Anda di halaman 1dari 20

Bidang Kajian ke- 6

Modul 1: Pengantar Teknologi Digital Printing

Pendahulan
Modul ini mengajak peserta ‘PPG dalam Jabatan’ memperlajari pengetahuan awal tentang
teknologi digital printing. Setelah membaca materi, para peserta pelatihan diharapkan dapat
menjelaskan definisi digital printing dan mengidentifikasi ruang lingkupnya. Secara spesifik
pokok-pokok materi yang diuraikan sebagai berikut:

1. Definisi Digital Printing


2. Teknologi Digital Printing
3. Ragam Penggunaan Mesin Digital Printing
4. Rambu-Rambu Persiapan Data Digital dalam Digital Printing

1
A. Definisi Digital Printing

Perkembangan teknologi digital diarahkan untuk membantu atau mempermudah


pekerjaan manusia. Kebutuhan pekerjaan cetak yang menuntut efisiensi dan produktivitas
mengharuskan adanya pengembangan teknologi yang lebih efisien dan efektif. Mengingat
teknologi percetakan terdahulu membutuhkan tenaga, biaya, dan waktu dalam proses pembuatan
film dan plat sebagai media transfer. Sehingga proses cetak pada teknologi terdahulu dipandang
kurang praktis dan kurang sesuai kebutuhan cetak karena mensyaratkan jumlah cetakan minimal.

Seiring kemajuan teknologi percetakan di era digital sekarang, jumlah eksemplar cetakan
dapat diatur sesuai kebutuhan produk cetak. Inovasi teknologi cetak ini dilakukan secara digital
tanpa melalui proses pembuatan acuan cetak sebagaimana teknologi cetak sebelumnya seperti:
lithography, flexography, gravure, atau letterpress. Maka hadirnya digital printing dalam dunia
percetakan modern ini adalah jawaban atas kebutuhan masyarakat terhadap kecepatan cetak yang
berkualitas pada beragam media, tanpa minimum order dan tanpa terbatasi oleh ukuran media
yang digunakan. Oleh karena itu inovasi teknologi percetakan yang popular dengan istilah print
on demand ini dapat mencetak sesuai permintaan meskipun hanya cetak satuan.

Berdasarkan uraian singkat di atas dapat dijelaskan bahwa definsi digital printing
merupakan suatu teknik mencetak file berbasis digital dari komputer ke media cetak
menggunakan mesin cetak, dimana proses kerjanya tanpa melalui perantara film atau plat
sebagai media transfer. Analogi sederhananya seperti menggunakan mesin printer dekstop yang
akrab digunakan di rumah atau kantor, untuk mencetak gambar, teks, dokumen dan lain
sebagainya. Lazimnya produk digital printing cenderung di dominasi untuk keperntingan
advertising seperti poster, banner, baliho, billboard, spanduk dan produk-produk lainnya.
Adapun guna memperjelas pemahaman awal tentang digital printing berikut ini di jelaskan
tentang keunggulan digital printing dibandingkan dengan teknologi cetak sebelumnya.

1. Keunggulan Digital Printing


Penjelasan tentang keunggulan teknologi digital printing dijabarkan sebagai berikut:
a. Short Run Printing
Proses cetak lebih singkat dengan kualitas hasil cetakan yang cenderung sama baiknya.
Keunggulan digital printing ini, dipandang menguntungkan bagi para pelaku usaha atau uji
coba usaha yang mana ingin menguji keberhasilan promosi atau produk cetakannya.

2
Sehingga bila suatu produk cetakan dipandang berhasil menarik minat masyarakat, maka
tinggal memperbanyak jumlah cetakan, baik dengan revisi ataupun tanpa revisi.

b. Personalization
Memiliki kemampuan mencetak secara personal/ per individu/ per grup dengan data yang
bervariasi. Kita bisa membuat desain khusus untuk satu orang saja dengan kualitas yang tetap
baik dan waktu yang cepat serta tidak sama dengan milik orang lain. Misalnya desain yang
dibuat bisa saja satu buah tetapi kita dapat memberikan tambahan data yang berbeda-beda.

Gambar 1.
Desain sama tetapi ilustrasi gambar dan identitas berbeda-beda.
http://belajardesain.web.id/wp-content/uploads/2018/02/4.jpg

c. On Demand Printing
Artinya dapat mencetak dengan jumlah yang tepat, sesuai dengan kebutuhan pada
beragam media cetak sehingga menghemat biaya untuk produksi dalam jumlah oplah sedikit
(1-10 Eksemplar). Misalnya hanya mencetak 1 buah e-book menjadi 1 eksemplar buku cetak
dengan cover kertas berjenis ivory dan isinya menggunakan kertas HVS.

d. Distributed Printing
Mengingat acuan cetak pada digital printing berbasis digital, maka data digital dapat
dicetak secara bersamaan di mesin cetak lainnya, atau di tempat percetakan yang berbeda.
Termasuk mencetak dari jarak jauh, dimana teknologi transfer data lewat internet seperti
email sangat mendukung proses distributed printing. Sehingga mana kala kita sedang
terdesak waktu dengan segala kesibukan, maka kita tinggal mengirim email ke mesin cetak
atau ke tempat percetakan untuk memperoleh hasil cetakan yang di inginkan. Selain itu
dengan menggunakan web to print kita dapat memesan produk digital printing seperti kartu
nama sesuai dengan keinginan seperti memilih desain template beserta identitas diri,
kemudian secara otomatis program di internet dapat me-layout hingga proses proof.

3
Gambar 2.
Ilustrasi printer yang terkoneksi dengan jaringan internet
http://www.pusatgratis.com/info/eprint-teknologi-printer
-masa-depan-untuk-mencetak-file-via-email.html

2. Kelemahan Cetak Digital Printing

Disamping berbagai keunggulan yang telah disampaikan di atas, digital printing juga
memiliki kelemahan yang menurut beberapa sumber dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Warna kurang konsisten jika untuk mencetak skala besar.


b. Keterbatasan penggunaan jenis kertas, karena hanya dapat mencetak hingga ukuran A3+.
c. Hanya dapat mencetak dengan gramatur kertas maksimum 270 gsm.
d. Lebih ekonomis untuk cetak skala kecil, tetapi lebih mahal bila mencetak skala besar.
e. Biaya per unit menjadi mahal bila mencetak dalam jumlah banyak.

B. Teknologi Digital Printing

Berbicara tentang teknologi dalam digital printing adalah berbicara tentang cara
bagaimana printer bekerja dalam mencetak. Prinsip kerja dari digital printing adalah file
berbasis digital ditransfer ke mesin cetak, baik melalui koneksi kabel USB ataupun wi-fi. Peran
komputer menjadi acuan dalam mengkoreksi data digital yang akan dicetak sekaligus mengatur
pengaturan oprasional mesin cetak melalui driver atau software mesin cetak. Data digital yang
diterima perangkat cetak, selanjutnya di proses menjadi kode biner sehingga terjadi reproduksi
informasi ke dalam bahasa mesin.

Mesin Cetak Proses


Data Digital Transfer Produk
Diolah Komputer Informasi Digital Cetak Cetak
Mme
Gambar 3.
Ilustrasi proses digital printing dari data digital diproses mesin cetak digital dan menjadi produk cetak

4
Adapun penggunaan mesin cetak dalam digital printing menggunakan printer dengan
jenis non impact printer, yakni jenis printer yang tidak menyentuh kertas untuk dapat
menghasilkan cetakan. Kategori jenis printer ini diantaranya meliputi: inkjet printer, laser
printer, thermal wax printers, dan thermal autochrome printers. Secara spesifik teknologi inkjet
dan laserjet merupakan teknologi mesin cetak yang lazim digunakan dalam digital printing.

1. Inkjet Printer

Inkjet printer menggunakan teknologi dor on demand, yaitu dengan cara menyemprotkan
titik-titik tinta secara langsung pada media cetak. Proses penyemprotan tinta melalui nozzle atau
lubang-lubang yang berukuran kecil, dilakukan dengan tekanan listrik tertentu supaya hasil
semprotan tinta menjadi stabil dan sesuai dengan pola yang dinginkan. Dalam proses ini
komponen cartridge. berperan menampung sekaligus mengalirkan tinta ke head atau bagian
kepala cartridge sehingga proses cetak pada media cetak dapat berlangsung. Namun karena
kapasitas penampungan tinta pada catridge terbatas, maka optimalisasi kuantitas penampungan
tinta pada jenis printer ini dilakukan dengan memodifikasi suplai tinta dengan teknik infus. Yaitu
menambah komponen tabung tinta pada bagian luar printer yang dihubungkan ke cartridge
menggunakan selang tinta berukuran kecil. Secara lebih gamblang, ilustrasi cara kerja printer
inkjet dapat disimak dalam link video https://youtu.be/CFuNd3LqsIc.

Gambar 4.
Ilustrasi teknologi dor on demand pada jenis printer InkJet
http://www.dp3project.org/webfm_send/547

5
Gambar 5.
Printer InkJet dengan sistem tinta infus
https://myhpstore.blogspot.co.id

Adapun menurut penggunaan jenis tintanya, mesin cetak digital dengan teknologi inkjet
dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok, yakni sebagai berikut:

a. Printer InkJet dengan tinta dye/pigment.

Tinta dye merupakan tinta yang berbasis air atau water base. Printer dengan jenis
tinta ini dapat ditemui pada mesin-mesin printer desktop yang biasa digunakan dikantor
atau jasa percetakan dokumen. Standar kualitas hasil cetakannya berkisar pada resolusi
300 dpi (dots per inch). Mengingat jenis tintanya bersifat cair, maka dalam proses
cetaknya terkadang perlu menunggu beberapa detik hingga hasil semprotan cukup kering,
supaya selanjutnya warna lain dapat menimpanya. Selain itu kekurangan printer dengan
tinta jenis dye mudah luntur jika terkena air atau terkena sinar UV atau matahari. Oleh
karena itu hasil cetakan dengan tinta ini perlu laminasi sebagai pelindung supaya lebih
awet. Secara spesifik penggunaan jenis kertas tertentu, dapat mengoptimalkan kualitas
hasil cetakan dari teknologi printer ini. Misalnya apabila menghendaki hasil cetak dengan
kualitas baik seperti mencetak foto, diperlukan kertas khusus seperti photo paper.

b. Printer InkJet dengan tinta solvent.

Tinta solvent merupakan tinta yang berbasis minyak atau solvent base.
Karakteristik tinta ini, lebih kuat atau awet dibandingkan tinta dye karena tahan terhadap

6
air dan sinar matahari. Penggunaannya digunakan pada printer-printer large format, yakni
untuk mencetak produk cetak seperti stiker motor, spanduk, baliho dan lain-lain. Secara
spesifik terdapat varian tinta solvent yang disebut dengan tinta ecosolvent. Varian tinta
berbasis minyak ini, digunakan untuk mencetak produk cetak dengan tingkat kehalusan
tertentu.

c. Printer InkJet dengan tinta UV.

Printer inkjet dengan tinta UV merupakan printer yang proses pengeringan


tintanya menggunakan sinar Ultra Violet. Penggunaan tinta ini merupakan
pengembangan dari kebutuhan mencetak yang lebih kuat dan cepat kering dari pada tinta
berbasis solvent. Proses pengeringan tintanya dilakukan secara langsung setelah tinta
disemprotkan melalui nozzle ke media cetak, dimana unit sinar UV menjadi satu kesatuan
dengan unit pencetak. Oleh karena itu penggunaan printer dengan tinta UV mampu
mencetak pada beragam media cetak seperti akrilik, kaca, kayu, kain, dan lain-lain.
Contoh printer Inkjet yang menggunakan tinta UV adalah jenis printer flatbed.
2. Laser Printer

Laser Printer merupakan teknologi mesin cetak yang menggunakan sinar laser dan toner
atau serbuk tinta yang dipanasi bersama media cetak supaya serbuk tinta meleleh dan menempel
pada media cetak. Mesin cetak dengan teknologi ini dapat mencetak 8-10 lembar permenit, lebih
cepat dari pada teknologi inkjet sehingga ideal digunakan dalam frekuensi mencetak jumlah
banyak. Cara kerja dari teknologi mesin cetak ini lebih komplek di banding teknologi inkjet.
Sehubungan dengan hal itu berikut ini dipaparkan proses kerjanya sebagai berikut:

a. Unit laser menyorotkan sinar pada permukaan drum photoreceptor sesuai dengan
informasi yang diperoleh dari komputer. Sehingga pada permukaan drum terdapat pola
gambar atau teks yang bermuatan listrik negatif.
b. Drum photorecertor lalu berputar melalui developer toner (tempat tinta serbuk) yang
telah diberi muatan positif. Oleh karena bermuatan positif, maka serbuk tinta hanya
melekat pada permukaan drum yang telah disinari laser atau bagian gambar/teks yang
bermuatan listrik negatif.
c. Media cetak berupa kertas dimasukan dan ikut berputar atau digiling drum. Sehingga
serbuk tinta berpindah ke kertas yang melewatinya, karena kertas telah diberi muatan

7
negatif yang lebih besar dari pada drum photoreceptor. Pemberian muatan listrik pada
kertas dilakukan oleh corona transfer.
d. Bubuk tinta yang menempel pada kertas lalu dilewatkan pada fuser (sepasang
penggulung yang memiliki tekanan dan panas tertentu) supaya bubuk tinta meleleh
sekaligus melekat pada kertas. Kertas telah menyalin gambar atau teks dan dikeluarkan di
unit output.
e. Drum photoreceptor masih berputar melawati unit cleaner dan lampu discharge. Unit
cleaner bertugas membersihkan sisa bubuk tinta toner, sementara lampu discharge
menghapus pola gambar atau teks yang telah dicetak.
f. Drum masih berputar melewati kawat corona dan sorotan sinar laser sehingga proses
cetak berlanjut untuk pencetakan berikutnya. Guna memperjelas pemahaman, lihatlah
video mekanisme printer laser pada link berikut: https://youtu.be/VeATx6zTEmc.

Gambar 6.
Mekanisme printer dengan teknologi laser dan tinta toner
Sean Smyth dalam Introduction to Digital Print (2005:53)

8
B. Ragam Penggunaan Mesin Digital Printing
Berbicara tentang teknologi digital printing tidak dapat dipisahkan dari kemampuan alat
cetaknya. Mengingat kehadiran mesin digital printing telah mendorong perkembangan
penggunaannya menjadi begitu beragam. Terlebih fleksibilitas media yang dapat dicetak
dengan teknologi ini, juga menunjukan varian kebutuhan akan produk cetak. Sehubungan
dengan hal itu, ragam penggunaan mesin digital printing menurut kebutuhan penggunaannya
dapat dijelaskan dalam beberapa poin-poin, sebagai berikut:

1. Digital Printing untuk Color Proofing dan Digital Imaging

Digital printing untuk color proofing bertujuan mensimulasi hasil keseluruhan pekerjaan
yang akan dicetak, baik itu warna maupun isi. Kebutuhan pada ranah ini diorientasikan untuk
memperoleh hasil proofing yang disesuaikan dengan warna hasil cetak dengan teknik lain seperti
cetak offset dan rotogravure. Tingkat kecermatan dan akurasi kepekaan mengontrol warna
menjadi keharusan supaya hasil cetak dapat mirip dengan target warna yang diinginkan. Hasil
cetak ini nantinya dievaluasi menurut keinginan pemesan sekaligus menjadi standar acuan
rumusan warna untuk oplah percetakan sekala besar. Upaya penyelarasan warna dalam color
proofing dilakukan melalui kalibrasi monitor agar warna pada hasil cetak sama atau mendekati
warna yang tampil pada layar monitor. Pentingnya color proofing dan kalibrasi monitor juga
dapat menghidari persoalan warna yang tampak pada layar monitor tetapi tidak tercetak, ataupun
sebaliknya warna tertentu tidak tampak di layar monitor tetapi dapat tercetak. Guna memperjelas
pemahaman tentang kalibrasi warna, video pada link https://youtu.be/NI5yLCg0gVM
menunjukan tutorial kalibrasi warna antara monitor dan printer.

Hasil capaian color proofing juga dapat bermanfaat untuk kebutuhan digital imaging seperti
mencetak foto yang membutuhkan hasil cetak berkualitas tinggi dari aspek presisi ataupun
resolusi. Guna menghasilkan hasil cetakan yang maksimal, para penyedia jasa cetak yang fokus
pada bisnis ini menggunakan printer inkjet dengan tinta dye sublim yang warnanya cerah dan
dinilai bagus digunakan untuk mencetak foto. Contoh printer yang digunakan adalah printer
Epson dengan tipe Sure Color. Printer yang seringkali bergelar best photo printer ini dipandang
unggul untuk memuncukan kualitas warna yang beragam.

9
Gambar 7.
Pengecekan kualitas warna menggunakan lop
http://www.alexpress.co.uk/services-proofing.html

2. Digital Printing untuk Indoor dan Outdoor


Penggunaan produk digital printing juga berkaitan dengan kebutuhan penempatan atau
penyajian suatu produk cetak, apakah di dalam ruangan ataukah di luar ruangan. Mengingat
kesesuaian produk digital printing dengan kebutuhan penempatannya menentukan ukuran, media
dan kualitas tinta.

a. Kebutuhan dalam ruang (indoor)


Digital printing indoor merupakan kebutuhan cetak dengan hasil cetak sebagaimana hasil
cetak kertas pada umumnya, guna di sajikan di dalam ruangan. Oleh karena disajikan dalam
jarak yang relatif dekat dengan mata, maka spesfikasinya sebagai berikut:

➢ Mutu gambar mempunyai resolusi yang cukup tinggi (hingga 1440 dpi).
➢ Menggunakan printer dengan resolusi sekitar 720 – 1440 dpi, (lazimnya berukuran
lebar antara 24inch - 60inch).
➢ Menggunakan tinta berbasis dye/pigmen dan tidak berbau, dengan daya tahan
antara 5 – 200 tahun.
➢ Jumlah tintanya 4 warna, 8 warna dan 12 warna.
➢ Contoh cetakan: brosur, leaflet, poster, peta dan lain-lain.

10
Gambar 8.
Mesin printer plotter untuk produk cetak kebutuhan indoor
http://www.cwesolutions.co.uk/hp-z6100-vs-z6200-why-upgrade/

b. Kebutuhan luar ruang (outdoor)

Digital printing outdoor adalah kebutuhan produk cetak yang menghasilkan produk cetak
untuk di tempatkan di luar ruangan. Karakteristik visual di luar ruangan mengharuskan hasil
cetak yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak jauh, sehingga kualitas gambar tidak perlu
terlalu detail ataupun tajam (bisa di bawah 72 dpi). Namun demikian, kualitas material dan
tinta perlu diotimalkan supaya tidak cepat pudar atau bahkan rusak terkena paparan sinar
matahari dan perubahan cuaca. Disamping itu, mengingat kebutuhan luar ruangan
membutuhkan media promosi yang berukuran besar, seperti baliho, maka mesin cetak yang
digunakan pun juga berukuran lebar. Mesin cetak berukuran besar ini dalam dunia
percetakan juga disebut dengan istilah plotter. Menurut ukurannya terdapat 3 jenis plotter,
yaitu: Large Format Printer (berukuran > A3–1,5 meter), Wide Format Printer (di atas 1,5 m
– 3,2 m) dan Ultra Wide Format (antara 3,2 m – 5 m). Adapun spesifikasi lainnya tentang
digital printing outdoor sebagai berikut:
a. Menggunakan tinta berbasis solvent, dengan daya tahan cetakan antara 1 – 5
tahun.
b. Mesinnya menggunakan printer resolusi sekitar 360 dpi
c. Jumlah tintanya 4 warna (CMYK)
d. Contoh cetakan: billboard, baliho, spanduk, dan lain-lain.

11
Gambar 9.
Mesin printer large format untuk kebutuhan cetak outdoor
https://merriamprint.com/large-format/

3. Digital Printing untuk Tekstil


Penggunaan mesin cetak digital untuk tekstil diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
mencetak motif atau gambar pada karakteristik media cetak berupa kain. Kriteria printer yang
digunakan mensyaratkan kemampuan cetak dengan resolusi tinggi supaya menghasilkan output
hasil cetak yang berkualitas halus. Idealnya kriteria hasil cetak untuk tekstil memiliki resolusi
720 dpi atau setara dengan hasil cetak kertas atau fotografi. Teknologi mesin cetak yang
digunakan adalah teknologi inkjet yang menyemprotkan tinta secara kontinyu ke media tekstil.
Video digital printing pada media tekstil dapat disimak pada link:
https://youtu.be/CadmC84yLbs.

Gambar 10.
Digital printing pada media kain dengan teknologi inkjet dan contoh aplikasinya pada busana
http://itpnyc.com/

12
Adapun tinta yang digunakan merupakan jenis tinta yang secara spesifik cocok untuk
media kain supaya hasil cetak awet dan sesuai dengan karakteristik bahan. Menurut jenisnya
terdapat, terdapat 3 jenis tinta yang digunakan, yakni:

a. Tinta Acid
Tinta acid digunakan untuk mencetak di atas bahan dasar protein seperti wool atau
sutra. Sehingga tinta ini tidak dapat digunakan pada kain dengan bahan dasar serat seperti
katun dan rayon, ataupun pada bahan synthetic fiber seperti polyester.

b. Tinta Reactive
Tinta reactive adalah jenis tinta yang menggunakan reaksi kimia antara tinta dengan
kain guna menghasilkan kualitas warna yang baik. Penggunaan jenis tinta ini secara spesifik
digunakan pada bahan dasar serat alami seperti katun. Keberhasilan cetak dengan tinta
reactive ditentukan oleh reaksi kimia yang menyebabkan molekul tinta kehilangan atom
chlorine dan kain kehilangan atom hydrogen. Proses pemanasan dapat mempercepat reaksi
kimia tersebut, sehingga mengakibatkan molekul tinta dan kain menyatu. Contoh produk
digital printing pada bahan katun digunakan untuk aplikasi dalam ruangan seperti
wallcovering.

c. Tinta Disperse
Tinta disperse adalah jenis tinta yang digunakan untuk mencetak di atas synthetic
fabric seperti polyester, lycra, dan rayon acetate. Karakteristik tinta disperse akan berubah
menjadi gas pada temperatur tinggi sehingga dapat menempel pada bahan syntetic fiber.
Proses perubahan tinta cair ke bentuk gas disebut sublimasi. Ada dua kategori tinta ini, yaitu
low energy dan high energy.

➢ Tinta Disperse Low Energy


Penggunaan tinta ini dilakukan dengan perantara berupa kertas transfer. Secara
spesifik digunakan pada media kain yang sudah jadi produk, seperti kaos, tas, celana dan
topi. Tinta yang telah dicetak di atas kertas transfer paper, selanjutnya dipindahkan ke
atas bahan polyester dengan bantuan tekanan panas menggunakan heat press roll. Mesin
printer DTG (direct to garment) yang dilengkapi dengan mesin heat press merupakan

13
contoh mesin cetak yang menggunakan jenis tinta ini. Penjelasan terhadap proses ini
dapat dicermati pada link video ini https://youtu.be/CTskQobzd_k

➢ Tinta Disperse High Energy


Karakteristik tinta disperse ini harus dicetak langsung di atas bahan polyester,
kemudian langsung masuk ke dalam unit pemanas agar dapat meresap dengan baik. Hasil
cetak dengan tinta ini memiliki keungulan daya tahan cuci, termasuk juga tahan terhadap
sinar matahari, sehingga sangat cocok digunakan untuk aplikasi outdoor seperti umbul-
umbul.

4. Kebutuhan Cetak pada Media Kaku


Kebutuhan mencetak untuk menghasilkan cetakan di media yang bertekstur dan kaku.
Karakteristik tinta UV yang digunakan mampu menempel di berbagai jenis media, bahkan
mampu membuat hasil cetakan seolah timbul sehingga terdapat efek cetakan yang berkarakter.
Proses kerjanya dilakukan dengan menyemprotkan tinta ke media cetak, dan ketika itu pula tinta
tersebut dikeringkan menggunakan sinar UV sehingga tinta mampu menempel media cetak.
Mesin yang digunakan disebut Flatbed dengan teknologi sinar UV. Kemampuan mesin ini
mampu mencetak di berbagai jenis bahan mulai dari yang lentur sampai yang kaku. Namun
demikian kriteria media cetak yang digunakan harus flat/rata. Seperti acrilyc, triplek, kaca,
keramik, plastik, dan lain-lain. Contoh produknya: car wrap, aquarium akrilik, neon box,
keramik lantai dan lain lain. Ilustrasi produk cetak pada segmen ini dapat dilihat pada link video
https://youtu.be/SUOPw2N31dk.

Unit Pencetak dengan


pengering Sinar UV

Media Cetak berupa


bahan Akrilik

Gambar 11.
Digital printing pada media Akrilik
https://nominoled.com.mk/wp-content/uploads/2017/12/slide04.jpg

14
5. Kebutuhan Cetak 3 Dimensi
Pesatnya perkembangan digital printing guna memenuhi kebutuhan cetak yang berwujud
dimensi, memunculkan inovasi mesin printer 3D. Kebutuhan penggunaan mesin ini digunakan
dalam pembuatan model atau prototype komponen mesin, peralatan militer, model bangunan
arsitektur, dan lain sebagainya. Cara kerja mesin ini dalam menciptakan objek 3D tercipta oleh
sejumlah layer/lapisan yang di cetak di atas setiap lapisan lainnya. Gambaran teknologinya mirip
dengan cara kerja printer inkjet, namun dalam teknologi printer 3D bahan yang digunakan untuk
mencetak adalah plastic.

Teknologinya menggunakan rapid prototyping, yaitu suatu teknologi yang mengkonversi


langsung data CAD tiga dimensi menjadi prototipe fisik. Teknologi Rapid prototyping tadi
didukung oleh teknologi Fused Deposition modelling (FDM), yang menginjeksi plastik melalui
pemanasan Nozzle supaya plastik dapat meleleh dan secara lapis demi lapis mengacu data CAD
sehingga tercipta hasil cetak fisik 3 dimensi. Secara spesifik lihat video pada link
https://youtu.be/sllzMEYuwDM untuk memahami cara kerjanya. Sementara contoh hasil produk
digital printing dapat diamati di link video berikut ini: https://youtu.be/FSu19nz7NlE.

Gambar 12.
Ilustrasi teknologi printer 3D menggunakan injeksi plastik
http://www.uni.edu/~rao/rt/major_tech.html

15
Gambar 13.
Tahap pengerjaan karya cetak dari model 3D CAD menjadi obyek fisik 3D
https://www.researchgate.net/profile/Longyu_Zhang2

D. Rambu-Rambu Persiapan Data Digital dalam Digital Printing

Persiapan desain dalam percetakan menjadi kunci keberhasilan supaya proses cetak
mudah dilakukan dan hasil cetaknya maksimal sesuai harapan. Kematangan persiapan dalam
perencanaan cetak juga menjadi panduan dalam meminimalisir kesalahan cetak yang seringkali
terjadi karena fokus para desainer teralihkan pada kualitas visual desain atau final art work.
Aspek perencanaan ini ditentukan oleh persiapan desain yang mengacu pada dasar-dasar
percetakan. Oleh karena itu berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh operator
komputer percetakan atau desainer dalam melakukan persiapan data cetak:

1. Keseuaian penggunaan aplikasi desain grafis

Gunakan aplikasi yang benar untuk layout, ilustrasi desain, dan image editing. Misalnya
adobe Ilustrator untuk membuat ilustrasi. Adobe Photoshop untuk memanipulasi gambar, koreksi
warna, dan olah gambar. Gunakan program Adobe Indesign untuk mengatur tata letak halaman
(menggabungkan elemen-elemen desain yang berupa teks, grafik, dan gambar). Sedangkan
program dari Microsoft Office (Excel dan Word) digunakan untuk menata teks. Secara spesifik
jika menggunakan file CorellDraw (Cdr), PhotoShop (Psd), InDesign (In), Adobe Illustrator (Ai)
harus dipastikan komponen seperti font dan lain lain di embeded (disertakan).

2. Pengaturan Format File

Format file desain perlu dipastikan sesuai atau mendukung dengan program yang lazim
digunakan oleh tempat percetakan. Tujuannya supaya tempat percetakan tidak kesulitan saat
bekerja dengan dengan file desain yang ingin dicetak. Mengingat teknik digital printing
bergantung pada file digital yang akan di cetak. Desain berupa file dalam bentuk vector (.cdr, .ai)
atau file bitmap (.jpg, .jpeg, .png.) dituntut memiliki resolusi tinggi.

16
Bitmap Vektor
Disebut juga gambar raster yang Gambar vektor dibuat melalui garis,
dibentuk oleh sekumpulan titik yang kurva, dan bidang secara individual
disebut dengan pixel (picture element) yang didefinisikan secara matematik.
dalam suatu grid
Kualitas gambar bergantung pada Tidak bergantung pada resolusi
banyaknya pixel, istilah tepatnya
resolution dependent. Semakin tinggi
resolusi, kualitas gambar yang
dihasilkan semakin tinggi, baik detil
maupun kepekaan warnanya

Resolusi gambar, DPI (dot per inchi) berkorelasi dengan ukuran file. Jika besaran nilai
DPI tidak seimbang dengan ukuran file, maka akan menyebabkan hasil cetak menjadi pecah atau
warnanya menyusut. Penggunaan file digital dalam teknologi digital printing memudahkan
pengoreksian gambar bila terdapat kesalahan cetak. Selain itu format file harus dipersiapkan
dalam versi sistem operasi terupdate dan menggunakan format pdf atau Image (JPG, TIFF).
Tujuannya untuk meminimalisir kesalahan cetak/print dikarenakan ada komponen yang tidak
lengkap.

Gambar 14.
Contoh gambar beresolusi tinggi (kiri) dan resolusi rendah (kanan)
http://square1creative.co.uk/the-clients-guide-image-resolution/

17
Adapaun berikut ini adalah rambu-rambu menyiapkan format file dalam percetakan
digital:

a. Mengubah semua warna menjadi CMYK. Tujuannya agar warna hasil print sesuai
dengan warna yang ada di monitor, karena mesin printer terdiri dari 4 warna yaitu
Cyan Magenta Yellow blacK (CMYK), sedangkan monitor terdiri dari warna Red
Green Blue (RGB). Perubahan dari RGB ke CMYK sering berakibat warna gambar
menjadi redup/ buram, karena model warna RGB dan CMYK mempunyai gamut
yang berbeda. Gamut adalah batasan warna yang mampu dihasilkan oleh suatu
peralatan. Penggunaan model warna file yang tidak sama dengan model warna
mesin, menyebabkan hasil cetakan terlalu gelap atau terlalu kontras sehingga hasil
cetakan terlihat tidak natural. Guna memperjelas pemahaman tentang cara mengubah
warna dari RGB ke CYMK silahkan klik video pada link
https://youtu.be/UzUcKPXHA40.

Konversi dari Warna RGB ke CYMK

Warna RGB Warna Cyan Warna Magenta Warna Yellow Warna Black

b. Ilustrasi dari Freehand dan Ilustrator disimpan dalam bentuk EPS. EPS singkatan dari
Encapsulated PostScript, adalah format file yang digunakan untuk mengirim informasi
gambar bitmap atau vektor, postscript dari satu program ke yang lain.
c. Menambahkan bleed atau bagian pinggir yang ditambahkan pada sekeliling sisi kertas
dan ditandai dengan tanda potong. Tanda potong tersebut diperlukan untuk membatasi
area yang akan dipotong ataupun dijilid. Besarnya bleed pada setiap halaman
minimum 3 mm di luar bidang desain.
d. Pengaturan ukuran file 1:1 atau actual size
e. Memastikan bahwa semua tulisan (font) dan tautan tidak ada yang hilang.

18
f. Lampirkan semua jenis font yang digunakan
g. Copy semua font yang digunakan dalam satu folder
h. Convert teks path vector atau bitmap agar tidak missingfont.
i. Simpan gambar dalam format TIFF/ JPEG max/EPS.

3. Preflight atau Pengecekan Data Digital Sebelum Output


Fungsinya untuk memeriksa struktur file dan setiap elemen file sebelum di output ke
mesin digital printing. Sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
persiapan data digital. Misalnya mengecek ada tidaknya bleed atau bagian pinggir yang
ditambahkan pada sekeliling sisi kertas dan ditandai dengan tanda potong. Tanda potong tersebut
diperlukan untuk membatasi area yang akan dipotong ataupun dijilid. Besarnya bleed pada setiap
halaman minimum 3 mm di luar bidang desain. Contoh pengecekan terhadap elemen bleed
menjadi penting karena seringkali terlewatkan karena persiapan data digital cenderung
terfokuskan pada pengoptimalan kualitas visual.

4. Pemahaman terhadap Media Cetak

a. Pemilihan jenis kertas mempengaruhi kualitas hasil cetak. Misal jika mencetak cover
buku dan isinya, maka perlu diketahui gramatur kertas, berat dan warna kertas hingga
finishing yang diinginkan.
b. Sesuaikan media/ kertas dengan tipe dan karakter mesin digital printing.
c. Sesuaikan ukuran output dengan jenis mesin digital printing yang tersedia.
d. Penggunaan gambar JPEG dengan resolusi rendah, menghasilkan hasil cetak yang
kurang optimal. Sebaliknya jika gambar JPEG beresolusi tinggi maka hasil cetak
menjadi baik.
e. Resolusi image untuk digital printing indoor 300 pixel/inch, sedangkan untuk digital
printing outdoor 72 ppi.
f. Adapun untuk produk print A3+ dianjurkan menggunakan resolusi desain 300dpi
(dot per inch). Jika dibawah itu akan menghasilkan kualitas print yang kurang bagus
(pecah/blur).
g. Penggunaan finishing perlu dikonsultasikan dengan pihak jasa digital printing agar
selaras dengan media dan fasilitas yang dimiliki oleh suplier tersebut.

19
5. Pengaturan Output Data Digital Siap Cetak

a. Persiapkan file asli (seperti file Ilustrator, Photoshop, Corell dan lain sebagainya)
sebagai cadangan data bila ada revisi hasil output yang perlu dilakukan.
b. Lampirkan image/ vektor/ font dengan lengkap, guna mempercepat proses output.
c. Memindah ke Portable Documen Format
➢ Mengekspor file ke dalam bentuk PDF dengan high resolution (sebagai halaman-
halaman tunggal dan tanda potong)
➢ Kompresi data secara maksimal tanpa mengurangi kualitas gambar.
➢ Berupa single file yang telah di-embedd gambar dan fontnya.
➢ Sebagaimana yang dipahami oleh para desainer bahwa penamaan file yang
menggunakan karakter yang tidak biasa dapat menyebabkan kegagalan pada
komputer di tempat percetakan. Maka sebaiknya penamaan file hanya
menggunakan huruf dan nomor dengan melabeli file dengan extension yang tepat.

20

Anda mungkin juga menyukai