Anda di halaman 1dari 9

Analisis Postur Kerja Industri Susu Sapi Segar Rembangan Pada

dengan Menggunakan Metode OWAS


Zyachbeina Novinda Yudha Sari1), Ahmad Ashidhiqie Pramana2), Dwi Indah Lestari3),
FirmanSetia Wibowo4), Prasetya Agustian5), Hifdzil Adila6)
1,2,3,4,5,6
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Jl. Kalimantan No. 37
Kampus Tegalboto, Jember, Indonesia

ABSTRAK
tata letak fasilitas merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam peningkatan produktivitas
perusahaan. Manual Material Handling (MMH) merupakan suatu kegiatan pekerjaan yang meliputi beberapa
aktivitas mulai dari kegiatan, mengangkat (lifting), mendorong (pushing), menarik (pulling), membawa
(carrying), memindahkan (moving), atau memegang (holding) suatu benda. Industri Susu Sapi Segar Rembangan
melakukan semua aktivitas produksi dengan tenaga manusia. Salah satu resiko dari kegiatan MMH adalah
terjadinya musculoskeletal disoders (MSDs) seperti cedera pada otot, urat syaraf, urat daging, tulang, persendian
tulang, tulang rawan yang disebabkan oleh aktivitas kerja. Dibutuhkan suatu metode analisa untuk mengetahui
apakah cara kerja pekerja sudah sesuai serta resiko terjadinya kecelakaan tidak besar, serta dapat menyesuaikan
antara pekerjaan, dan peralatan dengan kemampuan pekerja tersebut. Salah satu metode yang digunakan adalah
metode OWAS. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja manual material handling, mengevaluasi
sikap kerja, mengetahui metode penilaian kinerja MMH, menyusun rekomendasi sikap kerja MMH pada
agroindustri.Adapun hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa postur kerja yang dilakukan oleh industri susu
sapi segar rembangan sudah benar dan ada yang perlu diperbaiki pada postur kerja MMH.
Kata kunci : Musculoskeletal disoders (MSDs), Ovako Working Analysis System (OWAS), Manual Material
Handling (MMH), tata letak fasilitas

ABSTRACT
facility layout is one of the industries that plays an important role in increasing company productivity. Manual
Material Handling (MMH) is a work activity that includes several activities ranging from lifting, pushing,
pulling, carrying, moving, or holding an object. . The Fresh Cow Milk industry of Rembangan performs all
production activities with human power.One of the risks of MMH activities is the occurrence of musculoskeletal
disorders (MSDs) such as injuries to muscles, nerves, tendons, bones, bone joints, cartilage caused by work
activities. An analysis method is needed to find out whether the way workers work is appropriate and the risk of
accidents is not large, and can adjust the work, and equipment with the ability of the worker. One of the methods
used is the OWAS method. as for the purpose of this study to determine the performance of manual material
handling, evaluate work attitudes, determine the method of evaluating MMH performance, compile
recommendations for MMH work attitudes in agroindustry.
Keywords : Musculoskeletal disoders (MSDs), Ovako Working Analysis System (OWAS), Manual Material
Handling (MMH), facility layout

PENDAHULUAN
Pada dunia industri, masalah tata letak pabrik maupun tata letak fasilitas merupakan
salah satu industri yang berperan penting dalam peningkatan produktivitas perusahaan. Tata
letak fasilitas (facility Layout) merupakan salah satu industri yang dapat memengaruhi kinerja
dalam suatu industri. Tata letak yang tidak tepat dapat mengakibatkan waktu pemindahan bahan
menjadi tidak efektif dikarenakan jarak antar tempat yang jauh. Tata letak yang baik adalah tata
letak yang mampu memanfaatkan ruang untuk proses secara efektif agar dapat meningkatkan
kualitas ruang serta meminimalkan biaya penanganan bahan (Adiasa dkk, 2020).
Di indonesia sendiri terdapat banyak industri-industri yang masih memakai tenaga
manusia untuk memindahkan material. Contoh industri yang masih memakai tenaga manusi
dalam proses produksinya adalah Industri Susu Sapi Segar Rembangan merupakan industri
yang memproduksi susu sapi segar yang berlokasi di Rembangan, Durungan, Kemuning Lor,
Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Dalam proses produksinya terdapat aktivitas manual
material handling (MMH) yang dapat menimbulkan resiko cedera pada pekerja. Selain risiko
tinggi pada tulang belakang, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan masalah seperti
beban berat, postur kerja yang tidak tepat, tugas berulang yang berisiko tinggi, dan adanya
semua getaran. bagian tubuh. Jika hal ini terjadi terus menerus dapat menimbulkan masalah
dalam jangka panjang (Ningsih, 2019).
Manual Material Handling (MMH) merupakan suatu kegiatan pekerjaan yang meliputi
beberapa aktivitas mulai dari kegiatan, mengangkat (lifting), mendorong (pushing), menarik
(pulling), membawa (carrying), memindahkan (moving), atau memegang (holding) suatu benda
(Adiyanto dkk, 2019). Beberapa pekerjaan yang dilakukan secara manual dengan cara yang
berbahaya dapat menyebabkan malfungsi pada bagian tertentu. Beberapa tugas manual
dilakukan dengan cara yang berbahaya dan dapat menyebabkan kondisi yang umumnya dikenal
sebagai gangguan muskuloskeletal (MSD). Resiko MSDs ini menjadi masalah utama pada
pekerjaan yang berhubungan dengan MMH. Resiko ini terjadi baik dinegara maju ataupun di
negara yang berkembang. Adanya MSDs ini akan menyebabkan gangguan pada kesehatan,
penurunan produktivitas, maupun penurunan kesejahteran hidup (Siddiqui dan Chacko, 2015).
Sebagian besar pekerja ketika melakukan pekerjaanya memiliki postur kerja yang tidak
ergonomis atau tidak sesaui dengan prinsip ergonomis yaitu tulang belakang terlalu
membungkuk, jangkauan yang melebihi panjang, jangkauan tangan pekerja dan perlatan kerja
yang kurang sesuai dengan ukuran anthropometri sehingga menimbulkan ketidaksesuaian
pekerja dengan peralatan dan lingkungan kerjanya (Sanjaya dkk, 2017).
OWAS (Ovako Work Posture Analysis System) merupakan metode analisis sikap kerja
yang mendefinisikan pergerakan bagian tubuh punggung, lengan, kaki dan berat beban yang
diangkat. Masing-masing anggota tubuh tersebut diklasifikasikan menjadi sikap kerja. Sikap
bagian tubuh yang diamati adalah punggung, lengan, kaki dan berat beban pekerja. Sebagian
besar pekerja memiliki postur kerja yang tidak ergonomis atau tidak ergonomis saat bekerja. Ini
berarti peralatan kerja dengan kelengkungan tulang belakang yang terlalu banyak, jangkauan
yang terlalu panjang, dan jangkauan yang tidak sesuai dengan ukuran antropometri tangan
operator. Hal ini menyebabkan pekerja tidak sesuai dengan peralatan dan lingkungan kerja
mereka (Sriyanto, 2018).

METODE

Penilitian ini dilakukan di Industri Susu Sapi Segar Rembangan yang merupakan
industri yang bergerak dibidang pengolahan susu sapi segar yang berada di Rembangan,
Durungan, Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Penelitian ini difokuskan
pada masalah analisis postur kerja selama kegiatan proses proukasi. Penelitian dilaksanakan
pada hari Kamis, 18 Oktober 2022 Pukul 05.00 dan 13.00 WIB.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan penelitian metode


pendekatan deskriptif. Metode ini digunakan untuk mengetahui resiko cedera pada proses
produksi dengan menggunakan metode OWAS. Metode OWAS adalah metode yang
digunakan dalam melakukan pengukuran tubuh dimana prinsip pengukuran yang dilakukan
dengan membagi aktivitas kerja menjadi beberapa tubuh dan prinsip pengukuran dilakukan
dengan membagi aktivitas kerja menjadi beberapa interval waktu (Hidjrawan dan Sobari,
2018). Pada penelitian dan pengamatan kali ini bentuk tubuh dikelompokkan terlebih dahulu
dalam tabel untuk mengethaui kode OWAS. Hasil kode yang dihasilkan lalu dikategorikan.
Ada empat dalam kategori ini, dan semakin besar kategorinya, semakin tinggi risiko cedera
dan harus segera diperbaiki atau saat itu juga. Metode penelitian deskriptif ini didasarkan
pada metode OWAS (Ovako Work Posture Analysis System). Peniliaian bagian sikap kerja
pekerja meliputi postur pada punggung (Back), postur pada lengan (Arms), postur pada kaki
(Legs), dan pada beban yang diangkut (Fitri dkk, 2017).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang sudah dilakukan didapatkan data


mengenai keselahan postur kerja saat dilakukannya aktivitas pada beberapa departemen di
Industri Susu Sapi Segar Rembangan . Departemen yang dilakukan analasis adalah pada
departemen pendinginan dan pemotongan. Kedua depertemen ini dianalisis untuk mengetahui
apakah kedua departemen ini memiliki tingkat kerawanan akan terjadinya penyakit MSDs
(Musculoskeletal Disoders). Berikut adalah hasil analasis pada kedua departemen tersebut
Tabel 1. Penilaian OWAS

Coding OWAS
Departemen Narasumber Workphase Perbaikan
Back Arms Legs Load

Pemerahan 2 1 6 1 2 -
Hafid
susu sapi

Penambahan 1 1 2 1 1 -
Hafid
gula dan rasa
Departemen Pemerahan Susu Sapi

Tabel 2. Matriks Analisis OWAS Pemerahan Sapi


Back Arms 1 2 3 4 5 6 7 Legs
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Use of
force
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 2
3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1
3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1
3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1
1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

Seperti pada gambar yang dilampirkan di atas, dapat dilihat bahwa postur pekerja
terlihat memiliki postur punggung bungkuk ke depan. Untuk kedua lengan tangan pekerja
berada di bawah bahu. Postur kaki pekerja menunjukkan berlutut pada satu atau dua lutut.
Kemudian pekerja tidak membawa beban apa-apa pada departemen ini, sehingga berat
bebannya kurang dari 10 kg. Metode OWAS menggunakan prinsip pengukuran keseluruhan
aktivitas kerja direkapitulasi, dibagi ke beberapa interval waktu (detik atau menit), sehingga
diperoleh beberapa sampling postur kerja dari suatu siklu kerja atau aktivitas lalu suatu
pengukuran terhadap sampling dari siklus kerja tersebut. Menurut Hidjrawan dan Sobari
(2018) Konsep pengukuran postur tubuh ini bertujuan agar seseorang dapat bekerja dengan
aman dan nyaman. Berdasarkan penilaian menggunakan metode OWAS
didapatkan nilai owas yaitu 2-1-6-1 pada punggung-lengan-kaki-beban kerja. Dan nilai action
code adalah 2 yaitu pada sikap ini postur kerja perlu dilakukannya perbaikan pada postur kerja.
Menurut Fitri dkk (2022), pada kategori 2 sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal
postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Maka dari itu perlu
perbaikan dimasa yang akan datang.

Departemen Pemberian gula dan perasa

Tabel 3. Matriks Analisis OWAS Pemberian gula dan perasa


Back Arms 1 2 3 4 5 6 7 Legs
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Use of
force
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4
3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1
3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1
3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1
1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

Seperti pada gambar yang dilampirkan di atas, dapat dilihat bahwa postur pekerja
terlihat memiliki postur punggung yang lurus dan tegak. Untuk kedua lengan tangan pekerja
berada di bawah bahu. Postur kaki pekerja menunjukkan berdiri dengan kedua kaki lurus.
Kemudian pekerja tidak membawa beban apa-apa pada departemen ini, sehingga berat
bebannya kurang dari 10 kg. Metode OWAS menggunakan prinsip pengukuran keseluruhan
aktivitas kerja direkapitulasi, dibagi ke beberapa interval waktu (detik atau menit), sehingga
diperoleh beberapa sampling postur kerja dari suatu siklu kerja atau aktivitas lalu suatu
pengukuran terhadap sampling dari siklus kerja tersebut. Menurut Hidjrawan dan Sobari
(2018) Konsep pengukuran postur tubuh ini bertujuan agar seseorang dapat bekerja dengan
aman dan nyaman. M e n u r u t H i d j r a w a n d a n S o b a r i ( 2 0 1 8 ) Konsep pengukuran
postur tubuh ini bertujuan agar seseorang dapat bekerja dengan aman dan nyaman.
Berdasarkan penilaian menggunakan metode OWAS didapatkan nilai owas yaitu 1-1-2-1
pada punggung-lengan-kaki-beban kerja. Dan nilai action code adalah 1 yaitu pada sikap ini
postur kerja tidak perlu dilakukan perbaikan dan aman pada sistem musculoskeletal sehingga
para pekerja dapat melanjutkan pekerjaan karena tidak menimbulkan resiko. pada kategori 1
sikap pekerja yang dilakukan tidak menimbulkan masalah pada system muskuloskeletal (tidak
berbahaya) sehingga tidak perlu ada perbaikan (Anggraini dan Pratama, 2022).

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dari postur kerja pekerja di Industri Susu Sapi Segar Rembangan
yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Manual material handling (MMH) merupakan suatu kegiatan pekerjaan yang meliputi
pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut, dan memindahkan
barang. Aktivitas penanganan bahan yang sering dilakukan adalah pekerjaan
mengangkat (Lifting), mengantar (Caryying), mendorong (Pushing), menarik
(Pulling)
2. Metode penilaian kinerja MMH menggunakan metode OWAS. Metode OWAS adalah
metode yang digunakan dalam melakukan pengukuran tubuh dimana prinsip pengukuran yang
dilakukan dengan membagi aktivitas kerja menjadi beberapa interval waktu (Hidjrawan dan
Sobari, 2018). Pada penelitian dan pengamatan kali ini bentuk tubuh dikelompokkan terlebih
dahulu dalam tabel untuk mengethaui kode OWAS. Bagian sikap kerja dari pekerja yang
diamati meliputi pergerakan tubuh dimulai dari bagian punggung, bahu, tangan, dan
kaki (termasuk paha, lutut, pergelangan kaki)
3. Pada postur kerja departemen pemerahan susu sapi didapatkan nilai OWAS 2- 1-6-1
dengan nilai action code adalah 2 pada punggung-lengan-kaki-beban kerja. Perlu
dilakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Pada departemen pemberian gula dan
perasa didapatkan nilai OWAS 1-1-2-1 dengan nilai action code adalah 1 yaitu pada
sikap ini postur kerja tidak perlu dilakukan perbaikan dan aman.
4. Pada Industri Susu Sapi Segar Rembangan pada departemen pemerahan susu sapi
perlu diadakannya pembetulan agar pekerja tidak mengalami cedera saat bekerja dan
pada departemen pemberian gula dan perasa tidak perlu diadakannya pembetulan.
DAFTAR PUSTAKA
Adiasa, I., Suarantalla, R., Rafi, M. S., & Hermanto, K. (2020). Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas Pabrik Di CV.Apindo Brother Sukses Menggunakan Metode Systematic
Layout Planning (SLP). Performa: Media Ilmiah Teknik Industri Vol.19 No.2.

Adiyanto, O., Prasetyo, F. A., & Ramadhani, F. K. (2019). Manual Material Handling Pada
Proses Pengangkatan Karung Menggunakan Pendekatan Biomekanika dan Fisiologi.

Anggraini, W. dan Pratama, A., M. 2012. Analisis Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode
Ovako Working Analysis System (OWAS) pada Stasiun Pengepakan Bandela Karet (Studi
Kasus Di PT. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru). Jurnal Sains, Teknologi dan
Industri. 10(1): 10-18.

Bintang, A. N., & Dewi, S. K. (2017). Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan
Rula. Jurnal Teknik Industri Vol.18 N0.1.

Fitri, M., Laila, W., & Fendi. (2017). KAJIAN PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN
METODE OWAS (OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM) (Studi
Kasus di Pabrik Roti Cimpago Putih) . Jurnal Sains dan Teknologi Vol.17 No.2.

Hidjrawan, Y., & Sobari, A. (2018). Analisis Postur Kerja Pada Stasiun Sterilizer Dengan
Menggunakan Metode Owas dan Reba. Jurnal Optimalisasi Vol.4 No.1.

Sanjaya, T. K., Wirawan, N. H., & Adenan, B. (2017). Analisis postur kerja manual material
handling menggunakan biome-kanika dan NIOSH. JATI UNIK, 1(1), 61-71.

Siddiqui, N. A., & Chacko, A. G. (2015). Study of the ergonomics of the worker using the
rapid entire body asessment technique on agri-machinery industry. International Journal
on Occupational Health & Safety, Fire Environment-Allied Science, 4(1), 1-4.

Sriyanto, S. M., & P., W. A. (2018). Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work
Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter).

Anda mungkin juga menyukai