Anda di halaman 1dari 2

Mengatasi Penyakit Paru Obstuktif Kronik Dengan Pursed Lips Breathing

Oleh : Aqshal Maulana Pahlevi (22102233)


Prodi : S1 Ilmu Keperawatan

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah peradangan pada paru- paru
yang berkembang dalam jangka panjang. PPOK sendiri disebabkan oleh kebiasaan
merokok atau menghirup asap rokok dalam jangka panjang yang dapat menyebabkan
batuk disertai mengi (wheezing) yang berkepanjangan. Wheezing merupakan bunyi
sempit bernada tinggi akibat aliran udara yang melalui saluran napas yang terjadi saat
ekspirasi. Gejala PPOK ditandai dengan sesak napas, batuk-batuk kronis, batuk
berdahak pada PPOK eksaserbasi akut terdapat gejala yang bertambah parah seperti
bertambahnya sesak napas, kadang-kadang disertai mengi, bertambahnya batuk
disertai meningkatnya sputum (dahak), sputum menjadi lebih purulen dan berubah
warna, gejala non-spesifik seperti lesu, lemas, susah tidur, mudah lelah dan depresi.
Upaya pencegahan dan mengurangi gejala yang timbul pada penderita PPOK
dapat dilakukan dengan cara pengobatan farmakologis. Pengobatan tersebut bersifat
jangka panjang. Selain pengobatan farmakologis, terdapat pengobatan non-
farmaklogi yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dan penderita itu sendiri yaitu
dengan fisioterapi yang diperoleh dari edukasi dan latihan yang telah diajarkan oleh
tenaga kesehatan. Program latihan pernapasan yang dapat diberikan pada penderita
PPOK salah satunya ialah metode Pursed Lips Breathing (PLB). Teknik tersebut
sangat mudah untuk dipraktekkan dalam keseharian oleh penderita PPOK.
PLB efektif menurunkan frekuensi pernapasan dan meningkatkan pemenuhan
oksigen dalam tubuh. Teknik tersebut dilakukan sebanyak 3 kali sehari setiap pagi,
siang, dan sore dengan waktu 6 sampai dengan 30 menit secara berturut-turut. Pada
saat inspirasi paru-paru mengembang dan diafragma akan melengkung dan bergerak
ke bawah. Otot perut akan mengalami kontraksi saat ekspirasi. Diafragma mengalami
pergerakan keatas dan membantu proses pengosongan udara dalam paru-paru,
sehingga hal ini akan membantu penderita PPOK bernafas secara lebih efesien.
Teknik pernapasan PLB memiliki banyak manfaat sebagai salah satu tindakan
non-farmakologi manajemen pernapasan dalam praktek mandiri keperawatan. Teknik
ini mampu mengurangi frekuensi pernapasan dan meningkatkan pemenuhan
oksigenasi terhadap penderita PPOK. Penuruan terjadinya dispnea juga dirasakan
setelah melakukan teknik ini secara terus-menerus. Hal ini sejalan dengan teori-teori
yang mengatakan bahwa teknik PLB dapat membantu memperbaiki frekuensi
pernapasan yang abnormal pada penderita dengan PPOK, yaitu dari pernapasan yang
dangkal dan cepat berubah menjadi pernapasan yang dalam dan lambat.
Terapi latihan pernapasan dengan teknik PLB memberikan dampak positif
terhadap penderita PPOK. Setelah mereka menggunakan terapi tersebut secara terus-
menerus yaitu dalam waktu 15 sampai dengan 30 menit sebanyak 3 kali sehari,
dampak positif yang diberikan ialah salah satunya memperbaiki proses bernapas.
Dengan demikian, penderita mampu bernapas secara normal dan oksigenisasi tubuh
dapat terpenuhi dengan baik. Teknik PLB sangat mudah untuk dilakukan dan tidak
membutuhkan tempat serta alat yang banyak. Terapi PLB dianjurkan untuk
diterapkan karena sesuai dengan artikel penelitian teknik ini efektif dan dapat
dilakukan di mana saja dan kapan saja dalam keseharian penderita.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik PLB sangat
bermanfaat bagi penderita PPOK yang mengalami sesak napas dan penurunan
oksigenisasi tubuh karena teknik tersebut mampu menurunkan frekuensi pernapasan
serta mampu mingkatkan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi penderita PPOK.
Teknik PLB ini mampu memberikan efek yang baik terhadap fungsi pernapasan
dengan melaksanakan teknik tersebut secara teratur dan terus-menerus. Teknik PLB
dapat dilakukan 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari dengan durasi 6-30 menit
untuk mendapatkan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Bakti AK. 2015. Pengaruh Pursed Lip Breathing Exercise Terhadap Penurunan
Tingkat Sesak Napas Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik (Ppok) Di Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (Bbkpm) Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai