Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG


Jalan. RE. Martadinata No 528 Telepon/Pax (0232) 876146 Kuningan
Kode Pos. 45571

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI

SATKER/SKPD : PEKERJAAAN UMUM DAN TATA


RUANG KABUPATEN KUNINGAN
NAMA PPK : TEDDY SUKMAJAYADI, ST., M.Si.

NAMA KEGIATAN : PENYELENGGARAAN JALAN


KABUPATEN/KOTA

NAMA SUB – : REHABILITASI JALAN


KEGIATAN

NAMA PAKET : PERBAIKAN JALAN AHMAD YANI


KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN 2022


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

PASAL01. PENJELASAN UMUM


1. Pemberian pekerjaan meliputi :
Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja,
pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya
langsung atau tidak langsung termasuk didalam usaha penyelesaian dengan baik
dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan
yang walaupun tidak disebutkan didalam bestek tetapi masih berada didalam
lingkungan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.
2. Paket Pengadaan yang dilaksanakan ialah :
Perbaikan Jalan Ahmad Yani

PASAL02. RUANG LINGKUP PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN


Divisi 1 . Umum
Mobilisasi;
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas;
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
Divisi 3. Pekerjaan tanah dan geosintetik
Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter;
Timbunan Biasa dari hasil galian;
Divisi 5. Perkerasan berbutir
Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base = CTB);
Divisi 6 . Perkerasan Aspal
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi;
Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi;
Laston Lapis Aus (AC-WC);
Divisi 7. Struktur
Beton , fc’15 Mpa;
Pasangan Batu;
Divisi 10. Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja
Perbaikan Campuran Aspal Panas;
Pembersihan Drainase.

PASAL 03.TEMPAT PROYEK


Pekerjaan ini dilaksanakan / dilakukan dilokasi Ruas Jalan Ahmad Yani, Kecamatan
Kuningan, Kabupaten Kuningan.
BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN
PEKERJAAN

PASAL 01. PEKERJAAN DIVISI I UMUM


1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dicakup di dalam Spesifikasi ini dapat berupa pembangunan jalan dan/atau
jembatan baru, penggantian jembatan, peningkatan kapasitas jalan, peningkatan kapasitas
jembatan (pelebaran), preservasi jalan (termasuk semua bangunan pelengkap), rehabilitasi
jembatan, dan perkuatan struktur jembatan (termasuk semua bangunan pelengkap). Lingkup
Pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas, seluruh pekerjaan yang terkait dengan :
 Fasilitas dan Pelayanan Pengujian;
 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas;
 Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi (termasuk penyuluhan
HIV/AIDs, jika disebutkan dalam Kontrak) yang dituangkan dalam RK3K (Rencana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi);
 Pengamanan Lingkungan Hidup; dan
 Manajemen Mutu.
2) Ketentuan Teknis
Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar untuk dikonsultasikan dan harus mencapai
kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam revisi
Gambar dengan Pengawas Pekerjaan. Gambar Kerja (Shop Drawings) dapat disiapkan
secara bertahap oleh Penyedia Jasa untuk mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan
sebelum pekerjaan dimulai.
3) Sistem Spesifikasi
Terdapat beberapa bagian antara lain : Umum, bahan, pelaksanaan, pengendalian mutu,
pengukuran dan pembayaran.
4) Pembayaran Pekerjaan
Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang
diukur pada masing-masing Mata Pembayaran dalam Kontrak yang telah dilaksanakan
sesuai dengan Seksi yang berkaitan dari Spesifikasi ini, baik cara pengukuran maupun
pembayarannya. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup
kompensasi penuh untuk seluruh biaya yang dikeluarkan.

Seksi 1.2 Mobilisasi


1) Umum.
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis
dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian- bagian
lain dari Dokumen Kontrak dan secara umum harus memenuhi ketentuan berikut : Mobilisasi
untuk semua Kontrak, Mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Pengawas
Pekerjaan, Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu, Kegiatan Demobilisasi untuk Semua
Kontrak.
2) Program Mobilisasi
Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang
disyaratkan dalam & mencakup informasi :
 Lokasi base camp Penyedia Jasa dgn denahnya (termasuk bengkel, gudang &
fasilitas laboratorium);
 Jadwal pengiriman peralatan & Daftar Peralatan;
 Daftar struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat,
usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai
untuk perkuatan setiap struktur;
 Jadwal kemajuan dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan
tiap kegiatan mobilisasi utama & kurva kemajuan untuk menyatakan
persentase kemajuan mobilisasi.
3) Pengukuran dan Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang
diberikan di bawah, di mana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja,
bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan
yang diuraikan pada spesifikasi ini. Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan
dalam tiga angsuran sebagai berikut:
 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai (tidak termasuk
instalasi konstruksi), dan fasilitas serta pelayanan pengujian laboratorium telah
lengkap dimobilisasi menurut tahapannya.
 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan
semua fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi dan diterima
oleh Pengawas Pekerjaan.
 30 % (tiga puluh persen) bila seluruh demobilisasi selesai
dilaksanakan.

Seksi 1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan jalan dan jembatan sementara
dan Tenaga Manajemen Keselamatan Lalu Lintas untuk mengendalikan dan
melindungi para pekerja , dan pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi,
termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan, sesuai dengan spesifikasi
ini dan memenuhi rencana detail dan lokasi manajemen dan keselamatan lalu lintas
yang telah disusun oleh Penyedia Jasa atau atas perintah Pengawas Pekerjaan.
2) Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas selama masa konstruksi harus dituangkan dalam Rencana
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL). Semua pengaturan lalu lintas
yang disediakan harus sesuai dgn ukuran, lokasi, reflektivitas (daya pantul),
visibilitas (daya penglihatan), kecocokan.
3) Zona Pekerjaan Jalan.
Zona peringatan dini; Zona pemandu transisi; Zona kerja; Zona
terminasi.
4) Uraian Perlengkapan Minimal Jalan Sementara Perlengkapan Jalan Sementara :
 Alat pemberi isyarat lalu lintas;
 Rambu lalu lintas;
 Marka jalan;
 Alat penerangan;
 Alat pengendali pemakai jalan;
 Alat pengaman pemakai jalan.
Semua rambu-rambu sementara harus memenuhi ketentuan-ketentuan dimensi,
warna dan tanda sesuai gambar dalam spesifikasi ini. Harus terlihat dari jarak 150
meter dan terbaca dari jarak 90 meter pada cuaca cerah siang hari dan pada
malam hari dengan sorot lampu rendah standar.
5) Pekerjaan Jalan dan Jembatan Sementara.
Jalan alih sementara atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan
untuk kondisi lalu lintas yang ada, dengan memperhatikan ketentuan keselamatan
dan kekuatan struktur. Jalan detour & pemasangan pengendali lalu lintas selama
pelaksanaan Pekerjaan harus dipelihara agar tetap aman & dalam kondisi
pelayanan yang memenuhi ketentuan. Sebelum membuat jalan atau jembatan
sementara, harus dilakukan semua pengaturan yang diperlukan, bila diperlukan
termasuk pembayaran ke pemilik tanah atas pemakaian tanah itu.
6) Pemeliharaan Untuk Keselamatan Lalu Lintas.
Selama pelaksanaan pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa
perkerasan, bahu jalan lokasi yang berdekatan dengan Ruang Milik Jalan harus
dijaga agar bebas dari bahan pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak
terpakai lainnya yang dapat mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang
lewat.
7) Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas dilakukan berdasarkan
gabungan mobilisasi, demobilisasi dan pembayaran bulanan. Pekerjaan
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas dan Pekerjaan Jembatan Sementara
harus dibayar atas dasar lump sum termasuk pemenuhan kuantifikasi. Akan tetapi,
selama Masa Pelaksanaan Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia
Jasa untuk menyediakan tambahan peralatan sebagaimana yang dianggap perlu
tanpa perubahan harga lump sum untuk Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.
Seksi 1.19 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
1) Umum
• Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan
peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
• Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai
dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan.

• Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang


tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan No. 004/BM/2006, serta peraturan terkait lainnya.
• Semua fasilitas dan sarana lainnya yang disiapkan oleh Penyedia Jasa
menurut Seksi ini tetap menjadi milik Penyedia Jasa setelah Kontrak berakhir.
2) Sistem Manejemen K3 Konstruksi
Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagaimana
dijelaskan dalam Seksi 1.2 Mobilisasi. Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K
dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.
3) K3 Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya
• Fasilitas Mandi dan Cuci
• Fasilitas Sanitasi
• Air Minum
• Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
• Akomodasi untuk Makan dan Baju
• Penerangan
• Peeliharaan Fasilitas
• Ventilasi Seluruh fasilitas harus sesuai dengan yang di syaratkan pada
spesifikasi ini.
4) Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi
Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan hanya oleh tenaga kerja
yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.. Keselamatan kerja
untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung
sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman, sistem penangkap
jatuh.
5) Elektrikal
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah
alat yang memenuhi syarat:
• Mempunyai pasokan yang terisolasi dari pembumian atau grounding (earth)
dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt.
• Mempunyai sirkuit pembumian (earth) yang termonitor di mana pasokan listrik
pada alat akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada pembumian
(earth).
• Alat mempunyai insulasi ganda.
• Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan pembumian (earth)
sedemikian rupa sehingga voltase ke pembumian (earth) tidak akan melebihi 55
volt AC; atau
• Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).
6) Material Dan Kimia Berbahaya
• Penyedia Jasa harus mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani
bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata
cara pembuangan limbah.
• Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat
yang aman dan berventilasi baik.
• Seluruh tenaga kerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat
berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi masalah.
• Penyedia Jasa yang menggunakan material mengandung B3 pada pekerjaan
jalan dan/atau jembatan wajib menyusun dokumen pengelolaan, termasuk di
dalamnya adalah pengangkutan, penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan,
dan/atau pengolahan material tersebut, dan diajukan kepada Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) atau Badan Lingkungan Hidup Daerah
(BLHD).
• Daftar B3 yang dapat dipergunakan, dilarang, maupun terbatas penggunaannya
mengacu pada Lampiran I dan II Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 atau
perubahannya (jika ada) tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
7) Penggunaan Alat-Alat Bermesin
Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan
keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator atau
pengawas lapangan.
8) Pengukuran Dan Pembiayaan
Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup seluruh biaya
untuk penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk biaya
untuk Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3
tinggi dan sedang atau Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 rendah. Pekerjaan keselamatan dan kesehatan kerja dibayar
atas dasar lump sum menurut daftar pembayaran yang terdapat dibawah ini, yang
dibayar secara angsuran atas dasar bulanan, secara proporsional berdasarkan
kemajuan pekerjaan yang diterima. Jumlah ini harus dipandang sebagai
kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, peralatan, tenaga kerja,
metode dan biaya lainnya yang dianggap perlu untuk melaksanakan pekerjaan
yang sebagaimana mestinya. Pengawas Pekerjaan akan memberi surat peringatan
secara bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa menyimpang dari
ketentuandalam Seksi 1.19 ini dengan cara memberi surat peringatan ke-1 dan ke-
2. Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka setiap adanya kejadian
dan/atau kelalaian akibat tidak dilaksanakannya ketentuan dalam Seksi 1.19 ini
maka pemotongan pembayaran akan diterapkan sebagaimana yang diuraikan
dalam Pasal 1.6.2.4) dari Spesifikasi ini.

Pasal 02. Pekerjaan DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


Seksi 3.1 Galian
1) Umum
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan. Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini
berlaku untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak,
dan pekerjaan galian dapat berupa:
• Galian Biasa
• Galian Batu Lunak
• Galian Batu
• Galian Struktur
• Galian Perkerasan Beraspal
• Galian Perkerasan Berbutir
• Galian Perkerasan Beton
Toleransi dimensi:
• Elevasi akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2
cm atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik.
• Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari
garis profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm
untuk batu.
• Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu
tanpa terjadi genangan.
2) Prosedur Penggalian Galian Biasa
• Umumnya dilaksanakan dgn menggunakan alat buldozer, grader dan
excavator, namun dapat juga dilakukan dengan manual.
• Lereng galian hrs dijaga tetap stabil.
• Galian tanah yg lebih dari 5 m harus dibuat bertangga dengan teras lebar 1
m.
• Permukaan galian yg telah selesai hrs cukup rata & memiliki kemiringan untuk
pengaliran air permukaan tanpa genangan.
• Harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi sesuai Gambar.
Galian Batu Lunak
• Dapat dilakukan dengan alat bertekanan udara atau penggaru hidrolis
berkuku tunggal
Galian Batu
• Dapat dilakukan dengan pengeboran dan bisa juga dgn peledakan.
Galian Struktur
• Bisa dilakukan dgn manual atau alat bantu.
Galian Perkerasan Beraspal
• Dapat dilakukan dgn maupun tanpa Cold Milling Machine, dan dilaksanakan
sesuai Gambar.
Galian Perkerasan Berbutir
• Dapat dilakukan dgn maupun tanpa Cold Milling Machine, dan dilaksanakan
sesuai Gambar.
Galian Perkerasan Beton
• Dapat dilakukan dgn maupun tanpa alat bertekanan udara atau penggaru
(ripper) hidrolis berkuku tunggal, dan dilaksanakan sesuai Gambar. 3).
Pengukuran dan Pembayaran Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di
atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran

Seksi 3.2 Timbunan


1) Umum
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang. Timbunan yang
dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi empat jenis, yaitu
Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan Berbutir di atas Tanah
Rawa, dan Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill). Timbunan Pilihan
harus digunakan sebagai lapisan penopang (capping layer) pada tanah lunak
yang mempunyai CBR lapangan kurang 2,5% yang tidak dapat ditingkatkan
dengan pemadatan atau stabilisasi. Toleransi dimensi : Elevasi dan kelandaian
akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3
cm dari yang ditentukan.
• Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan
yang bebas.
• Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam
lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
2) Bahan Timbunan biasa
• Tanah tidak termasuk yang berplastis tinggi yang diklasifikasikan sebagai A-
7-6 menurut SNI-03-6797-2002 (AASHTO M145-91(2012)
• Tanah sangat ekspansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25
• Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Tanah yang mengadung organik
seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam sistem USCS serta tanah yang
mengandung daun – daunan, rumput-rumputan, akar, dan sampah. Tanah
ekspansif yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi
dalam klasifikasi Van Der Merwe (Lampiran 3.2.A) Timbunan pilihan
• Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai Timbunan Pilihan bila
digunakan pada lokasi atau untuk maksud di mana bahan-bahan ini telah
ditentukan.
• Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan
SNI 1744:2012, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman
bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan
SNI 1742:2008.
3) Timbunan Pilihan Berbutir di atas Tanah Rawa
• Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana
penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan
haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan
Index Plastisitas maksimum 6 % (enam persen). Penimbunan Kembali
Berbutir (Granular Back Fill)
• Mempunyai Indeks Plastisitas maksimum 10%. Gradasi timbunan berbutir
daerah oprit 3) Penghamparan dan Pemadatan Timbunan
• Dipadatkan lapis demi lapis dan tebal lapisan 30 cm maks.
• Peralatan : Roller; Sheep foot roller; Tandem roller.
• Pembentukan formasi badan jalan (subgrade) dgn Grader.
• Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal
20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih
besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas
timbunan batu tersebut.
4) Jaminan Mutu
• Elevasi disain subgrade.
• Pengujian material/ 1000 m3. Analisa saringan - 1 x Indeks Plastis – 1 x CBR
– 1 x Pemadatan – 1 x Nilai aktif tanah - 1 x
• Kepadatan lapangan: Sand cone interval jarak 100 m panjang. LWD setiap
lapis timbunan.
5) Pengukuran Dan Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk Mata Pembayaran

Pasal 03. Pekerjaan Divisi 5. Perkerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen

Seksi 5.5 Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB)


1) Umum
Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan Lapis
Fondasi Agregat Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan
material, pencampuran dengan alat pencampur berpenggerak sendiri (self propelled
mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan roller, pembentukan
permukaan (shaping), perawatan (curing) dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan
insidentil yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis fondasi agregat
semen, sesuai dengan Spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan dan penampang
melintang sebagaimana tertera pada Gambar atau yang ditentukan oleh Pengawas
Pekerjaan.
2) Bahan
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan
dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. Untuk air harus
sesuai dengan Spesifikasi yang berlaku. Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi
Agregat Semen Kelas A mengikuti ketentuan untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas A,
sedangkan agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B harus sesuai dengan
persyaratan untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas B.
3) Campuran Dan Takaran
Lapis Fondasi Agregat Semen terdiri dari agregat, semen dan air atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan. Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan
laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix). Kadar air optimum
harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium.
4) Percobaan Lapangan (Field Trials)
Desain campuran harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Lapis Fondasi
Agregat Semen sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan, kecuali jika
terdapat keterbatasan lokasi atau sebab lainnya maka atas izin Pengawas Pekerjaan
dapat dilakukan penghamparan percobaan di dalam lokasi kegiatan pekerjaan.
5) Penghamparan Dan Pencampuran
Jumlah total kuantitas semen yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan tebal penuh
(full depth) harus dihampar merata di atas permukaan agregat yang akan dicampur
dengan pemasok mekanis terkendali yang disetujui dalam satu kegiatan yang
sedemikian hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Air akan ditambahkan
selama proses pencampuran dengan alat pengendali tekanan pada distributor
pemasok yang terletak di dalam ruang pencampuran (mixing chamber). Alat
pencampur harus dijalankan sedemikian hingga tebal Lapis Fondasi Agregat Semen
Kelas A (CTB) atau Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) dapat memenuhi
seluruh tebal rancangan. Instalasi pencampur yang tetap (tidak berpindah) harus
menggunakan cara takaran berat (weight-batching).
6) Penghamparan Dan Pemadatan
Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade), jika ada, harus sesuai dengan Spesifikasi
termasuk elevasi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Lapisan Fondasi Bawah
(Sub Base), jika ada, harus sesuai dengan Spesifikasi termasuk, ketebalan, ukuran,
elevasi, seperti ditunjukkan dalam Gambar. Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade)
atau Lapis Fondasi Bawah (Sub Base) harus bersih dan rata. Lapis Fondasi Agregat
Semen harus dihampar dan ditempatkan di atas permukaan yang telah disiapkan,
dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed paver dengan dual
tamping rammer sesuai instruksi Pengawas Pekerjaan, untuk mendapatkan
kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukaan. Pemadatan Lapis Fondasi
Agregat Semen harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat 30 menit untuk PC
Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk semen jenis PPC semenjak pencampuran
material dengan air. Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Pengawas
Pekerjaan bila permukaan telah cukup kering harus ditutup minimum selama 4 hari
dengan menggunakan, Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air
dalam campuran. Penyemprotan dengan Aspal Emulsi CSS-l dengan batasan
pemakaian antara 0,35 - 0,50 liter per meter persegi. Metode lain yang bertujuan
melindungi Lapis Fondasi Agregat Semen adalah dengan karung goni yang dibasahi
air selama masa perawatan (curing).
7) Pengendalian Mutu
Penyedia Jasa harus menyediakan laboratorium lapangan dan semua peralatan yang
diperlukan untuk melakukan pengujian terhadap hasil pemadatan. Prosedur pengujian
dan frekuensi rancangan campuran dan pengedalian mutu and termasuk
penambahan, bentuk, kadar air, toleransi permukaan dan yang lain harus sudah
tercakup dalam Rencana Pengendalian Mutu dari Penyedia Jasa.
8) Pengukuran Dan Pembayaran
Kuantitas Lapis Fondasi Agregat Semen yang diukur untuk pembayaran haruslah
jumlah meter kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima berdasarkan luas
rencana dan tebal aktual yang diterima. Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai
Harga Kontrak yaitu per meter kubik, sesuai dengan Daftar Mata Pembayaran di
bawah ini dan dapat ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.

PASAL 04. PEKERJAAN Divisi 6 Perkerasan Aspal


Seksi 6.1 Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat
1) Umum
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan fondasi tanpa
bahan pengikat Lapis Fondasi Agregat, sedangkan Lapis Perekat harus dihampar
di atas permukaan berbahan pengikat (seperti : Lapis Penetrasi Macadam, Laston,
Lataston, Lapis Fondasi Semen Tanah, Lapis Fondasi Agregat Semen, Roller
Compacted Concrete (RCC), Perkerasan Beton Semen, dll).
2) Bahan
Bahan Lapis Resap Pengikat (Prime coat)
Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang mengikat
lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau
SNI 6832:2011 untuk jenis anionik.
Aspal Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi ASTM D946/ 946M-15
diencerkan dengan minyak tanah (kerosen).
Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus
sesuai dengan muatan batuan lapis fondasi.
Bahan Lapis Perekat (Tack coat)
Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus
memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI 6832:2011
untuk jenis anionik.
Aspal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI
4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC 250.

3) Persyaratan Pelaksanaan
• Sebelum prime coat , permukaan base harus dibersihkan dengan sikat
mekanis atau kompresor atau kombinasi;
• Tidak boleh dilaksanakan pada saat basah, hujan atau mau hujan;
• Jenis alat . Asphalt distributor atau hand sprayer asphalt;
• Lapisan berikutnya dihampar setelah bahan resap pengikat telah sepenuhnya
meresap ke dalam LFA dan berumur 2 hari - 14 hari
4) Pengendalian Mutu dan Pengujian di Lapangan
• Sertifikasi aspal dari pabrik.
• Job mix formula;
• Standar takaran l/m2;
• Evaluasi hasil percobaan
5) Pengukuran dan Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan di atas harus dibayar menurut Harga
Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran.

Seksi 6.3 Campuran Beraspal Panas


1) Umum
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis
perata, lapis fondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas.
 Jenis campuran beraspal:
Stone Matrix Asphalt (SMA);
Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet, HRS) ;
Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, AC).
 Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal :
Stone Matrix Asphalt Tipis : - 2,0 mm
Stone Matrix Asphalt Halus : - 3,0 mm
Stone Matrix Asphalt Kasar : - 3,0 mm
Lataston Lapis Aus : - 3,0 mm
Lataston Lapis Fondasi : - 3,0 mm
Laston Lapis Aus : - 3,0 mm
Laston Lapis Antara : - 4,0 mm
Laston Lapis Fondasi : - 5,0 mm
2) Bahan
 Stone Matrix Asphalt (SMA)
Material harus keras, awet dan bersih;
Penyerapan air maksimum 2%;
Gradasi agregat lihat Tabel 6.3.2.3);
Abrasi maksimum 30%;
90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih ;
Kadar filler tidak dibatasi (tergantung JMF), tapi tidak boleh menggunakan
semen;
Persyaratan serat selulosa lihat Tabel 6.3.2.8);
Ketentuan sifat-sifat campuran meliputi Draindown 3% berat campuran;
Stabilitas marshall (kg) Stabilitas dinamis (lint/mm) Pelelehan (mm): 2 – 4,5
 Lataston (HRS)
Maks ukuran agregat : 19 mm
Agregat kasar tertahan ayakan no.8 harus batu pecah
Agregat halus lolos ayakan No.8 , boleh menggunakan pasir - 15% maks;
 Laston
Maks ukuran agregat : AC WC 19 mm : tebal 4 cm min. AC BC 25 mm :
tebal 6 cm min AC Base 37,5 mm : tebal 7 cm min.
Agregat kasar tertahan ayakan no.8 hrs batu pecah & kekuatan sbb :
Soundness test - 12% maks; Abrasion test : 40% maks ; Kelekatan : 95%
minimum; Kepipihan : 10% maks. Absorpsi : 3% maks;
Agregat halus lolos ayakan No.8 , boleh menggunakan pasir :15% maks;
3) Penghamparan Campuran
 Stone Matrix (SMA)
Sebelum aspal dimasukan ke pugmill, serat selulosa sesuai JMF dimasukan
ke dalam agregat kering melalui corong pugmill & diaduk (dry mix) 15-20
detik;
Ketentuan viskositas & temp.aspal sesuai dengan spesfikasi
Kec. alat pemadat roda baja < 4km /jam & roda karet 10 km/jam;
Temperatur agregat tidak melampaui 10% diatas temp. Aspal;
Peralatan : Kompresor Finisher Roller/ tandem atau twin drum vibratory Tyre
Roller.
Trial section (uji coba) penghamparan & pemadatan untuk memastikan
jumlah lintasan alat pemadat serta % penurunan tebal hamparan thd tebal
padat, shg dpt ditentukan tebal hamparan yg menghasilkan tebal padat
sesuai disain.
 Lataston (HRS)
Ketentuan viskositas & temp.aspal sesuai dengan spesifikasi Kec. alat
pemadat roda baja < 4km /jam & roda karet 10 km/jam;
Temperatur agregat tidak melampaui 10% diatas temp. Aspal;
Peralatan : Kompresor Finisher Roller/ tandem atau twin drum vibratory Tyre
Roller;
Trial section (uji coba) penghamparan & pemadatan untuk memastikan
jumlah lintasan alat pemadat serta % penurunan tebal hamparan thd tebal
padat, sehingga dapat ditentukan tebal hamparan yg menghasilkan tebal
padat sesuai disain.
 Laston
Ketentuan viskositas & temp.aspal sesuai dengan spesifikasi;
Kec. alat pemadat roda baja < 4km /jam & roda karet 10 km/jam;
Temperatur agregat tidak melampaui 10% diatas temp. Aspal;
Peralatan : Kompresor Finisher Roller/ tandem atau twin drum vibratory Tyre
Roller
Trial section (uji coba) penghamparan & pemadatan untuk memastikan
jumlah lintasan alat pemadat serta % penurunan tebal hamparan thd tebal
padat, sehingga dapat ditentukan tebal hamparan yg menghasilkan tebal
padat sesuai disain.
4) Pengendalian Mutu dan Pemeriksaan di Lapangan
Job mix formula.; Combined grade material cold bin; Combined grade agregat
hot bin;
Pengujian material: Abrasi/ 5.000 m3 : 1 x ; Gradasi/1.000 m3 : 1 x, Gradasi
agregat hot bin/250 m3 : 1 x ; dan Sand equivalent/250 m3 : 1 x.
Produksi hot mix /200 ton: Marshall test - 2 x Extraction test – 2 x.
Rasio VCAmix/Vdrc per 3.000 ton – 1 x Serat selulosa dgn frekuensi ∛dari jml
kemasan – 1x Kepadatan & tebal core drill interval jarak 100 m – 2 titik
pengujian Pengukuran dan Pemabayaran Kuantitas yang sebagaimana
ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan
pengukuran.

Pasal 04. Pekerjaan Divisi 7. STRUKTUR


Seksi 7.1 Beton Dan Beton Kinerja Tinggi
1) Umum
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur
beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton memadat sendiri (self compacting
concrete, SCC), beton bervolume besar (mass concrete), beton pratekan, beton
pracetak dan beton untuk struktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi dan
Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Bahan
Penggunaan bahan bahan seperti semen, air, agregat, batu untuk beton siklop, bahan
tambah dan bubuk (Powder) harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
atau jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Pencampuran dan Penakaran
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan
(workability dinyatakan dengan slump), kekuatan (dinyatakan dengan kuat tekan,
strength), dan keawetan (durability, dinyatakan dengan ketahanan terhadap cuaca,
abrasi, kekedapan dan kimia ) yang dibutuhkan sebagaimana disyaratkan. Dan jika
ada perubahan harus dengan izin Pengawas Pekerjaan.
4) Pelaksanaan Pengecoran
Seluruh pekerjaan di mulai dari persiapan, pembuatan acuan, pengecoran,
pengendalian temperatur beton, sambungan konstruksi dan pemadatan harus di
periksa dan di lakukan dengan ketentuan yang berlaku dan persetujuan dari
Pengawas Pelaksanaan.
5) Pengerjaan Akhir
Untuk memudahkan pekerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan dinding permukaan
vertikal terekspos yang disetujui Pengawas Pekerjaaan harus dibongkar dalam
rentang waktu 9 jam sampai 30 jam. Serta perawatan beton juga harus di lakukan
setelah pelepasan acuan beton.
6) Pengendalian Mutu Di Lapangan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti
tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan
ketentuan persyaratan bahan. Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil
pengujian kuat tekan benda uji beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan dan
hasilnya di serahkan kepada Pengawas Lapangan.
7) Pengukuran Dan Pembayaran
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik terpasang dan diterima sesuai dengan
yang ditunjukkan pada Gambar oleh Pengawas Pekerjaan Harga dan pembayaran
harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan
seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk "water
stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan
akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk
penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam seksi ini.
Seksi 7.9 Pasangan Batu
1) Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar
atau seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan
Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi
atau fondasi termasuk galian dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian,
potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Bahan
Hal – hal seperti batu, adukan mortar semen, drainase porous harus sesuai spesfikasi.
Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis
atau lemah. Batu yang terdiri dari bahan yang porous atau batu kulit harus ditolak.
3) Pelaksanaan Pasangan Batu
Pekerjaan persiapan, pemasangan, penempatan adukan mortar semen, dan akhir
pekerjaan harus sesuai yang diisyaratkan pada spesifikasi ini atau pada Gambar.
4) Pengukuran Dan Pembayaran
Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui. Kuantitas,
ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak per
satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran.

PASAL 05. PEKERJAAN Divisi 10. Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja


Seksi 10.1 Pemeliharaan Kinerja Jalan
1) Umum
Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini harus meliputi pekerjaan pemeliharaan
kinerja jalan untuk menjamin agar perkerasan jalan, bahu jalan, sistem drainase,
bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan selalu dipelihara setiap saat dan
dalam kondisi pelayanan yang mantap berdasarkan kinerja yang disyaratkan.
Pekerjaan ini juga untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dengan memelihara
atau memperbaiki kerusakan perkerasan dan bahu jalan seperti menutup celah/retak
permukaan (sealing), penambalan lubang-lubang (patching), perataan setempat (spot
leveling), perbaikan tepi perkerasan, pelaburan aspal, perbaikan retak, perbaikan
permukaan yang bergelombang atau keriting (corrugations), dan meratakan alur
(rutting) yang dalam untuk mempertahankan lereng melintang jalan yang standar.
Pada saat penawaran, Penyedia Jasa harus dianggap telah melakukan pemeriksaan
di lapangan dengan teliti selama periode penawaran dan telah mengetahui kondisi
aktual di lapangan dengan memperhitungkan volume lalu lintas, kekuatan sisa
perkerasan eksisting, kondisi cuaca, tingkat kerusakan perkerasan, bahu jalan,
tanaman di rumija, sistem drainase termasuk pembersihan yang diperlukan,
kerusakan bangunan pelengkap lainnya, kondisi perambuan, marka jalan, dan
perlengkapan jalan lainnya untuk keselamatan pengguna jalan. Penyedia Jasa harus
menyiapkan rencana kerja yang sekurang-kurangnya meliputi metode dan tahapan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan kuantitas bahan, kebutuhan jenis peralatan,
jumlah tenaga kerja, pengaturan lalu-lintas, pengendalian mutu pekerjaan dan
kemungkinan masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan. Pemeliharaan
kinerja jalan yang menggunakan peralatan sederhana harus dilaksanakan melalui
padat karya antara lain pekerjaan pemeliharaan Drainase, Bangunan Pelengkap
Jalan, Perlengkapan Jalan, Pengendalian Tanaman dan Pengecatan Kerb/Median.
Kegiatan Pemeliharaan Kinerja Jalan harus segera dimulai setelah Tanggal Mulai
Kerja selama Masa Pelaksanaan guna mencegah setiap kerusakan lebih lanjut pada
jalan dan/atau bangunan pelengkap jalan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin
agar jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya dapat digunakan dan
berfungsi dengan baik dan selalu dalam kondisi pelayanan yang mantap dan
memenuhi Indikator Kinerja Jalan sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 10.1.4 dari
Spesifikasi ini.
2) Bahan Dan Pengendalian Mutu
Perkerasan Bahan yang digunakan untuk penambalan lubang beraspal (patching)
atau untuk perbaikan permukaan yang retak, harus sama atau lebih tinggi mutunya
dari bahan eksisting, kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan. Bahan
yang digunakan dapat mencakup Timbunan Pilihan, Lapis Fondasi Aggregat Kelas A,
Kelas B, AC-WC, AC-BC, AC-Base, HRS-Base, HRS-WC, Penetrasi Macadam, Lapis
Perekat, Lapis Resap Pengikat, Laburan Aspal (BURAS) atau bahan konstruksi
lainnya untuk perkerasan sesuai dengan jenis lapisan perkerasan yang sedang
diperbaiki, bahan-bahan ini harus sesuai dengan Spesifikasi ini yang berkaitan
menurut jenisnya.
Bahu Jalan Bahan yang digunakan untuk pemeliharaan kinerja bahu jalan harus
mempunyai mutu sekurang kurangnya sama atau lebih tinggi dengan mutu bahan
pada bahu jalan eksisting, kecuali ditetapkan lain oleh Pengawas Pekerjaan.
Drainase Bahan yang digunakan untuk pemeliharaan drainase harus sesuai dengan
mutu bahan pada drainase yang diperbaiki, kecuali ditetapkan lain oleh Pengawas
Pekerjaan.
Bangunan Pelengkap (Jika Ada) Bahan yang digunakan untuk perbaikan tembok
penahan, trotoar, dan fasilitas penyeberangan pejalan kaki, harus sesuai atau lebih
tinggi mutunya dengan komponen bangunan pelengkap jalan yang diperbaiki, kecuali
ditetapkan lain oleh Pengawas Pekerjaan
Perlengkapan Jalan Bahan yang digunakan untuk pemeliharaan perlengkapan jalan
harus terdiri dari material yang sejenis misalnya untuk penulisan kembali huruf pada
rambu jalan maka kualitas cat harus sesuai dan pengecatan rambu jalan yang
mempunyai lapisan pemantul rambu lalu lintas.
Penerimaan Barang Bahan yang akan digunakan untuk perbaikan atau pemeliharaan
kinerja jalan harus terlebih dahulu dapat diamati secara visual dan kemudian diuji
kualitasnya sesuai yang berlaku pada Spesifikasi ini, menurut jenisnya dan jumlah
sampelnya sesuai dengan ketentuan Pengajian Kesiapan Kerja dari masing-masing
bahan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini.
Penerimaan Hasil Pekerjaan Hasil perbaikan atau pemeliharaan pekerjaan harus
diinspeksi atau dilakukan pengujian hasil pekerjaan secara random (acak), untuk
memastikan bahwa mutu hasil pekerjaan sesuai persyaratan sebagaimana yang
ditentukan dalam Spesifikasi ini.
3) Pelaksanaan Pemeliharaan Kinerja Jalan
Perkerasan jalan
Perkerasan Beraspal Penyedia Jasa harus memperbaiki seluruh permukaan
perkerasan jalan yang berlubang, amblas, bergelombang dan retak-retak yang
mungkin terjadi pada setiap saat dalam Masa Kontrak hingga memenuhi Indikator
Kinerja Jalan sebagaimana yang disyaratkan Pasal 10.1.4 di bawah ini. Apabila
Penyedia Jasa belum dapat melakukan perbaikan kerusakan permukaan jalan,
Penyedia Jasa wajib segera memberi tanda atau rambu pada jalan yang
berlubang/rusak, untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Keterlambatan
Penyedia Jasa dalam pemenuhan Indikator Kinerja Jalan berdasarkan waktu tanggap
perbaikan yang ditetapkan, akan berakibat dikenakannya pemotongan pembayaran
sesuai ketentuan Spesifikasi ini.
Perkerasan Beton Semen
Ketentuan pelaksanaan perbaikan perkerasan beton semen sebagaimana yang
diuraikan dalam Seksi 4.8 sampai 4.13 dari Spesifikasi ini harus berlaku.
Jalan Tanah dan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal
Pada jalan tanah atau perkerasan tanpa penutup aspal perataan berat setempat harus
dilaksanakan (jika diperlukan) untuk menjaga agar lereng melintang perkerasan
berada dalam rentang 4% sampai 6% dan untuk menghilangkan keriting
(corrugations) dan lubang-lubang yang dalam. Perataan berat setempat dengan
menggunakan motor grader dioperasikan dari tepi jalan menuju ke arah sumbu jalan.
Penggalian sampai dasar dari permukaan jalan tanah atau permukaan perkerasan
berbutir tanpa penutup yang tidak beraturan dapat dicapai dengan satu atau dua
lintasan motor grader, bahan hasil penggalian ini akan tertumpuk sebagai alur
tumpukan dekat sumbu jalan, selanjutnya disemprotkan air sesuai dengan kebutuhan
pada permukaan jalan tersebut jika kadar air dalam bahan jalan tersebut harus
ditambah. Kemudian alur tumpukan tersebut harus diratakan kembali pada seluruh
penampang melintang jalan dengan pisau grader, pada ketinggian dan sudut
sedemikian rupa sehingga terjamin bahwa semua material tanah atau agregat
tersebar merata pada jalur lalu-lintas dan menghasilkan lereng melintang yang
disyaratkan.
Bahu Jalan,
Semua bahu jalan eksisting yang termasuk dalam Kontrak, harus selalu diperiksa
selama Masa Kontrak untuk penyesuaian dengan kondisi standar yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini. Setiap lokasi bahu jalan yang dipandang memerlukan
pemeliharaan kinerja, dalam segala hal harus dicatat dan dihitung perkiraan
kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan, serta tindakan pelaksanaan
pemeliharaan kinerja yang diperlukan.
Drainase,
Pekerjaan pemeliharaan kinerja drainase jalan antara lain:
Pemeliharaan kinerja selokan, gorong-gorong, box culvert, dan saluran pembuang,
serta saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan sedemikian rupa
sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga selama Masa Kontrak.
Selokan dan saluran air eksisting maupun yang baru diperbaiki harus dijaga agar
bebas dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman
yang tidak dikehendaki yang mungkin akan menghalangi aliran air permukaan.
Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan rutinitas
dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti mengalir.
Selama periode hujan lebat, Unit Pengendali Mutu harus melakukan monitoring di
lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat
penyumbatan atau karena hal lain setelah terjadinya hujan.
Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air,
kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau
rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dicatat dan diambil langkah perbaikan
jika dimungkinkan.
Pada lokasi yang harus bebas dari tumbuh-tumbuhan meliputi di sekitar ujung gorong-
gorong, terusan gorong-gorong, selokan air yang dilapisi (lined ditch), kerb, seluruh
permukaan yang dilabur dan lantai jembatan. Pekerjaan pemeliharaan kinerja
bangunan pelengkap jalan eksisting sepanjang jalan yang termasuk dalam kontrak,
tanpa memandang ukuran atau jenis bangunan pelengkap jalan, dan pada prinsipnya
harus meliputi pemeriksanaan secara teratur terhadap komponen utama struktur,
penyiapan laporan detail pemeriksaan, dan pembersihan rutin tempat-tempat yang
mudah rusak jika dibiarkan. Pengecatan kembali setiap rambu-rambu jalan di mana
kondisi cat pada rambu jalan yang telah rusak dan tulisan pada rambu yang tidak jelas
atau kurang jelas terbaca oleh Pengguna Jalan. Penyedia Jasa harus melaksanakan
pengendalian tanaman atau tumbuh-tumbuhan di sepanjang Ruang Milik Jalan atau
koridor yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan jika patok-patok Rumija tidak
lengkap atau tersedia, yang kiranya dapat mengganggu jarak pandang bagi pengguna
jalan untuk keselamatan dalam berlalu-lintas selama periode pelaksanaan
sebagaimana yang diuraikan pada spesifikasi ini.
4) Indikator Kinerja Yang Disyaratkan
Setelah selesainya pelaksanaan konstruksi suatu pekerjaan hingga Serah Terima
Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over, PHO) dan/atau sebagaimana waktu yang
ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, Penyedia Jasa harus melaksanakan
pemenuhan Tingkat Layanan Jalan berdasarkan Indikator Kinerja Jalan sebagaimana
yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. Pemenuhan tingkat layanan jalan diberlakukan
terhadap seluruh hasil pekerjaan yang termasuk dalam lingkup penangananyang
meliputi pekerjaan perkerasan jalan, bahu jalan, drainase jalan, perlengkapan jalan,
dan bangunan pelengkap jalan (jika ada). Apabila Penyedia Jasa tidak dapat
memenuhi Indikator Kinerja Jalan berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang
ditetapkan akan dikenakan sanksi finansial berupa pemotongan pembayaran per hari
sesuai dengan rumusan Metode inspeksi kinerja harian, Setiap saat Pengawas
Pekerjaan dapat melaksanakan inspeksi lapangan terhadap pemenuhan Indikator
Kinerja Jalan sebagaimana yang disyaratkan. Inspeksi lapangan tersebut dilakukan
atas inisiatif sendiri, kapan saja, dan di mana saja di sepanjang ruas jalan yang
termasuk dalam kontrak. Sejak diberlakukan pemenuhan Tingkat Layanan Jalan,
Penyedia Jasa harus membuat Laporan Mingguan pemenuhan Indikator Kinerja Jalan
yang merupakan hasil inspeksi lapangan. Inspeksi formal adalah inspeksi yang
dijadwalkan oleh PPK mengacu pada jadwal inspeksi tingkat layanan yang disusun
oleh Manajer Kendali Mutu (Quality Control Manager, QCM) Penyedia Jasa. Inspeksi
formal dilaksanakan setiap akan melakukan pengajuan tagihan pembayaran. Inspeksi
formal dilaksanakan secara bersama-sama antara Penyedia Jasa, dan Pengawas
Pekerjaan. Tujuan utama inspeksi formal adalah agar Pengawas Pekerjaan dapat
memverifikasi data pendukung dalam pengajuan pembayaran dan untuk memberikan
persetujuan atas Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate). Untuk setiap
kegagalan pemenuhan tingkat layanan jalan yang disyaratkan dalam Tabel 10.1.4.1)
di atas, maka Penyedia Jasa harus telah menyelesaikan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk memperbaiki penyebab kegagalan pemenuhanIndikator Kinerja
Jalan berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan. Jika dalam batas waktu
tanggap perbaikan sebagaimana yang ditetapkan di atas, Penyedia Jasa belum dapat
memperbaiki penyebab kegagalan pemenuhan Indikator Kinerja Jalan, maka
Penyedia Jasa dikenakan sanksi finansial berupa pemotongan pembayaran akibat
keterlambatan pemenuhan tingkat layanan jalan dengan rumusan yang ada di
spesifikasi ini.
5) Pengukuran Dan Pembayaran
Penambalan perkerasan dan bahu jalan, perbaikan lubang, laburan setempat,
perataan setempat, perbaikan tepi perkerasan dan pengkerikilan kembali yang
ditetapkan sebagai pekerjaan pemeliharaan perkerasan dan/atau bahu jalan oleh
Pengawas Pekerjaan harus diukur dalam meter kubik untuk pembayaran sesuai
volume bahan berbutir atau beraspal yang dihampar aktual berdasarkan hasil
pengukuran awal dan diterima hasil pekerjaan tersebut oleh Pengawas Pekerjaan.
Pembayaran tersebut juga harus sudah mencakup pemasokan, pencampuran dan
pemakaian lapis resap pengikat dan atau lapis perekat. Pekerjaan yang diukur seperti
disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran
untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini sebagaimana ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas,
peralatan, bahan dan pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan pemeliharaan kinerja jalan sebagaimana mestinya seperti
yang diuraikan dalam Spesifikasi ini. Pembayaran terhadap hasil pemeliharaan kinerja
jalan pada lingkup pekerjaan pelebaran, rekonstruksi, rehabilitasi, pemeliharaan
preventif, dan pemeliharaan rutin jalan harus dilakukan pemotongan terhadap
kegagalan pemenuhan tingkat layanan jalan (apabila ada).
BAB III
PERSYARATAN KUALIFIKASI

PASAL 01. LINGKUP PEKERJAAN


Nama Paket Pekerjaan Perbaikan Jalan Ahmad Yani
Divisi 1 . Umum
Mobilisasi;
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas;
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
Divisi 3. Pekerjaan tanah dan geosintetik
Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter;
Timbunan Biasa dari hasil galian;
Divisi 5. Perkerasan berbutir
Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base = CTB);
Divisi 6 . Perkerasan Aspal
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi;
Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi;
Laston Lapis Aus (AC-WC);
Divisi 7. Struktur
Beton , fc’15 Mpa;
Pasangan Batu;
Divisi 10. Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja
Perbaikan Campuran Aspal Panas;
Pembersihan Drainase.

PASAL 02. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan 90 (sembilan puluh) Hari Kalender

PASAL 03. PERSYARATAN KUALIFIKASI


A. Peserta harus memiliki Surat Ijin Usaha yang masih berlaku :
1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)/Nomor Ijin Berusaha (NIB);
2. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)
3. Sertifikat Badan Usaha SI003 (Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya
(kecuali Jalan Layang), Jalan, Rel Kereta Api, dan Landas Pacu Bandara)
sesuai format SBU Peraturan Menteri PUPR Nomor 19/PRT/M/2014
Atau
Sertifikat Badan Usaha Nomor KBLI 42101 Konstruksi Bangunan Sipil
Jalan, Kode Subklasifikasi: BS001, sesuai dengan Format yang diterbitkan
oleh Lembaga Sertifikasi Bandan Usaha (LSBU) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021.
4. Sertifikat keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan yang masih aktif.

PASAL 04. PERSYARATAN TEKNIS


1. Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan
Perusahaan Memiliki (Milik sendiri/sewa) Peralatan utama minimal
sebagai berikut :
No Peralatan Kapasitas Jumlah
1 Tandem Roller 8 -10 Ton / 74 HP 1 Unit

2 P. Tyre Roller 8 -10 Ton / 91 HP 1 Unit

3 Generator Set 350 KVA 1 Unit


4 Compressor 5000 CPM (L/M) 1 Unit

5 Jack Hammer 1.330/- 1 Unit

6 Asphalt Finisher 10 Ton 1 Unit

2. Personil Inti dalam organisasi pekerjaan


Perusahaan menjamin pemenuhan personil inti yang sesuai yang
ditetapkan dalam dokumen, meliputi:
a. Jumlah personil,
b. Jabatan dalam pekerjaan yang diusulkan,
c. Pengalaman kerja diuraikan dalam cv,
d. Keterampilan dibuktikan dengan SKT, dan
e. Tingkat pendidikan dibuktikan dengan Ijazah,
f. Surat pernyataan kesedian ditempatkan secara penuh pada pekerjaan ini.
Personil Inti minimum :

Pengalaman
Tingkat
Porsenil yang kerja Profesi
No Pendidikan /
dibutuhkan profesional Keahlian
Ijazah
(Tahun)
Pelaksana
Lapangan / Teknik
1 SMA/Sederajat Pekerjaan Jalan 2 Tahun Jalan
(1 Orang) (TS 028)

2 SMA/Sederajat Petugas K3 0 Tahun Sertifikat K3

3. Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)


Perusahaan wajib membuat Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK) secara terperinci dan lengkap sesuai dengan yang tertera Lembar
Dokumen Pemilihan (LDP), dengan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya
sebagai berikut :
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan Penghamparan Hotmix Terkena Gangguan
Kesehatan akibat asap
dari aspal panas

Kuningan, Juni 2022

PEJAB AT PEMBUAT KOMITMEN

TEDDY SUKMAJAYADI, ST., M.Si.


, NIP. 19770208 200801 1 004

Anda mungkin juga menyukai