557
RENJATAN ANAFILAKTIK
Tris Rengganis, Heru Sundaru, Nanang Sukmana, Dina Mahdi
PENDAHULUAN
Perkembangan yang pesat dalam penemuan, penelitian
dan produksi obat untuk diagnosis, pengobatan dan
pencegahan telah pula menimbulkan reaksi obat yang
tidak dikehendaki yang disebut sebagai efek samping.
Reaksi tersebut tidak saja menimbulkan persoalan
baru di samping penyakit dasamya, tetapi kadang-kadang
dapat membawa maut juga. Hipokalemia, intoksikasi
digitalis, keracunan aminofilin dan reaksi anafilaktik
merupakan contoh-contoh efek samping yang potensial
berbahaya. Gatal-gatal karena alergi obat, mengantuk
karena pemakaian antihistamin merupakan contoh lain
reaksi efek samping yang ringan. Diperkirakan efek
‘samping terjad pada 6 sampai 15% pasien yang dirawat di
rumah sakit, sedangkan alergi obat berkisar antara 6-103%
dari efek samping.
Anafilaksis merupakan bentuk terberat dari reaksi
alergi obat. Meskipun terdapat berbagai definisi mengenai
anafilaksis, tetapi umumnya para pakar sepakat bahwa
anafilaksis merupakan keadaan darurat yang potensial
dapat mengancam nyawa, Gejala anafilaksis timbul segera
setelah pasien terpajan oleh alergen atau faktor pencetus
lainnya, Gejala yang timbul melalui reaksi alergen dan
‘antibod disebut sebagai reaksi anafilaktik. Sedangkan
yang tidak melalui reaksi imunologik dinamakan reaksi
‘anafilaktoid tetapi arena baik gejala yang timbul maupun
pengobatannyé tidak dapat dibedakan, maka kedua macam
reaksi di atas disebut sebagai anafilaksis. Perbedaan
tersebut diperlukan manakala mencari penyebab anafilaksis
ddan merencanakan penatalaksanan lanjutan.
Anafilaksis memang jarang terjadi, tetapi bila
terjadi umumnya tiba-tiba, tidak terduga, dan potensial
berbahaya, Oleh karena itu kewaspadaan dan kesiapan
menghadapi keadaan tersebut sangat diperlukan. Tulisan
ini akan membahas beberapa pengertian yang berkaitan
dengan anafilaksis, diagnosis, terapi dan pencegahan.
4130.
ANAFILAKSIS ATAU SYOK ANAFILAKTIK
Bila pada bagian pendahuluan dijelaskan perbedaan
anafilaksis dengan reaksi anafilaktoid, maka berikut ini
dikemukakan pengertian anatilaksis dan syok anafilaktik
Banyak anggapan bahwa reaksi alergi obat yang dapat
mematikan adalah syok anafilaktik. Seperti terihat pada
tabel 1, yok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi
klinik dari anafilaksis yang ditandai dengan adanya
hipotensi yang nyata dan kolaps sirkulasi darah. Istilah
syok anafilaktik menunjukkan derajat kegawatan, tetapi
terlalu sempit untuk menggambarkan anafilaksis secera
keseluruhan, karena anafilaksis yang berat dapat tejadi
‘tanpa adanya hipotensi, dimana obstruksi saluran napas,
merupakan gejala utamanya,
Justru gejala yang terakhir ini yang sering terjadi dan
bahkan ada laporan yang menyatakan kematian karena
anafilaksis dua pertiga disebabkan oleh obstruksi saluran
rnapas (terutama pada usia muda), dan sisanya oleh kolaps
kardiovaskular (terutama usia lanjut)
Ciri khas yang pertama dari anafilaksis adalah gejala
yang timbul beberapa detik sampai beberapa menit
setelah pasien terpajan oleh alergen atau faktor pencetus
rnonalergen seperti zat kimia, obat atau kegiatan jasmani,
Ciri kedua yaitu anafilaksis merupakan reaksi sisterik,
sehingga melibatkan banyak organ yang gejalanya timbul
serentak atau hampir serentak
Insidens
‘Anafilaksis memang jarang dijumpai, tetapi paling tidak
dilaporkan lebih dari 500 kematian terjadisetiap tahunnya
karena antibiotik golongan beta laktam, khususnya
penisilin. Penisilin menyebabkan reaksi yang fatal pede
0,002% pemakaian.
Selanjutnya penyebab reaksi anafilaktoid yang
tersering adalah pemakaian media kontras untuk
pemeriksaan radiologik. Media kontras menyebabkanRENJATAN ANAFILAKTIK
reaksi yang mengancam nyawa pada 0,1% dan reaksi
yang fatal terjadi antara 1 : 10.000 dan 1: 50.000 prosedur
intravena. Kasus kematian berkurang setelah dipakainya
media kontras yang hipoosmolar.
Kematian Karena ujikulit dan imunoterapijuga pernah
dilaporkan, Enam kasus kematian karena uj kulit dan 24
kasus imunoterapi terjadi selama tahun 1959 sampai
tahun 1984
Penelitian lain melaporkan 17 kematian karena
imunoterapi selama periode 1985 sampai 1963,
Tabel 1. Gejala dan Tanda Anafilaksis Berdasarkan
Organ Sasaran
Sistem Gejala dan tanda
Umum Lesu, lemah, rasa tak enak yang
edeoreal sukar dilukiskan, rasa tak enak di
dada dan perut rasa gatal di hidung
ddan palatum
Pernapasan
Hidung Hidung gatal, bersin dan tersumbat
Laring) Rasa tercekik,suara serak, sesak
rnapas, stridor, edemna.spasme
dah Edema
Bronkus Batuk, sesak, mengi, spasme
Kardiovaskular —_Pingsansinkop, palpitai tkikardia,
hipotensi sampai syok, aritmia.
Kelainan EKG ; gelombang T
datarterbalik, tau tanda-tanda
infark miokard.
Disfagia, mual, muntah kolk, dare
yang kadang-kadang disertal darah,
peristaltic usus mening)
Gastro intestinal
Kulit Urtka, angioedema, di bib, muka
atau ekstremitas
Mata Gata, lakrimasi
Susunansaraf_ _Gelisah,kejang
pusat
MEKANISME DAN PENYEBAB ANAFILAKSIS
KARENA OBAT
Berbagai mekanisme terjadinya anafilaksis, baik melalui
‘mekanisme IgE maupun melalui non-Ig€ seperti terlihat
pada tabel 2. Tentu saje selain obat ada juga penyebab
anafilaksis yang lain seperti makanan, kegiatan jasmani,
sengatan tawon, faktorfisis seperti udara yang panas, air
yang dingin pada kolam renang dan bahkan sebagian
anafilaksis penyebabnya tidak diketahui.
DIAGNOSIS
Diagnosis anafilaksis ditegakken berdasarkan adanya