Anda di halaman 1dari 5

KASUS REKONSILIASI FISKAL (TAXATION ACCOUNTING)

PT Indonesia Ranggenah dengan NPWP 01.345.625.4-521.000 dan beralamat di Jl. Adiaksa No.69,
Purwokerto adalah perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dalam kemasan. Perusahaan
menggunakan tahun buku 1 Januari s.d. 31 Desember. Data – data pembukuan tahun 2010 adalah
sebagai berikut:

(Angka dalam ribuan rupiah)

Penjualan Bruto Rp90.000.000


Potongan Penjualan Rp 3.000.000
Retur Penjualan Rp 1.000.000
Persediaan Bahan Baku 31/12/2019 Rp 5.000.000
Pembelian Bahan Baku selama tahun 2020 Rp24.700.000
Persediaan Bahan Baku yang tersisa tanggal 31/12/2020 Rp 5.200.000
Persediaan Bahan Kemasan 31/12/2019 Rp 4.800.000
Pembelian Bahan Kemasan selama tahun 2020 Rp 7.800.000
Persediaan Bahan Kemasan yang tersisa tanggal 31/12/2020 Rp 3.400.000
Upah Langsung Rp 1.600.000
Biaya Produksi Tidak Langsung Rp 9.300.000
Penyusutan Bangunan Rp 100.000
Penyusutan Pabrik Rp 1.200.000
Penyusutan Kendaraan Operasional Rp 1.000.000
Barang dalam Proses 31/12/2019 Rp 2.900.000
Barang dalam Proses 31/12/2020 Rp 2.100.000
Persediaan Barang Jadi 31/12/2019 Rp 1.500.000
Persediaan Barang Jadi 31/12/2020 Rp 1.200.000
Biaya Administrasi dan Umum:

Gaji Rp 5.500.000
Tunjangan Pengobatan Rp 470.000
Pengobatan Cuma-Cuma Rp 50.000
THR Rp 350.000
Bonus atas Prestasi Kerja Rp 250.000
Bonus atas Pembagian Laba Rp 100.000
Tunjangan PPh Pasal 21 Rp 300.000
PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan Rp 20.000
Pembagian Beras Rp 60.000
Seragam Pabrik dan Satpam Rp 195.000
Seragam Staf Rp 30.000
Keselamatan Kerja Rp 25.000
Bus Antar Jemput Pegawai Rp 150.000
Taxi Antar Jemput Pegawai Rp 30.000
Perjalanan Dinas Pegawai Rp 1.800.000
Perjalanan Luar Negeri Pem. Saham Rp 430.000
Tunjangan Sewa Rumah Pegawai Rp 90.000
Sewa Rumah untuk Pegawai Rp 30.000
Olahraga Pegawai Rp 40.000
Rekreasi Pegawai Rp 20.000
Sumbangan Bencana Alam Gunung Merapi Rp 160.000
Sumbangan Dalam Rangka Pembinaan Olahraga Rp 350.000
Promosi Rp 6.000.000
Entertainment Rp 500.000
Biaya Diklat Pegawai Rp 160.000
Ekspedisi Rp 1.100.000
Barang Cetakan Rp 300.000
Biaya Telp dan ATK Rp 1.056.000
Biaya Penelitian Rp 1.000.000
Profesional Fee Rp 700.000
Sewa Kantor Rp 180.000
Biaya HP pulsa pegawai Rp 50.000
Pajak dan Retribusi Daerah Rp 400.000
Penyisihan Kerugian Piutang Rp 350.000
Piutang Dihapus Rp 200.000
Sanksi Administrasi Pajak Rp 115.000
Parcel Lebaran Rp 20.000
Karangan Bunga Rp 10.000
Biaya Bunga Bank Rp4.300.000
Biaya Bunga Investasi Saham di BEI Rp 400.000
Biaya Penyusutan:

Komputer Rp 15.000
Handphone Pegawai Rp 9.000
Kendaraan Operasi Rp 200.000
Sedan Rp 180.000
Inventaris (Kelompok I) Rp 30.000
Inventaris (Kelompok II) Rp 50.000
Rugi Selisih Kurs Rp 200.000
Biaya Lain-Lain (Tidak ada rincian) Rp 25.000
Penghasilan Diluar Usaha:

Jasa Giro Rp 200.000


Komisi Perantara Rp 300.000
Sewa Kendaraan Rp 100.000
Sewa Mesin Rp 100.000
Sewa Ruangan Rp 200.000
Deviden PT. Singgenah Indonesia Rp 500.000
Deviden Saham Rp 100.000
Laba Penjualan Tanah Rp1.000.000
Laba Penjualan Saham BEI Rp 600.000
Laba Kurs Rp 100.000
Imbalan Bunga dari DJP Rp 180.000
Restitusi PPN Rp 600.000
Laba Penjualan Kendaraan Rp 20.000

Keterangan Lainnya:

1. Tanggal 1 April 2020 melakukan penjualan ke Pemungut PPh Pasal 22 sebesar Rp40.000.000
2. Pada akhir tahun 2020 dibentuk penyisian potongan penjualan sebesar Rp300.000.000
3. Bangunan diperoleh pada awal tahun 2012 sebesar Rp3.000.000.000 dan secara komersial
disusutkan selama 30 tahun
4. Mesin pabrik (Kelompok III) dibeli awal tahun 2012 seharga Rp18.000.000.000. Secara komersial
disusutkan selama 15 tahun. Penyusutan komersial maupun fiskal dihitung dengan metode saldo
menurun
5. Kendaraan operasional pabrik (Kelompok II) dibeli awal tahun 2016 seharga Rp6.000.000.000.
Penyusutan komersial dihitung dengan metode garis lurus dengan masa manfaat selama 6 tahun
sedangkan penyusutan fiskal dihitung dengan metode saldo menurun
6. Atas aktiva tetap lainnya, penyusutan dihitung dengan metode garis lurus, tanpa nilai residu
(Untuk penyusutan komersial) dan metode saldo menurun (Untuk penyusutan fiskal) yaitu atas
aktiva berupa:
a) Program aplikasi komputer khusus yang dibeli tanggal April 2017 seharga Rp60.000.000 dan
termasuk kelompok I. Komputer lama yang nilai bukunya nihil (telah habis disusutkan baik
secara fiskal maupun secara komersial) mempunyai harga pasar Rp10.000.000
disumbangkan ke Yayasan pendidikan dengan wajib pajak
b) 12 unit handphone untuk pegawai dibeli pada tanggal 1 Mei 2017 seharga Rp36.000.000 dan
untuk kepentingan penyusutan termasuk kelompok I
c) 8 (delapan) unit kendaraan operasional kantor dibeli pada tanggal 2 Januari 2016 seharga
Rp1.200.000.000 dan untuk kepentingan penyusutan termasuk kelompok II
d) 4 (empat) mobil sedan yang dipergunakan untuk pegawai tertentu guna memperlancar
operasional perusahaan dibeli pada tanggal 1 Juni 2016 seharga Rp900.000.000 dan untuk
kepentingan penyusutan termasuk kelompok II
e) Inventaris (termasuk kelompok I) yang nilai bukunya telah nihil pada akhir tahun 2016
dilakukan penilaian kembali dengan nilai wajar sebesar Rp120.000.000. Penyusutan fiskal
mulai 1 Januari 2017
f) Inventaris (termasuk kelompok II) ynag nilai bukunya telah nihil pada akhir tahun 2016
dilakukan penilaian kembali dengan nilai wajar Rp300.000.000. Penyusutan fiskal mulai 1
Januari 2017
7. Semua biaya promosi telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PMK No 2/PMK.03/2010
tentang Biaya Promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
8. Dalam biaya entertainment terdapat sejumlah Rp100.000.000 yang tidak dapat dibuatkan daftar
nominatifnya
9. Di dalam biaya barang cetakan terdapat cetakan kartu undangan pemegang saham sebesar
Rp20.000.000
10. Penghapusan piutang telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI No.57/PMK.03/2010
11. Besarnya penyertaan pada PT Singgenah Indonesia sebesar 30% dari modal disetor PT.
Singgenah Indonesia
12. Tanah yang dibeli pada tahun 2010 seharga Rp2.200.000.000 tidak digunakan untuk usaha, tidak
dilakukan balik nama, pada tahun 2020 dijual tunai sebesar Rp3.200.000.000
13. Saham PT.IDIH, Tbk dibeli seharga Rp1.000.000.000 dan dijual lagi seharga Rp1.600.000.000
14. Saham PT.EGP, Tbk yang dibeli pada tahun 2020 seharga Rp1.200.000.000 sampai akhir tahun
2020 belum terjual. Harga pasar di BEI pada tanggal 31 Desember 2010 seharga Rp900.000.000
15. Kendaraan operasional yang nilai bukunya sudah nihil dijual seharga Rp20.000.000
16. Terdapat PPh Pasal 22 import sebesar Rp1.200.000.000
17. SPT Tahun 2019 dilaporkan ke Kantor Pajak pada tanggal 30 Juni 2020 (perpanjangan) dengan
keterangan sebagai berikut:
a) Rugi fiskal sebesar Rp2.000.000.000
b) PPh lebih bayar sebesar Rp1.300.000.000 yang berasal dari PPh Pasal 22 sebesar
Rp200.000.000 dan PPh Pasal 25 sebesar Rp1.100.000.000

Diminta:

1. Hitung besarnya harga pokok penjualan komersial.


2. Hitung besarnya penyusutan fiskal atas semua aktiva tetap yang terdiri dari bangunan, mesin
pabrik, kendaraan operasional pabrik, program aplikasi dan komputer, handphone, kendaraan
operasional kantor, mobil sedan, inventaris kelompok I dan inventaris kelompok II.
3. Hitung besarnya laba komersial
4. Buat rekonsiliasi fiskal yang diperlukan guna menghitung Penghasilan Kena Pajak
5. Hitunglah besarnya Penghasilan Kena Pajak dan PPh terutang
6. Hitunglah besarnya PPh Kurang (lebih) bayar dengan asumsi selama tahun 2020 tidak pernah
membayar angsurang PPh Pasal 25 baik yang dibayar sendiri maupun melalui Surat Tagihan
Pajak dan semua penghasilan yang seharusnya merupakan objek PPh Pasal 23 tidak ada yang
dipotong PPh Pasal 23 sehingga wajib pajak tidak mempunyai bukti potong PPh Pasal 23.

Anda mungkin juga menyukai