Kelas : TI-3C
NIM : A2.2100111
B. PEMBAHASAN
I. Enskripsi
Persamaan enskripsi
C = E(K,C) Mod 26
Dengan :
a) C = Ciphertext
b) K = Kunci
c) P = Plaintext
A. Hill Chiper (Kasus)
a) Plainteks = RIFKII
2 1
b) key = [ ]
3 4
c) Chiperteks ???
𝑅 𝐹 𝐼
Indeks nya adalah : [ ] [ ] [ ]
𝐼 𝐾 𝐼
Maka tentukan Indeks untuk setiap karakter yang ada di blok :
𝑅 17
[ ]= [ ]
𝐼 8
𝐹 5
[ ]=[ ]
𝐾 10
𝐼 8
[ ]=[ ]
𝐼 8
Lalu lakukan perkalian matriks antara kunci dan blok plainteks
2 1 17 (2 × 17) + (1 × 8) 26 0
[ ][ ] =[ ] =[ ] (mod 26) = [ ]
3 4 8 (3 × 17) + (4 × 8) 49 19
2 1 5 (2 × 5) + (1 × 10) 50 20
[ ][ ] = [ ] =[ ] (mod 26) = [ ]
3 4 10 (3 × 5) + (4 × 10) 95 3
2 1 8 (2 × 8) + (1 × 8) 50 24
[ ][ ] = [ ] =[ ] (mod 26) = [ ]
3 4 8 (3 × 8) + (4 × 8) 95 4
II. Deskripsi
Persamaan Deskripsi
P = D(K,P) = 𝐾 −1 C mod26
Chiperteks -> ATUDYE
2 1
Key -> [ ]
3 4
Plainteks ???
Menghitung nilai determinan dan matriks kunci (K)
𝑎 𝑏 2 1
Det (K) = det [ ] = det [ ] = ((a× 𝑑) − (𝑏 × 𝑐))
𝑐 𝑑 3 4
= ((2× 4) − (1 × 3))
=8–3
=5
Menghitung INVERS MATRIKS kunci (𝑘 −1 ), dengan rumus :
1 𝑑 −𝑏
𝑘 −1 = det(𝑘) mod 26 [ ]
−𝑐 𝑎
1 4 −1
𝑘 −1 = mod 26 [ ]
5 −3 2
6 5 0 (6 × 0) + (5 × 19) 95 17
[ ] [ ]=[ ]=[ ] mod 26 [ ]
15 16 19 (15 × 0) + (16 × 19) 304 8
6 5 20 (6 × 20) + (5 × 3) 135 5
[ ] [ ]=[ ]=[ ] mod 26 [ ]
15 16 3 (15 × 20) + (16 × 3) 348 10
6 5 24 (6 × 24) + (5 × 4) 164 8
[ ] [ ]=[ ]=[ ] mod 26 [ ]
15 16 4 (15 × 24) + (16 × 4) 424 8
Jadi jawaban dari hasil Dekripsi tersebut adalah :
17 𝑅
[ ]=[ ]
8 𝐼
5 𝐹
[ ]=[ ]
10 𝐾
8 𝐼
[ ]=[ ]
8 𝐼
D. KESIMPULAN
1. Proses enkripsi algoritma Hill Cipher dan ElGamal dengan menggunakan perhitungan
matematika secara manual menghasilkan dua ciphertext. Menggunakan algoritma Hill
Cipher ciphertext yang diperoleh melalui plaintext pesan. Sedangkan enkripsi
menggunakan ElGamal menghasilkan ciphertext dari kunci simetris. Mengonversikan
plaintext menggunakan tabel ASCII 256 sehingga dapat mengubah alfabet menjadi
simbol-simbol yang tidak dimengerti. Dengan melakukan penyandian mengakibatkan
plaintext memiliki tingkat keamanan yang tinggi dari serangan kriptanalis. Apabila
kriptanalis dapat mengetahui potongan kunci memungkinkan dengan mudah dapat
mengetahui plaintext asli.
2. Proses dekripsi menggunakan algoritma Hill Cipher dapat mengubah ciphertext menjadi
plaintext semula. Sehingga dapat diartikan bahwa proses dekripsi dapat dilakukan dengan
baik. Karena ciphertext yang diperoleh adalah ciphertext pesan maka terlebih dahulu
menentukan plaintext dari kunci.
3. Penggunaan modulo yang bukan merupakan bilangan prima, menyebabkan terbatasnya
matriks kunci yang dapat digunakan. Penggunaan program aplikasi mempermudah
penghitungan saat inisialisasi matriks kunci, proses enkripsi dan proses Dekripsi terutama
pada penggunaan matriks kunci dengan ordo yang besar dan plaintext yang panjang.
4. Hill Cipher adalah algoritma kriptografi klasik yang sangat kuat dilihat dari segi
keamanannya.
5. Matriks kunci Hill Cipher harus merupakan matriks yang invertible. Semakin besar suatu
matriks kunci maka semakin kuat juga segi keamanannya.
A. DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.youtube.com/watch?v=XCPC30TYfqw
2. https://kalkulator.id/kalkulator-modulo/
1. 3.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132128276/pendidikan/Presentation+group+8_number
+theory.pdf
3. http://jurnal.unpad.ac.id/jmi/article/view/10196