit buku tsb. Surat tsb ditandatangani oleh Pejabat yang
berwenang di PDAT sebagai penanggung jawab / penerbit utama yang menerbitan buku tsb.

2. Surat permohonan itu dilengkapi dengan beberapa lampiran mengenai buku yang akan
dibuatkan ISBN-nya, sbb. :
a. Halaman muka/ sampul ( cover ).
b. Halaman 1/2 judul
c. Halaman Judul
d. Halaman colofoon –> yang memuat otoritas/ copyright/hak cipta tentang buku ybs.
e. Daftar Isi.
f. Halaman Kata Pengantar
g. Halaman Isi ( kalau ada)
h. Keterangan lain kalau ada seperti : hlm indeks, dua bahasa, foto, layout dalam, dlsb.

3. Bila ada kerjasama antara 2 Penerbit (Tempo dan pihak lain ), maka harus dipastikan siapa
penerbit utama dan pihak lain yang diajak bekerjasama. Penerbit utama
kemudian mengajukan surat permohonan kepada Penerbit ISBN.

Posisi logo kedua penerbit itu lazimnya dicantumkan di sampul / halaman muka ( cover ) dan
halaman judul. Informasi tentang nama penerbit utama akan menjadi dasar bagi Penerbit
ISBN dalam kaitannya dengan administrasi pembuatan ISBN / Barcode dan KDT.
4. Biaya untuk setiap nomor ISBN yang dimohonkan s/d akhir tahun 2008 adalah sebesar Rp.
25.000,- ( Dua Puluh Lima Ribu Rupiah).

5. Seringkali karena ketidaktahuan akan prosedur dan pembuatan ISBN / Barcode dan KDT,
pemohon nomor ISBN tidak melengkapi informasi mengenai bukunya sendiri sehingga
menghambat proses pembuatan ISBN.

Sekarang ini pendaptaran ISSN dan ISBN sudah dapat dilakukan secara online. Untuk ISBN
anda dapat mengakses website Perpusnas RI dan untuk pengurusan ISSN dapat mengakses
website PDII-LIPI .

Dengan adanya layanan online ini diharapkan prosesnya menjadi lebih cepat dan mudah.
Selamat mencoba
(Ek)

Sumber :
Sri Mulungsih M., Assisten Riset & Laporan Produksi Redaksi Majalah & Koran Tempo
dalam The-ICS

Anda mungkin juga menyukai