Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No.

2, September 2017

MANAJEMEN NONFARMAKOTERAPI BAGI PASIEN PPOK


(Nonpharmacotherapy management for patient with COPD)

Maria Theresia Arie Lilyana*


Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala
Jl. Raya Kalisari Selatan no.1, Surabaya; Telp. (031) 99005299
Email: arie.lilyana8@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit


paru kronis yang ditandai dengan batuk produktif, dyspneu dan terjadi obstruksi
jalan napas yang bersifat kronis. Penatalaksanaan PPOK untuk mengurangi gejala
berupa terapi Farmakologi dan non Farmakologi seperti berhenti merokok,
rehabilitasi pulmoner serta mencegah terjadinya malnutrisi. Metode: Kajian ini
merupakan tinjauan pustaka tentang manajemen nonfarmakoterapi pada PPOK.
Hasil: Terapi nonfarmakalogi yang dapat diberikan pada kasus PPOK adalah
anjuran untuk berhenti merokok, karena merokok dapat mengganggu fungsi
pulmoner. Rehabilitasi pulmoner bertujuan mengurangi kesulitan bernapas pada
kasus PPOK. Asupan nutrisi yang adekuat bagi pasien PPOK diharapkan mampu
meningkatkan berat badan dan kekuatan otot serta kualitas hidup bagi pasien
PPOK yang mengalami malnutrisi. Rekomendasi: Manajemen nonfarmakoterapi
yang dapat diberikan pada pasien PPOK antara lain anjuran untuk berhenti
merokok, rehabilitasi pulmoner dan mencegah malnutrisi.
Kata kunci: manajemen, nonfarmakoterapi, PPOK

ABSTRACT

Introduction: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a chronic lung


disease characterized by productive cough, dyspnea and chronic airway
obstruction. Management of COPD is to reduce symptoms, and the way to
achieve it with pharmacology and non-pharmacology therapy such as quitting
smoking, pulmonary rehabilitation and prevent malnutrition. Method: This is a
literature review of nonpharmacotherapy management for COPD. Result:
Therapy that we can give to patients with COPD are to stop smoking, because
smoking can disrupt pulmonary function. Pulmonary rehabilitation aimed at
reducing breathing difficulties in cases of COPD. Adequate nutritional for COPD
patients is expected to increase muscle weight and strength and quality of life for
patients with COPD who are malnutrition. Recommendations: Non-
pharmacotherapy management that can be given to COPD patients include
recommendations for smoking cessation, pulmonary rehabilitation and prevent
malnutrition.
Keyword: Manage ment, Nonpharmacothe rapy, COPD

178
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

PENDAHULUAN yang terjadi pada individu dengan


P enyakit Paru Obstruktif PPOK menyebabkan ketiga gejala
Kronik (PPOK) merupakan penyakit tersebut semakin bertambah. PPOK
kronis yang ditandai dengan batuk yang mengalami eksaserbasi akut
produktif, dyspneu dan terjadi yang ringan belum memerlukan
obstruksi jalan napas yang bersifat perawat-an di Rumah Sakit sehingga
kronis (Rab, 2010). PPOK dapat dilakukan rawat jalan,
menyebabkan obstruksi pada saluran sedangkan eksaserbasi pada tingkat
pernapasan yang bersifat ireversibel, sedang dan berat harus
sehingga mempengaruhi aliran udara dipertimbangkan untuk dirawat di
pernapasan yang sifatnya progresif Rumah Sakit. Tujuan dari perawatan
sebagai respon peradangan yang di Rumah Sakit tersebut untuk
abnormal (Celli & MacNee, 2004). mendapatkan penatalaksanaan akibat
Pada kondisi tertentu dapat terjadi edema mukosa, peradangan dan
perburukan pada fungsi pernapasan bronkokonstriksi jalan napas saat
dan menyebabkan terjadinya gagal eksaserbasi terjadi (Djojodibroto,
napas (Rab, 2010). 2009).

Survey Kesehatan Rumah BAHAN DAN METODE


Tangga (SKRT) dari Departemen Kajian ini merupakan
Kesehatan Republik Indonesia pada tinjauan pustaka tentang manajemen
tahun 1992 menunjukkan angka nonfarmakoterapi yang diambil dari
kematian karena asma, bronchitis beberapa sumber. Refensi kajian ini
dan emfisema menduduki peringkat diperoleh dari buku ajar penyakit
ke-6 dari 10 penyebab tersering paru, jurnal penelitian baik dalam
kematian di Indonesia. Penyebab negeri maupun luar negeri, buku
peningkatan jumlah kejadian PPOK pedoman diagnosis dan penata-
di masyarakat adalah: kebiasaan laksanaaan penyakit paru dari
mero-kok yang masih tinggi, perhimpunan dokter paru Indonesia.
meningkat-nya usia rata-rata
penduduk dari 54 tahun pada tahun Tujuan penulisan ini adalah
1960an menjadi 63 tahun pada tahun memaparkan manajemen nonfarma-
1990an, industrialisasi serta polusi koterapi yang dapat dilaksanakan
udara di kota besar, lokasi industri pada pasien PPOK. Manajemen
dan pertambangan (Pedoman nonfarmakoterapi dalam kajian ini
Diagnosis dan Penatalaksanaan adalah tentang diet, anjuran untuk
PPOK di Indonesia, 2003). berhenti merokok serta rehabilitasi
pulmoner. Tujuan penulisan ini akan
Individu yang terdiagnosis dilakukan analisis deskriptif sebagai
PPOK, dalam keadaan normal telah metode penulisannya.
berada dalam kondisi dyspneu,
berdahak dan batuk. Eksaserbasi akut

179
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

HASIL PEMBAHASAN
Tujuan penatalaksanaan Davidson dan Currow, 2010
PPOK adalah mengurangi gejala memberikan manajemen pada kasus
akibat edema mukosa, peradangan PPOK dengan dyspneu yang
dan bronkokonstriksi jalan napas. berulang melalui intervensi non
Penatalaksanaan tersebut diharapkan farmakologi berupa: melakukan
mampu memperlambat progresifitas strategi untuk meminimalkan
perburukan pada fungsi pernapasan kecemasan; dukungan secara umum
serta kemampuan dalam melakukan dengan cara meningkatkan status
toleransi terhadap aktifitas mening- nutrisi; memberikan posisi untuk
kat (Djojodibroto, 2009). Penata- meningkatkan ventilasi dengan posisi
laksanaan PPOK untuk mengurangi duduk atau condong ke depan; teknik
gejala berupa terapi Farmakologi dan konservasi energi dengan
non Farmakologi. meminimalkan aktivitas harian;
tekhnik relaksasi dengan cara guided
Penatalaksanaan imagery dan progressive muscle
farmakoterapi pada PPOK antara relaxation; breathing training
lain: bronkodilator golongan beta-2 dengan cara pursed lips breathing
agonis atau anti-kolinergik; teofilin dan diaphragmatic breathing; teknik
yang berfungsi meningkatkan faal konseling seperti terapi mindfullnes;
paru serta mengurangi keletihan; pemberian udara dingin yang
kortikosteroid serta antibiotika mengalir dengan mempergunakan
diberikan apabila mengalami infeksi kipas angin; non-invasif ventilasi;
(Rab, 2010). Pemberian akupunktur atau akupresur; masase
farmakoterapi pada kasus PPOK yang bermanfaat bagi relaksasi dan
bermanfaat untuk: mengu-rangi postur pasien
gejala klinis, memperbaiki faal paru,
mengurangi frekuensi dan lamanya Terapi nonfarmakalogi yang
eksaserbasi serta memper-baiki dapat diberikan pada kasus PPOK
kualitas hidup, namun tidaklah adalah anjuran untuk berhenti
menyembuhkan penyakit karena merokok. Merokok berpengaruh
bronkokonstriksi yang terjadi pada terhadap perkembangan PPOK,
PPOK bersifat ireversibel. Terapi karena merokok dapat mengganggu
nonfarmakologi yang diberikan pada fungsi pulmoner. Perilaku merokok
pasien PPOK antara lain: berhenti selama memasuki masa usia remaja
merokok, latihan dan rehabilitasi dapat menghambat fungsi ekspansi
paru berupa latihan fisik dan latihan paru yang normal dan forced
napas khusus serta bantuan psikis, expiratory volume (FEV) pada menit
dan asupan nutrisi yang adekuat pertama. Perilaku merokok dengan
(Djojodibroto, 2009).. bertambahnya usia mampu
mempengaruhi FEV menit pertama
serta FEV menit 1 dari paru setiap

180
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

tahunnya pada usia dewasa (Jimenez- pernapasan, mengurangi kelelahan


Ruiz et al, 2015). ekstremitas bawah serta memper-
baiki aliran darah seluruh tubuh
Rehabilitasi Pulmoner yang (Basso-Vanelli et al, 2016).
umumnya dilaksanakan pada kasus Malnutrisi pada pasien PPOK
PPOK adalah breathing control berhubungan dengan cachexia,
exercise dan respiratory muscle sarcopenia, penurunan berat badan
training. Rehabilitasi pulmoner baik yang dapat menyebabkan
breathing control exercise dan perburukan fungsi paru, penurunan
respiratory muscle training berbeda kapasitas latihan, serta peningkatan
pada pendekatan terapeutik, fokus resiko eksaserbasi (Hsieh, et al,
serta tujuan dalam mengurangi 2016). Asupan nutrisi yang adekuat
kesulitan bernapas pada kasus bagi pasien PPOK diharapkan
PPOK. Rehabilitasi pulmoner pada mampu meningkatkan berat badan
pasien dengan PPOK mampu dan kekuatan otot serta kualitas
mengurangi penurunan kemampuan hidup bagi pasien PPOK yang
serta memperbaiki ketahanan otot mengalami malnutrisi. Malnutrisi
akibat disfungsi otot yang dapat terjadi pada pasien PPOK
disebabkan oleh hiperinflasi paru karena: kurangnya energi akibat
pasien PPOK.(Borge, 2014) penurunan asupan nutrisi karena
hilangnya selera makan yang
Breathing Control Exercise berhubungan dengan keterbatasan
(BCE) terdiri dari diaphragmatic aktivitas fisik secara umum, atau
breathing (DB), pursed-lips serangan sesak saat makan
breathing (PLB), relaxation berkontribusi terhadap malnutrisi;
techniques (RT), dan body position meningkatnya kebutuhan energi
exercise (BPE). Manfaat dari akibat peningkatan usaha bernapas
breathing exercise adalah: yang berkontribusi terhadap mal-
menurunkan usaha bernapas dan nutrisi; faktor inflamasi ternyata juga
membantu relaksasi melalui teknik berkontribusi terhadap kehilangan
napas dalam, sehingga memperbaiki berat badan (Rawal & Yadav, 2015)
pola napas melalui penurunan
frekwensi bernapas serta mengurangi SIMPULAN DAN SARAN
kesulitan bernapas. Respiratory Manajemen
Muscle Training (RMT) terdiri dari nonfarmakoterapi yang dapat
Expiratory Muscle Training (EMT) diberikan pada pasien PPOK antara
dan Inspiratory Muscle Training lain anjuran untuk berhenti merokok,
(IMT). Expiratory Muscle Training rehabilitasi pulmoner dan mencegah
(EMT) umumnya dilakukan secara malnutrisi.
bersamaan dengan breathing
exercise lainnya. Manfaat dari IMT
untuk memperbaiki kelemahan otot

181
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

KEPUSTAKAAN supplementation in patient with


Basso-Vanelli, Renata P., Valeria A chronic obstructive pulmonary
Pires di Lorenzo, Ivana G Labadessa, disease. Journal of the Formosan
Eloisa M G Reguiero, Mauricio Medical Association. diunduh di:
Jamami, Evelim LVD Gomes Dirceu http://dx.doi.org/10.1016/j.jfma.2015
Costa. (2016). Effects of Inspiratory .10.008
Muscle Training and Calisthenics-
and-Breathing Exercises in COPD Perhimpunan Dokter Paru
With and Without Respiratory Indonesia. (2003). Penyakit Paru
Muscle Weakness. Respiratory Care Obstruktif Kronik (PPOK): Pedoman
Journal vol 61 no 1 hal. 50-60. diagnosis dan penatalaksanaan di
diunduh di DOI: https://doi.org / Indonesia. Diunduh di: http://www.
10.4187/respcare.03947 klikpdpi.com.

Borge, Christine Raheim, Kare Rab, Tabrani. (2010). Ilmu penyakit


Birger Hagen, Anne Marit paru. Jakarta: Trans Info Media.
Mengshoel, Ernst omenaas, Torbjorn
Moum, Astrid Klopstad Wahl. Rawal, Gautam., Sankalp Yudaf.
(2014). Effect of controlled breathing (2015). Nutrition in chronic
and respiratory muscle training in obstructive pulmonary disease: a
people with chronic obstructive Review. Journal of Translational
pulmonary disease: result from Internal-Medicine. diunduh di DOI:
evaluating the quality of evidence in 1Q.1515/jtim-2015-0021
systematic review. BMC Pulmonary
Medicine. diunduh di: http://www. Jimenez-Ruiz, Carlos A., Stefan
biomed-central.com/1471-2466/14/ Andreas, Keir A Lewis, Phillip A.
184 Tonnesen, C.P Van Schyak, Peter
Hojek, Selena Tonstead, Bertrand
Celli, B.R., MacNee, W. (2004). Dautzen-berg, Monica Fletcher,
Standards for Diagnosis and Sarah Masefield, Pipa Powell,
Treatment of Patients with COPD: a Thomas Hering, Stefano Nardini,
Summary of the ATS/ERS position Thomy Tonia, Christina Gratziou.
paper. European Respiratory Journal (2015). Statement on smoking
2004; 23: 932-946. Diunduh di DOI: cessation in COPD and other
10.1183/ 09031936.04.00014303 pulmonary diseases and in smokers
with comorbidities who find it
Djojodibroto, R. Darmanto. (2009). difficult to quit. European Respira-
Respirologi (Respiratory Medicine). tory Journal. diunduh di DOI:
Jakarta: EGC 10.1183/ 09031936.00092614

Hsieh, Meng-Jer, Tsung-Ming Yang,


Ying-Huang Tsai. (2015). Nutritional

182

Anda mungkin juga menyukai