Anda di halaman 1dari 145

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii
PETA KEDUDUDUKAN BUKU TEKS BAHAN AJAR …………………… iv
GLOSARIUM …………………………………………………………………. v

BAB I. TEKNIK PEMESINAN GERINDA 9


A. Deskripsi ............................................................................... 9
B. Kegiatan Belajar 1- Mesin Gerinda Datar ............................. 9
1. Tujuan Pembelajaran ………………………………………… 9
2. Uraian Materi ………………………………………………… 9
a. Macam-macam Mesin Gerida Datar …............………… 11
b. Bagian-Bagian Mesin Gerinda Datar ............................. 22
c. Perlengkapan Mesin Gerinda datar …….................…… 27
d. Ukuran Mesin Gerinda datar …………........................... 46
3. Rangkuman …………………………………………………... 48
4. Tugas …………………………………………………………. 49
5. Test Formatif …………………………………………………. 49
BAB II. RODA GERINDA ……… 50
A. Tujuan Pembelajaran …………………………………………. 50
B. Uraian Materi ………………………………………………....… 50
1. Bagian-bagian Roda Gerinda ……….............................. 51
2. Macam-macam Butiran Pemotong (Abrasive) ................ 53
3. UKuran Butiran Pemotong Roda Gerinda ...................... 55
4. Macam-macam Perekat (Bond) ...................................... 55
5. Struktur Roda Gerinda ............................................ 60
6. Bentuk/Geometris Roda 61
Gerinda ....................................
7. Sistem Penandaan Roda Gerinda .................................. 67
8. Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda .............. 69
9. Proses Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda .. 75
10. Menyetimbangan Roda Gerinda 78
(Balancing) .................
11. Pemeriksaan Roda Gerinda .......................................... 85
12. Pemasangan Roda Gerinda .......................................... 87
C. Rangkuman ………………………………………………....…… 87
i
D. Tugas ………………………………………………………....….. 88
E. Test Formatif ……………………………………………....……. 88
BAB III. PARAMETER PEMOTONGAN PADA MESIN GERINDA DATAR ..... 89
A. Tujuan Pembelajran ............................................................... 89
B. Uraian 89
materi ..........................................................................
1. Kecepatan Keliling Roda Gerinda ...................................... 91
2. Kecepatan Putar Mesin Gerinda Datar (Rpm) .................... 93
3. Waktu Pemesinan Gerinda Datar ....................................... 94
C. Rangkuman ............................................................................ 99
D. Tugas ..................................................................................... 102
E. Test Formatif ........................................................................... 103
BAB IV. TEKNIK PENGGERIDAAN …………...............................……… 104
A. Tujuan pembelajaran .............................................................. 104
B. Uraian materi .......................................................................... 104
1. Teknik Pengikatan Benda Kerja ......................................... 106
2. Penggunaan Media Pendidngin ……………....................... 113
3. Proses Penggerindaan Datar ............................................. 116
4. Penerapan K3L Pada Proses Penggerindaan Datar .......... 125
C. Rangkuman ……………………………………..................…… 131
D. Tugas ……………………………………………….....………….. 137
E. Test Formatif ………………………………………....………….. 137
LAMPIRAN .................................................................................................. 144
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 147

ii
BAB I
TEKNIK PEMESINAN GERINDA 1

A. Deskripsi
Kegiatan pembelajaran teknik pemesinan gerinda 1, terdiri dari beberapa
kegiatan belajar diantaranya: mesin gerinda datar (surface grinding
machine), bagian-bagian utama mesin gerinda datar, perlengkapan mesin
gerinda datar, macam-alat potong pada mesin gerinda datar, parameter
pemotongan pada mesin gerinda datar dan teknik pemesinan gerinda datar.

B. Mesin Gerinda Datar (Surface Grinding Machine)


A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya,
pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik
dapat:
1. Menjelaskan pengertian mesin gerinda datar
2. Menjelaskan fungsi mesin gerinda datar
3. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam mesin gerinda datar dan
fungsinya
4. Menyebutkan dan menjelaskan bagian-bagian utama mesin gerinda datar
5. Menyebutkan dan menjelaskan perlengkapan mesin gerinda datar
6. Menyebutkan dan menjelaskan peralatan bantu kerja mesin gerinda datar
7. Menggunakan mesin gerinda datar standar sesuai SOP

B. Uraian Materi
Sebelum mempelajari materi mesin frais standar, lakukan kegiatan sebagai
berikut:
Pengamatan:
Silahkan mengamati mesin gerinda datar yang terdapat pada (Gambar 1.1)
atau objek lain sejenis disekitar anda (dilingkungan bengkel mesin produksi).
Selanjutnya tugas anda adalah:
a. Sebutkan bagian-bagian utama mesin gerinda datar berikut fungsinya

3
b. Sebutkan perlengkapan mesin gerinda datar berikut fungsinya
c. Jelaskan bagaimana cara mengoperasikan mesin gerinda datar

Gambar 1.1. Mesin gerinda datar

Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas,
bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang
sedang membimbing anda.

Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut
melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.

4
Mengasosiasi:
Selanjutnya katagorikan/ kelompokkan masing-masing bagian dan
perlengkapan mesin gerinda datar. Apabila anda sudah melakukan
pengelompokan, selanjutnya jelaskan bagaimana cara menggunakannya.

Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda terkait mesin gerinda
datar, dan selanjutnya buat laporannya.

MESIN GERINDA DATAR (SURFACE GRINDING MACHINE)


Mesin gerinda datar adalah salahsatu jenis mesin perkakas yang berfungsi
untuk menghaluskan/memfinising permukaan benda kerja pada bidang
datar/rata, dengan tingkat hasil kehalusan permukaan dapat mencapai
sampai dengan N5. Bidang datar/rata dimaksud meliputi, datar sejajar, datar
bertingkat, datar miring, datar alur dan datar profil. Pengikatan benda kerja
dilakukan dengan mencekam pada meja magnetik atau menggunakan alat
pencekam lainnya, yang bergerak mengikuti gerakkan meja mendatar arah
bolak-balik atau berputar.

a. Macam-macam Mesin Gerinda Datar (Surface Grinding Machine)


Untuk dapat menghasilkan produk penggerindaaan sesuai tuntutan
perkerjaan, mesin gerinda datar diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu,
pertama: berdasarkan posisi sumbu spindel utama dan gerakan meja;
dan kedua: berdasarkan pelayanan pengoperasiannya.

Mesin Gerinda Datar Berdasarkan Posisi Sumbu Spindel Utama dan


Gerakan Meja:
Mesin gerinda datar jika dilihat dari posisi sumbu spindel utama dan
gerakan mejanya, dapat dibagi menjadi empat yaitu:
 Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak-balik
 Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja berputar,
 Mesin gerinda datar spindel vertical dengan gerak meja bolak-balik dan
 Mesin merinda datar spindel vertical dengan gerak meja berputar.

5
1) Mesin Gerinda Datar Spindel Horizontal Dengan Gerak Meja Bolak-
Balik.
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja
bolak-balik adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda
gerinda berputar pada posisi horizontal (searah jarum jam) dan
bersentuhan/ bersinggunggan dengan benda kerja yang bergerak
mendatar bolak-balik (Gambar 1.2).

Gambar 1.2. Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel


horizontal dengan gerak meja bolak-balik

Jenis mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak-
balik terdapat dua jenis yaitu, mesin gerinda datar posisi spindel
horizontal dengan gerak meja bolak-balik (kolom mesin satu buah) -
(Gambar 1.3) dan mesin gerinda datar posisi spindel horizontal dengan
gerak meja bolak-balik (kolom mesin dua buah) - (Gambar 1.4). Jenis
mesin gerinda datar yang pertama, spindel mesin hanya dapat
bergerak satu arah yaitu naik/turun arah vertikal karena hanya memilki
satu kolom mesin sebagai pengarahnya. Untuk jenis mesin gerinda
datar yang kedua, spindel mesin dapat bergerak dua arah yaitu
naik/turun arah vertikal dan bergerak kesamping kanan/kiri arah
horisontal, karena memiliki dua kolom mesin sebagai pengarahnya.
Mesin gerinda datar jenis ini, digunakan untuk menggerinda benda
kerja berbentuk persegi panjang dengan bidang permukaan rata,
betingkat atau menyudut.

6
Gambar 1.3. Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak
meja bolak-balik (kolom mesin satu buah)

Gambar 1.4. Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja
bolak-balik (kolom mesin dua buah)
7
2) Mesin Gerinda Datar Spindel Horizontal Dengan Gerak Meja
Berputar.
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja
berputar adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda
berputar pada posisi horizontal (searah jarum jam) dan
bersentuhan/bersinggunggan dengan benda kerja yang bergerak
mendatar mengikuti gerakan meja yang berputar (Gambar 1.5).

Gambar 1.5. Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel


horizontal dengan gerak meja berputar

Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja berputar


(Gambar 1.6), digunakan untuk menggerinda benda kerja berbentuk
bulat dengan bidang permukaan rata.

Gambar 1 6. Mesin Gerinda datar horizontal gerak meja berputar.

8
a) Mesin Gerinda Datar Spindel Vertical Dengan Gerak Meja Bolak-
Balik
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja
bolak-balik adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda
gerinda berputar pada posisi vertical (searah jarum jam) dan
bersentuhan/bersinggunggan dengan benda kerja yang bergerak
mendatar bolak-balik mengikuti gerakan meja (Gambar 1.7).

Gambar 1.7. Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel


vertikal dengan gerak meja bolak-balik

Mesin gerinda datar spindel vertical dengan gerak meja bolak-balik,


digunakan untuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar
dan menyudut, (lihat Gambar 1.8).

Gambar 1.8. Mesin Gerinda datar posisi spindel vertical


dengan gerak meja bolak-balik
15
b) Mesin Gerinda Datar Spindel Vertical Dengan Gerak Meja Berputar
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel vertical dengan gerak meja
berputar adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda
berputar pada posisi vertical (searah jarum jam) dan bersentuhan/
bersinggunggan dengan benda kerja yang bergerak mendatar
mengikuti gerakan meja yang berputar (Gambar 1.9).

Gambar 1.9. Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel vertical


dengan gerak meja berputar

Mesin gerinda datar spindel vertical dengan gerak meja berputar


digunakan untuk menggerinda permukaan rata pada sebuah poros
dengan jumlah banyak. Jenis mesin gerinda datar jenis ini terdapat
beberapa type diantaranya, pertama: mesin gerinda datar posisi
spindel vertical (kolom mesin satu buah) - (Gambar 1.10), kedua:
mesin gerinda datar posisi spindel vertical (kolom mesin dua buah) -
(Gambar 1.11), dan ketiga: mesin gerinda datar posisi spindel vertical
(spidel mesin dua buah) - (Gambar 1.12),

16
Gambar 1.10. Mesin gerinda datar posisi spindel vertical
dengan gerak meja berputar (kolom mesin satu buah)

Gambar 1.11. Mesin gerinda datar posisi spindel vertical


dengan gerak meja berputar (kolom mesin dua buah)
17
Gambar 1.12. Mesin gerinda datar posisi spindel vertical dengan
gerak meja berputar (spindel mesin dua buah)

Mesin Gerinda Datar Berdasarkan Pelayanan Pengoperasiannya:


Mesin gerinda datar jika dilihat dari pelayanan pengopersiaannya, dapat
dibagi menjadi empat yaitu:

1) Mesin Gerinda Datar Manual


Mesin gerinda datar manual (Gambar 1.13), adalah salah satu jenis
mesin gerinda datar yang pelayanan pengoperasiaannya dilakukan
secara manual. Pengertiaannya adalah dalam menggerakkan/mengatur
meja untuk setting dan pemakanan arah memanjang maupun melintang
termasuk mengatur posisi spindel roda gerinda harus dilakukan secara
manual, karena mesin gerinda datar jenis ini hanya difasilitasi
pengopersiannya melalui system mekanik.

18
Gambar 1.13. Mesin gerinda datar manual

2) Mesin Gerinda Datar Semi Otomatis


Mesin gerinda datar semi otomatis (Gambar 1.14), adalah salah satu
jenis mesin gerinda datar yang pelayanan pengoperasiaannya
dilakukan secara semi otomatis. Pengertiaannya adalah dalam
menggerakkan/mengatur meja arah memanjang dapat dilakukan
secara otomatis (tidak termasuk gerakan melintang dan spindel mesin),
karena mesin gerinda datar jenis ini sudah difasilitasi pengopersiannya
melalui gabungan system mekanik dan hidroulik. Namun demikian
apabila menginginkan menggerakkan/mengatur meja arah memanjang
secara manual, mesin gerinda datar jenis ini masih tetap dapat
digunakan dengan pengoperasian secara manual.

19
Gambar 1.14. Mesin gerinda datar semi otomatis

3) Mesin Gerinda Datar Otomatis


Mesin gerinda datar otomatis (Gambar 1.15), adalah adalah salah satu
jenis mesin gerinda datar yang pelayanan pengoperasiaannya dapat
dilakukan secara otomatis. Pengertiaannya adalah dalam
menggerakkan/ mengatur meja arah memanjang maupun melintang
termasuk mengatur posisi spindel roda gerinda dapat dilakukan secara
otomatis, karena mesin gerinda datar jenis ini sudah difasilitasi
pengopersiannya melalui system mekanik dan hidroulik secara lengkap.
Namun demikian apabila menginginkan penggunaan secara manual,
mesin gerinda datar jenis ini masih tetap dapat digunakan dengan
pengoperasian secara manual.

20
Gambar 1.1.5. Mesin gerinda datar otomatis

4) Mesin Gerinda Datar Computer Numerical Control (CNC)


Mesin gerinda datar computer numerical control (Gambarr 1.16), adalah
salah satu jenis mesin gerinda datar yang pelayanan
pengoperasiaannya dapat dilakukan melalui komando atau perintah
berupa kode-kode dan angka yang sudah distandarkan.
Pengertiaannya adalah dalam menggerakkan/ mengatur meja arah
memanjang maupun melintang termasuk mengatur posisi spindel roda
gerinda dan besar pemakanan dapat dilakukan secara otomatis melalui
pemograman dari komputer, karena mesin gerinda datar jenis ini sudah
difasilitasi pengopersiaannya melalui system computerisasi.
Mesin gerinda datar jenis ini dapat menghasilkan produk
penggerindaan yang kepresisiannya sangat tinggi jika dibandingkan
dengan menggunakan jenis mesin gerinda datar lainnya, karena semua
pengendalian pengoperasiaannya dapat dikontrol melalui program dari
computer.

21
Gambar 1.16. Mesin gerinda datar CNC

b. Bagian-bagian Mesin Gerinda Datar (Surface Grinding Machine)


Bagian-bagian mesin gerinda datar yang akan diuraikan dibawah ini
adalah hanya yang umum digunakan dilingkungan industri kecil dan
menengah serta dilingkungan pendidikan yaitu, mesin gerinda datar
spindel horizontal dan mesin gerinda datar spindel vertical dengan
pelayanan otomatis . Dengan memahami nama bagian-bagian mesin
gerinda datar, tentunya dapat membantu operator dalam mengoperasikan,
mengendalikan dan merawat mesin.

1) Mesin gerinda datar spindel horizontal


Bagian-bagian mesin gerinda datar spindel horizontal teradapat
beberapa bagian yang dapat dilihat pada (Gambar 1.17). Pada setiap
jenis

22
2 11

16
17

3
4
6
5 7

9
10

14
13

1
15

12

Gambar 1.17. Mesin Gerinda datar spindel horizontal

Keterangan:
1. Body mesin 9. Handel penggerak meja
melintang
2. Kolom mesin 10. Tuas penggerak otomatis
3. Spindel mesin 11. Handel/tuas pengatur
pemakanan roda gerinda
4. Roda gerinda 12. System hidroulik
5. Dudukan meja magnetik 13. System pendingin dan penyedot
debu
6. Meja magnetik 14. Panel kelistrikan
7. Pelindung air pendingin 15. Panel ON-OFF meja magnetic
8. Handel penggerak meja 16. Panel indikator posisi
memanjang penggerindaan

23
Fungsi dari masing-masing bagian mesin gerinda datar spindel
horizontal adalah sebagi berikut:

 Body mesin, berfungsi sebagai dudukan bagian-bagian mesin


lainnya
 Kolom mesin, berfungsi sebagai dudukan spindel dan motor
penggerak
 Spindel mesin, berfungsi sebagai dudukan roda gerinda
 Roda gerinda, berfungsi sebagai alat potong pada saat melakukan
penggerindaan
 Dudukan meja magnetik, berfungsi sebagai dudukan meja magnetik
dan bak pelindung air
 Meja magnetik, berfungsi untuk mengikat benda kerja yang akan
dilakukan penggerindaan
 Pelindung air pendidngin, berfungsi agar air pendingin tidak
menyebar kemana-mana
 Handel penggerak meja memanjang, berfungsi untuk menggerakan
meja arah memanjang secara manual
 Handel penggerak meja melintang, berfungsi untuk menggerakan
meja arah melintang secara manual
 Tuas penggerak otomatis, berfungsi untuk penggerak meja secara
otomatis
 Handel pengatur pemakanan roda gerinda, berfungsi untuk mengatur
pemakanan roda gerinda jika diperlukan besar pemakanan yang teliti
 System hodruolik terdiri dari bak oli, oli dan pompa oli, berfungsi
sebagai sumber penggerak meja secara otomatis
 System pendingin dan penyedot debu terdiri dari, Pertama: bak air
pendingin, air pendingin, pompa air pendingin, berfingsi sebagai
sumber tekanan dan sirkulasi air pendingin. Kedua: magnet
penyaring air pendingin (coolant magnetic separator), berfungsi
sebagai penyaring air pedingin. Ketiga: penyedot debu (exhause
fane), berfungsi sebagai penyedot debu.

24
 Panel kelistrikan, berfungsi sebagai tempat tombol-tombol
pengendali motor spindel, pompa oli, pompa air dan tombol darurat
(emergensi)
 Panel ON-OFF meja magnetic, berfungsi sebagai pengatur aktif
tidaknya meja magnetik dan beasarnya kekuatan pengikatan benda
kerja.
 Panel indikator posisi pemakanan, berfungsi sebagai alat penunjuk
posisi penggerindaan berupa angka-angka

2) Mesin Gerinda Datar Spindel Vertikal


Bagian-bagian mesin gerinda datar spindel hvetikal dapat dilihat pada
(Gambar 1.18).

3
8

4 6

2 7
5

Gambar 1.18. Mesin gerinda datar spindel vertikal

25
Keterangan:
1. Kolom mesin 5. Sytem pendingin
2. Meja magnetik 6. Panel kelistrikan
3. Spindel mesin 7. System hidroulik
4. Roda gerinda 8. Handel/tuas pengatur pemakanan
roda gerinda

Fungsi dari masing-masing bagian mesin gerinda datar spindel vertikal


adalah sebagai berikut:

 Kolom mesin, berfungsi sebagai dudukan naik dan turunnya spindel


dan motor penggerak
 Meja magnetik, berfungsi sebagai pengikat benda kerja
 Spindel mesin, berfungsi sebagai dudukan roda gerinda
 System hodruolik terdiri dari bak oli, oli dan pompa oli, berfungsi
sebagai sumber penggerak meja secara otomatis
 System pendingin dan penyedot debu terdiri dari, Pertama: bak air
pendingin, air pendingin, pompa air pendingin, berfingsi sebagai
sumber tekanan dan sirkulasi air pendingin. Kedua: magnet
penyaring air pendingin (coolant magnetic separator), berfungsi
sebagai penyaring air pedingin. Ketiga: penyedot debu (exhause
fan), berfungsi sebagai penyedot debu
 Panel kelistrikan, berfungsi sebagai tempat tombol-tombol
pengendali motor spindel, pompa oli, pompa air, meja magnetik dan
tombol darurat (emergensi).

3) Pengoperasian mesin Gerinda Datar Spindel Horisontal


Langkah-langkah pengopersian mesin gerinda datar spindel horizontal
adalah sebagai berikut:
 Chek kondisi mesin dan yakinkan bahwa mesin siap digunakan
 Selanjutnya hidupkan sakelar utama sumber kelistrikannya
 Hidupkan pompa hidrolik dengan mengaktifkan tombol On/Off yang
ada dipanel kelistrikan mesin dan tunggu beberapa saat agar
tekanan pompa hidrouliknya merata keseluruh system salurannya.
26
 Gerakan meja mesin arah memanjang/melintang dan kepala
sepindel naik/turun secara manual, agar lebih familier dalam
mengopersikannya
 Hidupkan spindel mesin dengan mengaktifkan tombol On/Off yang
ada dipanel kelistrikan mesin
 Hidupkan motor pompa air pendingin dan penyedot debu dengan
mengaktifkan tombol On/Off yang ada dipanel kelistrikan mesin
 Gerakan meja mesin arah memanjang/melintang dan kepala
sepindel naik/turun secara otomatis.
 Jika sudah merasa benar-benar kompeten dalam mengopersikan
mesin gerinda datar spindel horisontal, matikan mesin dan
selanjutnya bersihkan bekas air pendingin termasuk semua kotoran
yang ada disekitar mesin. Jangan lupa, meja mesin diberi pelumas
dengan oli agar tidak mudah berkarat.

c. Perlengkapan Mesin Gerinda datar


Mesin gerinda datar secara umum dilengkapi tiga jenis perlengkapan
utama yaitu perlengkapan pencekaman/pengikatan benda kerja,
perlengkapan balancing roda gerinda dan perlengkapan penajaman/
pembetukan roda gerinda.

1) Perlengkapan pencekaman/pengikatan benda kerja


Perlengkapan pencekaman/pengikatan benda kerja pada mesin
gerinda datar diantaranya:

a) Ragum Rata Presisi (Precision Vice Plate)


Ragum rata presisi (Gambar 1.19), adalah salah satu perlengkapan
pencekam benda kerja pada mesin gerinda datar yang digunakan
untuk mencekam benda kerja berbentuk balok/persegi panjang
dengan hasil penggerindaaan antara satu dengan bidang yang
lainnya saling tegak lurus, siku dan sejajar. Ciri-ciri ragum presisi
secara fisik adalah, seluruh bagian/bidang luar ragum selain yang
ada batang penguncinya dapat dijadikan acaun dasar/bacic
penggerindaan, karena pada proses pembuatannya antara bidang

27
satu dengan yang lainnya sudah dikondisikan kesikuan dan
kesejajarannya.

Gambar 1.19. Ragum rata presisi

b) Ragum Poros Presisi (Precision Vice For Shaft)


Ragum poros presisi (Gambar 1.20), adalah salah satu perlengkapan
pencekam benda kerja pada mesin gerinda datar yang digunakan
untuk mencekam benda kerja berbentuk bulat atau poros
lurus/batang lurus dengan hasil penggerindaaan permukaan datar
dan sejajar.

Gambar 1.19. Ragum poros presisi

c) Ragum Sudut Universal Presisi (Precision Universal Angle Vice)


Ragum sudut universal presisi (Gambar 1.20), adalah salah satu alat
pencekam benda kerja pada mesin gerinda datar yang digunakan
untuk untuk mencekam benda kerja dengan hasil penggerindaan
rata atau menyudut (sudutnya dapat diatur dua arah).

28
Gambar 1.20. Ragum sudut universal presisi

d) Ragum Sinus Presisi (Preccision Sine Vice)


Ragum sinus presisi (Gambar 1.21a), adalah salah satu alat
pencekam benda kerja pada mesin gerinda datar yang digunakan
untuk untuk mencekam benda kerja dengan hasil penggerindaan
menyudut satu arah dengan alat bantu balok ukur (gauge blocks) –
(Gambar 1.21b).

Gambar 1.21a. Ragum sinus presisi dan balok ukur

Gambar 1.21b. Balok ukur


e) Ragum Sinus Presisi Universal (Preccision Sine Vice)
Ragum sinus presisi universal (Gambar 1.22), adalah salah satu alat
pencekam benda kerja pada mesin gerinda datar yang digunakan
29
untuk untuk mencekam benda kerja dengan hasil penggerindaan
menyudut dua arah dengan alat bantu balok ukur (gauge blocks).

Gambar 1.22. Ragum sinus presisi universal

f) Meja/Chuck Magnet Permanen (Permanent Magnetic Table/


Chuck)
Meja magnet permanen, digunakan untuk mencekam benda kerja
melalui medan magnet yang diaktifkan secara manual dengan hasil
rata, sejajar. Meja magnet jenis ini ada dua jenis yaitu meja magnet
permanen berbentuk balok dan meja magnet permanen berbentuk
bulat.

Gambar 1.23. Macam-macam meja magnet


permanen berbentuk balok

30
Gambar 1.24. Macam-macam meja magnet
permanen berbentuk bulat

Jenis kmeja magnet permanen lainnya yang memiliki ukuran relatif


kecil dapat dilihat pada (Gambar 1.25)

Gambar 1.24. Macam-ukuran kecil

Adapun proses pencekaman benda kerja dengan meja magnet


permanent :
 Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara
logam anti magnet yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
 Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi
mengarahkan aliran medan magnet.
 Posisi tuas „ON‟, posisi lempengan magnet sebidang dengan
kutub sisipan di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub
selatan ke kutub luar (plat atas) dan melewati benda kerja
diteruskan ke kutub utara dan plat bawah sehingga benda kerja
akan tercekam.

31
 Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet
yang terdapat pada pencekam magnet.
 Posisi tuas „OFF‟, aliran magnet dipindahkan karena lempengan
magnet dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat
atas dan sisipan akan menutupi aliran yang menuju ke benda
kerja sehingga benda kerja tidak tercekam.

g) Meja Magnet Listrik (Electro Magnetic Table/Chuck)


Meja magnet listrik, digunakan untuk mencekam benda kerja melalui
medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik.

Gambar 1.25. Macam bentuk meja magnet Listrik

Adapun proses pencekaman benda kerja dengan meja magnet


listrik:
 Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik.
 Batangan-batangan yang diujungnya diatur sehingga
menghasilkan kutub magnet utara dan selatan secara bergantian
bila dialiri arus listrik.
 Supaya aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan
logam non ferro yang disisipkan pada plat atas pencekam magnet.

32
 Melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik
yang menuju pencekam magnet dengan menggunakan tombol
on/off.

h) Meja Sinus Magnet (Magnetic Sine Table)


Meja sinus magnet (Gambar 1.26), digunakan untuk mencekam
benda kerja dengan hasil penggerindaan membentuk sudut satu
arah mendatar (horizontal) dan dapat diketahui perbedaan selisih
ketebalan bidangnya.

Gambar 1.26. Meja sinus magnet

Adapun proses pencekaman benda kerja dengan meja sinus


sebagai berikut:
 Benda kerja dicekam pada meja magnet
 Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan cara
mengganjal pada bagian bawah memakai slip-gauges atau gauge
block
 Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan
system pencekaman meja magnet.

i) Meja Sinus Magnet Universal (Universal Magnetic Sine Table)


Meja sinus magnet universal (Gambar 1.27), digunakan untuk
mengikat atau mencekam benda kerja dengan hasil penggerindaan
membentuk sudut dua arah mendatar (horizontal) dan tegak
(vertical) dan dapat diketahui perbedaan selisih ketebalan
bidangnya.
33
Gambar 1.27. Meja sinus magnet universal

j) Peralatan Bantu Pencekaman Khusus (Punch former)


Peralatan bantu pencekaman khusus, digunakan untuk mencekam
benda kerja berbentuk bulat lurus dan berukuran realtif kecil dengan
hasil penggerindaan datar atau menyudut. Terdapat beberapa jenis
Peralatan bantu pencekaman khusus diantaranya: V block punch
former (Gambar 1.28a), 3-jaw chuck punch former (Gambar 1.28b),
punch former sine type (Gambar 1.28c) dan collet punch former
(Gambar 1.28d).

a c

b d

Gambar 1.28. Punch former


34
k) Peralatan Bantu Pencekaman
Terdapat peralatan bantu pencekaman yang umum digunakan pada
proses penggerindaan datar diantaranya:

 Meja Putar Universal (Universal Tilting Rotary Table)


Meja putar universal (Gambar 1.28), adalah salah satu
perlengkapan bantu pencekam benda kerja pada mesin gerinda
datar yang digunakan untuk membagi bidang permukaan benda
kerja apabila diperlukan hasil permukaan yang berbidang-bidang
dengan sudut tertentu.

Gambar 1.28. Meja putar universal

 Blok/Balok Penghantar Medan Magnet


Blok penghantar medan magnet berfungsi untuk meneruskan
aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja agar
pencekamannya tetap kuat. Ada dua bentuk penghantar magnet
yaitu bentuk blok persegi panjang dan blok V (Gambar 1.29).

Gambar 1.29. Blok penghantar magnet bentuk


persegi panjang dan bentuk V

35
Peralatan bantu pencekaman jenis ini, digunakan untuk
mencekam benda kerja yang tidak memungkinkan dicekam
langsung pada meja magnet karena memiliki ukurannya relatif
kecil, dan blok penghantar medan magnet beralur “V” digunakan
untuk mencekam benda kerja menyudut dengan sudut istimewa
atau benda berbentuk bulat.

 Blok/Balok Penyiku
Blok penyiku (Gambar 1.30), adalah salah satu perlengkapan
bantu pencekam benda kerja pada mesin gerinda datar yang
digunakan untuk membantu mencekam benda kerja berbentuk
pelat yang berukuran tinggi dan tipis yang akan digerinda pada
bidang sisi/tepinya.

Gambar 1.30. Blok penyiku

2) Peralatan Pembentuk dan Pengasah Roda Gerinda (Truing And


Dressing Tools Of Grinding Wheel)
Peralatan yang digunakan untuk membentuk (truing) dan mengasah ()
roda gerinda adalah, dudukan/pemegang (holder) dan alat pengasah
dan pembentuk roda gerinda/dreser (dresser). Dengan dua jenis alat
ini, roda gerinda yang akan digunakan dapat dibentuk dan diasah
sesuai kebutuhan atau tuntutan pekerjaan penggerindaan.

36
a) Dudukan/Pemegang alat Pengasah dan Pembentuk Roda
Gerinda/Dreser (Dresser)
Dudukan/pemegang alat pengasah dan pembentuk roda
gerinda/dreser, adalah salah satu perlengkapan mesin gerinda datar
yang berfungsi sebagai dudukan atau pemegang dreser pada saat
melakukan pembentukan dan pengasahan roda gerinda. Secara
garis besar terdapat dua jenis dudukan/ pemegang dresser yaitu:

 Pemegang Dreser Roda Gerinda Bentuk Standar (Standard


Holder Wheel Dresser)
Pemegang dresser roda gerinda bentuk standar (Gambar 1.31),
digunakan untuk membentuk dan mengasah roda gerinda profil
rata pada permukaan dan sisi roda gerinda.

Gambar 1.31. Pemegang alat pengasah


roda gerinda/dreser bentuk standar

 Dudukan/Pemegang Atau Pembentuk dan Pengasah Roda


Gerinda (Dresser) Bentuk Khusus
Dudukan/pemegang alat pembentuk dan pengasah roda gerinda
(dresser) bentuk khusus, digunakan untuk membentuk dan
mengasah roda gerinda berbagai profil (rata, miring, radius dan
berbagai bentuk profil lainnya) pada permukaan dan sisi roda
grinda. Terdapat beberapa jenis dudukan/pemegang alat
pembentuk dan pengasah roda gerinda/dreser bentuk khusus
diantaranya:

37
- Sinus Pembentuk Sudut Roda Gerinda (Angle Sine Wheel
Dresser)
Sinus pembentuk sudut roda gerinda (Gambar 1.32), digunakan
untuk membentuk sudut pada permukaan dan sisi roda gerinda
dengan profil rata.

Gambar 1.32. Sinus pembentuk sudut roda gerinda

- Pembentuk Sisi Roda Gerinda Presisi (Preccisions Duples


Wheel Dresser)
Pembentuk sisi roda gerinda presisi (Gambar 1.33), digunakan
untuk membentuk sisi roda gerinda dengan profil rata dan
bertingkat.

Gambar 1.33. Pembentuk sisi roda gerinda presisi

38
- Pembentuk Roda Gerinda Universal (Universal Wheel
Dresser)
Pembentuk roda gerinda universal (Gambar 1.34), digunakan
untuk membentuk permukaan dan sisi roda gerinda dengan
bentuk/profil tertentu sesuai kebutuhan hasil bentuk
penggerindaan.

Gambar 1.34. Pembentuk roda gerinda universal

- Pembentuk radius dan Sudut Roda Gerinda Dengan Kaca


Pembesar/Optic (Optical Radius & Angle Wheel Dresser)
Pembentuk radius da sudut roda gerinda dengan kaca
pembesar/optic (Gambar 1.39), digunakan untuk membentuk
permukaan dan sisi roda gerinda dengan profil tertentu sesuai
kebutuhan hasil bentuk penggerindaan dengan bantuan kaca
pembesar/optic.

39
Gambar 1.35. Pembentuk radius da sudut roda gerinda dengan
kaca pembesar/optic

b) Alat Pengasah dan Pembentuk Roda Gerinda/dreser (Dresser)


Terdapat beberapa jenis alat pengasah roda gerinda/dreser yang
umum digunakan untuk membentuk dan mengasah roda gerinda
diantaranya:

 Dreser Intan/Berlian Mata Satu (Single Point Diamond


Dresser)
Dreser intan mata satu (Gambar 1.36), pada ujung tangkai
pemegangnya hanya terdapat satu buah mata intan yang
berfungsi untuk membentuk dan mengasah roda gerinda.
Pengikatan intan pada tangkainya dilakukan dengan cara dipatri
atau dibrazing, dengan bentuk tangkai pemegangnya pada
umumnya berdimensi silindris atau bulat dengan panjang tertentu.
Dreser jenis ini digunakan untuk beban ringan dan jenis roda
gerinda yang halus. Pada saat melakukan pembentukan dan
pengasahan harus menggunakan gerakan/feding (feed) yang
lambat, karena dreser intan mata satu kurang kuat menahan
beban besar (karena beban bertumpu pada satu titik mata intan).
Contoh penggunaan dreser intan mata satu dapat dilihat pada
(Gambar 1.37)

40
Gambar 1.36. Dreser intan mata satu

Gambar 1.37. Contoh penggunaan dresser intan mata satu

 Dreser Intan/Berlian Mata Banyak (Multi Point Diamond


Dresser)
Dreser intan mata banyak (Gambar 1.38), pada ujung tangkai
pemegangnya terdapat lebih dari satu buah mata intan yang
berfungsi untuk membentuk dan mengasah roda gerinda.
Pengikatan mata intan pada tangkai pemegangnya pada
umumnya dilakukan dengan cara dipatri atau dibrazing, dengan
ukuran mata intan antara 0,02 mm sampai dengan 0,5 mm.
Dreser jenis ini digunakan untuk beban berat dan untuk jenis roda
gerinda yang kasar. Pada saat melakukan pembentukan dan
pengasahan dapat menggunakan gerakan/feding (feed) lebih
cepat jika dibandingkan dengan menggunkan dreser intan mata
satu, karena dreser intan mata banyak bebannya tertumpu pada
beberapa titik mata intan.

41
Gambar 1.38. Dreser intan mata banyak

 Dreser Diresapi Intan/Berlian (Impregnated Diamond Dresser)


Dreser diresapi intan (Gambar 1.39), terdiri dari campuran serbuk
intan dan serbuk logam diaduk hingga merata kemudian disinter .
Serbuk intan berupa partikel-partikel yang ukurannya antara 80
sampai dengan 600 mikron. Semakin kecil serbuk intan yang
digunakan, akan menajamin ketajamannya sampai pada sisi/tepi
bodinya dan akan menjamin banyak titik-titik yang tajam.
Dreser jenis ini digunakan untuk pembentukan dan pengasahan
roda gerinda yang memiliki ukuran halus dan dapat menghasilkan
permukaan roda gerinda yang halus.

Gambar 1.39. Dreser diresapi intan

42
 Roda Dresser Intan Berputar (Rotary Powered Diamond
Dresser Wheel)
Roda dreser intan berputar (Gambar 1.40), digunakan untuk
membentuk dan mengasah roda gerinda yang memiliki ukuran
tidak lebih besar dari 200 mm dan yang sering memerlukan
pembentukan dan pengasahan. Contoh penggunaan dresser intan
berputar dapat dilihat pada (Gambar 1.41)

Gambar 1.40. Roda dreser intan berputar

Gambar 1.41. Contoh penggunaan roda dreser


intan berputar
43
 Balok Dresser Intan/Berlian (Diamond Dresser Blocks)
Balok dreser intan (Gambar 1.42), adalah salah satu jenis dreser
dengan tangkai/body berbentuk balok yang pada permukaannya
diresapi serbuk intan dengan profil sesuai kebutuhan.

Gambar 1.42. Balok dreser intan

3) Perlengkapan Penyetimbang (Balancing) Roda Gerinda


Perlengkapan penyetimbang (balancing) roda gerinda, digunakan untuk
menyetimbangkan/membalancing roda gerinda agar pada saat
digunakan roda gerinda benar-benar setimbang/balance. Perlengkapan
jenis ini terdiri dari, dudukan/pengikat roda gerinda dan dudukan
penyetimbang.

a) Pengikat Roda Gerinda.


Dudukan/pengikat roda gerinda terdiri dari arbor dan flens (flange) -
(Gambar 1.43), berfungsi sebagai dudukan/pengikat roda gerinda
yang akan dibalancing. Posisi penggunaan arbor dan flens dapat
dilihat pada (Gambar 1.44)

Gambar 1.43. Arbor dan felns


44
Gambar 1.44. Posisi penggunaan arbor dan flens

b) Dudukan penyetimbang.
Dududukan penyetimbang, berfungsi sebagai dudukan arbor pada
saat membalancing batu gerinda. Terdapat dua jenis dudukan
penyetimbang yaitu, dudukan penyetimbang dengan batang pelat
pipih, batang lurus dan dengan rol. Dudukan penyetimbang dengan
batang pelat pipih dan contoh penggunaannya dapat dilihat pada
(Gambar 1.45), dudukan penyetimbang dengan batang lurus dan
contoh penggunaannya dapat dilihat pada (Gambar 1.46) dan
dudukan penyetimbang dengan rol dan contoh penggunaannya
dapat dilihat pada (Gambar 1.47)

Gambar 1.45. Dudukan penyetimbang dengan


batang pipih dan contoh penggunaannya
45
Gambar 1.46. Dudukan penyetimbang dengan
batang lurus dan contoh penggunaannya

Gambar 1.47. Contoh penggunaan dudukan penyetimbang


dengan rol dan contoh penggunaannya

d. Ukuran/Spesifikasi Mesin Gerinda Datar


Ukuran/spesifikasi utama mesin gerinda datar meliputi, jarak meja kerja
dengan senter spindel mesin, panjang maksimal gerakan meja arah
memanjang dan panjang maksimal gerakan meja arah melintang. Contoh
spesifikasi mesin gerinda datar secara lengkap dari salah satu industri
pembuat mesin gerinda datar dapat dilihat pada (Tabel 1.1).

46
Tabel 1.1. Contoh spesifikasi mesin gerinda datar secara lengkap dari
salah satu industri pembuat mesin gerinda datar

Specifications Seri HFS 2550 C Seri HFS 3063 C

Work Table Dimensions mm 250 x 500 300 x 630

Max part weight kg 180 270

Max longitudinal travel mm 640 765

Spindle center to trable 580 565


distance mm

Hydr. Table movement m/min 7-23

Autom. Cross feed mm 0,1 - 8

Rapid Vertical Feed mm/min 990

Scale Ring division Y Axis mm 0,02

Autom Vertical Feed Only V models


0,005-0,05

Rapid Vertical Feed 460

Scale Ring Division Z axis mm 0,005

Grinding wheel dimensions 350 x 40 x 127 400 x 40 x 203

Grinding spindle motor 5 7,5

Dimensions (LxWxH) 2650 x 2150 x 2800 x 2200 x


1890 1890

Weight 2200 2700

Part No. 122 284 122 292

With Autom Vertical Feed HFFS 2550 VC HFS 3063

Part No. 122 288 122 6

47
C. Rangkuman
Penggerindaan gerinda datar adalah suatu teknik penggerindaan yang
mengacu pada pembuatan bentuk datar, dan permukaan yang tidak rata
pada sebuah benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang
berputar. Pada umumnya Mesin Gerinda digunakan untuk penggerindaan
permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik.
Berdasarkan sumbu utama : gerinda datar spindel horizontal dengan
gerak meja bolak-balik, gerinda datar spindel horizontal dengan gerak
meja berputar, gerinda datar spindel vertical dengan gerak meja bolak-
balik dan gerinda datar spindel vertical dengan gerak meja berputar.
Berdasarkan prinsip kerja : gerinda datar manual, gerinda datar semi
otomatis, gerinda datar otomatis dan gerinda datar Computer Numerical
Control (CNC)
Bagian-bagian utama mesin gerinda datar : spindel pemakanan batu
gerinda,pembatas langkah meja mesin, sistem hidrolik, spindel penggerak
meja mesin naik turun, spindel penggerak meja mesin kanan-kiri, tuas
pengontrol meja mesin, panel kontrol, meja mesin.
Perlengkapan mesin gerinda datar: 1).Perlengkapan pencekaman/
pengikatan benda kerja terdiri atas ragum rata presisi, ragum poros
presisi, ragum sudut universal presisi, ragum sinus presisi , ragum sinus
presisi universal, meja/chuck magnet permanen, meja magnet listrik, meja
sinus magnet, meja sinus magnet universal, peralatan bantu pencekaman
khusus, peralatan bantu pencekaman. 2). Peralatan pembentuk dan
pengasah roda gerinda terdiri atas : dudukan/pemegang alat pengasah
dan pembentuk roda gerinda, pemegang dreser roda gerinda bentuk
standar, alat pengasah dan pembentuk roda gerinda/dresser
3). Perlengkapan penyetimbang (balancing) roda gerinda terdiri atas
pengikat roda gerinda, dudukan penyetimbang.
Ukuran/spesifikasi utama mesin gerinda datar meliputi, jarak meja kerja
dengan senter spindel mesin, panjang maksimal gerakan meja arah
memanjang dan panjang maksimal gerakan meja arah melintang
48
D. Tugas
1. Buat rangkuman dengan singkat, terkait materi mesin gerinda datar.
2. Produk/benda kerja hasil penggerindaan datar, dapat digunakan untuk
komponen-komponen pemesinan. Jelaskan dengan singkat untuk apa
saja komponen-komponen tersebut diaplikasikan pada sebuah
rangkaian pemesinan.

E. Tes Formatif
1. Jelaskan fungsi mesin mesin gerinda datar.
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam gerinda datar berdasarkan
sumbu utama nya !.
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam gerinda datar berdasarkan
prinsip kerja nya !
4. Sebutkan bagian-bagian utama mesin gerinda datar minimal 5 buah.
5. Sebutkan perlengkapan mesin gerinda datar minimal 5 buah

49
BAB II
RODA GERINDA

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya,
pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik
dapat:
1. Menyebutkan dan menjelaskan bagian-bagian batu gerinda
2. Menjelaskan struktur batu gerinda
3. Menjelaskan penandaan roda gerinda
4. Menjelaskan penajaman/dressing roda gerinda
5. Menjelaskan pemasangan roda gerinda
6. Menjelaskan penggunaan roda gerinda

B. Uraian Materi
Sebelum mempelajari materi mesin frais standar, lakukan kegiatan sebagai
berikut:
Pengamatan:
Silahkan mengamati macam-macam roda gerinda yang terdapat pada
(Gambar 2.1) atau objek lain sejenis disekitar anda (dilingkungan bengkel
mesin produksi). Selanjutnya sebutkan macam-macam roda gerinda dan
funsinya serta jelaskan bagian-bagiannya.

Gambar 2.1 Macam-macam roda gerinda


50
Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas,
bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang
sedang membimbing anda.

Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut
melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.

Mengasosiasi:
Selanjutnya katagorikan/ kelompokkan masing-masing macam-macam pisau
frais tersebut. Apabila anda sudah melakukan pengelompokan, selanjutnya
jelaskan fungsinya dan cara menggunakannya..

Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda terkait dengan macam-
macam roda gerinda dan fungsinya serta bagia-bagiannya dan selanjutnya
buat laporannya.

RODA GERINDA
Roda gerinda terdiri dari butiran pemotong (abrasive) dan perekat (bond)
yang dibuat dengan cara dipanaskan pada dapur listrik sampai temperatur
tertentu, kemudian dikempa dalam cetakan dengan bentuk yang diinginkan.
Roda gerinda adalah salah satu jenis alat pemotong yang digunakan untuk
pekerjaan finishing dengan hasil tingkat kehalusan dan toleransi tertentu,
yang sebelumnya sudah dilakukan pengerjaan awal dengan jenis mesin
lainnya. Fungsi roda gerinda diantaranya, digunkan unutk menggerinda
datar, mengasah dan membentuk pisau atau untuk jenis pekerjaan lain yang
tidak dapat dikerjakan pada mesin perkakas lainnya.

C. Bagian-bagian Roda Gerinda.


Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang maksimal roda gerinda dibuat
terdiri dari beberapa bagian yaitu, butiran pemotong (abrasive) dan
51
perekat (bond) yang jenisnya dan proses pembuatannya disesuaikan dengan
kebutuhan pekerjaan (Gambar 2.2a). Butiran-butiran pemotong (abrasive)
pada roda gerinda, berfungsi sebagai pemotong pada saat digunakan dan
perekat (bond) berfungsi untuk mengikat antara satu butiran dengan butiran
lainnya dengan kekuatan tertentu. Setelah dilakukan proses pengolahan dan
pembentukan/pencetakan, roda gerinda terdiri dari beberapa bagian yang
dapat dilihat pada (Gambar 2.2b).

Gambar 2.2a. Bagian-bagian roda gerinda

Gambar 2.2b. Bagian-bagian roda gerinda setelah dilakukan proses


pengolahan dan pembentukan/pencetakan

52
D. Macam-macam Butiran Pemotong (Abrasive).
Butiran pemotong dibuat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Terdapat
macam-macam butiran pemotong diantaranya:

1) Alumunium Oxide (AL2O3). “Simbol A”.


Aluminium oksida memiliki variasi dalam sifat yang timbul dari
perbedaan komposisi kimia dan struktur yang diakibatkan dari proses
manufaktur atau pembuatannya.
Aluminium oksida grit murni (AL 2O3) berwarna putih memilki struktur
berongga dan tajam dengan kekuatan rendah, digunakan untuk
penggerindaan umum/pengasaran dengan hasil kehalusan sedang.
Butiran jenis ini memilki sifat kurang tahan terhadap panas dan sensitif
terhadap keras dan bahan besi.
Aluminium oksida (AL2O3) paduan dengan TiO2 berwarna coklat,
memiliki kekerasan yang lebih rendah namun memiliki ketangguhan
tinggi. Butiran jenis ini memilki sifat kurang tahan terhadap panas dan
sensitif terhadap keras dan bahan besi.
Aluminium oksida paduan dengan kromium oksida (<3%) berwarna
merah muda, memilki keseimbangan antara kekerasan dan
ketangguhan dan efisien. Butiran jenis ini memilki sifat tahan terhadap
panas, tekanan tinggi dan bahan besi.
Roda gerinda dengan butiran alumunium oxide secara umum
digunakan untuk menggerinda benda kerja yang mempunyai tegangan
tarik tinggi (baja karbon, baja paduan dan HSS). Proses pembuatan
butiran alumunium oxide dapat dilihat pada (Gambar 2.3)

Bauxit Alumina Digiling

Dipanaskan Disaring

Ukuran
Gambar 2.3. Proses pembuatan butiran alumunium oxide

53
2) Silicon carbida (Sic) “ Simbol C ”
Silikon karbida warna hitam mengandung setidaknya 95% SiC. Memiliki
sifat kurang keras namun tangguh dan efisien digunakan untuk grinding
bahan nonferrous.
Silikon karbida warna hijau mengandung setidaknya 97% SiC. Memilki
sifat yang lebih baik jika dibandingkan dengan silicon karbida berwanan
hitam digunakan untuk menggerinda karbida yang disemen (bahan
keras).
Roda gerinda dengan butiran silikon karbida secara umum digunakan
untuk menggerinda benda kerja yang mempunyai tegangan tarik
rendah (besi tuang kelabu, grafit, alumunium, kuningan dan carbide).
Proses pembuatan butiran silicon karbida dapat dilihat pada
(Gambar 2.4).

Kombinasi
Serbuk gergaji
Besi Oksida + karbon Dipanaskan  2300oC

Silisium SiC

Gambar 2.4. Proses pembuatan butiran silkon karbida

3) Boron Nitrit . “ Simbol CBN ”


Butiran boron nitrit, memiliki sifat keras, tangguh dan efisien. Digunakan
untuk menggerinda benda kerja yang sangat keras (baja perkakas
dengan kekerasan diatas 65 HRC). Proses pembuatan roda gerinda
dengan butiran boron nitrit dapat dilihat pada (Gambar 2.5).

54
Gambar 2.5. Proses pembuatan butiran boron nitrit

E. UKuran Butiran Pemotong Roda Gerinda


Besarnya butiran pemotonga roda gerinda didapat dengan cara menyaring
butiran-butiran tersebut pada penyaring dengan jumlah mata jala tertentu
pada setiap 1 inchinya. Proses penyaringan ukuran butiran roda gerinda
dapat dilihat pada (Gambar 2.6).

Gambar 2.6. Proses penyaringan ukuran butiran roda gerinda

F. Macam-macam Perekat (Bond)


Terdapat bermacam-macam perekat dalam membuat roda gerinda
diantaranya:

55
1) Perekat Keramik (Vitrified bond).
Sebagian besar roda gerinda menggunakan perekat jenis keramik.
Kelebihannya perekat jenis ini diantaranya: tahan terhadap air, oly,
asam dan panas. Sedangkan kelemahanya diantaranya: rapuh dan
kasar, sehingga batu gerinda tidak boleh tipis. Proses pembuatan
perekat keramik dapat dilihat pada (Gambar 2.7).

Tanah liat + Fieldspar + Kwarsa


Abrasive
+

dicetak dikeringkan  42oC dikristalisasi  13500C

didinginkan  120 hari dibentuk

diperiksa
Gambar 2.7. Proses pembuatan perekat keramik

2) Perekat silikat.
Khusus digunakan untuk mengasah alat-alat potong, karena perekat
jenis ini mudah melepaskan butiran (pulder acting). Proses pembuatan
perekat silikat dapat dilihat pada (Gambar 2.8).

Oksida Seng Silikat + Abrasive

Dicetak Diperiksa
 260oC, 24 hari
Gambar 2.8. Proses pembuatan perekat silikat

3) Perekat shellac.
Jenis perekat ini digunakan untuk pengerjaan halus, dan ketahanan
terhadap panas rendah. Proses pembuatan perekat shellac dapat
dilihat pada (Gambar 2.9).

56
Shellac + Abrasive

dicetak  240oC diperiksa

Gambar 2.9. Proses pembuatan perekat shellac

4) Perekat Karet.
Roda gerinda dengan perekat karet digunakan untuk roda gerinda
pengontrol/penahan pada mesin gerinda silinder tanpa senter
(centerless grinding). Proses pembuatan perekat karet dapat dilihat
pada (Gambar 2.10).

Karet Murni + Belerang + Abrasive

dicetak diperiksa
Gambar 2.10. Proses pembuatan perekat karet

5) Perekat Resin Syntetik (Syntetic Resin Bond).


Roda gerinda dengan perekat resin syntetik, digunakan untuk roda
gerinda pemotong yang tipis, karena perekat jenis ini elastis dan ulet.
Proses pembuatan perekat resin syntetik dapat dilihat pada
(Gambar 2.11).

Bakelit + Abrasive

dicetak diperiksa
Gambar 2.11. Proses pembuatan perekat resin syntetik

57
6) Perekat logam.
Roda gerinda dengan perekat logam, digunakan untuk mengikat butiran
pemotong boron nitride dan Intan. Proses pembuatan perekat resin
syntetik dapat dilihat pada (Gambar 2.12).

Gambar 2.12. Proses pembuatan perekat logam

G. Tingkat Kekerasan Roda Gerinda


Yang dimaksud dengan tingkat kekerasan roda gerinda adalah kemampuan
perekat untuk mengikat butiran pemotong dalam melawan pelepasan butiran
akibat adanya tekanan pemotongan. Ilusrtasi tingkat kekerasan roda gerinda
dapat dilihat pada (Gambar 2.13)

Gambar 2.13. Ilusrtasi tingkat kekerasan roda gerinda

1) Roda Gerinda Lunak


Roda gerinda lunak memiliki prosentase perekat sedikit, sehingga
memiliki sifat mudah untuk melepaskan butiran dibawah tekanan
pemotongan tertentu. Roda gerinda jenis ini digunakan untuk
58
menggerinda bahan/material yang keras. Struktur roda gerinda lunak
dapat dilihat pada (Gambar 2.14).

Gambar 2.14. Struktur roda gerinda lunak

2) Roda Gerinda Keras.


Roda gerinda keras memilki prosentase jumlah perekat besar apabila
dibandingkan dengan roda gerinda lunak, sehingga memilki sifat sulit
untuk melepaskan butiran pada tekanan pemotongan tertentu. Roda
gerinda jenis ini digunakan untuk menggerinda bahan/material yang
lunak. Struktur roda gerinda keras dapat dilihat pada (Gambar 2.15).

Gambar 2.15. Struktur roda gerinda keras

59
H. Struktur Roda Gerinda
Struktur roda gerinda ditentukan oleh besar kecilnya volume pori-pori yang
terdapat diantara butiran pemotong. Pori-pori berfungsi sebagai ruang/tempat
beram dan memperbaiki proses pendinginan.

Gambar 2.16. Fungsi pori-pori pada saat pada roda gerinda

Struktur roda gerinda secara garis terdiri dari tiga jenis yaitu, struktur
terbuka (open structure/open spacing), struktur sedang (medium
struktur/medium spacing) dan struktur padat (dense structure/close
spacing).

1) Struktur Terbuka (Open Structure/Open Spacing).


Roda gerinda struktur terbuka (Gambar 2.17), memiliki ruang antara
butiran pemotong lebar. Efisisensi pemotongan baik dan digunakan
untuk pengasaran.

Gambar 2.17. Roda gerinda struktur terbuka


60
2) Struktur Sedang (Medium Struktur/Medium Spacing).
Roda gerinda struktur sedang (Gambar 2.18), memiliki ruang antara
butiran pemotong sedang. Efisisensi pemotongan sedang dengan hasil
penggerindaan kehalusan permukaan sedang.

Gambar 2.18. Roda gerinda struktur sedang

3) Struktur Padat (Dense Structure/Close Spacing)


Roda gerinda struktur padat (Gambar 2.19), memiliki ruang antara
butiran pemotong kecil. Efisiensi pemotongan kurang baik dan
digunakan untuk proses finising.

Gambar 2.19. Roda gerinda struktur padat

I. Bentuk/Geometris Roda Gerinda.


Bentuk roda gerinda dibuat berdasarkan kebutuhan jenis pekerjaan, maka
masing-masing bentuk roda gerinda memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Terdapat beberapa macam bentuk roda gerinda diantaranya:
61
1) Roda Gerinda Lurus (Straight Wheel)
Roda gerinda lurus (Gambar 2.20), digunakan untuk penggerindaan
datar pada mesin gerinda datar, penggerindaan silinder luar pada
mesin gerinda silinder, dan penggerindaan alat-alat potong perkakas
tangan pada mesin gerinda bangku/pedestal.

Gambar 2.20. Roda gerinda lurus


2) Roda Gerinda Silinder (Cylinder Wheel)
Roda gerinda silinder (Gambar 2.21), digunakan untuk penggerindaan
diameter dalam dengan posisi spindel vertikal atau horizontal.

Gambar 2.21. Roda gerinda silinder

3) Roda Gerinda Tirus Satu Sisi (Tappered One Side Wheel)


Roda gerinda turus satu sisi (Gambar 2.22), digunakan untuk
penggerindaan alur miring satu sisi dan mengasah pisau mesin
perkakas.
62
Gambar 2.22. Roda gerinda tirus satu sisi

4) Roda Gerinda Tirus dua sisi (Tappered Two Side Wheel)


Roda gerinda turus dua sisi (Gambar 2.23), digunakan untuk
penggerindaan alur bentuk V dan roda gigi.

Gambar 2.23. Roda gerinda tirus dua sisi

5) Roda Gerinda Pengurangan Satu Sisi (Recessed One Side Wheels)


Roda gerinda pengurangan satu sisi (Gambar 2.24), digunakan untuk
penggerindaan permukaan bidang datar dengan posisi spindel datar
atau horizontal.

Gambar 2.24. Roda gerinda pengurangan satu sisi

63
6) Roda Gerinda Pengurangan Dua Sisi (Recessed Two Side Wheels)
Roda gerinda pengurangan dua sisi (Gambar 2.25), digunakan untuk
penggerindaan datar dengan posisi spindel tegak atau vertikal.

Gambar 2.25. Roda gerinda pengurangan dua sisi

7) Roda Gerinda Mangkuk Lurus (Straight Cup Wheels)


Roda gerinda mangkuk lurus (Gambar 2.26), digunakan untuk
penggerindaan permukaan datar dengan spindel vertical dan
penggerindaan sisi dengan spindel horizontal.

Gambar 2.26. Roda gerinda mangkuk lurus

8) Roda Gerinda Mangkuk kerucut (Taper Cup Wheels)


Roda gerinda mangkuk kerucut (Gambar 2.27), digunakan untuk
penggerindaan alat-alat potong.

64
Gambar 2.27. Roda gerinda mangkuk kerucut

9) Roda Gerinda Piring (Dish Wheels)


Roda gerinda piring (Gambar 2.28), memiliki cirri-ciri bidang potongnya
berbentuk lurus. Roda gerinda jenis ini digunakan untuk penggerindaan
alat-alat potong.

Gambar 2.28. Roda gerinda piring

10) Roda Gerinda Piring Gergaji (Saw gummer/Sauser Wheels)


Roda gerinda pring geraji (Gambar 2.29), memiliki ciri-ciri bidang
potongnya berbentuk radius. Roda gerinda jenis ini digunakan untuk
penggerindaan alat-alat potong khususnya untuk daun gergaji.

65
Gambar 2.29. Roda gerinda piring gergaji

11) Roda Gerinda Tanpa Senter (Centerlees Grinding Wheels)


Roda gerinda tanpa senter (Gambar 2.30), digunakan untuk
penggerindaan diameter luar tanpa senter pada mesin gerinda silinder
(cylinder grinding machine).

Gambar 2.30. Roda gerinda tanpa senter

12) Roda Gerinda dalam (Internal Grinding Wheels)


Roda gerinda dalam, digunakan untuk penggerindaan diameter dalam
pada mesin gerinda silinder (cylinder grinding machine). Terdapat dua
jenis roda gerinda dalam yaitu roda gerinda dalam tanpa tangkai dan
dengan tangkai (Gambar 2.31).

Gambar 2.31. Roda gerinda dalam tanpa tangkai dan dengan tangkai
66
13) Roda Gerinda Bentuk Khusus
Roda gerinda bentuk khusus (Gambar 2.32), digunakan untuk
penggerindaan datar pada mesin gerinda datar dengan spindel tegak
atau vertikal. Roda gerinda jenis ini terdapat beberapa buah mata batu
gerinda yang diikatkan pada pemegang/holdernya, yang jumlahnya
tergantung dari besar diameter pemegangnya. Sehingga apabila ada
salah satu mata batu gerinda yang rusak, penggantiannya cukup satu
mata batu gerinda saja.

Gambar 2.32. Roda gerinda bentuk khusus

J. Sistem Penandaan Batu gerinda


Pada setiap roda gerinda terdapat suatu standar penandaan untuk
menentukan identitas sebuah batu gerinda. Identitas ini dituliskan pada
kertas label yang ditempelkan pada sisi roda gerinda atau dengan cara lain
berupa huruf-huruf dan angka-angka. Penandaan ini bertujuan, agar
pengguna mengetahui spesifikasi utama yang ada pada roda gerinda
tersebut diantaranya: jenis butiran abrasive, ukuran butiran abrasive, jenis
perekat, tingkat kekerasan dan strukturnya. Selain itu sebuah roda gerinda
juga diberi identitas lain yaitu: ukuran (diameter luar, diameter dalam dan
ketebalan) dan merk pabrik pembuatnya. Contoh penandaan salah satu
jenis roda gerinda dapat dilihat pada (Gambar 2.33)

67
Gambar 2.33. Contoh penandaan roda gerinda

Penandaan sebuah roda gerinda harus berdasarkan standar yang telah


ditetapkan, sehingga setiap pabrikan pembuat roda gerinda dalam
pembuatnnya harus mengikuti standar tersebut. Standar penandaan roda
gerinda dapat dilihat pada (Gambar 2.34).

Gambar 2.34. Standar penandaan roda gerinda

68
Contoh pembacaan atau pengertian penandaan roda gerinda
sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.35), adalah sebagai berikut:

Gambar 2.35. Salah satu contoh penandaan roda gerinda

Pengertian penandaan roda gerinda diatas adalah:


A : Butiran pemotong “Alumunium oksida”
16 : Ukuran butiran “Sangat kasar”
P : Kekerasan “Keras”
5 : Struktur “Sedang”
V : Perekat keramik (Vitrified bond).
BE : Karakteristik/type perekat

K. Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda (Trueing And Dressing Of


Grinding Wheel)
Pembentukan dan pengasahan roda gerinda dilakukan sesuai dengan
kebutuhan hasil penggerindaan, yaitu bentuk/profil dan kehalusan seperti
apa yang diinginkan. Peralatan yang digunakan untuk melakukan
pembentukan dan pengasahan roda gerinda adalah, dudukan/pemegang
(holder) dan alat pengasah dan pembentuk roda gerinda/dreser (dresser).

1) Pembentukan Roda Gerinda (Trueing)


Pembentukan roda gerinda (trueing), adalah proses pembentukan roda
gerinda yang hasil permukaannya dapat berbentuk rata, bertingkat,
miring, radius, alur profil (alur bentuk standar, alur bentuk radius dan
alur bentuk V) dan bentuk-bentuk lainnya. Selain itu trueing juga dapat
diartikan, proses mempertahankan bentuk roda gerinda dengan cara
69
memperbaiki/meratakan permukaan yang rusak atau tidak rata (miring
atau beralur) akibat kesalahan penggunaan (Gambar 2.36).

Gambar 2.36. Permukaan roda gerinda yang tidak rata atau rusak
(miring atau beralur) akibat kesalahan penggunaan

a) Pembentukan Roda Gerinda Bentuk Rata


Pembentukan roda gerinda bentuk rata, digunakan untuk
penggerindaan pada mesin gerinda datar dengan hasil permukaan
dan sisinya rata. Alat yang digunakan untuk melakukan
pembentukan adalah, dudukan/pemegang dreser bentuk standar dan
dresser. Hasil pembentukan roda gerinda bentuk rata dengan
pemegang dreser bentuk standar dapat dilihat pada (Gambar 2.37).

Gambar 2.37. Hasil pembentukan roda gerinda bentuk rata


dengan pemegang dreser bentuk standar

70
b) Pembentukan Roda Gerinda Bentuk Miring
Pembentukan roda gerinda bentuk miring, digunakan untuk
penggerindaan pada mesin gerinda datar dengan hasil permukaan
miring. Alat yang digunakan untuk melakukan pembentukan adalah,
sinus pembentuk sudut roda gerinda (angle sine wheel dresser) dan
dreser. Hasil pembentukan roda gerinda bentuk miring dengan sinus
pembentuk sudut roda gerinda dapat dilihat pada (Gambar 2.38).

Gambar 2.38. Hasil pembentukan roda gerinda bentuk miring


dengan sinus pembentuk sudut roda gerinda

c) Pembentukan Roda Gerinda Bentuk Bertingkat


Pembentukan roda gerinda bentuk bertingkat, digunakan untuk
penggerindaan pada mesin gerinda datar dengan hasil permukaan
bertingkat. Alat yang digunakan untuk melakukan pembentukan
adalah, pembentuk sisi roda gerinda presisi (preccisions duples
wheel dresser) dan dreser. Hasil pembentukan roda gerinda bentuk
bertingkat dengan pembentuk sisi roda gerinda presisi dapat dilihat
pada (Gambar 2.39).

71
Gambar 2.39. Pembentukan roda gerinda bentuk miring dengan
pembentuk sisi roda gerinda presisi

d) Pembentukan Roda Gerinda Multi Bentuk


Pembentukan roda gerinda multi bentuk, digunakan untuk
penggerindaan pada mesin gerinda datar dengan hasil permukaan
berbagai macam bentuk tergantung bentuk grinda yang digunakan.
Alat yang digunakan untuk melakukan pembentukan adalah,
pembentuk roda gerinda universal (universal wheel dresser) dan
pembentuk radius dan sudut roda gerinda dengan kaca
pembesar/optic (optical radius & angle wheel dresser). Hasil
pembentukan roda gerinda multi bentuk dengan pembentuk roda
gerinda universal dapat dilihat pada (Gambar 2.40), hasil
pembentukan roda gerinda multi bentuk dengan pembentuk radius
dan sudut roda gerinda dengan kaca pembesar/optic dapat dilihat
pada (Gambar 2.41).

72
Gambar 2.40. Hasil pembentukan roda gerinda multi bentuk
dengan pembentuk roda gerinda universal

Gambar 2.41. Hasil pembentukan roda gerinda multi bentuk


dengan pembentuk radius dan sudut roda gerinda
dengan kaca pembesar/optic

2) Pengasahan/Dresing (Dressing) Roda Gerinda.


Pengasahan/dresing roda gerinda (Gambar 2.41), bertujuan untuk
mempertahankan/mengkondisikan roda gerinda agar tajam kembali
akibat dari terjadinya loading dan glazing. Loading adalah tumpulnya

73
roda gerinda yang diakibatkan oleh kotoran yang menutupi sisi butiran
pemotong (Gambar 2,42) dan glazing adalah tumpulnya roda gerinda
yang diakibatkan oleh ausnya sisi potong butiran pemotong (Gambar
2.43). Pada umummya terjadi pada roda gerinda yang keras, maka dari
itu perhatikan spesifikasi roda gerinda.

Gambar 2.41. Pengasahan/dresing roda gerinda

Gambar 2.42. Tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan


oleh kotoran yang menutupi sisi butiran pemotong

74
Gambar 2.43. Tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan
oleh ausnya sisi potong butiran pemotong

L. Proses Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda (Trueing And


Dressing)
Alat yang digunakan untuk proses pembentukan dan pengasahan roda
gerinda (trueing and dressing) adalah dreser (dresser). Terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses pembentukan dan
pengasahan roda gerinda diantaranya:

1) Perlakuan Terhadap Dreser (Dresser)


Dreser merupakan sebuah alat yang harganya relatif mahal, karena
terbuat dari bahan intan/berlian. Disamping itu, proses pembuatannya
harus dilakukan dengan menggunakan cara atau teknik sesuai
ketentuan, dan bahkan sampai saat ini tidak banyak industri yang
memproduksi alat tersebut. Maka dari itu, perlakukan terhadap dreser
harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

75
 Gunakan dreser hanya untuk pekerjaan truing dan dressing
 Untuk menghindari lepasnya dreser dari pemegangnya, hindari
terjadinya beban kejut pada saat digunakan
 Intan memiliki sifat kekerasan sangat keras dan tahan terhadap
gesekan, namun rentan terhadap benturan. Maka dari itu, hindari
dari terjadinya benturan atau terjatuh.

2) Penempatan atau Posisi Dreser (Dresser)


Penempatan atau posisi dreser, sangat berpengaruh terhadap
keselamatan dreser dan roda gerinda. Maka dari itu penempatan atau
posisi dreser pada saat digunakan harus memperhatikan beberapa hal
diantaranya:
 Penempatan atau posisi dreser harus benar, yaitu ditempatkan
bergeser dari sumbu spindel mesin yaitu sebesar ± ¼ inchi atau ± 6
mm dan dimiringkan sekitar 15º.

Gambar 2.44. Penempatan atau posisi dreser yang benar

 Tidak dibenarkan penempatan atau posisi dreser diletakkan


berlawanan dengan arah putaran roda gerinda, karena intan akan
mudah terlepas akibat titik singgung tidak mengenai ujung intan.
Pada posisi ini, jika dudukan dreser pemasangannya kurang kuat,
akan mudah tergeser atau terangkat sehingga dreser dan roda
gerinda rawan terhadap kerusakan.

76
Gambar 2.45. Penempatan atau posisi dreser yang salah

 Pengikatan batang intan pada dudukannya harus kuat dan jaraknya


tidak boleh terlalu tinggi. Karena kondisi tersebut akan
mengakibatkan mudah terjadi perubahan posisi dan getaran pada
batang intan, yang akan mengakibatkan pecah atau terlepasnya
intan dari batangnya.

Gambar 2.46. Pengikatan batang intan harus kuat


dan jaraknya tidak boleh terlalu tinggi

3) Seting Dreser
Pada saat melakukan seting posisi dreser harus dilakukan secara hati-
hati. Tempatkan dreser ditengah-tengah roda gerinda, jika sudah
menyentuh baru kemudian lakukan penggeseran secara pelahan atau
menggunakan feding yang lambat agar permukaan roda gerinda benar-
bendar rata.

77
Gambar 2.47. Penempatan dan seting dreser

M.Menyetimbangan Roda Gerinda (Balancing)


Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang baik, roda gerinda sebelum
dipasang pada spindel mesin harus disetimbangkan terlebih dahulu (Gamabr
2.48). Proses menyetimbangkan roda gerinda harus mengikuti prosedur
yang berlaku, agar roda gerinda benar-benar setimbang pada saat
digunakan.

Gambar 2.48. Menyetimbangkan roda gerinda

78
1) Tujuan Menyetimbangkan Roda Gerinda
Menyetimbangkan roda gerinda tujuannya adalah, membagi
massa/beban dari roda gerinda agar terpusatnya dengan menggatur
bobot penyeimbangnya.

Gambar 2.49. Bobot Penyetimbang

Penyebab roda gerinda tidak setimbang dipengaruhi oleh beberapa


factor diantaranya:

 Struktur Butiran Roda Gerinda Tidak Merata/Homogin


Struktur butiran roda gerinda tidak merata/homogin, akibat dari
proses produksinya oleh pabrik pembuat.

Gambar 2.50. Struktur butiran roda gerinda tidak merata/homogin

79
 Roda Gerinda Basah.
Roda gerinda basah tidak merata, akibat pada saat memberhentikan
pendingin masih keluar dari reran.

Gambar 2.51. Roda gerinda basah tidak merata

 Adanya Cacat Pada Permukaan Roda Gerinda.


Cacatnya roda gerinda pada umumnya diakibatkan terjadinya
benturan roda gerinda dengan benda lain yang lebih keras. Proses
terjadinya benturan diantaranya terjadi pada saat dibawa, dipasang
atau digunakan yang dilakukan dengan tidak hati-hati.

Gambar 2.52. Roda gerinda cacat

Dampak atau akibat dari tidak setimbangnya roda gerinda dapat


mengakibatkan diantaranya:

80
 Kwalitas hasil penggerindaan kurang baik.
Dengan tidak setimbangnya roda gerinda, mengakibatkan roda
gerinda jadi bergetar sehingga kwalitas hasil peggerindaan kurang
baik.
 Mempercepat keausan bantalan pada mesin gerinda.
Dengan tidak setimbangnya roda gerinda, mengakibatkan beban yang
terjadi pada bantalan tidak merata sehingga mempercepat keausan
bantalan atau bearing pada mesin gerinda.

2) Langkah-Langkah Menyetimbangan Roda Gerinda (Balancing)


Langkah-langkah menyetimbangan roda gerinda adalah sebagai
berikut:

 Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyetimbangkan roda


geinda adalah, melepas semua bobot penyetimbang dari pencekam
roda gerinda. Jika bobot penyetimbang tidak bisa dilepas, semua
bobot harus ditempatkan pada jarak yang sama satu sama lainnya.

Gambar 2.53. Langkah awal yang harus dilakukan dalam


menyetimbangkan roda geinda

 Laksanakan proses dressing untuk mengurangi masa/beban roda


gerinda yang tidak merata..
 Tempatkan dudukan penyetimbang ditempatkan yang rata dan stabil
dan stel posisi gelembung air pengontrol (waterpass) harus ditengah-
tengah

81
Gambar 2.54. Penemapatan dudukan penyetimbang

 Pasang arbor pada lubang pencekam/flens roda gerinda. Kondisi


arbor dan lubang harus benar-benar bersih dari kotoran

Gambar 2.55. Pemasangan arbor pada lubang pencekam/flens

 Roda gerinda yang telah terpasang pada arbor diletakkan pada


dudukan penyetimbang. Dalam hal ini arbor harus benar-benar tegak
lurus dan ditengah kedua jalur penyetimbang

Gambar 2.56. Penempatan arbor pada dudukan peyetimbang


82
 Roda gerinda dibiarkan bergulir kekiri dan kekanan, tunggu hingga
berhenti dengan sendirinya. Posisi ini berarti bagian terberat ada
pada bagian bawah (pusat grafitasi)

Gambar 2.57. Posisi terberat roda gerinda terletak


pada bagian bawah (pusat grafitasi)

 Roda gerinda pada bagian atas ditandai dengan kapur (berlawanan


arah dengan pusat gravitasi).

Gambar 2.58. Penandaan roda gerinda

 Salah satu bobot penyetimbang dipasang dan dikencangkan searah


dengan tanda kapur. Selama penyetimbangan berlangsung, posisi
bobot jangan dirubah/digeser.

83
Gambar 2.59. Pemasangan satu bobot peyetimbang

 Dua bobot penyetimbang lainnya dipasang dekat dengan pusat


gravitasi dan masing-masing mempunyai jarak yang sama dengan
bobot penyetimbang yang pertama.

Gambar 2.60. Pemasangan bobot peyetimbang dua lainnya

 Roda gerinda ditempatkan kembali pada posisi tengah jalur gerinda,


dan putar 90° searah jarum jam dan lepaskan dari pegangan sampai
berhenti dengan sendirinya.

Gambar 2.61. Mengatur posisi roda gerinda


pada posisi tengah jalur gerinda
84
 Jika roda gerinda kembali pada posisi pertama, dua bobot
penyetimbang harus diatur mendekati bobot penyetimbang pertama.

Gambar 2.62. Mengatur posisi roda bobot penyetimbang

 Sebaliknya jika roda gerinda bergulir berlawanan arah dengan posisi


pertama (tanda kapur dibawah), dua bobot penyetimbang harus
digeser menjahui bobot penyetimbang pertama.

Gambar 2.63. Mengatur bobot peyetimbang

 Jika roda gerinda dapat berhenti pada posisi dimana saja. Dengan
demikian roda gerinda disebut setimbang.

Gambar 2.64. Posisi roda gerinda setimbang


85
N. Pemeriksaan Roda Gerinda
Roda gerinda adalah salah satu alat yang rawan terhadap kerusakan akibat
terjadinya benturan. Akibat kesalahan proses pembuatan atau
pengangkutan dan penyimpanan roda gerinda yang tidak hati-hati,
kemungkinan bisa saja terjadi rusak/retak. Jika roda gerinda yang retak tetap
digunakan, pada saat mendapat beban pemakanan roda gerinda tersebut
mudah pecah yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin dan benda
kerja yang sedang dikerjakan, termasuk membahayakan operator akibat
loncatan serpihan/pecahan roda gerinda. Maka dari itu, roda gerinda
sebelum digunakan harus diperiksa dari keretakan dengan cara sebagai
berikut:

1) Pemeriksaan Roda Gerinda Dengan Cara Diletakan Pada Lantai


Pemeriksaan roda gerinda dengan cara diletakan pada lantai atau
landasan yang keras, caranya dengan memukul secara perlahan
menggunakan sejenis tangkai obeng dari bahan plastik. Lokasi atau
titik-titik yang harus diperiksa pada setiap jarak sekitar 45 seperti
terlihat pada (Gambar 2.65). Roda gerinda yang tidak retak jika dipukul
suaranya lebih nyaring dibandingkan dengan roda gerinda yang retak.

Gambar 2.65. Pemeriksaan roda gerinda dengan


cara diletakan pada lantai

86
2) Pemeriksaan roda gerinda dengan cara ditahan dengan tangan
Pemeriksaan roda gerinda dengan cara ditahan dengan tangan
(digantung atau dipegang pada lubang roda gerinda) – (Gambar 2.66),
caranya dengan memukul secara perlahan dengan menggunkan
sejenis tangkai obeng atau palu dari bahan plastic atau. Roda gerinda
yang perekatnya menggunakan keramik dan silikat, jika kondisinya
tidak retak akan berbunyi nyaring dan jika kondisinya retak tidak akan
berbunyi nyaring sehingga tidak layak untuk digunakan.

Gambar 2.66. Pemeriksaan roda gerinda

O. Pemasangan Roda Gerinda


Roda gerinda harus terpasang kuat dan aman pada spindel mesin (Gambar
2.67) . Oleh karena itu paking kertas yang sudah terpasang pada kedua sisi
roda gerinda baru jangan sampai dilepas, bahkan jika tidak ada harus dibuat
baru dengan jenis yang serupa. Paking ini berfungsi sebagai peredam dan
perapat antara roda gerinda dengan flens (flange).

87
Gambar 2.67. Pengikatan roda gerinda pada spindel mesin

P. Rangkuman
Bagian roda gerinda : butiran pemotong (abrasive), perekat (bond) Struktur
roda gerinda ditentukan oleh besar kecilnya volume pori-pori yang terdapat
diantara butiran pemotong : struktur terbuka, struktur sedang, struktur padat.
Bentuk geometris roda gerinda standar : lurus (straight wheels), silinder
(cylinder wheels), tirus satu sisi (tappered one side wheel), tirus dua sisi
(tappered two side wheel), pengurangan satu sisi (recessed one side
wheels), pengurangan dua sisi (recessed two side wheel), mangkuk lurus
(straight cup wheels), mangkuk kerucut (tapper wheels), piring (dish wheels),
gergaji/piring radius (saw gummer/sauser wheels), tanpa senter (centerlees
grinding wheels), dalam (internal grinding wheels), bentuk khusus
Pada setiap roda gerinda terdapat suatu standar penandaan untuk
menentukan identitas sebuah batu gerinda. Identitas ini ditulisakan pada
kertas label yang ditempelkan pada sisi roda gerinda atau cara lain yang
berupa huruf atau angka.
Pengasahan/dresing roda gerinda bertujuan untuk mempertahankan/
mengkondisikan roda gerinda agar tajam kembali akibat dari terjadinya

88
loading dan glazing. Loading adalah tumpulnya roda gerinda yang
diakibatkan oleh kotoran yang menutupi sisi butiran pemotong dan glazing
adalah tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh ausnya sisi potong
butiran pemotong
Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang baik, pemasang roda
gerinda harus setimbang (balance).

Q. Tugas
1. Buat rangkuman dengan singkat, terkait materi roda gerinda untuk
penggerindaan datar.
2. Jelaskan dengan singkat, jika penggerindaan datar menggunakan roda
gerinda tidak sesuai spesifikasi.

R. Tes Formatif
1. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian roda gerinda
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis struktur roda gerinda
3. Jelaskan bagaimana cara penandaan roda gerinda
4. Jelaskan bagaimana cara pengasahan dan pembentukan roda gerinda
5. Jelaskan langkah-langkah pemasangan roda gerinda
6. Jelaskan langkah-langkah menyetimbangkan roda gerinda

89
BAB III
PARAMETER PEMOTONGAN PADA MESIN GERINDA DATAR

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik
dapat:
1. Menghitung kecepatan keliling roda gerinda pada proses penggerindaan
datar
2. Menerapakan kecepatan keliling roda gerinda pada proses penggerindaan
datar
3. Menghitung putaran mesin (Revolotion permenit – Rpm) pada proses
penggerindaan datar
4. Menerapkan putaran mesin (Revolotion permenit – Rpm) pada proses
penggerindaan datar
5. Menghitung waktu pemesinan pada proses penggerindaan datar
6. Menerapakan waktu pemesinan pada proses penggerindaan datar

B. Uraian Materi
Sebelum mempelajari materi parameter pemotongan pada mesin gerinda
datar, lakukan kegiatan sebagai berikut:

Pengamatan:
Silahkan anda mengamati beberapa kegiatan proses peggerindaan pada
mesin gerinda datar (Gambar 3.1) atau objek lain sejenis disekitar anda.
Pada saat melakukan proses penggerindaan seperti yang anda lihat, untuk
dapat menggerinda permukaan benda kerja dengan baik sesuai tuntutan
pekerjaan, selain harus menggunakan spesifikasi roda gerinda yang sesuai
fakktor lainnya adalah penetapan parameter pemotongan yang digunakan
pada saat proses penggerindaan datar. Sebutkan parameter pemotongan
apa saja diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut dan jelaskan
bagaimana cara menghitungnya.

90
Gambar 3.1. Proses pnggerindaan datar pada mesin gerinda datar

Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam memahami tentang apa saja
parameter pemotongan yang diperlukan pada proses penggerindaan datar
dan cara menghitungnya, bertanyalah/berdiskusi atau berkomentar kepada
sasama teman atau guru yang sedang membimbing anda.

Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait parameter
pemotongan pada mesin bubut melalui: benda konkrit, dokumen, buku
sumber, atau hasil eksperimen.

Mengasosiasi:
Setelah anda memilki data dan menemukan jawabannya, selanjutnya
jelaskan bagaimana cara menerapkan pada proses pemebubutan.

91
Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda, terkait parameter
pemotongan pada mesin bubut, dan selanjutnya buat laporannya.

PARAMETER PEMOTONGAN PADA MESIN GERINDA DATAR


Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada mesin gerinda datar
adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel
yang medasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin
gerinda datar. Parameter pemotongan pada mesin gerinda datar
diantaranya: kecepatan keliling roda gerinda (peripheral operating speed -
POS), kecepatan putar mesin (Revolotion Permenit - Rpm), dan waktu
proses pemesinannya.

1. Kecepatan Keliling Roda Gerinda (Peripheral operating speed - POS)


Kecepatan keliling roda gerinda disesuaikan dengan tingkat kekerasan
atau jenis perekat. Kecepatan keliling terlalu rendah membuat butiran
mudah lepas, dan sebaliknya jika kecepatan keliling terlalu tinggi akan
terlihat proses penggerindaan seperti keras sehingga akan berakibat roda
gerinda mudah pecah.
Kecepatan keliling roda (POS) roda gerinda dapat dihitung dengan rumus:
π .d
POS  n Meter/detik
x 1000 .
60

Keterangan:
POS = Peripheral operating speed atau kecepatan keliling roda gerinda
dalam satuan meter/detik
n = Kecepatan putar roda gerinda/menit (Rpm)
d = Diameter roda gerinda dalam satuan milimeter
60 = Konversi satuan menit ke detik
1000 = Konversi satuan meter ke millimeter

92
Contoh:
Sebuah roda gerinda berdiameter 300 mm mempunyai kecepatan putar
1700 rpm, hitung kecepatan keliling roda gerindanya!

Jawab :

POS  n π .d
meter/detik
x 1000 .
60
3;14 .300
POS 1700 x meter/detik
1000 . 60
POS  26,69 meter/detik
Jadi kecepatan keliling roda gerindanya adalah sebesar 26,69 meter/detik

Selain kecepatan keliling roda gerinda dapat dihitung atau ditentukan


sebagaimana contoh diatas, juga dapat ditentukan dengan beracuan pada
tabel standar kecepatan keliling roda gerinda. Tabel kecepatan keliling
roda gerinda dapat dilihat pada (tabel 2.1).

Tabel 2.1. Kecepatan keliling yang disarankan

No. Jenis pekerjaan Kecepatan keliling m/det

1. Pengasahan alat pada mesin 23 - 30


gerinda alat

2. Gerinda silinder luar 28 - 33

3. Gerinda silinder dalam 23 - 30

4. Gerinda pedestal 26 - 33

5. Gerinda portabel 33 - 48

6. Gerinda datar 20 - 30

7. Penggerindaan alat dengan basah 26 - 30

8. Penggerindaan pisau 18 - 23

9. Cutting off wheels 45 - 80

93
2. Kecepatan Putar Mesin Gerinda Datar (Revolotion Per Menit - Rpm)
Kecepatan putar roda gerinda pada setiap pembuatannya, sudah
ditentukan oleh pabrik pembuat dan langsung dicantumkan pada kertas
label roda gerinda. Nilai kecepatan putar tersebut berlaku untuk diameter
roda gerinda yang baru. Sedangkan untuk roda gerinda yang sudah
digunakan, dimana ukuran diameternya sudah berkurang maka kecepatan
kelilingnya juga akan menurun. Oleh karena itu kecepatan keliling harus
dijaga tetap dengan cara menyesuaikan kecepatan putarannya.
Untuk menghitung kecepatan putar roda gerinda (n), dasar perhitungan
yang digunakan adalah rumus untuk menghitung kecepatan keliling roda
gerinda (POS).

POS  n π .d
meter/detik
x 1000 .
60
Sehingga besarnya kecepatan putar roda gerinda (n) adalah:

POS.1000 .60
n π.d Rpm

Keterangan:
POS = Peripheral operating speed atau kecepatan keliling dalam
satuan meter/detik
n = Putaran mesin/menit (Rpm)
d = Diameter roda gerinda dalam satuan milimeter
60 = Konversi satuan menit ke detik
1000 = Konversi satuan meter ke millimeter

Contoh:
Sebuah roda gerinda berdiameter (d) 200 mm, akan digunakan dengan
kecepatan keliling (POS) sebesar 26 meter/det. Hitung berapa kecepatan
putar roda gerinda tersebut!.
Jawab:

POS.1000 .60
n π.d Rpm

26.1000 .60
n  3,14 . 200 Rpm
94
n  2484,07 Rpm
Jadi kecepatan putar roda gerindanya adalah sebesar 2484,07 Rpm.

3. Waktu Pemesinan Gerinda Datar


Yang dimaksud waktu pemesinan adalah waktu yang dibutuhkan oleh
mesin untuk menyelesaikan proses penggerindaan datar. Waktu
pemesinan penggerindaan datar sangat sangat dipengaruhi oleh panjang
langkah, lebar penggerindaan dan berapa kali jumlah pemakanan yang
harus dilakukan.
Mengatur panjang langkah penggerindaan datar gerak memanjang, dapat
dililihat pada (Gambar 3.2).

Benda Kerja
Benda

½d 15 l 15½ d

lu la
L

Gambar 3.2. Mengatur panjang langkah penggerindaan


datar gerak memanjang

Keterangan:
L = Panjang langkah penggerindaan datar gerak memanjang (mm)
L = l + (la+lu)
l = Panjang benda kerja (mm)
la = Jarak bebas awal = (15+1/2. D) mm
lu = jarak bebas akhir = (15+1/2. D) mm

95
Contoh menghitung panjang langkah penggerindaan datar gerak
memanjang:
Sebuah benda kerja berbentuk balok persegi panjang memilki ukuran
panjang (l) 400 mm, akan digerinda datar dengan roda gerinda
berdiameter 300 mm. Hitung panjang langkah penggerindaan datar gerak
memanjangnya!.

Jawab:
L = l + (la+lu)
 400  (15 1/2.300)  (15 1/2.300)
 730 mm

Jadi panjang langkah penggerindaan datar gerak memanjangnya adalah


sebesar 730 mm.

Mengatur panjang langkah penggerindaan datar gerak melintang dapat


dililihat pada (Gambar 3.3).

b
BendbBBa
Benda
Benda Kerja

2/3 b A 2/3 b

Gambar 3.3. Mengatur panjang langkah penggerindaan


datar gerak melintang

Keterangan:
C = Panjang langkah penggrindaan datar gerak melintang (lebar

96
penggerindaan)
= A + {2(2/3 . b)}
= A + (4/3 . b) mm
A = Lebar benda kerja (mm)
b = Tebal roda gerinda (mm)

Contoh menghitung panjang langkah penggerindaan datar gerak


memanjang:
Sebuah benda kerja berbentuk balok persegi panjang memilki ukuran
lebar (A)= 160 mm, akan dilakukan penggrindaan datar dengan lebar roda
gerinda (b)= 22 mm. Hitung panjang langkah penggerindaan datar gerak
melintangnya!.

Jawab:
C = A + (4/3 . b)
 160  (4/3. 22)
 189,33 mm
Jadi panjang langkah penggerindaan datar melintanggnya adalah sebesar
189,33 mm.

a) Waktu Pemesinan Gerinda Datar Tanpa Pergeseran Meja


Yang dimaksud waktu pemesinan gerinda datar tanpa pergeseran meja
adalah, waktu yang dibutuhkan oleh mesin untuk menyelesaikan proses
penggerindaan datar tanpa adanya pergeseran meja kesamping. Waktu
pemesinan gerinda datar tanpa pergeseran roda gerinda (t) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

2.L.i
t  F.1000

Keterangan:
L = panjang penggerindaan datar (mm)
= l + (la + lu)
l = panjang benda kerja (mm)
97
la = jarak bebas awal = (15+1/2. d) mm
lu = jarak bebas akhir = (15+1/2. d) mm
d = diameter roda gerinda (mm)
i = jumlah pemakanan
F = kecepatan gerak meja (m/menit)

Contoh:
Sebuah benda kerja berbentuk persegi panjang memilki ukuran
panjang (l) 300 mm dan lebarnya 15 mm, akan dilakukan
penggerindaan datar tanpa pergeseran meja dengan diameter roda
gerinda (d) 260 mm, jumlah pemakanan (i) 4 kali dan kecepatan gerak
meja 4 meter/menit. Hitung waktu pemesinannya!.

Jawab:

2.L.i
t  F.1000
L = l + (la + lu)
 300  (15 1/2.260)  (15 1/2.260)
 590 mm

2.590.4
t  4.1000
 1,18 menit

Jadi waktu pemesinan yang diperlukan untuk melakukan


penggerindaan datar tanpa pergeseran meja sesuai data diatas adalah
selama: 1,18 menit.

b) Waktu Pemesinan Gerinda Datar Dengan Pergeseran Meja


Yang dimaksud waktu pemesinan gerinda datar dengan pergeseran
meja adalah, waktu yang dibutuhkan oleh mesin untuk menyelesaikan
proses penggerindaan datar dengan pergeseran meja kesamping.
Waktu pemesinan gerinda datar dengan pergeseran meja (t) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

98
2 . L. C .i
tm  F.1000 . f

Keterangan:
L = panjang penggerindaan datar (mm)
= la + lu
la = Jarak bebas awal = (15+1/2. D) mm
lu = Jarak bebas akhir = (15+1/2. D) mm
C = Panjang langkah penggrindaan datar gerak melintang (lebar
penggerindaan)
= A + {2(2/3 . b)}
= A + (4/3 . b) mm
A = lebar benda kerja (mm)
b = lebar roda gerinda
i = jumlah pemakanan
F = kecepatan gerak meja (m/menit)
f = pemakanan menyamping (mm/langkah)

Contoh:
Sebuah benda kerja berbentuk persegi panjang memilki ukuran
panjang (l) 300 mm dan lebarnya (A) 150 mm, akan dilakukan
penggerindaan datar dengan pergeseran meja. Menggunakn diameter
roda gerinda (d) 280 mm dan lebarnya (b) 22 mm, jumlah pemakanan
(i) 5 kali, kecepatan gerak meja (F) 4 meter/menit dan pemakanan
menyamping (f) 16 mm. Hitung waktu pemesinannya!.

Jawab:

2.L. C. i
t  F.1000 . f
L = l + (la + lu)
 300  (15 1/2.280)  (15 1/2.280)
 610 mm

C = A + (4/3 . b)

99
 150  (4/3 . 22)
 179,33 mm

2.610 .179,33 . 5
t 4.1000 .16
 17,09 menit

Jadi waktu pemesinan yang diperlukan untuk melakukan


penggerindaan datar dengan pergeseran meja sesuai data diatas
adalah selama: 17,09 menit.

C. Rangkuman
Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada mesin gerinda datar
adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel
yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin
gerinda datar. Parameter pemotongan pada mesin gerinda datar
diantaranya: kecepatan keliling roda gerinda (peripheral operating speed -
POS), kecepatan putar mesin (Revolotion Permenit - Rpm), dan waktu
proses pemesinannya.

Kecepatan keliling roda gerinda:


Kecepatan keliling roda gerinda disesuaikan dengan tingkat kekerasan atau
jenis perekat. Kecepatan keliling terlalu rendah membuat butiran mudah
lepas, dan sebaliknya jika kecepatan keliling terlalu tinggi akan terlihat
proses penggerindaan seperti keras sehingga akan berakibat roda gerinda
mudah pecah.
Kecepatan keliling roda (POS) roda gerinda dapat dihitung dengan rumus:
π .d
POS  n Meter/detik
x 1000 .
60
Keterangan:
POS = Peripheral operating speed atau kecepatan keliling roda gerinda
dalam satuan meter/detik
n = Kecepatan putar roda gerinda/menit (Rpm)
d = Diameter roda gerinda dalam satuan milimeter
100
60 = Konversi satuan menit ke detik
1000 = Konversi satuan meter ke millimeter

Kecepatan putar roda gerinda:


Untuk menghitung kecepatan putar roda gerinda (n), dasar perhitungan
yang digunakan adalah rumus untuk menghitung kecepatan keliling roda
gerinda (POS).

POS  n π .d
x
meter/detik
1000 .
60
Sehingga besarnya kecepatan putar roda gerinda (n) adalah:

POS.1000 .60
n π.d Rpm

Keterangan:
POS = Peripheral operating speed atau kecepatan keliling dalam
satuan meter/detik
n = Putaran mesin/menit (Rpm)
d = Diameter roda gerinda dalam satuan milimeter
60 = Konversi satuan menit ke detik
1000 = Konversi satuan meter ke millimeter

Waktu Pemesinan Gerinda Datar


Yang dimaksud waktu pemesinan adalah waktu yang dibutuhkan oleh
mesin untuk menyelesaikan proses penggerindaan datar. Waktu
pemesinan penggerindaan datar sangat sangat dipengaruhi oleh panjang
langkah, lebar penggerindaan dan berapa kali jumlah pemakanan yang
harus dilakukan.
Mengatur panjang langkah penggerindaan datar gerak memanjang, dapat
dapat dicari dengan rumus:
L = l + (la+lu)

Keterangan:
L = Panjang langkah penggerindaan datar gerak memanjang (mm)
101
L = l + (la+lu)

102
l = Panjang benda kerja (mm)
la = Jarak bebas awal = (15+1/2. D) mm
lu = jarak bebas akhir = (15+1/2. D) mm

Mengatur panjang langkah penggerindaan datar gerak melintang dapat


dicari dengan rumus:
C = A + {2(2/3 . b)}
= A + (4/3 . b) mm

Keterangan:
C = Panjang langkah penggrindaan datar gerak melintang (lebar
penggerindaan)
= A + {2(2/3 . b)}
= A + (4/3 . b) mm
A = Lebar benda kerja (mm)
b = Tebal roda gerinda (mm)

Waktu Pemesinan Gerinda Datar Tanpa Pergeseran Meja


Waktu pemesinan gerinda datar tanpa pergeseran roda gerinda (t) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

2.L.i
t  F.1000

Keterangan:
L = panjang penggerindaan datar (mm)
= l + (la + lu)
l = panjang benda kerja (mm)
la = jarak bebas awal = (15+1/2. d) mm
lu = jarak bebas akhir = (15+1/2. d) mm
d = diameter roda gerinda (mm)
i = jumlah pemakanan
F = kecepatan gerak meja (m/menit)

103
Waktu Pemesinan Gerinda Datar Dengan Pergeseran Meja
Yang dimaksud waktu pemesinan gerinda datar dengan pergeseran meja
adalah, waktu yang dibutuhkan oleh mesin untuk menyelesaikan proses
penggerindaan datar dengan pergeseran meja kesamping. Waktu
pemesinan gerinda datar dengan pergeseran meja (t) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

2 . L. C .i
tm  F.1000 . f
Keterangan:
L = panjang penggerindaan datar (mm)
= la + lu
la = Jarak bebas awal = (15+1/2. D) mm
lu = Jarak bebas akhir = (15+1/2. D) mm
C = Panjang langkah penggrindaan datar gerak melintang (lebar
penggerindaan)
= A + {2(2/3 . b)}
= A + (4/3 . b) mm
A = lebar benda kerja (mm)
b= lebar roda gerinda
i = jumlah pemakanan
F= kecepatan gerak meja (m/menit)
f = pemakanan menyamping (mm/langkah)

D. Tugas
1. Buat rangkuman dengan ringkat terkait materi parameter pemesinan
gerinda datar
2. Jelaskan dengan singkat, jika proses penggerindaan datar tidak
menggunkan parameter pemotongan sesuai ketentuan.

E. Test Formatif
1. Sebuah roda gerinda berdiameter 280 mm mempunyai kecepatan
putar 2000 rpm, hitung kecepatan keliling roda gerindanya!

104
2. Sebuah roda gerinda berdiameter (d) 180 mm, akan digunakan
dengan kecepatan keliling (POS) sebesar 28 meter/det. Hitung berapa
kecepatan putar roda gerinda tersebut!
3. Sebuah benda kerja berbentuk balok persegi panjang memilki ukuran
panjang (l) 360 mm, akan digerinda datar dengan roda gerinda
berdiameter 300 mm. Hitung panjang langkah penggerindaan datar
gerak memanjangnya!
4. Sebuah benda kerja berbentuk balok persegi panjang memilki ukuran
lebar (A)= 180 mm, akan dilakukan penggrindaan datar dengan lebar
roda gerinda (b)= 20 mm. Hitung panjang langkah penggerindaan
datar gerak melintangnya!.
5. Sebuah benda kerja berbentuk persegi panjang memilki ukuran
panjang (l) 320 mm dan lebarnya 16 mm, akan dilakukan
penggerindaan datar tanpa pergeseran meja dengan diameter roda
gerinda (d) 250 mm, jumlah pemakanan (i) 6 kali dan kecepatan gerak
meja 4 meter/menit. Hitung waktu pemesinannya!.
6. Sebuah benda kerja berbentuk persegi panjang memilki ukuran
panjang (l) 200 mm dan lebarnya (A) 100 mm, akan dilakukan
penggerindaan datar dengan pergeseran meja. Menggunakn diameter
roda gerinda (d) 240 mm dan lebarnya (b) 22 mm, jumlah
pemakanan
7. 6 kali, kecepatan gerak meja (F) 4 meter/menit dan pemakanan
menyamping (f) 14 mm. Hitung waktu pemesinannya!.

105
BAB IV
Teknik Pengerindaan Datar

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya,
pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik
dapat:
1. Mengikat benda kerja pada mesin gerinda datar sesuai SOP
2. Menggerinda rata siku dan sejajar pada mesin gerinda datar sesuai SOP
3. Menggerinda miring pada mesin gerinda datar sesuai SOP
4. Menggerinda alur pada mesin gerinda datar sesuai SOP
5. Menggerinda profil pada mesin gerinda datar sesuai SOP
6. Menerapkan K3L pada proses penggerindaan datar sesuai SOP

B. Uraian Materi
Sebelum mempelajari materi proses penggerindaan pada mesin gerinda
datar, lakukan kegiatan sebagai berikut:

Pengamatan:
Silahkan anda mengamati kegiatan proses penggerindaan pada mesin
gerinda datar (Gambar 3.1) atau objek lain sejenis disekitar anda. Pada saat
melakukan proses penggerindaan seperti yang anda lihat, tentunya untuk
dapat melakukan sesuai ketentuan yang berlaku perlu menguasai berbagai
macam teknik peggerindaan. Sebutkan beberapa teknik penggerindaan
dengan mesin gerinda datar dan jelaskan bagaimana prosesnya.

106
Gambar 3.1. Bebagai proses penggerindaan dengan mesin gerinda datar

Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas,
bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang
sedang membimbing anda.

Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut
melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.

Mengasosiasi:
Setelah anda memilki data dan menemukan jawabannya, selanjutnya
jelaskan bagaimana cara menerapkan pada proses penggerindaan dengan
mesin gerinda datar.

Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda, terkait parameter
pemotongan pada mesin gerinda datar, dan selanjutnya buat laporannya

107
TEKNIK PENGERINDAAN DATAR
Yang dimaksud teknik penggerindaan datar adalah, bagaimana cara
melakukan berbagai macam proses penggerindaan datar dengan mesin
gerinda datar yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara
yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L),

1. Teknik Pengikatan Benda Kerja


Teknik pengikatan benda kerja pada proses penggerindaan datar dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:

 Pengikatan benda kerja dengan meja magnetik


Pengikatan benda kerja dengan meja magnetik yang akan dilakukan
proses penggerindaan datar, cara/tekniknya tergantung dari
bentuk/profil dan ukuran benda kerjanya. Yang harus diperhatikan
pengikatan benda kerja dengan meja magnet adalah, selain permukaan
benda kerja yang akan dijadikan dasar/basic penggerindaan harus
besih dari kotoran dan tidak ada chip/beram yang mengganjal,
permukaan meja magnet juga harus benar-benar bersih dari kotoran
agar dapat menghasilkan penggerindaan rata rata dan sejajar (Gambar
4.3). Jika meja magnet berdasarkan hasil pengecekan dengan dial
indikator kondisinya tidak sejajar lagi, maka harus dilakukan
penggerindaan pada permuakaannya agar dapat menghasilkan
penggerindaan datar yang benar-benar sejajar (Gambar 4. 4)

Gambar 4.3 .Meja magnet harus benar-benar bersih dari kotoran


108
Gambar 4.3 . Penggerindaan permukaannya meja magnet

a) Pengikatan Benda Kerja Berukuran Panjang dan Lebar


Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan
lebar, dapat dilakukan langsung menggunakan meja magnet tanpa
harus menggunakan alat bantu penahan (Gambar 4.4). Hal ini dapat
dilakukan karena dengan bidang yang luas, meja magnet akan dapat
mengikat/mencekam dengan kuat.

Gambar 4.4 . Pengikatan benda kerja yang memiliki


ukuran relatif panjang dan lebar

b) Pengikatan Benda Kerja Berukuran Kecil


Pengikatan benda kerja yang memilki ukuran relatif kecil juga dapat
dilakukan pengikatan langsung menggunakan meja magnet, hanya

109
saja dengan cara dan teknik yang berbeda jika dibandingkan dengan
pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan
lebar. Untuk pengikatan benda kerja yang berukuran relatif kecil,
pada posisi bagian sekeliling benda kerja harus ditahan dengan
menggunakan pelat atau alat penahan lainnya (Gambar 4.5). Hal ini
harus dilakukan, agar benda kerja tidak mudah terdorong
kedepan/kebelakang dan kesamping kanan/kiri atau terlepas akibat
dari pengikatan meja magnet yang kurang kuat karena luasan benda
kerja yang diikat relatif kecil kecil.

Gambar 4.5. Pengikatan benda kerja yang memiliki


ukuran relatif kecil

c) Pengikatan Benda Kerja Berukuran Relatif Tinggi


Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif tinggi juga dapat
dilakukan pengikatan langsung menggunakan meja magnet, hanya
saja dengan cara dan teknik yang berbeda jika dibandingkan dengan
cara pengikatan benda kerja sebelumnya. Untuk pengikatan benda
kerja yang berukuran relatif tinggi, pada posisi bagian samping
kanan dan kiri benda kerja harus ditahan dengan menggunakan
balok (Gambar 4.6). Hal ini harus dilakukan, agar benda kerja tidak
jatuh menyamping akibat pengikatan meja magnet yang kurang kuat
karena luasan benda kerja yang diikat relatif kecil.

110
Gambar 4.6. Pengikatan benda kerja berukuran relatif tinggi

 Pengikatan Benda Kerja Dengan Ragum Presisi


Pengikatan benda kerja dengan ragum presisi pada umumnya
dilakukan untuk mendapatkan hasil penggerindaan rata, sejajar dan
siku. Cara/tekniknya tergantung dari bentuk atau profil dan ukuran
benda kerjanya. Yang harus diperhatikan dalam melakukan pengikatan
benda kerja dengan ragum adalah, selain permukaan benda kerja yang
akan dijadikan dasar/basic penggerindaan harus besih dari kotoran dan
tidak ada chip/beram yang mengganjal, dasar bodi dan permukaan
mulut ragum juga harus benar-benar bersih dari kotoran agar dapat
menghasilkan penggerindaan rata, sejajar dan siku (Gambar 4.7).

Gambar 4.7. Kondisi ragum presisi harus bersih

111
a) Pengikatan Benda Kerja Berkuran Relatif Pendek
Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif pendek, dapat
dilakukan menggunakan ragum presisi berjumlah satu buah (Gambar
4.8). Hal ini dapat dilakukan karena hampir sepanjang benda kerja
terikat pada mulut ragum, sehingga sudah dapat terikat dengan kuat.

Gambar 4.8. Pengikatan benda kerja yang memiliki


ukuran relatif pendek

b) Pengikatan Benda Kerja Berukuran Relatif Panjang


Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang, harus
dilakukan menggunakan ragum presisi berjumlah dua buah (Gambar
4.9). Hal ini harus dilakukan agar sepanjang benda kerja dapat
terikat pada mulut ragum, sehingga dapat terikat dengan kuat.

Gambar 4.9. Pengikatan benda kerja berukuran relatif panjang


112
c) Pengikatan Benda Kerja Berbentuk/Profil Bulat
Pengikatan benda kerja yang memiliki bentuk atau profil bulat juga
dapat dilakukan menggunakan ragum presisi, dengan catatan
ketinggian pengikatannya tidak boleh melebihi setengah diameter
benda kerja (Gambar 4.10). Cara pengiktan seperti ini harus
dilakukan agar benda kerja tidak terdorong keatas, sehingga dapat
terikat dengan baik dan kuat.

Gambar 4.10. Pengikatan benda kerja yang memiliki


ukuran relatif pendek

 Pengikatan Benda Kerja Dengan Balok Penghantar Magnet Alur V


Pengikatan benda kerja dengan balok penghantar magnet berbentuk
alur V, pada umumnya dilakukan untuk penggerindaan benda kerja
berbentuk bulat. Dengan alur berbentuk V, maka balok penghantar
magnet dapat mengikat benda kerja berbentuk bulat pada dua titik
singgung memanjang sehingga dapat mengikat benda kerja dengan
baik. Cara pengikatannya adalah dengan meletakkan benda kerja pada
alur V baru kemudian meja magnetiknya diaktifkan(Gambar 4.11),.

113
Gambar 4.11. Pengikatan benda kerja dengan balok
penghantar magnet alur V

 Pengikatan Benda Kerja Dengan Balok Penyiku


Pengikatan benda kerja dengan balok penyiku, adalah salah satu
alternatif pengikatan benda kerja, yang pada umumnya dilakukan untuk
pengikatan benda kerja berbentuk khusus yang tidak dapat dilakukan
pengikatan dengan cara lain. Cara pengikatannya adalah dengan
meletakkan benda kerja pada balok penyiku, baru kemudian diikat
dengan alat bantu klem C (Gambar 4.12).

Gambar 4.12. Pengikatan benda kerja dengan balok penyiku

114
 Pengikatan Benda Kerja Dengan Ragum Sudut Universal Presisi
Pengikatan benda kerja dengan ragum sudut universal presisi, pada
umumnya dilakukan untuk mendapatkan hasil penggerindaan miring
dengan besar sudut tertentu. Ketelitian alat ini dapat mencapai nilai
detik, sehingga dapat menghasilkan kemiringan bidang yang presisi.
Cara pengikatannya adalah dengan meletakkan benda kerja pada
mulut ragum sudut universal presisi yang sudah disetel sudutnya, baru
kemudian dikencangkan (Gambar 4.13).

Gambar 4.13. Pengikatan benda kerja ragum sudut universal presisi

2. Penggunaan Media Pendingin


Penggunaan media pendingin pada proses penggerindaan datar (Gambar
4.14), bertujuan mendinginkan panas pada benda kerja yang timbul
akibat terjadinya singgungan dengan roda gerinda dan membersihkan
permukaan roda gerinda dari kotoran dan serbuk hasil pemotongan yang
menempel.
Syarat-syarat media pendingin yang baik diantaranya:
 Mampu menyerap panas dengan baik
 Tidak mudah panas
 Memilki tingkat kekentalan (viskositas) rendah
 Tidak mengandung asam dan garam

115
.
Gambar 4.14. Penggunaan media pendingin pada proses
penggerindaan datar

 Jenis Media Pendingin


Media pendingin yang umum digunakan pada proses penggerindaan
ada dua jenis diantaranya, solube oils dan pendingin campuran kimia

- Solube oils
Solube oils, adalah salah satu jenis media pendingin berupa
campuran antara oli (hasil penambangan) dengan bahan tambah
tertentu. Dalam penggunaannya harus dicampur dengan air dengan
perbandingan antara 1:20 ÷ 1:40, artinya 20 ÷ 40 % berupa air dan
1 % berupa solube oils, dan setelah dilakukan pencampuran dua
bahan tersebut hasilnya akan berwarna putih seperti air santan atau
susu. Media pendingin jenis ini, yang umum digunakan diantaranya,
dromus D dan E yang diproduksi oleh Shell Oil.

- Pendingin Campuran Kimia


Pendingin campuran kimia, adalah salah satu jenis media pendingin
berupa campuran dari beberapa jenis bahan kimia diantaranya:
sodium nitrit, triethanolamine dan sodium mercaptobenzothia zole.
Dalam penggunaannya harus dicampur dengan air dengan
perbandingan antara 1:50 ÷ 1:80, artinya 50 ÷ 80 % berupa air dan
1 % berupa oli campuran kimia, dan setelah dilakukan pencampuran
116
hasilnya tidak akan berwarna karena mempunyai sifat tembus
pandang. Media pendingin jenis ini memiliki keseimbangan dan
perlindungan karat yang baik, jika dibandingkan dengan media
pendingin jenis solube oil. Salah satu contoh jenis media pendingin
campuran kimia yang umum digunakan adalah BP Energol GF.15

 Konstruksi Pendingin Yang Baik.


Pendinginan pada proses penggerindaan datar yang baik,harus
didukung adanya kondisi konstruksi pendingin yang baik pula.
Konstruksi pendingin yang baik harus memiliki beberapa kriteria
diantaranya:
 Posisi nozzle harus dapat diatur dengan mudah (Gambar 4.15),
sehingga cairan pendingin dengan tepat menyemprot pada benda
kerja dan roda gerinda.

Gambar 4.15. Posisi nozzle harus dapat diatur dengan mudah

 Pengarah/mulut cairan pendingin berbentuk pipih, sehingga dapat


melebar semprotan cairannya
 Pompa cairan pendingin (Gambar 4.16) harus dapat menjamin
terjadinya tekanan/dorongan cairan pendingin yang stabil

117
Gambar 4.16. Pompa cairan pendingin

 Sirkulasi saluran dan sistim penyaringan cairan pendingin (Gambar


4.17), harus dapat menjamin keseimbangan tekanan/dorongan cairan
pendingin

Gambar 4.17. Sirkulasi saluran dan sistim


penyaringan cairan pendingin

3. Proses Penggerindaan Datar


Mesin gerinda datar dengan berbagai kelengkapannya dapat digunakan
untuk penggerindaan diantaranya: penggerindaan rata sejajar dan siku,

118
miring dan alur/profil. Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang baik,
langkah-langah yang harus dilakukan sebelum melakukan penggerindaan
datar meliputi:

 Mengecek kodisi mesin dan yakinkan mesin siap digunakan


 Mengecek kondisi roda gerinda dengan membuka tutup pelindungnya
(Gambar 4.14) dan yakinkan roda gerinda siap digunakan. Jika roda
gerinda permukaanya rusak atau tumpul, lakukan pembentukan dan
penajaman dengan cara di dresing (Gambar 4.15).

Gambar 4.14. Mengecek kondisi roda gerinda

Gambar 4.15. Mendresing roda gerinda

119
 Penggerindaan Rata, Sejajar dan Siku
Penggerindaan rata, sejajar dan siku dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu, dengan meja magnet dan ragum persisi.

a) Penggerindaan Rata, Sejajar dan Siku Dengan Meja Magnet


Penggerindaan rata, sejajar dan siku dengan meja magnet (Gambar
4.16), dapat dilakukan jika benda kerja sudah berbentuk balok
persegian atau persegi panjang.

Gambar 4.16. Penggerindaan rata, sejajar dan siku


dengan meja magnet

Secara garis besar penggerindaan rata, sejajar dan siku dengan


meja magnet langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

Pengerindaan Bidang Pertama:


 Pasang benda kerja pada meja magnet dan yakinkan bahwa meja
magnet dan permukaan benda kerja yang akan dijadikan bidang
dasar penggerindaan dalam keadaan bersih tidak ada yang
mengganjal.
 Atur langkah memanjang dan melintang dengan mengatur stopper
gerak meja, dengan panjang langkah sesaui prosedur yang telah
dijelaskan pada materi sebelumnya

120
 Lakukan penggerindaan bidang pertama hingga mendapatkan
bidang dasar untuk penggerindaan bidang berikutnya
(kedua/sebaliknya).
 Lepas benda kerja dari meja magnet, selanjutnya bersihkan meja
magnet dan benda kerja dari kotoran. Jika pada sisi ujung bidang
permukaan benda kerja terdapat chip akibat dorongan roda
gerinda pada saat penggerindaan, bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan kikir halus atau batu gerinda berbentuk
batang yang gritnya halus, sehingga tidak menganggu
pemasangan benda kerja untuk penggerindaan kedua

Pengerindaan Bidang Kedua:


 Untuk melanjutkan penggerindaan bidang kedua. rubah posisi
benda kerja dengan membalikannya (yang tadinya diatas
diletakkan dibawah sebagai bidang dasar penggerindaan). Agar
hasi penggerindaanya sejajar antara bidang satu dan dua, kondisi
meja magnet dan benda kerja harus benar-benar bersih dari
kotoran
 Lakukan penggerindaan bidang kedua, hingga mencapai ukuran
dan kehalusan sesuai tuntutan pada gambar kerja
 Lepas benda kerja dari meja magnet, selanjutnya bersihkan meja
magnet dan benda kerja dari kotoran. Jika pada sisi ujung bidang
permukaan benda kerja terdapat chip akibat dorongan roda
gerinda pada saat penggerindaan, bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan kikir halus (untuk benda kerja lunak) atau
dengan batu gerinda berbentuk batang yang gritnya halus (untuk
benada kerja keras), sehingga tidak menganggu pemasangan
benda kerja untuk penggerindaan bidang ketiga

Pengerindaan Bidang Ketiga:


 Untuk melanjutkan penggerindaan bidang ketiga. Rubah posisi
benda kerja dengan memposisikan dua bidang yang sudah

121
dilakukan penggerindaan diletakkan pada posisi bebas
penggerindaan (samping kanan dan kiri). Untuk mendapatkan
hasil penggerindaan yang rata, siku dan sejajar, letakkan bidang
dasar penggerindaan yang sudah yakin bahwa bidang tersebut
sudah siku dengan bidang kesatu dan kedua walaupun belum
dilkukan penggerindan.
 Lakukan penggerindaan bidang ketiga, hingga mencapai ukuran
dan kehalusan sesuai tuntutan pada gambar kerja
 Lepas benda kerja dari meja magnet, selanjutnya bersihkan meja
magnet dan benda kerja dari kotoran. Jika pada sisi ujung bidang
permukaan benda kerja terdapat chip akibat dorongan roda
gerinda pada saat penggerindaan, bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan kikir halus atau batu gerinda berbentuk
batang yang gritnya halus, sehingga tidak menganggu
pemasangan benda kerja untuk penggerindaan keempat

Pengerindaan Bidang Keempat:


 Untuk melanjutkan penggerindaan bidang keempat. rubah posisi
benda kerja dengan membalikannya (yang tadinya bidang tiga
diatas diletakkan dibawah sebagai bidang dasar penggerindaan
bidang empat). Agar hasi penggerindaanya sejajar antara bidang
satu dan dua, kondisi meja magnet dan benda kerja harus benar-
benar bersih dari kotoran
 Lakukan penggerindaan bidang kedua, hingga mencapai ukuran
dan kehalusan sesuai tuntutan pada gambar kerja

b) Penggerindaan Rata, Sejajar dan Siku Dengan Ragum Presisi


Penggerindaan rata, sejajar dan siku dengan ragum presisi (Gambar
4.17), dapat dilakukan jika benda kerja sudah berbentuk balok
persegian atau persegi panjang.

122
Gambar 4.17. Penggerindaan rata, sejajar dan siku
dengan ragum presisi

Secara garis besar penggerindaan rata, sejajar dan siku dengan


ragum presisi langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

Pengerindaan Bidang Pertama:


 Pasang benda kerja pada meja magnet, dan yakinkan bahwa
ragum presisi dan permukaan benda kerja yang akan dijadikan
bidang dasar penggerindaan dalam keadaan bersih tidak ada
yang mengganjal.
 Atur langkah memanjang dan melintang dengan mengatur stopper
gerak meja, dengan panjang langkah sesaui prosedur yang telah
dijelaskan pada materi sebelumnya
 Lakukan penggerindaan bidang pertama hingga mendapatkan
bidang dasar untuk penggerindaan bidang berikutnya
(kedua/sebaliknya).
 Lepas benda kerja dari meja magnet, selanjutnya bersihkan meja
magnet dan benda kerja dari kotoran. Jika pada sisi ujung bidang
permukaan benda kerja terdapat chip akibat dorongan roda
gerinda pada saat penggerindaan, bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan kikir halus atau batu gerinda berbentuk
batang yang gritnya halus, sehingga tidak menganggu
pemasangan benda kerja untuk penggerindaan kedua

123
Pengerindaan Bidang Kedua:
 Untuk melanjutkan penggerindaan bidang kedua. rubah posisi
benda kerja dengan membalikannya (yang tadinya diatas
diletakkan dibawah sebagai bidang dasar penggerindaan). Agar
hasi penggerindaanya sejajar antara bidang satu dan dua, kondisi
meja magnet dan benda kerja harus benar-benar bersih dari
kotoran
 Lakukan penggerindaan bidang kedua, hingga mencapai ukuran
dan kehalusan sesuai tuntutan pada gambar kerja
 Lepas benda kerja dari meja magnet, selanjutnya bersihkan meja
magnet dan benda kerja dari kotoran. Jika pada sisi ujung bidang
permukaan benda kerja terdapat chip akibat dorongan roda
gerinda pada saat penggerindaan, bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan kikir halus (untuk benda kerja lunak atau
dengan batu gerinda berbentuk batang yang gritnya halus (untuk
roda gerinda keras), sehingga tidak menganggu pemasangan
benda kerja untuk penggerindaan bidang ketiga

Pengerindaan Bidang Ketiga:


 Untuk melanjutkan penggerindaan bidang ketiga. Rubah posisi
benda kerja dengan memposisikan dua bidang yang sudah
dilakukan penggerindaan diletakkan pada posisi bebas
penggerindaan (samping kanan dan kiri). Untuk mendapatkan
hasil penggerindaan yang rata, siku dan sejajar, letakkan bidang
dasar penggerindaan yang sudah yakin bahwa bidang tersebut
sudah siku dengan bidang kesatu dan kedua walaupun belum
dilkukan penggerindan.
 Lakukan penggerindaan bidang ketiga, hingga mencapai ukuran
dan kehalusan sesuai tuntutan pada gambar kerja
 Lepas benda kerja dari meja magnet, selanjutnya bersihkan meja
magnet dan benda kerja dari kotoran. Jika pada sisi ujung bidang
permukaan benda kerja terdapat chip akibat dorongan roda

124
gerinda pada saat penggerindaan, bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan kikir halus atau batu gerinda berbentuk
batang yang gritnya halus, sehingga tidak menganggu
pemasangan benda kerja untuk penggerindaan keempat

Pengerindaan Bidang Keempat:


 Untuk melanjutkan penggerindaan bidang keempat. rubah posisi
benda kerja dengan membalikannya (yang tadinya bidang tiga
diatas diletakkan dibawah sebagai bidang dasar penggerindaan
bidang empat). Agar hasi penggerindaanya sejajar antara bidang
satu dan dua, kondisi meja magnet dan benda kerja harus benar-
benar bersih dari kotoran
 Lakukan penggerindaan bidang keempat, hingga mencapai
ukuran dan kehalusan sesuai tuntutan pada gambar kerja

 Penggerindaan Miring
Penggerindaan bidang miring, pengikatan benda kerjanya dapat
dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan
menggunakan ragum sudut universal presisi (Gambar 4.18).

Gambar 4.18. Penggerindaan bidang miring dengan


ragum sudut universal presisi

Secara garis besar penggerindaan miring dengan ragum sudut


universal presisi langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
125
 Pasang benda kerja pada ragum sudut presisi dan yakinkan bahwa
ragum dan permukaan benda kerja yang akan dijadikan bidang
dasar penggerindaan dalam keadaan bersih tidak ada yang
mengganjal.
 Atur langkah memanjang dan melintang dengan mengatur stopper
gerak meja, dengan panjang langkah sesaui prosedur yang telah
dijelaskan pada materi sebelumnya
 Lakukan penggerindaan bidang miring hingga mencapai ukuran dan
kehalusan sesuai tuntutan pada gambar kerja
 Lepas benda kerja dari meja magnet, selanjutnya bersihkan meja
magnet dan benda kerja dari kotoran. Jika pada sisi ujung bidang
permukaan benda kerja terdapat chip akibat dorongan roda gerinda
pada saat penggerindaan, bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan kikir halus (untuk benda kerja lunak) atau dengan batu
gerinda berbentuk batang yang gritnya halus (untuk benda kerja
keras), sehingga hasil penggerindaan langsung dapat digunkan

 Penggerindan Alur/Profil Datar


Penggerindaan alur datar, pengikatannya dapat dilakukan dengan
beberapa cara salah satunya adalah dengan menggunakan meja
magnet (Gambar 4. 18). Bentuk alur/profil yang dihasilkan tergantung
dari bentuk/profil roda gerinda yang digunakan.

Gambar 4.18. Penggerindaan alur/profil dengan meja magnet

126
Secara garis besar penggerindaan alur/profil dengan meja magnet
langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

 Pasang benda kerja pada meja magnet dan yakinkan bahwa meja
magnet dan permukaan benda kerja yang akan dijadikan bidang
dasar penggerindaan dalam keadaan bersih tidak ada yang
mengganjal.
 Atur langkah memanjang dan melintang dengan mengatur stopper
gerak meja, dengan panjang langkah sesaui prosedur yang telah
dijelaskan pada materi sebelumnya
 Lakukan penggerindaan bidangalur/profil hingga mencapai ukuran
dan kehalusan sesuai tuntutan pada gambar kerja
 Lepas benda kerja dari meja magnet, selanjutnya bersihkan meja
magnet dan benda kerja dari kotoran. Jika pada sisi ujung bidang
permukaan benda kerja terdapat chip akibat dorongan roda gerinda
pada saat penggerindaan, bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan kikir halus (untuk benda kerja lunak) atau dengan batu
gerinda berbentuk batang yang gritnya halus (untuk benda kerja
keras), sehingga hasil penggerindaan langsung dapat digunkan

4. Penerapan Kesahatan, keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L)


Pada Proses Penggerindaan datar
Mesin gerinda datar merupakan salahsatu jenis mesin yang memilki
kepresisian tinngi dan dapat menghasilkan produk yang memiliki
kepresisian tinggi pula. Maka dari itu, dalam melaksakan penggerindaan
datar selain harus memilki pengetahun dan kompetensi yang memadai,
penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan K3L harus
benar-benar harus dilaksanakan atau diterapkan. Terdapat beberapa
kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan terkait
penerapan K3L pada saat melakukan proses pengerindaan datar,
diantaranya:

127
1) Yang Harus Dilakukan
Kegiatan yang harus dilakukan terkait penerapan K3L pada saat proses
penggerindaan datar diantaranya:
a) Menggunakan Pakaian Kerja
Untuk menghindari baju dan celana harian terkena kotoran, oli dan
benda-benda lain pada saat melakukan proses penggerindaan datar,
operator harus menggunakan pakaian kerja yang standar
sebagaimana terlihat pada (Gambar 4.19).

Gambar 4.19. Menggunakan pakaian kerja yang standar


pada saat proses pembubutan

b) Menggunakan Kaca Pengaman (Safety Glasses)


Untuk menghindari mata terkena atau kemasukan tatal/beram
pada saat melakukan proses penggerindaan datar, maka selama
melakukan penggerindaan harus menggunakan kaca mata yanag
sesuai standar keselamatan kerja (Gambar 4.20)

128
Gambar 4.20. Menggunaan kaca mata yang standar
pada saat proses pembubutan

c) Menggunakan Sepatu Kerja


Pada saat melakukan proses penggerindaan datar, bisa saja
kemungkinan terjadi benda/alat atau perlengkapan lain terjatuh dari
atas dan juga oli yang berceceran. Maka dari itu, pada saat
melakukan proses penggerindaan datar harus menggunakan
sepatu kerja sesuai standar yang berlaku (Gambar 4.21).

Gambar 4.21. Menggunakan sepatu kerja yang standar


pada saat proses pembubutan

d) Melakukan Proses Pengukuran Hasil Penggerindaan Harus


Benar Dan Aman.
Dalam melakukan pengukuran hasil penggerindaan datar, benda kerja
yang akan diukur tidak harus dilepas terlebih dahulu. Namun untuk

129
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat dan aman dalam
melakukannya harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
diantaranya:

 Meja mesin harus dalam kondisi berhenti


 Benda kerja dan meja magnetik harus bersih dari kotoran
 Jika roda gerinda masih tetap berputar, jauhkan posisinya dari titik
pengukuran

Proses pengukuran hasil penggerindaan yang benar dan aman


dapat dilihat pada (Gambar 4.22).

Gambar 4.22. Proses pengukuran hasil penggerindaan


yang benar dan aman

2) Yang Tidak Boleh Dilakukan


Kegiatan yang tidak boleh dilakukan pada saat proses penggerindaan
datar diantaranya:
e) Menempatkan Peralatan Kerja dan Alat Ukur Yang Tidak Aman
Agar semua peralatan termasuk alat ukur aman dan mudah diambil
pada saat akan digunakan, peralatan dan alat ukur yang digunakan
pada proses penggerindaan datar harus diletakkan dan ditempatkan
pada posisi yang aman dan ditata dalam penempatannya.
Penempatan peralatan sebagaimana (Gambar 4.23), sangat tidak

130
dibenarkan karena peralatan rawan akan terjadinya kerusakan akibat
saling berbenturan atau mudah terjatuh.

Gambar 4.23. Penempatkan peralatan kerja yang tidak aman

f) Membuka Penutup Roda Gerinda


Membuka penutup roda gerinda pada saat mesin gerinda datar
digunakan (Gambar 4.24), adalah kegiatan yang sangat
membahyakan bagi operator dan orang-orang yang ada disekitarnya.
Karena disamping percikan cairan pendingin akan bertebaran
kemana-mana, jika terjadi roda gerinda pecah akibat kesalahan
penggunaan akan dapat terlempar kearah lingkungan kerja sehingga
dapat mengenai siapa saja yang ada disekitarnya.

Gambar 4.24. Membuka penutup roda gerinda pada


saat mesin gerinda datar digunakan
131
g) Berkerumunan Disekitar Mesin Gerinda Datar Tanpa Alat
Pelindung Keselamatan Kerja
Berkerumunan disekirtar mesin gerinda datar yang sedang
dioperasikan, tanpa menggunakan alat pelindung keselamatan kerja
adalah salahsatu kegiatan yang sangat membahayakan, karena
rawan terjadi kecelakaan akibat loncatan percikan api akibat
pemotongan, debu/beram atau perlengkapan mesin gerinda datar
yang terjatuh (Gambar 4.25)

Gambar 4.25. Berkerumunan disekirtar mesin gerinda


datar yang sedang dioperasikan, tanpa menggunakan
alat pelindung keselamatan kerja

h) Membuang Debu atauTatal Bersama Jenis Sampah Lainnya


Kegiatan membuang tatal/beram hasil pembubutan bersama-sama
jenis sampah lainnya sangatlah tidak dianjurkan (Gambar 4.26),
karena demi kesehatan lingkungan sampah jenis organik dan an-
organik seharusnya dibedakan sehingga pengolahan akhirnya lebih
mudah

132
Gambar 4.26. Membuang tatal/beram, besama jenis sampah lainnya

C. Rangkuman
Teknik pengikatan benda kerja:
 Pengikatan benda kerja dengan meja magnet:
Yang harus diperhatikan pengikatan benda kerja dengan meja magnet
adalah, selain permukaan benda kerja yang akan dijadikan dasar/basic
penggerindaan harus besih dari kotoran dan tidak ada chip/beram yang
mengganjal, permukaan meja magnet juga harus benar-benar bersih
dari kotoran agar dapat menghasilkan penggerindaan rata rata dan
sejajar
- Pengikatan Benda Kerja Berukuran Panjang dan Lebar
Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan
lebar, dapat dilakukan langsung menggunakan meja magnet tanpa
harus menggunakan alat bantu penahan
- Pengikatan Benda Kerja Berukuran Kecil
Untuk pengikatan benda kerja yang berukuran relatif kecil, pada
posisi bagian sekeliling benda kerja harus ditahan dengan
menggunakan pelat atau alat penahan lainnya
- Pengikatan Benda Kerja Berukuran Relatif Tinggi
Untuk pengikatan benda kerja yang berukuran relatif tinggi, pada
posisi bagian samping kanan dan kiri benda kerja harus ditahan
dengan menggunakan balok

133
 Pengikatan Benda Kerja Dengan Ragum Presisi:
- Pengikatan Benda Kerja Berkuran Relatif Pendek
Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif pendek, dapat
dilakukan menggunakan ragum presisi berjumlah satu buah
- Pengikatan Benda Kerja Berukuran Relatif Panjang
Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang, harus
dilakukan menggunakan ragum presisi berjumlah dua buah
- Pengikatan Benda Kerja Berbentuk/Profil Bulat
Pengikatan benda kerja yang memiliki bentuk atau profil bulat juga
dapat dilakukan menggunakan ragum presisi, dengan catatan
ketinggian pengikatannya tidak boleh melebihi setengah diameter
benda kerja

 Pengikatan Benda Kerja Dengan Balok Penghantar Magnet Alur V:


Pengikatan benda kerja dengan balok penghantar magnet berbentuk
alur V, pada umumnya dilakukan untuk penggerindaan benda kerja
berbentuk bulat.

 Pengikatan Benda Kerja Dengan Balok Penyiku:


Pengikatan benda kerja dengan balok penyiku adalah salah satu
alternatif pengikatan benda kerja, yang pada umumnya dilakukan untuk
pengikatan benda kerja berbentuk khusus yang tidak dapat dilakukan
pengikatan dengan cara lain. Cara pengikatan benda kerja pada balok
penyiku salah satunya dengan alat bantu klem C.

 Pengikatan Benda Kerja Dengan Ragum Sudut Universal Presisi:


Pengikatan benda kerja dengan ragum sudut presisi, pada umumnya
dilakukan untuk mendapatkan hasil penggerindaan miring dengan
besar sudut tertentu. Ketelitian alat ini dapat mencapai nilai detik,
sehingga dapat menghasilkan kemiringan bidang yang presisi.

134
Penggunaan Media Pendingin:
 Jenis Media Pendingin
- Solube oils
Solube oils, adalah salah satu jenis media pendingin berupa
campuran antara oli (hasil penambangan) dengan bahan tambah
tertentu. Dalam penggunaannya harus dicampur dengan air dengan
perbandingan antara 1:20 ÷ 1:40, artinya 20 ÷ 40 % berupa air dan
1 % berupa solube oils
- Pendingin Campuran Kimia
Pendingin campuran kimia, adalah salah satu jenis media pendingin
berupa campuran dari beberapa jenis bahan kimia diantaranya:
sodium nitrit, triethanolamine dan sodium mercaptobenzothia zole.
Dalam penggunaannya harus dicampur dengan air dengan
perbandingan antara 1:50 ÷ 1:80, artinya 50 ÷ 80 % berupa air dan 1
% berupa oli campuran kimia.

 Konstruksi Pendingin Yang Baik.


- Posisi nozzle harus dapat diatur dengan mudah (Gambar 4.15),
sehingga cairan pendingin dengan tepat menyemprot pada benda
kerja dan roda gerinda.
- Pengarah/mulut cairan pendingin berbentuk pipih, sehingga dapat
melebar semprotan cairannya
- Pompa cairan pendingin harus dapat menjamin terjadinya
tekanan/dorongan cairan pendingin yang stabil
- Sirkulasi saluran dan sistim penyaringan cairan pendingin, harus
dapat menjamin keseimbangan tekanan/dorongan cairan pendingin

Proses Penggerindaan Datar:


 Penggerindaan Rata, Sejajar dan Siku
Penggerindaan rata, sejajar dan siku dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu, dengan meja magnet dan ragum persisi.

135
 Penggerindaan Miring
Penggerindaan bidang miring, pengikatan benda kerjanya dapat
dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan
menggunakan ragum sudut universal presisi

 Penggerindan Alur/Profil Datar


Penggerindaan alur datar, pengikatannya dapat dilakukan dengan
beberapa cara salah satunya adalah dengan menggunakan meja
magnet. Bentuk alur/profil yang dihasilkan tergantung dari bentuk/profil
roda gerinda yang digunakan.

Penerapan Kesahatan, keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L)


Pada Proses Penggerindaan datar:
Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan terkait penerapan K3L pada saat melakukan proses
pengerindaan datar, diantaranya:

 Yang harus dilakukan


Kegiatan yang harus dilakukan terkait penerapan K3L pada saat proses
penggerindaan datar diantaranya:

- Menggunakan Pakaian Kerja


Untuk menghindari baju dan celana harian terkena kotoran, oli dan
benda-benda lain pada saat melakukan proses pembubutan, operator
harus menggunakan pakaian kerja yang standar.
- Menggunakan Kaca Pengaman (Safety Glasses)
Untuk menghindari mata terkena atau kemasukan debu,
tatal/beram pada saat melakukan proses penggerindaan datar,
maka selama melakukan penggerindaan harus menggunakan kaca
mata yang sesuai standar keselamatan kerja

136
- Menggunakan Sepatu Kerja
Pada saat melakukan proses penggerindaan datar, bisa saj terjadi
kemungkinan benda/alat atau perlengkapan lain terjatuh dari atas
dan juga oli yang berceceran. Maka dari itu, pada saat melakukan
proses pemnggerindaan harus menggunakan sepatu kerja
sesuai standar yang berlaku (Gambar 4.21).
- Melakukan Proses Pengukuran Hasil Penggerindaan Harus Benar
Dan Aman.
Dalam melakukan pengukuran hasil penggerindaan datar, benda kerja
yang akan diukur tidak harus dilepas terlebih dahulu. Namun untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat dan aman dalam
melakukannya harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
diantaranya: meja mesin harus dalam kondisi berhenti. benda kerja
dan meja magnetik harus bersih dari kotoran dan jika roda gerinda
masih tetap berputar, jauhkan posisinya dari titik pengukuran

 Yang Tidak boleh dilakukan


Kegiatan yang tidak boleh dilakukan pada saat proses penggerindaan
datar diantaranya:
- Menempatkan Peralatan Kerja dan Alat Ukur Yang Tidak Aman
Agar semua peralatan termasuk alat ukur aman dan mudah diambil
pada saat akan digunakan, peralatan dan alat ukur yang digunakan
pada proses penggerindaan datar harus diletakkan dan ditempatkan
pada posisi yang aman dan ditata dalam penempatannya.
- Membuka Penutup Roda Gerinda
Membuka penutup roda gerinda pada saat mesin gerinda datar
digunakan adalah kegiatan yang sangat membahyakan bagi operator
dan orang-orang yang ada disekitarnya. Karena disamping percikan
cairan pendingin akan bertebaran kemana-mana, jika terjadi roda
gerinda pecah akibat kesalahan penggunaan akan dapat terlempar
kearah lingkungan kerja sehingga dapat mengenai siapa saja yang
ada disekitarnya.

137
- Berkerumunan Disekitar Mesin Gerinda Datar Tanpa Alat Pelindung
Keselamatan Kerja
Berkerumunan disekirtar mesin gerinda datar yang sedang
dioperasikan, tanpa menggunkanalat pelindung keselamatan kerja
adalah salahsatu kegitan yang sangat membahayakan, karena
rawan terjadi kecelakaan akibat loncatan beram atau perlengkapan
mesin gerinda datar yang terjatuh
- Membuang Debu atauTatal Bersama Jenis Sampah Lainnya
Kegiatan membuang tatal/beram hasil pembubutan bersama-sama
jenis sampah lainnya sangatlah tidak dianjurkan, karena demi
kesehatan lingkungan sampah jenis organik dan an-organik
seharusnya dibedakan sehingga pengolahan akhirnya lebih mudah

D. Tugas
1. Buat rangkuman secara singkat, terkait materi teknik penggerindaan
2. Jelaskan dengan singkat, apa yang terjadi apabila dalam melakukan
penggerindaan datar tidak berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan

E. Test Formatif
1. Jelaskan dengan singkat, persyaratan apa saja yang harus dilakukan
sebelum melakukan peggerindaan datar dengan meja magnetik
2. Jelaskan dengan singkat, cara pengikatan benda kerja dengan meja
magnetik yang memiliki ukuran relatif panjang dan lebar, keci dan
tinggi
3. Jelaskan dengan singkat, persyaratan apa saja yang harus dilakukan
sebelum melakukan peggerindaan datar dengan ragum presisi
4. Jelaskan dengan singkat, cara pengikatan benda kerja dengan ragum
presisi yang memiliki ukuran relatif pendek dan panjang
5. Jelaskan dengan singkat, cara pengikatan benda kerja dengan ragum
presisi yang memiliki bentuk atau profil bulat
6. Jelaskan dengan singkat cara penggunaan balok penghantar magnet
berbentuk alur V pada proses penggerindaan datar

138
7. Jelaskan dengan singkat cara penggunaan balok siku pada proses
penggerindaan datar
8. Jelaskan dengan singkat, tujuan Penggunaan media pendingin pada
proses penggerindaan datar
9. Jelaskan dengan singkat, beberapa persyaratan media pendingin yang
baik
10. Jenis media pendingin ada dua, sebutkan dan jelaskan karakteristiknya
11. Sebutkan beberapa criteria konstruksi pendingin yang baik
12. Jelaskan dengan singkat, beberapa persyaratan media pendingin yang
baik
13. Jelaskan dengan singkat penggerindaan rata, siku dan sejajar dengan
meja magnet
14. Jelaskan dengan singkat penggerindaan rata, siku dan sejajar dengan
ragum presisi
15. Jelaskan dengan singkat penggerindaan miring dengan ragum sudut
universal presisi
16. Jelaskan dengan singkat penggerindaan alur/profil dengan meja
magnetik

139
Soal Praktek 1:

Menggrinda rata, sejajar dan siku.


1. Peralatan:
a. Mesin gerinda datar dan perlengkapanya
b. Mistar sorong
c. Micometer luar
d. Micrometer dalam
e. Batu gosok
f. Penyiku presisi
2. Bahan:
Baja lunak 12,4x 0,4x100 mm
3. Keselamatan Kerja
a. Periksa alat-alat sebelum digunakan
b. Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan
sesudah digunakan
c. Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada saat praktikum
d. Operasikan mesin sesuai SOP
e. Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
f. Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan

140
Gambar Kerja 1:

N6

Jumlah Nama Bagian No.Bag Bahan Ukuran Keterangan


I II III Pengganti dari
Perubahan
Diganti dengan
Digambar 15.11.13 Odi
MENGGERINDA RATA, SIKU Diperiksa Deden
Dilihat
DAN SEJAJAR Disetujui Hadi M

PPPPTK BMTI - BANDUNG

141
Lembar Penilaian Proses 1:

Hasil Penilaian
Tahapan Uraian Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
Persiapan Memahami SOP
Menyiapkan alat keselamatan kerja
Menyiapkan gambar kerja
Menyiapkan mesin dan kelengkapannya
Menyiapkan alat potong
sesuai kebutuhan kerja
Mengkondisikan lingkungan kerja
Proses Menerapkan SOP
Menerpakan prinsip-prinsip K3
Membaca dan memahami gambr kerja
Menyimpan perlengkapan mesin sesuai
SOP
Menyimpan alat potong sesuai SOP
Menyimpan alat ukur sesuai SOP
Memasang dan menggunakan
perlengkapan mesin sesuai SOP
Menggunakan alat potong sesuai SOP
Menggunakan alat ukur sesuai SOP
Menggunakan putaran mesin sesuai
SOP
Menggunakan feding mesin sesuai SOP
Mengopersikan mesin sesuai SOP
Akhir Membersihkan dan merawat alat ukur
Kegiatan
Membersihkan mesin dan
perlengkapannya
Membersikan dan merawat alat potong
Membersih lingkungan kerja
dan sekitarya
Memberi pelumas pada bagian
mesin sesuai SOP
SISWA: GURU PEMBIMBING:
Nama : Nama :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :

142
Lembar Penilaian 1:

LEMBAR PENILAIAN Kode :


Mulai tgl :
MENGGERINDA RATA, SEJAJAR DAN SIKU Dicapai :
Waktu
Standard :
Nilai
SUB KOMPONEN Maks. Yang
dicapai
UKURAN:
Lebar 36 ± 0.02 18
Tebal 12 ± 0.02 18
Kesejajaran bidang 8
A1-A2 ± 0.02
Kesejajaran bidang 8
B1-B2 ± 0.02
Kesejajaran bidang 8
C1-C2 ± 0.02
Kesikuan C-A ± 0.02 10
Kesikuan B-A ± 0.02 10
Keterangan
Kesikuan C-B ± 0.02 10

Sub total 90
TAMPILAN:
Kehalusan permukaan N7 6
(6 bidang )
Penyelesaian/finising 4

Sub total 10
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
SISWA: GURU PEMBIMBING:
Nama : Nama :

Tanda Tangan : Tanda Tangan :

143
Soal Praktek 2:
Menggrinda alur, beringkat dan miring.
1. Peralatan:
a. Mesin gerinda datar dan perlengkapanya
b. Mistar sorong
c. Micometer luar
d. Micrometer dalam
e. Universal bevel protactor
f. Batu gosok
g. Penyiku presisi
2. Bahan:
Baja lunak 60,4x70,4x90,4 mm
3. Keselamatan Kerja
a. Periksa alat-alat sebelum digunakan
b. Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan
sesudah digunakan
c. Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada saat praktikum
d. Operasikan mesin sesuai SOP
e. Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
f. Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan

144
Gambar Kerja 2:

N6

Jumlah Nama Bagian No.Bag Bahan Ukuran Keterangan


I II III Pengganti dari :
Perubahan
Diganti dengan:
Digambar 15.11.13 Odi
Diperiksa Deden
MENGGERINDA ALUR, BERTINGKAT Dilihat
DAN MIRING Hadi
Disetujui
M

PPPPTK BMTI - BANDUNG

145
Lembar Penilaian Proses 2:

Hasil Penilaian
Tahapan Uraian Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
Persiapan Memahami SOP
Menyiapkan alat keselamatan kerja
Menyiapkan gambar kerja
Menyiapkan mesin dan kelengkapannya
Menyiapkan alat potong
sesuai kebutuhan kerja
Mengkondisikan lingkungan kerja
Proses Menerapkan SOP
Menerpakan prinsip-prinsip K3
Membaca dan memahami gambr kerja
Menyimpan perlengkapan mesin sesuai
SOP
Menyimpan alat potong sesuai SOP
Menyimpan alat ukur sesuai SOP
Memasang dan menggunakan
perlengkapan mesin sesuai SOP
Menggunakan alat potong sesuai SOP
Menggunakan alat ukur sesuai SOP
Menggunakan putaran mesin sesuai
SOP
Menggunakan feding mesin sesuai SOP
Mengopersikan mesin sesuai SOP
Akhir Membersihkan dan merawat alat ukur
Kegiatan
Membersihkan mesin dan
perlengkapannya
Membersikan merawat alat potong
Membersih lingkungan kerja
dan sekitarya
Memberi pelumas pada bagian
mesin sesuai SOP
SISWA: GURU PEMBIMBING:
Nama : Nama :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :

146
Lembar Hasil Produk 2:

LEMBAR PENILAIAN Kode :


Mulai tgl :
MENGGERINDA ALUR, BERINGKAT Dicapai :
DAN MIRING Waktu
Standard :
Nilai
SUB KOMPONEN Maks Yang
dicapai
UKURAN:
Lebar 20 ± 0.02 5
Lebar 6 ± 0.02 5
Lebar alur 20,2 ± 0.012 8
Tinggi 16 ± 0.02 5
Tinggi 8,5 ± 0.02 5
Tinggi 11,5± 0.02 5
Tebal 12 ± 0.02 5
Jarak 6 ± 0.02 5
Kedalaman 2 ± 0.02 8
Kesimetrisan 19,9 ± 0.01 5
Kemiringan 34,3° ± 0,5° 8
Kesejajaran alur ± 0.02 4
Kesejajaran bidang 4
bertingkat ± 0.02 Keterangan
Kesejajaran bidang miring
± 0.02
Kesikuan bidang alur ± 0.02 4
Kesikuan bidang bertingkat 4
± 0.02
Kesikuan bidang satu 6
dengan lainnya (6 bidang) ±
0.02
Sub total 88
TAMPILAN:
Kehalusan permukaan 9
penggerindaan (9 bidang)
Kerataan hasil 2
penggerindaan
Penyelesaian/finising 1
Sub total 12
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
SISWA: GURU PEMBIMBING:
Nama : Nama :

Tanda Tangan : Tanda Tangan :

147
LAMPIRAN:

Tabel Ukuran Butiran Roda Gerinda

Ukuran Kode Ukuran Butiran


Butiran
Sangat kasar 8 12 16
Kasar 20 24 26
Sedang 36 60 80
Halus 100 120 150 180
Sangat halus 225 240 280 320
Halus sekali 400 500 600 800 1000 2000

Tabel Tingkat Kekerasan Roda Gerinda

Tingkat Kekerasan Kode Kekerasan


Lunak sekali E, F, G, H
Lunak J, K
Sedang L, M, N
Keras O, P,
Sangat Keras Q, R, S

Tabel Struktur Roda Gerinda

Nomor Struktur
Banyaknya
Kelompok Inggris/ Kode
Swiss Pori-pori
Jerman
Sangat
0÷1 0÷9 Pori-pori sedikit l
Padat
Padat 2÷3 11 ÷ 13 Pori-pori sedang m
Sedang 4÷5 14 ÷ 16 Pori-pori banyak h
Terbuka 6÷7 17 ÷ 19 Pori-pori halus f
Sangat Pori-pori sangat
8÷9 20 ff
Terbuka halus

148
Tabel Penandaan Roda Gerinda

149
Tabel Standar Dimensi Roda Gerinda

150
Daftar Pustaka

Widarto, (2088), Teknik Pemesinan Juilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional

Jhon Gain, (1996). Engenering Whorkshop Practice. An International


Thomson Publishing Company. National Library of Australia

……………., 1990. Hand Out - Teori Gerinda Datar, Politeknik Manufaktur


Bandung.
…………….., 1992. Modul - Teknik Gerinda Datar, Pusat Pengembangan
Penataran Guru Teknologi Bandung.

151

Anda mungkin juga menyukai