Anda di halaman 1dari 2

Jakarta, 14 Maret 2022

Nomor : 35/PP-IKAPI/III/2021
Perihal : Penjelasan Terkait Masalah ISBN
Lampiran : -

Kepada Yth.
Ibu dan Bapak Pimpinan Penerbit Anggota Ikapi
di Tempat

Dengan Hormat,
Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) telah berkomunikasi dengan Kepala Pusat Bibliografi dan Pengolahan
Bahan Perpustakaan Perpusnas, Bpk. Suharyanto, S.Sos., M.Hum, terkait dengan pemblokiran akun
penerbit untuk pendaftaran ISBN maupun kelambatan proses pendaftaran ISBN. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan untuk memahami persoalan ini sekaligus mengambil langkah mitigasinya.
Mohon dibaca dengan cermat.

1. Terjadi lonjakan ISBN dalam kurun lima tahun terakhir ini, tercatat sebanyak 76.048 pada
2017, 95.852 (2018), 123.227 (2019), 144.793 (2020), dan 159.330 (2021). Bahkan pada tahun
ini, hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, sudah tercatat lebih dari 50 ribu ISBN.
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyadari lonjakan tersebut tidak dapat menjadi alasan
untuk kelambatan karena Perpusnas telah memiliki standardisasi bahwa satu judul harus
selesai dalam waktu tiga hari.
2. Perpusnas mencatat banyak kasus pembatalan pemakaian ISBN oleh penerbit serta
penggunaan yang amat sedikit atas blok ISBN, misalnya dari jatah 10 judul pada satu blok ISBN,
hanya terpakai 2-3 saja. Atas kasus-kasus tersebut, Perpusnas menerima teguran dari
pengelola ISBN internasional. Mereka menahan pemberian blok ISBN baru sampai dengan
penataan dilakukan kepada para penerbit yang membatalkan penggunaan ISBN atau institusi
yang hanya menggunakan 2-3 judul dari 10 yang diberikan pada blok ISBN. Salah satu solusi,
Perpusnas kemudian memecah satu blok ISBN untuk tiga penerbit, masing-masing
mendapatkan jatah 3-4 judul. Kebijakan ini hanya untuk penerbit pemula.
3. Perpusnas juga menemukan pelanggaran penggunaan ISBN berupa pergantian judul oleh
penerbit yang turut menjadi catatan lembaga ISBN pusat dan turut berperan dalam lahirnya
teguran dan sanksi.
4. Perpusnas mencatat banyaknya institusi non-penerbitan, misalnya yayasan, yang hanya
menghasilkan 1-2 judul untuk mendapatkan ISBN dalam kurun 5 tahun. Perpusnas mengambil
langkah untuk memperketat, bahkan menyetop, pemberian ISBN kepada institusi semacam
ini, serta kepada penerbit yang menurut pantauan mereka tidak menunjukkan
perkembangan.
5. Perpusnas mencatat banyak penerbit yang hanya mencetak sekitar 5 eksemplar buku per
judul untuk kepentingan para penulis, misalnya agar karya tulis mereka diakui negara.
6. Salah satu penyebab terjadinya ledakan pemblokiran adalah perubahan kewajiban minimal
serah simpan dari 50 persen plus 1 judul (sesuai Perka Perpusnas yang tersurat dalam situs
Perpusnas) menjadi 75 persen plus 1 judul. Perpusnas menekankan bahwa kewajiban sesuai
UU sesungguhnya adalah 100 persen. Namun, Perpusnas tidak akan menggunakan pola 50
persen maupun 75 persen itu lagi untuk memblokir akun penerbit. Ketentuan baru akan
dikomunikasikan kepada penerbit dan Ikapi.
7. Perpusnas juga mengetahui adanya kewajiban mencantumkan ISBN pada buku-buku yang
didaftarkan untuk mendapatkan penilaian di Pusat Perbukuan (Pusbuk) Kemendikbud dan
Puslitbang Lektur Kemenag sebagai buku teks maupun nonteks di sekolah/madrasah. Tingkat
ketidaklulusan penerbit dalam penilaian tersebut cukup tinggi, berkisar 80 persen, sehingga
banyak ISBN tak terpakai karena buku yang tak lulus penilaian tersebut batal terbit. Perpusnas
sudah berkomunikasi dengan kepala Pusat Perbukuan maupun kepala Puslitbang Lektur dan
menyatakan tidak lagi mengeluarkan ISBN bagi keperluan penilaian tersebut dan hanya
memberikan ISBN bagi buku yang sudah pasti diterbitkan.
8. Kepala Perpusnas telah mendiskusikan kesulitan penerbit terkait ISBN dengan Kepala Pusat
Bibliografi pada Jumat 11 Maret 2022. Perpusnas berkomitmen untuk menjaga kelangsungan
usaha penerbit-penerbit profesional yang tergabung dalam Ikapi dan memberikan solusi
terkait keterlambatan ISBN maupun pemblokiran.
9. Perpusnas akan membuat form untuk anggota Ikapi yang berisi pernyataan bahwa penerbit
akan memenuhi ketentuan serah simpan sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Penerbit yang telah
menandatangani pernyataan dengan materai Rp 10 ribu tersebut akan dibebaskan dari
pemblokiran. Untuk selanjutnya, penerbit diminta melunasi kewajiban serah simpan atas
buku-buku sesuai judul yang tercatat di Perpusnas.
10. Perpusnas akan memberikan keterangan resmi terkait ISBN ini pada Senin 14 Maret 2022
sekaligus mengedarkan form kesediaan penerbit untuk mematuhi ketentuan serah simpan
agar pemblokiran dapat diakhiri.

Demikian, penjelasan terkait ISBN. Semoga kendala penerbitan ISBN segera dapat diatasi dan
anggota Ikapi dapat memenuhi target produksi serta kembali menerbitkan buku sesuai tenggat.

Hormat kami,
Pengurus Pusat IKAPI

Arys Hilman Nugraha M. Nurkholis Ridwan


Ketua Umum Sekretaris Umum

Anda mungkin juga menyukai