Anda di halaman 1dari 13

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Enhancing Innovations for Sustainable Development :


Dissemination of Unpam’s Research Result

E-COURT DALAM TANTANGAN MENEKAN POTENSI KORUPSI DI


PENGADILAN
Muhamad Iqbal1, Susanto2, Moh Sutoro3
Program Studi Hukum dan Program Studi Manajemen Universitas Pamulang
Email: muhamad.miqbal.iqbal1@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan E-court untuk
menghilangkan aktivitas judicial corruption. Tindakan atau kebijakan yang diizinkan oleh
hukum dan yang tidak diizinkan. Korupsi di sektor administrasi terkait erat dengan hubungan
antara pencari keadilan dan oknum staf administari pengadilan. Hubungan korup yang
muncul dalam kasus ini adalah konsekuensi timbal balik dari penyediaan layanan
instan.Fenomena judicial corruption bukan hanya karena faktor serakah terhadap uang tetapi
mungkin timbul karena kesalahpahaman dari ketentuan yang berlaku. Keberadaan pengadilan
elektronik didasarkan secara elektronik pada Peraturan Mahkamah Agung No. 3 tahun 2018
tentang kasus administrasi di Pengadilan. Perilaku korup dalam hal ini di sektor administrasi
pengadilan Meskipun tidak ada kehilangan pegawai negeri yang melakukan kesalahan
administratif, judicial corruption juga dapat terjadi.Pemalsuan Dokument atau daftar daftar
khusus untuk tinjauan administrasi dapat dielakkan dengan tindak pidana korupsi karena
pemalsuan buku atau daftar khusus untuk tinjauan administrasi sebagaimana didefinisikan
dalam Seni. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan korupsi, meskipun dalam pemalsuan
negara tidak mengalami kerugian. judicial corruption juga terkait dengan integritas dan
kejujuran PNS dalam menjalankan tugasnya. Pemalsuan buku atau daftar khusus untuk
pemeriksaan administrasi, pegawai negeri atau pegawai negeri, sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, akan diadili di pengadilan di TIPIKOR dan bukan di
pengadilan umum. Ini disebabkan dalam Seni. 63 KUHP, yang secara khusus mengabaikan
aturan umum atau Lex Specialist Derogat Legi General.

Kata kunci : E-Court, Pengadilan, Potensi Korupsi.

ABSTRACT
E-court to eliminate judicial corruption activities. Actions that are approved by law and that
aren't allowed. Corruption in the administration sector is closely related to the relationship
between justice seekers and unscrupulous administrative staff. The corrupt relationship that
arises in this case is the reciprocity of the provision of instant services. The phenomenon of
judicial corruption is not only due to the greed for money but may arise due to a
misunderstanding of the applicable provisions. 3 of 2018 concerning administrative cases in
the Court. Corrupt behavior in this case in the court administration sector Nobody loses a
civil servant who commits administrative errors, judicial corruption can also occur.
Counterfeiting Documentation or special lists for administrative reform can be circumvented
by the discussion of slavery as referred to in Art. 20 of 2001 concerning the eradication of
corruption, although in the counterfeiting of the state does not increase losses. Judicial
corruption is also related to the integrity and honesty of civil servants in carrying out their
duties. Forgery of books or special lists for administrative examination, civil servants or civil
servants, approved in Law Number 20 of 2001, will be tried in court in TIPIKOR and not in
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result

general court. This has an impact on Art. 63 of the KUHP, which specifically addresses
general rules or Lex Derogat Legi General Specialists.

Keywords: E-Court, Court, Potential Corruption.


PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result

PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan berisi uraian E-
Court artinya sistem Pengelolaan Pelayanan
birokrasi perkara pengadilan yg terbilang
baru. Sistem tadi diklaim krusial selain untuk
mengefisiensikan proses pengurusan perkara
para pencari keadilan, jua buat meminimalisir
interaksi Petugas Administrai dengan Para
Pencari Keadilan guna menghindari potensi
korupsi di pengadilan yang akan terjadi.
Penegakan melalui proses peradilan akan
terus memperhatikan publik, karena Gambar 1. Pelayanan Administratif Manual
instrumen ini akan menguji undang-undang Pengadilan
buat konsistensi dan kontinuitas. Mereka yg Hal tersebut ternyata bukan sebab
memiliki problem dan melanggar aturan disebabkan adanya dilema aturan namun lalu
harus dinilai dengan sahih. Apakah berubah sebagai persoalan non aturan yg bisa
pengadilan sahih-sahih menjalankan mengaburkan dari duduk perkara yg
kegunaannya menggunakan sahih akan sebenarnya, yakni masalah hukum,
dipengaruhi oleh warta bahwa pengadilan penegakan hukum dan keadilan. persoalan
sedang berlangsung. Selain prinsip non aturan yg menjadi faktor penyebab
"independensi peradilan" serta ketidakberesan dalam proses peradilan
"ketidakberpihakan" yg tidak kalah tersebut, galat satu diantaranya, adalah
pentingnya, ada beberapa prinsip lain, maraknya praktik koruptif di lembaga
termasuk prinsip "pengadilan peradilan. Atau yg lebih terkenal dikenal
diselenggarakan dengan cara yang sederhana, menjadi praktek judicial corruption. Hal
cepat serta murah". dibutuhkan bahwa inilah yg berakibat buramnya potret
prinsip-prinsip di atas akan membuat proses penegakan hukum dan keadilan pada
ini lebih mudah, lebih terjangkau serta lebih Indonesia. Maraknya praktek korupsi di
terjangkau. "Sederhana" berarti bahwa proses pengadilanmenyebabkan terjadinya
hukumnya sederhana, tidak terlalu rumit, penurunan public trust terhadap lembaga
mudah dipahami, sehingga penerima bisa peradilan itu sendiri [1]. rakyat yang
mengikuti, kebanyakan asal mereka tak kehilangan agama terhadap forum serta
mengetahui hukum dan proses hukum. proses peradilan cenderung akan
Bahkan mereka yg buta aturan tidak merampungkan setiap problem hukum yg
kehilangan akses ke proses aturan serta terjadi diantara mereka dengan cara-cara yg
menuntut hak serta kewajiban. "Cepat" akan mereka pilih serta tentukan sendiri,
berarti bahwa klaim itu efektif, efisien, tidak diantaranya yang paling buruk sebagaimana
jangka panjang, tak berlarut-larut, sesuai telah sebagai fenomena akhir-akhir ini
menggunakan fase waktu yg ditentukan, merupakan cara-cara kekerasan melalui
sehingga bisa diprediksi atau dikonfirmasi perbuatan main hakim sendiri (eigenrichting).
saat berakhir, sebagai akibatnya justibellers sikap skeptis serta frustasi terhadap praktek
bisa segera mengetahui status aturan mereka. peradilan yg buruk , akan menimbulkan
buat setiap keputusan pengadilan. "biaya distorsi penegakan hukum, sehingga
rendah" berarti bahwa proses litigasi dibebani mengakibatkan kenyataan peradilan jalanan
menggunakan kewajiban untuk menanggung (street justice) yg justru berpotensi
biaya yang tersedia dan sesuai menimbulkan anarki sosial (social anarchy).
menggunakan kemampuan yg sah, yang Usaha pemberantasan korupsi di
sebagian besar hayati pada bawah standar pengadilanjelas tidak mudah. Kesulitan itu
ekonomi yg relevan.Judul tabel berada diatas, terlihat semakin rumit, karena korupsi
sedangkan judul gambar ditulis dibawah. kelihatan benar-benar telah menjadi budaya
pada berbagai degree masyarakat [2]. Meski
demikian, berbagai upaya tetap dilakukan,
sehingga secara bertahap korupsi se- tidak-
tidaknya bisa dikurangi, oleh sebab itu UU
Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK
mengama- natkan pembentukan Komisi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
Pemberantasa Tindak Pidana Korupsi (KPK) sasaran utama dalam sistem E-Court yang
dan Pengadilan Khusus Korupsi. dipilih berdasarkan usia sebagai wujud
Pembentukan dua institusi ini merupakan pemahaman terhadap teknologi.
salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah dan legislatif dalam
Pemberantasan tindak pidana korupsi.
Namun, dalam pelaksanaannya ternyata tidak
semudah yang tertulis dalam peraturan
perundang-un-dangan.
Sistem E-Court akan menemui
tantangannya dalam sektor pelayanan
pengadilan terhadap masyarakat yang
mencari keadilan. Budaya Suap dan
Gratifikasi dan Gratifikasi dan Gratifikasi
adalah warna yang mencolok dari segmentasi
pelayanan birokrasi terutama di pengadilan. Gambar 2. Mesin Pendaftaran Perkara
Budaya Suap dan Gratifikasi dan Gratifikasi dengan Skema E-Court.
dan Gratifikasi merupakan budaya pelayanan
birokrasi yang telah ada sejak lama, bagi
penduduk pencari keadilan bukan perkara HASIL
asing bilamana tidak memberikan imbalan Keberadaan Sistem E-Court dalam
tips kepada oknum pelayan birokrasi atas jasa
Menekan Potensi Korupsi di pengadilan.
yang telah di berikan kebiasaan tersebut
dikenal dengan Gratifikasi dan guna Mahkamah Agung sebagai satu
memperlencar dan mempersingkat waktu instansi pemerintah yg memiliki peran yang
tunggu dalam pelayanan birokrasi seringkali sangat strategis dalam hal layanan hukum dan
muncul imbalan-imbalan tidak resmi hal keadilan. sebagai lembaga layanan,
tersebut identik dengan suap dan Gratifikasi Mahkamah Agung dan empat Lingkungan
dan Gratifikasi seperti apakah sistem E-Court pada mana keadilan bersifat de jure termasuk
dalam memutus budaya atau kebiasaan pada forum atau forum pelayanan publik.
tersebut dalam uji efektifitas ini. tentang layanan publik berdasarkan
Berdasarkan hal tersebut diatas maka Keputusan Menpan No. 63 tahun 2003 lalu
terdapat sekiranya dua permasalahan yang dikembangkan pada keputusan wacana
akan di bahas yang pertama adalah Seperti layanan publik yg intinya merupakan
apa Efektifitas sisitem E-Court dalam kesederhanaan layanan, kejelasan kepastian,
menekan potensi Korupsi di pengadilan. siapa yg ditunjuk buat mendapatkan
Selanjutnya Bagaimana upaya pembenahan pengaduan publik, keterbukaan, efisiensi, irit,
guna memfasilitasi sistem E-Court agar adil, sempurna waktu. Konsep layanan publik
mudah diterima oleh masyarakat. ini yang harus dipahami menggunakan baik
sang aparat kehakiman, karena hingga saat
BAHAN DAN METODE ini masih poly keluhan tentang layanan
Penelitian ini menggunakan metode peradilan yang dari komunitas pencari
pendekatan metode empiris dengan keadilan. Berkaitan dengan hal tadi
spesifikasi penelitian bersifat deskriptif Mahkamah Agung mulai mengatur acara
analitis. Hal ini disebabkan karena penelitian serta langkah strategis untuk menanggapi
ini berupaya untuk menggambarkan fakta pengaduan rakyat.
dari Efektifitas Sistem E-Court di Lapangan Setidaknya ada 2 issue krusial dan
dalam menekan Tindak Pidana Korupsi di strategis yang harus segera direspons
pengadilan serta faktor-faktor yang dihadapi Mahkamah Agung serta warga peradilan
dalam segi pembenahan sistem pelayanan pada Indonesia. 2 issue ini saling berkaitan
birokrasi dan pemahaman masyarakat satu sama lainnya. Pertama merupakan
terhadap sistem E-Court tersebut. Data yang menaikkan kepercayaan publik serta yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kedua independensi peradilan, meski sudah
primer dan data sekunder. Data primer dilakukan aneka macam upaya perubahan
berupa ungkapan-ungkapan verbal (kata- secara radikal pada reformasi hukum
kata) yang didapat dari informan/narasumber semenjak era reformasi dan system satu atap
yang berasal dari internal Staf Adminsitrasi pada tahun 2004, kepercayaan publik
Pengadilan dan Eksternal Advokat sebagai terhadap Mahkamah Agung belum terlalu
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
memuaskan. Hal ini bisa dicermati berasal bawahnya, menjadi organisasi fungsi serta
hasil survey integritas sektor publik yg berukuran yg sempurna yang artinya keliru
diterbitkan komisi pemberantasan korupsi yg satu tujuan asal Reformasi Birokrasi .
terakhir September tahun 2010. Dimana Reformasi birokrasi di mana
Mahkamah Agung dievaluasi masih terdapat juga reformasi pelayanan birokrasi
mempunyai integritas dibawah homogen-rata. perkara membutuhkan proses reformasi
Rendahnya agama publik ini berbahaya bagi pelayanan birokrasi perkara secara simultan
proses penegakkan serta kepastian hukum terintegrasi, Secara serentak dikatakan karena
pada Indonesia sebab putusan lembaga proses reformasi ini tidak bisa dilaksanakan
peradilan nantinya tidak akan dihormati langsung semudah membalikkan telapak
warga luas. Dengan kondisi ini, Mahkamah tangan.
Agung harus segera mengambil sikap dan Prinsip rule of law yang bersinergi
merumuskan berbagai langkah atau kebijakan menggunakan prinsip "good governance"
strategis untuk dipulihkan kepercayaan mempunyai karakteristik agunan kepastian
publik. hukum dan rasa keadilan rakyat terhadap
kebijakan publik yg dibuat serta diterapkan.
Tabel 1. Jumlah Persentasi Penyebaran oleh sebab itu, setiap kebijakan serta
Sample peraturan publik wajib selalu dirumuskan,
didirikan dan diimplementasikan
No. Nama Jumlah %. berdasarkan prosedur standar yg sudah
1 Staf PTSP 30 dilembagakan dan diketahui warga umum ,
Pengadilan dan memiliki kesempatan untuk penilaian.
2 Advokat 20 warga perlu dan wajib diyakinkan perihal
3 Masyarakat 7 ketersediaan proses penyelesaian masalah
tentang disparitas pendapat (conflict
resolution), dan terdapat prosedur umum
Implementasi Reformasi Birokrasi buat membatalkan aturan atau hukum tertentu
pada Mahkamah Agung, dapat dijadikan [3]. Pentingnya reformasi teknis pelayanan
sebagai salah satu strategi. Reformasi birokrasi perkara peradilan juga sejalan
birokrasi membutuhkan restrukturisasi menggunakan tuntutan perbaikan kinerja
birokrasi pada Mahkamah Agung dan peradilan, karena aplikasi teknis peradilan
Peradilan di bawahnya baik pada hal struktur tidak ditunjang menggunakan perangkat
organisasi serta manajemen asal daya insan teknologi, pelayanan birokrasi perkara
buat karyawan, serta peningkatan layanan peradilan serta sumber daya insan yang
yang sangat baik bagi para pencari keadilan. memadai. tak memadainya perangkat
Kebutuhan akan kebutuhan semacam itu teknologi seperti personal komputer di suatu
adalah salah satu prioritas reformasi pengadilan akan mengakibatkan lambanya
peradilan oleh koordinator Mahkamah penyiapan putusan pengadilan. kondisi mirip
Agung. Bukti komitmen ini bisa dilihat asal kelangkaan perangkat kerja serta fasilitas
Mahkamah Agung menjadi proyek penunjang kerja lainnya bahkan pula terjadi
percontohan untuk merestrukturisasi struktur pada Jakarta, tidak saja di kota mungil di luar
organisasi atau yg biasa dikenal sebagai Pulau Jawa. dampak tidak memadainya
restrukturisasi pada kerangka Reformasi perangkat kerja tersebut sudah melahirkan
Birokrasi. Restrukturisasi organisasi biaya tinggi dalam proses peradilan, yg tentu
diperlukan sang Mahkamah Agung serta saja bertentangan menggunakan asas
badan peradilan pada bawah ini. sang sebab peradilan yg sederhana, cepat serta murah
itu pengembangan organisasi Mahkamah sebagaimana diamanatkan sang Undang-
Agung dan badan peradilan di bawah ini Undang angka 14 Tahun 1970 [4].
mengarah ke 2 desain organisasi, yaitu: Prinsip keadilan yg sederhana, cepat
Organisasi berbasis kinerja yang ditargetkan serta murah merupakan sinonim asal prinsip
buat dicapai serta didirikan di tahun 2019 efektivitas serta efisiensi konsep
serta organisasi berbasis pengetahuan yg pengorganisasian / tata kelola baik,
ditargetkan buat dicapai dan didirikan. pada Sebagaimana dinyatakan bahwa keliru satu
tahun 2035 (sebagaimana tercantum dalam pilar krusial dalam implementasi tata
cetak biru). Jika pencapaian ke 2 desain ini pemerintahan yang baik ialah adanya sistem
sebagai lebih baik, maka secara sedikit demi peradilan bebas dari campur tangan eksekutif,
sedikit akan membawa organisasi Mahkamah tidak korup dan profesional. buat mencapai
Agung dan badan-badan peradilan pada Tujuan ini membutuhkan mekanisme untuk
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
check and balances sebagai mekanisme terhadap masalah yang diputus, keempat
pengawasan antara satu forum memakai yang Penyediaan media penyimpanan data-data
lainnya. galat satu aspeknya perlu perhatian putusan yg sudah pada putus, kelima
buat mengawasi lembaga peradilan terutama Penyediaan sistem cadangan bagi website
koordinator Mahkamah Agung guna dan sistem yg terdapat Mahkamah Agung
menerapkan prinsip transparansi dan RI., keenam Penyediaan fasilitas e-mail,
kemudahan akses ke isu. Transparansi ketujuh Penyediaan fasilitas pengiriman data
keputusan kentara tak larangan bahkan asal porto kasus melalui SMS, kedelapan
perspektif reformasi hukum buat menaikkan Penyediaan fasilitas buat upload data putusan
otoritas forum peradilan ini sangat krusial bagi pengadilanpengadilan pada seluruh
karena semakin mudahnya akses gosip Indonesia, kesembilan Penyediaan gosip
(keputusan), semakin baik kontrol sang lelang pengadaan barang/jasa di lingkungan
rakyat . tidak kalah yg penting merupakan MA, kesepuluh Peningkatan kapasitas
urgensi keputusan sebagai referensi bagi saluran Internet, kesebelas Pencarian serta
masyarakat termasuk penegakan hukum, tukar menukar data serta info secara online,
tentang pengembangan baru aturan aturan keduabelas Penyediaan sentra data yang
buat memecahkan persoalan hukum, serta memadai untuk Mahkamah Agung Republik
kepentingan akademis baik untuknya Indonesia, termasuk fasilitas listrik,
penelitian hukum, jurnal hukum dan desain pendinginan, dan keamanan, ketiga belas
regulasi penyusunan hukum terdapat Penyediaan fasilitas pemantauan serta
beberapa yang akan terjadi penelitian yang manajemen terpadu buat mengatasi kendala
membagikan bahwa korupsi di Bila terjadi gangguan teknis, keempatbelas
pengadilanatau korupsi peradilan telah terjadi Penyediaan saluran komunikasi berkecepatan
pada setiap termin proses peradilan. tinggi pada dalam gedung Mahkamah Agung
Transparansi dan akses publik ke keputusan Republik Indonesia, serta kapasitas serta
mulai menerima perhatian Mahkamah Agung jangkauan tambahan jaringan komputer lokal.
menggunakan memanfaatkan teknologi
informasi dan publikasi secara teratur.
Memakai dikeluarkannya Undang-
Undang nomor 14 Tahun 2008 ihwal
Keterbukaan gosip Publik, Mahkamah Agung
Republik Indonesia kemudian
menyempurnakan Surat Keputusan
koordinator Mahkamah Agung nomor : 144
/ KMA / VII / 2007 wacana Keterbukaan
gosip pada Pengadilan melalui Keputusan Gambar 2. Suasana Wawancara Staf PTSP
ketua Mahkamah Agung nomor : 1-144 / Pengadilan
KMA / SK / I / 2011 ihwal pedoman Layanan
informasi pada Pengadilan. Akibat berasal Sebelum diberlakukannya
peraturan ini adalah bahwa mengoptimalkan pengadilan elektronika, setidaknya ada
penggunaan teknologi gosip artinya masalah berbagai inisiatif teknologi gosip yang terjadi
sangat penting. karena itu sebagai upaya pada berbagai unit kerja di Mahkamah Agung
menaikkan kinerja organisasi, Mahkamah Indonesia dan forum-forum pengadilan,
Agung Republik Indonesia sudah memakai mirip pemeliharaan serta pengembangan
teknologi isu, keduanya buat mendukung software personil, korespondensi, dan
operasi tempat kerja secara umum , buat laporan masalah pada Direktorat Jenderal
mendukung proses bekerja di Mahkamah Badan Peradilan umum . Pengembangan
Agung Republik Indonesia dan lembaga sistem email dan pemanfaatan Google Apps
pengadilan, dan wahana layanan info pada Direktorat Jenderal Pengadilan Militer
pendukung bagi rakyat. Sepanjang 2011 tujuh serta TUN. Peningkatan sistem kepegawaian
aktivitas telah dilakukan buat menyediakan dan pengembangan laboratorium Sistem isu
infrastruktur teknologi berita bertujuan buat Pelayanan birokrasi perkara kasus di
memenuhi kebutuhan seperti yakni Pertama Direktorat Jenderal Pengadilan agama dalam
Membuka info masalah bagi warga luas, ke upaya mendorong independensi manajemen
2 Penyediaan daerah penyimpanan perangkat sistem dan teknologi gosip. Dewan
lunak-perangkat lunak yg dimiliki Mahkamah Pengawas Mahkamah Agung Republik
Agung RI, ketiga Penyediaan sarana buat Indonesia juga menyebarkan banyak sekali
pengaduan ketidak puasan masyarkat aplikasi seperti software Pengaduan SMS,
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
software Mail, software arsip, perangkat di masyarakat. Sedangkan di tempat kerja
lunak database personalia. dan perangkat kejaksaan, Mardjono Reskodiputro berkata
lunak Database investigasi Aset permanen. ad bahwa, selain memeras tersangka, jaksa pula
interim Badan Penelitian dan bisa membebaskan tersangka menggunakan
Pengembangan, Pendidikan dan pelatihan, alasan kurangnya bukti. Bermain artikel
aturan dan Keadilan telah mengadakan tentang tuduhan, bermain dengan porto
peningkatan Jaringan Area Lokal buat kriminal yang tinggi dan rendah adalah
mendukung proses pembelajaran pada Diklat mode yg cukup tak jarang ditemui pada
buat Hakim, Panitera, dan Karyawan di praktik. Bermain perlunya memakai
Mahkamah Agung Republik Indonesia. wewenang buat menunda tersangka atau
Selain itu berbagai unit kerja lain seperti terdakwa jua artinya penyalahgunaan
pengadilan mereka masing-masing juga terus kewenangan, baik selama penyelidikan polisi
menaikkan infrastruktur perangkat keras dan penuntutan di tempat kerja kejaksaan.
sinkron dengan kebutuhan masing-masing. Alasan-alasan ini harus didukung sang
Pembuatan sistem E-Court oleh keterangan objektif tetapi telah berubah
Mahkamah Agung ialah pada dasarnya upaya menjadi pertimbangan subjektif belaka.
pembaruan yang diarahkan pada pembaruan Selain itu, Mardjono jua berkata praktiknya
fungsi teknis serta pembaruan manajemen di pengadilan.
masalah. fokus pembaruan fungsi teknis Penyelesaian perkara tersebut
diarahkan pada upaya merevitalisasi fungsi meliputi seluruh proses yang terdiri dari
Mahkamah Agung RI sebagai pengadilan penelaahan, registrasi, penetapan tim oleh
tertinggi pada rangka menjaga kesatuan Ketua Mahkamah Agung/Wakil Ketua
aturan dan merevitalisasi fungsi pengadilan Mahkamah Agung Bidang Yudisial,
dalam rangka meningkatkan akses rakyat pendistribusian, penetapan Majelis oleh
pada keadilan. Sedangkan pembaruan Ketua Tim, pendelegasian pelaporan Panitera
manajemen perkara diarahkan pada rangka Muda, pendelegasian pelaporan Panitera Tim
mewujudkan dua (2) misi Mahkamah Agung (Askor) kepada Panitera Muda,
RI, yaitu: pertama, memberikan pelayanan pendelegasian berkas perkara kepada Majelis
hukum yg mempunyai kepastian dan untuk pemeriksaan berkas perkara,
berkeadilan bagi pencari keadilan; serta ke 2 , musyawarah dan pemutusan, minutasi dan
menaikkan kredibilitas serta transparansi pengiriman berkas kembali dari Panitera
badan peradilan [5]. Langkah strategis yg Muda Tim/Askor kepada Panitera Muda,
menjadi ranah pembaruan fungsi teknis pengiriman berkas kembali oleh Panitera
adalah: restriksi kasasi dan peninjauan Muda ke pengadilan pengaju. Selain
kembali, penerapan sistem kamar secara melakukan penetapan jangka waktu
konsisten, penyederhanaan proses berperkara, penyelesaian perkara sebagai salah satu
serta penguatan akses pada keadilan. strategi mengkikis tumpukan perkara,
sementara buat agenda pembaruan pada Mahkamah Agung juga telah berhasil
domain manajemen masalah mencakup: melakukan modernisasi manajemen perkara
modernisasi manajemen masalah, penataan yakni E-Court dengan mengintegrasikan
ulang organisasi manajemen perkara, dan teknologi informasi dalam penyediaan meja
penataan ulang proses manajemen kasus. informasi. Layanan ini berbasis teknologi
Penelitian lain yg dilakukan oleh informasi online sehingga dapat diakses di
Mardjono Reksodiputro jua mengungkapkan manapun dan kapan pun. Penyediaan meja
adanya praktik mafia peradilan. Bahkan informasi di setiap pengadilan memberikan
berasal penelitian, dia memetakan modus dampak positif dalam beberapa hal, antara
korupsi yg dilakukan oleh polisi, jaksa serta lain Pertama Memperkecil kesempatan pihak
hakim pada Pengadilan [6]. pada kepolisian, yang beperkara bertemu dengan hakim
Mardjono mengutip istilah yang maupun panitera sehingga memperkecil
dikembangkan di rakyat "buat melaporkan potensi Korupsi di pengadilan [8]. Kedua
ayam yg hilang, bahkan kambing yg hilang." Memudahkan pihak yang beperkara dan
adalah, Jika korban kejahatan melapor ke pengguna pengadilan bila ingin mencari dan
polisi, mereka akan menghabiskan lebih mendapatkan salinan putusan. Ketiga
banyak uang buat "menanggung" ongkos Menekan biaya karena situs Mahkamah
operasional polisi [7]. Selain itu, penyediaan Agung RI bisa diakses dari mana saja.
lebih poly fasilitas pada tahanan, terutama yg Korupsi di pengadilan selalu
kaya, disertai dengan sejumlah manfaat membayangi dalam setiap tahapan proses
spesifik, jua sudah lama menjadi asal gosip beracara. Berdasarkan pengalamannya
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
sebagai pengacara, Kamal Firdaus tidak perlu datang ke pengadilan untuk
memetakan praktik korupsi di pengadilan mendaftar, tetapi cukup menggunakan e-
pada tingkat pertama dan pengadilan tingkat filling. Hal itu mempersempit interaksi
banding dalam persidangan perdata. Dalam langsung antara advokat dan pegawai
pendaftaran perkara, Kamal mencatat bahwa pengadilan. Tentunya akan menekan korupsi
para pihak, konon, bisa memilih siapa di pengadilan dalam jenis suap dan
anggota majelis hakim yang akan mengadili Gratifikasi dan Gratifikasi diantara mereka.
perkaranya, tentunya dengan berkolusi Dalam hal pembayaran panjar perkara di
dengan Ketua atau Wakil Ketua Pengadilan, dalam sisitem E-Court pun telah ditanamkan
untuk mengatur komposisi majelis hakim fitur E-Skum Dalam dimana pendaftaran
serta panitera penggantinya. Selanjutnya, perkara, pengguna terdaftar akan langsung
dalam proses persidangan, konon, mendapatkan SKUM yang digenerate secara
kemenangan juga ada di vonis bisa diatur. elektronik oleh aplikasi E-Court. Dalam
Atau sebaliknya, diatur bagaimana hakim proses generate tersebut sudah akan dihitung
menolak klaim partai lawan. Kemudian berdasarkan Komponen Biaya apa saja yang
dalam eksekusi, Kamal juga melihat surat telah ditetapkan dan dikonfigurasi oleh
ajaib atau panggilan telepon resmi kepada Pengadilan, dan Besaran Biaya Radius yang
Ketua Pengadilan untuk tingkat pertama yang dijuga ditetapkan oleh Ketua Pengadilan
akan dieksekusi keputusan segera dibuat, sehingga perhitungan taksiran biaya panjar
ditangguhkan atau bahkan dibatalkan. sudah diperhitungkan sedemikian rupa dan
Kemudian dalam tahap persidangan di menghasilkan elektronik SKUM atau e-
Pengadilan Tinggi (PT), akan mengajukan SKUM. Tentu ha tersebut akan
banding memperkuat atau membatalkan mempermudah tim pengawas dalam
keputusan hakim di pengadilan pertama mengkontrol transaksi yang muncul adalam
diatur. Juga dipetakan adalah aktor yang pengurusan perkara tersebut. Sehingga
terlibat dalam praktik korupsi dalam proses di potensi korupsi di pengadilanyang identik
pengadilan sipil. dengan sistem manual akan di tanggulangi
Harus diakui bahwa untuk dengan sistem E-Court tersebut.
membuktikan kebenaran dugaan terjadinya
praktik korupsi di pengadilan tidaklah terlalu Tabel 2. Hasil Grafik Uji Pemahaman
mudah, karena transaksi cenderung dilakukan Sistem E-Court
secara tertutup dan di antara para pelaku No. Perttanyaan Iya %. Tidak
cenderung saling melindungi atau menutupi, Responden %
Guna menghindari temuan, baik oleh Komisi 1 Apakah 24 45
Pemberantasan Korupsi, Komisi Yudisial, Mengetahui
Badan Pengawas, atau pihak lain, umumnya Keberadaan
transaksi jual beli keadilan dilakukan melalui E-Court
mekanisme cash and carry, jarang 2 Memperoleh 10 47
menggunakan mekanisme layanan Sosialisasi
perbankan, Karena jika dilakukan melalui Keberadaan
mekanisme layanan perbankan, maka akan E-Court
mudah dideteksi oleh PPATK (Pusat 3 Memahami 21 36
Pencarian dan Analisis Transaksi Keuangan). Manual
PPATK akan menemukan transaksi keuangan Book dari
yang dianggap mencurigakan. Secara umum, Sistem E-
terjadinya transaksi jual beli keadilan telah Court
terungkap ketika pelaku tertangkap basah,
setelah sejumlah intersep sebelumnya
dilakukan pada komunikasi antara para Dari beberapa hasil pertanyaan
pelaku. Seperti beberapa fenomena peristiwa tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak
terkini. pihak yang kurang memahami keberadaan
Sistem E-Court memang di rancang sistem E-Court tersebut, sehingga
untuk mewujudkan peradilan yang cepat, penggunaan sistem tersebut masih dinilai
sederhana dan biaya murah serta bebas dari kurang efektif dan belum menemui targetnya.
korupsi. Dalam sistem tersebut terdapat Kurangnya pemahaman para pencari keadilan
beberapa instrument yang dinilai mampu dengan sistem E-Court tersebut juga,
untuk menekan korupsi di pengadilanseperti membuat tidak berjalan dengan baiknya
ketika menangani perkara perdata, advokat funsionalisasi sistem E-Court tersebut. Hal
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
demikian berpotensi membuat para pencari Peningkatan kinerja: Peningkatan kinerja
keadilan akan kembali menggunakan jalur lebih bernuansa sengaja dalam substansi
pelayanan birokrasi perkara perkara secara program kerja daripada pada peningkatan
manual dengan resiko yang justru ingin keteraturan dan peningkatan metode teknis
dihindari dari pembuatan sistem E-Court administratif. Fokus utama adalah pada
tersebut yakni korupsi di pengadilandari pergeseran dari formulir ke substansi,
transaksi jual beli keadilan dilakukan melalui pergeseran dari efisiensi dan ekonomi ke
mekanisme cash and carry. efektifitas kerja, bergeser dari keterampilan
birokrasi ke kesejahteraan masyarakat.
Mengetik reformasi yang dilakukan dengan
Pembenahan Strategis Administrasi peningkatan kinerja disebut sebagai reformasi
Pengadilan dengan Konsep Anti Korupsi. program (reformasi program).
Pada dasarnya rumusan definisi atau Reformasi pelayanan birokrasi
definisi reformasi pelayanan birokrasi perkara atau reformasi pelayanan birokrasi
perkara seperti yang dijelaskan sebelumnya, perkara terkait erat dengan Keadilan akan
mencirikan tujuan reformasi pelayanan muncul salah satunya dari kemudahan dalam
birokrasi perkara siapa yang akan atau akan pelayanan pelayanan birokrasi perkara
dicapai. Jadi jika para pakar yang telah pengadilan, dan dalam hal ini Akses keadilan
mendefinisikan reformasi pelayanan birokrasi dalam segi formal dan substan-tif bukan
perkara berbeda pendapat, dapat diasumsikan untuk diperdebatkan, akan tetapi keduanya
demikian tujuan yang ingin dicapai dari dapat saling melengkapi. Konsep substantif
reformasi pelayanan birokrasi perkara akan mencari akses tambahan pada proses
masing-masing pakar juga berbeda. Sehingga hukum formal dengan langkah-langkah yang
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari lebih komprehensif dengan tujuan agar
reformasi pelayanan birokrasi perkara dari sistem hukum lebih responsif terhadap
para ahli ini sesempit apa yang telah mereka kebutuhan hukum negara. Termasuk di dalam
definisikan dan cocok dengan subjektivitas langkah-langkah tersebut adalah reformasi
interpretasi mereka. hukum substantif dan membentuk alternatif
Dalam hal ini terdapat beberapa hal penye-lesaian sengketa [9]. hukum akan
yang menjadi tujuan urgensi dari reformasi dihormati sejauh undang-undang dimaknai
pelayanan birokrasi perkara yakni, Pertama serta diterapkan sesuai dalam konteks
Penyempurnaan Tatanan (improved order): keadilan sebagaimana bisa diterima sang
Keteraturan atau order merupakan kebajikan rakyat. salah satu asas dan prinsip yang
yang melekat dalam pemerintahan. Apabila fundamental berasal upaya menegakkan
yang ingin dituju adalah penyempurnaan supremasi keadilan, ialah penegakkan asas
tatanan, mau tidak mau reformasi harus ruleof law. Secara konseptual karakter rule of
diorientasikan pada penataan prosedur dan law menurut pandangan Santoso, adalah
kontrol. Sangat diperlukan oleh administrator menjadi berikut, Supremasi hukum (the
dalam era baru ini adalah menghadang agen supremacy of law), yakni setiap tindakan
pembaru. Sebagai konsekuensi logisnya Negara wajib dilandasi sang hukum serta
maka birokrasi yang kokoh dan tegar perlu bukan berdasarkan di diskresi (tindakan
segera dibangun. Tipe reformasi yang sepihak sesuai kekuasaan yang dimilikinya),
dilakukan dengan penyempurnaan tatanan Kepastian aturan (sah certainity), yakni
disebut dengan reformasi prosedural kepastian hukum pada samping erat terkait
(procedural reform), Kedua Metode yang dengan buah satu di atas, pula mensyaratkan
Ditingkatkan: Ditingkatkan dilakukan dalam adanya agunan bahwa suatu persoalan diatur
metode teknis dan kerja. Teknik dan metode secara kentara, tegas dan tidakduplikatif,
yang baru ini dapat dikatakan bermanfaat jika serta bertentangan dengan perundang-
Anda dapat mencapai tujuan lebih luas. Jika undangan lainnya, aturan yg Responsif
tujuan reformasi pelayanan birokrasi perkara (aturan wajib bisa menyerap aspirasi rakyat
diartikulasikan diterjemahkan dengan baik luas dan mampu mengakomodasi kebutuhan
dan efektif ke berbagai program tindakan masyarakat dan bukan dirancang buat
nyata, meningkatkan metode akan kepentingan segelintir elite), Penegak hukum
meningkatkan implementasi program, yang yg konsisten serta non diskriminatif terhadap
pada gilirannya akan meningkatkan realisasi masyarakat eksistensi independensi peradilan
pencapaian tujuan. Jenis reformasi dilakukan (independensi peradilan menjadi kondisi
dengan memperbaiki metode disebut penting pada mewujudkan rule of law karena
reformasi teknis (technical reform).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
kunci penegakkan hukum terletak pada dibawahnya. Kuatnya peranan Mahkamah
efektifitas peradilan). agung dalam suatu negara hukum, juga
Keempat karakter rule of law diatas terlihat dari ucapan berikut ini [11]:
dapat difungsionalisasikan melalui suatu " Any normal man called to the
sistem peradilan yang transparan, akuntabel Supreme Court of the United States
dan berwibawa. Sementara itu sistem will find the weight and volume of his
peradilan yang demikian tentunya harus responsibility a most sobering
ditopang oleh sistem adminitrasi peradilan experience. The literature of the law is
yang baik. Karena pada dasarnya baik nearly earses and it growt is unabated.
buruknya suatu sistem pelayanan birokrasi Technological developments are the
perkara peradilan sangat berpengaruh tremendous growth of our country
terhadap implementasi rule of law. Ada have opened new vitas….daily for
pendapat yang mengatakan bahwa resolution. And many of the rules of
kelemahan/celah yang terdapat pada sistem decisions were devised for other times
pelayanan birokrasi perkara peradilan akan and conditions Statues are not always
menjadi sarana pemicu untuk menciptakan clear…"
praktek Judicial Corruption.
Hal tersebu guna mewujudkan Dari tahun 2005 hingga menggunakan
kedaulatan rakyat dalam seluruh sendi waktu ini, Mahkamah Agungtelah
kehidupan masyarakat, berbangsa dan melaksanakan berbagai acara menggunakan
bernegara melalui perluasan dan peningkatan capaian, diantaranya: (1) acara Reformasi
partisipasi politik rakyat secara tertib untuk Birokrasi (RB) yg berfokus pada penataan
menciptakan stabilitas nasional [10]. J.S. organisasi, pemugaran tata kerja,
Edralin beropini bahwa rapikan kelola artinya pengembangan asal daya manusia, perbaikan
dilema kata yang digunakan untuk sistem remunerasi serta manajemen
menggantikan istilah pemerintah, yg dukungan teknologi dan isu; (2)
memberikan penggunaan otoritas politik, pembentukan gerombolan -gerombolan Kerja
ekonomi dan pelayanan birokrasi perkara (Pokja) Pembaruan Peradilan spesifik buat
internal mengelola dilema negara, istilah ini meningkatkan kecepatan implementasi
secara spesifik menjelaskan perubahan peran rencana prioritas pembaruan peradilan; (3)
pemerintah berasal penyedia dimungkinkan terkikisnya tumpukan kasus; (4) upaya
atau fasilitator, serta perubahan kepemilikan menaikkan kualitas hakim dan aparatur
yang asal berasal properti milik Negara peradilan, melalui pembangunan sentra
orang-orang. penekanan utama tata kelola Pendidikan pada Megamendung, Jawa Barat
adalah menaikkan kinerja atau pemugaran dan pembenahan kurikulum serta
mutu. Sedangkan dalam pandangan Bintoro pengembangan kualifikasi pengajar; (lima)
Tjokromidjojo, dalam konteks Indonesia perbaikan sistem rekrutmen calon hakim
agenda rapikan kelola sektor publik yg paling serta pemugaran seleksi koordinator
penting adalah pemerintahan yg higienis. pengadilan; (6) mendorong keterbukaan isu;
rencana pemerintah yg bersih mencakup: dan (7) penguatan sistem supervisi internal
pertama, memberantas korupsi, kolusi, serta penguatan korelasi dengan Komisi
kronisme dan nepotisme (KKN), kedua, Yudisial (KY). Keputusan Mahkamah Agung
disiplin aturan serta penghapusan dana publik memainkan peran yang sangat sentral dalam
pada luar anggaran, ketiga, memperkuat penegakan hukum dan pembangunan,
fungsi pengawasan. Pandangan Bintoro sebagaimana dinyatakan oleh Mochtar
terkait menggunakan model sistem peradilan Kusumaatmadja, bahwa:
di Indonesia Indonesia, ketiga rencana wajib "Dalam tahap implementasi, prinsip-
bersifat filosofis serta yuridis pada prinsip ini ditentukan melalui
menghasilkan undang-undang yang keputusan pengadilan. Di sini
membentuk sistem sistem peradilan keputusan Mahkamah Agung sebagai
terintegrasi (Integrated Justice System). badan pengadilan tertinggi memiliki
Landasan sosiologis yang merujuk secara makna dan posisi mereka sendiri.
politis ke J.S. Edralin. Karena mereka adalah pedoman atau
Mahkamah Agung dalam sistem pedoman untuk pengadilan yang lebih
hukum di hampir setiap negara merupakan rendah, penting bahwa Mahkamah
pelaksana tertinggi kekuasaan kehakiman Agung benar keputusan yang baik dan
dengan fungsi peradilan dan fungsi tidak tercela. Keputusan Mahkamah
pengawasan terhadap pengadilan-pengadilan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
Agung harus benar-benar solid dan tidak berdasarkan hukum atau bertentangan
tidak membingungkan” [12]. dengan keadilan. Sebaik pengadilan mungkin
tidak langsung menolak klaim yang diajukan,
Putusan Mahkamah Agung yang meskipun permintaan didasarkan pada hukum
memiliki kedudukan dan fungsi layanan dan keadilan. Pengadilan menjatuhkan
hukum dan keadilan strategis harus dibuat keputusan tidak harus tunduk pada tekanan
oleh Ketua Majelis Hakim yang kompeten di yang berasal dari partai litigasi, baik tekanan
bidangnya dan memiliki etika dan integritas fisik maupun psikologis, termasuk tekanan
yang bagus. Dengan kata lain, aktor yang dari pihak ketiga atau tekanan pendapat yang
menghasilkan putusan pengadilan tertinggi dibangun oleh media massa. Etika, integritas,
itu adalah sosok yang bijak, pintar, pintar moralitas, objektivitas hakim menentukan
baik secara intelektual, emosional dan kualitas keputusan dijatuhkan oleh hakim
spiritual. Seperti yang dikatakan oleh Jimly [13]. Memang, untuk menyadari ini tidak
Asshiddiqie. Jika hakim itu cerdas dan pintar, mudah, dalam kenyataan sangat sulit, tetapi
maka kualitas putusan mencerminkan harus tetap menjadi komitmen hakim
kekuatan logika. Jika hakim jujur, maka mewujudkan prinsip bahwa hakim memiliki
keputusannya adalah mencerminkan kebebasan dan independensi untuk
kejujuran yang saat ini terasa sangat langka menjalankan peran yudisialnya.
di tanah air kita (the moral of power). Rasa ketidakadilan dan ketidak
Dengan demikian, proses peradilan di tanah puasan berasal para pencari keadilan jua
air kita sangat tergantung kepada orang-orang dapat berangkat asal proses peradilan yg bias.
per hakim. Ini menjelaskan hukum di negara Proses peradilan dapat menggiring seseorang
kita memang dia belum melembagakan terdakwa menjadi terbukti bersalah, karena
secara rasional, obyektif, dan impersonal. persidangan hanya melihat apa yang telah
Hukum dan berbagai masalah hukum masih dilakukan terdakwa tanpa
sangat dipengaruhi oleh berbagai irasionalitas mempertimbangkan atau syarat apa yg
persepsi dan pola perilaku subyektif individu mendorong melakukan suatu perbuatan
subjek hukum yang terlibat dalam Di dalam kriminal tersebut bisa membawa sidang di
itu. Memang, dalam hal putusan yang tidak kesimpulan bahwa terdakwa berada dalam
adil, itu tidak benar harus ditumpahkan keadaan tidak berdaya untuk tidak melakukan
sebagai kesalahan kepada individu atau orang tindakan tadi atau tindakan terdakwa menjadi
kelompok tertentu, tetapi harus dilihat tindakan bela diri. perilaku menyederhanakan
sebagai tidak adanya minat, urangnya keterangan-fakta pada proses persidangan
perhatian dan kurangnya pengetahuan tentang telah membawa ketidakadilan pada suatu
proses peradilan sendiri. Ketika proses putusan pengadilan. Padahal hakim harus
peradilan telah terjadi, tidak sedikit orang lebih mampu mempertimbangkan informasi-
mengatakan proses peradilan sedang warta masalah tersebut sebagai akibatnya
berlangsung tanpa memberikan perhatian akan lahir putusan yang adil [14].
lebih jauh, misalnya dengan melihat apakah Kecermatan hakim dalam melihat, menggali,
putusan yang dijatuhkan hakim sudah serta menganalisis kabar serta bukti
memenuhi prosedur acara dan telah persidangan sangat menentukan bagaimana
memenuhi unsur pembuktian selama pemahaman hakim secara komprehensip
persidangan berlangsung. Ketidakadilan terhadap perkara yg nantinya akan
dapat terjadi, menurut John Rawls, karena menentukan kualitas putusannya. dari
kegagalan hakim untuk menegakkan aturan undang-undang, hakim berkewajiban buat
yang benar atau menafsirkan aturan dengan menggali, mengikuti serta tahu nilai-nilai
tepat. hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam.
Namun, menanggapi kontroversi Oleh karena itu selain dibutuhkan suatu
tersebut, pengadilan harus menjaga sistem koreksi putusan pengadilan, juga
obyektivitas, imparsialitas, independensi diperlukan suatu mekanisme pengawasan
masing-masing membuat sebuah keputusan. terhadap para hakim sebagai bentuk
Pengadilan tidak harus menuruti kemauan, pengelolaan yudisial yang baik.
apalagi tekanan, dari pihak yang bertanggung Peningkatan kualitas atas konsep
jawab. Pengadilan tidak selalu harus pelayanan birokrasi perkara yakni di
mengabulkan tuntutan diajukan oleh pihak kategorikan dengan 5 alat mengukur
yang berperkara, jika menurut hukum atau reformasi pelayanan birokrasi perkara
menurut keyakinan hakim bahwa klaim itu (kenaikan). Lima alat pengukur tersebut
memang pantas ditolak, karena dianggap yakni [15]. a) Penekanan baru terhadap
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
program, b) Perubahan sikap dan perilaku pengadilan berasal transaksi jual beli
masyarakat dan anggota birokrasi,c) keadilan dilakukan melalui mekanisme cash
Perubahan gaya kepemimpinan yang and carry dalam pelayanan pelayanan
mengarah kepada komunikasi terbuka dan birokrasi perkara kasus pada Pengadilan.
manajemen partisipatif, d) Penggunaan Dengan di sediakanya sistem E-Court
sumber daya yang lebih efisien dan, e) sebenarnya sudah bisa mewujudkan
Pengurangan penggunaan pendekatan penguatan program pelayanan birokrasi kasus
legalistic. berbasis teknologi yang terbaru, merubah
Kelima kriteria pengukur tadi dapat sikap serta perilaku rakyat dan anggota
dijadikan panduan reflektif atas suksesnya birokrasi dalam tahu korelasi
suatu upaya pembenahan pelayanan birokrasi profesionalisme, Perubahan gaya
perkara. sesuai pengukuran tadi maka akan kepemimpinan yg mengarah kepada
dapat terefleksi suatu kesimpulan tentang komunikasi terbuka dan manajemen
faktor-faktor yang menjadi penghambat partisipatif pada mana setiap korelasi serta
terhadap pelaksanaan pembenahan pelayanan pelayanan dapat di pantau pribadi oleh atasan
birokrasi perkara. tidak sedikit faktor yg termasuk transaksi pemyaran perkara,
berpengaruh terhadap suksesnya pembenahan Penggunaan asal daya yg lebih efisien dan ,
pelayanan birokrasi perkara secara Pengurangan penggunaan pendekatan
komprehensif.Secara teori,keberhasilan legalistic. Hal tadi secara otomatis
reformasi pelayanan birokrasi perkara sangat membuahkan E-Court sebagai sistem yang
tergantung di (1) dukungan dan komitmen bisa membenahi kekurangan berasal sistem
berasal pemimpin politik; (2) adanya agen manual yg sebelumnya.
(inti) pembaru; (3) adanya lingkungan sosial
ekonomi serta politis yang aman; serta (4)
ketika yang tepat. menggunakan DAFTAR PUSTAKA
memperhatikan keempat faktor yang
berpengaruh tersebut maka seni manajemen [1] Iqbal, M. (2018). IMPLEMENTASI
yg berkembang menggunakan sifat serta EFEKTIFITAS ASAS
ruang lingkup pembaruan administratif OPORTUNITAS DI INDONESIA
DENGAN LANDASAN
haruslah dirancang melalui kerja sama yang
KEPENTINGAN UMUM. Jurnal Surya
harmonis antara pemimpin politik serta para
Kencana Satu: Dinamika Masalah
pembaru, dimana mereka berdua wajib
memperhatikan lingkungan yang ada. Hukum dan Keadilan, 9(1).
[2] Keyuan, Z. (2000, September). Judicial
reform versus judicial corruption:
KESIMPULAN Recent developments in China. In
Fungsionalisasi E-Court di rasa belum criminal law forum (Vol. 11, No. 3, pp.
maksimal mengingat masih banyaknya para 323-351). Springer Netherlands.
pencari keadilan yg masih belum mengetahui [3] Syprianus Aristeus, 2008, Eksaminasi
eksistensi dan kegunaan sistem tersebut. Terhadap Putusan Hakim Sebagai
Sistem E-Court pada harapakan akan Partisipasi Publik, Jakarta, BPHN.
mendukung diwujudannya asas peradilan [4] Soesilo Zauhar, 2007, Reformasi
cepat, sederhana dan porto ringan pada Pelayanan birokrasi perkara: Konsep,
pengurusan pelayanan birokrasi perkara Dimensi, dan Strategi, Jakarta, Bumi
kasus. Hal tersebutlah yang pada harapkan Aksara.
berasal sistem tadi sang Mahkalah Agung, [5] Susanto, S. (2018). Kedudukan Hasil
buat sebagai instrumen yg bisa menagkal Audit Investigatif Pada Kekayaan
potensi korupsi pada bentuk suap serta Badan Usaha Milik Negara Persero
Gratifikasi serta Gratifikasi dan Gratifikasi Dalam Hukum Pembuktian Pidana di
pada pengadilan menggunakan memotong Indonesia. JURNAL CITA HUKUM,
pertemuan antara pencari keadilan dengan 6(1), 139-162.
pelayanan birokrasi kasus pada Pengadilan. [6] Butt, S., & Lindsey, T. (2010). Judicial
Meski begitu, kurangnya pemahaman tentang mafia: The courts and state illegality in
sistem tadi akan berpotensi membentuk Indonesia. In The state and illegality in
rakyat, balik lagi di sistem pelayanan Indonesia (pp. 189-213). BRILL.
birokrasi kasus manual. Tentu hal tadi akan [7] Baskoro, B. D. (2013). Perseteruan KPK
tidak sejalan menggunakan tujuan dengan POLRI Dalam Upaya
diciptakanya sistem E-Court tadi yang keliru
satunya buat menekan korupsi pada
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Enhancing Innovations for Sustainable Development :
Dissemination of Unpam’s Research Result
Pemberantasan Korupsi. Masalah-
Masalah Hukum, 42(3), 336-345.
[8] Hamilton-Hart, N. (2001). Anti-
corruption strategies in Indonesia.
Bulletin of Indonesian Economic
Studies, 37(1), 65-82.
[9] Raharjo, A., Angkasa, A., & Bintoro, R.
W. 2015 . Akses Keadilan Bagi Rakyat
Miskin (Dilema dalam Pemberian
Bantuan Hukum oleh Advokat).
Mimbar Hukum-Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, 27(3).
[10] Sudrajad, T. 2009. Perwujudan Good
Governance Melalui Format Reformasi
Birokrasi Publik Dalam Perspektif
Hukum Pelayanan birokrasi perkara
Negara. Jurnal Dinamika Hukum, 9(2).
[11] Syprianus Aristeus, Ibid
[12] Mochtar, K.2002. Konsep-Konsep
Hukum dalam Pembangunan, Bandung,
Alumni.
Nugroho, H. (2013). Efektivitas Fungsi
Koordinasi dan Supervisi dalam
Penyidikan Tindak Pidana Korupsi oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi. Jurnal
Dinamika Hukum, 13(3).
[13] Wibowo, B. R. (2012). BATAS
KEWENANGAN ARBITRATOR
DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA DAGANG MELALUI
ARBITRASE. Jurnal Magister Hukum,
3(1).
[14] Ibid
[15] Lee, H. B., & Samonte, A. G. (Eds.).
(1970). Administrative reforms in Asia.
Eastern Regional Organization for
Public Administration.

Anda mungkin juga menyukai